Anda di halaman 1dari 44

TUGAS ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

FORMAT PENGKAJIAN DATA IBU HAMIL


Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah asuhan kebidanan kehamilan
tahun ajaran 2014/2015
Dosen Pembimbing : Supiati

Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.

Qonitah Auliyaa A
Suad Dwi Ratnasari
Veggi Oktavia Saputri
Yuliana Nur Rahmawati

P27224014057
P27224014071
P27224014075
P27224014080

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA


D-III REGULER B SEMESTER II
TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyebab masalah tingginya AKI dan AKB di indonesia ada dua yaitu penyebab
langsung dan tidak langsung. Beberapa penyebab tidak langsung terbagi dalam tiga T yakni
terlambat mengambil keputusan, terlambat ke tempat rujukan serta terlambat memberi
pertolongan di tempat rujukan. Untuk penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, seperti
halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Perdarahan dan infeksi
sebagai penyebab kematian, sebenarnya tercakup pula kematian akibat abortus terinfeksi dan
partus lama.Hanya sekitar 5% kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat
kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis. Demikian juga dengan ibu
ibu yang termasuk dalam lima terlalu yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak, terlalu
sering, serta terlalu dekat jaraknya, ini berisiko tinggi terhadap kematian.
Berdasarkan hal diatas, maka peranan bidan adalah memberikan pelayanan asuhan
manajemen kehamilan dengan menerapkan pelayanan kebidanan yang bermutu tinggi.
Seorang ibu hamil membutuhkan membutuhkan informasi tentang kehamilannya, baik itu ibu
yang mengandung dan janin yang ada didalam kandungannyadan asuhan pelayanan yang
dilakukan merupakan prosedur rutin untuk membina suatu hubungan dalam proses pelayanan
pada ibu hamil untuk persiapan persalinan.
Antenatal Care/ Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (pada beberapa kepustakaan disebut
sebagai Prenatal Care).
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter
spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu
selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal. Karena
pentingnya hal tesebut maka dibuatlah kunjungan awal dan kunjungan ulang pada asuhan
antenatal demi kesejahteraan ibu dan janin. Oleh karena itu, penulis membuat makalah
dengan judul Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal dan Asuhan Kehamilan Kunjungan
Ulang.

B. Rumusan Masalah

1.

Apa yang dimaksud dengan kunjungan awal?

2.

Apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan awal?

3.

Apa saja yang dimaksud dengan kunjungan ulang?

4.

Apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan ulang?

C. Tujuan
1.

Untuk mengetahui apa itu kunjungan awal.

2.

Untuk mengetahui apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan awal.

3.

Untuk mengetahui apa itu kunjungan ulang.

4.

Untuk mengetahui apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan ulang.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Asuhan Kehamilan Kehamilan Kunjungan Awal


Kunjungan awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali saat ibu hamil.
1. Tujuan Kunjungan
a. Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu
b. Mendeteksi masalah yang dapat diobati
c. Mencegah masalah dan penggunaan praktek tradisional yang merugikan.
d. Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
e. mendorong perilaku yang sehat.
2. Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil
I.

Riwayat Kesehatan Social, Riwayat Kebidanan, Keluarga, Penyakit.


Riwayat kesehatan merupakan identifikasi keluhan sekarang, penyakit umum yang
pernah diderita, serta penyakit yang dialami saat masa sebelum kehamilan maupun
saat kehamilan.
1) Sosial
a) Kumpulan keluarga
Informasi tentang keluarga klien harus mencakup asal keluarga, tempat
lahir, orang-orang yang tinggal bersama klien, individu yang dianggap
keluarga, dan individu yang dapat diandalkan dalam memperoleh
dukungan,tentang status klien saat ini, dan klien tinggal dengan siapa klien
tinggal.hal ini menunjukan bahwa bidan menyadari tidak semua wanita
hamil terikat dan sanggup untuk sendiri menghadapi semua keadaan saat ia
hamil.
b) Situasi tempat tinggal
Dapatkan informasi tentang tempat tinggal klien, seberapa kali ia pindah,
seperti apa rumahnya, jumlah individu, keamanan lingkungan, dan jika
diindikasikan, apakah tersedia cukup makanan didalam rumah,dan keadaan
lingkungan sekitar, diharapkan tetap bersih dan terhindar dari berbagai
sumber penyakit.
c) Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien
berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelainan premature
dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin.
d) Pendidikan, minat, hobi, dan tujuan

Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan
tujuan jangka panging. Informasi ini membantu klinis memahami klien
sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya.
Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti melukis, memahat,
mengelas, membuat mebel, piloting, balap, menembak, membuat keramik,
dan berkebun akan diidentifikasi.
e) Pilihan agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait-agama yang
harus diobservasi.Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang
pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam
kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin tenaga kesehatan,
dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah.
f) Hewan peliharaan
Tanyakan jenis dan jumlah hewan peliharaan ditempat tinggal klien.Hewan
peliharaan yang berpotensi menimbulkan bahaya dan penyakit harus
didiskusikan.
g) Sumber dukungan dan perencanaan kehamilan
Tanyakan

siapa

yang

dapat

klien

andalkan

untuk

memberinya

dukungan.Pada saat tertentu wanita mungkin menjawab tidak seorangpun.


Dengan demikian , kunjungan yang lebih lama dan lebih sering serta
berfokus pada upaya mencari dukungan emosional dan menjalin hubungan
dengan

sumber

memungkinkan

komunitas
dan

tanyakan

yang
pada

tepat
klien

harus

dijadwalkan

apakah

kehamilan

jika
ini

direncanakan atau tidak.


h) Sumber stress
Faktor-faktor yang umum menjadi sumber steres pada wanita hamil ialah
biaya, pemukiman, kenakalan anak, dan masalah hubungan dengan
pasangan atau anggota keluarga lain.pertanyaan, apakah sumber utama
stress anda saat ini? akan memb antu klinisi memahami beberapa factor
yang mempengaruhi kehidupan dan kehamilan klien.
i) Kebiasaan yang meningkatkan kesehatan
Informasi tentang pola hidup sehat klien akan bermanfaat untuk
mengidentifikasi bidang pendidikan kesehatan yang butuhkan, baik saat ini
maupun pada masa pascapartum, seperti kebiasaan :

j)

a.

Merokok

b.

Alkohol

c.

Obat terlarang dan obat rekreasional

Keamanan
Tanyakan klien apakah biasa mengenakan sabuk pengaman dan persenling,
pelindung dan apakah ia terlibat dalam kegiatan olahraga, jika ia melakukan
kegiatan tersebut anjurkan pada klien untuk selalu menjaga keselamatan
dirinya dan mengurangi kegiatan yang dapat mengancam keselamatan ibu
dan janin.

2) Riwayat Kebidanan
a) Riwayat menstruasi
Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu
penetapan tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery-EDD) yang
sering disebut taksiran partus. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan
9 bulan dan 7 hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi
bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun.
Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x
hari.Informasi tambahan tentang siklus menstruasi yang harus diperoleh
mencakup frekuensi haid dan lama pendarahan.
b) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu, Kehamilan:Adakah ganguan
seperti perdarahan, muntah yang sangat (sering), toxaemia gravidarum.
Persalinan:
Spontan atau buatan, aterme atau premature, perdarahan, ditolong oleh siapa
(bidan, dokter).
Nifas:
Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi.
Anak:
Jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur berapa dan sebabnya
meninggal, berat badan waktu lahir.
c) Riwayat kontrasepsi
Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat
mempengearuhi EDD, dan karena penggunaan metode lain dapat membantu
menangalli kehamilan.ketika seorang wanita menghabiskan pil berisi

hormone dalam tablet kontrasepsi oral, periode selanjutnya akan mengalami


disebut withdrawal bleed. Dan terkadang ada kalanya kehamilan terjadi
ketika IUD masih terpasang.Apabila ini terjadi, lepas IUD jika talinya
tampak.Prosedur ini dapat dilakukan oleh perawat praktik selama trimester I,
tetapi lebih baik dirujuk kedokter bila kehamilan sudah berusia 13
minggu.Pelepasan

IUD

menurunkan

resiko

keguguran,

sedangkan

membiarkan IUD terpasang meningkatkan aborsi septik pada pertengahan


trimester.Riwayat pengunaan IUD terdahulu meningkatkan resiko kehamilan
ektopik.Dan tanyakan kepada klien lamanya pemakaian alat kontrasepsi dan
jenis kontrasepsi yang digunakan.
d) Riwayat obstetric
Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu mencakup bulan dan tahun
kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada saat itu itu, tipe persalinan
(spontan, forsep, ekstrasi vakum, atau bedah sesar), lama persalinan (lebih
baik dihitung dari kontraksi pertama), berat lahir, jenis kelamin, dan
komplikasi lain.ketika menggambarkan kehamilan yang berakhir sebelum
minggu ke 20, bedakan antara aborsi spontan, elektif, terapeutik, dan
kehamilan ektopik.
e) Riwayat ginekologi
Riwayat penyakit atau kelainan ginekologi serta pengobatannya dapat
memberi keterangan penting, terutama operasi yang pernah dialami.
f) Riwayat seksual
Riwayat seksual adalah bagian dari data dasar yang lengkap karena riwayat
ini member informasi medis yang penting sehingga klinis dapat lebih
memahami klien dan mendapat kesempatan untuk :
a.

