Anda di halaman 1dari 8

I.

KONSEP DASAR TEORI KEBIDANAN


I. Pengkajian
A. Data Subjektif
1. Biodata
Neonatus

: umur 0-28 hari

Bayi

: umur 28 hari 12 bulan

2. Riwayat Antenatal
Riwayat ANC bagi ibu hamil dilakukan minimal 4 kali
-

Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin


ketika haidnya terlambat 1 bulan

Periksa ulang 1x sebulan, sampai usia kehamilan 7 bulan

Periksa ulang 2x sebulan, sampai usia kehamilan 9 bulan

Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan akhir

Periksa khusus bila ada keluhan


Dalam ANC ibu hamil mendapatkan penyuluhan tentang kebutuhan nutrisi

gizi yang adekuat selama hamil akan mengurangi resiko dan komplikasi pada ibu.
Menjamin pertumbuhan jaringan sehingga bayi baru lahir memiliki berat yang
optimal yaitu 2500 4000 gram, apabila jumlah makannya dikurangi maka berat
badan bayi yang dilahirkan menjadi lebih kecil.
3. Riwayat Natal
Bayi normal akan lahir dengan spontan dimana persalinannya dengan
bantuan his dan kekuatan ibu mengejan tidak dengan persalinan buatan seperti
vacum extrasi/forseps lama persalinan kala I premi 12 jam sedankan nutrisi jam
keadaan BBL pada menit pertama setelah kelahiran dapat menilai dengan apgar
score diantara 7 10.
Apgar Score
Tampilan
Appearance

Nilai 0
Pucat

Nilai 1
Badan

Nilai 2
merah Seluruh

tubuh

(warna kulit)

extremitas

kemerahan

Pulse

kebiruan
< 100

> 100

Perubahan minic

Bersin / batuk

(denyut Tidak ada

jantung)
Grimance
(Reflek)

Tidak ada

menangis aktif

Activity

Lumpuh

Ekst. sedikit flexi

Respitory effort

Tidak ada

Lambat

Gerakan

aktif

ekst. Flexi
tidak Menangis

teratur

keras /kuat
(Rustam Muchtar,1998:119)

2.

Riwayat Post Natal


Bayi lahir akan menangis dalam 30 detik dan bernafas dengan spontan,
gerakan aktif, keadaan umum bayi dimulai 1 menit setelah bayi lahir dengan
menggunakan nilai apgar, bayi lahir normal yaitu bayi yang lahir dari kehamilan 37
42 minggu, berat badan lahir 2500 4000 gram.
Denyut jantung pada menit pertama 180 kali per menit. Kemudian menurun
menjadi 120 140 kali per menit. Pernapasan pada menit pertama 80 kali per menit,
kemudian menurun 40 kali per menit.
4. Pola Kebiasaan
a. Nutrisi
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan mengalami penurunan kadar untuk
menambah energi pada jam pertama kehidupannya. Bayi normal sudah disusui
segera setelah lahir. Pada hari ketiga bayi sudah harus disusui selama 10 menit
dengan jarak waktu 3 4 jam. Volume susu yang diberikan pada bayi untuk 1
14 hari yaitu :
Umur

Volume

1 hari

60 ml / kg BB

2 hari

90 ml / kg

3 hari

120 ml / kg

4 hari

150 ml / kg

10 hari

180 ml / kg

14 hari

200 ml / kg
(Sarwono P, 1997:254)

b. Pola aktivitas/istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak semi koma
saat tidur dalam; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata
cepat (REM); tidur sehari rata-rata 18-20 jam.

