Anda di halaman 1dari 6

PENGOLAHAN SOFTWARE METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY

KONFIGURASI WENNER ALPHA


Irfan Mustawa Hidayat
115.100.029
Jurusan Teknik Geofisika, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
Jalan SWK 104 Condongcatur Yogyakarta
irfanafriday@gmail.com

INTISARI
Geolistrik adalah suatu metode geofisika untuk mengidentifikasi kondisi bawah permukaan bumi
yang memanfaatkan kelistrikan bumi. Pengukuran meliputi pengukuran potensial, arus, dan medan
elektromagnetik baik secara alamiah maupun menggunakan bantuan injeksi untuk mendapatkannya.
Dalam pengukuran atau yang sering disebut akuisisi data terdapat bermacam-macam konfigurasi
dalam geolistrik. Konfigurasi merupakan susunan elektrode arus dan potensial dalam survey
geolistrik. Konfigurasi yang dimiliki geolistrik yaitu konfigurasi wenner, konfigurasi dipole-dipole,
konfigurasi pole-pole, konfigurasi schlumberger. Praktikum ini dilakukan pada ruang REP UPN
Veteran Yogyakarta dengan menggunakan metode resistivity konfigurasi wenner dihasilkan range
nilai apparent resistivity sebesar 51,75 sampai 755,5. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka
penampang nilai apparent resistivity digolongkan menjadi 4 warna berdasarkan kuat atau besarnya
resistivitas, Resistivitas rendah memiliki range nilai resistivitas antara 5,45 m sampai 21,7 m.
resistivitas sedang bernilai antara 21,7 m dengan 86,8 m. Resistivitas tinggi mempunyai nilai
antara 173 m sampai 347 m. resistivitas sangat tinggi memiliki nilai resistivitas antara 347 m
sampai 755,5 m.
Kanta Kunci : Geolistrik, Konfigurasi Wenner, Resistivity
1. PENDAHAHULUAN
Perubahan zaman akan semakin
membuat manusia bergantung terhadap
teknologi, bermacam macam teknologi
berkembang untuk menganalisis keadaan
bawah
permukaan.
Metode
geofisika
memanfaatkan prinsip prinsip fisika untuk
menggambarkan pola dibawah permukaan
bumi. Salah satunya ialah metode geolistrik.
Geolistrik adalah suatu metode
geofisika untuk mengidentifikasi kondisi
bawah permukaan bumi yang memanfaatkan
kelistrikan bumi. Pengukuran meliputi
pengukuran potensial, arus, dan medan
elektromagnetik baik secara alamiah maupun
menggunakan
bantuan
injeksi
untuk
mendapatkannya.
Dalam pengukuran atau yang sering
disebut akuisisi data terdapat bermacammacam
konfigurasi
dalam
geolistrik.
Konfigurasi merupakan susunan electrode arus
dan potensial dalam survey geolistrik.
Konfigurasi yang dimiliki geolistrik yaitu

konfigurasi wenner, konfigurasi dipole-dipole,


konfigurasi
pole-pole,
konfigurasi
schlumberger. Dalam praktikum kali ini akan
membahas konfigurasi Wenner, konfigurasi
wenner biasanya digunakan untuk mapping
horizontal dengan hasil akhir hanya diperoleh
profil secara mendatar.
Penyelidikan

resistivitas

dilakukan

atas dasar sifat fisika batuan terhadap arus


listrik, dimana setiap batuan yang berbeda
akan mempunyai harga tahanan jenis yang
berbeda pula. Hal ini tergantung pada beberapa
faktor, diantaranya umur batuan, kandungan
elektrolit, kepadatan batuan, jumlah mineral
yang dikandungnya, porositas, permeabilitas
dan

lain

resistivitas

sebagainya.
dilakukan

Metode

Geolistrik

dengan

cara

menginjeksikan arus listrik ke permukaan

bumi yang kemudian diukur beda potensial


diantara dua buah elektrode potensial. Pada
keadaan

tertentu,

pengukuran

Beda potensial yang terjadi pada dituliskan


sebagai berikut:

bawah

permukaan dengan arus yang tetap akan


diperoleh suatu variasi beda tegangan yang
berakibat akan terdapat variasi resistansi yang
akan

membawa

suatu

informasi

tentang

struktur dan material yang dilewatinya. Prinsip


ini sama halnya dengan menganggap bahwa
material bumi memiliki sifat resistif atau
seperti perilaku resistor, dimana materialmaterialnya

memiliki

kemampuan

yang

berbeda dalam menghantarkan arus listrik.


Terdapat banyak aturan penempatan
elektrode

(konfigurasi

elektrode)

yang

digunakan dalam metode resistivitas. Beberapa

2. METODELOGI
Praktikum Geolistrik Konfigurasi Wenner
dilakukan pada ruang REP UPN Veteran
Yogyakarta. Pada Tanggal 19 September 2012.
Dimulai dari pukul 13:00 sampai dengan 14:30
WIB.

konfigurasi elektrode pada penerapan metode


resistivitas diantaranya adalah konfigurasi
Wenner,

konfigurasi

Schlumberger

dan

konfigurasi Dipole-dipole.

Diagram Alir

Gambar 1.1. Konfigurasi Wenner.

Dalam hal ini, elektrode arus dan elektrode


potensial mempunyai jarak yang sama yaitu
C1P1= P1P2 = P2 C2 = a. Jadi jarak antar
elektrode arus adalah tiga kali jarak antar
elektrode potensial.

Gambar 2.1 Diagram alir

Dalam pengolahan data konfigurasi


wenner ini dilakukan secara manual dan
software, langkah awal yang dilakukan adalah
dengan membagi nilai potensial dengan nilai
arus yang kemudian didapatkan nilai R.

selanjutnya menghitung nilai k dengan rumus


2 dikalikan dengan spasi (a). Setelah nilai K
didapat lalu menghitung nilai Dp dengan cara
jarak P2 dikurangi dengan Jarak P1 lalu dibagi
2 dan ditambah P1. Hal selanjutnya yaitu
dengan menghitung kedalaman (z) dengan cara
mengkalikan dengan 0,519. Langkah terahir
akan didapatkan nilai resistivitas dengan cara
mengkalikan nilai K dan R.
Langkah selanjutnya adalah menyusun
data tersebut kedalam excel, data yang disusun
adalah nama penampang, spasi terkecil, kode
wenner, jumlah data point, lokasi mid point,
kode resistivity, datum point seluruh data, Rho,
jumlah data topografi, dan lintasan. Kemudian
data tersebut diolah menggunakan surfer yang

disimpan dalam ekstensi *.dat lalu pengolahan


dlaam software res2dinv dilakukan secara
bertahap. Dimulai dengan membuka file *.dat
tadi kemudian melakukan change setting
sehingga data siap dilakukan langkah
inversion.
Least
squares
inversion
menggunakan 5, sehingga akan didapat 5
iterasi. Setelah itu show inversion akan didapat
3 peta yaitu peta apparent resistivity,
calculated resistivity dan true resistivity.
langah selanjutnya menampilkan peta tersebut
include topografi, pilih iterasi yang mendekati
nilai maksimum resistivity pada perhitungan
sebelumnya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang telah diolah baik secara


manual maupun menggunakan bantuan
software akan didapatkan suatu penampang
yang mempresentasikan nilai Resistivity
seperti gambar diatas. Pada gambar tersebut
terdapat 4 penampang yaitu penampang
pertama merupakan apparent resistivity yaitu
penampang yang belum ada campur tangan
parameter
apapun.
Penampang
kedua

merupakan calculated resistivity yaitu


penampang
yang
sudah
menggunaka
parameter least square. Penampang yang
ketiga merupakan true resistivity, ini
merupakan
penampang
yang
sudah
menggunakan iterasi dan penampang yang
terakhir
true
resistiviy
yang
sudah
menggunakan topografi.

