Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji dan syukur Saya panjatkan kehadirat Illahi


Robbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
TRANSFORMATOR.
Penyusun berterima kasih kepada dosen mata kuliah Transformator yang telah
memberikan arahan serta bimbingan, dan juga kepada semua pihak yang telah membantu baik
langsung maupun tidak langsung dalam penulisan makalah ini.Seperti pepatah mengatakan Tak
ada gading yang tak retak.Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.Hal ini
semata-mata karena keterbatasan kemampuan penyusun sendiri.Oleh karena itu, penyusun sangat
mengharapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak agar makalah ini
menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1

Latar Belakang..................................................................................................................1

2.2 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB 2 ISI........................................................................................................................................2
PEMBEBANAN TRANSFORMATOR..........................................................................................2
BAB 3..............................................................................................................................................6
PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR......................................................................................6
BAB 4............................................................................................................................................10
PROTEKSI TRANSFORMATOR................................................................................................10
BAB 5 PENUTUP.........................................................................................................................19
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................20

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beban tidak seimbang adalah masalah umum yang dihadapi pada sistem 3 fasa, hal ini
diakibatkan karena yang mendominasi adalah pelanggan 1 fasa dari pada pelanggan 3 fasa.
Walaupun demikian dengan banyaknya pelanggan 3 fasa tetap tidak menjamin keseimbangan
fasa. Apabila terjadi ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fasa maka kawat netral akan dialiri
arus dan perbedaan sudut beban per fasa adalah tidak sama dengan 120 beban transformator
yang tidak seimbang akan muncul arus netral.
Sistem proteksi pada instalasi penyaluran, dengan ruang lingkup sistem proteksi pada Gardu
Induk ( GI ) / Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET ) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi
( SUTT ) / Saluran Kabel Tegangan Tinggi ( SKTT ) / Saluran Tegangan Extra Tinggi ( SUTET ),
harus mampu bekerja sesuai dengan tujuan dan persyaratan serta fungsinya yang ditentukan
terhadap jenis gangguan yang terjadi. Karena apabila tidak mampu, akan mengakibatkan
kerugian yang besar, dilihat dari segi kerusakan yang lebih luas terhadap peralatan instalasi itu
sendiri maupun tidak lancarnya penyaluran tenaga listrik.

2.2 Tujuan
1. Mengerti dan memahami tentang pembebanan transformator.
2. Mengerti dan memahami tentang pemeliharaan tarnsformator.
3. Mengerti dan memahami tentang proteksi transformator.

BAB 2 ISI
PEMBEBANAN TRANSFORMATOR
Sebagai akibat dari pembebanan yang tidak seimbang pada trafo maka akan
menimbulkan rugi-rugi (losses) energi diantaranya
1. Losses (rugi-rugi) Akibat Adanya Arus Netral
Rugi ini terjadi karena ada arus yang lumayan cukup besar mengalir penghantar netral sebagai
akibat dari ketidakseimbangan beban antara tiap-tiap fasa pada sisi sekunder trafo (fasa R, fasa S,
fasa T). Arus yang mengalir pada penghantar netral trafo ini menyebabkan losses (rugi-rugi).
Losses pada penghantar netral trafo ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

2.

Losses (rugi-rugi) Akibat Adanya Arus Grounding


Ketidakseimbangan beban juga mengakibatkan adanya arus yang mengalir pada penghantar
grounding (pentanahan), Besarnya daya yang hilang akibat arus grounding ini adalah sebagai
berikut:

3.