Mengidentifikasi riwayat penganiayaan seksual

b.

Menawarkan

informasi

yang

dapat

mengurangi

kecemasan

dan menghilangkan mitos


c.

Menawarkan anjuran-anjuran untuk memperbaiki fungsi seksual

d.

Membuat

rujukan

masalahemosional.
3) Riwayat Keluarga

apabila

tercatat

disfungsi

seksual

atau

Informasi tentang keluarga klien penting untuk mengidentifikasi wanita yang


beresiko menderita penyakit genetic yang dapat memengaruhi hasil akhir
kehamilan atau beresiko memiliki bayi yang menderita penyakit genetik.
4) Penyakit
a) Penyakit Organik
Meskipun tidak setiap penyakit dan gangguan akan mempengaruhi atau
dipengaruhi kehamilan, penting juga menanyakan setiap penyakit tersebut
supaya diperoleh data yang lengkap. Wanita yang juga memiliki riwayat
kesehatan yang kronis atau lemah juga wanita yang menderita penyakit,
seperti hipertensi kronis, SLE, diabetes mellitus tergantung insulin, penyakit
jantung, paru-paru dan anemia, pemeriksaan kadar TSH (thyroid stimulating
hormone).
b) Human Papilloma Virus (HPV)
HPV adalah virus yang mudah menular dan sering menyebabkan kondiloma
akuminata, kadang-kadang disebut kutil venereal.Kutil ini biasanya ditemukan
di seviks dan dinding vagina, uretra, bokong, anus dan alat genetalia
ekterna.Selama masa hamil, pengobatan kutil venereal dilakukan setiap
minggu dengan mengoleskan salep teratogenik.
c) Penyakit Radang Panggul
Klinis harus mengetahui riwayat PID sedini mungkin pada masa kehamilan
karena PID mingkatkan risiko kehamilan ektopik tujuh kali lipat (Oregon
health division, 1995).Setiap kram atau perdarahan pada wanita yang memiliki
riwayat penyakit ini perlu diperiksa menggunakan ultrasonografi untuk
memastikan bahwa kehamilan terjadi di uterus.
d) Penyakit yang Menyertai Kehamilan
Kehamilan disertai penyakit jantung
Kehamilan

yang

desertai

penyakit

jantung

selalu

saling

mempengaruhikarena kehamilan memberatkan penyakit jantung dan


penyakit jantungdapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
janin dalamrahim.Keluhan utama yang dikemukakan :

Cepat merasa lelah


Jantung nya berdebar-debar
Sesak nafas apalagi disertai terjadi sianosis(kebiruan)

Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda


Mengeluh tentang bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai.
Hipertensi
Yang dimaksud hipertensi disertai kehamilan adalah hipertensinyang
telah ada atau sebelumnya kehamilan. Apabila dalam kehamilan disertai
dengan protenuria dan udem maka disebut pre-eklampsia yang tidak
murni atau superimposed pre-ek-lampsia. Penyebab utama hipertensi
pada kehamilan adalah hipertensi esensial dan penyakit ginjal.
Penyakit paru-paru dan kehamilan
Sikap

bidan

dalam

mengahadapi

kehamilan

dengan

penyakit

tuberculosis paru sebaiknya adalah melakukan konsultasi ke dokter


untuk

memastikan

penyakitnya.

Pada

penyakit

batuk

menahun/tuberculosis yang tenang bidan dapat melanjutkan pengawasan


hamilsampai persalinan setempat, sedangkan pada penyakit asma pada
kehamilan, kadang- kadang bertambah berat atau malah berkurang
dalam batas yang wajar, penyakit asma tidak banyak pengaruhnya
terhadap kehamilan.
Pemeriksaan fisik pada kunjungan awal prenatal difokuskan untuk
mengidentifikasi kelainan yang sering mengontribusi morbiditas dan
mortalitas

dan

menunjukkan

untuk

gannguan

mengidentifikasi
genetik.

gambaran

Pemeriksaan

tubuh

harus

yang

mencakup

penetapan tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan drah (TD) dan
nadi, dan pemeriksaan kulit, kelenjar tiroid, jantung, paru, payudara,
ekstremitas dan abdomen, serta pemeriksaan pelvis.
II.

Pemeriksaan Fisik
a.

b.

Pemeriksaan fisik umum


1.

Tinggi badan

2.

Berat badan

3.

Tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, respirasi

Kepala dan leher


1.

Edema di wajah

2.

Ikterus pada mata

3.

Mulut pucat

4.

Leher meliputi pembengkakan pada saluran limfe/pembesaran kelenjar


tiroid

c.

d.

e.

f.

g.

Tangan dan kaki


1.

Edema pada jari tangan

2.

Kuku jari pucat

3.

Varices vena

4.

Refleks

Payudara
1.

Ukuran, simetris

2.

puting payudara: masuk/menonjol

3.

keluarnya kolostrum atau cairan lain

4.

retraksi, dimpling

5.

massa

6.

nodul axilla

Abdomen
1.

Luka bekas operasi

2.

Tinggi fundus uteri

3.

Letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala (jika >36 minggu)

4.

DJJ (jika> 18 minggu)

Genital luar
1.

Varices

2.

Perdarahan

3.

Luka

4.

Cairan yang keluar

5.

Pengeluaran dari uretra dan skene

6.

Kelenjar bartholin : bengkak, massa, cairan yang keluar

Genital dalam
1.

Serviks

: cairan yang keluar, luka, kelunakan, posisi, mobilitas,

tertutup/membuka
2.

Vagina

: cairan yang keluar, luka, darah

3.

Ukuran adneksa : bentuk, posisi, nyeri, kelunakan, masssa (pada TW I)

4.

Uterus

: ukuran, bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan, massa

(pada TW I)
IV.

Pemeriksaan Panggul

a.

Panggul Luar :

b.

IV.

1.

Distansia Spinarum

2.

Distansia Cristarum

3.

Conjugata Eksterna

4.

Lingkar Panggul

Panggul Dalam :
1.

Conjugata Diagonalis

2.

Promontorium, Linea Innominata

3.

Spina Isiadika, Kelengkungan Sakrum, Dinding Samping Pelvis

4.

Arkus Pubis, Mobilitas Tulang Coccygeus

Pemeriksaan Laboratorium
a.

Pemeriksaan haemoglobin

b.

Pemeriksaan protein urin

c.

Pemeriksaan glukosa urin

d.

Tes VDRL
Pemeriksaan Laboratorium merupakan pemeriksaan untuk menunjang
diagnosis penyakit, guna mendukung atau menyingkirkan diagnosis lainnya.
Pemeriksaan laboratorium merupakan penelitian perubahan yangtimbul pada
penyakit dalam hal susunan kimia dan mekanisme biokimia tubuh (perubahan
ini bisa penyebab atau akibat).Pemeriksaan laboratorium juga sebagai ilmu
terapan untuk menganalisa cairan tubuh dan jaringan guna membantu petugas
kesehatan dalam mendiagnosis dan mengobati pasien.Pada umumnya
diagnosis penyakit dibuat berdasarkan gejala penyakit(keluhan dan tanda), dan
gejala ini mengarahkan dokter pada kemungkinan penyakit penyebab.
Hasil pemeriksaan laboratorium dapat menunjang atau menyingkirkan
kemungkinan penyakit yang menyebabkan, misalnya dalam pemeriksaan
biakan darah pada demamtifoid, jika positif amat mendukung diagnosis, tapi
bila negatif tak menyingkirkan diagnosis demam tifoid jika secara klinis dan

pemeriksaan lain (misalnya pemeriksan WIDAL) menyokong. Dalam


diagnosis penyakit kadang-kadang tidaklah mudah, terutama pada permulaan
penyakit, gejala klinis penyebabnya masih berupa kemungkinan, meski dokter
biasanya dapat menetapkan kemungkinan yang paling tinggi. Karena itu, pada
tahap permulaan dokter tidak selalu dapat menentukan diagnosis penyakit.
Diperlukan

data-data

tambahan

dari

pemeriksaan

laboratorium

dan

pemeriksaan penunjang lain.Menurut Henry dan Howanitz, para dokter


memilih dan mengevaluasi uji-uji laboratorium dalam perawatan pasien
sekurang-kurangnya satu dari alasan-alasan berikut ini:

V.

