dari ventrikel jantung untuk berkontraksi secara efektif pada saat systole. Akibat
kekurangan penyediaan darah, menyebabkan kematian sel dari kekurangan oksigen.
Cerebral hypoxia, atau kekurangan penyediaan oksigen ke otak, menyebabkan korban
kehilangan kesadaran dan berhenti bernafas dengan tiba-tiba.
Gagal jantung adalah gawat medis yang bila dibiarkan tak terawat akan menyebabkan
kematian dalam beberapa menit. Perawatan pertama utama untuk gagal jantung
adalah cardiopulmonary resuscitation.
http://id.wikipedia.org/wiki/Gagal_jantung
PENDAHULUAN
Gagal jantung adalah keadaan ketidakmampuan jantung sebagai pompa darah untuk
memenuhi secara adekuat kebutuhan metabolisme tubuh. Keadaan ini dapat
disebabkan oleh karena gangguan primer otot jantung atau beban jantung yang
berlebihan atau kombinasi keduanya. (1)
Untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, jantung yang bertindak sebagai
pompa sentral akan memompa darah untuk menghantarkan bahan-bahan metabolisme
yang diperlukan ke seluruh jaringan tubuh dan mengangkut sisa-sisa metabolisme
untuk dikeluarkan dari tubuh. (2)
Beban jantung yang berlebihan pada preload atau beban volume terjadi pada defek
dengan pirau kiri ke kanan, regurgitasi katup, atau fistula arteriovena. Sedangkan
beban yang berlebihan pada afterload atau beban tekanan terjadi pada obstruksi jalan
keluar jantung, misalnya stenosis aorta, stenosis pulmonal atau koarktasio aorta. (2)
Gagal jantung kongestif pada bayi dan anak merupakan kegawatdaruratan yang
sangat sering dijumpai oleh petugas kesehatan dimanapun berada. Keluhan dan gejala
sangat bervariasi sehingga sering sulit dibedakan dengan akibat penyakit lain di luar
jantung. (3)
Gagal jantung yang merupakan ketidakmampuan jantung mempertahankan curah
jantung (cardiac output=CO) dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
Penurunan CO mengakibatkan volume darah yang efektif berkurang.
Untuk mempertahankan fungsi sirkulasi yang adekuat, maka di dalam tubuh terjadi
suatu refleks homeostasis atau mekanisme kompensasi melalui perubahan-perubahan
neurohumoral, dilatasi ventrikel dan mekanisme Frank-Starling. Dengan demikian
manifestasi klinik gagal jantung terdiri dari berbagai respon hemodinamik, renal,
neural dan hormonal yang tidak normal. Salah satu respon hemodinamik yang tidak
normal adalah peningkatan tekanan pengisian (filling pressure) dari jantung atau
preload. (4)
Gagal jantung adalah keadaan patifisiologik di mana jantung sebagai pompa tidak
mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Ciri-ciri yang
penting dari definisi ini adalah pertama, definisi gagal adalah relatif terhadap
kebutuhan metabolisme tubuh, dan kedua, penekanan arti gagal ditujukan pada fungsi
pompa jantung secara keseluruhan.
