Sistem pendingin adalah proses mengkondisikan udara suatu ruangan sehingga
mencapai temperatur dan kelembapan yang diharapkan. Penambahan alat penukar kalor tipe selongsong pada sistem pendingin merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan performansi. Prinsip kerja alat penukar kalor ini yaitu dengan mengalirkan panas refrigeran yang keluar dari kondensor, kemudian disinggungkan dengan refrigeran yang keluar dari evaporator pada sebuah alat penukar kalor tipe selongsong yang dipasang di antara evaporator dan kompresor setelah katup isap dan katup buang. Alat penukar kalor ini dapat mencegah refrigeran fasa uap-cair masuk ke dalam kompresor (terjadi kompresi basah) dan pendinginan lanjut cairan (subcooling) dari kondensor karena dapat mengakibatkan terbentuknya gelembung uap yang menggangu aliran refrigeran melewati katub ekspansi. Penambahan alat penukar kalor diharapkan dapat meningkatkan performansi sistem pendingin tanpa naiknya daya kompresor. Pengujian dilakukan dengan mengambil data-data tekanan pada sisi masuk kompresor (P1), sisi masuk kondensor (P2), sisi masuk APK (P3), sisi masuk katup ekspansi (P4), sisi masuk evaporator (P5) dan sisi keluar evaporator (P6), serta suhu di sisi masuk kompresor (T1), sisi masuk kondensor (T2), sisi masuk APK (T3), sisi masuk katup ekspansi (T4), sisi masuk evaporator (T5) dan sisi keluar evaporator (T6). Hasil analisa penambahan alat penukar kalor maka dapat disimpulkan adanya peningkatan performansi sistem pendingin, ditandai dengan peningkatan COP menjadi 3,9, efek refrigerasi 200,347 kJ/kg dan berkurangnya daya kompresor menjadi 0,608 kW dan laju aliran massa refrigeran 0,011 kg/s. Kata kunci : Performansi, Air Conditioner, Alat penukar Kalor, Kompresor, Evaporator