1.

Untuk menunjang diagnosis klinis

2.

Untuk menyingkirkan kemungkinan suatu diagnosis atau penyakit

3.

Untuk digunakan sebagai pedoman terapi atau manajemen

4.

Untuk digunakan sebagai panduan prognosis

5.

Untuk mendeteksi suatu penyakit (uji saring)

Pengkajian Emosional
a. Trimester Pertama
Selama bulan pertama hingga ketiga, suasana emosi ibu hamil biasanya gampang
sekali berubah.Pergolakan emosi menyebabkan anda sensitif, mudah menangis,
gampang lelah, takut bila terjadi keguguran, lebih merasakan sakit dari pada
hamil.Perubahan emosi anda lebih disebabkan adanya aktifitas hormonal yang
meningkat pesat dan sebagai faktor fisik. Misalnya kelelahan, mual, muntah,
morning sickness atau perubahan bentuk tubuh.
b.

Trimester kedua
Pada usia kehamilan ini, emosi anda jauh lebih baik dan tidak banyak keluhan
yang anda rasakan pada trimester sebelumnya. Oleh karena itu, periode ini bisa
disebut periode keemasan.Anda mulai bisa menyesuaikan diri dengan perubahan
hormonal kehamilan.Selain itu, tidak banyak muncul keluhan keluhan
fisik.Inilah yang membuat anda bisa menjalani kehamilan dengan lebih enak dan
tidak sedramatis sebeumnya.

c. Trimester tiga
Memasuki trimester akhir ini, kondisi perut anda akan semakin besar dan
mengakibatkan anda susah bergerak, cepat lelah, mudah lupa dan gampang

cemas. Emosi kembali sukar untuk dikendalikan, bahkan anda menjadi lebih
sensitif. Tetapi seiring bertambahnya usia kehamilan, anda menjadi lebih siap
mental untuk mempersiapkan persalinan dan kelahiran buah hati yang telah
dilahirkan.
Tips Menghadapi Perubahan Emosi:
1.

Mengetahui perubahan emosi yang anda rasakan adalah normal dan bisa
membantu

2. Berbagi pengalaman dan perasaan dengan pasangan serta menjalani


komunikasi yang lebih terbuka
3.

Makan maknan yang bergizi sert berolahraga teratur juga bisa membantu
anda untuk membentuk pola pikir positif tentang kondisi anda

4.

Mengikuti kelas kehamilan bersama dengan pasangan

5.

Berbagi pengalaman dengan orang yang pernah mengalami kondisi


serupa dengan anda

6.

Memperbanyak pengetahuan dan informasi tentang kehamilan dari buku,


internet, majalah atau sumber lain.

3.

Pengkajian Fetal
1. Gerakan Janin
Dapat secara subjektif (ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau
dengan USG). Janin normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak. Normal gerakan
janin dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di atas 32
minggu). Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen hanya
dibutuhkan oleh otak dan jantung (refleks redistribusi).
Jika janin tidak bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis banding : tidur,
atau hipoksia. Waktu terbaik untuk mengamati gerakan janin adalah pada malam hari
saat ibu hamil berbaring santai. Atau, pagi hari ketika bangun tidur bila usia
kandungannya sudah masuk trisemester ketiga.
Jika merasakan janin bergerak minimal 10 kali/jam, baik gerakan halus dan
kuat, artinya bayi baik-baik saja. Namun, bila merasa bayi tidak aktif seperti biasanya,
kemungkinan besar ia sedang malas bergerak, dan ibu hamil diminta harus coba
bangkitkan semangat geraknya. Karena, bila janin tidak merespon rangsangan ibu,
dan kondisi ini sudah berlangsung lebih dari 1 hari segera beritahu dokter, untuk
memantau kondisi janin. Mari, kenali gerakan si bayi sesuai dengan usianya, supaya

bisa ikut memantau perkembangannya.Minggu ke-16 sampai 20. Di minggu ke-16


Anda mulai dapat merasakan gerakan janin seperti tendangan dan tonjokan. Disebut
sebagi fasequickening.
a.

Minggu ke-21 sampai 24. Aktivitas bayi makin meningkat. Dia banyak
menendang dan jungkir balik, karena volume air ketuban masih sering
memungkinkan untuk bergerak leluasa.

b. Minggu ke-25 sampai 28. Bayi mulai cegukan. Inilah yang menyebabkan ibu
hamil merasakan sensai seperti tersentak-sentak. Dia juga akan bergerak
merespon suara dari luar karena pendengarannya makin baik. Kadang-kadang
janin kaget mendengar suara keras.
c.

Minggu ke-29 sampai 31. Gerakan bayi makin kuat, teratur dan terkendali.
Kadang ibu hamil sampai merasakan rahim kontraksi.

d.

Minggu ke-32 sampai 24. inilah mas apuncak aktivitas bayi. Dalam mingguminggu ini, ibu hamil akan merasakan peningkatan frekuensi dan tipe gerakan
bayi, karena dia semakin besar dan kuat.

2. DJJ
Detak jantung Janin didengarkan dengan menggunakan stetoskop monoral
pada bulan ke 4-5 kehamilan. Dengan menggunakan stetoskop monoral (stetoskop
obstetric) untuk mendengar DJJ dapat terdengar pada bulan 4-5. Walaupun dengan
ultrasound (doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan ke-3.
Frekuensinya lebih cepat dari B.J orang dewasa ialah antara 120-140/menit.
Karena badan anak dalam kypose dan di depan dada terdapat lengan anak maka B.J.
paling jelas terdengar di punggung anak dekat pada kepala.
Pada presentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di bawah pusat.
Jika bagian-bagian anak belum dapat ditentukan, maka B.J. harus dicari pada garis
tengah di atas sympisis.Yang dapat diketahui dari bunyi jantung janin adalah
a.

b.

Dari adanya detak jantung janin:


1.

Tanda pasti kehamilan

2.

Anak hidup

Dari tempat bunyi jantung janin terdengar:


1.

Presentasi anak

2.

Positio anak(kedudukan punggung)

3.

Sikap anak (habitus)

4.

Adanya anak kembar

Kalau bunyi jantung terdengar kiri atau kanan di bawah pusat,maka


presentasinyakepala,kalau terdengar kiri kanan setinggi atau di atas pusat,maka
presentasinya bokong (letak sungsang). Kalau bunyi jantung terdengar sebelah
kiri,maka punggung sebelah kiri,kalau terdengar sebelah kanan maka punggung
sebelah kanan.Kalau terdengar di pihak yang berlawanan dengan bagiab-bagian
kecil,sikap anak fleksi.kalau terdengar sepihak dengan bagian-bagian kecil,sikap anak
defleksi. Pada anak kembar bunyi jantung terdengar pada 2 tempat dengan sama
jelasnya dan dengan frekwensi yang berbeda(perbedaan lebih dari 10/menit).
Dari sifat bunyi jantung anak kita dapat mengetahui keadaan anak.anak yang
dalam keadaan sehat bunyi jantung nya teratur dan frekwensinya antara 120-140
permenit.Kalau bunyi jantung kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit atau
tidak teratur, maka anak dalam keadaan asphyxia (kekurangan oksigen).
Cara menghitung DJJ adalah dengan mendengarkan 3x5 detik dikalikan
dengan 4.
Contohnya :
5

deti

detik

detik

k
11

12

11

10
8

14
7

Kesimpulan

4 (11 + 12 +11) = 136/menit.

Teratur dan janin baik.


- 4 (10 + 14 + 9) = 132/m. Tak

teratur dan janin asphyxia


- 4 (8 + 7 + 8) = 92/m. Tak teratur
dan janin asphyxia.