Istilah gagal miokardium ditujukan spesifik pada fungsi miokardium; gagal
miokardium umumnya mengakibatkan gagal jantung, tetapi mekanisme
kompensatorik sirkulasi dapat menunda atau bahkan mencegah perkembangan
menjadi gagal jantung dalam fungsi pompanya. (5)
Gagal jantung merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang banyak dijumpai
dan menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas utama baik di negara maju maupun
di negara sedang berkembang. (6)
Etiologi Gagal Jantung
Terdapat tiga kondisi yang mendasari terjadinya gagal jantung, yaitu :
1. Gangguan mekanik ; beberapa faktor yang mungkin bisa terjadi secara tunggal
atau bersamaan yaitu :
Beban tekanan
Beban volume
Tamponade jantung atau konstriski perikard, jantung tidak dapat diastole
Obstruksi pengisian ventrikel
Aneurisma ventrikel
Disinergi ventrikel
Restriksi endokardial atu miokardial
Periode Anak
Gagal jantung pada penyakit jantung bawaan jarang dimulai setelah usia 1 tahun. Di
negara maju, karena sebagian besar pasien dengan penyakit jantung bawaan yang
berat sudah dioperasi, maka praktis gagal jantung bukan menjadi masalah pada pasien
penyakit jantung bawaan setelah usia 1 tahun. (1)
Patofisiologi Gagal Jantung
Gagal jantung bukanlah suatu keadaan klinis yang hanya melibatkan satu sistem
tubuh melainkan suatu sindroma klinik akibat kelainan jantung sehingga jantung tidak
mampu memompa memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Gagal jantung ditandai
dengan dengan satu respon hemodinamik, ginjal, syaraf dan hormonal yang nyata
serta suatu keadaan patologik berupa penurunan fungsi jantung.
Respon terhadap jantung menimbulkan beberapa mekanisme kompensasi yang
bertujuan untuk meningkatkan volume darah, volume ruang jantung, tahanan
pembuluh darah perifer dan hipertropi otot jantung. Kondisi ini juga menyebabkan
aktivasi dari mekanisme kompensasi tubuh yang akut berupa penimbunan air dan
garam oleh ginjal dan aktivasi system saraf adrenergik. (3)
Kemampuan jantung untuk memompa darah guna memenuhi kebutuhan tubuh
ditentukan oleh curah jantung yang dipengaruhi oleh empar faktor yaitu: preload;
yang setara dengan isi diastolik akhir, afterload; yaitu jumlah tahanan total yang harus
melawan ejeksi ventrikel, kontraktilitas miokardium; yaitu kemampuan intrinsik otot
jantung untuk menghasilkan tenaga dan berkontraksi tanpa tergantung kepada preload
maupun afterload serta frekuensi denyut jantung.
Dalam hubungan ini, penting dibedakan antara kemampuan jantung untuk memompa
(pump function) dengan kontraktilias otot jantung (myocardial function). Pada
beberapa keadaan ditemukan beban berlebihan sehingga timbul gagal jantung sebagai
pompa tanpa terdapat depresi pada otot jantung intrinsik. Sebaliknya dapat pula
terjadi depresi otot jantung intrinsik tetapi secara klinis tidak tampak tanda-tanda
gagal jantung karena beban jantung yang ringan. (1)
Pada awal gagal jantung, akibat CO yang rendah, di dalam tubuh terjadi peningkatan
aktivitas saraf simpatis dan sistem renin angiotensin aldosteron, serta pelepasan
arginin vasopressin yang kesemuanya merupakan mekanisme kompensasi untuk
mempertahankan tekanan darah yang adekuat. Penurunan kontraktilitas ventrikel akan
diikuti penurunan curah jantung yang selanjutnya terjadi penurunan tekanan darah dan
penurunan volume darah arteri yang efektif. Hal ini akan merangsang mekanisme
kompensasi neurohumoral. (4)
Vasokonstriksi dan retensi air untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan
darah sedangkan peningkatan preload akan meningkatkan kontraktilitas jantung
