Anda di halaman 1dari 12

HIMPUNAN

Sebelum memulai pembahasan bilangan real, akan dibahas terlebih dahulu tentang
pengertian himpunan.
Pengertian Himpunan
Himpunan adalah kumpulan objek yang mempunyai sifat tertentu. Objek dari himpunan S
disebut elemen dan dilambangkan . Himpunan yang tidak mempunyai elemen disebut
himpunan kosong atau null set dan disimbolkan .
Contoh: S a, b, c , a, b, c S
Penyajian Himpunan
Himpunan dapat disajikan dengan dua cara:
a. Mendaftar anggota
Misal: A 2, 3, 5, 7,11
b. Notasi
Misal: A x x adalah bilangan prima kurang dar 12 dibaca A adalah himpunan
semua x dimana x adalah bilangan prima kurang dari 12
Perhatikan himpunan A 1, 2 dan B 1, 2,3 . Setiap elemen A juga di dalam B. Ketika
elemen-elemen himpunan A juga merupakan elemen-elemen himpunan B, kita katakan
bahwa A himpunan bagian (subset) B dan dinotasikan dengan A B . Himpunan yang
memuat suatu himpunan disebut super himpunan (super set). Dalam contoh di atas B adalah
super set dari A.
Himpunan dari semua himpunan bagian dari suatu himpunan disebut himpunan kuasa (Power
set). Misal himpunan kuasa dari B adalah , 1 , 2 , 3 , 1, 2 , 1,3 , 2,3 , 1, 2,3 .
Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan.
Relasi Antar Himpunan
Relasi yang mungkin terjadi antar dua himpunan adalah:
1. Berpotongan (())
Dua himpunan A dan B dikatakan saling berpotongan bila antara himpunan A dan B
terdapat elemen yang sama.
Misal: A 1, 2 dan B 1,3, 4 maka A()B.
1

2. Saling lepas (//)


Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas jika antara himpunan A dan B tidak
terdapat elemen yang sama.
Misal: A 1, 2 dan B 3, 4,5 maka A//B.
3. Sama (=)
Dua himpunan A dan B dikatakan sama jika elemen himpunan A sama dengan elemen
himpunan B
Misal: A 1, 2 dan B 1, 2 maka A=B.
4. Ekivalen ( )
Dua himpunan A dan B dikatakan ekivalen jika banyaknya elemen himpunan A sama
dengan banyaknya elemen himpunan B.
Misal: A 1, 2 dan B a, b maka A B .

Operasi Antar Himpunan


1. Irisan (intersection)
Irisan dari himpunan A dan B dinotasikan A B adalah himpunan yang anggotanya
elemen-elemen himpunan A dan himpunan B.
A B x x A dan x B .

Misal: A 2,3,5 dan B 1,3,5,7,9 maka A B 3,5 .


2. Gabungan (Union)
Gabungan dari himpunan A dan B dinotasikan A B adalah himpunan yang anggotanya
elemen anggota A atau B.
A B x x A atau x B .

Misal: A 2,3,5 dan B 1,3,5,7,9 maka A B 1, 2,3,5,7,9 .


3. Selisih
Selisih dua himpunan A dan B dinotasikan A B adalah himpunan yang anggotanya
merupakan himpunan A tetapi bukan merupakan anggota himpunan B.
A B x x A dan x B

Misal: A 2,3,5 dan B 1,3,5,7,9 maka A B 2 .


4. Komplemen

Komplemen dari himpunan A didefinisikan sebagai himpunan selain himpunan A tetapi


masih dalam semesta pembicaraan. Dinotasikan AC
AC x x A, x S .

Misal: S 1, 2,...,10 dan A 2,3,5,7 maka AC 1, 4,6,8,9,10 .