(Suryana, 1996:80)
c. Pola eliminasi
Urin tidak berwarna atau kuning pucat, dengan 6 sampai 10 popok basah per
24 jam pergerakan feses mekonium dalam 24-48 jam kelahiran.
BAB :Tinja yang berbentuk mekoneum berwarna hijau tua akan mulai keluar
dalam 24 jam pertama. Pengeluaran ini akan berlangsung sampai hari ke 2 3.
BAK :Bila kandung kencing belum kosong pada waktu lahir, kencing akan keluar
24 jam pertama, yang harus dicatat adalah frekuensi kencing berikutnya serta
warna.
(Sarwono, 2006: 256)
d. Personal Hygiene
Mata bayi dapat dibersihkan dengan air steril / garam fisiologis, hal ini perlu
dilakukan untuk menghindari infeksi mata. Muka sebaiknya diseka dengan air
steril terutama setelah minum susu. Tali pusat harus dibersihkan dan dikeringkan
setiap selesai mandi yaitu dengan membersihkan pangkal tali pusat yang ada di
perut bayi dan daerah sekitar selanjutnya ditutup dengan kasa bersih / steril. Kain
pokok harus segera diganti setiap basah karena air kencing/tinja.
(Sarwono, 2006: 257-258)
B. Data Objektif
3. Keadaan Umum
Bayi tampak semi koma saat tidur malam.
(Doenges, 2001: 567)
4. TTV
Rata-rata nadi apikal 120-160 dpm pada 4-6 jam, meningkat sampai 120 dpm
pada 12-24 jam setelah kelahiran; dapat berfluktuasi dari 70-100 dpm (tidur)
sampai 180 (menangis).
Nadi perifer mungkin lemah ( nadi kuat menunjukkan duktus arteriosus
paten); nadi brakhialis dan radialis lebih mudah dipalpasi daripada nadi femoralis
(tidak adanya nadi femoralis dan dorsalis menunjukkan koarktasi aorta).
Tekanan darah (TD) berentang dari 60-80 mmHg (sistolik) atau 40 sampai 45
mmHg (diastolik), rata-rata tekanan istirahat kira-kira 74/46 mmHg; TD paling
rendah pada usia 3 jam.
(Doenges, 2001: 567)

5. Anthropometri
Berat badan rata-rata 2500 sampai 4000 gram.
Penurunan berat badan di awal 5%-10%.
Lingkar kepala 32-37 cm.
(Doenges, 2001: 567)
6. Pemeriksaan Neurologik
Adanya reflek moro, plantar, genggaman palmar, dan Babinskis, respon reflek
bilateral/sama (reflek moro unilateral menandakan fraktur klavikula atau cedera
pleksus brakialis); gerakan bergulung sementara mungkin terlihat. Tidak adanya
kegugupan, letargi, hipotonia dan parese.
(Doenges, 2001: 567)
7.

Pemeriksaan Fisik
Kepala

: Fontanel

anterior

dan

posterior

lunak

dan

datar.

Kaput

suksedaneum dan/atau molding mungkin ada selama 3-4 hari;


sutura kranial yang bertumpang tidih dapat terlihat, sedikit
obliterasi fontanel anterior (lebar 2-3 cm) dan fontanel posterior
(lebar 0,5 1,0 cm)
Mata

: Mata dan kelopak mata mungkin edema; hemoragi subkonjungtiva


atau hemoragi retina mungkin terlihat; konjungtivitis kimia dalam
1-2 hari mungkin terjadi setelah penetesan obat tetes oftalmik
terapeutik. Strabismus dan fenomena mata boneka sering ada.

Telinga

: Bagian telinga atas sejajar dengan bagian dalam dan luar kantus
mata (telinga tersusun rendah menunjukkan abnormalitas ginjal
atau genetik).

Mulut

: Saliva banyak; mutiara Epstein (kista epitel) dan lepuh cekung


adalah normal pada palatum keras atau margin gusi, gigi prekosius
mungkin ada.

Dada

: Takipnea sementara dapat terlihat; khususnya setelah kelahiran


sesaria atau presentasi bokong.

Abdomen

: Tali pusat di klem dengan aman tanpa rembesan darah;


menunjukkan tanda-tanda pengeringan dalam 1-2 jam kelahiran,
mengerut dan menghitam pada hari ke-2 atau 3.

Genetalia

: Genetalia wanita; labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda


vagina/himen dapat terlihat; rabas mukosa putih (smegma) atau

rabas berdarah sedikit (pseudomenstruasi) mungkin ada. Genetalia


pria; Testis turun,skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa
terjadi (lubang preputium sempit, mencegah retraksi foreskin ke
glan).
Ekstremitas

:Gerakan rentang sendi normal ke segala arah, gerakan menunduk


ringan atau rotasi medial dari ekstremitas bawah, tonus otot baik.

Integumen

:Akrosianosis mungkin ada untuk beberapa hari selama periode


transisi (kebiruan yang luas dapat menandakan polisitemia);
kemerahan atau area ekomotik dapat tampak di atas pipi atau di
rahang bawah atau area parietal sebagai akibat dari penggunaan
forsep pada kelahiran.
(Doenges, 2001: 567)

II. Identifikasi Diagnosa Masalah dan Kebutuhan


Diagnosa : Bayi Ny....umur...jenis kelamin..., lahir spontan, keadaan umum...

