0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan4 halaman
Simplisia adalah bentuk jamak dari simpleks yang berasal dari kata simple, yang berarti satu atau sederhana. Istilah simplisia dipakai untuk menyebut bahan-bahan obat alam yang masih berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk. Departemen Kesehatan RI membuat batasan tentang simplisia sebagai berikut: simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan (Gunawan, 2004: 9).
Simplisia adalah bentuk jamak dari simpleks yang berasal dari kata simple, yang berarti satu atau sederhana. Istilah simplisia dipakai untuk menyebut bahan-bahan obat alam yang masih berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk. Departemen Kesehatan RI membuat batasan tentang simplisia sebagai berikut: simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan (Gunawan, 2004: 9).
Simplisia adalah bentuk jamak dari simpleks yang berasal dari kata simple, yang berarti satu atau sederhana. Istilah simplisia dipakai untuk menyebut bahan-bahan obat alam yang masih berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk. Departemen Kesehatan RI membuat batasan tentang simplisia sebagai berikut: simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan (Gunawan, 2004: 9).
FARMASAINS Vol 2 No. 3, April 2014
—
‘STUDI KEMOTAKSONOMIK BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) DENGAN MARKER DMDD YANG
DIISOLASI DARI AKAR BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola L.)
Chemotaxonomic Study of Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Using DMDD Marker Isolated From Belimbing
Manis (Averrhoa carambola L.) roots
Kintoko
Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Naskah diterima tanggal 8 April 2014
ABSTRACT
The DMDD compound isolated from Averrhoa carambola roots is a cyclohexadienedione
derivative. Taxonomically, Averrhoa bilimbi and Averrhoa carambola have kinship at the
level of genus (Averrhoa). Chemotaxonomic analysis enables similarity of chemical
structure diversity between Averrhoa bilimbi and Averrhoa carambola due to similarity
of genus. This study aims at proving chemotaxonomy on Averrhoa bilimbi with
‘chemotaxonomic marker of DMDD. The roots, stems, flowers, leaves, stalks and fruits
‘of Averrhoa bilimbi were dried, milled and extracted by 80% ethanol. Then, extract was
fractionated by hexane and identified by TLC using stationary phase as gel silica GF,
, and mobile phase [hexane-acetic ethyl (5:1)] and DMDD as marker. After eluted,
‘spots were observed under visible, UV,,, ad UV ._light. Results showed that the kind
of part of Averrhoa bilimbi plant did not contain spot with the same colour and Rf
‘compared to DMDD marker from Averrhoa carambola roots. In conclusion, Averrhoa
bilimbi did not contain DMDD. Chemotaxonomic study has proven there is no
chemosystematic kinship of DMDD compound between Averrhoa bilimbi and Averrhoa
carambola.
Keywords: Averrhoa bilimbi; DMDD; Chemotaxonomy; Cyclohexadienedione
ABSTRAK
Senyawa DMDD yang diisolasi dari akar Averrhoa carambola merupakan turunan
sikioheksadiendion. Secara taksonomi, Averrhoa bilimbi dan Averrhoa carambola
mempunyai kekerabatan pada tingkatan marga (Averrhoa). Analisis kemosistematik
memungkinkan kemiripan diversitas struktur kimia antara Averrhoa bilimbi dengan
Averrhoa carambola oleh sebab kesamaan genus. Penelitian ini bertujuan untuk
membuktikan kemotaksonomi Averrhoa bilimbi dengan marker kemotaksonomi senyawa
DMDD dari Averrhoa carambola, Akar, batang, bunga, daun, tangkai dan buah Averrhoa
bilimbi dikeringkan, digiling dan diekstrak dengan etanol 80%. Kemudian, ekstrak
difraksinasi menggunakan heksan dan diidentifikasi kandungan sikloheksadiendion
menggunakan KLT dengan fase diam (silika gel GF.,,), fase gerak [heksan-etil asetat
(6:1)], dan marker DMDD. Setelah dielusi, spot diobservasi di bawah cahaya tampak,
UV,,, dan UVyg,. Hasil menunjukkan bahwa berbagai bagian tanaman Averthoa bilimbi
tidak mengandung spot dengan warna dan Rf yang sama dibandingkan marker DMDD
dari akar Averrhoa carambola. Kesimpulannya, Averrhoa bilimbi tidak mengandung
senyawa DMDD. Studi kemotaksonomik membuktikan tidak adanya hubungan
kekerabatan kemosistematik senyawa DMDD antara Averrhoa bilimbi dan Averrhoa
carambola.