Menentukan Besaran Ketidakseimbangan Beban pada tiap Fasa (Analisa Pembebanan)


2

Kemungkinan keadaan tidak seimbang ada 3:


a. Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 1200 satu sama lain.
b. Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 1200 satu sama lain.
c. Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 1200 satu sama lain.
Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dengan vektor diagram arus pada gambar berikut ini

Gambar 1. Vektor Diagram Arus


Gambar (1a) menunjukkan vektor diagram arus dalam keadaan seimbang, terlihat bahwa
penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT) adalah sama dengan nol sehingga tidak muncul arus
3

netral (IN). Sedangkan pada arusnya tidak sama dengan nol sehingga muncul sebuah besaran
yaitu arus netral karena factor ketidakseimbangannya. Apabila pada penyaluran daya ini arusarus fasa dalam keadaan seimbang, maka besarnya daya dapat dinyatakan sebagai berikut:
P = 3. [V]. [I]. cos
dimana:
P : daya pada ujung kirim
V : tegangan pada ujung kirim
cos : faktor daya
Daya yang sampai ujung terima akan lebih kecil dari P karena terjadi penyusutan dalam saluran.
Penyusutan daya ini dapat diterangkan dengan menggunakan diagram fasor tegangan saluran
model fasa tunggal.
Pertumbuhan daya listrik pada suatu daerah tidak selalu berbentuk linear. Pertambahan
tahun belum tentu diikuti oleh pertambahan pemakaian daya secara linear. Penggunaan energi
pada suatu daerah cenderung mengalami peningkatan dan tidak pernah berkurang selama daerah
tersebut masih dalam keadaan normal. Dengan latarbelakang tersebut maka peneliti memilih
metode pendekatan non linear sehingga metode yang digunakan adalah regresi linear model
exponensial.
Model eksponensial didekati dengan persamaan:
Y = aebx
Dengan harga-harga:
Faktor pengali atau pertumbuhan beban () diperoleh dengan membagi hasil persamaan
pendekatan peramalan beban puncak dengan konstanta persamaan :\
=

Y
a

dimana,:
: faktor pengali (pertumbuhan beban)
Y: hasil persamaan pendekatan
a : konstanta persamaan

Peramalan beban adalah suatu cara memperkirakan atau menggambarkan beban dimasa yang
akan datang, model pendekatan peramalan:
Y
St=So( )

dimana,
St : Pemakaian beban pada tahun t (yang
diramalkan)
So: Pemakaian beban tenaga listrik (MVA)
dasar pada tahun perhitungan tahun pertama
a : Pertumbuhan beban rata-rata yang diamati (faktor pengali)
Y : Hasil persamaan pendekatan.
Pembebanan transformator didapat dari hasil peramalan beban dibagi dengan kapasitas
transformator, kapasitas transformator didapat dari data transformator yang dipakai .
%pembebenan=

St
100
K transformator

dimana,:
St : pemakaian beban pada tahun (yang diramalkan)
Ktransformator : Kapasitas trafo (data)
Beban puncak merupakan beban tertinggi yang dipikul oleh transformator pada selang waktu
tertentu selama transformator beroperasi. Mencari daya rata-rata puncak pertahun digunakan
persamaan :
S= P2 +Q2
Pembebanan transformator menyebabkan arus beban akan mengalami perubahan sesuai
pemakaian beban. Persamaan untuk menghitung arus beban adalah :

I pembebanan =

S( MVA)
KV .Cos . 3 BAB 3

PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR
1. Pemeriksaan Nameplate Trafo
Sebelum pekerjaan pemeliharaan trafo dilaksanakan, prosedur pelaksanaan pekerjaan
yang pertama dilakukan adalah mendata spesifikasi teknis dari trafo tersebut dengan mengamati
(nameplate).
2. Pemeriksaan Secara Visual
Pemeriksaan fisik trafo secara visual meliputi pemeriksaan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan kondisi tangki dari kebocoran atau akibat dari benturan.
2. Pemeriksaan kondisi baut-baut pengikat di bushing.
3. Pemeriksaan kondisi bushing primer atau sekunder.
4. Pemeriksaan valve tekanan udara.
5. Pemeriksaan thermometer.
6. Pemeriksaan kondisi tap charger/sadapan.