melalui hukum Starling. Apabila keadaan ini tidak segera teratasi, peninggian
afterload, peninggian preload dan hipertrofi/ dilatasi jantung akan lebih menambah
beban jantung sehingga terjadi gagal jantung yang tidak terkompensasi.(4)
Manifestasi Klinik Gagal Jantung
Manifestasi klinis gagal jantung bervariasi, tergantung dari umur pasien, beratnya
gagal jantung, etiologi penyakit jantung, ruang-ruang jantung yang terlibat, apakah
Pada kasus akut, gejala yang khas ialah gejala edema paru yang meliputi : dyspnea,
orthopnea, tachypnea, batuk-batuk dengan sputum berbusa, kadang-kadang
hemoptisis, ditambah gejala low output seperti : takikardi, hipotensi dan oliguri
beserta gejala-gejala penyakit penyebab atau pencetus lainnya seperti keluhan angina
pectoris pada infark miokard akut. Apabila telah terjadi gangguan fungsi ventrikel
yang berat, maka dapat ditemukn pulsus alternan. Pada keadaan yang sangat berat
dapat terjadi syok kardiogenik.(4)
Pembedahan :
- Penyakit jantung bawaan (paliatif, korektif)
- Penyakit jantung didapat (valvuloplasti, penggantian katup)
Komplikasi Gagal Jantung
Pada bayi dan anak yang menderita gagal jantung yang lama biasanya mengalami
gangguan pertumbuhan. Berat badan lebih terhambat daripada tinggi badan. Pada
gagal jantung kiri dengan gangguan pemompaan pada ventrikel kiri dapat
mengakibatkan bendungan paru dan selanjutnya dapat menyebabkan ventrikel kanan
berkompensasi dengan mengalami hipertrofi dan menimbulkan dispnea dan gangguan
pada sistem pernapasan lainnya. Pada gagal jantung kanan dapat terjadi hepatomegali,
ascites, bendungan pada vena perifer dan gangguan gastrointestinal. (1,3,6)
Prognosis Gagal Jantung
Pada sebagian kecil pasien, gagal jantung yang berat terjadi pada hari/ mingguminggu pertama pasca lahir, misalnya sindrom hipoplasia jantung kiri, atresia aorta,
koarktasio aorta atau anomali total drainase vena pulmonalis dengan obstruksi.
Terhadap mereka, terapi medikmentosa saja sulit memberikan hasil, tindakan invasif
diperlukan segera setelah pasien stabil. Kegagalan untuk melakukan operasi pada
golongan pasien ini hampir selalu akan berakhir dengan kematian. (1,3)
Pada gagal jantung akibat PJB yang kurang berat, pendekatan awal adalah dengan
terapi medis adekuat, bila ini terlihat menolong maka dapat diteruskan sambil
menunggu saat yang bik untuk koreksi bedah. (1,4)
Pada pasien penyakit jantung rematik yang berat yang disertai gagal jantung, obatobat gagal jantung terus diberikan sementara pasien memperoleh profilaksis sekunder,
pengobatan dengan profilaksis sekunder mungkin dapat memperbaiki keadaan
jantung. (1)
DAFTAR PUSTAKA
1. Oesman I.N, 1994. Gagal Jantung. Dalam buku ajar kardiologi anak. Binarupa
Aksara. Jakarta. Hal 425 441
2. Abdurachman N. 1987. Gagal Jantung. Dalam Ilmu Penyakit Dalam. Balai
penerbit FKUI. Jakarta. Hal 193 204
3. Ontoseno T. 2005. Gagal Jantung Kongestif dan Penatalaksanaannya pada Anak.
Simposium nasional perinatologi dan pediatric gawat darurat. IDAI Kal-Sel.
Banjarmasin. Hal 89 103
4. Kabo P, Karim S. 1996. Gagal Jantung Kongestif. Dalam : EKG dan
penanggulangan beberapa penyakit jantung untuk dokter umum. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta. Hal 187 205
5. Price, Sylvia A 1994. Gangguan Fungsi Mekanis Jantung dan Bantuan Sirkulasi.
Dalam : Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. EGC. Jakarta. 582 593
6. Mappahya, A.A. 2004. Dari Hipertensi Ke Gagal Jantung. Pendidikan Profesional
Berkelanjutan Seri II. FKUH. Makassar. 2004.
Gambar Jantung dengan jaringan otot yg rusak dan arteri yang tersumbat.
