Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KASUS TINEA KRURIS PADA PENDERITA

DIABETES MELITUS
Made Kresna Yudhistira Wiratma
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,
Denpasar
ABSTRAK
Tinea kruris merupakan infeksi jamur superfisialis yang mengenai kulit pada daerah
lipat paha, genital, sekitar anus dan daerah perineum. Tinea kruris disebabkan oleh
jamur dermatofita. Faktor predisposisi tinea kruris adalah kelembaban dan suhu yang
tinggi serta keadaan yang dapat menurunkan sistem imun melawan infeksi seperti
diabetes melitus dan obesitas. Dilaporkan kasus tinea kruris pada seorang laki-laki
berusia 59 tahun dengan keluhan gatal pada lipat paha sejak 3 hari yang lalu. Ditemukan
lesi semilunar pada kedua lipat paha,berbatas tegas dengan tepi yang lebih merah dan
meninggi serta dibagian tengah lesi ditemukan central healing yang ditutupi skuama
halus. Pemeriksaan mikroskopis KOH 20% ditemukan hifa panjang. Pasien didiagnosis
tinea kruris dan diberikan krim miconazole 2% yang diberikan dua kali sehari.
Prognosis pasien baik tapi dapat terjadi kekambuhan karena pasien juga memiliki
riwayat diabetes melitus yang merupakan salah satu faktor predisposisi tinea kruris.
Kata kunci: tinea kruris, dewasa, gatal, diabetes melitus
A CASE REPORT OF TINEA CRURIS IN DIABETIC PATIENT
ABSTRACT
Tinea cruris is a superficial fungal infection that involve skin, especially on groin,
genital, perianal and perineum. Tinea cruris is caused by dermatophytes. Predisposition
factors of tinea cruris are high temperature and humidity as well as another condition
that decrease the activity of immune system such as diabetes mellitus and obesity. It is
reported that a 59-years old man diagnosed with tinea cruris complained itching on
groin since 3 days ago. Multiple lesion on both groin, with greater redness and scaling
on border of lesion and central healing with soft squama at centre of lesion was found.
There is long hyphae visualized by microscopic examination with KOH 20%. Patient
was given miconazole cream 2% twice a day. The prognosis is good but there is a
chance to relapse because patients history of diabetes mellitus which is one of the
predispose factor of tinea cruris.
Keywords: Tinea cruris, adult, itching, diabetes mellitus

merupakan faktor resiko tambahan oleh

PENDAHULUAN
Tinea kruris yang sering disebut
jock itch merupakan infeksi jamur

karena keadaan tersebut menurunkan


imunitas untuk melawan infeksi.4

superfisial yang mengenai kulit pada

Manifestasi klinis tinea kruris

daerah lipat paha, genital, sekitar anus

adalah rasa gatal atau terbakar pada

dan daerah perineum.1,2,3 Tinea kruris

daerah lipat paha, genital, sekitar anus

masuk

dan daerah perineum. Adanya central

ke

dermatofitosis

dalam
dimana

golongan
infeksi

ini

healing yang ditutupi skuama halus

disebabkan oleh jamur dermatofita.

pada bagian tengah lesi. Tepi yang

Tinea kruris merupakan salah satu

meninggi dan merah sering ditemukan

manifestasi klinis yang sering di lihat di

pada pasien.2,3,4

Indonesia.1 Suhu dan kelembaban yang

Terdapatnya hifa pada sediaan

tinggi menjadi salah satu faktor yang

mikroskopis

mendukung penyebaran infeksi ini.2,3

hidroksida (KOH) dapat memastikan

Penyakit ini dapat bersifat akut atau

diagnosis dermatofitosis. Alat diagnosis

menahun, bahkan dapat merupakan

lain yang juga dapat dilakukan adalah

penyakit

dengan

hidup.1

yang berlangsung seumur


Tinea

kruris

lebih

sering

menyerang pria dibandingkan wanita. 3,4


Jamur

Dermatofita

dengan

pemeriksaan

potasium

menggunakan

lampu wood dan juga dengan biopsi


kulit atau kuku.2,3

sebagai

Tinea kruris biasanya berespon

penyebab dermatofitosis membutuhkan

dengan

keratin untuk tumbuh, oleh karena itu

topikal tetapi dapat sering kambuh.5

dermatofitosis

hanya

terbatas

menginfeksi permukaan mukosa.2

Seorang laki-laki berumur 59


tahun datang ke poliklinik kulit dan

Faktor penting yang berperan


dermatofita

atau

LAPORAN KASUS

korneum, rambut dan kuku dan tidak

penyebaran

sistemik

pada

jaringan yang berkeratin seperti stratum

dalam

pengobatan

ini

kelamin RSUP Sanglah pada tanggal 20


Februari 2014 dengan nomor rekam

adalah kondisi kebersihan lingkungan

medis:

yang buruk, daerah pedesaan yang

pasien adalah gatal pada bagian lipat

padat, dan kebiasaan menggunakan

paha sejak 3 hari sebelum ke rumah

pakaian

lembab.