3. Pengukuran Nilai Tahanan Isolasi


Setelah pemeriksaan secara visual dilakukan, maka selanjutnya dilakukan
pemeriksaan/pengukuran nilai tahanan isolasi trafo dengan menggunakan megger (primer-body,
sekunder-body dan primer-sekunder), sehingga dapat dipastikan jenis kerusakan dan bagian
mana dari trafo yang mengalami kerusakan.
Dengan melakukan perawatan secara berkala dan pemantauan kondisi transformator pada saat
beroperasi akan banyak keuntungan yang didapat, antara lain:
Meningkatkan keandalan dari transformator tersebut.

Memperpanjang masa pakai.


Jika masa pakai lebih panjang, maka secara otomatis akan dapat menghemat biaya penggantian
Unit trafo.
Adapun langkah-langkah perawatan dari transformator, antara lain adalah:
Pemeriksaan berkala kualitas minyak isolasi.
Pemeriksaan/pengamatan berkala secara langsung (Visual Inspection)
Pemeriksaan-pemeriksaan secara teliti (overhauls) yang terjadwal.
Komponen-Komponen Utama Transformator
untuk lebih jelasnya anda dapat membaca artikel sebelumnya, "Komponen-Komponen
Transformator", tapi saya tampilkan sedikit mengenai komponen utamanya saja, yaitu:
On-load tap changer (OLTC)
Bushing
Insulator / penyekat
Gasket
Sistem saringan / filter minyak isolasi
Peralatan proteksi:
Valves atau katup-katup
relay
Alat-alat ukur dan indikator-indikator
Pemeriksaan Kondisi Transformator Saat Beroperasi
Pada saat transformator beroperasi ada beberapa pemeriksaan dan analisa yang harus dilakukan,
antara lain:
1. Pemeriksaan dan analisa minyak isolasi transformator, meliputi:
Tegangan tembus (breakdown voltage)
Analisa gas terlarut (dissolved gas analysis, DGA)
Analisa minyak isolasi secara menyeluruh (sekali setiap 10 tahun)
Pemeriksaan dan analisa kandungan gas terlarut (Dissolved gas analysis, DGA), untuk
mencegah terjadinya:(partial) discharges, Kegagalan thermal (thermal faults), Deteriorasi /

pemburukan kertas isolasi/laminasi.


Pemeriksaan dan analisa minyak isolasi secara menyeluruh, meliputi: power factor (cf. Tan ),
kandungan air (water content), neutralisation number, interfacial tension, furfural analysis dan
kandungan katalisator negatif (inhibitor content)
2. Pengamatan dan Pemeriksaan Langsung (Visual inspections)
Kondisi fisik transformator secara menyeluruh.
Alat-alat ukur, relay, saringan/filter dll.
Pemeriksaan dengan menggunakan sinar infra-merah (infrared monitoring) setiap 2 tahun
sekali.

Tindakan yang harus dilakukan pada saat Pemeriksaan Teliti (Overhaul)


1. Perawatan dan pemeriksaan ringan (Minor overhaul), setiap 3 atau 6 tahun.
on-load tap changers
oil filtering dan vacuum treatment
relays dan auxiliary devices.
2. Perawatan dan pemeriksaan teliti (Major overhaul)
Secara teknis setidaknya 1 kali selama masa pakai.
pembersihan, pengencangan kembali dan pengeringan.
3. Analisa kimia
analisa kertas penyekat/laminasi (sekali setiap 10 tahun)
4. Pengujian listrik (Electrical Test) untuk peralatan;
power transformer
bushing primer dan sekunder
Transformator ukur (measurement transformator)
breaker capacitors
Pengujian listrik (electrical test) dilakukan setidaknya setiap 6 - 9 tahun. Pengujian yang
dilakukan meliputi;
a. Doble measurements
b. PD-measurement

c. Frequency Responce Analysis, FRA


d. voltage tests

Dengan melakukan perawatan secara berkala dan pemantauan kondisi transformator pada
saat beroperasi akan banyak keuntungan yang didapat, antara lain:
Meningkatkan keandalan dari transformator tersebut.
Memperpanjang masa pakai.
Jika masa pakai lebih panjang, maka secara otomatis akan dapat menghemat biaya penggantian
unit transformator.
Adapun langkah-langkah perawatan dari transformator, antara lain adalah:
Pemeriksaan berkala kualitas minyak isolasi.
Pemeriksaan/pengamatan berkala secara langsung (Visual Inspection)
Pemeriksaan-pemeriksaan secara teliti (overhauls) yang terjadwal.