III. Antisipasi Masalah Potensial


Kemungkinan masalah yang akan timbul dari diagnosa :
1. Hipotermi s/d pembaharu suhu yang mendadak dari intrauteri ke extrauteri
2. Infeksi s/d pemotongan tali pusat
3. Hipoglikemi s/d perubahan metabolisme karbohidrat
4. Resiko aspirasi s/d gumoh
5. Kemungkinan terjadi komplikasi/masalah pada kulit/mata
(Depkes RI, 1995 : 54)
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
Kebutuhan yang harus segera terpenuhi jika timbul masalah potensial.
(Depkes RI, 1995 : 55)
V. Intervensi

Diagnosa

: Bayi Ny....umur...hari dengan masa gestasi...minggu, lahir


spontan, keadaan umum...

Masalah I

: potensial hiopotermi sehubungan dengan perubahan suhu yang


mendadak dari intrauteri ke extrauteri

Tujuan

: bayi tidak hipotermi dan tidak berlanjut pada trauma injury/ cold
injury

Kriteria

: - keadaan umum baik,

gerak aktif, tangis kuat, warna kulit

kemerahan
-

suhu tubuh dalam batas normal antara 36,5 0C- 37,50C

akral hangat

tubuh dan ekstremitas kemerahan

Intervensi:
a.

Keringkan segera bayi dengan handuk kering dan hangat


Rasional : kulit bayi yang basah mempercepat proses kehilangan panas secara
konveksi.

b.

Bungkus bayi dengan kain yang hangat dan kering.


Rasional : Bungkus yang kering dan hangat akan mempertahankan suhu tubuh
bayi.

c.

Jangan memandikan bayi sebelum melewati 6 jam setelah lahir.


Rasional : Memandikan bayi secara dini menyebabkan bayi mengalami
kehilangan panas secara konveksi lebih cepat.

d.

Dekatkan segera pada ibu serta susukan bayi setelah lahir


Rasional : Tindakan skin to skin bermanfaat menghangatkan tubuh bayi.

e.

Letakkan bayi diruang / box yang hangat.


Rasional : Suhu ruangan yang hangat mengurangi proses penguapan tubuh bayi.

f.

Sebelum menyentuh bayi, usahakan suhu tubuh/tangan penolong sesuai dengan


suhu badan bayi.
Rasional : Sentuhan dengan kondisi tangan yang dingin mempercepat proses
kehilangan panas secara konduksi.
Masalah II

: Potensial terjadi infeksi sehubungan dengan pemotongan tali pusat

Tujuan : Infeksi tidak terjadi

Intervensi :
a. Lakukan perawatan tali pusat dengan mengganti tali pusat yang basah dengan
bungkus tali pusat / kassa yang steril
Rasional : Meminimalkan potensi terjadi infeksi / perdarahan
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat
Rasional : Meminimalkan potensi terjadi infeksi / perdarahan
c. Lakukan observasi pada tali pusat selama 48 jam pertama
Rasional : Deteksi dini adanya bahaya komplikasi
d. Beri informasi kepada keluarga tentang tanda-tanda infeksi tali pusat seperti rubor,
dolor, kolor, tumor, fungsiolesa.
Rasional : Informasi yang adekuat dapat meningkatkan pengetahuan keluarga.
e. Ajarkan pada keluarga cara melakukan perawatan tali pusati pusat
Rasional : Pengetahuan yang adekuat menimbulkan sikap yang kooperatif
keluarga dalam melaksanakan tindakan.
VI. Impelentasi
Langkah pelaksanaaan dalam proses manajemen kebidanan di laksanakan oleh
bidan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Bidan melaksanakan secara
mandiri/rujuk ke fasilitas yang lebih tinggi, pelaksanaan tindakan selalu di upayakan
dalam waktu yang tepat, efektif dan berkwalitas.
(Depkes RI,1999:11)
VII. Evaluasi
Merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yaitu untuk menilai tentang
kriteria hasil yang di capai apakah sesuai dengan tujuan atau tidak sejauh mana
tujuan dapat sesuai dengan kriteria keberhasilan dalam evaluasi ini dituliskan
catatan dengan kriteria waktu yang telah ditentukan .
Catatan perkembangan ini dituliskan dengan bentuk SOAP
S

: Subyek
Merupakan informasi yang diperoleh dari keluhan klien (Anamnese)

: Obyek
Merupakan data yang diperoleh dari pemeriksaan oleh perawat atau tenaga
kesehatan lainnya.

: Assesment

Merupakan penilaian yang disimpulkan dari informasi subyektif dan obyektif


P

: Planning
Merupakan rencana tindakan yang dibuat sesuai dengan masalah klien
berpedoman pada tingkat keberhasilan yang telah di capai.
(Depkes RI, 1999 : 11 )

Anda mungkin juga menyukai