sakit. Dari anamnesis didapatkan sejak

Obesitas dan diabetes melitus juga

3 hari pasien mengeluh timbul bercak

yang

ketat

atau

13034836.

Keluhan

utama

merah pada lipat paha disertai rasa yang

limfe dan saraf normal. Pada pasien ini

sangat gatal. Gatal dirasakan terus

dilakukan

menerus dan bercak kemerahan yang

berupa

semakin meluas. Riwayat pengobatan

dengan

yang

telah

sebelum

dilakukan

ke

rumah

pemeriksaan

penunjang

pemeriksaan
larutan

mikroskopis

KOH

20%

dan

oleh

pasien

didapatkan hifa panjang. Dari hasil

sakit

adalah

anamnesis,

pemeriksaan

fisik

pemberian bedak tabur caladine. Pasien

pemeriksaan

tidak mempunyai riwayat alergi dan

didiagnosis dengan tinea kruris dan

tidak merasakan nyeri. Pasien pernah

mendapatkan terapi miconazole cream

menjalani operasi pemasangan AV shunt

2% yang digunakan 2 kali sehari serta

untuk dialisis. Pasien juga menderita

diberikan edukasi

diabetes melitus dan hipertensi. Riwayat

progresifitas penyakit dengan tidak

penyakit dalam keluarga yaitu diabetes

menggunakan pakaian yang ketat dan

melitus.

menjaga kebersihan diri.

Pada

didapatkan

pemeriksaan

konjungtiva

fisik

penunjang

dan
pasien

untuk mencegah

subanemis,

Diagnosis banding tinea cruris

suara jantung S1 dan S2 regular, suara

adalah kandidosis intertrigo, eritrasma,

paru vesikular, tidak terdapat ronki

psoriasis, dan dermatitis seboroik.

maupun wheezing pada kedua lapang


paru, bising usus normal serta tidak

DISKUSI

terdapat edema pada ekstremitas. Pada

Dermatofitosis

merupakan

pemeriksaan kulit didapatkan lokalisasi

penyakit

yang

disebabkan

oleh

lesi pada lipat paha kanan dan kiri

golongan

jamur

dermatofita

yang

(cruris dextra dan cruris sinistra)

menyerang jaringan dengan keratin,

dengan

efloresensi

berupa

seperti

eritema

semilunar,

berbatas

makula
tegas,

stratum

korneum

pada

epidermis,

rambut,

dan

kuku.

bentuk geografika, ukuran 5x6 cm

Dermatofita

termasuk

dalam

kelas

sampai 10x12 cm dengan tepi berwarna

Fungi imperfecti, yang terbagi dalam 3

lebih merah dan meninggi, dan terdapat

genus,

central healing yang ditutupi skuama

Trichophyton, dan Epidermophyton.1

halus pada bagian tengah lesi. Pada

Dermatofitosis disebut juga dengan

mukosa tidak terdapat hiperemi, rambut

istilah

kuat, fungsi kelenjar keringat normal,

dikelompokkan lebih lanjut berdasarkan

tidak terdapat

lokasi infeksinya, yaitu tinea kapitis,

pembesaran kelenjar

yaitu

infeksi

Microsporum,

tinea

yang

tinea

korporis,

manum,

tinea

tinea
pedis

kruris,

tinea

sekitar anus selain itu juga dapat

dan

tinea

mencapai perut bagian bawah dan

unguium.1,2
Tinea

gluteus.1,2,3

daerah
kapitis

Pasien

dengan

merupakan

dermatofitosis biasanya mengeluhkan

dermatofitosis pada daerah kulit dan

adanya rasa gatal berat dan terbakar. 5

rambut kepala.1,2,3 Terdapat tiga bentuk

Pada pemeriksaan fisik akan didapatkan

tinea kapitis yang sering dijumpai, yaitu

pola inflamasi dengan tipe yang aktif

grey patch ringworm dimana terdapat

dan berbatas tegas dimana peradangan

papul yang melebar, pucat, dan bersisik.

