ANESTESIA (II)
FARMAKOLOGY
ANESTESI INHALASI
O2 masuk paru
Alveoli
O2
dalam alveoli
O2 dalam
darah
cukup
2a_Ventilation
UDARA
pO2 150
20% O2 + 80% N2
ALVEOLI
pAO2 120
2. FASE SIRKULATOAR :
Pengangkutan zat anestesia oleh
peredaran darah ke jaringan otak dan
organ lain; Konsentrasi pada jaringan
otak akhirnya sesuai dengan tekanan
partial uap anestesia dalam udara
alveolar.
FASE PULMONAR:
Pada paru-paru yang sehat difusi
melalui membran paru tidak merupakan faktor penghambat.
Umumnya tekanan dalam darah
arteriel akan sama dengan tekanan
dalam alveolar.
2. Ventilasi alveolar :
Konsentrasi udara alveolar sama
dengan konsentrasi udara yang diinspirasi dalam beberapa kali bernapas pada sistem non-rebreathing
dan penderita sehat, perlu waktu 3
menit untuk mencapai keseimbangan.
Induksi akan lebih cepat pada pernapasan dalam & sistim non - rebreathing, tetapi lebih lambat pada sistem
rebreathing, depresi pernapasan dan
obstruksi jalan napas.
Fase Sirkulatoar :
Curah jantung (Cardiac Output /
C.O.):
Dalam keadaan basal 70 % C. O
( 7 % berat badan) pergi ke otak,
jantung, hepar & ginjal Dalam hal
ini 14 % C. O. pergi ke otak.
Selama induksi relatif jaringan otak
mendapat bagian C. O. lebih
banyak (dalam keadaan basal).
Refleks Muntah :
Terlihat pada akhir stadium II (pada waktu recovery, refleks ini terlihat saat peralihan dari stadium III
ke stadium II)
Refleks Carina :
Rangsangan pada carina oleh endotracheal - tube,
bronchoscope, atau suction catheter, akan menyebabkan batuk batuk pada semua stadium sebelum stadium IV
Refleks Larings :
Rangsangan pada larings dan epiglotis akan
meng-akibatkan batuk - batuk dan adduksi
pita suara (spasme) Refleks ini hilang
pada awal stadium III plane 2
Tracheal Tug :
Terjadi pergerakan yang tajam dari larings
dan trakea kearah bawah Refleks ini
terlihat pada stadium III plane 3 atau plane 4