Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
Qonitah Auliyaa A
Suad Dwi Ratnasari
Veggi Oktavia Saputri
Yuliana Nur Rahmawati
P27224014057
P27224014071
P27224014075
P27224014080
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyebab masalah tingginya AKI dan AKB di indonesia ada dua yaitu penyebab
langsung dan tidak langsung. Beberapa penyebab tidak langsung terbagi dalam tiga T yakni
terlambat mengambil keputusan, terlambat ke tempat rujukan serta terlambat memberi
pertolongan di tempat rujukan. Untuk penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, seperti
halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Perdarahan dan infeksi
sebagai penyebab kematian, sebenarnya tercakup pula kematian akibat abortus terinfeksi dan
partus lama.Hanya sekitar 5% kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat
kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis. Demikian juga dengan ibu
ibu yang termasuk dalam lima terlalu yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak, terlalu
sering, serta terlalu dekat jaraknya, ini berisiko tinggi terhadap kematian.
Berdasarkan hal diatas, maka peranan bidan adalah memberikan pelayanan asuhan
manajemen kehamilan dengan menerapkan pelayanan kebidanan yang bermutu tinggi.
Seorang ibu hamil membutuhkan membutuhkan informasi tentang kehamilannya, baik itu ibu
yang mengandung dan janin yang ada didalam kandungannyadan asuhan pelayanan yang
dilakukan merupakan prosedur rutin untuk membina suatu hubungan dalam proses pelayanan
pada ibu hamil untuk persiapan persalinan.
Antenatal Care/ Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (pada beberapa kepustakaan disebut
sebagai Prenatal Care).
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter
spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu
selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal. Karena
pentingnya hal tesebut maka dibuatlah kunjungan awal dan kunjungan ulang pada asuhan
antenatal demi kesejahteraan ibu dan janin. Oleh karena itu, penulis membuat makalah
dengan judul Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal dan Asuhan Kehamilan Kunjungan
Ulang.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
C. Tujuan
1.
2.
Untuk mengetahui apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan awal.
3.
4.
Untuk mengetahui apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan ulang.
BAB II
PEMBAHASAN
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan
tujuan jangka panging. Informasi ini membantu klinis memahami klien
sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya.
Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti melukis, memahat,
mengelas, membuat mebel, piloting, balap, menembak, membuat keramik,
dan berkebun akan diidentifikasi.
e) Pilihan agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait-agama yang
harus diobservasi.Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang
pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam
kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin tenaga kesehatan,
dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah.
f) Hewan peliharaan
Tanyakan jenis dan jumlah hewan peliharaan ditempat tinggal klien.Hewan
peliharaan yang berpotensi menimbulkan bahaya dan penyakit harus
didiskusikan.
g) Sumber dukungan dan perencanaan kehamilan
Tanyakan
siapa
yang
dapat
klien
andalkan
untuk
memberinya
sumber
memungkinkan
komunitas
dan
tanyakan
yang
pada
tepat
klien
harus
dijadwalkan
apakah
kehamilan
jika
ini
j)
a.
Merokok
b.
Alkohol
c.
Keamanan
Tanyakan klien apakah biasa mengenakan sabuk pengaman dan persenling,
pelindung dan apakah ia terlibat dalam kegiatan olahraga, jika ia melakukan
kegiatan tersebut anjurkan pada klien untuk selalu menjaga keselamatan
dirinya dan mengurangi kegiatan yang dapat mengancam keselamatan ibu
dan janin.
2) Riwayat Kebidanan
a) Riwayat menstruasi
Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu
penetapan tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery-EDD) yang
sering disebut taksiran partus. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan
9 bulan dan 7 hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi
bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun.
Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x
hari.Informasi tambahan tentang siklus menstruasi yang harus diperoleh
mencakup frekuensi haid dan lama pendarahan.
b) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu, Kehamilan:Adakah ganguan
seperti perdarahan, muntah yang sangat (sering), toxaemia gravidarum.
Persalinan:
Spontan atau buatan, aterme atau premature, perdarahan, ditolong oleh siapa
(bidan, dokter).
Nifas:
Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi.
