O L E H : N A D I YAT U S YA H I DA H
SEJARAH FEMINISME
Gerakan feminisme dimulai pada abad ke-18,
diakhiri pada abad ke-20. Suara wanita di bidang
hukum, khususnya teori hukum. Hukum feminis dilandasi
oleh sosiologi feminis, filsafat feminis dan sejarah
perluasan perhatian terhadap perempuan
dikemudian hari. Pada akhir abad 20, gerakan
feminis dipandang sebagai gerakan Critical Legal
Studies. Yang intinya mereka banyak memberikan.
kritik pada logika hukum.
Feminis juga menitik beratkan pada analisis peranan
hukum.Timbulnya gerakan feminisme merupakan
gambaran bahwa ketentuan yang abstrak tak dapat
menyelesaikan kesejahteraan.
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan Muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang
tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki
dan perempuan yang khusyu, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang
berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak
menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (Al-Ahzab: 35)
Ini berbeda dengan pandangan kaum feminis. Mereka menganggap bahwa kemuliaan wanita atau
pria ditentukan oleh kesetaraan hak dan kewajiban, yang berarti tolok ukurnya adalah kuantitas
aktivitas, bukan kualitas. Sehingga seorang wanita yang hanya berperan sebagai ibu rumah tangga
dipandang kurang mulia dibandingkan dengan yang merangkap bekerja di luar rumah, tanpa
kemudian membandingkan kualitas pelaksanaan masing-masing aktivitas.
Itu tidak berarti Islam melarang Muslimah beraktivitas di luar rumah, tetapi mengaturnya agar
kehormatan wanita tetap terjaga. Ada bidang-bidang tertentu yang justru wajib dipegang oleh
Muslimah, misalnya dokter spesialis kandungan dan kebidanan, perawat, bidan, atau guru.
Ide feminisme merupakan salah satu alat kontrol negara-negara kapitalis sekuler. Sehingga walaupun
rusak, ide ini tetap dipropagandakan dengan bungkusan-bungkusan indah, misalnya dengan jargon
memperjuangkan hak asasi perempuan dan ingin mengembalikan perempuan pada kursi yang mulia,
memerdekakan perempuan dari ketertindasan dan pengebirian potensi, dan semacamnya.
Bahkan, untuk menggoda para Muslimah, saat ini muncul feminis-feminis beragama Islam. Dalam
propagandanya, mereka sering memanfaatkan kekuatan dalil Al-Qur`an dan hadits-hadits untuk
menarik simpati. Mereka berusaha membenarkan ide-ide feminis dengan dalil-dalil yang tampaknya
syari, tetapi sebenarnya mereka tidak benar-benar menjadikan dalil-dalil sebagai dasar ide feminis.
Mereka sekadar mencari-cari dalil untuk membenarkan asumsi-asumsi feminisme dan kesetaraan gender.
Ide-ide feminisme adalah racun-racun yang berbahaya dan mematikan. Memang benar, wanita harus
ditempatkan pada kursi yang mulia. Dan agar kursi kemuliaan yang diraih adalah kemuliaan hakiki,
maka cara yang digunakan untuk meraihnya harus benar. Bukan cara-cara batil yang pada akhirnya
hanya akan merusak wanita. Kerusakan wanita akan menyebabkan kerusakan generasi selanjutnya.
Sekali lagi, satu-satunya jalan yang benar untuk meraih kemuliaan, baik untuk wanita atau pria, adalah
Islam. Lembaran-lembaran sejarah menjadi bukti nyata keberhasilan Islam mengangkat manusia dari
kebodohan kepada kursi kemuliaan dan kebahagiaan hakiki. Wallahu alam.