PENDAHULUAN
• Sejarah
untuk kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV.
NIGM yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang tenaga
tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW saja. Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan
Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan
Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas. Tanggal 1 Januari
Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan
sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan
dengan kebijakan di atas, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari
VISI
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan
MISI
Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kehidupan masyarakat.
• Sejarah
PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah
Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957
dengan nama PT PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama
Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum
& HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober
menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun
di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan
Visi
Misi
Menjalankan usaha inti minyak, gas, dan bahan bakar nabati secara terintegrasi,
Clean (Bersih)
Competitive (Kompetitif)
menghargai kinerja
Commercial (Komersial)
Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan
penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset
dan pengembangan.
Kehadiran era globalisasi telah membuat para pelaku bisnis mulai menata kembali
strategi yang diusung dalam menjalankan usahanya. Hal ini tidak lepas dari semakin
mudahnya para pesaing atau pemain baru untuk masuk ke pasar di suatu kawasan
regional manapun. Penataan strategi ini salah satunya adalah dengan melakukan
aliansi dengan pihak lain dalam menjaga konsistensi usaha dan eksistensi perusahaan
itu sendiri. BUMN sebagai salah satu unsure pelaku bisnis di Indonesia tidak lepas dari
penataan strategis ini. Oleh karena itu dalam paper kami ini rumusan masalah yang
Aliansi Strattegik (Strategic Alliance) adalah upaya dua atau lebih badan (usaha)
yang secara bersama-sama berusaha meraih suatu tujuan yang telah disepakati
badan usaha yang menjadi mitra aliansi (M.Ikhsan, Kerja sama Strategis atau
b) Kedua belah pihak sepakat membagi keuntungan dan risiko (risk and benefit
sharing)
c) Kedua belah pihak memiliki kompetensi inti (core competence) yang sudah teruji
sinergis.
Aliansi strategi merupakan kolaborasi sinergis antara dua atau multipihak dalam
dimensi strategis biasanya terkait dengan isu inovasi, pengetahuan atau teknologi.
dan dinamis.
Suatu studi di Amerika Serikat bahkan menyebutkan bahwa aliansi strategis dinilai
alainsi strategis terjadi dinegara maju dan dinilai sangat penting bagi perkembangan
daya saing usaha diera kompetisi global. (www.bppt.go.id, SEMINAR ALIANSI
Terjadinya suatu aliansi antar dua atau lebih badan usaha merupakan hasil dari
terhadap calon mitra kerja yang meliputi kesemaan visi, kemampuan pemenuhan
layanan serta kesamaan tujuan antar dua pihak yang akan bekerjasama. Hal
berjalan lancar.
Dalam memilih usaha dan mitra kerjasama, ada beberapa hal substansial yang
memenangkan peluang?
kompetensi inti ?
? (M.Ikhsan, Kerja sama Strategis atau Aliasi Strategik Hand Out, 2008)
memeprtimbangkan 3 C :
Pembahasan
Semenjak terjadinya krisis ekonomi dari 1997 sampai 2002, pelaku usaha di
sektor ketenagalistrikan yang dilakoni oleh PLN, mengalami kesulitan untuk melakukan
investasi baru dalam rangka memenuhi kebutuhan daya listrik. Akibatnya saat ini
masih banyak wilayah [area] pelayanan khususnya diluar Jawa, Madura dan Bali
[Jamali] yang mengalami kekurangan daya listrik dan dalam jangka waktu 1 atau 2
tahun kedepan kekurangan daya tersebut dapat pula melanda Jamali, jika program
Penyesuaian tarif PLN secara berkala menuju harga keekonomiannya sebagai bagian
tuntutan mutu pelayanan yang mereka harapkan harus lebih baik, serta tudingan dan
tuntutan agar PLN lebih mengefisienkan dirinya, sehingga adanya ketidak efisienan
tersebut tidak menjadi beban yang diteruskan kepada konsumen pelanggan PLN.
Sebagai wujud respon tersebut, PLN melakukan sinergi antar sesama BUMN yaitu
dengan PERTAMINA selaku pemasok bahan bakar pembangkit listrik. Pertamina dan
PLN telah melakukan penandatanganan perjanjian Jual Beli BBM untuk jangka waktu 5
tahun yaitu mulai dari tahun 2007 s.d 2012. Perjanjian tersebut ditandatangani oleh
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Ari H. Soemarno dan Direktur Utama Eddie
pembangkit PLN di seluruh Indonesia. Sedangkan jenis BBM yang masuk kedalam
perjanjian jual beli tersebut adalah Minyak Solar (HSD/ADO/Gas Oil), Minyak Diesel
(MDF/IDF/IDO) dan Minyak Bakar (MFO/IFO/FO). Perjanjian ini ditujukan agar kedua
belah pihak merasa terjamin baik untuk kelangsungan supply BBM ke masing-masing
pembangkit listrik milik PLN maupun jaminan pembayaran terhadap jual beli BBM
Pertamina.