Anak:
Jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur berapa dan sebabnya
meninggal, berat badan waktu lahir.
c) Riwayat kontrasepsi
Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat
mempengearuhi EDD, dan karena penggunaan metode lain dapat membantu
menangalli kehamilan.ketika seorang wanita menghabiskan pil berisi
IUD
menurunkan
resiko
keguguran,
sedangkan
b.
Menawarkan
informasi
yang
dapat
mengurangi
kecemasan
d.
Membuat
rujukan
masalahemosional.
3) Riwayat Keluarga
apabila
tercatat
disfungsi
seksual
atau
yang
desertai
penyakit
jantung
selalu
saling
bidan
dalam
mengahadapi
kehamilan
dengan
penyakit
memastikan
penyakitnya.
Pada
penyakit
batuk
dan
menunjukkan
untuk
gannguan
mengidentifikasi
genetik.
gambaran
Pemeriksaan
tubuh
harus
yang
mencakup
penetapan tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan drah (TD) dan
nadi, dan pemeriksaan kulit, kelenjar tiroid, jantung, paru, payudara,
ekstremitas dan abdomen, serta pemeriksaan pelvis.
II.
Pemeriksaan Fisik
a.
b.
Tinggi badan
2.
Berat badan
3.
Edema di wajah
2.
3.
Mulut pucat
4.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
3.
Varices vena
4.
Refleks
Payudara
1.
Ukuran, simetris
2.
3.
4.
retraksi, dimpling
5.
massa
6.
nodul axilla
Abdomen
1.
2.
3.
4.
Genital luar
1.
Varices
2.
Perdarahan
3.
Luka
4.
5.
6.
Genital dalam
1.
Serviks
tertutup/membuka
2.
Vagina
3.
4.
Uterus
(pada TW I)
IV.
Pemeriksaan Panggul
a.
Panggul Luar :
b.
IV.
1.
Distansia Spinarum
2.
Distansia Cristarum
3.
Conjugata Eksterna
4.
Lingkar Panggul
Panggul Dalam :
1.
Conjugata Diagonalis
2.
3.
4.
Pemeriksaan Laboratorium
a.
Pemeriksaan haemoglobin
b.
c.
d.
Tes VDRL
Pemeriksaan Laboratorium merupakan pemeriksaan untuk menunjang
diagnosis penyakit, guna mendukung atau menyingkirkan diagnosis lainnya.
Pemeriksaan laboratorium merupakan penelitian perubahan yangtimbul pada
penyakit dalam hal susunan kimia dan mekanisme biokimia tubuh (perubahan
ini bisa penyebab atau akibat).Pemeriksaan laboratorium juga sebagai ilmu
terapan untuk menganalisa cairan tubuh dan jaringan guna membantu petugas
kesehatan dalam mendiagnosis dan mengobati pasien.Pada umumnya
diagnosis penyakit dibuat berdasarkan gejala penyakit(keluhan dan tanda), dan
gejala ini mengarahkan dokter pada kemungkinan penyakit penyebab.
Hasil pemeriksaan laboratorium dapat menunjang atau menyingkirkan
kemungkinan penyakit yang menyebabkan, misalnya dalam pemeriksaan
biakan darah pada demamtifoid, jika positif amat mendukung diagnosis, tapi
bila negatif tak menyingkirkan diagnosis demam tifoid jika secara klinis dan
data-data
tambahan
dari
pemeriksaan
laboratorium
dan
V.
1.
2.
3.
4.
5.
Pengkajian Emosional
a. Trimester Pertama
Selama bulan pertama hingga ketiga, suasana emosi ibu hamil biasanya gampang
sekali berubah.Pergolakan emosi menyebabkan anda sensitif, mudah menangis,
gampang lelah, takut bila terjadi keguguran, lebih merasakan sakit dari pada
hamil.Perubahan emosi anda lebih disebabkan adanya aktifitas hormonal yang
meningkat pesat dan sebagai faktor fisik. Misalnya kelelahan, mual, muntah,
morning sickness atau perubahan bentuk tubuh.
b.