3. Non Stress Test (NST)


Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan
aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan namaaktokardiografi, atau
fetal activity acceleration determination (FAD; FAAD). Penilaian dilakukan terhadap
frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan
janin.
a. Tehnik pemeriksaan NST :
1) Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke kiri. Hal ini
berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan mencegah terjadinya
hipotensi.

2) Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu, nadi, dan


frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan, tensi
diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas KTG).
3) Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara:
a.

Menanyakan kepada pasien.

b.

Melakukan palpasi abdomen.

c.

Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas KTG).

4) Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin,


dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala atau
bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-akustik (dengan
membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus untuk keperluan
tersebut).
5) Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 160 dpm).
6) Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG. Perhatikan
apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm).
7) Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 25 dpm).
8) Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.
b.

Interpretasi NST
1. Reaktif:
a.

Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan


akselerasi sedikitnya 15 dpm.

b.

Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 160 dpm.

c.

Variabilitas djj antara 5 25 dpm.

2. Non-reaktif:
a. Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat
akselerasi pada gerakan janin.
b. Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160
dpm).
c. Variabilitas djj kurang dari 2 dpm.
3. Meragukan:
a. Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi
yang kurang dari 15 dpm.
b. Frekuensi dasar djj abnormal.
c. Variabilitas djj antara 2 5 dpm.

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik
sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% 99%).Hasil NST yang nonreaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal, nilai
Apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas
sebesar 20%.Hasil NST yang meragukan harus diulang dalam waktu 24
jam.Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap hasil NST
yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress
test (CST), selama tidak ada kontraindikasi.
4. Amniosentesis
Amniosintesis adalah metode untuk mendapatkan cairan amnion
dengan memasukkan trocar halu dan kanula yang steril ke dalam cavitas
amnii melewati dinding abdomen dan dinding uterus.Sel-sel fetus dilepaskan
kedalam amnion dan dapat dikaji untuk penentuan jenis kelamin dan
kesehatan fetus.Untuk alasan yang sudah jelas, maka letak plasenta harus
ditetapkan sebelum amniosentesis.
Kajian-kajian berikutnya akan dilakukan pada specimen cairan yang di
aspirasi antara umur kehamilan 14 sampai 18 minggu. Hasil analisis biasanya
baru diperoleh setelah paling cepat 3 minggu.Dan uji dagnostik yang lebih
baru telah dirancang untuk menghindari hasil yang terlalu lama ini.
4.

Menentukan Diagnosa
a. Menetapkan Normalitas Kehamilan
Adalah kehamilan dimana ibu dalam keadaan sehat, tidak ada riwayat
obstetrik buruk, ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan serta hasil pemeriksaan
fisik dan laboratorium normal.
b. Membedakan Antara Ketidaknyamanan dalam Kehamilan dan Kemungkinan
Komplikasi
Tidak semua wanita mengalami ketidaknyamanan akibat kehamilan yang
disebutkan dibawah ini, akan tetapi tidak sedikit juga wanita yang mengalami
ketidaknyamanan tersebut. Cara meringankan ketidaknyamanan bisa membuat
perbedaan yang signifikan dalam cara wanita tersebut memandang pengalaman
kehamilannya. Dasar fisiologis, psikologis dan anatomis untuk masing-masing
ketidaknyamanan tersebut diberikan untuk merangsang pemikiran selanjutnya tentang

cara-cara meringankannya. Cara-cara meringankan tersebut didasarkan pada


penyebab dari ketidaknyamanan tersebut serta diarahkan ke penatalaksanaan
symptomatik.
c. Mengidentifikasi Tanda dan Gejala Penyimpangan dari Keadaan Normal
Deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan adalah upaya penjaringan yang dilakukan
untuk menemukan penyimpangan -penyimpangan yang terjadi Upaya yang dapat
dilakukan ibu dalam deteksi dini terhadap komplikasi selama kehamilan ibu secara
dini.
Kehamilan:
a. Memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu, Puskesmas,
Rumah Sakit paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
b. Imunisasi TT 2x.
c. Bila ditemukan kelainan-kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih seringdan
lebih intensif.
d. Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna.
d. Mengidentifikasi Kemungkinan Kebutuhan Belajar
Pada setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu
bagaimana mengenali tanda-tanda bahaya ini, dan menganjurkan untuk datang ke
klinik dengan segara jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. dari beberapa
pengalaman, akan lebih baik memberikan pendidikan kepada ibu dan anggota
keluarga khususnya pembuat keputusan utama, sehingga si ibu akan didampingi
untuk mendapatkan asuhan. Enam tanda-tanda bahaya selama periode

antenatal

adalah:
1)

Perdarahan vagina

2)

Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang

3)

Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja)

4)

Nyeri abdomen yang hebat

5)

Bengkak pada muka atau tangan

6)

Bayi kurang bergerak seperti biasa

e. Mengembangkan Perencanaan Asuhan yang Komprehensif


1. Menetapkan Kebutuhan Test Laboratorium
Tujuan test laboratorium adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi
dalam kehamilan. Macam test laboratorium dalam asuhan kehamilan yang
merupakan kompetensi bidan adalah:

a. Tes hemoglobin darah (Hb)


Tujuan: untuk mengetahui kadar Hb pada ibu hamil dan untuk mendeteksi
anemia gravidarum.
b. Tes urin protein
Tujuan: untuk mengetahui kadar protein dalam urin dan untuk mendeteksi pre
eklamsia dalam kehamilan.
c. Tes glukosa urin
Tujuan: untuk mengetahui kadar glukosa dalam urin dan untuk mendeteksi
diabetes mellitus gravidarum
2. Menetapkan Kebutuhan Belajar
Penuntun belajar digunakan untuk melatih keterampilan dalam pencapaian
elemen-elemen kompetensi oleh mahasiswa secara individual. Mulai dari latihandi
laboratorium keterampilan sampai saat melaksanakan praktik klinik kebidanan.
Bimbingan keterampilan untuk mencapai kompetensi di laboratorium keterampilan
asuhan kebidanan baru bisa dilaksanakan atau diikuti oleh seorang mahasiswa bila
mahasiswa tersebut telah mengikuti perkuliahan seluruh materikuliah asuhan
kehamilan (mata kuliah asuhan ibu I).
Dalam perkuliahan tersebut mahasiswa mendapat teori tentang teori
tentang fisiologi kehamilan, pertumbuhan kehamilan dari bulan ke bulan,
kebutuhan fisik dan psikologis ibu selama kehamilan, perubahan fisik dan
psikologis ibu selama hamil, perubahan fisik dan psikologis ibu dalam masa
kehamilan, teori tentang pendekatan dalam asuhan kehamilan (Manajemen Varney)
dan dokumentasi asuhan kehamilan. Dalam perkuliahan juga dilakukan
demonstrasi dan simulasi keterampilan yang mendukung kompetensi yang akan
dilatih atau dipelajari.
3.

Menetapkan Kebutuhan untuk Komplikasi Ringan


Dalam menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan dalam
kehamilan harus berdasarkan Kep Menkes No 900 tahun 2002 tentang registrasi
dan kewenangan praktik bidan dan standar pelayanan kebidanan (SPK). Di
antaranya yaitu penanganan abortus iminens, pre eklamsia, Hyperemesis
gravidarum dan anemia dalam kehamilan.

4.

Menetapkan Kebutuhan Konsultasi atau Rujukan pada Tenaga Profesional lainnya

Apabila terjadi komplikasi dalam kehamilan bidan perlu menetapkan


kebutuhan konsultasi atau rujukan dengan tenaga professional lainnya untuk
mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.

5.