Kata kunci: Averrhoa bilimbi, DMDD; Kemotaksonomi; Sikioheksadiendion
PENDAHULUAN
Upaya pengembangan tanaman obat dapat
dilakukan dengan melakukan seleksiterhadap tanaman-
tanaman tersebut menggunakan perbagai pendekatan
seperti pendekatan etnobotani, respon ekologi dan
kemosistematik/kemotaksonomi (Elizabetsky &
‘Shanley, 1994). Dalam pendekatan kemotaksonomi,
diversitas struktur kimia yang bertanggung jawab dalam
aktivitas biologis pada setiap tanaman dihubungan
‘Alamat korespondensi
Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahian,
IL Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Yoayakarta
dengan tingkat kekerabatannya dengan tanaman lain.
Umumnnya, dari takson familigenus yang dijadikan
sebagai kemosistematik dalam pengelompokan
tanaman dengan marker kemotak-sonomi senyawa
kimia tertentu (Marston et al., 2002).
Belimbing manis dengan nama latin Averrhoa
carambola L, famili Oxalidaceae mempunyai hubungan
kekerabatan dengan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi
L) datam tingkatan genus, yaitu Averrhoa. Peneitian
terhadap altivitas antihipergikemia dari daun belimbing
manis telah dilakukan oleh Ferreira et al, (2007).Studi Kemotaksonomik Belimbing Wuluh.... (Kintoko)
Buahnya mempunyai aktivitas sebagai hepatoprotektif
(Azeem et al., 2010). Sedangkan kulit batangnya
bersifat sitotoksik dan aktif sebagai antimikrobial (Mia
et al., 2007).
Baru-baru ini, diketahui fraksi heksan akar
belimbing manis aktif sebagai antidiabetes pada mencit
galur Kunming yang diinduk&i streptozotocin (Zheng et
a/., 2013). Isolasi dan elusidasi struktur terhadap fraksi
heksan mendapatkan senyawa DMDD (Wen ef al,
2012). Peta kemosistematik memungkinkan adanya
kemiripan diversitas struktur kimia antara belimbing
wuiuh dengan belimbing manis. Oleh karena itu, perlu
dilakukan identifikasi senyawa DMDD dari belimbing
wuluh untuk membuktikan adanya kekerabatan
kemosistematik dengan belimbing manis.
METODOLOG!
Alat dan Bahan
Alat-alat yang diperlukan meliputi; oven, penggiling
simplisia, maserator terhubung kondensor, heating
‘mantel, corong Buchner, evaporator, pompa vakum,
corong pisah, satu set kromatografi kolom, chamber,
KLT dan peralatan gelas. Bahan-bahan yang diperlukan
meliputi; akar, batang, bunga, daun, tangkai, dan buah
belimbing wuluh, serta pelarut etanol 80% p.a., heksan
P.a., dan etl asetat p.a. Marker DMDD diperoleh dari
Pharmaceutical College, Guangxi Medical University,
China.
Cara Kerja
1. Pembuatan Simplisia
Berbagai bagian belimbing wuluh sebelumnya
dibersihkan dari kotoran, ditimbang, dicuci dengan air
hingga bersih, ditiriskan lalu dipotong kecil-kecil.
‘Selanjutnya dikeringkan menggunakan oven pada suhu
50°C selama 9 jam (Mahanom ef al., 1999). Bahan
kering kemudian digiling menggunakan penggiling
simplisia dan diayak untuk mendapatkan serbuk yang
homogen.
