Anda di halaman 1dari 2

IMAN dan ILMU

Iman pada era ini adalah keyakinan diri yang besar terhadap sesuatu yang hanya
didengar dari cerita turun-temurun namun tidak kita lihat, tetapi memberi suatu kekuatan
untuk berpengang teguh pada keyakinan itu sendiri. Iman mendatangkan harapan akan
kehidupan yang kekal,tanpa suatu keraguan atau dengan istilah lain percaya secara total.
Iman juga merupakan suatu pondasi dan fokus utama didalam hidup orang yang
meyakininya.
Ilmu adalah suatu pengetahuan yang didapatkan melalui proses mencari dan belajar.
Ilmu bisa juga didapatkan dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Pada zaman
sekarang, ilmu didapatkan dengan cara belajar dibangku pendidikan yang ada dari berbagai
jenjang. Ilmu akan terus berovolusi sesuai dengan perkembangan zaman yang trend pada
setiap masanya dengan riset-riset penelitian yang dilakukan oleh para pembelajar. Ilmu yang
didapat biasanya di aplikasikan dalam kehidupan untuk proses kelangsungan hidup yang
lebih berkualitas. Terutama pada zaman era globalisasi ilmu menjadi tolak ukur dalam
mendapatkan suatu tempat dalam hidup bersosial, menjadi pertahanan untuk bersaing dengan
sumber daya manusia lainnya.
Pada dasarnya iman dan ilmu adalah baik adanya. Namun, justru saat ini iman dan
ilmu tampak seperti saling bertentangan. Kenapa? Karena ilmu berasal dari rasio pikiran
manusia yang memiliki sifat dasar ingin bebas memanifestasikan apa yang dia pikirkan
sendiri. Sesuai dengan pengkajian saya seperti pada awal kalimat di paragraf ini adalah tak
ada yang salah dengan ilmu dan iman. Jika demikian, tentulah para pembaca sekalian juga
bertanya, jadi dimana masalah yang seolah-olah menjadikan ilmu dan iman seperti sesuatu
yang sangat tidak sejalan?. Masalahnya terletak pada penyaahgunaan ilmu itu sendiri.
Beberapa manusia ada yang mengaplikasikan ilmunya ke dalam hal baik, dan tidak
jarang yang mengaplikasikannya ke dalam hal buruk. Mengapa demikian??? Karena
sebagian dari pemilik ilmu tersebut, memiliki tujuan semata-mata untuk ke untungan diri
sendiri, dan tidak memiliki akal budi yang luhur yang menyempurnakan ilmunya itu sendiri.
Dalam tulisan ini, saya mencantumkan bagaimana relasi antara ilmu dan iman sesuai
dengan pemahaman saya. Iman ditambah dengan ilmu artinya ilmu merupakan pendukung
iman. Jika, ilmu tanpa iman adalah kemunafikan, sedangkann iman tanpa ilmu juga adalah
sia-sia. Sebagaian umat sering mengabaikan dari salah satunya.
Berikutnya, bagaimana agar keduanya dapat berjalan seiring dan saling mendukung
tanpa suatu pertentangan? Saya sebagai umat Kristen mengambil pedoman dari Kitab Amsal
2:1-6. Ayat ini berisikan mengenai bagimana agar kita memiliki pengetahuan dan kepandaian
adalah dengan terlebih dahulu takut akan Tuhan, dan mengenal Allah yang akan senantiasa
memberikan hikmat bagi umatnya untuk memperoleh pengetahuan dan kepandaian.
Kesimpulannya, dengan hikmat dan kebijaksanaan iman dan ilmu akan dapat berjalan
secara beriringan dengan nilai-nilai positif serta hasil-hasil yang berkualitas. Sebagai orang

beriman hendaknya Iman menjadi fokus utama dalam mendapatkan Ilmu. Akhir kata,
selaraskan ilmu dengan iman, satukan kata dan perbuatan.

Anda mungkin juga menyukai