Data yang akan dibahas yaitu peta


topografi yang sudah mempunyai parameter
topografi. Range data yang terdapat pada
penampang tersebut mempunyai kisaran nilai
resistivitas sebesar 51,75m sampai 755,5m.
Berdasarkan penampang resistivitas diatas,
besarnya nilai resistivitas dibagi menjadi 4
gradien warna yang mewakili nilai resistivitas.
Resistivitas rendah ditandai oleh warna biru
tua sampai biru muda yang memiliki range
nilai resistivitas antara 5,45 m sampai 21,7
m. resistivitas sedang digambarkan oleh
penampang berwarna hijau muda sampai
dengan warna hijau tua dengan range nilai
resistivitas antara 21,7 m dengan 86,8 m.
Resistivitas tinggi ditandai oleh warna kuning
sampai warna coklat dengan range nilai
resistivitas antara 173 m sampai 347 m,
dan resistivitas sangat tinggi ditunjukkan oleh
warna merah sampai ungu dengan range nilai
resistivitas antara 347 m sampai 755,5 m.

Berdasarkan
penampang,
dapat
dijelaskan bahwa resistivitas rendah yang
ditandai dengan warna biru terdapat pada
Depth Point (DP) 90 m sampai dengan 135 m
dengan kedalaman 10 m sampai dengan 25 m.
Resistivitas sedang yang ditandai dengan hijau
terdapat pada Depth Point 90 m sampai dengan
175 m dan kedalaman 7 m sampai dengan 25
m. Resistivitas tinggi yang ditandai dengan
warna kuning sampai dengan coklat tersebar di
sepanjang DP dan kedalaman. Resistivitas
sangat tinggi yang ditandai dengan warna
merah sampai dengan ungu mendominasi
pada dua sisi, sisi kiri terdapat pada DP 25m
sampai dengan 85 m, dengan kedalaman 0 m
sampai dengan 22,5 m. Selanjutnya terdapat
pada sisi kanan dengan DP 190 m sampai
dengan 250 m di kedalaman 5 m sampai
dengan 25 m.

4. KESIMPULAN
Setelah
dilakukan
pengolahan
data
menggunakan software maka didapatkan hasil
kesimpulan bahwa didapatkan nilai resistivitas
pada penampang tersebut berada pada range
51,75 sampai 755,5. Berdasarkan hasil
yang diperoleh maka penampang nilai
resistivitas digolongkan menjadi 4 warna
berdasarkan kuat atau besarnya resistivitas,
Resistivitas rendah memiliki range nilai
resistivitas antara 5,45 m sampai 21,7 m.
resistivitas sedang bernilai antara 21,7 m
dengan 86,8 m. Resistivitas tinggi
mempunyai nilai antara 173 m sampai 347
m. resistivitas sangat tinggi memiliki nilai
resistivitas antara 347 m sampai 755,5 m.
5. DAFTAR PUSTAKA

Laboratorium Geofisika Eksplorasi. Buku


Panduan Praktikum Geolistrik, Laboratorium
Geofisika
Eksplorasi,
Jurusan
Teknik
Geofisika, Fakultas Teknologi Mineral,
Universitas Pembangunan nasional Veteran
Yogyakarta. 2012.
Trisusanto Setiawan, (2012). Metode
Geolistrik Resistivitas

(http://trisusantosetiawan.wordpress.
com/2011/01/04/metode-geolistrikresistivitas/)

Mumpuni Pribadi, (2011). Paper Metode


Tahanan Jenis Konfigurasi Wenner. Bandung:
Institut
Teknologi
Bandung.
(http://blogs.nicedaysblue.web.id/ekfis/
%5BKonfigurasi%20Wenner%5DPribadi
%20Adhi%2010208069.pdf)

Anda mungkin juga menyukai