Anda di halaman 1dari 19

PEMBERIAN IMUNISASI BCG

Puskesmas Buleleng II
No.Dokumen

SOP/Protap
Imunisasi

Tgl. Terbit
10 Pebruari 2015

No. Revisi
00

Halaman
1/2

Ditetapkan

dr. Ni Luh Sustemy


NIP.197205042007012023
Pengertian

Tindakan yang dilakukan kepada bayi yang datang untuk me


ndapatkan imunisasi BCG

Tujuan

pemberian imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG )


agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit
Tuberkulosis (TBC)

Ketentuan / UU

Kebijakan

1. UU no 36 / 2009 tentang Kesehatan :


a. pasal 130
b. pasal 132 (3)
2. UU no 23 / 2002 tentang Perlindungan Anak
-

Dokumen Terkait

Prosedur

1. Memberi salam dan bersikap sopan, ramah, dan bersahabat.


2. Petugas mencuci tangan
3. Pastikan vaksin dan spuit yang akan di gunakan
4. Larutkan vaksin dengan cairan pelarut BCG 1
ampul ( 4 cc )
5. Pastikan anak belum pernah di BCG dengan

menanyakan pada orang tua anak tersebut


6. Ambil 0.05 cc vaksin BCG yang telah kita
larutkan tadi
7. Bersihkan lengan dengan kapas yang telah
dibasahi

air

bersih,

jangan

menggunakan

alkohol / desinfektan sebab akan merusak vaksin


tersebut
8. Suntikan vaksin tersebut sepertiga bagian lengan
kanan atas (tepatnya pada insertio musculus
deltoideus) secara intrakutan (ic) / dibawah kulit
9. Rapikan alat-alat
10. Petugas mencuci tangan
11. Mencatat dalam buku
Unit Terkait
Dibuat Oleh

Paraf

Nyoman Sriwedari P.A.

Puskesmas Buleleng II

Palpasi Abdominal

No.Dokumen
02/VIII/2012

SOP/Protap
Asuhan Kebidanan

No. Revisi
00

Tgl. Terbit
10 Pebruari 2015

Halaman
1/2

Ditetapkan

dr. Ni Luh Sustemy


NIP.197205042007012023
Pengertian

Tujuan

Tindakan yang dilakukan kepada ibu hamil dengan melakukan


palpasi pada abdomen.

1. Menentukan TFU untuk membandingkan umur kehamilan


2. Menentukan posisi dan presentasi janin
3. Menentukan lokasi mendengarkan DJJ

Ketentuan / UU

Dilakukan pada UK 28 minggu jika dicurigai gemelli atau di atas


kehamilan 32 minggu

Kebijakan

PWS KIA

Dokumen Terkait

Standar Pelayanan Antenatal

Prosedur

1. Menjelaskan kepada ibu tentang pemeriksaan yang akan


dilakukan.
2. Meminta ibu untuk mengosongkan kandung kencingnya
3. Menanyakan kepada ibu hamil sebelum palpasi: apa yang
dirasakannya, apakah janinnya bergerak, kapan haid
terakhir atau kapan pertama kali merasakan pergerakan
janin.
4. Memfasilitasi ibu tidur berbaring terlentang dengan
bagian atas tubuhnya disangga bantal.

5. Memeriksa abdomen: adakah parut, tanda-tanda


kehamilan, tanda-tanda peregangan uterus berlebihan atau
kehamilan ganda. Catat semua temuan dan rujuk tepat
waktu ke rumah sakit jika ditemukan bekas bedah sesar,
tanda berlebih/kurangnya cairan amnion, kehamilan
ganda.
6. Memperkirakan usia kehamilan. Setelah minggu ke-24,
cara yang paling efektif adalah dengan menggunakan
meteran kain.
7. Mengukur dengan meteran kain dari simfisis pubis ke
fundus uteri.
8. Melakukan palpasi secara Leopold dengan hati-hati untuk
memeriksa letak janin.
9. Pada triwulan ketiga, jika bagian bawah janin bukan
kepala, persalinan harus dilakukan di rumah sakit.
10. Setelah umur kehamilan 37 minggu, terutama pada
kehamilan pertama, periksa apakah telah terjadi
penurunan kepala janin. Bila kepala janin tidak masuk ke
panggul, persalinan harus di rumah sakit.
11. Memeriksa letak punggung janin dan dengarkan denyut
jantung janin. Jika tidak ditemukan denyut jantung janin,
atau pergerakan janin sangat lemah, rujuk ke rumah sakit.
12. Memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan kepada
ibu, suami, keluarga.
13. Melakukan KIE atau konseling jika diperlukan sesuai
dengan kondisi ibu hamil.
14. Melakukan dokumentasi.
15. Melakukan rujukan tepat waktu jika diperlukan
Unit Terkait
Dibuat Oleh

Nyoman Sriwedari P.A.