BAB 4
PROTEKSI TRANSFORMATOR
Pada sistem tenaga listrik, sistem proteksi adalah perlindungan atau isolasi pada bagian
yang memungkinkan akan terjadi gangguan atau bahaya. Tujuan utama proteksi adalah untuk
mencegah terjadinya gangguan atau memadamkan gangguan yang telah terjadi dan
melokalisirnya, dan membatasi pengaruh-pengaruhnya, biasanya dengan mengisolir bagianbagian yang terganggu tanpa mengganggu bagian-bagian yang lain.
Sistem proteksi ini mendeteksi kondisi abnormal dalam suatu rangkaian listrik dengan
mengukur besaran-besaran listrik yang berbeda antara kondisi normal dengan kondisi abnormal.
Ada beberapa kriteria yang perlu diketahui pada pemasangan suatu sistem proteksi dalam suatu
rangkaian sistem tenaga listrik yaitu :
a.
Sensitifitas (kepekaan)
Sensitifitas adalah kepekaan rele proteksi terhadap segala macam gangguan dengan tepat yakni
gangguan yang terjadi di daerah perlindungannya. Sensitifitas suatu sistem proteksi ditentukan
oleh nilai terkecil dari besaran penggerak saat peralatan proteksi mulai beroperasi. Nilai terkecil
besaran penggerak berhubungan dengan nilai minimum arus gangguan dalam daerah yang
dilindunginya.
b.
Selektifitas dan diskriminatif
Selektif berarti suatu sistem proteksi harus dapat memilih bagian sistem yang harus diisolir
apabila rele proteksi mendeteksi gangguan. Bagian yang dipisahkan dari sistem yang sehat
sebisanya adalah bagian yang terganggu saja. Diskriminatif berarti suatu sistem proteksi harus
mampu membedakan antara kondisi normal dan kondisi abnormal. Ataupun membedakan
apakah kondisi abnormal tersebut terjadi di dalam atau di luar daerah proteksinya.
c.
Kecapatan
Sistem proteksi perlu memiliki tingkat kecepatan sebagaimana ditentukan sehingga
meningkatkan mutu pelayanan, keamanan manusia, peralatan dan stabilitas operasi.
d.

Keandalan

10

Suatu sistem proteksi dapat dikatakan andal jika selalu berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
Sistem proteksi disebut tidak andal bila gagal bekerja pada saat dibutuhkan dan bekerja pada saat
proteksi itu tidak seharusnya bekerja.
e.
Ekonomis
Suatu perencanaan teknik yang baik tidak terlepas tentunya dari pertimbangan nilai
ekonomisnya. Suatu rele proteksi yang digunakan hendaknya ekonomis mungkin dengan tidak
mengesampingkan fungsi dan keandalannya.
3.2 Tipe Proteksi
Ada dua kategori proteksi yang dikenal yaitu proteksi utama (main protection) dan
proteksi pembantu (back up protection). Proteksi utama dalah pertahanan utama dan akan
membebaskan gangguan pada bagian yang akan diproteksi secepat mungkin. Mengingat
keandalan 100 % tidak hanya dari perlindungan tetapi juga dari trafo arus, trafo tegangan dan
pemutus rangkaian yang tidak dapat dijamin, untuk itu diperlukan perlindungan pembantu
(auxiliary protection) pada alat proteksi tersebut. Proteksi pembantu bekerja bila rele utama
gagal dan tidak hanya melindungi daerah berikutnya dengan perlambatan waktu yang lebih lama
dari pada relay utamanya.
Jenis-Jenis Proteksi Trafo Daya
Relai yang biasa digunakan pada sebuah transformator daya sebagai pengaman pada saat
terjadi gangguan adalah:
1.

