BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1 Konsep Pengetahuan
III.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan melalui
panca indra yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau
kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003)
III.1.2 Tingkatan Pengetahuan
Tingkatan pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Dengan kata lain pengetahuan mempunyai
pengaruh sebagai motivasi awal bagi seseorang dalam berperilaku. Namun perlu
diperhatikan bahwa perubahan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan
perilaku, walaupun hubungan positif antara variabel pengetahuan dan variabel
perilaku telah banyak diperlihatkan (Notoatmodjo, 2003).
1. Tahu ( Know )
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Disebut juga dengan istilah recall (mengingat kembali) terhadap
suatu yang spesifik terhadap suatu bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima (Notoatmodjo, 2003)
2. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi tersebut
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan
dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari (Notoatmodjo, 2003)
3. Aplikasi
10
kata
karena
dapat
menggambarkan,
membedakan
dan
namun
sepanjang
sejarah
cara
mendapatkan
pengetahuan
dikelompokkan menjadi dua yaitu cara tradisional atau non ilmiah dan cara
modern atau yang disebut cara ilmiah.
1. Cara Tradisional
Cara ini ada empat cara, yaitu:
a) Trial and Error atau coba-salah
11
ini
banyak
membantu
perkembangan
berfikir
dan
Dengan
kata
lain
pengetahuan
tersebut
diperoleh
12
formal
maupun
informal
berfokus
pada
proses
13
14
15
porta dan arteri hepatika. Tidak seperti kapiler lain, sinusoid dibatasi oleh sel
fagositik atau sel kuffer. Sel kuffer merupakan sistem monosit-makrofag yang
lebih banyak daripada yang terdapat dalam hati, jadi hati merupakan salah satu
organ utama sebagai pertahanan terhadap invasi bakteri dan agen toksik. Selain
cabang-cabang vena porta dan arteria hepatica yang melingkari bagian perifer
lobulus hati, juga terdapat saluran empedu yang sangat kecil yang dinamakan
kanalikuli (tidak tampak), berjalan di tengah-tengah lempengan sel hati. Empedu
yang dibentuk dalam hepatosit dieksresi ke dalam kanalikuli yang bersatu
membentuk saluran empedu yang makin lama makin besar, hingga menjadi
saluran empedu yang besar (duktus koledokus) ( Ganong,2006) Selain
merupakan organ parenkim yang berukuran besar, hati juga menduduki urutan
pertama dalam hal banyaknya kerumitan dan ragam dari fungsinya. Hati sangat
penting untuk mempertahankan hidup dan berperan pada hampir setiap fungsi
metabolik tubuh; pada tabel di bawah ini dapat dlihat beberapa fungsi utama hati
(Ganong,2006) :
a. Fungsi Metabolik
Hati memegang peranan penting pada metabolisme karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan juga memproduksi energi dan tenaga. Zat
tersebut di atas dikirim melalui vena porta setelah diabsorbsi oleh usus.
Monosaksarida dari usus halus diubah menjadi glikogen dan di simpan
dalam hati (glikogenesis). Dari depot glikogen ini mensuplai glukosa
secara konstan ke darah (glikogenesis) untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Sebagian glukosa dimetabolisme dalam jaringan unuk menghasilkan panas
atau tenaga (energi) dan sisanya diubah menjadi glikogen, disimpan dalam
otot atau menjadi lemak yang disimpan dalam jaringan subcutan. Hati juga
16
17
18
badan turun, ikterik, kulit gatal, sakit di bagian abdominal (Aru W.Sedoyo,2006)
Masa infeksi biasanya berakhir dalam dua bulan, tetapi kadang-kadang menjadi
lebih lama pada sebagian orang. Sekali terinfeksi dan tubuh dapat mengalahkan
virus maka tubuh akan memiliki kekebalan. Manifestasi klinis hepatitis menurut
Ilmu Penyakit dalam (Aru W Sedoyo, 2006) terdiri dari:
a. Masa tunas
Virus A 15-45 hari (rata-rata 25 hari)
b. Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus
berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali
timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit.
Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise,
lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC
berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian
c. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu
badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang
terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang
setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh
badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu
d. Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit
di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari
setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita
mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.
6. Penatalaksanaan
a. Pencegahan
Karena terbatasnya pengobatan hepatitis, maka penekanan lebih diarahkan
pada pencegahan diataranya sebagai berikut :
19
pada
hemodialisis, transfusi tukar dan terapi parenteral perlu sangat hatihati dalam menangani peralatan parenteral tersebut.
2) Hindari kontak langsung dengan barang yang terkontaminasi virus
hepatitis akut.
3) Pelihara personal hygiene dan lingkungan.
4) Gunakan alat-alat disposible untuk suntik. Alat-alat yang
terkontaminasi disterilkan.
b. Pengobatan
1) Tirah baring selama fase akut dengan diet yang cukup bergizi
merupakan anjuran yang lazim.
2) Diet TKTP, pemberian makanan intravena mungkin perlu selama
fase akut bila pasien terus-menerus muntah.
3) Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda
dan tes fungsi hati kembali normal.
4) Terapi sesuai instruksi dokter.
5) Jaga kebersihan perorangan dan lingkungan.Alat-alat makan
disterilkan.
6) Alat-alat tenun sebelum dicuci direndam dahulu dengan antiseptik.
c. Pemeriksaan Diagnostik
1) Enzim-enzim serum AST (SGOT), ALT (SGPT), LDH : meningkat
pada kerusakan sel hati dan pada keadaan lain terutama infark
miokardium.
2) Bilirubin direk : meningkat pada gangguan eksresi bilirubin
terkonyugasi.
3) Bilirubin indirek : meningkat pada gangguan hemolitik dan
sindrom gilbert.
4) Bilirubin serum total : meningkat pada penyakit hepatoseluler
5) Protein serum total : kadarnya menurun pada berbagai gangguan
hati.
20