Paraf

Puskesmas Buleleng II

SOP/Protap
Asuhan Kebidanan

Pengelolaan Anemia pada Kehamilan


No.Dokumen
No. Revisi
Halaman
03/VIII/2012
00
1/2

Tgl. Terbit
10 Pebruari 2015

Ditetapkan

dr. Ni Luh Sustemy


NIP.197205042007012023
Pengertian

Tindakan yang dilakukan kepada ibu hamil yang megalami


anemia (kadar hemoglobin < 11 gram%).

1. Menentukan derajat anemia


2. Mengatasi anemia
3. Mendeteksi penyulit dan komplikasi lebih lanjut

Tujuan

Ketentuan / UU

Dilakukan pada ibu hamil kunjungan pertama, UK 28 minggu,


Trimester III

Kebijakan

Dokumen Terkait

Standar Pelayanan Antenatal

Prosedur

1. Menjelaskan kepada ibu tentang pemeriksaan yang akan


dilakukan.
2. Memeriksa kadar hemoglobin dengan Hb elektrik atau
jika alat tidak tersedia, periksa kelopak mata dan
perkirakan ada / tidaknya anemia.
3. Memberi tablet besi pada semua ibu hamil sedikitnya 1

tablet selama 90 hari berturut-turut. Bila Hb kurang dari


11 gram% teruskan pemberian tablet besi.
4. Memberi penyuluhan gizi pada setiap kunjungan
antenatal, tentang perlunya minum tablet zat besi,
makanan yang mengandung zat besi dan kaya vitamin C,
serta menghindari minum teh/kopi atau susu dalam 1 jam
sebelum/sesudah makan.
5. Jika ditemukan / diduga anemia (bagian dalam kelopak
mata pucat), berikan 2-3 kali 1 tablet zat besi per hari.
6. Memberi KIE tentang efek samping yang normal terjadi
akibat minum tablet besi.
7. Merujuk ibu hamil dengan anemia untuk pemeriksaan
terhadap penyakit cacing/parasit atau penyakit lainnya,
dan sekaligus untuk pengobatannya.
8. Jika diduga ada anemia berat (wajah pucat, cepat lelah,
kuku pucat kebiruan, kelopak mata sangat pucat), segera
rujuk ibu hamil untuk pemeriksaan dan perawatan
selanjutnya. Ibu hamil dengan anemia pada trimester III
perlu diberi zat besi dan asam folat secara IM.
9. Memberi KIE atau konseling tentang kondisi ibu dan
tindakan selanjutnya.
10. Merujuk ibu hamil dengan anemia berat dan rencanakan
untuk bersalin di rumah sakit.
11. Menyarankan ibu hamil dengan anemia untuk tetap
minum tablet besi sampai 4-6 bulan setelah persalinan.
12. Menyepakati waktu kunjungan ulang sesuai ketentuan dan
pemeriksaan kadar hemoglobin 1 bulan lagi.
13. Melakukan dokumentasi.

Unit Terkait

Dibuat Oleh

Paraf

Nyoman Sriwedari P.A.

Puskesmas Buleleng II

SOP/Protap
Asuhan Kebidanan

Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan


No.Dokumen
No. Revisi
Halaman
00
1/2

Tgl. Terbit
10 Pebruari 2015

Ditetapkan

dr. Ni Luh Sustemy


NIP.197205042007012023
Pengertian

Tindakan yang dilakukan kepada ibu hamil yang mengalami


hipertensi (tekanan darah >140/90 mmHg atau peningkatan
tekanan diastolic 15 mmHg atau lebih).

1. Menentukan tekanan darah


2. Menentukan klasifikasi hipertensi
3. Mendeteksi dan mencegah komplikasi lebih lanjut

Tujuan

Ketentuan / UU

Kebijakan

Dokumen Terkait

Standar Pelayanan Kebidanan

Prosedur

1. Menjelaskan kepada ibu tentang pemeriksaan yang akan


dilakukan.