Gagal jantung merupakan suatu masalah kesehatan yang serius di berbagai negara,
baik di negara maju maupun di negara berkembang. Gagal jantung saat ini banyak
dijumpai dan menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas utama. Data di United
Kingdom kurang lebih 5 juta pasien di negara ini mengalami gagal jantung, dan pada
setiap tahunnya lebih dari 550.000 pasien didiagnosa mengalami gagal jantung yang
pertama kali. Di rumah sakit data menunjukkan dari tahun 1990 sampai tahun 1999
terdapat peningkatan kasus gagal jantung kira-kira dari 810.000 sampai 1 juta lebih
sebagai diagosa primer dan 2,4 sampai 4,6 juta kasus gagal jantung sebagai diagnosa
sekunder, dan pada tahun 2001 sedikitnya 53.000 pasien meninggal karena gagal
jantung.1
Definisi
Gagal jantung didifiniskan sebagai kegagalan jantung untuk memompa darah dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kegagalan jantung untuk
memompa atau penurunan kemampuan pompa jantung sehinga sirkulasi darah di
tubuh menjadi terganggu, akan menyebabkan 2 efek utama yakni penurunan curah
jantung dan pembendungan darah di vena yang menimbulkan kenaikan tekanan vena.
Dua hal inilah yang akan menyebabkan berbagai manifestasi klinis pada pasien yang
menderita gagal jantung. Bila terjadi penurunan curah jantung sampai derajat yang
membahayakan, akan muncul banyak reflek sirkulasi pada tubuh yang diaktifkan.
Diantaranya adalah reflek baroreseptor, reflek kemoreseptor yang akan mengaktifkan
sistem saraf pusat. Selain itu sistem renin angiotensin juga berperan penting dalam
merespon penurunan curah jantung. Berbagai reflek tubuh ini merupakan bentuk
kompensasi akibat penurunan curah jantung. Pembendungan darah di vena terjadi
karena aliran darah yang tertahan di dalam vena, sebagai akibat dari penurunan
kemampuan pompa jantung. Penurunan curah ini memberikan pengaruh yang luas
terhadap fungsi ginjal. Aliran darah yang rendah megakibatkan kemampuan ginjal
menyekresikan garam dan air menjadi rendah sehingga urin yang dikeluarkan menjadi
sedikit. Oleh karena itu mulailah terjadi retensi cairan dan akan belangsung terus
menerus sehingga aliran darah tertahan dalam vena, kecuali jika dilakukan tindakan
terapi.2
Guna kepentingan klinik gagal jantung dapat dibedakan menjadi gagal jantung akut
dan gagal jantung kronis. Gagal Jantung Akut adalah serangan cepat dari gejala-gejala
dan tanda-tanda akibat fungsi jantung yang abnormal. Sedangkan Gagal Jantung
Kronis adalah sindrom klinik yang komplek yang disertai keluhan gagal jantung
berupa sesak, fatik, baik dalam keadaan istirahat atau aktifitas, edema dan tanda
objektif adanya disfungsi jantung dalam keadaan istirahat.
Terminologi
Untuk mempermudahkan pengertian istilah dalam gagal jantung maka di bawah ini
diterangkan berbagai istilah yang lazim dipakai.3
a. Gagal jantung ke depan (forward failure).
Ketidakmampuan jantung untuk memompakan dalam jumlah yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, dicirikan dengan mudah lelah, lemah akibat
curah yang sangat menurun.
b. Gagal jantung ke belakang (backward failure).
Kegagalan jantung untuk memompa aliran balik sehingga pengeluaran aliran balik
vena tidak lengkap. Dicirikan dengan adanya kongesti paru dan udema.
c. Gagal jantung kanan dan gagal jantung kiri.
Gagal jantung kanan dan kiri menunjukkan istilah kegagalan pemompaan ventrikel
yang terpisah satu sama lain.
d. Disfungsi diastolik.
