Definisi KLB
KLB adalah timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan/kematian yang bermakna
secara epidemiologis pada suatu daerah dlm
kurun waktu tertentu, dan merupakan
keadaan yang dapat menjurus kepada
terjadinya wabah
(PP 40, th 1991, Bab 1, Pasal 1)
Pencegahan Penyakit
Tindakan yang ditujukan untuk
mencegah, menunda, mengurangi,
membasmi, mengeliminasi penyakit dan
kecacatan dengan menerapkan sebuah
atau sejumlah intervensi yang telah
dibuktikan efektif
(Kleinbaum, et al., 1982; Last, 2001)
Tahap Pencegahan
Tingkat pencegahan disesuaikan dengan
riwayat alamiah penyakit:
1. Pencegahan primordial
2. Pencegahan primer
3. Pencegahan sekunder
4. Pencegahan tersier
5 levels of Prevention
1. Peningkatan kesehatan (health Promotion)
2. Perlindungan umum dan khusus terhadap
penyakit-penyakit tertentu (General and specific
protection)
3. Penegakan diagnosa secara dini dan
pengobatan yang cepat dan tepat (Early
diagnosis and prompt treatment)
4. Pembatasan kecacatan (Dissability limitation)
5. Pemulihan kesehatan (rehabilitationa)
Pencegahan Primordial
Tujuan: menghindari terbentuknya pola hidup
sosial ekonomi dan kulturan yang diketahui
mempunyai kontribusi untuk meningkatkan risiko
penyakit.
Pencegahan primordial efektif memerlukan
adanya peraturan yang ketat dari pemerintah
Pencegahan Primer
Adalah upaya pencegahan yang dilakukan saat
proses penyakit belum mulai (pada periode prepatogenesis) dengan tujuan agar tidak terjadi
proses penyakit
Tujuan: mengurangi insiden penyakit dengan
cara mengendalikan penyebab penyakit dan
faktor risikonya
Upaya yang dilakukan adalah untuk memutuskan
mata rantai infeksi agent- host environment
Terdiri dari
Health promotion
Specific protection
Dilakukan melalui 2 strategi: Populasi
dan individu
Pencegahan Primer
Fase Penyakit
Faktor-faktor penyebab khusus
Target
Total populasi
Kelompok terseleksi
Individu sehat
Pencegahan Sekunder
Adalah upaya pencegahan yang
dilakukan saat proses penyakit
sudah berlangsung namun belum
timbul tanda/gejala sakit
(patogenesis awal) dengan tujuan
proses penyakit tidak berlanjut
Pencegahan Sekunder
Tujuan: menghentikan proses
penyakit lebih lanjut dan
mencegah komplikasi
Bentuknya berupa deteksi dini dan
pemberian pengobatan yang tepat
Pencegahan Sekunder
Fase Penyakit
Tahap dini penyakit
Target
Pasien
Pencegahan Tersier
Adalah pencegahan yang dilakukan
saat proses penyakit sudah lanjut
(akhir periode patogenesis) dengan
tujuan untuk mencegah cacat dan
mengembalikan penderita ke status
sehat
Pencegahan Tersier
Tujuan: menurunkan kelemahan dan
kecacatan, memperkecil penderitaan
dan membantu penderita-penderita
untuk melakukan penyesuaian terhadap
kondisi yang tidak tepat diobati lagi
Terdiri dari:
Disability limitation
Rehabilitation
Pencegahan Tersier
Fase Penyakit
Penyakit tahap lanjut
(pengobatan dan rehabilitasi)
Target
Pasien
6. Kembangkan hipotesis
7. Evaluasi hipotesis
8. Temukan kembali
hipotesis dan lakukan
studi tambahan
9. Implementasikan upaya
cegah & kendali
10. Laporkan hasil
investigasi
Langkah 1:
LANGKAH 2:
PASTIKAN WABAH
Suatu wabah mungkin terjadi jika jumlah kasus yang
diamati melebihi jumlah yg diharapkan.
Pengecualian:
Perubahan Laporan
Perubahan defenisi kasus
Peningkatan kewaspadaan masyarakat
Perbaikan uji diagnostik
LANGKAH 2:
PASTIKAN WABAH
Faktor-faktor yg pengaruhi investigasi wabah:
a. Keparahan penyakit
b. Potensi penyebaran
c. Pertimbangan politik
d. Relasi publik
e. Ketersediaan simber daya
Pseudo-epidemik
Pseudo-epidemik: Peningkatan laporan
jumlah kasus yg bukan merupakan wabah
1.
2.
3.
4.
5.