2. Memeriksa tekanan darah secara tepat pada setiap


pemeriksaan kehamilan.
3. Mengukur tekanan darah pada lengan kiri. Posisi ibu
hamil duduk atau berbaring dengan posisi yang sama pada
tiap kali pengukuran.
4. Mencatat tekanan darah
5. Jika tekanan darah di atas 140/90 mmHg atau peningkatan
diastole 15 mmHg atau lebih (sebelum 20 minggu), ulangi
pengukuran tekanan darah dalam 1 jam. Bila tetap, maka
berarti ada kenaikan tekanan darah. Periksa urin protein
dan kaji keluhan subyektif seperti sakit kepala,
penglihatan kabur, nyeri pada ulu hati.
6. Segera rujuk ibu hamil ke rumah sakit jika :
a. Tensi > 160/110 mmHg atau
b. Kenaikan tekanan darah terjadi secara tiba-tiba atau
c. Berkurangnya air seni (sedikit dan berwarna gelap)
d. Edema berat yang timbul mendadak, khususnya pada
wajah/ daerah sacral/punggung bawah atau proteinuria
Catat : jika ibu dirujuk diberikan bolus MgSO4 2 g IV
dilanjutkan dengan MgSO4 4 g IM setiap 6 jam dan
Nifedipin 10 mg peroral dilanjutkan 10 mg setiap 4 jam.
7. Jika tekanan darah naik namun tidak ada edema,
sedangkan rujukan belum bisa dilaksanakan, maka
pantaulah tekanan darah, periksa urine terhadap protein
urin dan denyut jantung janin dengan seksama pada
keesokan harinya atau sesudah 6 jam beristirahat.
8. Jika tekanan darah tetap naik, rujuk untuk pemeriksaan
lanjutan, walaupun tak ada edema atau protein uria.
9. Jika tekanan darah kembali normal, atau kenaikannya <
15 mmHg:
a. Beri penjelasan pada ibu hamil, suami/keluarga tentang
tanda-tanda eklampsia yang mengancam, khususnya
sakit
Kepala, pandangan kabur, nyeri ulu hati dan
pembengkakan mendadak pada kaki punggung/wajah
b. Jika tanda tersebut ditemukan, segera rujuk ke rumah
sakit
10. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan kondisi ibu
11. Melakukan dokumentasi
Unit Terkait

Dibuat Oleh

Paraf

Nyoman Sriwedari P.A.

Puskesmas Buleleng II

SOP/Protap
Asuhan Kebidanan

Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas


No.Dokumen
No. Revisi
Halaman
00
1/2

Tgl. Terbit
10 Pebruari 2015

Ditetapkan

dr. Ni Luh Sustemy


NIP.197205042007012023
Pengertian

Asuhan yang diberikan pada bayi dan ibu pasca bersalin sampai 42
hari post partum

1. Mendeteksi kelainan sedini mungkin pada ibu dan bayi


2. Membantu keberhasilan pemberian ASI
3. Membantu mengatasi masalah dan memberikan penanganan
yang sesuai

Tujuan

Ketentuan / UU

Kebijakan

Dokumen Terkait

Prosedur

Standar Pelayanan Kebidanan, APN

1. Menyapa ibu dan keluarga dengan ramah.


2. Menanyakan pada ibu atau keluarga jika ada masalah atau
kekhawatiran tentang ibu dan bayinya
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa bayi dan ibu
4. Menggunakan sarung tangan bila melakukan kontak dengan
darah atau cairan tubuh
5. Memeriksa tanda vital ibu, payudara, tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus, lochea dan luka jahitan jika ada.
6. Menanyakan apakah minum tablet besi dan apakah persediaan
masih ada.
7. Memberikan KIE tentang tanda bahaya nifas, nutrisi,
kebersihan diri, istirahat, cara merawat bayi

8. Perhatikan kondisi bayi (tanda ikterus, dehidrasi, tali pusat


infeksi), tanyakan pakah bayi diberikan ASI
9. Memberikan KIE tentang ASI eksklusif.
10. Melakukan konseling tentang KB
11. Melakukan dokumentasi
12. Melakukan rujukan jika diperlukan
Unit Terkait
Dibuat Oleh

Nyoman Sriwedari P.A.

