TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Puskesmas
Menurut Trihono (1995) dalam buku Arrimes Manajemen Puskesmas
Berbasis Paradigma Sehat pengertian puskesmas adalah unit pelaksana teknis
dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah Organisasi fungsional
yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitik beratkan
kepada pelayanan untuk masyarakat luas bertujuan untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan perorangan.
Pedoman Kerja Puskesmas DepKes RI (2004) menyebutkan bahwa
puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran
serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Puskesmas merupakan ujung tombak dari peranan pemerintah dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat luas. Dengan kata
lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan
Laporan PKPA Bidang Pemerintahan, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi
Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan IV di Puskesmas Poncol
tanggal 16-30 September 2015
4
merupakan
unit
pelaksanaan
teknis
dinas
kesehatan
kesehatan
perorangan
dan
pelayanan
kesehatan
masyarakat
(Permenkes, 2012).
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas adalah
tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat adapun visi dari
Puskesmas Barambai adalah menuju Kecamatan Barambai yang sehat dan
mandiri.
Misi Puskesmas
1. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Memberdayakan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan.
3. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama dan bermutu.
B. Struktur Organisasi Puskesmas
personalia
yang
mengisi
struktur
organisasi
puskesmas
kecamatan, maka jabatan kepala puskesmas setingkat dengan eselon III-B. Dalam
keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat jabatan
eselon III-B, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria Kepala
Puskesmas yakni seorang sarjana di bidang kesehatan kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup bidang kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang
setara dengan pejabat tetap (MenKes RI, 2004). Adapun contoh struktur
organisasi puskesmas secara umum dapat dilihat pada Gambar 1.
C. Tugas dan Fungsi Puskesmas
Tugas dan fungsi puskesmas diatur berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
nomor
128/MENKES/SK/II/2004
tentang
Selalu belajar sepanjang karier baik pada jalur formal maupun informal, sehingga
ilmu dan ketrampilannya yang dimiliki selalu baru.
E. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Sistem pengelolaan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi
aspek
seleksi
dan
perumusan
kebutuhan,
pengadaan,
penyimpanan,
PerMenKes
RI
Nomor
HK.02.02/MENKES/068/I/2010
tentang
3. Penerimaan
Penerimaan merupakan suatu kegiatan dalam menerima sediaan
farmasi
(obat)
dan
perbekalan
kesehatan
dari
Instalasi
Farmasi
yang
diajukan
oleh
Puskesmas.Penerimaan
obat
harus
dilaksanakan oleh petugas pengelola obat atau petugas lain yang diberi kuasa
oleh Kepala Puskesmas. Petugas penerima obat mempunyai tanggung jawab
atas pemeriksaan fisik, penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan
penggunaan obat berikut kelengkapan catatan yang menyertainya. Petugas
penerima obat juga wajib melakukan pengecekan terhadap obat yang
diserahterimakan, meliputi kemasan, jenis dan jumlah obat, bentuk sediaan
obat sesuai dengan isi LPLPO dan ditanda tangani oleh petugas penerima serta
diketahui oleh Kepala Puskesmas. Petugas penerima obat juga dapat menolak
jika terdapat kekurangan dan kerusakan pada obat. Setiap penambahan obat,
dicatat dan dibukukan pada buku penerimaan obat dan kartu stock barang
(Depkes RI, 2006).
4. Penyimpanan
Penyimpanan
sediaan
farmasi
(obat)
danperbekalan
farmasi
papan (palet).
Dinding dibuat licin dan dicat warna cerah.
Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam.
Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda.
Tersedia lemari khusus untuk narkotika dan psikotropika yang selalu
hal-hal
yang
perlu
diperhatikan
untuk
pengaturan
antara lain ruangan harus memiliki ventilasi atau sirkulasi udara yang
memadai, hindari atap gedung dari bahan metal, dan jika memungkinkan
dapat dipasang AC.
d. Kerusakan fisik
Kerusakan fisik selama penyimpanan dapat dihindari dengan
beberapa cara, yaitu: (Dinkes Jateng, 2006)
1) Dus obat jangan ditumpuk terlalu tinggi karena obat yang ada di dalam
dus bagian tengah ke bawah dapat pecah dan rusak, selain itu akan
menyulitkan pengambilan obat di dalam dus yang teratas.
2) Penumpukan dus obat sesuai dengan petunjuk pada karton, jika tidak
tertulis pada karton maka maksimal ketinggian tumpukan delapan
dus.Menghindari kontak dengan benda-benda yang tajam.
e. Kontaminasi bakteri atau jamur
Wadah obat harus selalu tertutup rapat guna mencegah adanya
kontaminasi bakteri atau jamur.
f. Pengotor
Ruangan yang kotor dapat mengundang hewan pengerat dan
serangga yang nantinya dapat merusak obat. Etiket dapat menjadi kotor
dan sulit terbaca. Oleh karena itu, ruangan harus dibersihkan setiap hari
(Depkes RI, 2006).
5. Pendistribusian
Pendistribusian merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan
sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan secara merata dan teratur untuk
memenuhi kebutuhan sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan jaringannya.
Kegiatan ini berujuan untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan
Laporan PKPA Bidang Pemerintahan, Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi
Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan IV di Puskesmas Poncol
tanggal 16-30 September 2015
kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah
dan waktu yang tepat. Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain:
(Depkes RI, 2006)
a. Sub unit pelayanan kesehatan di lingkungan Puskesmas
b. Puskesmas Pembantu
c. Puskesmas Keliling
d. Posyandu
e. Polindes
Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain)
dilakukan dengan cara pemberian obat sesuai resep yang diterima (individual
prescription), pemberian Obat per sekali minum atau Unit Dispensing Dose
System (UDDS) atau kombinasi, sistem distribusi obat kepada pasien sesuai
dengan permintaan dokter, yang obatnya disiapkan dan diambil oleh perawat
dari persediaan obat yang disimpan di ruangan (Ward Floor Stock) (DepKes
RI, 2008b).
6. Pengendalian
Pengendalian adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya
sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah
ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan atau kekosongan
obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Tujuannya adalah agar tidak terjadi
kelebihan dan kekosongan Obat di unit pelayanan kesehatan dasar (DepKes
RI, 2008b).
7. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan merupakan rangkaian kegiatan
dalam rangka penatalaksanaan sediaan farmasidan perbekalan kesehatan
secara tertib, baik yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di