Anda di halaman 1dari 4
FARMASAINS Vol 2 No. 3, April 2014 — ‘STUDI KEMOTAKSONOMIK BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) DENGAN MARKER DMDD YANG DIISOLASI DARI AKAR BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola L.) Chemotaxonomic Study of Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Using DMDD Marker Isolated From Belimbing Manis (Averrhoa carambola L.) roots Kintoko Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Naskah diterima tanggal 8 April 2014 ABSTRACT The DMDD compound isolated from Averrhoa carambola roots is a cyclohexadienedione derivative. Taxonomically, Averrhoa bilimbi and Averrhoa carambola have kinship at the level of genus (Averrhoa). Chemotaxonomic analysis enables similarity of chemical structure diversity between Averrhoa bilimbi and Averrhoa carambola due to similarity of genus. This study aims at proving chemotaxonomy on Averrhoa bilimbi with ‘chemotaxonomic marker of DMDD. The roots, stems, flowers, leaves, stalks and fruits ‘of Averrhoa bilimbi were dried, milled and extracted by 80% ethanol. Then, extract was fractionated by hexane and identified by TLC using stationary phase as gel silica GF, , and mobile phase [hexane-acetic ethyl (5:1)] and DMDD as marker. After eluted, ‘spots were observed under visible, UV,,, ad UV ._light. Results showed that the kind of part of Averrhoa bilimbi plant did not contain spot with the same colour and Rf ‘compared to DMDD marker from Averrhoa carambola roots. In conclusion, Averrhoa bilimbi did not contain DMDD. Chemotaxonomic study has proven there is no chemosystematic kinship of DMDD compound between Averrhoa bilimbi and Averrhoa carambola. Keywords: Averrhoa bilimbi; DMDD; Chemotaxonomy; Cyclohexadienedione ABSTRAK Senyawa DMDD yang diisolasi dari akar Averrhoa carambola merupakan turunan sikioheksadiendion. Secara taksonomi, Averrhoa bilimbi dan Averrhoa carambola mempunyai kekerabatan pada tingkatan marga (Averrhoa). Analisis kemosistematik memungkinkan kemiripan diversitas struktur kimia antara Averrhoa bilimbi dengan Averrhoa carambola oleh sebab kesamaan genus. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kemotaksonomi Averrhoa bilimbi dengan marker kemotaksonomi senyawa DMDD dari Averrhoa carambola, Akar, batang, bunga, daun, tangkai dan buah Averrhoa bilimbi dikeringkan, digiling dan diekstrak dengan etanol 80%. Kemudian, ekstrak difraksinasi menggunakan heksan dan diidentifikasi kandungan sikloheksadiendion menggunakan KLT dengan fase diam (silika gel GF.,,), fase gerak [heksan-etil asetat (6:1)], dan marker DMDD. Setelah dielusi, spot diobservasi di bawah cahaya tampak, UV,,, dan UVyg,. Hasil menunjukkan bahwa berbagai bagian tanaman Averthoa bilimbi tidak mengandung spot dengan warna dan Rf yang sama dibandingkan marker DMDD dari akar Averrhoa carambola. Kesimpulannya, Averrhoa bilimbi tidak mengandung senyawa DMDD. Studi kemotaksonomik membuktikan tidak adanya hubungan kekerabatan kemosistematik senyawa DMDD antara Averrhoa bilimbi dan Averrhoa carambola. Kata kunci: Averrhoa bilimbi, DMDD; Kemotaksonomi; Sikioheksadiendion PENDAHULUAN Upaya pengembangan tanaman obat dapat dilakukan dengan melakukan seleksiterhadap tanaman- tanaman tersebut menggunakan perbagai pendekatan seperti pendekatan etnobotani, respon ekologi dan kemosistematik/kemotaksonomi (Elizabetsky & ‘Shanley, 1994). Dalam pendekatan kemotaksonomi, diversitas struktur kimia yang bertanggung jawab dalam aktivitas biologis pada setiap tanaman dihubungan ‘Alamat korespondensi Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahian, IL Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Yoayakarta dengan tingkat kekerabatannya dengan tanaman lain. Umumnnya, dari takson familigenus yang dijadikan sebagai kemosistematik dalam pengelompokan