Paraf

Puskesmas Buleleng II
No.Dokumen

SOP/Protap
Asuhan Kebidanan

Penanganan Asfiksia Neonatorum


No. Revisi
Halaman
00
1/2

Tgl. Terbit
10 Pebruari 2015

Ditetapkan

dr. Ni Luh Sustemy


NIP.197205042007012023
Pengertian

Tujuan

Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir yang tidak lahir langsung
menangis atau nafas megap-megap.

1. Megupayakan bayi bernafas spontan


2. Mencegah kelainan pada otak lebih lanjut
3. Mencegah terjadinya asfiksia lebih berat

Ketentuan / UU

Kebijakan

Dokumen Terkait

Standar Pelayanan Kebidanan, APN

Prosedur

1. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan


2. Memberikan asuhan pada bayi baru lahir.
3. Selalu waspada untuk melakukan resusitasi bayi baru lahir
pada setiap kelahiran bayi, siapkan semua peralatan yang
diperlukan dalam keadaan bersih, tersedia dan berfungsi baik.
4. Segera setelah bayilahir, nilai tangisan, tonus otot, letakkan di
perut ibu, dan segera keringkan bayi dengan handuk bersih
yang hangat setelah bayi kering, selimuti bayi termasuk
bagian kepalanya dengan handuk baru yang bersih dan
hangat.
5. Segera menilai bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas /menangis sebelum menit pertama nilai APGAR, jika
bayi tidak menangis atau tidak bernafas spontan, lakukan
langkah awal resusitasi(jaga kehangatan, atur posisi, hisap
mulut dan hidung bayi secara hati-hati, keringkan berikan
rangsangan taktil, atur posisi kembali dan lakukan penilaian).
6. Jika bayi bernafas spontan lakukan perawatan observasi, jika
bayi mengalami kesulitan memulai pernafasan lakukan
ventilasi
7. Melakukan ventilasi pada bayi baru lahir:
a. Letakkan bayi di permukaan yang datar, diselimuti dengan
baik
b. Pilih masker yang sesuai dengan ukuran bayi. Gunakan
amubag dan masker.
c. Pasang masker dan periksa perlekatannya
d. Lekatkan wajah bayi dan masker
e. Remas kantung amubag dengan kekuatan 30 cmH2O
sebanyak 2 kali, amati dada apakah mengembang
f. Jika dada bayi tidak mengembang:
1) Perbaiki posisi bayi dan tengadahkan kepala lebih jauh
2) Periksa hidung dan mulut apakah ada cairan, jika ada
lakukan penghisapan
3) Remas kantung amubag lebih keras untuk
meningkatkan tekanan

g. Ventilasi bayi selama 30 menit dengan kekuatan 20


cmH2O dengen frekuensi 20-40kali
h. Lakukan penilaian setiap 30 menit, jika bayi belum
bernafas lanjutkan ventilasi dan konseling keluarga untuk
melakukan rujukan.
i. Lanjutkan ventilasi selama 2 menit, jika belum berhasil
segera rujuk bayi sambil tetap melakukan ventilasi. Jika
10 sudah dilakukan ventilasi tidak berhasil konseling
keluarga.
j. Jika bayi bernafas spontan atau menangis, hentikan
ventilasi, amati bayi selama 5 menit. Jika pernafasan
antara 30-60 kali/menit teruskan dengan langkah awal
perawatan bayi baru lahir. Bayi tetap dirujuk.
k. Melakukan dokumentasi
Unit Terkait
Dibuat Oleh

Paraf

Nyoman Sriwedari P.A.

Puskesmas Buleleng II
No.Dokumen

SOP/Protap
Asuhan Kebidanan

Pengertian

No. Revisi
00

Tgl. Terbit
10 Pebruari 2015

Asuhan yang diberikan pada ibu bersalin yang mengalami perdarahan aktif dengan ta

1. Menghentikan perdarahan
2. Menstabilkan kondisi ibu
3. Mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut

Tujuan

Ketentuan / UU
Kebijakan

Dokumen Terkait

Standar Pelayanan Kebidanan, APN

Prosedur

1. Memeriksa tanda dan gejala perdarahan post partum primer yaitu tanda-tanda
2. Mencuci tangan dan menggunakan APD
3. Segera setelah plasentadan selaput ketuban dilahirkan, lakukan masase uteru
plasenta dan selaput ketuban untuk memastikan plasenta utuh dan lengkap.
4. Jika perdarahan terusterjadi dan uterus teraba berkontraksi baik:
a. Berikan 10 IU oksitosin IM
b. Jika kandung kemih ibu bisa dipalpasi, lakukan kateterisasi
c. Periksa laserasi pada perineum, vagina dan servik dengan seksama mengg