2. Ekstraksi secara Maserasi Digesti
Serbuk akar, batang, bunga, daun, tangkai dan
buah belimbing wuluh diekstraksi secara maserasi
digesti berpenghubung kondensor menggunakan etanol
80% (Pushparaj, 2004) dengan perbandingan 1:10.
Ekstraksi dilakukan sebanyak 3 kali, dengan ekstraksi
pertama selama 2 jam, selanjutnya masing-masing
selama 1 jam. Hasil ekstraksi disatukan lalu disaring
dengan corong Buchner. Filtrat kemudian diuapkan
menggunakan evaporator sampai 1/3 volume awal.
3. Fraksinasi dengan Pelarut Organik
Filtrat yang telah dikentalkan difraksinasi
menggunakan corong pisah dengan pelarut heksan
sama banyak. Fraksinasi dilakukan sebanyak 3 kali
dengan setiap kali fraksinasi didiamkan semalam untuk
mendapatkan pemisahan yang sempuma. Fase heksan
diambil, lalu disaring dengan menggunakan kertas
saring yang di dalamnya ditambahkan natrium sulfat
anhidrat. Fraksi heksan dikumpulkan menjadi satu, lalu
diuapkan sampai tinggal 1/3 dari volume awal.
4, Identifikasi secara KLT
Masing-masing fraksi heksan akar, batang,
bunga, daun, tangkai dan buah belimbing wuluh
ditotolkan pada plat KLT ukuran 10x20 dengan fase diam
silika gel GF,,, dan fase gerak campuran heksan-
etilasetat perbandingan 5:1. Sebagai pembanding
(marker) digunakan senyawa DMDD. Setelah elusi plat
KLT diamati pada cahaya tampak, sinar UV,,,, dan UV,
am,
5. Analisis kualitatif
Analisis kualitatif KLT didasarkan pada
kesamaan warna dan Rf antara spot sampel dengan
marker DMDD.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sikloheksadiendion adalah senyawa yang terdiri
dari kerangka sikioheksadien yang disubstitusi 2 gugus
keton, sehingga senyawa ini merupakan turunan
benzoquinon. Senyawa benzoquinon adalah kelas
quinon alami yang ditemukan terutama pada kingdom
tumbuhan tingkat tinggi, jamur, bakteri dan hewan
(Dandawate et a/., 2010).
Belimbing manis yang termasuk family
Oxalidaceae merupakan tanaman tingkat tinggi dan
jenis tanaman berkayu. Bagian kayunya mengandung
2 senyawa turunan benzoquinon, yaitu 5-O-
methylembelin dan 2-dehydroxy-5-O-methylembelin
(Chakthong et al., 2010). Sedangkan bagian akar
belimbing manis ini (Averrhoa carambola L) dilaporkan
mengandung senyawa baru turunan benzoquinon,
berwama kuning dan berbentuk jarum (Gambar 1) yang
disebut sebagai 2-dodesil-6-metoksisikloheksa-2,5-
diena-t,4-dion (OMDD) (Gambar 2) (Wen et al, 2012).
‘Tumbuhan yang menjadi sumber fitomedisin
dapat didasarkan pada kesamaan struktur kimia yang
terkandung dalam tumbuhan tersebut, dibandingkan
dengan zat aktif yang sudah dikenal dari tumbuhan lain,
Pendekatan demikian lazim disebut kemosistematik
yang mencakup identifikasi kandungan senyawa kimia
dengan mempertimbangkan taksonomi tumbuhan
tersebut. Dalam beberapa contoh, pendekatan ini telah
berhasil menyeleksitanaman-tanaman yang berpotensi
sebagai fitomedisin dengan melihat hubungan antara
kandungan kimia dengan tingkat kekeraban dalam
taksonominya, terutama dari kesamaan tingkat family
Gambar 1.Senyawa DMDD yang DiisolasiGambar 2.Struktur Senyawa 2-dodesil-6-metoksisikioheksa-2,5-diena-1,4-dion (DMDD)
atau genus (Marston, 2002).