Menetapkan Kebutuhan untuk Konseling Spesifik atau Anticipatory Guidence


Dalam menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik, harus di sesuaikan
dengan permasalahan yang dihadapi oleh ibu hamil berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang yang telah di lakukan oleh
bidan. Beberapa kebutuhan konseling yang perlu diberikan pada setiap ibu hamil
pada kunjungan awal adalah pendidikan kesehatan tentang:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

Tanda bahaya dalam kehamilan


Gizi pada ibu hamil
Persiapan persalinan
Imunisasi TT
Olahraga
Istirahat
Kebersihan
Pemberian ASI
Aktifitas seksual
Kegiatan sehari-hari dan pekerjaan
Obat-obatan dan merokok
Body mekanik
Pakaian dan sepatu

6. Menetapkan Kebutuhan Konseling HIV/PMS


Untuk menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS hanya diberikan pada ibu hamil
dengan riwayat maupun resiko HIV/PMS.
7. Menetapkan Jadwal Kunjungan Sesuai dengan Perkembangan Kehamilan
Menurut standar WHO bahwa dalam kehamilan, minimal kunjungan ANC adalah 4
kali selama kehamilan dengan penjelasan sebagai berikut:
a)
b)
c)
d)

Kunjungan I
Kunjungan II
Kunjungan III
Kunjungan IV

: dilakukan sebelum minggu ke-14 (pada trimester I)


: dilakukan sebelum minggu ke 28 (pada trimester II)
: dilakukan antara minggu 28-36 (pada trimester III)
: dilakukan setelah minggu ke-36 (pada trimester III)

f. Mengevaluasi Penemuan Masalah yang Terjadi, Aspek-aspek yang Menonjol pada


Wanita Hamil
1. Oleh karena telah banyak dilakukan pengkajian mengenai riwayat ibu dan
pemeriksaan lengka selama kunjungan antenatal pertama, maka kunjungan ulang
difokuskan pada pendeteksian komplikasi - komplikasi, mempersiapkan
kelahiran, kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik yang terfokus dan pembelajaran
2. Pada tahap ini bidan menginventarisasi beberapa masalah yang terjadi beserta
aspek - aspek yang menonjol yang membutuhkan penanganan dan pemberian KIE
g.

Anamnesa Kunjungan Awal


1. Tahap preinteraksi
a.
b.
c.
d.
e.

Menyambut klien dengan ramah


Perawat mengenalkan diri
Mempersilakan klien duduk dan komunikatif
Perawat tanggap terhadap reaksi klien
Perawat sabar terhadap reaksi klien

2. Tahap interaksi
a. Mengkaji riwayat kehamilan sekarang
b. Riwayat haid
1. HPHT
2. Gerakan janin dirasakan kapan
3. Tanda-tanda bahaya atau penyulit yang dialami
4. Keluhan utama
5. Obat yang dikonsumsi/termasu jamu
6. Kekhawatiran khusus
c. Mengkaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jumlah kehamilan
Jumlah anak yang lahir hidup
Jumlah kelahiran prematur
Jumlah keguguran
Riwayat persalinan dengan tindakan (SC/Forcep/Vacum)
Riwayat perdarahan pada persalinan atau pasca persalinan

d. Riwayat kesehatan/penyakit yang diderita Semarang dan lalu


1.
2.
3.
4.
5.

Penyakit jantung
Hipertensi
Malaria
Penyakit kelamin
Diabetes dan lain-lain

e. Menanyakan riwayat perkawinan


f.

Menanyakan respon klien dan keluarga terhadap kehamilannya

g.

Menanyakan riwayat KB

h.

Menanyakan pola nutrisi dan eliminasi

i.

Menanyakan pola aktifitas dan istirahat

j.

Menanyakan kebiasaan merokok, minuman keras, konsumsi obat terlarang

k.

Dokumentasi

3. Penampilan
a.
b.
c.
d.
h.

Perawat menanyakan secara sistematis


Menggunakan bahasa yang muda dimengerti
Memberikan perhatian pada setiap jawaban
Penuh percaya diri dan tidak ragu-ragu

Praktik Pemeriksaan
1. Fisik dan Leopold
a. Fisik
1. Tinggi Badan Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gannguan
genetik. Karena tinggi yang pasti sering kali tidak diketahui dan tinggi
badan berubah seiring peningkatan usia wanita, tinggi badan harus
diukur pada saat kunjungan awal.
2. Berat Badan
Berat badan ditimbang pada kunjungan awal untuk membuat
rekomendasi penambahan berat badan pada wanita hamil dan untuk
membatasi kelebihan atau kekurangan berat.
3. Tekanan Darah
Penentuan tekanan darah (TD) sangat penting pada masa hamil
karena peningkatan TD dapat membahayakan kehidupan ibu dan bayi.
4. Nadi
Denyut nadi maternal sedikit meningkat selama hamil, tetapi jarang
melebihi 100 denyut permenit (dpm). Curigai hipotiroidisme jika denyut
naadi lebih dari 100 dpm. Periksa adanya eksoflatmia dan hiperrefleksia
yang menyertai.
5.

Refleks

Terutama reflex lutut. Reflex lutut negative pada hypovitaminose dan


penyakit urat saraf.
6.

Pemeriksaan Kulit
Perubahan kulit yang sering terjadi pada masa hamil mencakup
hiperpigmentasi pada wajah (kloasma), pada areola dan putting susu,
stria gravidarum, spider nevi, serta linea nigra. Periksa warna kulit,
adanya ruam, massa, lesi, jaringan parut, tanda penganiayaan fisik, dan
bukti penyalahgunaan obat. Beri perhatian khusus untuk melihat suatu
ruam di telapak tangan dan telapak kaki yang merupakan tanda sifilis.
Jaringat parut menunjukkan pernah dilakukan prosedur bedah atau, pada
kasus yang jarang, menunjukkan praktik seksual yang berkaitan dengan
ritual sadomasokistik.

7.

Pemeriksaan kelenjar Tiroid


Kelenjar tiroid sedikit membesar selama masa hamil akibat
hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularitas. Namun, perubahan
anatomi ini tidak menyebabkan tiromegali yang signifikan dan setiap
pembesaran yang signifikan perlu diteliti. Hipotiroidisme sulit dideteksi
selama masa hamil karena banyak gejala hipotiroidisme, yakni keletihan,
penambahan berat, dan kostipasi, yang menyerupai gejala-gejala
kehamilan.

8.

Pemeriksaan Paru
Pemerikasaan paru harus mencakup observasi sesak nafas, napas
dangkal, napas cepat, pernapasan yang tidak teratur, mengi, batuk, dan
dispnea. Pemeriksaan paru biasanya merupakan tindakan yang sangat
membantu dalam menegakkan diagnosis bronchitis atau pneumonia.

9.

Pemeriksaan Jantung
Pada akhir kehamilan, 45% volume darah wanita hamil lebih tinggi
dari pada volume darah wanita tidak hamil (Pritchard, 1965).
Peningkatan volume darah ini menyebabkan uterus membesar dan
melindungi ibu ketika darah keluara saat melahirkan. Pada wanita tidak
hamil, murmur jantung sistolik bermakna. Pada wanita hamil yang
asimptomatik, murmur derajat 1/6 atau 2/6 umumnya dianggap ringan.
Apabila murmur sistolik lebih dari 2/6 atau terdengar bunyi murmur lain,
lakukan ekokardiogram jika tersedia dana yang cukup.

10. Pemeriksaan Payudara


Payudara harus diperiksa umtuk mendeteksi setiap massa yang
mungkin ganas dan setiap kondisi yang dapat mengganggu proses
menyusui. Pastikan anda memeriksa putting dengan cermat, terutama jika
klien berkeinginan menyusui bayinya. Tes protaklitas harus menjadi
bagian pemeriksaan payudara pada wanita yang sebelumnya tidak mampu
menyusui dengan baik.
b. Leopold
1.

Leopold I
a. Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat paha,
b. Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat kearah
c.
d.
e.
f.

muka penderita
Rahim dibawa ke tengah
Tingginya fundus uteri ditentukan.
Tentukan bagiian apa dari anak yang terdapat dalam fundus.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting. Sifat bokong lunak,
kurang bundar dan kurang melenting. Pada letak lintang fundus
uteri kosong. Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tingginya fundus
uteri.

2.

Leopold II
a. Kedua tangan pindah ke samping
b. Tentukan dimana punggung anak. Punggung anak terdapat di fihak
yang memberikan rintanggan yang terbesar, carilah bagian-bagian
kecil yang biasanya terletak bertentangan dengan fihak yang
member rintangan yang terbesar.
c. Kadang-kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada
letak lintang.

3. Leopold III
a.

Dipergunakan satu tangan saja

b.

Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya

c.

Cobalah bapakah bagian bawah masih dapat diigoyangkan.


Leopold III untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah
dan apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang
oleh Pintu atas panggul.

