Pendahuluan
1.1 Pendahuluan
Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan
ilmiah yang dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya
kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan
menurut
disiplin
ilmunya,
laboratorium biokimia,
misalnya
laboratorium
laboratorium fisika,
mikrobiologi,
laboratorium kimia,
laboratorium
uji
pangan,
untuk
peningkatan
dan
pengembangan
laboratorium
sebagai
fungsi
pengelolaan pada dasarnya bertujuan untuk lebih meningkatkan produk perguruan tinggi
seperti jumlah dan kualitas lulusan, hasil penelitian, kemitraan usaha dan kepedulian
terhadap masyarakat, serta kemampuannya sebagai income generating unit (Sub Direktorat
Sarana Akademik, 2002).
Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk mengelola
laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor
yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih,
dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung
oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah
suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari.
Pengelolaan laboratorium akan berjalan dengan lebih efektif bilamana dalam struktur
organisasi laboratorium didukung oleh Board of Management yang berfungsi sebagai pengarah dan
penasehat. Board of Management terdiri atas para senior/profesor yang mempunyai kompetensi
dengan kegiatan laboratorium yang bersangkutan. Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan
pertumbuhan
tinggi bila dalam pelaksanaannya nanti tidak diperlukan. Demikian juga dengan
bahan-bahan kimia, menggunakan bahan dengan tingkat kemurnian tinggi merupakan
pemborosan bila dalam prosesnya bukan merupakan suatu kegiatan analisis.
Spesifikasi hendaknya disusun berdasar pada karakteristik kebutuhan, sarana yang
ada dan ruang untuk penyimpanan.
Selain itu dalam pengadaan alat harus bisa dijamin adanya tenaga yang mampu
mengoperasionalkan alat. Jangan merencanakan pengadaan alat yang tidak ada tenaga
yang akan mengoperasikannya. Apabila memang dibutuhkan maka harus dilakukan
training yang relevan dengan penggunaan alat. Garansi, yang mencakup kemudahan
ketersediaan
suku
cadang,
kredibilitas
perusahaan
dan
keberadaan
agen
b. Mengatur (Organizing)
Merupakan upaya untuk menjalankan kegiatan laboratorium sebagaimana
fungsinya. Pengaturan mencakup setting secara fisik dan
regulating. Setting
merupakan suatu kegiatan pengaturan tata letak dan penataan yang mencakup
penempatan mebeler, peralatan dan bahan kimia. Sedangkan regulating merupakan
suatu pengaturan jadwal kegiatan dan penyusunan perangkat lunak untuk
terlaksananya ketertiban dan keselamatan bekerja di laboratorium.
a) Setting
Setting laboratorium hendaknya dapat memberikan dukungan yang
optimal terhadap keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Untuk setting ini
perlu memperhatikan prinsip-prinsip yang mencakup; keselamatan, efektivitas
dan efisiensi, serta kemudahan pengawasan. Prinsip keselamatan dimaksudkan
penempatan alat-alat dan bahan diusahakan sekecil mungkin memberikan resiko
terjadinya kecelakaan. Petunjuk penggunaan alat harus tersedia dekat peralatan
khusus disertai dengan daftar isian penggunaan alat (kartu alat). Hindarkan dari
kemungkinan terjatuh
atau tersenggol.
ditempatkan permanen. Kabel tidak terjuntai atau jatuh kelantai. Setiap terminal
listrik digunakan hanya untuk satu alat. Penyimpanan bahan kimia hendaknya
3
menggunakan
alat sesuai
mengembangkan ketrampilan
peruntukkannya (aksesibilitas)
dasar laboratorium
dengan
hasil
dalam
yang
optimal. Selain itu juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk lebih
familiar dengan alat-alat.
Setting juga diharapkan dapat memperkecil energi untuk melakukan
pengawasan, dengan cara memberikan pendelegasian pengawasan secara
bertingkat. Adanya format isian untuk peralatan khusus merupakan suatu proses
pendelegasian, sehingga mengurangi beban kerja dosen/laboran pengawasan.