Ganguan pengisian satu atau kedua ventrikel sementara kapasitas pengosongan
normal.
e. Disfungsi sistolik
Menurunnya kapasitas pengosongan normal ventrikel, yang berkaitan dengan
peningkatan kompensatorik volume diastolik.
II. Etiologi
Penyebab gagal jantung digolongkan menurut dominasi gagal jantung (dominan sisi
kiri atau sisi kanan) dan menurut curah jantung (curah rendah dan curah tinggi).4
a. Gagal jantung dominan sisi kiri. Penyebab gagal jantung dominan sisi kiri:
- Penyakit jantung iskemik
- Penyakit jantung hipertensi
- Penyakit katup aorta, katup mitral (stenosis dan inkompetensi)
- Miokarditis
- Kardiomiopati
- Amiloidosis jantung
- Keadaan curah tinggi (tirotoksikosis, anemia)
b. Gagal jantung dominan sisi kanan.
- Penyakit paru kronis
- Stenosis katup pulmonal
- Penyakit katup trikuspid (stenosis, inkompetensi)
- Peyakit jantung kongenital (VSD, PDA)
- Hepertensi pulmonal
c. Gagal jantung curah rendah
Gagal jantung curah rendah diartikan jantung tidak mampu mempertahankan curah
jantung sistemik normal, misal normal = 5 l/menit, jantung hanya mampu ejeksi 3-4
l/menit. Penyebabnya:
- Ganguan miokardium: penyakit jantung iskemik, miokarditis, kardiomiopati,
amiloidosis, aritmia.
- Peningkatan beban tekanan: hipertensi sistemik, stenosis katup.
- Semua penyebab gagal ventrikel kanan.
d. Gagal jantung curah tinggi
Jantung tidak mampu mempertahankan curah jantung yang tinggi karena kebutuhan
aliran darah yang meningkat, misal normal = 5 l/menit kebutuhan menjadi meningkat
menjadi 7 l/menit. Jantung hanya mampu memberikan 5-6 l/menit. Penyebabnya:
- Inkompetensi katup
- Anemia
- Tirotoksikosis (hipertiroidisme)
- Demam
- Kelebihan beban volume
- Beriberi
- Penyakit paget pada tulang.
Pada kasus di atas terdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan Bp P
menderita gagal jantung, belum dapat dipastikan secara jelas sebelum dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut. Kemungkinan utama adalah disebabkan karena penyakit
jantung iskemia. Beberapa alasan yang mendukung adalah :
- Bp P mengalami sesak nafas yang telah dirasakan sejak tahun 2005, sesak dirasakan
ketika berkativitas berat yang disertai dengan nyeri dada kiri.
- Kelainan kongenital kemungkinan kecil karena tidak ada keluarga yang menderita
penyakit jantung, dan penyakit muncul setelah usia tua.
- Penyakit peradangan jantung kemungkinan disangkal karena tidak ditemukan
kreteria mayor dan minor berdasarkan kriteria jones.
- Di temukan ST elevasi pada pemeriksaan EKG di lead II, III, AVF.
- Kemungkinan ganguan katup kecil karena bunyi S 1 dan S 2 normal.
III. Patofisiologi
Sindrom dari gagal jantung adalah sebagai konsekuensi dari suatu kelainan struktural
jantung, fungsi, irama ataupun sistem konduksi. Dinegara maju disfungsi ventrikel
menjadi kasus utama yang diakibatkan dari infark miokard, hipertensi, atau keduaduanya. Penyakit katup degeneratif dan kardiomiopati juga merupakan penyebab
utama gagal jantung. Indikasi gagal jantung tidak hanya ketidakmampuan jantung
dalam memenuhi kebutuhan O2 secara adekuat, tetapi juga melibatkan respon
kompensatorik dari tubuh. Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung
adalah :5
1. Meningkatnya beban awal (preload).
2. Meningkatanya beban akhir (afterload).
3. Menurunnya kontraktilitas miokardium
Cardiac output bergantung pada frekuensi denyut jantung dan stroke volume.