Trimester kedua
Pada usia kehamilan ini, emosi anda jauh lebih baik dan tidak banyak keluhan
yang anda rasakan pada trimester sebelumnya. Oleh karena itu, periode ini bisa
disebut periode keemasan.Anda mulai bisa menyesuaikan diri dengan perubahan
hormonal kehamilan.Selain itu, tidak banyak muncul keluhan keluhan
fisik.Inilah yang membuat anda bisa menjalani kehamilan dengan lebih enak dan
tidak sedramatis sebeumnya.
c. Trimester tiga
Memasuki trimester akhir ini, kondisi perut anda akan semakin besar dan
mengakibatkan anda susah bergerak, cepat lelah, mudah lupa dan gampang
cemas. Emosi kembali sukar untuk dikendalikan, bahkan anda menjadi lebih
sensitif. Tetapi seiring bertambahnya usia kehamilan, anda menjadi lebih siap
mental untuk mempersiapkan persalinan dan kelahiran buah hati yang telah
dilahirkan.
Tips Menghadapi Perubahan Emosi:
1.
Mengetahui perubahan emosi yang anda rasakan adalah normal dan bisa
membantu
Makan maknan yang bergizi sert berolahraga teratur juga bisa membantu
anda untuk membentuk pola pikir positif tentang kondisi anda
4.
5.
6.
3.
Pengkajian Fetal
1. Gerakan Janin
Dapat secara subjektif (ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau
dengan USG). Janin normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak. Normal gerakan
janin dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di atas 32
minggu). Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen hanya
dibutuhkan oleh otak dan jantung (refleks redistribusi).
Jika janin tidak bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis banding : tidur,
atau hipoksia. Waktu terbaik untuk mengamati gerakan janin adalah pada malam hari
saat ibu hamil berbaring santai. Atau, pagi hari ketika bangun tidur bila usia
kandungannya sudah masuk trisemester ketiga.
Jika merasakan janin bergerak minimal 10 kali/jam, baik gerakan halus dan
kuat, artinya bayi baik-baik saja. Namun, bila merasa bayi tidak aktif seperti biasanya,
kemungkinan besar ia sedang malas bergerak, dan ibu hamil diminta harus coba
bangkitkan semangat geraknya. Karena, bila janin tidak merespon rangsangan ibu,
dan kondisi ini sudah berlangsung lebih dari 1 hari segera beritahu dokter, untuk
memantau kondisi janin. Mari, kenali gerakan si bayi sesuai dengan usianya, supaya
Minggu ke-21 sampai 24. Aktivitas bayi makin meningkat. Dia banyak
menendang dan jungkir balik, karena volume air ketuban masih sering
memungkinkan untuk bergerak leluasa.
b. Minggu ke-25 sampai 28. Bayi mulai cegukan. Inilah yang menyebabkan ibu
hamil merasakan sensai seperti tersentak-sentak. Dia juga akan bergerak
merespon suara dari luar karena pendengarannya makin baik. Kadang-kadang
janin kaget mendengar suara keras.
c.
Minggu ke-29 sampai 31. Gerakan bayi makin kuat, teratur dan terkendali.
Kadang ibu hamil sampai merasakan rahim kontraksi.
d.
Minggu ke-32 sampai 24. inilah mas apuncak aktivitas bayi. Dalam mingguminggu ini, ibu hamil akan merasakan peningkatan frekuensi dan tipe gerakan
bayi, karena dia semakin besar dan kuat.
2. DJJ
Detak jantung Janin didengarkan dengan menggunakan stetoskop monoral
pada bulan ke 4-5 kehamilan. Dengan menggunakan stetoskop monoral (stetoskop
obstetric) untuk mendengar DJJ dapat terdengar pada bulan 4-5. Walaupun dengan
ultrasound (doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan ke-3.
Frekuensinya lebih cepat dari B.J orang dewasa ialah antara 120-140/menit.
Karena badan anak dalam kypose dan di depan dada terdapat lengan anak maka B.J.
paling jelas terdengar di punggung anak dekat pada kepala.
Pada presentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di bawah pusat.
Jika bagian-bagian anak belum dapat ditentukan, maka B.J. harus dicari pada garis
tengah di atas sympisis.Yang dapat diketahui dari bunyi jantung janin adalah
a.
b.
2.