Relai Buchollz

Gambar 4.1 Relai bucholz


Relai bucholz dipasang pada pipa dari maintank ke konservator ataupun dari OLTC ke
konservator tergantung design trafonya apakah dikedua pipa tersebut dipasang relai bucholz.
11

Relai bucholz berfungsi untuk mendeteksi dan mengamankan gangguan di dalam transformator
yang menimbulkan gas. Selama transformator beroperasi normal, relai akan terisi penuh dengan
minyak. Pelampung akan berada pada posisi awal.
Bila terjadi gangguan yang kecil didalam tangki transformator, misalnya hubung singkat
dalam kumparan, maka akan menimbulkan gas. Gas yang terbentuk akan berkumpul dalam relai
pada saat perjalanan menuju tangki konservator, sehingga level minyak dalam relai turun dan
akan mengerjakan kontak alarm (kontak pelampung atas). Bila level minyak transformator turun
secara perlahan-lahan akibat dari suatu kebocoran, maka pelampung atas akan memberikan
sinyal alarm dan bila penurunan minyak tersebut terus berlanjut, maka pelampung bawah akan
memberikan sinyal trip. Bila terjadi busur api yang besar, kerusakan minyak akan terjadi dengan
cepat dan timbul surja tekanan pada minyak yang bergerak melalui pipa menuju ke relai
Bucholz.
Analisa gas yang terkumpul didalam relai bucholz:

H2 dan C2H2
Menunjukkan adanya busur api pada minyak antara bagian-bagian konstruksi.

H2, C2H2 dan CH4


Menunjukkan adanya busur api sehingga isolasi phenol terurai, misalnya terjadi gangguan pada
sadapan.

H2, C2H4 dan C2H2


Menunjukkan adanya pemanasan pada sambungan inti.

H2, C2H, CO2 dan C3H4


Menunjukkan adanya pemanasan setempat pada lilitan inti.

2.

Relai Jansen

12

Gambar 4.2. Relai Jansen


Tap changer adalah alat yang terpasang pada transformator yang berfungsi untuk mengatur
tegangan keluaran (sekunder) akibat beban maupun variasi tegangan pada sistem masukannya
(input). Tap changer umumnya dipasang pada ruang terpisah dengan ruang untuk tempat
kumparan, dimaksudkan agar minyak tap changer tidak bercampur dengan minyak tangki utama.
Untuk mengamankan ruang diverter switch apabila terjadi gangguan pada sistem tap changer,
digunakan pengaman yang biasa disebut rele jansen (buchholtnya tap changer). Rele jansen
dipasang antara tangki tap changer dengan konservator minyak tap changer.
Prinsip kerja rele jansen, yaitu :
1) Rele buchholz tap changer (jansen) untuk mengamankan ruangan beserta isinya dari diverter
switch.
2) Rele jansen akan bekerja apabila ada desakan tekanan yang terjadi akibat flash over antar
bagian bertegangan atau bagian bertegangan dengan body atau ada desakan aliran minyak karena
gangguan eksternal.
3) Prinsipnya ada aliran minyak yang deras, ada tekanan minyak sehingga ada minyak mengalir
ke konservator, goncangan minyak yang cukup besar, dan semua itu menyebabkan katup akan
berayun dan megerjakan kontak triping, akhirnya melepas gangguan.

3.

Relai Tekanan Lebih (Sudden Pressure Relay)

Gambar 4.3. Relai Tekanan Lebih (Sudden Pressure Relay)

13

Relai tekanan lebih berfungsi hampir sama seperti relai buchollz yaitu mengamankan
transformator dari gangguan internal. Bedanya relai ini hanya bekerja apabila terjadi kenaikan
tekanan gas tiba-tiba yang disebabkan oleh hubung singkat.