Sistem Bilangan
Bilangan

Kompleks

Real

Rasional

Irrasional

Bulat

Pecahan

Positif

Nol

Bilangan Asli

Prima

Negatif
Bilangan Cacah

Komposit

BILANGAN REAL
Sistem Bilangan Real
Sistem bilangan Real adalah himpunan bilangan real yang disertai dengan operasi
penjumlahan dan perkalian sehingga memenuhi aksioma tertentu. Terdapat tiga aksioma
dalam sistem bilangan real, yaitu:
1. Aksioma Lapangan
2. Aksioma Urutan
3. Aksioma Kelengkapan

a. Aksioma Lapangan
Operasi penjumlahan dan perkalian yang berlaku pada memenuhi aksioma:
Tertutup terhadap penjumlahan dan perkalian
Jika a, b maka a b dan ab .
Komutatif terhadap penjumlahan dan perkalian
Jika a, b maka a b b a dan ab ba
Asosiatif terhadap penjumlahan dan perkalian
Jika a, b, c maka a b c a b c dan ab c a bc
Unsur identitas penjumlahan dan unsur identitas perkalian
Untuk setiap a terdapat 0 sehingga a 0 0 a a
Untuk setiap a terdapat 1 sehingga a1 1a a
Invers penjumlahan dan invers perkalian
Untuk setiap a terdapat a sehingga a (a) (a) a 0
Untuk setiap a terdapat a 1 sehingga a(a 1 ) (a 1 )a 1
Hukum distributif
Jika a, b, c maka a b c ab ac dan a b c ac bc .

Teorema
i. Jika a b maka a c b c dan ac bc
ii. Jika a c b c maka a b
iii. Jika ac bc , c 0 maka a b
iv. a b c ab ac
4

v. a a dan untuk setiap a 0 , a 1 a


1

vi. a.0 0.a 0 , a b a b ab , a b ab


vii. Jika ab 0 maka a 0 atau b 0
viii.

a c

b d

ad bc, b 0, d 0

b. Komponen Bilangan Real


Berikut ini disajikan himpunan-himpunan penting dari bilangan
Himpunan bilangan Asli: 1, 2,3,... digunakan untuk menghitung banyaknya
objek suatu himpunan.
Himpunan bilangan prima:

2,3,5,...

yaitu himpunan bilangan yang hanya

mempunyai dua faktor, 1 dan dirinya sendiri.


Himpunan bilangan komposit:

4,6,8,9,...

yaitu himpunan bilangan asli yang

mempunyai lebih dari dua faktor.


Himpunan bilangan bulat: ..., 2, 1,0,1, 2,... . Terdiri dari bilangan bulat negatif,
nol, dan bulat positif. Himpunan bilangan cacah disebut jiga himpunan bilangan bulat
non negatif.
Himpunan bilangan genap: ..., 4, 2,0, 2, 4,... himpunan bilangan bulat kelipatan
dua.
Himpunan bilangan ganjil: ..., 3, 1,1,3,... himpunan bilangan bulat bukan kelipatan
dua.

Himpunan bilangan rasional: x x , a, b , b 0 . Jika a habis dibagi b


b

maka disebut bilangan bulat dan jika a tidak habis dibagi b maka disebut bilangan
pecahan. Bilangan rasional selalu mempunyai bentuk desimal yang berulang
(repeating) atau bentuk desimal yang berakhir (terminating).
Himpunan bilangan irrasional: himpunan bilangan yang anggotanya bukan bilangan
rasional. Contoh:

2, 3, , e .

Himpunan rasional dan irrasional akan membentuk himpunan bilangan real.


(lihat diagram di atas)

c. Aksioma Urutan
Berdasarkan aksioma ini, bilangan real dapat diurutkan dari kecil ke besar. Aksioma ini
juga merupakan dasar untuk menyelesaikan suatu pertidaksamaan.
Pada terdapat himpunan bagian yang disebut bilangan positif, yang memenuhi
aksioma:
Jika a maka a 0 , a positif, atau a positif.
Jumlah dan hasil kali dua bilangan positif adalah bilangan positif.

Definisi
Misalkan a dan b bilangan real.
Bilangan a dikatakan lebih besar dari b ditulis a b
Bilangan a dikatakan lebih kecil dari b ditulis a b
a b jika a b atau a b dan a b jika a b atau a b
Pernyataan yang dihubungkan dengan simbol , , , disebut pertidaksamaan
Bilangan real a dikatakan negatif jika a positif

Teorema
Misalkan a, b, c, d maka
i. Jika a b dan b c maka a c
ii. Jika a b dan c sembarang maka a c b c
iii. Jika a b dan c d maka a c b d
iv. Jika a b dan c 0 maka ac bc
v. Jika a b dan c 0 maka ac bc
vi. Jika 0 a b dan 0 c d maka ac bd
vii. Jika a b 0 atau b a 0 maka

1 1
.
a b

Selain bilangan nol, positif dan negatif terdapat bentuk akar, yaitu bilangan yang
berbentuk

x , n 1, 2,3,... yang hasilnya bukan bilangan rasional.