tanaman dengan marker kemotak-sonomi senyawa kimia tertentu (Marston et al., 2002). Belimbing manis dengan nama latin Averrhoa carambola L, famili Oxalidaceae mempunyai hubungan kekerabatan dengan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) datam tingkatan genus, yaitu Averrhoa. Peneitian terhadap altivitas antihipergikemia dari daun belimbing manis telah dilakukan oleh Ferreira et al, (2007). Studi Kemotaksonomik Belimbing Wuluh.... (Kintoko) Buahnya mempunyai aktivitas sebagai hepatoprotektif (Azeem et al., 2010). Sedangkan kulit batangnya bersifat sitotoksik dan aktif sebagai antimikrobial (Mia et al., 2007). Baru-baru ini, diketahui fraksi heksan akar belimbing manis aktif sebagai antidiabetes pada mencit galur Kunming yang diinduk&i streptozotocin (Zheng et a/., 2013). Isolasi dan elusidasi struktur terhadap fraksi heksan mendapatkan senyawa DMDD (Wen ef al, 2012). Peta kemosistematik memungkinkan adanya kemiripan diversitas struktur kimia antara belimbing wuiuh dengan belimbing manis. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi senyawa DMDD dari belimbing wuluh untuk membuktikan adanya kekerabatan kemosistematik dengan belimbing manis. METODOLOG! Alat dan Bahan Alat-alat yang diperlukan meliputi; oven, penggiling simplisia, maserator terhubung kondensor, heating ‘mantel, corong Buchner, evaporator, pompa vakum, corong pisah, satu set kromatografi kolom, chamber, KLT dan peralatan gelas. Bahan-bahan yang diperlukan meliputi; akar, batang, bunga, daun, tangkai, dan buah belimbing wuluh, serta pelarut etanol 80% p.a., heksan P.a., dan etl asetat p.a. Marker DMDD diperoleh dari Pharmaceutical College, Guangxi Medical University, China. Cara Kerja 1. Pembuatan Simplisia Berbagai bagian belimbing wuluh sebelumnya dibersihkan dari kotoran, ditimbang, dicuci dengan air hingga bersih, ditiriskan lalu dipotong kecil-kecil. ‘Selanjutnya dikeringkan menggunakan oven pada suhu 50°C selama 9 jam (Mahanom ef al., 1999). Bahan kering kemudian digiling menggunakan penggiling simplisia dan diayak untuk mendapatkan serbuk yang homogen. 2. Ekstraksi secara Maserasi Digesti Serbuk akar, batang, bunga, daun, tangkai dan buah belimbing wuluh diekstraksi secara maserasi digesti berpenghubung kondensor menggunakan etanol 80% (Pushparaj, 2004) dengan perbandingan 1:10. Ekstraksi dilakukan sebanyak 3 kali, dengan ekstraksi pertama selama 2 jam, selanjutnya masing-masing selama 1 jam. Hasil ekstraksi disatukan lalu disaring dengan corong Buchner. Filtrat kemudian diuapkan menggunakan evaporator sampai 1/3 volume awal. 3. Fraksinasi dengan Pelarut Organik Filtrat yang telah dikentalkan difraksinasi menggunakan corong pisah dengan pelarut heksan sama banyak. Fraksinasi dilakukan sebanyak 3 kali dengan setiap kali fraksinasi didiamkan semalam untuk mendapatkan pemisahan yang sempuma. Fase heksan diambil, lalu disaring dengan menggunakan kertas saring yang di dalamnya ditambahkan natrium sulfat anhidrat. Fraksi heksan dikumpulkan menjadi satu, lalu diuapkan sampai tinggal 1/3 dari volume awal. 4, Identifikasi secara KLT Masing-masing fraksi heksan akar, batang, bunga, daun, tangkai dan buah belimbing wuluh ditotolkan pada plat KLT ukuran 10x20 dengan fase diam silika gel GF,,, dan fase gerak campuran heksan- etilasetat perbandingan 5:1. Sebagai pembanding (marker) digunakan senyawa DMDD. Setelah elusi plat KLT diamati pada cahaya tampak, sinar UV,,,, dan UV, am, 5. Analisis kualitatif Analisis kualitatif KLT didasarkan pada kesamaan warna dan Rf antara spot sampel dengan marker DMDD. HASIL DAN PEMBAHASAN Sikloheksadiendion adalah senyawa yang terdiri dari kerangka sikioheksadien yang disubstitusi 2 gugus keton, sehingga senyawa ini merupakan turunan benzoquinon. Senyawa benzoquinon adalah kelas quinon alami yang ditemukan terutama