pada

Pada daerah tersebut dapat timbul

kemerahan dan meninggi juga bisa

alopesia.1 Bentuk kedua muncul ketika

terdapat vesikel.1,2 Pada bagian tengah

peradangan yang berat terjadi pada tinea

lesi akan tampak central healing yang

kapitis sehingga gejala klinis akan

ditutupi

tampak sebagai kerion. Kerion dapat

terdiri atas macam macam bentuk

berupa pembengkakan yang menyerupai

primer dan sekunder. Bila penyakit ini

sarang lebah dengan sel radang padat

jadi menahun, dapat berupa bercak

disekitar jaringan tersebut dan bisa

hitam disertai sedikit sisik. Erosi dan

terdapat

daerah

keluarnya

servikal atau oksipital.1,2 Bentuk ketiga

garukan. 1

limfadenopati

di

adalah black dot ringworm, bentuk ini

tepi

akan

skuama

cairan

Tinea

berwarna

halus.

Efloresensi

biasanya

manum

lebih

akibat

merupakan

dapat muncul karena ujung rambut yang

dermatofitosis yang melibatkan telapak

hitam didalam folikel rambut. 1

tangan, punggung tangan dan sela sela

Pada

tinea

korporis

atau

jari tangan. Tinea manum biasanya

ringworm biasanya persebaran lesi akan

bersamaan dengan tinea pedis yaitu

berada disekitar dada, ekstremitas atau

dermatofitosis pada kaki terutama pada

wajah. Tampak adanya central healing

sela sela jari kaki dan telapak kaki.

pada bagian tengah lesi dengan tepi lesi

Terdapat tiga manifestasi klinis dari

yang merah dan meninggi. Terkadang

tinea pedis,yaitu interdigitalis, moccasin

terdapat erosi dan krusta akibat garukan.

foot, dan bentuk subakut. Interdigitalis

1,2

merupakan infeksi di sela-sela jari


Tinea kruris yang sering disebut

terutama pada jari IV dan V. Akan

jock itch merupakan dermatofitosis

terlihat adanya fisura dengan kulit yang

pada lipat paha, daerah perineum dan

kering dan bersisik. Tipe moccasin


4

melibatkan telapak kaki, tumit, dan tepi

lain misalnya siku, lutut, punggung,

kaki. Akan tampak kulit yang tebal dan

lipatan kuku, atau kulit kepala akan

bersisik dan terkadang terdapat sisik

mengarahkan

putih keperakan dengan dasar yang

psoriasis. Pada dermatitis seboroik lesi

eritema menyerupai psoriasis.

pada

akan tampak bersisik dan berminyak

bentuk subakut akan tampak vesikel

serta biasanya melibatkan daerah kulit

atau bula yang dapat pecah dan

kepala dan sternum. 1,2,3

menimbulkan infeksi sekunder. 1,3


Tinea
dermatofitosis

unguium
pada

kearah

Pada kasus keluhan utama yang

merupakan

menyebabkan pasien ini datang ke

kuku.

RSUP Sanglah adalah rasa gatal pada

Terdapat tiga bentuk infeksi ini yang

daerah lipat paha yang diawali dengan

sering

adanya kemerahan serta lesi yang

dijumpai,

distalis,

daerah

diagnosis

yaitu

leukonikia

subungual
dan

semakin menyebar. Didapatkan juga

subungual proksimal.1,3 Tinea unguium

lesi dengan tepi yang lebih merah dan

termasuk dermatofitosis yang sukar

meninggi, serta terdapat central healing

untuk disembuhkan.

trikofita

yang ditutupi skuama halus pada bagian

Diagnosis banding tinea kruris

tengah

lesi,

lesi

berbatas

tegas,

adalah kandidosis intertrigo, eritrasma,

berbentuk semiluner dengan ukuran

psoriasis, dan dermatitis seboroik.1,3

asimetris. Manifestasi klinis ini sesuai

Pada kandidosis intertrigo lesi akan

dengan

tampak sangat merah, tanpa adanya

memiliki riwayat diabetes melitus yang

central healing, dan lesi biasanya

menjadi

melibatkan skrotum serta berbentuk

dermatofitosis.

satelit.1,2 Eritrasma sering ditemukan

tinea

kruris.