Anak hidup
Presentasi anak
2.
3.
4.
deti
detik
detik
k
11
12
11
10
8
14
7
Kesimpulan
b.
c.
Interpretasi NST
1. Reaktif:
a.
b.
Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 160 dpm.
c.
2. Non-reaktif:
a. Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat
akselerasi pada gerakan janin.
b. Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160
dpm).
c. Variabilitas djj kurang dari 2 dpm.
3. Meragukan:
a. Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi
yang kurang dari 15 dpm.
b. Frekuensi dasar djj abnormal.
c. Variabilitas djj antara 2 5 dpm.
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik
sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% 99%).Hasil NST yang nonreaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal, nilai
Apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas
sebesar 20%.Hasil NST yang meragukan harus diulang dalam waktu 24
jam.Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap hasil NST
yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress
test (CST), selama tidak ada kontraindikasi.
4. Amniosentesis
Amniosintesis adalah metode untuk mendapatkan cairan amnion
dengan memasukkan trocar halu dan kanula yang steril ke dalam cavitas
amnii melewati dinding abdomen dan dinding uterus.Sel-sel fetus dilepaskan
kedalam amnion dan dapat dikaji untuk penentuan jenis kelamin dan
kesehatan fetus.Untuk alasan yang sudah jelas, maka letak plasenta harus
ditetapkan sebelum amniosentesis.
Kajian-kajian berikutnya akan dilakukan pada specimen cairan yang di
aspirasi antara umur kehamilan 14 sampai 18 minggu. Hasil analisis biasanya
baru diperoleh setelah paling cepat 3 minggu.Dan uji dagnostik yang lebih
baru telah dirancang untuk menghindari hasil yang terlalu lama ini.
4.
Menentukan Diagnosa
a. Menetapkan Normalitas Kehamilan
Adalah kehamilan dimana ibu dalam keadaan sehat, tidak ada riwayat
obstetrik buruk, ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan serta hasil pemeriksaan
fisik dan laboratorium normal.
b. Membedakan Antara Ketidaknyamanan dalam Kehamilan dan Kemungkinan
Komplikasi
Tidak semua wanita mengalami ketidaknyamanan akibat kehamilan yang
disebutkan dibawah ini, akan tetapi tidak sedikit juga wanita yang mengalami
ketidaknyamanan tersebut. Cara meringankan ketidaknyamanan bisa membuat
perbedaan yang signifikan dalam cara wanita tersebut memandang pengalaman
kehamilannya. Dasar fisiologis, psikologis dan anatomis untuk masing-masing
ketidaknyamanan tersebut diberikan untuk merangsang pemikiran selanjutnya tentang
antenatal
adalah:
1)
Perdarahan vagina
2)
3)
4)
5)
6)
4.
5.
Kunjungan I
Kunjungan II
Kunjungan III
Kunjungan IV
2. Tahap interaksi
a. Mengkaji riwayat kehamilan sekarang
b. Riwayat haid
1. HPHT
2. Gerakan janin dirasakan kapan
3. Tanda-tanda bahaya atau penyulit yang dialami
4. Keluhan utama
5. Obat yang dikonsumsi/termasu jamu
6. Kekhawatiran khusus
c. Mengkaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jumlah kehamilan
Jumlah anak yang lahir hidup
Jumlah kelahiran prematur
Jumlah keguguran
Riwayat persalinan dengan tindakan (SC/Forcep/Vacum)
Riwayat perdarahan pada persalinan atau pasca persalinan
Penyakit jantung
Hipertensi
Malaria
Penyakit kelamin
Diabetes dan lain-lain
g.
Menanyakan riwayat KB
h.
i.
j.
k.
Dokumentasi
3. Penampilan
a.
b.
c.
d.
h.
Praktik Pemeriksaan
1. Fisik dan Leopold
a. Fisik
1. Tinggi Badan Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gannguan
genetik. Karena tinggi yang pasti sering kali tidak diketahui dan tinggi
badan berubah seiring peningkatan usia wanita, tinggi badan harus
diukur pada saat kunjungan awal.
2. Berat Badan
Berat badan ditimbang pada kunjungan awal untuk membuat
rekomendasi penambahan berat badan pada wanita hamil dan untuk
membatasi kelebihan atau kekurangan berat.