pada kingdom tumbuhan tingkat tinggi, jamur, bakteri dan hewan (Dandawate et a/., 2010). Belimbing manis yang termasuk family Oxalidaceae merupakan tanaman tingkat tinggi dan jenis tanaman berkayu. Bagian kayunya mengandung 2 senyawa turunan benzoquinon, yaitu 5-O- methylembelin dan 2-dehydroxy-5-O-methylembelin (Chakthong et al., 2010). Sedangkan bagian akar belimbing manis ini (Averrhoa carambola L) dilaporkan mengandung senyawa baru turunan benzoquinon, berwama kuning dan berbentuk jarum (Gambar 1) yang disebut sebagai 2-dodesil-6-metoksisikloheksa-2,5- diena-t,4-dion (OMDD) (Gambar 2) (Wen et al, 2012). ‘Tumbuhan yang menjadi sumber fitomedisin dapat didasarkan pada kesamaan struktur kimia yang terkandung dalam tumbuhan tersebut, dibandingkan dengan zat aktif yang sudah dikenal dari tumbuhan lain, Pendekatan demikian lazim disebut kemosistematik yang mencakup identifikasi kandungan senyawa kimia dengan mempertimbangkan taksonomi tumbuhan tersebut. Dalam beberapa contoh, pendekatan ini telah berhasil menyeleksitanaman-tanaman yang berpotensi sebagai fitomedisin dengan melihat hubungan antara kandungan kimia dengan tingkat kekeraban dalam taksonominya, terutama dari kesamaan tingkat family Gambar 1.Senyawa DMDD yang Diisolasi Gambar 2.Struktur Senyawa 2-dodesil-6-metoksisikioheksa-2,5-diena-1,4-dion (DMDD) atau genus (Marston, 2002). Belimbing manis (Averrhoa carambola L) mempunyai hubungan kekerabatan dengan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi.) dalam tingkatan genus, yaitu Averrhoa. Oleh sebab itu, dilakukan studi untuk mengidentifikasi keberadaan senyawa 2-dodesil-6- metoksisikioheksa-2,5-diena-1,4-dion (DMDD) pada berbagai bagian tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L). Tahapan awal yang dilakukan adalah melakukan ekstraksi simplisia serbuk akar, batang, bunga, daun, tangkai dan buah belimbing wuluh dengan etanol 80%. Penggunaan etanol 80% didasarkan kepolaran senyawa DMDD yang rendah. Hal ini dapat dilihat pada strukturnya yang mengandung rantai panjang dodesil dan adanya kerangka inti sikloheksadiendion. Selanjutnya ekstrak diuapkan dan difraksinasi menggunakan pelarut heksan sama banyak. Selanjutnya, fraksi heksan berbagai bagian tanaman belimbing wuluh diidentifikasi untuk untuk mengetahui keberadaan senyawa DMDD menggunakan KLT, dengan menggunakan standar isolat DMDD dari akar belimbing manis. Digunakan fase diam silika gel GF.,,, dan fase gerak campuran heksan-etil asetat perbandingan 5:1. Plat KLT diamati pada cahaya tampak, sinar UV,,, dan UV,,, nm (Gambar 3-5) ‘Senyawa DMDD pada sinar tampak menunjukkan warna kuning terang. Hal ini dapat dijelaskan oleh sistem konjugasi yang terdapat pada kerangka inti sikloheksadiendion (benzoquinon). Sebaliknya, pada sinar UV,,, dan UV, mengalami pemadaman sehingga terlihat sebagai warna gelap. Berdasarkan data KLT tersebut, diketahui bahwa akar belimbing wuluh tidak mengandung senyawa DMDD. Demikian juga dengan fraksiheksan dari bagian-bagian lain yang diidentifkasi seperti batang, bunga, daun, tangkai dan buahnya juga tidak menunjukkan adanya senyawa DMDD tersebut. Hal ini dipertegas dengan ketiadaan spot yang sama Rf dan wamanya dengan standard (marker), baik ditihat di a Gambar 3. KLT ekstrak akar (A), batang (Bt), bunga (Bg), daun (0), tang! (T) dan buah (Bh) belimbing wuluh dengan pembanding isolat DMDD dari akar belimbing manis (wara kuning) di bawah sinar tampak. Gambar 4. KLT ekstrak akar (A), batang (Bt ), bunga (Bg), daun (D), tangkai (T) dan buah (Bh) belimbing wuluh dengan pembanding isolat DMDD dari akar belimbing manis (warna gelap) di bawah sinar UVse nm. 141 ‘Studi Kemotaksonomik Belimbing Wuluh.... (Kintoko) Gambar 5. KLT ekstrak akar (A), batang (Bt), bunga (Bg), daun (D), tang! belimbing wuluh dengan pembanding isolat