Pertamina berharap dengan tercapainya perjanjian jual beli ini akan semakin memicu
peningkatan sinergi dan soliditas antar sesama BUMN. Dengan kondisi tersebut
diharapkan kedua BUMN tersebut dapat efisien, produktif dan inovatif dalam kegiatan
operasionalnya sehingga dapat tercipta produk ataupun jasa yang lebih baik (better),
Berdasarkan informasi diatas dapat kita ketahui bahwa PT PLN sebagai perusahaan
listrik di Indonesia menyadari bahwa PLN memerlukan pasokan bahan bakar yang
kepentingan tersebut PLN merasa perlu melakukan sinergi atau kerjasama dengan
pihak yang memiliki kompetensi yang baik sebagai penyedia bahan bakar pembangkit
listrik.
Pemilihan PERTAMINA sebagai mitra kerjasama PLN sebagai penyedia bahan bakar
merupakan pilihan yang tepat. Menurut kami dengan memilih PERTAMINA sebagai
mitra kerjasamanya, PLN menunjukan bahwa berbisnis dengan perusahaan lokal pun
(baca:BUMN) mendatangkan keuntungan bagi PLN. Selain itu melalui kerja sama ini
PLN setidaknya telah turut andil dalam pemberdayaan antar BUMN yang diharapkan
Melalui kerjsama ini, baik PLN maupun PERTAMINA memperoleh keuntungan yang
sama yaitu pasokan bahan bakar pembangkit listrik bagi PLN setidaknya sudah dapat
dipastikan dijamin tersedia minimal selama lima tahun kedepan. Kondisi ini setidaknya
pembangkit listrik yang baru sebagai upaya dalam memperluas basis konsumen dan
manfaat berupa penjualan bahan bakar minyak dan gas yang pasti karena telah
dipesan oleh PLN. Dengan demikian pangsa pasar PERTAMINA bertambah luas
dengan PLN sebagai loyal cutomer PERTAMINA minimal selama lima tahun
kesepakatan.
Selain mendatngkan kemanfaatan bagi kedua belah pihak, kerja sama seperti ini juga
memberikan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi bangsa. Aliran uang atau transfer
produk yang terjadi antar BUMN akan mendorong terciptanya iklim perekonomian yang
kondusif dan bagi BUMN itu sendiri akan semakin menguatkan posisi daya saing
III.2 Kemungkinan proses aliansi antara PT PLN (Persero) dengan pihak lain
Dalam rangka menghadapi era persaingan di masa yang akan datang dan agar
yang cukup mendasar baik pada tingkat Wilayah maupun pada tingkat Unit
Operasionalnya, yaitu :
dekat dengan pelanggan dan akrab lingkungan, yang pada tahap berikutnya
seiring kebijakan otonomi daerah agar unit bisa bergerak lebih cepat mengatasi
Hal tersebut di atas merupakan langkah-langkah strategis yang akan dilakukan guna
PLN (Persero).
BAB IV
Penutup
IV.1 Kesimpulan
Dalam menghadapi era persaingan yang semakin ketat, sebuah perusahaan harus
mampu menyusun strategi yang mampu menjaga eksistensi perusahaan. Salah satu
strategi tersebut adalah strategi aliansi atau kerjasama, melalui strategi aliansi ini suatu
memanfaatkan keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan lain. Melalui kerjasama ini
pula suatu perusahaan dapat mencapai efisiensi dan efektifitas karena tidak semua hal
Dalam kaitannya dengan kerjasama antara PLN dan PERTAMINA ini, model kerjasama
seperti ini dapat disimpulkan sebagai Model Aliansi Komplementer dimana masing-
IV.2 Saran
Sebagai perusahaan listrik satu-satu nya di Indonesia, PLN harus terus berupaya
meningkatkan pelayanannya. Salah satunya adalah mulai mengembangkan jaringan
pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar selain minyak atau batu bara. Gas
mungkin menjadi salah satu alternatif yang terbaik bagi bahan bakar pembangkit listrik
PLN. Dalam hal penyediaan bahan bakar alternatif ini PLN dapat menjalin kerjasama
dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Perluasan pembangunan infrastruktur
jaringan pembangkit listrik di seluruh Indonesia harus terus dijalankan, solusi untuk ini
adalah dengan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang memiliki dana (investor).
Agar investor asing tertarik menanamkan dana nya ke proyek PLN, pihak manajemen
PLN harus melakukan pembenahan internal berupa pengembangan budaya kerja yang
menunjang peningkatan kinerja PLN yang muaranya adalah citra PLN sebagai
penyedia layanan listrik akan meningkat sehingga menaikkan daya saing perusahaan.
Daftar Pustaka
M. Ikhsan, Hand Out Kerja sama Strategis atau Aliasi Strategik , 2008
www.pertamina.com
www.pln.co.id
www.bppt.go.id