3. Tekanan Darah
Penentuan tekanan darah (TD) sangat penting pada masa hamil
karena peningkatan TD dapat membahayakan kehidupan ibu dan bayi.
4. Nadi
Denyut nadi maternal sedikit meningkat selama hamil, tetapi jarang
melebihi 100 denyut permenit (dpm). Curigai hipotiroidisme jika denyut
naadi lebih dari 100 dpm. Periksa adanya eksoflatmia dan hiperrefleksia
yang menyertai.
5.
Refleks
Pemeriksaan Kulit
Perubahan kulit yang sering terjadi pada masa hamil mencakup
hiperpigmentasi pada wajah (kloasma), pada areola dan putting susu,
stria gravidarum, spider nevi, serta linea nigra. Periksa warna kulit,
adanya ruam, massa, lesi, jaringan parut, tanda penganiayaan fisik, dan
bukti penyalahgunaan obat. Beri perhatian khusus untuk melihat suatu
ruam di telapak tangan dan telapak kaki yang merupakan tanda sifilis.
Jaringat parut menunjukkan pernah dilakukan prosedur bedah atau, pada
kasus yang jarang, menunjukkan praktik seksual yang berkaitan dengan
ritual sadomasokistik.
7.
8.
Pemeriksaan Paru
Pemerikasaan paru harus mencakup observasi sesak nafas, napas
dangkal, napas cepat, pernapasan yang tidak teratur, mengi, batuk, dan
dispnea. Pemeriksaan paru biasanya merupakan tindakan yang sangat
membantu dalam menegakkan diagnosis bronchitis atau pneumonia.
9.
Pemeriksaan Jantung
Pada akhir kehamilan, 45% volume darah wanita hamil lebih tinggi
dari pada volume darah wanita tidak hamil (Pritchard, 1965).
Peningkatan volume darah ini menyebabkan uterus membesar dan
melindungi ibu ketika darah keluara saat melahirkan. Pada wanita tidak
hamil, murmur jantung sistolik bermakna. Pada wanita hamil yang
asimptomatik, murmur derajat 1/6 atau 2/6 umumnya dianggap ringan.
Apabila murmur sistolik lebih dari 2/6 atau terdengar bunyi murmur lain,
lakukan ekokardiogram jika tersedia dana yang cukup.
Leopold I
a. Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat paha,
b. Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat kearah
c.
d.
e.
f.
muka penderita
Rahim dibawa ke tengah
Tingginya fundus uteri ditentukan.
Tentukan bagiian apa dari anak yang terdapat dalam fundus.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting. Sifat bokong lunak,
kurang bundar dan kurang melenting. Pada letak lintang fundus
uteri kosong. Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tingginya fundus
uteri.
2.
Leopold II
a. Kedua tangan pindah ke samping
b. Tentukan dimana punggung anak. Punggung anak terdapat di fihak
yang memberikan rintanggan yang terbesar, carilah bagian-bagian
kecil yang biasanya terletak bertentangan dengan fihak yang
member rintangan yang terbesar.
c. Kadang-kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada
letak lintang.
3. Leopold III
a.
b.
c.
4. Leopold IV
Diagnosis kehamilan
Kenaikan BB
Tes urin kehamilan ( tes HCG )
positif
Cloasma gravidarum
Perubahan pada payudara
Linea nigra
Tanda Chadwick
Tanda hegar
3.
b. Deteksi ketidaknyamanan
1.
2.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada tiap kunjungan ulang antenatal pemeriksaan fisik berikutdilakukan untuk
mendeteksi tiap tanda-tanda keluhan ibu dan evaluasi pada janin :
a. Janin :
1.
Denyut jantung janin. Normal DJJ 120-160 kali per menit. Apabila kurang
dari 120 x atau menitdisebut bradikardi, sedang lebih dari 160 x per menit
disebut tathicardi.
2.
Ukuran janin
3.
Dengan cara Mc. Donald untuk mengetahui TFU dengan pita ukur kemudian
dilakukan penghitungan tafsiran berat janin dengan rumus( TFU dalam cm )
n x 155 = gram. Bila kepala diatas atau pada ishiadica maka n = 12. Bila
kepala dibawah spina ishiadica maka n = 11
4.