Belimbing manis (Averrhoa carambola L)
mempunyai hubungan kekerabatan dengan belimbing
wuluh (Averrhoa bilimbi.) dalam tingkatan genus, yaitu
Averrhoa. Oleh sebab itu, dilakukan studi untuk
mengidentifikasi keberadaan senyawa 2-dodesil-6-
metoksisikioheksa-2,5-diena-1,4-dion (DMDD) pada
berbagai bagian tanaman belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi L).
Tahapan awal yang dilakukan adalah
melakukan ekstraksi simplisia serbuk akar, batang,
bunga, daun, tangkai dan buah belimbing wuluh dengan
etanol 80%. Penggunaan etanol 80% didasarkan
kepolaran senyawa DMDD yang rendah. Hal ini dapat
dilihat pada strukturnya yang mengandung rantai
panjang dodesil dan adanya kerangka inti
sikloheksadiendion. Selanjutnya ekstrak diuapkan dan
difraksinasi menggunakan pelarut heksan sama
banyak. Selanjutnya, fraksi heksan berbagai bagian
tanaman belimbing wuluh diidentifikasi untuk untuk
mengetahui keberadaan senyawa DMDD menggunakan
KLT, dengan menggunakan standar isolat DMDD dari
akar belimbing manis. Digunakan fase diam silika gel
GF.,,, dan fase gerak campuran heksan-etil asetat
perbandingan 5:1. Plat KLT diamati pada cahaya
tampak, sinar UV,,, dan UV,,, nm (Gambar 3-5)
‘Senyawa DMDD pada sinar tampak
menunjukkan warna kuning terang. Hal ini dapat
dijelaskan oleh sistem konjugasi yang terdapat pada
kerangka inti sikloheksadiendion (benzoquinon).
Sebaliknya, pada sinar UV,,, dan UV, mengalami
pemadaman sehingga terlihat sebagai warna gelap.
Berdasarkan data KLT tersebut, diketahui
bahwa akar belimbing wuluh tidak mengandung
senyawa DMDD. Demikian juga dengan fraksiheksan
dari bagian-bagian lain yang diidentifkasi seperti batang,
bunga, daun, tangkai dan buahnya juga tidak
menunjukkan adanya senyawa DMDD tersebut. Hal ini
dipertegas dengan ketiadaan spot yang sama Rf dan
wamanya dengan standard (marker), baik ditihat di
a
Gambar 3. KLT ekstrak akar (A), batang (Bt), bunga (Bg), daun (0), tang!
(T) dan buah (Bh)
belimbing wuluh dengan pembanding isolat DMDD dari akar belimbing manis (wara kuning)
di bawah sinar tampak.
Gambar 4. KLT ekstrak akar (A), batang (Bt ), bunga (Bg), daun (D), tangkai (T) dan buah (Bh)
belimbing wuluh dengan pembanding isolat DMDD dari akar belimbing manis (warna gelap) di
bawah sinar UVse nm.
141‘Studi Kemotaksonomik Belimbing Wuluh.... (Kintoko)
Gambar 5. KLT ekstrak akar (A), batang (Bt), bunga (Bg), daun (D), tang!
belimbing wuluh dengan pembanding isolat DMDD dari akar belimbing manis (warna gelap) di
bawah sinar UV2s, nm.
bawah sinar tampak, UV, maupun UV,,,1m. Hasit ini
membuktikan bahwa senyawa DMDD tidak bisa
dijadikan sebagai marker kemotaksonomi. Ini
disebabkan karena penyebaran senyawa DMDD.
terbatas hanya pada spesies belimbing manis dan tidak
terdapat pada spesies belimbing wuluh, meskipun
genusnya sama
‘Sebagian besar analisis kandungan fitokimia
pada belimbing wuluh masih sebatas penapisan
fitokimia untuk menentukan golongan senyawa, dan
belum sampai tahap isolasi dan identifikasinya. Namun
‘demikian, Pushparaj (2004) telah metakukan isolasi dan
mendapatkan senyawa asam nikotinat dari bagian daun
belimbing wuluh, sedangkan butyl nikotinat dan heksil
nikotinat telah diisolasi oleh Wong dan Wong (1995)
dari bagian buahnya. Dengan demikian, masih terbuka
peluang yang luas untuk melakukan isolasi dan
identifikasi utamanya pada belimbing wuluh
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa
belimbing wuluh tidak mengandung senyawa turunan
sikicheksadiendion. Senyawa ini tidak bisa dijadikan
sebagai marker kemotaksonomi pada tingkatan genus
Averrhoa antara belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
dan belimbing manis (Averrhoa carambola L.).