DMDD dari akar belimbing manis (warna gelap) di bawah sinar UV2s, nm. bawah sinar tampak, UV, maupun UV,,,1m. Hasit ini membuktikan bahwa senyawa DMDD tidak bisa dijadikan sebagai marker kemotaksonomi. Ini disebabkan karena penyebaran senyawa DMDD. terbatas hanya pada spesies belimbing manis dan tidak terdapat pada spesies belimbing wuluh, meskipun genusnya sama ‘Sebagian besar analisis kandungan fitokimia pada belimbing wuluh masih sebatas penapisan fitokimia untuk menentukan golongan senyawa, dan belum sampai tahap isolasi dan identifikasinya. Namun ‘demikian, Pushparaj (2004) telah metakukan isolasi dan mendapatkan senyawa asam nikotinat dari bagian daun belimbing wuluh, sedangkan butyl nikotinat dan heksil nikotinat telah diisolasi oleh Wong dan Wong (1995) dari bagian buahnya. Dengan demikian, masih terbuka peluang yang luas untuk melakukan isolasi dan identifikasi utamanya pada belimbing wuluh KESIMPULAN Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa belimbing wuluh tidak mengandung senyawa turunan sikicheksadiendion. Senyawa ini tidak bisa dijadikan sebagai marker kemotaksonomi pada tingkatan genus Averrhoa antara belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dan belimbing manis (Averrhoa carambola L.). UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Fakultas Farmasi UAD atas dukungan fasilitas dan Pharmaceutical College, Guangxi Medical University, China atas pemberian marker DMDD. DAFTAR PUSTAKA ‘Azeem, AK., Mathew, M., Nair, C., & Dilip, C. 2010. Hepatoprotective effect of Averrhoa carambola fruit extract on carbon tetrachloride induced hepatotoxicity in mice, Asian Pasific J. Trop. Med., p. 610-613. Chakthong, S.,Chirapan, C., Jundee, C., Chaowalit,P, Voravuthikunchai, S.P. 2010. Alky! phenols from the wood of Averrhoa carambola. Chinese Chem. Lett. 21, pp. 1094-1096. ) dan buah (Bh) Dandawate, P.R., Vyas, A.C., Padhye, S.B., Singh, M.W., Baruah, J.B. 2010. Perspectives on medicinal properties of benzoquinone compounds. Mini Reviews in Medicinal Chemistry 10 (5), pp. 436-454. Elizabetsky E, & Shanley P. 1994. Ethnopharmacology in the Brasilian Amazon. Pharmacology and Therapeutics, 64, p.201-214. Ferreira, E.B., Fernandes, C., Galende, S.B., Cortez, DAG, & Bazotte, R.B, 2007. Hypoglycemic effect of hydroalcoholic extract of leaves of ‘Averrhoa carambola L. (Oxalidaceae), Brazilian J. Pharmacog. 18(3), p. 339-343, Mahanom, H., Azizah, AH., & Dzulkifly, MH. 1999, Effect of different drying methods on concentration of several phytochemicals in herbal prepparation of 8 medicinal plants leaves. Mal. J. Nutr., 5, p. 47-54. Marston A, Kissling J, Hostettmann K. 2002. A rapid TLC bicautographic method for the detection of acetylcholinesterase and butyrylcholinesterase inhibitors in plants. Phytochem. Anal., 13:1, p. 51-54. Mia, M., Rahman, M.S., Begum, K., Begum, B., & Rashid, M.A. 2007, Phyochemical and biological studies of Averrhoa carambola, Dhaka Univ. J. Pharm. Sci, 6(2), p. 125-128 Pushparaj, PN. 2004, Evaluation of the anti-diabetic properties Averrhoa bilimbi in animal with experimental diabetes mellitus. Tesis, NUS. Wen, Q., Lin, X., Liu, ¥., Xu, X., Liang, T., Zheng, N., Kintoko, K., Huang, R. 2012. Phenolic and lignan glycosides from the butanol extract of Averrhoa carambola L. root. Molecules 17, pp.12330-12340. Wong, K.C and S. N. Wong. 1995. Volatile constituents of Averrhoa bilimbi L. Fruit. Journal of Essential Oil Research7(6), pp. 691-693. Zheng, N., Lin, X., Wen, Q, Kintoko, K., Zhang, S., Huang, J., Xu, X., Huang, R. 2013, Effect of 2- dodecyl-6-methoxycyciohexa-2,5-diene-1,4- dione, isolated from Averrhoa carambola L. (Oxalidaceze) roots, on advanced glycation end-product-mediated renal injury in type 2 diabetic KKAy mice. Toxicol. Letter 30, pp.1- 8.

Anda mungkin juga menyukai