4. Leopold IV

a. Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat kea rah kaki penderita.


b. Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian
bawah.
c. Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk kedalam pintu
atas panggul, dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam
ronggga panggul.
d. Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari krpala yang masih teraba dari luar.
2. Pemeriksaan Laboratorium
a. Protein urine: Hasil penelitian menunjukkan bahwa penipisan rutin protein
urine merupakan cara efektif mendeteksi pre eklamsi
b. Glukosa : ibu hamil harus diperiksa terhadap kemungkinan diabetes
3. HB Sahli
Jenis pemeriksaan Hb yakni dengan cara sahli. Pemeriksaan Hb
dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama kali, lalu diperiksa lagi
menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk
mendeteksi anemia pada ibu hamil.
4. Urine Reduksi
Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan indikasi
penyakit gula/ Diabetes melitus atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu
dan suami. Bila hasil pemeriksaan urine reduksi positif perlu diikuti
pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Mellitus
Gestasional ( DMG ). Diabetes Mellitus Gestasional pada ibu dapat
mengakibatkan adanya penyakit berupa preeklamsia, polihidramnion, bayi besar
( Saefudin,2000 ).
5. Protein Urine
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam ibu
hamil. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-3% ditujukan pada ibu
hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedema. Pemeriksaan urine
protein ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsia.

B. Asuhan Kehamilan Kehamilan Kunjungan Ulang


Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah
kunjungan antenatal pertama sampai memasuki persalinan.
a. Mengevaluasi Data Dasar
Pada tahap ini bidan melakukan evaluasi data dasar yang dipertimbangkan dalam
menegakkan diagnosis pada kunjungan yang pertama.Evaluasi tersebut dapat dicermati
pada tabel berikut ini:
Data Dasar
Pertimbangan
Amenore
Diagnosis kehamilan
Tanggal menstruasi terakhir
Diagnosis kehamilan
Keluhan
yang
disampaikan Pemberian konseling
pasien
Hasil pemeriksaan fisik

Diagnosis kehamilan

Kenaikan BB
Tes urin kehamilan ( tes HCG )
positif
Cloasma gravidarum
Perubahan pada payudara
Linea nigra
Tanda Chadwick
Tanda hegar

b. Mengevaluasi Keefektifan Manajemen atau Asuhan


Bidan melakukan penilaian mengenai efektifitas asuhan yang sudah dilaksanakan
pada kunjungan sebelumnya.Kegiatan ini bertujuan agar hal yang kurang efektif yang
dilakukan pada asuhan sebelumnya tidak terulang lagi serta mmemastikan aspek mana
yang efektif agar tetap dipertahankan.Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh bidan
adalah :
1. Menanyakan kembali kepada pasien mengenai apa yang sudah dilakukan pada
kunjungan sebelumnya
2. Melakukan pemeriksaan fisik terutama hal - hal yang berfokus pada pemantauan
kesehatan ibu dan janin
Beberapa hal yang perlu ditanyakan kepada pasien antara lain sebagai berikut :

1. Kesan pasien secara keseluruhan mengenai proses pemberian asuhan pada


kunjungan sebelumnya
2. Hal - hal yang membuat pasie kurang merasa nyaman
3. Peningkatan pengetahuan pasien mengenai perawatan kehamilan hasil dari proses
KIE yang lalu
4. Berkurangnya ketidaknyamanan yang dirasakan pada kunjungan yang lalu setelah
dilakukan penatalaksanaan

c. Pengkajian Data Fokus


1. Riwayat untuk Deteksi Komplikasi dan Ketidaknyamanan
a. Riwayat
1.
2.

Menayakan bagaimana perasaan pasien sejak kunjungan terakhirnya


Menanyakan apakah pasien mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran yang

3.

timbul sejak kunjungan terakhir


Gerakan janin dalam 24 jam terakhir

b. Deteksi ketidaknyamanan
1.
2.

Menanyakan keluhan - keluhan yang biasa dialami oleh ibu hamil


Menanyakan kemungkinan tanda - tanda bahaya yang dialami oleh ibu

2. Pemeriksaan Fisik
Pada tiap kunjungan ulang antenatal pemeriksaan fisik berikutdilakukan untuk
mendeteksi tiap tanda-tanda keluhan ibu dan evaluasi pada janin :
a. Janin :
1.

Denyut jantung janin. Normal DJJ 120-160 kali per menit. Apabila kurang
dari 120 x atau menitdisebut bradikardi, sedang lebih dari 160 x per menit
disebut tathicardi.

2.

Ukuran janin

3.

Dengan cara Mc. Donald untuk mengetahui TFU dengan pita ukur kemudian
dilakukan penghitungan tafsiran berat janin dengan rumus( TFU dalam cm )
n x 155 = gram. Bila kepala diatas atau pada ishiadica maka n = 12. Bila
kepala dibawah spina ishiadica maka n = 11

4.

Letak dan presentasi


Letak dan presentasi dapat diketahui dengan menggunakan palpasi. Salah
satu cara palpasi yang sering digunakan adalah menurut Leopold.
a.

Leopold I : Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada
pada bagian fundus

b.

Leopold II : Untuk mengetahui letak janin memanjang atau melintang dan

c.

bagian janin yang teraba disebelah kiri atau kanan


Leopold III : Untuk menentukan bagian janin yang ada dibawah

d.

(presentasi)
Leopold IV : Untuk menentukan apakah bagian bawah janin sudah masuk
panggul

b. Aktivitas/ gerakan janin


Dikenal adanya gerakan 10, yang artinya dalam waktu 12 jam normal gerakan
janin minimal 10 kali.
c. Ibu
1.

Tekanan darah

2.

Berat badan

3.

Tanda-tanda bahaya

4.

TFU

5.

Umur kehamilan

6.

Pemeriksaan vagina

3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah = Hb
b. Urine = Protein dan glukosa
d. Mengembangkan Rencana Sesuai dengan Kebutuhan dan Perkembangan Kehamilan
1. Jelaskan mengenai ketidaknyamanan normal yang dialaminya
2. Sesuai dengan usia kehamilan ajarkan ibu tentang materi pendidikan kesehatan pada
ibu
3. Diskusikan mengenai rencana persiapan kelahiran dan jika terjadi kegawatdaruratan
4. Ajari ibu untuk mengenal tanda - tanda bahaya, pastikan untuk memahami apa yang
dilakukan jika menemukan tanda bahaya
5. Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya

C. PROTEIN URIA PADA KEHAMILAN


Tingginya kadar protein dalam urin ibu hamil dapat mengindikasikan terjadinya
preeklampsi. Preeklampsi ialah penyakit dengan tanda - tanda hipertensi, edema dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester
kedua - kehamilan. Pemeriksaan protein urin dibutuhkan oleh ibu hamil bila dicurigai
mengalamai preeklampsi ringan atau berat, dari hasil pemeriksaan ini kita dapat memberikan
asuhan kepada ibu hamil yang ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah potensial yaitu
terjadinya eklamsi.
Penetapan kadar protein dalamurin biasnaya dinyatakan berdasarkan timbulnya
kekeruhan pada urin. Karena padat atau kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk
jumlah protein yang ada, maka menggunakan urin yang jernih menjadi syarat yang penting.
Kandungan urin bergantung keadaan kesehatan dan makanan sehari - hari yang dikonsumsi
oleh masing - masing individu. Individu normal mempunyai pH antara 5 - 7. Banyak faktor
yang mempengaruhi pH urine seseorang adalah makanan sehari - hari dan ketidakseimbangan
hormonal. Warna urin adalah kuning keemasan. Selama kehamilan normal terdapat kenaikan
hemodinamika ginjal dan diikuti dengan tekanan venarenalis. Pembentukan urin dimulai
dalam glomerulus, apabila filtrasi glomerulus mengalami kebocoran hebat, molekul protein
besar akan terbuang dalam urine sehingga menyebabkan proteinuria. Pada pasien yang telah
menderita penyakit parenkhim ginjal, faktor kehamilan yang memasuki usia 20 minggu ini
mungkin akan memperberat kebocoran protein urine.
Prosedur pemeriksaan protein urine
1. Spesimen urin acak (random)
Kumpulkan spesimen acak (random)/urin sewaktu. Celupkan strip reagen (dipstick)
ke dalam urin. Tunggu selama 60 detik, amati perubahan warna yang terjadi dan cocokkan
dengan bagan warna. Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis lebih dianjurkan
untuk

memperkecil

kesalahan

dalam

pembacaan

secara

visual.