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada
Fakultas Farmasi UAD atas dukungan fasilitas dan
Pharmaceutical College, Guangxi Medical University,
China atas pemberian marker DMDD.
DAFTAR PUSTAKA
‘Azeem, AK., Mathew, M., Nair, C., & Dilip, C. 2010.
Hepatoprotective effect of Averrhoa carambola
fruit extract on carbon tetrachloride induced
hepatotoxicity in mice, Asian Pasific J. Trop.
Med., p. 610-613.
Chakthong, S.,Chirapan, C., Jundee, C., Chaowalit,P,
Voravuthikunchai, S.P. 2010. Alky! phenols
from the wood of Averrhoa carambola. Chinese
Chem. Lett. 21, pp. 1094-1096.
) dan buah (Bh)
Dandawate, P.R., Vyas, A.C., Padhye, S.B., Singh,
M.W., Baruah, J.B. 2010. Perspectives on
medicinal properties of benzoquinone
compounds. Mini Reviews in Medicinal
Chemistry 10 (5), pp. 436-454.
Elizabetsky E, & Shanley P. 1994. Ethnopharmacology
in the Brasilian Amazon. Pharmacology and
Therapeutics, 64, p.201-214.
Ferreira, E.B., Fernandes, C., Galende, S.B., Cortez,
DAG, & Bazotte, R.B, 2007. Hypoglycemic
effect of hydroalcoholic extract of leaves of
‘Averrhoa carambola L. (Oxalidaceae), Brazilian
J. Pharmacog. 18(3), p. 339-343,
Mahanom, H., Azizah, AH., & Dzulkifly, MH. 1999,
Effect of different drying methods on
concentration of several phytochemicals in
herbal prepparation of 8 medicinal plants leaves.
Mal. J. Nutr., 5, p. 47-54.
Marston A, Kissling J, Hostettmann K. 2002. A rapid
TLC bicautographic method for the detection
of acetylcholinesterase and
butyrylcholinesterase inhibitors in plants.
Phytochem. Anal., 13:1, p. 51-54.
Mia, M., Rahman, M.S., Begum, K., Begum, B., &
Rashid, M.A. 2007, Phyochemical and
biological studies of Averrhoa carambola,
Dhaka Univ. J. Pharm. Sci, 6(2), p. 125-128
Pushparaj, PN. 2004, Evaluation of the anti-diabetic
properties Averrhoa bilimbi in animal with
experimental diabetes mellitus. Tesis, NUS.
Wen, Q., Lin, X., Liu, ¥., Xu, X., Liang, T., Zheng, N.,
Kintoko, K., Huang, R. 2012. Phenolic and
lignan glycosides from the butanol extract of
Averrhoa carambola L. root. Molecules 17,
pp.12330-12340.
Wong, K.C and S. N. Wong. 1995. Volatile constituents
of Averrhoa bilimbi L. Fruit. Journal of Essential
Oil Research7(6), pp. 691-693.
Zheng, N., Lin, X., Wen, Q, Kintoko, K., Zhang, S.,
Huang, J., Xu, X., Huang, R. 2013, Effect of 2-
dodecyl-6-methoxycyciohexa-2,5-diene-1,4-
dione, isolated from Averrhoa carambola L.
(Oxalidaceze) roots, on advanced glycation
end-product-mediated renal injury in type 2
diabetic KKAy mice. Toxicol. Letter 30, pp.1-
8.
BAB IIIFarmasi Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis kualitatif serta kuantitatif senyawa organik dan anorganik yang berhubungan dengan sifat fisikanya, misalnya spektrometri massa, spektrofotometri, dan kromatografi.