Leopold I : Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada
pada bagian fundus
b.
c.
d.
(presentasi)
Leopold IV : Untuk menentukan apakah bagian bawah janin sudah masuk
panggul
Tekanan darah
2.
Berat badan
3.
Tanda-tanda bahaya
4.
TFU
5.
Umur kehamilan
6.
Pemeriksaan vagina
3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah = Hb
b. Urine = Protein dan glukosa
d. Mengembangkan Rencana Sesuai dengan Kebutuhan dan Perkembangan Kehamilan
1. Jelaskan mengenai ketidaknyamanan normal yang dialaminya
2. Sesuai dengan usia kehamilan ajarkan ibu tentang materi pendidikan kesehatan pada
ibu
3. Diskusikan mengenai rencana persiapan kelahiran dan jika terjadi kegawatdaruratan
4. Ajari ibu untuk mengenal tanda - tanda bahaya, pastikan untuk memahami apa yang
dilakukan jika menemukan tanda bahaya
5. Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya
memperkecil
kesalahan
dalam
pembacaan
secara
visual.
Dipstick mendeteksi protein dengan indikator warna Bromphenol biru, yang sensitif
terhadap albumin tetapi kurang sensitif terhadap globulin, protein Bence-Jones, dan
mukoprotein.
2. Spesimen urin 24 jam
Kumpulkan urin 24 jam, masukkan dalam wadah besar dan simpan dalam lemari
pendingin. Jika perlu, tambahkan bahan pengawet. Ukur kadar protein dengan metode
kolorimetri menggunakan fotometer atau analyzer kimiawi otomatis.
Nilai Rujukan
Urin acak : negatif (15 mg/dl)
Urin 24 jam : 25 150 mg/24 jam.
Masalah Klinis
Pengukuran proteinuria dapat dipakai untuk membedakan antara penderita yang
memiliki risiko tinggi menderita penyakit ginjal kronik yang asimptomatik dengan yang
sehat. Proteinuria yang persistent (tetap +1, dievaluasi 2-3x / 3 bulan) biasanya
menunjukkan adanya kerusakan ginjal. Proteinuria persistent juga akan memberi hasil
+1 yang terdeteksi baik pada spesimen urine pagi maupun urine sewaktu setelah
melakukan aktivitas.Protein terdiri atas fraksi albumin dan globulin. Peningkatan ekskresi
albumin merupakan petanda yang sensitif untuk penyakit ginjal kronik yang disebabkan
karena penyakit glomeruler, diabetes mellitus, dan hipertensi.
Sedangkan peningkatan ekskresi globulin dengan berat molekul rendah merupakan
petanda yang sensitif untuk beberapa tipe penyakit tubulointerstitiel.Proteinuria positif
perlu dipertimbangkan untuk analisis kuantitatif protein dengan menggunakan sampel
urine tampung 24 jam. Jumlah proteinuria dalam 24 jam digunakan sebagai indikator
untuk menilai tingkat keparahan ginjal. Proteinuria rendah (kurang dari 500mg/24jam).
Pengaruh obat : penisilin, gentamisin, sulfonamide, sefalosporin, media kontras,
tolbutamid (Orinase), asetazolamid (Diamox), natrium bikarbonat.Proteinuria sedang
(500-4000 mg/24 jam) dapat berkaitan dengan glomerulonefritis akut atau kronis,
nefropati toksik (toksisitas obat aminoglikosida, toksisitas bahan kimia), myeloma
multiple, penyakit jantung, penyakit infeksius akut, preeklampsia.Proteinuria tinggi (lebih
dari 4000 mg/24 jam) dapat berkaitan dengan sindrom nefrotik, glomerulonefritis akut
atau kronis, nefritis lupus, penyakit amiloid.