Tipe Membran
Plat tipis yag didesain sedemikian rupa yang akan pecah bila menerima tekanan melebihi
disainnya. Membran ini hanya sekali pakai sehingga bila pecah harus diganti baru.

Pressure Relief Valve


Suatu katup yang ditekan oleh sebuah pegas yang didesain sedemikian rupa sehingga apabila
terjadi tekanan didalam transformator melebihi tekanan pegas maka akan membuka dan
membuang tekanan keluar bersama-sama sebagian minyak. Katup akan menutup kembali apabila
tekanan didalam transformator turun atau lebih kecil dari tekanan pegas.

4.

Relay HV/ LV Winding Temperature

Gambar 4.4. Relay HV/ LV Winding Temperature


1.

Relay HV/LV Winding Temperature bekerja apabila suhu kumparan trafo melebihi setting

dari pada relai HV/LV Winding, besarnya kenaikan suhu adalah sebanding dengan faktor
pembebanan dan suhu udara luar trafo. Urutan kerja relai suhu kumparan/ winding ini dibagi 2
tahap:

Mengerjakan alarm (winding temperature alarm)

Mengerjakan perintah trip ke PMT (winding temperature trip)

14

2.

Relai HV/LV Oil temperature bekerja apabila suhu minyak trafo melebihi setting dari pada

relai HV/LV oil. Besarnya kenaikan suhu adalah sebanding dengan faktor pembebanan dan suhu
udara luar trafo. Urutan kerja relai suhu minyak/ oil ini dibagi 2 tahap:

Mengerjakan alarm (oil temperatur alarm)

Mengerjakan perintah trip ke PMT (oil temperature trip)

5.

Relai Arus Lebih (Over Current Relay)

Gambar 4.5. Relai Arus Lebih (Over Current Relay)


Relai arus lebih bekerja berdasarkan adanya kenaikan arus yang melebihi suatu nilai
pengaman yang telah ditentukan dan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Relai arus lebih
akan pick up jika besar arus melebihi nilai setting. Pada proteksi transformator daya, relai arus
lebih digunakan sebagai tambahan bagi relai differensial untuk memberikan tanggapan terhadap
gangguan luar. Relai ini digunakan untuk mengamankan peralatan terhadap gangguan hubung
singkat antar fasa, hubung singkat satu fasa ke tanah dan beberapa hal dapat digunakan sebagai
pengaman beban lebih.
6.

Relai Tangki Tanah

15

Berfungsi untuk mengamankan trafo terhadap hubung singkat antara fasa dengan tangki
trafo dan titik netral trafo yang ditanahkan.

Gambar 4. 6 Relai Tangki Tana


Relai 51G yang terpasang, mendeteksi arus gangguan dari tangki trafo ketanah, kalu
terjadi kebocoran isolasi dari belitan trafo ke tangki, arus yang mengalir ketanah akan dideteksi
relai arus lebih melalui CT. Relai akan mentripkan PMT di kedua sisi (TT dan TM). Jadi arus
gangguan kembali kesistem melalui pembumian trafo.
7.
Restricted Earth Fault (REF)
Relai gangguan tanah terbatas atau Restricted Earth Fault (REF) untuk mengamankan
transformator bila ada gangguan satu fasa ketanah didekat titik netral transformator yang tidak
dirasakan oleh rele diferensial.

Gambar 4.7 Restricted Earth Fault (REF)


8.

Relai Diferensial (Differential Relay)


Relai diferensial berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung
singkat yang terjadi di dalam daerah pengaman transformator. Relai ini merupakan pengaman
utama (main protection) yang sangat selektif dan cepat sehingga tidak perlu dikoordinir dengan
16

relai lain dan tidak memerlukan time delay. Prinsip dari relai ini yaitu membandingkan arus
yang masuk keperalatan dengan arus yang keluar dari peralatan tersebut.

Gambar 4.8. Relai Diferensial (Differential Relay)

a.

