Anda di halaman 1dari 4

SISTEM KOMUNIKASI INTRAPERSONAL DAN MEMORI

Tahap paling awal dalam penerimaan informasi ialah sensasi.Sensasi berasal dari
kata sense, artinya alat penginderaan
.Apapun definisi sensasi, fungsi alat indera dalam menerima informasi dari
lingkungan sangat penting. Melalui alat indera manusia dapat memahami kualitas fisik
lingkungannya. Lebih dari itu,
Kita mengenal lima alat indera atau panca indera. Psikologi menyebut sembilan
(bahkan ada yang menyebut sebelas) alat indera: penglihatan, pendengaran, kinestesis,
vestibular, perabaan , temperatur, rasa sakit, perasa, dan penciuman. Kita dapat
mengelompokannya pada tiga macam indera penerima, sesuai dengan sumber informasi.
Sumber informasi bisa berasal dari luar (eksternal) atau dari dalam diri individu sendiri
(internal). Informasi dari luar di indera oleh eksteroseptor (misalnya, telinga atau mata).
Informasi dari dalam di indera oleh interoseptor (misalnya, system peredaran darah).
Selain itu, gerakan tubuh kita sendiri di indera oleh proprioseptor (misalnya, organ
vestibular).
Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli)
hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi.
Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi
tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori (Desiderato, 1976:129).Persepsi,
seperti juga sensasi, ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional.
Perhatian adalah proses mental ketika stikuli atau rangkaian stimuli atau
rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah
Faktor Eksternal Penarikan Perhatian
Factor situasional terkadang disebut sebagai determinan perhatian yang bersifat
eksternal atau penarikan (attention getter). Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifatsifat yang menonjol, antara lain:
Gerakan. .
Intensitas Stimuli..
Kebaruan (Novelty). .
Perulangan.
Faktor Internal Penaruh Perhatian
Faktor-faktor Biologis.
Faktor-faktor Sosiopsokologis.

1)
2)
3)
4)

Dalam komunikasi intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam


mempengaruhi baik persepsimaupun berpikir.Mempelajari memori membawa kita pada
psikologi kognitif. Robert T. Craig (1979) bahkan meminta ahli komunikasi agar
mendalami psikologi kognitif dalam upaya menemukan cara-cara baru dalam
menganalisa pesan dan pengolahan pesan. Sumbangan paling besar dari psikologi
kognitif adalah menyingkap tabir memori.
Secara singkat, memori melewati tiga proses: perekaman, penyimpanan, dan
pemanggilan. Perekaman (disebut encoding) adalah pencacatan informasi melalui
reseptor indera dan sirkit saraf internal. Penyimpanan (stirage) adalah menentukan
berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa dan dimana.
Penyimpanan bias aktif atau pasif. Kita menyimpan secara aktif, bila kita menmbahkan
informasi tambahan. Mungkin sacara pasif terjadi tanpa penambahan. Pemanggilan
(retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah menggunakan informasi
yang disimpan (Mussen dan Resenzweig, 1973:499).
Pemanggilan kembali dilakukan dengan empat cara:
Pengingat (Recall). Pengingatan adalah proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta
dan informasi secara verbatim (kata demi kata), tanpa petunjuk yang jelas.
Pengenalan (recognition). Agak sukar untuk mengingat kembali sejumlah fakta, lebih
mudah mengenalnya kembali. .
Belajar lagi (Relearning). Menguasai kembali pelajaran yang sudah pernah kita peroleh
termasuk pekerjaan memori. .
Redintegrasi (Redintegration). Redintegrasi ialah merekonstruksi seluruh masa lalu dari
satu petunjuk memori kecil.
Ada tiga teori yang menjelaskan memori: teori aus, teori interferensi, dan teori
pengolahan informasi.

Teori Aus (Disuse Theory)


Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot,
memori kita baru kuat, bila dilatih terus-menerus. William James, juga Benton J.
Underwood membuktikan dengan eksperimen, bahwa the more memorizing one does,
the poorer ones ability to memorize- makin sering mengingat, makin jelek kemampuan
mengingat (Hunt, 1982:94). Lagipula, tidak selalu waktu mengauskan memori. Sering
terjadi, kita masih ingat pada peristiwa puluhan tahun yang lalu, tetapi lupa kejadian
seminggu yang lewat.