5. Jika uterus tidak berkontraksi (atonia uteri) :


a. Lakukan KBI dengan sarung tangan panjang pada tangan kanan
b. Anjurkan keluarga mempersiapkan rujukan.
c. Jika perdarahan dapat dikendalikan dan uterus berkontraksi dengan baik:
1) Teruskan KBI selama 1-2 menit atau lebih
2) Keluarkan tangan dari vagina dengan hati-hati
3) Pantau kala empat persalinan dengan seksama, termasuk sering melak
d. Jika perdarahan tidak terkendali dan uterus tidak berkontraksi dalam wakt
1) Instruksikan keluarga melakukan KBE
2) Keluarkan tangan dengan hati-hati
3) Beri ergometrin 0,2mg IM jika tidak hipertensi. Jika hipertensi masuk
4) Pasang IVFD RL 500 cc + 20 IU oksitosin dengan jarum 16 atau 18, t
5) Jika perdarahan terus dan uterus tidak berkontraksi kembali lakukan K
6. Bila perdarahan tetap berlangsung dan kontraksi uterus tidak ada, sementara j
7. bila kompresi bimanual tidak berhasil lakukan kompresi aorta dan lakukan ru
8. Jika perdarahan berhasil dikendalikan, ibu harus diminta dengan ketat untuk g
9. Melakukan dokumentasi
Unit Terkait
Dibuat Oleh

Nyoman Sriwedari P.A.

Paraf

BPM
Ni Wy Sudanti,SST
Standar Prosedur
Kerja

Pengertian

Tujuan
Ketentuan / UU
Kebijakan
Dokumen Terkait
Prosedur

Penanganan Kegawatdaruratan Retensio Plasenta


No.Dokumen
No. Revisi
Halaman
13/VIII/2012
00
1/2
Tgl. Terbit
Ditetapkan
21 Agustus 2012
Ni Wayan Sudanti,SST
Penanganan yang dilakukan untuk mengeluarkan plasenta yang
tertahan 30 menit setelah bayi lahir dan sudah ditatalaksana dengan
manajemen aktif kala tiga dengan disertai adanya perdarahan.
1. Mengeluarkan plasenta
2. Menstabilkan kondisi ibu
3. Mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut
Standar Pelayanan Kebidanan, APN
1. Memberikan KIE tentang kondisi ibu dan meminta persetujuan
untuk tindakan selanjutnya
2. Mengamati adanya gejala dan tanda retensio plasenta.
3. Mencuci tangan dan menggunakan APD
4. Bila plasenta tidak lahir dalam 15 menit sesudah bayi lahir,
ulangi penatalaksanaan aktif kala tiga 15 menit, jika plasenta
masih belum lahir tanpa disertai perdarahan segera lakukan
rujukan (kemungkinan plasenta akreta).
5. Jika terjadi perdarahan lakukan plasenta manual:
a. Pasang IVFD RL dengan jarum 16 atau 18 G
b. Posisi ibu terlentang dengan lutut ditekuk dan kedua kaki di
tempat tidur
c. Lakukan anestesi verbal dengan meminta ibu menarik dan
mengatur nafas
d. Jika kandung kemih penuh, lakukan kateterisasi

