Perlu kau tahu bahwa sebenarnya Kebetulan adalah skenario Tuhan yang telah disiapkan Yang tanpa diketahui oleh siapapun Pertemuan kami berawal di sebuah gedung resmi Universitas Negeri, hmm..... Awalnya memang hanya sebuah perdudukan ribuan onggok manusia yang akan diresmikan menjadi kaum intelek. Sangat kebetulan mungkin, basis fakultas dia berbeda jauh denganku yang harusnya kursi kami pun berjarak jauh, bahkan mungkin harusnya sangat jauh, namun entah alasanya aku terpaksa terduduk dibarisanya bahkan tepat berada dibelakangnya. Tik....tok...tik...tok... hai, dari mana mbak satu kalimat pertama yang ia susuhkan padaku. Cilacap jawabku wah kebetulan sautnya untuku Perbincangan hangatpun terus berlanjut hingga keesokan harinya dan terus berlanjut hingga beberapa bulan kedepan.
Izinkan aku mencintaimu tanpa harus bersuara
Karena aku tak dapat melukisnya dalam kata Biarlah doaku bercerita Kepada-NYA Kedekatan kami yang terus berlanjut itu membuatku sungguh memiliki perasaan nyaman berada didekatnya. Akan tetapi, kedekatan kami berakhir karena sebuah kesibukan. Namun semuanya tak ingin kuakhiri begitu saja, perasaan ini sungguh mendorongku untuk memulai komunikasi lagi dengannya. Karena aku tak tahu bagaimana melawan resah dan rindu