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium
Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh hematuria, tingginya substansi molekular,
infus polivinilpirolidon (pengganti darah), obat (lihat pengaruh obat), pencemaran urine
oleh senyawa ammonium kuaterner (pembersih kulit, klorheksidin), urine yang sangat
basa (pH > 8).Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh urine yang sangat encer, urine
sangat asam (pH di bawah 3)
Tabung reaksi
Rak tabung
Penjepit tabung
Pipet tetes
5. Lampu spiritus
b) Bahan : Urine segar
c) Reagen : Benedict
Analitik :
a) Cara Kerja:
1.
2.
3.
4.
antara 1 2 menit.
5. Setelah itu, menyimpan tabung tersebut dirak tabung, dan biarkan selama 5
menit kemudian membaca hasilnya.
b) Interprestasi hasil :
Negative (-) : bila cairan dalam tabung tetap biru
Positif (+) a/ 1+ : bila cairan berwarna hijau di ikuti endapan warna kuning (kadar
glukosa sedikit).
Positif (++) a/ 2+ : bila endapan kuning terlihat jelas dan banyak (kadar glukosa 02,5
%).
Positif (+++) a/ 3+ : bila cairan tidak berwarna diikuti dengan endapan
kuning jingga kecoklatan (kadar glukosa di atas 1%).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kunjungan awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali saat ibu hamil. Halhal yang ada dalam kunjungan awal antara lain tujuan kunjungan, pengkajian data kesehatan
ibu hamil, pengkajian fetal, menentukan diagnosa, mengembangkan perencanaan asuhan
yang komprehensif, mengevaluasi penemuan masalah yang terjadi, aspek-aspek yang
menonjol pada wanita hamil, anamnesa kunjungan awal dan praktik pemeriksaan.
Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah
kunjungan antenatal pertama sampai memasuki persalinan. Hal-hal yang ada dalam
kunjungan akhir antara lain mengevaluasi data dasar, mengevaluasi keefektifan manejemen/
asuhan, pengkajian data fokus, menembangkan rencana sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan kehamilan.
B. Saran
Sebaiknya kunjungan atau pemeriksaan selama masa hamil dilakukan secara rutin dan ibu
hamil harus berkonsultasi segera apabila terjadi sesuatu keluhan.
Lampiran
:
:
:
:
:
:
:
Suami
Nama
Umur
Agama
Suku/bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat lengkap
:
:
:
:
:
:
:
B. RIWAYAT SOSIAL
Status Perkawinan
Perkawinan ke
- Istri
- Suami
Lama menikah
Pukul :
di :
1. Kunjungan ke
2. Alasan kunjungan
3. Keluhan Utama
4. Riwayat Menstruasi
Menarche
Siklus Haid
Teratur/ tidak teratur
Sifat darah
Banyak
Lamanya
:
:
:
:
:
:
ulang
ada keluhan
Dismenorhoe
Keluhan
Cara Mengatasi
:
:
:
Usia
Jenis
Tempat Komplikas
Lahir
Kehamila
Pers
Persa
Linan
Umur
Nifas
Penolon
g
Ibu
linan
Bayi
Bayi
PB
/
BB
Keadaa
Lactas
Keadaa
HPHT
:
TTP
:
Pergerakan Fetus pertama x :
minggu
Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan anak dalam 24 jam terakhir :
<10 x
10 20x
>20x
Bila lebih dari 20x dalam 24 jam, dengan durasi : <15 >15
Keluhan pada :
Trimester I
Trimester II
Trimester III
Jenis
Alasan
:
:
8. Diet
Makan
Frekuensi
: x/hari
Jenis Makanan :
Perubahan makan yang dialami :
Cara mengatasi
:
Minum
Frekuensi
Minuman tambahan
:
:
gelas/hari
Frekuensi :
9. Pola Eliminasi
BAK
Frekuensi
:
Warna
:
Banyaknya
:
Keluhan
:
Cra mengatasi :
x/hari
cc/cc/BAK
BAB
Frekuensi
:
Warna
:
Konsistensi
:
Keluhan
:
Cara mengatasi:
x/hari
Frekuensi
:
Keluhan
:
Cara mengatasi:
jam
Tidur malam
Frekuensi
Keluhan
:
:
jam
gelas/hari
Cara mengatasi:
11. Seksualitas
Coitus/senggama
Keluhan
Cara mengatasi
:
:
:
x/minggu
Pekerjaan
Lama
Jarak tempuh
Alat transportasi
:
:
:
:
13. Imunisasi
Jenis
:
Keluhan
:
Cara mengatasi:
Jantung
Ginjal
Asma/TBC Paru
Hepatitis
Epilepsi
Gamelli
Lain-lain
:
:
:
:
:
:
:
Jantung
Skizoprenia
Hipertensi
DM
:
:
:
:
Merokok
Minuman Keras
Obat-obat terlarang
: Ya
: Ya
: Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Status emosional
Kehamilan ini
:
:
Keadaan Umum
2.