Setiap pengguna melakukan pengecekan terhadap keutuhan, kebersihan dan
fungsi alat sebelum dan sesudah kegiatan.
b) Regulating
Pada
dasarnya
semua
orang
diberi
kebebasan
untuk
bekerja
dilaboratorium. Namun demikian agar kebebasan ini tidak mengganggu orang lain
harus ada seperangkat aturan yang mengatur kegiatan di laboratorium. Aturanaturan tersebut merupakan guide line yang dapat berupa perangkat formal atau
normatif bekerja di laboratorium. Diantaranya adalah struktur organisasi, job
description, diagram alur, penjadwalan, tata tertib, prosedur penggunaan alat,
petunjuk praktikum dan prosedur keselamatan kerja. Setiap personal yang bekerja
di laboratorium harus memahami aturan yang berlaku. Oleh karena itu tata tertib
harus jelas terpasang di ruangan dan perhatian mahasiswa seharusnya tertarik
terhadapnya.
c. Pencatatan (Administrating)
Pencatatan atau pengadministrasian merupakan suatu proses pedokumentasian
seluruh komponen fisik laboratorium. Proses ini mencakup kegiatan mendaftar semua
fasilitas, alat dan bahan yang ada berdasarkan kategori tertentu atau sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Inventarisasi laboratorium berguna untuk
Daftar alat ini dapat dibuat dalam bentuk keseluruhan (secara total) atau
perlaboratorium. Daftar alat dapat dikategorisasi berdasarkan jenis alat, bahan alat,
kerja alat dsb. Dalam daftar hendaknya sekurang-kurangnya tercantum kode alat
(berdasarkan ketentuan yang berlaku), jumlah, spesifikasi dan nomor seri, tahun
kedatangan dan asal.
Pencatatan mengenai pemakai dan riwayat alat untuk alat-alat tertentu juga sangat
penting. Catatan ini biasanya dibuat dalam bentuk kartu alat. Kartu alat merupakan
data spesifikasi alat, prosedur penggunaan, catatan pemakaian, dan riwayat service
atau perbaikan kerusakan serta keberadaan suku cadang atau consumable part. Kartu
alat biasanya diletakan dekat atau digantungkan pada alat. Dengan adanya kartu alat
ini lebih memudahkan proses pengawasan, karena setiap pemakai akan memeriksa
kondisi alat berdasarkan spesifikasi dan kelengkapan yang tercantum dalam kartu alat
tersebut.
Pencatatan mengenai bahan sangat penting untuk mengetahui jenis dan jumlah
bahan serta masa kadaluarsa. Dengan mengetahui jenis dan jumlah bahan dapat
diperkirakan dan diprioritaskan bahan yang akan dibeli. Bahan-bahan dengan jumlah
yang sedikit dan kadaluarsa menjadi prioritas kebutuhan. Administrasi bahan yang
baik dapat menghindarkan pembelian ulang bahan yang sama.
Keberadaan data alat dan bahan merupakan sumber kajian untuk mempelajari
potensi laboratorium. Berdasarkan alat yang ada maka dapat dikembangkan kegiatan
produktif yang relevan. Data peralatan laboratorium harus selalu dipelajari sekurangkurangnya sekali dalam setiap semester. Hal ini juga sangat penting untuk memantau
keberadaan jumlah alat, alat yang hilang atau rusak, atau untuk memprioritaskan
kebutuhan mendatang.
d. Pemeliharaan (Maintenance)
Merupakan upaya terus menerus dalam mengupayakan agar laboratorium dapat
berfungsi secara optimal. Kegiatan ini dilakukan dengan cara periodik melakukan
pemeriksaan terhadap seluruh utility ruangan (listrik, gas, pemadam kebakaran,
detektor) dan kondisi alat serta aksesorisnya.
dalam
e. Keselamatan Laboratorium.
Kecelakaan dapat terjadi pada siapa saja pada berbagai waktu dan tempat.
Kecelakaan merupakan kejadian diluar kemampuan manusia, terjadi dalam sekejap
dan dapat menimbulkan kerusakan jasmani, rokhani maupun jiwa. Kecelakaan di
laboratorium (Koesmadji et. al. 2000) dapat bersumber dari
Kurang
tersedia
peralatan
keamanan
dan
tidak
menggunakan
perlengkapan pelindung
Kemungkinan kecelakaan yang terjadi ketika bekerja dengan alat spesifik atau
bahan kimia. Berkaitan dengan bahan kimia berpotensi menimbulkan kecelakaan
(beracun, reaktif dan mudah meledak, asam/basa kuat) maka harus digunakan dalam
jumlah yang sedikit dan konsentrasi rendah.
Pengelolaan laboratorium dalam pengertian kuratif adalah tindakan pertolongan
pertama terhadap kecelakaan yang terjadi untuk menghindari bahaya lebih lanjut.