Dipstick mendeteksi protein dengan indikator warna Bromphenol biru, yang sensitif

terhadap albumin tetapi kurang sensitif terhadap globulin, protein Bence-Jones, dan
mukoprotein.
2. Spesimen urin 24 jam
Kumpulkan urin 24 jam, masukkan dalam wadah besar dan simpan dalam lemari
pendingin. Jika perlu, tambahkan bahan pengawet. Ukur kadar protein dengan metode
kolorimetri menggunakan fotometer atau analyzer kimiawi otomatis.
Nilai Rujukan
Urin acak : negatif (15 mg/dl)
Urin 24 jam : 25 150 mg/24 jam.
Masalah Klinis
Pengukuran proteinuria dapat dipakai untuk membedakan antara penderita yang
memiliki risiko tinggi menderita penyakit ginjal kronik yang asimptomatik dengan yang
sehat. Proteinuria yang persistent (tetap +1, dievaluasi 2-3x / 3 bulan) biasanya
menunjukkan adanya kerusakan ginjal. Proteinuria persistent juga akan memberi hasil
+1 yang terdeteksi baik pada spesimen urine pagi maupun urine sewaktu setelah
melakukan aktivitas.Protein terdiri atas fraksi albumin dan globulin. Peningkatan ekskresi
albumin merupakan petanda yang sensitif untuk penyakit ginjal kronik yang disebabkan
karena penyakit glomeruler, diabetes mellitus, dan hipertensi.
Sedangkan peningkatan ekskresi globulin dengan berat molekul rendah merupakan
petanda yang sensitif untuk beberapa tipe penyakit tubulointerstitiel.Proteinuria positif
perlu dipertimbangkan untuk analisis kuantitatif protein dengan menggunakan sampel
urine tampung 24 jam. Jumlah proteinuria dalam 24 jam digunakan sebagai indikator
untuk menilai tingkat keparahan ginjal. Proteinuria rendah (kurang dari 500mg/24jam).
Pengaruh obat : penisilin, gentamisin, sulfonamide, sefalosporin, media kontras,
tolbutamid (Orinase), asetazolamid (Diamox), natrium bikarbonat.Proteinuria sedang
(500-4000 mg/24 jam) dapat berkaitan dengan glomerulonefritis akut atau kronis,
nefropati toksik (toksisitas obat aminoglikosida, toksisitas bahan kimia), myeloma
multiple, penyakit jantung, penyakit infeksius akut, preeklampsia.Proteinuria tinggi (lebih
dari 4000 mg/24 jam) dapat berkaitan dengan sindrom nefrotik, glomerulonefritis akut
atau kronis, nefritis lupus, penyakit amiloid.
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium

Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh hematuria, tingginya substansi molekular,
infus polivinilpirolidon (pengganti darah), obat (lihat pengaruh obat), pencemaran urine
oleh senyawa ammonium kuaterner (pembersih kulit, klorheksidin), urine yang sangat
basa (pH > 8).Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh urine yang sangat encer, urine
sangat asam (pH di bawah 3)

D. PEMERIKSAAN DARAH (HB)


Test darah pada saat anda hamil bertujuan untuk mengetahui golongan darah anda
dan rheusesnya (Rh) sehingga dapat mengidentikasi secara dini gangguan kesehatan yang
mungkin timbul dari masalah darah tersebut.
Ibu hamil juga sebaiknya melakukan tes darah untuk mengukur dua kandungan
yang ada dalam darah ibu hamil berikut.
a. Human chorionic gonadotropin (HCG). Hormon ini diproduksi oleh plasenta pada
awal kehamilan. Bila kadarnya tidak normal, dicurigai adanya peningkatan risiko
terjadinya ketidaknormalan kromosom.
b. Pregnancy-associated plasma protein screening (PAPP-A). Sama dengan hCG yang
jika kadarnya tidak normal maka dicurigai terjadi ketidaknormalan kromosom,
bedanya PAPP-A adalah jenis protein yang diproduksi plasenta.
Sedangkan pemeriksaan rhesus bertujuan lebih terperinci yaitu untuk mengetahui
rhesus positif dan negatif pada ibu dan janin. Sedangkan rhesus negatif dan positif
ditentukan oleh kandungan protein dan karbohidrat di dalam darah. Bagi ibu yang
memiliki antigen-D dalam darah digolongkan pada rhesus positif sedangkan untuk yang
tidak memiliki antigen-D dapat dikatakan rhesus negatif. Bagi ibu yang memiliki rhesus
negatif sedangkan janin memiliki kandungan positif dari suami anda yang memiliki rhesus
positif akan memilii kerusakan pada sel darah merah pada bayi dan mengalami masalah
perkembangan pada janin, mengalami keguguran bahkan hingga kematian bayi.
Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di
bagi menjadi 4 kategori yaitu :
1) Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal).
2) Hb 9-10 gr% Anemia ringan.

3) Hb 7-8 gr% Anemia sedang.


4) Hb <7 gr% Anemia berat (Manuaba, 2001).
Tes darah umumnya dilakukan pada usia kehamilan 10 hingga 12 minggu dan akan
dilakukan kembali pada usia kehamilan memasuki usia 28 minggu. Pemeriksaan darah
juga berfungsi untuk mengetahui antibodi yang anda miliki untuk menjaga kesehatan anda
dan janin dalam menangkal beberapa virus dan bakteri penyebab penyakit. Bila terjadi
antibodi yang anda miliki selama kehamilan mengalami penurunan maka dapat dilakukan
pencegahan. Test darah untuk mengetahui kemungkinan bayi anda mengalami kelainan
genetik yang dapat diturunkan dari anda atau suami. Salah satu kelainan genitik yang
sering dikhawatirkan adalah cystic fibrosis yaitu penyakit yang menyebabkan adanya
penumpukan di dalam fibriosis dan juga dalam pembentukan kista yang akan mengganggu
kesehatan organ seperti kelenjar pankreas bahkan hingga saluran pencernaan dan
pernapasan anda.
Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengtahui kondisi kesehatan ibu hamil secara
umum. Dalam prosedur ini akan dilakukan pemeriksaan AFP (alpha fetoprotein). Hasil
pemeriksaan AFB berguna untuk memastikan ada tidaknya gangguan saluran saraf tulang
belakang janin.

E. Pemeriksaan Reduksi Urine


Tujuan : Untuk mengetahui terjadinya reduksi pada urine pasien, guna menentukan ada
atau tidaknya gula (glukosa) dalam urine.
Methode : Benedict
Dasar prinsip : Glukosa dalam urine akan mereduksi garam kompleks dari reagen
benedict atau fehling (ion cupri direduksi jadi cupro) dan mengendap dalam bentuk CuO
dan Cu2O berwarna hingga merah bata.
Prosedur :
Pra analitik :
a) Alat:
1.
2.
3.
4.

Tabung reaksi
Rak tabung
Penjepit tabung
Pipet tetes

5. Lampu spiritus
b) Bahan : Urine segar
c) Reagen : Benedict

Analitik :
a) Cara Kerja:
1.
2.
3.
4.

Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.


Memipet dan memasukkan reagen benedict 5 ml ke dalam tabung reaksi.
Menambahkan urine pada tabung reaksi 8 tetes dan kocok hingga rata.
Dengan menggunakan penjepit tabung, panaskan tabung tadi hingga mendidih

antara 1 2 menit.
5. Setelah itu, menyimpan tabung tersebut dirak tabung, dan biarkan selama 5
menit kemudian membaca hasilnya.
b) Interprestasi hasil :
Negative (-) : bila cairan dalam tabung tetap biru
Positif (+) a/ 1+ : bila cairan berwarna hijau di ikuti endapan warna kuning (kadar
glukosa sedikit).
Positif (++) a/ 2+ : bila endapan kuning terlihat jelas dan banyak (kadar glukosa 02,5
%).
Positif (+++) a/ 3+ : bila cairan tidak berwarna diikuti dengan endapan
kuning jingga kecoklatan (kadar glukosa di atas 1%).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kunjungan awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali saat ibu hamil. Halhal yang ada dalam kunjungan awal antara lain tujuan kunjungan, pengkajian data kesehatan
ibu hamil, pengkajian fetal, menentukan diagnosa, mengembangkan perencanaan asuhan
yang komprehensif, mengevaluasi penemuan masalah yang terjadi, aspek-aspek yang
menonjol pada wanita hamil, anamnesa kunjungan awal dan praktik pemeriksaan.
Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah
kunjungan antenatal pertama sampai memasuki persalinan. Hal-hal yang ada dalam
kunjungan akhir antara lain mengevaluasi data dasar, mengevaluasi keefektifan manejemen/
asuhan, pengkajian data fokus, menembangkan rencana sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan kehamilan.
B. Saran
Sebaiknya kunjungan atau pemeriksaan selama masa hamil dilakukan secara rutin dan ibu
hamil harus berkonsultasi segera apabila terjadi sesuatu keluhan.