Teori Interferensi (Interference Theory)


Menurut teori ini, teori merupakan meja lilin atau kanvas. Pengalaman adalah
lukisan pada meja lilin atau kanvas itu. Katakanlah, pada kanvas itu sudah terlukis
hukum relativitas. Segera setelah itu, anda mencoca merekam hukum medan gabungan.
Yang kedua akan menyebabkan terhapusnya rekaman yang pertama atau
mengaburkannya. Ini disebut interferensi. Misalkan, anda menghafal menghafal dalam
kamus bahasa inggris-indonesia. Anda berhsail. Terus kehalamn dua berhasil juga. Tetapi
yang diingat pada halaman pertama berkurang. Ini disebut inhibisi retroaktif (hambatan
kebelakang.
Masih ada satu hambatan lagi- walaupun tidak tepat masuk teori interferensi.
Disebut hambatan motivasional. Psikolog klinik membuktikan bahwa peristiwa-peristiwa
yang melukai hati kita cenderung dilupakan. Freud mengasali lupa pada proses represi
yang berkaitan dengan cemas atau ketakutan. Sebalikya, sesuatu yang penting menurut
kita, yang memenuhi kebutuhan kita, akan mudah kita ingat. Sekali lagi, ini pengaruh
faktor personal dalam memori.

Teori Pengolahan Informasi (Information Processing Theory)


Secara singkat, teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada
sensory storage (gudang inderawi), kemudian masuk short-term memory (STM, memori
jangka pendek); lalu dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan kedalam long-term
memory (LTM, memori jangka panjang). Otak manusia dianalogikan dengan computer.
Sensory Storage
Lebih
merupakan
proses
perseptual
daripada
memori.
Ada dua macam memori: memori ikonis untuk materi yang kita peroleh secara visual, dan
memori ekosis untuk materi yang masuk secara auditif (melalui pendengaran).
Penyimpanan disini berlangsung cepat, hanya berlangsung sepersepuluh sampai
seperempat detik. Sensory storage-lah yang menyebabkan kita melihat rangkaian gambar
seperti bergerak, ketika kita menoton film.
Bila informasi ini berhasil ini di pertahankan pada STM, ia akan masuk LTM.
Inilah umumnya kita kenal sebagai ingatan. LTM meliputi periode penyimpanan
informasi sejak semenit sampai seumur hidup. Seperti disebut diatas, kita dapat
memasukkan informasi dari STM ke LTM dengan chunking (membagi menjadi beberapa
chunk), rehearsals (mengaktifkan STM untuk waktu yang lama dengan mengulang-

ulangnya), chustering (mengelompokkan dalam konsep-konsep, seperti memasukkan


elang, perkutut, dan jalak pada kelompok burung), atau method of loci
(memvisualisasikan dalam benak kita materi yang harus kita ingat). Kita tidak bermaksud
menguraikan strategi mengingat itu secara terperinci. Kita disini hanya ingin
menunjukkan mekanisme kerja memori dalam menerima, mengolah, dan menyimpan
informasi.
Prose keempat yang mempengaruhi penafsiran kita terhadap stimuli adalah
berpikir. Dalam berpikir kita melibat semua proses yang kita sebut dimuka: sensai,
persepsi, dan memori.
Secara garis besar ada dua macam berpikir: berpikir autistic dan berpikir realistic.
Yang pertama mungkin lebih tepat disebut melamun. Fantasi, menghayal, wishful
thinking, adalah contoh-contohnya. Dengan berpikir autistic orang melarikan diri dari
kenyataan, dan melihat hidup sebagai gambar-gambar fantastis. Berpikir realistic, disebut
juga nalar (reasoning), ialah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia
nyata. Floyd L. Ruch menyebut tiga macam berpikir realistic: deduktif, induktif,
evaluative (Ruch, 1997:336).
Berpikir deduktif, ialah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan; yang
pertama merupakan pernyataan umum. Dalam logika, ini disebut silogisme.
Berpikir Induktif, sebaliknya, dimulai dari hal-hal yang khusus kemudian
mengambil kesimpulan umum: kita melakukan generalisasi. .
Berpikir Evaluatif, ialah berpikir kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau
tidaknya suatu gagasan. Dalam berpikir evaluatif, kita tidak menambah atau mengurangi
gagasan. Kita menilanya menurut criteria tertentu.
Menurut perkembangan mutakhir psikologi kognitif, manusia lebih sering
berpikir tidak logis daripada berpikir logis seperti berpikir deduktif.

Anda mungkin juga menyukai