Keadaan Vital
TD
mmHg
Pols
x/i
RR
x/i
Suhu
:
:
kg
kg
3.
Berat badan
4.
BB sebelum hamil
BB sekarang
Rambut
5.
Jenis rambut
Distribusi
Kebersihan
Kelainan
:
:
:
:
Wajah
Cloasma gravidarum : Ya
Oedema
: Ya
Tidak Ada
Tidak Ada
6.
Kelainan
Mata
7.
Sklera
Konjungtiva
Kelopak mata
Kelainan
: Ya
: Ya
: Ya
:
Tidak Anemis
Tidak Ikterik
Tidak Oedema
: Ya
: Ya
: Ya
:
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Hidung
Polip
Sekret
Sinositis
Kelainan
Lidah
Tonsil
Stomatitis
Epulsi
Gigi
: Bersih
Kotor
: Bengkak Tidak Bengkak
: Ya
Tidak Ada
: Ya
Tidak Ada
: Caries dan berlubang
Caries dan tidak berlubang
Tidak Caries dan berlubang
Tidak Caries dan tidak berlubang
Kelainan
9. Telinga
Letak
Serumen
OMA
Kelainan
: Simetris
: Ya
: Ya
:
Asimetris
Tidak Ada
Tidak Ada
10. Leher
Kelenjar tiroid
Pembuluh limfe
Kulit
: Bengkak
Tidak Bengkak
: Besar
Tidak membesar
: Bekas luka operasi Tidak ada bekas luka operasi
11. Dada
Letak payudara
Areola mamae
Puting susu
Colostrum
Massa/ benjolan
Kelainan
: Simetris
Asimetris
: Hyperpigmentasi Tidak hyperpigmentasi
: Datar
Menonjol
Terbalik/masuk ke dalam
: Ya
Tidak Ada
: Ya
Tidak Ada
:
12. Aksila
: Ya
: Bersih
Tidak Ada
Kotor
13. Abdomen
a.
Inspeksi
b.
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
Letak
Presentasi
Kontraksi
Frekuensi
TBBJ
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Auskultasi
d.
: Ya
: Ya
: Ya
: Ya
: Ya
Palpasi
c.
DJJ
Frekuensi
Punctum maximum
Pelvimetri klinik
:
:
:
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Distansia Spinarum
Distansia Cristarum
C. Externa
L. Panggul
:
:
:
:
cm
cm
cm
cm
: Ya
Tidak Ada
15. Genetalia
a. Vulva dan Vagina
b.
Varices
Luka
Kemerahan
Rabas
Kelainan
: Ya
: Ya
: Ya
: Ya
:
Perineum
Bekas luka parut
c.
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
: Ya
Tidak Ada
Hemoroid
: Ya
Tidak Ada
Kelainan
Anus
16. Ekstremitas
a. Inspeksi
-
Ekstremitas Atas
Tangan dan jari
: Oedema
Kelainan
Ektremitas Bawah
Tibia kaki
Varices
Tidak Oedema
Kelainan
b. Perkusi
Refleks patela
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit EGC, Jakarta.
Mochtar, Rustam. 2001. Sinopsis Obstetri. Penerbit : EGC, Jakarta.
Pantrikawati, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha
Medika.
Verrallas, Sylvia. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan edisi 3. Jakarta: EGC.
Vicky C. 2006.Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta: EGC.
W, Hanifa, Abdul, dkk. 1989. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta; PT Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
http://andaliahutrinn.blogspot.com/2011/04/askeb-1-asuhan-kehamilan-kunjungan-awal.html.
http://anysws.blogspot.com/2014/03/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html