Definisi
Akar kuadrat bilangan positif a ditulis

a didefinisikan sebagai bilangan positif x

yang memenuhi x 2 a .

Akar kubik bilangan positif a ditulis

a didefinisikan sebagai bilangan real x yang

memenuhi x3 a .

a , n genap positif, didefinisikan sebagai bilangan positif x yang memenuhi x n a .

a , n ganjil positif, didefinisikan sebagai bilangan rea x yang memenuhi x n a

Contoh:

4 bukan bentuk akar, sebab

4 2 bilangan rasional

2 adalah bentuk akar, sebab

2 1, 414213562... bilangan irrasional

8 bukan bentuk akar, sebab

6 adalah bentuk akar, sebab

8 2 bilangan rasional

6 1,817120593... bilangan irrasional

d. Aksioma Kelengkapan
Aksioma ini menyatakan bahwa, setiap himpunan bagian tak kosong yang terbatas ke
atas selalu mempunyai batas atas terkecil dan setiap himpunan bagian tak kosong yang
terbatas ke bawah selalu mempunyai batas bawah terbesar .
Definisi
Himpunan tak kosong S dikatakan terbatas ke atas jika ada bilangan real b
sehingga x b untuk setiap x S .
Bilangan real b disebut batas atas terkecil, b sup S (supremum S) jika b adalah
batas atas S dan batas atas yang lebih besar atau sama dengan b .
Himpunan tak kosong S dikatakan terbatas ke bawah jika ada bilangan real a
sehingga x a untuk setiap x S .
Bilangan real a disebut batas bawah terbesar, a inf S (infimum S) jika a adalah
batas bawah S dan batas bawah yang lebih kecil atau sama dengan a .

Aksioma ini membedakan bilangan real dan bilangan rasional.


5 kita sajikan sebagai himpunan S 2, 2; 2, 23; 2, 236; 2, 23607; 2, 236079;...

Himpunan S ini terbatas ke atas oleh bilangan

5; 2,5; 3; ... batas atas terkecilnya adalah

5 . Bila semesta pembicaraannya adalah bilangan real, maka S mempunyai batas atas

terkecil yaitu

5 , tetapi bila semestanya bilangan rasional maka S tidak mempunyai

batas atas terkecil karena

5 bilangan irrasional.

e. Interval
Interval (selang) didefinisikan sebagai himpunan bilangan real yang memenuhi
pertidaksamaan tertentu. Ada dua macam interval yaitu interval hingga dan tak hingga.
Interval hingga adalah himpunan bagian dari yang terbatas ke bawah dan terbatas ke
atas. Sedangkan interval tak hingga tidak terbatas ke atas maupun ke bawah.
Interval hingga

Interval tak hingga

a, b x a x b
(a, b] x a x b
[a, b) x a x b
[a, b] x a x b

(
a
(
a
[
a
[
a

)
b
]
b
)
b
]
b

a, x x a

,b x x b
[a, ) x x a
(, b] x x b

(
a
)
b
[
a

|
0

]
b

f. Bentuk Aljabar
Bentuk aljabar adalah suatu bentuk yang diperoleh dengan sejumlah hingga operasi aljabar
atas peubah, konstanta, dan parameter.
Peubah (variabel) : notasi yang mewakili suatu unsur dalam suatu himpunan
Konstanta: notasi yang mewakili unsur dalam himpunan berunsur satu
Parameter: notasi yang mewakili unsur dalam himpunan konstanta.
Misal: x2 4 x c maka x adalah peubah, -4 adalah konstanta, dan c adalah parameter
Bila c bilangan tertentu maka disebut juga konstanta.