Pastikan Wabah
29
Pastikan Wabah
Compare current cases with
previous occurrences
Check health department
records
Consult local data sources
Make estimates from
neighboring states or
national data
30
31
Pastikan Wabah
If current number of reported cases exceeds
expected number, further investigation is needed
Many factors affect changes in total number of cases
reported
1. Change in reporting procedures or case
definition
2. Increased local interest or public awareness
3. Improved diagnostic procedures
4. Seasonal population changes
Profil Pasien
Seorang mahasiswa (pria) usia 23 tahun pada jam 10.30
malam tanggal 17 Januari datang ke klinik kampus
dengan keluhan rasa sakit pada perut, mual, muntah
dan diare yang datangnya tiba-tiba
Walaupun pasien tidak parah, tidak ada muntah yang berat
dan demam, tapi kondisinya sangat lemah
Sejumlah mahasiswa lainnya datang dengan gejala-gejala
yang sama setelah 20 jam kemudian
Semua pasien diobati dengan bed-rest dan pemberian cairan
intravena
Semua pasien sembuh secara total dalam waktu 24 jam
setelah timbulnya gejala
Wabah /KLB
KLB gastroenteritis telah terjadi di kampus
Hipotesa kerja : epidemi karena bakteri patogen dari
sumber yang sama (common source)
Dicurigai adanya satu pengantar yang sama dari agen
ke orang yang terkena
dan karena KLB mencapai puncaknya terjadi
dengan cepat pengantar (vehicle) dari agen akan
telah habis dengan cepat pula
Investigasi dilakukan oleh petugas kesehatan
Sumber/Cara penularan
Diketahui
Tidak
Diketahui
Investigasi +
Investigasi +++
Agent
Control +++
Control +
penyebab
Investigasi +++
Investigasi +++
Tidak
Control +++
Control +
LANGKAH 3:
VERIFIKASI DIAGNOSIS
Goal:
1) Yakinkan bahwa masalah tersebut
didiagnosis secara benar & tepat.
2) Untuk penyakit infeksi & pajanan toxic,
abaikan kesalahan laboratorium
LANGKAH 3:
VERIFIKASI DIAGNOSIS
1.
2.
3.
4.
LANGKAH 3.
VERIFIKASI DIAGNOSIS
5) Wawancarai kasus
Amati tanda-tanda, gejala-gejala, perilaku secara
langsung
Tanyakan tentang pajanan
Tanyakan persepsi pasien tentang kausa.
Tanyakan tentang kasus-kasus yg lain
Tanyakan pertanyaan berdasar informasi dari
responden yg lain cari commonalitas
LANGKAH 4:
LANGKAH 4:
LANGKAH 4:
LANGKAH 4:
LANGKAH 5:
LANGKAH 5:
LANGKAH 5:
LANGKAH 6.
KEMBANGKAN HIPOTESIS
Kembangkan hiotesis yg dapat diuji sehubungan
dengan:
1) Sumber agent
2) Mode transmisi
3) Pajanan yg sebabkan penyakit
LANGKAH 6.
KEMBANGKAN HIPOTESIS
Kembangkan hipotesis berdasarkan pengetahuan ttg
penyakit:
1) Reservoir
2) Mode(s) transmisi
3) Kendaraan & vector
4) Faktor risiko yg diketahui
LANGKAH 7:
EVALUASI WABAH
Dua pendekatan:
1) Bandingkan hipothesi dg fakta-fakta
yang ada
2) Uji hipotesis secara analitik
Studi Cohort
Studi Case-control
LANGKAH 7:
EVALUASI WABAH
Studi Kohort:
1) Tanyakan terkait pajanan
2) Hitung attack rates
3) Pola: laju serangan tinggi pada pajanan
dikombinasikan dengan laju serangan rendah
pada kelompok tidak terpajan
4) Hitung risiko relatif
5) Uji kemaknaan statistik
LANGKAH 7:
EVALUASI WABAH
Studi Kasus Kontrol:
1) Tanya kasus dan kontrol tentang pajanan
masal lalu
2) Estimasi odds untuk casus dan kontrol
3) Hitung Rasio odds
4) Uji kemaknaan statistik
LANGKAH 8:
IMPLEMENTASIKAN
UPAYA CEGAH KENDALI
1. Implementasikan upaya kendali segera
setelah sumber penularan diketahui
2. Putuskan rantau penularan
3. Agen sasaran, sumber atau reservoir
4. Putuskan transmisi atau pajan
5. Kurangi kerentanan
KOMUNIKASIKAN TEMUAN
Jenis komunikasi:
1) Briefing oral untuk otoritas kesehatan
2) Format Penulisan laporan
Pendahuluan
Latar belakang
Metode
Hasil
Diskusi
Rekomendasi
TERIMAKASIH