Gambar relai deferensial dalam keadaan normal


Diferensial sebagai pengaman trafo
Dalam keadaan normal arah Ip dan Is seperti pada gambar

Disisi sekunder masing-masing CT, arus keluar dari terminal DOT


Karena Ip sama besar Is tapi arah berlawanan maka diferensial relai tidak dialiri arus.

17

b.

Gambar relai deferensial dalam keadaan gangguan

Dalam keadaan gangguan arah Ip seperti pada dan hanya Ip.


Disisi sekunder CTp, arus Ip keluar dari terminal DOT, dan mengerjakan DIFF RY

(Differensial Relai).
Perhatikan terminal sekunder CTp dan Cts terhubung ke DIFF. RY difasa yang
berlawanan atau beda sudut 1800.

18

BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Sistem proteksi transformator merupakan suatu sistem yang terdiri atas beberapa relai
proteksi, lockout relays yang saling berkoordinasi untuk melindungi transformator dari
gangguan, baik yang ditimbulkan dari luar transformator maupun dari dalam transformator itu
sendiri.
2. Selain menggunakan beberapa relai proteksi, untuk pengaman transformator juga digunakan
indikator udara (silica gel), serta fire protection system.
3. Relai proteksi utama yang digunakan pada Transfomator Distribusi untuk Furnaces pada
divisi HSM PT. Krakatau Steel, Cilegon, antara lain :
1. Relai Mekanik
a) Relai Bucholtz
c) Relai Termis
2. Relai Elektrik
a) Relai Differensial
b) Relai Arus Lebih
4.Pemeliharaan yang teratur, pengunaan /pemakaian serta management yang baik dari Trafo
Distribusi akan meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik sehingga kontinuitas pelayanan
listrik ke konsumen terjamin.

19

DAFTAR PUSTAKA
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/01/perawatan-dan-pemantauan-kondisi.html
http://iqbalarifsadega.blogspot.com/2013/02/pemeliharaan-trafo_10.html
https://electricdot.wordpress.com/2012/10/15/pengaruh-ketidakseimbangan-pembebanan-padatrafo-distribusi/
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CBsQFjAA&url=http
%3A%2F%2Fjournal.unhas.ac.id%2Findex.php%2Fprostek%2Farticle%2Fdownload
%2F956%2F830&ei=6JJUVausFcGpuwTh4YC4Bg&usg=AFQjCNE9O_3c2Tvwb8an9DFnd9d
FepDOjA&bvm=bv.93112503,d.c2E
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CCMQFjAB&url=http
%3A%2F%2Fcore.ac.uk%2Fdownload%2Fpdf
%2F11724500.pdf&ei=6JJUVausFcGpuwTh4YC4Bg&usg=AFQjCNH7I-vi09Lhiwg2vArTle1hnCqdQ&bvm=bv.93112503,d.c2E
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0CCoQFjAC&url=http
%3A%2F%2Fjurnal.untad.ac.id%2Fjurnal%2Findex.php%2FFORISTEK%2Farticle%2Fview
%2F1618%2F1072&ei=6JJUVausFcGpuwTh4YC4Bg&usg=AFQjCNGKbaOJr1UrUBNvqJy8x
cDxk6p5Kg&bvm=bv.93112503,d.c2E
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CBsQFjAA&url=https
%3A%2F%2Fiwan78.files.wordpress.com%2F2012%2F02%2Fpemeliharaan-trafodistribusi.pdf&ei=ZJUVbruOZaKuASI6oD4BQ&usg=AFQjCNFufHA9Jcvjpub2wu4FxZPGDB5m_A&bvm=bv.9
3112503,d.c2E
https://diharrahman.wordpress.com/2010/10/22/proteksi-transformator/
http://ilmulistrik.com/proteksi-transformator-tenaga-tttm.html
http://ilmulistrik.com/proteksi-transformator-tenaga-tttm.html

20

21

Anda mungkin juga menyukai