Lampiran

FORMAT PENGKAJIAN IBU HAMIL


A. IDENTITAS
Istri
Nama
Umur
Agama
Suku/bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat lengkap

:
:
:
:
:
:
:

Suami
Nama
Umur
Agama
Suku/bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat lengkap

:
:
:
:
:
:
:

B. RIWAYAT SOSIAL
Status Perkawinan

Perkawinan ke

Umur ketika menikah

- Istri

- Suami

Lama menikah

C. ANAMNESE / DATA SUBJEKTIF


Pada Tanggal :

Pukul :

di :

1. Kunjungan ke

2. Alasan kunjungan

3. Keluhan Utama

4. Riwayat Menstruasi

Menarche
Siklus Haid
Teratur/ tidak teratur
Sifat darah
Banyak
Lamanya

:
:
:
:
:
:

ulang

ada keluhan

Dismenorhoe
Keluhan
Cara Mengatasi

:
:
:

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu


Tgl

Usia

Jenis

Tempat Komplikas

Lahir

Kehamila

Pers

Persa

Linan

Umur

Nifas

Penolon
g

Ibu

linan

Bayi

Bayi

PB
/

BB

Keadaa

Lactas

Keadaa

6. Riwayat Kehamilan Sekarang

HPHT
:
TTP
:
Pergerakan Fetus pertama x :
minggu
Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan anak dalam 24 jam terakhir :
<10 x

10 20x

>20x

Bila lebih dari 20x dalam 24 jam, dengan durasi : <15 >15
Keluhan pada :
Trimester I

Trimester II

Trimester III

Keluhan keluhan yang dirasakan :


Rasa lelah
Mual muntah yang lama
Nyeri perut
:
Panas Menggigil
:
Sakit kepala berat/terus menerus
:
Penglihatan kabur
:
Rasa nyeri, panas waktu BAK
:
Rasa gatal pada vulva dan sekitarnya :
Pengeluaran cairan pervaginam
:
Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai:
Oedema
:

7. Obat-Obatan yang dikonsumsi selama kehamilan

Jenis
Alasan

:
:

8. Diet
Makan

Frekuensi
: x/hari
Jenis Makanan :
Perubahan makan yang dialami :
Cara mengatasi
:

Minum

Frekuensi
Minuman tambahan

:
:

gelas/hari
Frekuensi :

9. Pola Eliminasi
BAK

Frekuensi
:
Warna
:
Banyaknya
:
Keluhan
:
Cra mengatasi :

x/hari
cc/cc/BAK

BAB

Frekuensi
:
Warna
:
Konsistensi
:
Keluhan
:
Cara mengatasi:

x/hari

10. Pola Istirahat dan Tidur


Tidur siang

Frekuensi
:
Keluhan
:
Cara mengatasi:

jam

Tidur malam

Frekuensi
Keluhan

:
:

jam

gelas/hari

Cara mengatasi:

11. Seksualitas

Coitus/senggama
Keluhan
Cara mengatasi

:
:
:

x/minggu

12. Aktifitas Sehari Hari

Pekerjaan
Lama
Jarak tempuh
Alat transportasi

:
:
:
:

13. Imunisasi

TT1 : Kehamilan minggu ke :


TTII : Kehamilan minggu ke :

14. Kontrasepsi Yang Pernah Digunakan

Jenis
:
Keluhan
:
Cara mengatasi:

15. Riwayat Penyakit Sistemik Yang Pernah Diderita

Jantung
Ginjal
Asma/TBC Paru
Hepatitis
Epilepsi
Gamelli
Lain-lain

:
:
:
:
:
:
:

16. Riwayat Penyakit Keluarga

Jantung
Skizoprenia
Hipertensi
DM

:
:
:
:

17. Penyimpangan Perilaku Hidup Sehat

Merokok
Minuman Keras
Obat-obat terlarang

: Ya
: Ya
: Ya

Tidak
Tidak
Tidak

18. Data Psikologi

Status emosional
Kehamilan ini

:
:

Direncanakan dan diterima

Direncanakan dan tidak diterima


Tidak direncanakan dan diterima
Tidak direncanakan dan tidak diterima

D. Pemeriksaan Fisik / Head To Toe (Data Objektif)


1.

Keadaan Umum

2.

Keadaan Vital

TD

mmHg

Pols

x/i

RR

x/i

Suhu

:
:

kg
kg

3.

Berat badan

4.

BB sebelum hamil
BB sekarang
Rambut

5.

Jenis rambut
Distribusi
Kebersihan
Kelainan

:
:
:
:

Wajah

Cloasma gravidarum : Ya
Oedema
: Ya

Tidak Ada
Tidak Ada


6.

Kelainan

Mata

7.

Sklera
Konjungtiva
Kelopak mata
Kelainan

: Ya
: Ya
: Ya
:

Tidak Anemis
Tidak Ikterik
Tidak Oedema

: Ya
: Ya
: Ya
:

Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada

Hidung

Polip
Sekret
Sinositis
Kelainan

8. Mulut dan gigi

Lidah
Tonsil
Stomatitis
Epulsi
Gigi

: Bersih
Kotor
: Bengkak Tidak Bengkak
: Ya
Tidak Ada
: Ya
Tidak Ada
: Caries dan berlubang
Caries dan tidak berlubang
Tidak Caries dan berlubang
Tidak Caries dan tidak berlubang

Kelainan

9. Telinga

Letak
Serumen
OMA
Kelainan

: Simetris
: Ya
: Ya
:

Asimetris
Tidak Ada
Tidak Ada

10. Leher

Kelenjar tiroid
Pembuluh limfe
Kulit

: Bengkak
Tidak Bengkak
: Besar
Tidak membesar
: Bekas luka operasi Tidak ada bekas luka operasi

11. Dada

Letak payudara
Areola mamae
Puting susu

Colostrum
Massa/ benjolan
Kelainan

: Simetris
Asimetris
: Hyperpigmentasi Tidak hyperpigmentasi
: Datar
Menonjol
Terbalik/masuk ke dalam
: Ya
Tidak Ada
: Ya
Tidak Ada
:

12. Aksila

Pembengkakan kelenjar (hypoma)


Kebersihan

: Ya
: Bersih

Tidak Ada
Kotor

13. Abdomen
a.

Inspeksi

b.

Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
Letak
Presentasi
Kontraksi
Frekuensi
TBBJ

:
:
:
:
:
:
:
:
:

Auskultasi

d.

: Ya
: Ya
: Ya
: Ya
: Ya

Palpasi

c.

Bekas luka / operasi


Linea nigra
Striae Albicans
Striae Lipid
Acites

DJJ
Frekuensi
Punctum maximum

Pelvimetri klinik

:
:
:

Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada

Distansia Spinarum
Distansia Cristarum
C. Externa
L. Panggul

:
:
:
:

cm
cm
cm
cm

14. Pinggang dan Punggung


a. Inspeksi
Posisi tulang belakang :
b. Perkusi (CVAT)
Nyeri

: Ya

Tidak Ada

15. Genetalia
a. Vulva dan Vagina

b.

Varices
Luka
Kemerahan
Rabas
Kelainan

: Ya
: Ya
: Ya
: Ya
:

Perineum
Bekas luka parut

c.

Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada

: Ya

Tidak Ada

Hemoroid

: Ya

Tidak Ada

Kelainan

Anus

16. Ekstremitas
a. Inspeksi
-

Ekstremitas Atas
Tangan dan jari

: Oedema

Kelainan

Ektremitas Bawah
Tibia kaki

Varices

Tidak Oedema

Kelainan

b. Perkusi
Refleks patela

: kanan positif dan kiri positif


kanan positif dan kiri negatif
kanan negatif dan kiri positif
kanan negatif dan kiri negatif

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit EGC, Jakarta.
Mochtar, Rustam. 2001. Sinopsis Obstetri. Penerbit : EGC, Jakarta.
Pantrikawati, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha
Medika.
Verrallas, Sylvia. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan edisi 3. Jakarta: EGC.
Vicky C. 2006.Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta: EGC.
W, Hanifa, Abdul, dkk. 1989. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta; PT Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
http://andaliahutrinn.blogspot.com/2011/04/askeb-1-asuhan-kehamilan-kunjungan-awal.html.
http://anysws.blogspot.com/2014/03/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

Anda mungkin juga menyukai