APPENDICITIS
DISUSUN OLEH :
FERDIAN ERIS PRIANTO 110 209 OOO6
MAS BAGUS TRISANJAYA 110 210 0085
DAUD YUSUSF 110 210 0101
PEMBIMBING :
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur
: 43 tahun
Tanggal lahir : 10/2/1972
MRS
: 29/6/2015
Ruangan
: Perawatan Bedah
RSUD Sayang Rakyat
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri perut kanan bawah
Riwayat Perjalanan Penyakit
Nyeri perut dialami sejak kurang lebih 2 hari yang lalu
sebelum masuk rumah sakit. Awalnya nyeri dirasakan di
daerah ulu hati dan kemudian berpindah ke daerah perut
kanan bawah. Sifat nyeri terus-menerus dan seperti terlilit.
Nyeri bertambah berat jika penderita batuk dan
beraktivitas.
LANJUTAN
Riwayat mual dan muntah ada, frekuensi 2
kali. Pasien juga mengeluh nafsu makan
berkurang. Riwayat buang air besar belum sejak
2 hari sebelum masuk rumah sakit namun, kentut
ada. Riwayat buang air kecil lancar dan warna
kuning. Penderita memiliki riwayat demam sejak
2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit.
LANJUTAN
Riwayat Penyakit Terdahulu/Lainnya
Riwayat trauma tidak ada
Riwayat penyakit yang sama sebelumnya tidak
diketahui.
PEMERIKSAAN FISIK
LANJUTAN
Kepala
Konjungtiva : anemis (-)
Sklera : ikterus (-)
Bibir : tidak ada sianosis
Gusi : perdarahan (-)
Mata
pupil bulat, isokor, 2,5mm/2,5mm, RC +/+. RCTL +/+
Leher
Kelenjar getah bening : tidak terdapat pembesara
DVS : R-2 cmH20
Deviasi trakea
: tidak ada, tidak didapatkan massa tumor.
tidak ada nyeri tekan.
LANJUTAN
Paru
Inspeksi: simetris kiri dan kanan
Palpasi : nyeri tekan (-), massa tumor (-), fremitus raba
kiri=kanan
Perkusi : sonor kiri=kanan
Auskultasi : bunyi pernapasan vesikuler
bunyi tambahan: ronkhi -/- , wheezing -/Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V midclavicularis (S)
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I dan II murni reguler, bising (-)
STATUS REGIONAL
Abdomen
Inspeksi
: cembung, ikut gerak napas, warna
kulit sama sekitarnya, contour usus (-).
Auskultasi : peristaltik (+) kesan menurun.
Palpasi
: nyeri tekan (+) pada regio
Mc.Burney,tidak teraba massa, defans
local (+), rovsing sign (+), blumberg
sign (+), psoas sign (+), obturatur sign(+).
Perkusi
: Nyeri ketok (+)
Hasil
Nilai normal
WBC
21,5
4,00-10,0 x 103
RBC
4,99
4,00-6,00 x 106
HGB
15,4
12,0-16,0 g/dL
HCT
44,8
37,0-48,0 %
PLT
270
150-400 x 103
GDS
114
<200
Ureum
18
10-50
Kreatinin
0,80
L(<1,3); P(<1,1)
GOT
19
< 38
GPT
21
< 41
RESUME
Seorang laki-laki, 43 tahun masuk Rumah Sakit dengan keluhan
nyeri perut kanan bawah. Nyeri perut dialami sejak kurang lebih 2
hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Awalnya nyeri dirasakan
di daerah epigastrium dan kemudian berpindah ke daerah perut kanan
bawah. Sifat nyeri terus-menerus dan seperti terlilit. Nyeri bertambah
berat jika penderita batuk dan beraktivitas. Riwayat mual dan muntah
ada frekuensi 2 kali.
LANJUTAN RESUME
Pasien juga mengeluh nafsu makan berkurang.
Riwayat buang air besar belum sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit. Riwayat buang air kecil lancar dan
warna kuning. Penderita memiliki riwayat demam sejak
2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Dari
pemeriksaan fisis, pasien sakit sedang, gizi baik dan
composmentis. Tanda vital dalam batas normal. Pada
auskultasi paru bunyi pernapasan vesikuler, Rhonki -/-,
Wheesing -/-.