Latihan
1. Ubahlah bilangan desimal berikut dalam bentuk pecahan!
a. 21,212121

c. 0,33333

b. 0,239999

d. 0,123123123

2. Bila pernyataan benar berikan argumentasinya, dan bila salah berikan alasan yang
menyangkal!
a. Jika x 3 maka x 2 9

e. Jika x 3 maka x 2 9
8

b. Jika x 2 9 maka x 3

f. Jika x 2 9 maka x 3

c. Jika x 3 maka x 2 9
d. Jika x 2 9 maka x 3
3. Mana dari rangkaian pengerjaan berikut yang salah

x2
x2 4

0 0 0 0 0 ...
0 (2 2) (2 2) (2 2) ...

x2 2 x 4 2 x

0 2 (2 2) (2 2) ...

x( x 2) 2( x 2)

0 2 (0) (0) ...

x 2

02

2 2

Pertidaksamaan
Bentuk umum pertidaksamaan satu peubah real adalah

A( x) C ( x)
dengan A, B, C, dan

B( x) D( x)

D adalah suku banyak dalam x. tanda bisa diganti oleh , , . Solusi dari
pertidaksamaan adalah suatu interval dalam x.
Langkah penyelesaian suatu pertidaksamaan:
1. Ubah bentuk pertidaksamaan semula menjadi

p ( x)
0
q ( x)

2. Uraikan p( x) dan q( x) menjadi faktor-faktor linearnya


3. Tentukan tanda pertidaksamaan pada garis bilangan
4. Tentukan solusinya dalam bentuk interval.

Contoh
Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan x2 2 x 8 0
Solusi:
x2 2 x 8 0

x 4 x 2 0

+
-2

+
4

Himpunan penyelesaiannya adalah x x 4 atau x 2 ekivalen , 2 4,

a. 2 x2 x 6
b. x

6
1
x

c.

x 1
x

x2 x3

d.

x 2 x 1

x2
x3

Nilai Mutlak
Nilai mutlak x, ditulis x didefinisikan dengan
x, x 0
.
x
x, x 0

Misal: 2 2 , 2 2
Interpretasi yang lain terhadap x adalah

x maksimum x, x

x x2

x jarak antara titik x dengan 0. x c jarak antara titik x dengan c.

Sifat-sifat
i.

x 0 x0

ii.

x 0

iii. Jika a 0 maka


a.

x a a x a x2 a2

b.

x a x a atau x a x 2 a 2

iv. Ketaksamaan segitiga


a.

ab a b

c. a b a b

b.

a b a b

d. a b a b

v. Untuk setiap bilangan real a dan b berlaku


a.

ab a b

b.

a
a
,b0.
b
b

Contoh
x2 3

x 2

32

x2 4 x 4 9 x2 4 x 5 0

10

x 5 x 1 0

x 5 atau x 1 .

Pertidaksamaan dalam Harga Mutlak


Penyelesaian pertidaksamaan dalam harga mutlak adalah dengan menggunakan definisi
harga mutlak, mengubah pertidaksamaan sedemikian sehingga notasi harga mutlak tidak
ada lagi dalam pertidaksamaan.
Sebagai contoh untuk menentukan solusi dari x 2 3 dan x 2 1 3 dapat digunakan
sifat iii(a) dan iii(b).
Jika diketahui pertidaksamaan yang memuat lebih dari satu harga mutlak, misal

2 x x 1 2 , maka solusinya dapat dicari dengan menggunakan definisi harga mutlak


dan menerapkannya pada garis bilangan.
Contoh
Tentukan solusi dari a). x 2 3 dan b). 2 x x 1 2
Solusi:
a). x 2 3

x 2

32

x2 4 x 5 0

x 5 x 1 0

HP-nya adalah x x 5 atau x 1 atau dapat ditulis

, 1 5, .

b). 2 x x 1 2 , akan ditinjau dari empat kasus


Untuk x 0 dan x 1
2x x 1 2 x

1
3

Irisan antara x 0 , x 1 , dan x

1
1
adalah 0 x
3
3

Untuk x 0 dan x 1
2 x ( x 1) 2 x 1

Irisan antara x 0 , x 1 , dan x 1 adalah himpunan kosong.


Untuk x 0 dan x 1
2 x x 1 2 x 1

Irisan antara x 0 , x 1 , dan x 1 adalah 1 x 0


Untuk x 0 dan x 1
2 x ( x 1) 2 x 1

Irisan antara x 0 , x 1 , dan x 1 adalah x 1


11

1
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah gabungan dari 0 x , 1 x 0 , dan
3

x 1 , yaitu 1 x

1
dapat ditulis
3

1
x 1 x .
3

Latihan 1
Tentukan solusi dari pertidaksamaan berikut
1.

x 1 2

2. x x x 2
3.

2x 3 x 2

4. 2 x 2 x 6
5.

2 x 1 x

12

Anda mungkin juga menyukai