BPM
Ni Wy Sudanti,SST
Standar Prosedur
Kerja

e. Gunakan sarung tangan panjang untuk tangan yang akan


masuk kedalam rahim.
f. Tegangkan tali pusat dengan tangan kiri, tangan kanan
masuk secara obstetric menyusuri tali pusat sampai
mencapai plasenta
g. Ketika tangan kanan sudah mencapai plasenta, letakkan
tangan kiri diatas fundus uteri. Tangan kanan yang berada
di dalam uterus mencari tepi plasenta yang terlepas, telapak
tangan kanan menghadap ke atas lalu lakukan gerakan
menyisir kekanan dan kekiri untuk melepaskan plasenta
dari dinding uterus
h. Pegang plasenta yang terlepas dan bawa ke segmen bawah
rahim
i. Lakukan eksplorasi 2-3 kali sampai semua plasenta
terlepas.
j. Bila plasenta sudah terlepas dengan lengkap, keluarkan
dengan hati-hati sambil tangan kiri melakukan dorsokranial
k. Bila plasenta lahir, lakukan segera masase uterus. Bila tidak
ada kontraksi, lakukan penanganan atonia uteri
Penanganan Kegawatdaruratan Retensio Plasenta
No.Dokumen
No. Revisi
Halaman
13/VIII/2012
00
2/2
Tgl. Terbit
Ditetapkan
21 Agustus 2012

Ni Wayan Sudanti,SST
6. Periksa kelengkapan plasenta dan selaputnya. Bila tak lengkap,
periksa lagi kavum uteri dan keluarkan potongan plasenta yang
tertinggal seperti di atas.
7. Periksa robekan jalan lahir, lakukan penjahitan
8. Bersihkan ibu agar merasa nyaman
9. Jika tidak yakin plasenta sudah keluar semua atau jika
perdarahan tidak terkendali, lakukan rujukan
10. Melakukan dokumentasi
Unit Terkait
Dibuat Oleh

Ni Wy Sudanti,SST

Paraf

Puskesmas
Buleleng III
SOP/Protap
Asuhan Kebidanan

Pengertian
Tujuan

Ketentuan / UU
Kebijakan
Dokumen Terkait
Prosedur

Penanganan pada Dua Jam Pertama setelah Persalinan


No.Dokumen
No. Revisi
Halaman
00
1/2
Tgl. Terbit
Ditetapkan
4 Januari 2015
dr.Dewa Putu Merta Suteja,M.A.P.
NIP.197102262000121001
Asuhan yang diberikan kepada ibu pasca bersalin sampai 2 jam pasca
persalinan.
1. Membantu memenuhi kebutuhan ibu
2. Menstabilkan kondisi ibu
3. Mencegah dan mendetekdi terjadinya komplikasi dan kelainan
lebih lanjut
Standar Pelayanan Kebidanan, APN
1. Menanyakan kondisi ibu dan keluhan yang terjadi.
2. Member KIE kepada ibu dan keluarga tentang tada bahaya
nifas 2-6 jam dan menganjurkan segera melapor jika ditemukan

tanda bahaya tersebut


Memberikan KIE tentang cara masase fundus uteri, nutrisi,
istirahat, pemberian ASI eksklusif
Melakukan pemantauan dengan partograf meliputi tensi, suhu,
nadi, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan
sesuai ketentuan dan melakukan dokumentasi pada partograf
Membantu memfasilitasi kebutuhan ibu.melakukan rawat
gabung jika kondisi memungkinkan.
Memfasilitasi ibu untuk menyusui
Melakukan dokumentasi.

3.
4.

5.
6.
7.
Unit Terkait
Dibuat Oleh

Paraf

Ni Wy Sudanti,SST

Puskesmas Buleleng II
No.Dokumen

SOP/Protap
Asuhan Kebidanan

Pelayanan KB
No. Revisi
00

Tgl. Terbit
10 Pebruari 2015

Halaman
1/2

Ditetapkan

dr. Ni Luh Sustemy


NIP.197205042007012023
Pengertian

Asuhan yang diberikan pada akseptor

Tujuan

1. Menunda kehamilan
2. Mengatur jarak anak
3. Menghentikan kehamilan

Ketentuan / UU
Kebijakan

Dokumen Terkait

Buku Acuan Pelayanan KB

1.
2.
3.
4.

Menyapa ibu dan keluarga dengan ramah.


Menyiapkan pasien dan ruangan
Mencuci tangan
Menggunakan sarung tangan bila melakukan kontak
dengan darah atau cairan tubuh
5. Melakukan konseling KB
6. Melakukan pemeriksaan jika diperlukan
7. Melakukan informed concent
8. Memberikan pelayanan KB sesuai dengan pilihan klien
9. Memberikan KIE tentang efek samping KB
10. Menjelaskan jadwal kunjungan berikutnya
11. Melakukan dokumentasi
12. Melakukan rujukan jika diperlukan

Prosedur

Unit Terkait

Dibuat Oleh

Paraf

Nyoman Sriwedari P.A.

Anda mungkin juga menyukai