Selanjutnya stroke juga dipengaruhi oleh beban awal, kontraktilitas dan beban akhir.
Mekanisme tersebut merupakan variabel penting dalam memahami patofisiologi gagal
jantung.
Kelainan interinsik pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal jantung
akibat penyakit jantung iskemik, akan menggangu kemampuan pengosongan
ventrikel. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi volume sekuncup,
- Diuretik : Furosemid
- KSR, untuk mengurangi kehilangan ion kalium
- Digitalis : Digogsin
- Antobiotik : Ceftriakson, sebagai profilaksis untuk infeksi bakteri.
VIII. Prognosis
Prognosis gagal jantung tergantung secara primer pada penyakit jantung yang
mendasari dan pada ada atau tidaknya faktor pencetus yang dapat diobati. Jika faktor
pencetus ini dapat diobati maka kelangsungan hidup menjadi lebih baik dari pada
gagal jantung yang terjadi tanpa penyebab pencetus yang terlihat. Jika tidak maka
kelangsungan hidup biasanya berkisar 6 bulan sampai 4 tahun.9
Pada kasus yang diderita Bp P, beberapa riwayat yang menyebabkan kemungkinan
gagal jantung tidak ditemukan, seperti riwayat hipertensi, riwayat DM, kelainan
kongenital, Obesitas, dan juga pemeriksaan lipid tidak menunjukkan faktor resiko
yang mengarah ke penyakit kardiovaskuler. Hanya saja Bp P dikatakan memiliki
emosional yang tinggi, serta seorang pekerja keras. Kemungkinan tingkat kesetresan
yang dialami sangat tinggi menyebabkan penyakit kardiovaskuler. Dari data tersebut
prognosisnya buruk.
BAB III
KESIMPULAN
1. Bapak P menderita penyakit dengan keluhan sesak nafas sejak 3 tahun yang lalu,
dan sesak nafas menjadi semakin berat sehingga saat ini tidak besa beraktifitas, dan
manifestasi klinis yang semakin berat.
2. Berdasarkan data anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan
bebarapa referensi yang dikaitkan dengan gambaran klinis, Bp P menderita penyakit
gagal jantung kronis dengan grade IV.
3. Penataklaksanaannya dapat mengacu berdasarkan klasifikasi NYHA Grade IV.
- Pemberian obat ACEI dan kombinasi bera bloker untuk mengurangi beban akhir.
- Pemberian diuresis untuk mengatasi beban awal karena tekanan volume darah yang
semakin akibat kongesti cairan. Pemberian diuresis dikombinasikan dengan
pemberian KSR untuk menguraingi kehilangan ion K.
- Pemberian obat digitalis untuk meningkatkan kontaktilitas otot jantung sehingga
aliran darah akan tetap terjaga.
- Pemberian antibiotik digunakan untuk profilaksis terhadap infeksi bakteri
Daftar Pustaka
1. Hunt SA, Abraham WT, Chin MH, et al. ACC/AHA 2005 Guidelines Update for
the Diagnosis and Management of Chronic Heart Failure in the Adult: A Report of the
American Collage of Cardiologi/American Heart Association Task Force on Practice
Guidline (writing committee to update the 2001 Guidline for the Evaluation and
Management of Heart Failure). Downloaded from circ.ahajournals.org
2. Guyton, Hall, 2008, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta.
3. Lily Ismudiati R., Faisal B., dkk, 2001, Buku Ajar Kardiologi, FKUI, Jakarta.
4. Papakrama C., R. Taylor, 2006, Ringkasan Patologi Anatomi, EGC. Jakarta.
5. Figueroa MS, Peters JI, 2006, Congestive Heart Failure: Diagnosis,
Pathophysiology, Therapy, and Implications for Respiratory Care,
http://www.rcjournal.com/contents/04.06/04.06.0403.pdf