LANJUTAN RESUME
Pada auskultasi abdomen terdengar bising usus
dengan kesan meurun. Pada palpasi didapatkan nyeri
tekan di region Mc.Burney, defans local postif, tidak
teraba massa, Rovsing Sign positif, Blumberg sign
positif, psoas sign positif dan obturatur sign positif. Pada
perkusi didapatkan timpani dan nyeri ketok positif.
LANJUTAN RESUME
Pada pemeriksaan rectal touche didapatkan sfingter mencekik,
mukosa licin, ampula kosong, nyeri pada arah pukul 10-11. Pada
handschoen didapatkan feses. Pada pemeriksaan laboratorium darah
rutin didapatkan peningkatan WBC yang menandakan leukositosis.
Pada pemeriksaan USG abdomen didapatkan Tampak lesi hipodens
yang mengelilingi usus pada area Mc. Burney, loop-loop usus tidak
dilatasi dengan kesan suspek appendicitis perforasi.
DIAGNOSIS KERJA
Appendisitis akut
DIAGNOSIS BANDING
Ileus Obstruktif
ISK
Perforasi ulkus peptikum
PROGNOSIS
Dubia et Bonam
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan:
Tindakan Operasi:
HASIL APPENDEKTOMI
TINJAUAN PUSTAKA
DEFENISI
Apendisitis Akut: suatu radang yang timbul secara
mendadak pada apendik dan merupakan salah satu kasus
akut abdomen yang paling sering ditemui.
Apendisitis Perforasi: pecahnya appendiks yang sudah
ganggren yang menyebabkan pus masuk ke dalam rongga
perut sehingga terjadi peritonitis umum. Pada dinding
appendiks tampak daerah perforasi dikelilingi oleh jaringan
nekrotik.
ANATOMI
LANJUTAN
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
Obstruksi
Bakteriologi
Peranan
lingkungan:
diet dan
higiene
KLASIFIKASI
Proses peradangan baru terjadi di mukosa dan sub mukosa disebabkan
obstruksi disebut Apendisitis kataralis
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
Gejala*
Frekuensi
(%)
Nyeri perut
100
Anorexia
100
Mual
90
Muntah
75
Nyeri berpindah
50
KALESARAN SCORE
GEJALA
KALESARAN SCORE
ADA
TIDAK
Mual
+7
-10
Muntah
+11
-5
Demam
+7
-27
Nyeri Batuk
+15
-20
Nyeri Ketuk
+5
-23
Defans Lokal
+10
-13
Leukositosis
+15
-11
INTERPRETASI
Operasi
Observasi
Bukan
Appendicitis
>19
-15 s/d 19
<-15
LABAEDA SCORE
GEJALA
LABAEDA SCORE
ADA
TIDAK
Mual
+4
-12
Muntah
+2
-6
Demam
+7
-7
Nyeri Batuk
+4
-15
Nyeri Ketuk
+10
-9
Defans Lokal
+16
-11
Leukositosis
+6
-7
+13 (pria)
-6 (wanita)
INTERPRETASI
Operasi
Observasi
Bukan
Appendicitis
>19
-15 s/d 19
<-15
ALVARADO SCORE
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
PEMERIKSAAN FISIS
DIAGNOSIS BANDING
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
PENTALAKSANAAN
Antibiotik
Antibiotik Spektrum
Spektrum
Luas
Luas
Fluid
Fluid
KONSERVATIF
KONSERVATIF
Forbidden
Forbidden Analgesia
Analgesia
Fowler
Fowler Position
Position
TERAPI
TERAPI
Follow
Follow Up
Up
PEMBEDAHAN
PEMBEDAHAN
Open
Open Appendectomy
Appendectomy
Laparoscopic
Appendectomy
Posisi Fowler
KOMPLIKASI
Appendicular abscess
Perforasi
Peritonitis
Syok septik
PROGNOSIS
TERIMA KASIH