Pasien

predisposi

Beberapa

metode

juga

terjadinya

diagnostik

pada lipat paha dengan lesi berupa

dapat digunakan untuk memastikan

eritema dan skuama tapi dengan mudah

dermatofitosis,

dapat dibedakan dengan tinea kruris

mikroskopik

menggunakan lampu wood dimana pada

(KOH). Metode ini dapat membantu

eritrasma

fluoresensi

untuk melihat adanya hifa pada sediaan

Lesi

dan

merah

akan

(coral

tampak
red).1,2,3

pada

yaitu

dengan

potasium

hidroksida

memastikan

diagnosis

psoriasis akan tampak lebih merah

dermatofitosis. Metode lain yang juga

dengan skuama yang lebih banyak serta

dapat dilakukan adalah dengan kultur

lamelar. Ditemukannya lesi pada tempat

jamur, metode ini termasuk metode


5

yang lama dan mahal serta biasanya

dibandingkan

digunakan hanya pada kasus yang berat

sistemik

dan tidak berespon pada pengobatan

ketoconazole dan griseofulvin

sistemik.

Pada pasien telah dilakukan

dengan

pengobatan

seperti

itraconazole,
yang

menyebabkan sakit kepala dan muntah.

pemeriksaan mikroskopis dengan KOH

Untuk kasus tinea kruris pada

20% dimana didapatkan hifa panjang

pasien ini diberikan miconazole cream

pada

2% dua kali sehari selain itu pasien juga

sediaan

yang

mendukung

diagnosis tinea kruris.

diedukasi

Tinea kruris biasanya dapat

progresifitas

untuk

menghindari

penyakit

yaitu

disembuhkan dengan obat anti jamur

menghindari penggunaan celana yang

topikal. Umumnya, anti jamur topikal

ketat dan tetap menjaga agar lesi tetap

membutuhkan dosis satu atau dua kali

kering dan menjaga higienitas pasien.

sehari selama 2 minggu. Pengobatan

Umumnya pasien dengan tinea

sistemik merupakan alternatif untuk

kruris dapat sembuh secara total tapi

pasien yang tidak berespon atau resisten

dapat

terhadap pengobatan topikal dan pada

tergantung pada faktor predisposisi.5

pasien dengan lesi yang luas. Anti

Mengingat pasien ini memiliki riwayat

jamur yang dapat digunakan adalah

diabetes melitus dan juga berusia tua

golongan

kemungkinan

azole

Pengobatan

dan

dengan

allylamine.
azole

yang

juga

kambuh

pasien

kembali

akan

dan

sembuh

namun akan dapat kambuh.

direkomendasikan adalah ketoconazole,


econazole, oxiconazole, clotrimazole,
dan

miconazole.

Terbinafine

SIMPULAN

dan

Dilaporkan kasus seorang laki-

natrifine merupakan allylamine yang

laki, berusia 59 tahun dengan keluhan

dapat

gatal

digunakan.

Pengobatan

pada

lipat

paha

sejak

3.

allylamine membutuhkan durasi yang

Ditemukan lesi multipel pada kedua

lebih singkat dibandingkan azole tapi

lipat paha berbatas tegas dengan tepi

biaya pengobatan dengan allylamine

yang lebih merah dibandingkan bagian

lebih besar. Untuk kasus resisten atau

tengah. Pemeriksaan mikroskopis KOH

penyakit yang luas, oral itraconazole,

20% ditemukan hifa panjang. Pasien

terbinafine,

dan

digunakan.

Efek

fluconazole

dapat

didiagnosis tinea kruris dan diberikan

samping

untuk

miconazole cream 2% yang diberikan

pengobatan topikal sangat minimal

dua kali sehari. Prognosis pasien baik


6

tapi

mungkin

terjadi

kekambuhan

karena riwayat diabetes melitus pasien


sebagai faktor predisposisi tinea kruris.

DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit
dan

Kelamin.

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Indonesia, Jakarta; 2009.


2. Hainer

BL.

Infection.

GA,

Wiederkehr

M.

Schwartz RA. Tinea Kruris in


Children.

Pediatric

Dermatology. New jersey. 2009.

Dermatophyte

American

4. Patel

5. Mcphee SJ, Papadakis MA.

Family

Current Medical Diagnosis &

Physician. South Carolina. 2003;

Treatment. Mc Graw Hill. 2008.

Vol 67.

6. Weitzman I, Summerbell RC.

3. Vander SMR et al. Cutaneus


infections

Dermatophytosis,

onchomycosis
versicolor.
Clinics

of

and

tinea

Infectius

Disease

North

America.

The Dermatophytes. American


Society for Microbiology. New
York. 1995, 8(2):240.

Cleveland.2003.

Anda mungkin juga menyukai