Prosedur penanganan kecelakaan tergantung pada jenis kecelakaannya. Penanganan
kecelakaan memerlukan keterampilan khusus. Oleh karenanya perlu dilakukan
pelatihan dengan mengundang instruktur yang ahli.
f. Penganggaran.
Merupakan kegiatan pengaturan pengeluaran keuangan laboratorium berdasarkan
kebutuhan dan skala prioritas, serta tindakan mencari sumber-sumber keuangan
melalui kegiatan produktif dengan cara yang benar dan sah untuk menunjang
kelangsungan proses akademis dan tumbuhkembangnya laboratorium.
Sumber pembiayaan laboratorium bisa berasal dari biaya praktikum yang
dipungut pada setiap mahasiswa setiap semester atau anggaran lain yang terprogram.
Analisis kebutuhan dan prioritas sangat penting dalam pengaturan keuangan
laboratorium. Administrasi yang berkaitan dengan kondisi alat dan keadaan bahan
merupakan suatu bahan pertimbangan penting dalam menentukan skala prioritas
pembelajaan.
Direktorat
Pengawasan Mutu Barang adalah karena kami sangat tertarik dengan Laboratorium tersebut
sebab disana terdapat banyak alat-alat yang baru yang tidak kami temukan di Kampus. Selain
itu juga kami menjadi tahu alat-alat apa saja yang digunakan untuk menguji adanya
Kontaminansi Kimia pada bahan makanan. Selain itu Laboratorium di DPMB ini dikenal
lengkap dengan fasilitas dan manajemen laboratoriumnya yang baik.
BAB II
Pembahasan
2.1 Deskripsi dan Sejarah DPMB
DPMB (Direktorat Pengawasan Mutu Barang) resmi didirikan pada tanggal 6 November
1979. Lembaga pengawasan mutu barang eksport dan import ini beralamat di Jalan Raya
Bogor Km.26 Ciracas- Jakarta Timur. Badan pengawasan yang berada langsung dibawah
kepemimpinan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ini berluas sekitar 19.650 m2
ini bertugas untuk melaksanakan tugas pengawasan dan pelayanan di bidang mutu barang.
DPMB Memiliki tugas pokok dan fungsi yang berdasarkan Peraturan Menteri
Perdagangan RI Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2010 tanggal 27 Juli 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan, Direktorat Pengawasan Mutu Barang yang
selanjutnya disebut DPMB adalah unsur penunjang pelaksana tugas kementerian yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perdagangan melalui Sekretaris Jenderal.
Adapun Susunan Organisasi Direktorat Pengawasan Mutu Barang (DPMB) terdiri atas :
a. Bidang Verifikasi Mutu Barang
b. Bidang Pembinaan dan Kerjasama Mutu Barang;
c. Bidang Pengembangan SDM Penguji Mutu Barang (PMB) dan
d. Bagian Tata Usaha
e. Unit Pelaksana Teknis (UPT), yakni :
Balai Kalibrasi
Balai Sertifikasi
10
11
penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan evaluasi serta urusan
pengelolaan keuangan.
e) Unit Pelaksana Teknis (UPT)
a. Balai Pengujian Mutu Barang (BPMB)
Unit Pelaksana Teknis di bidang pengujian dan sertifikasi mutu barang
ekspor dan impor yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Pusat Pengawasan Mutu Barang. BPMB dipimpin oleh seorang
Kepala,BPMB mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis pengujian
mutu barang.
Dalam melaksanakan tugasnya BPMB menyelenggarakan fungsi:
Penyusunan rencana dan program di bidang pengujian mutu barang
Pemberian pelayanan teknis pengujian mutu barang
Pelaksanaan pengembangan jasa pengujian, dan
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
b. Balai Kalibrasi
Unit Pelaksana Teknis di bidang kalibrasi yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Pusat Pengawasan Mutu Barang. Balai
Kalibrasi dipimpin oleh seorang Kepala, mempunyai tugas memberikan
pelayanan kalibrasi alat ukur besaran. Dalam melaksanakan tugasnya Balai
Kalibrasi menyelenggarakan fungsi:
Penyusunan rencana dan program di bidang pelayanan kalibrasi;
Pemberian pelayanan teknis kalibrasi;
Pelaksanaan pengembangan jasa kalibrasi; dan
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
c. Balai Sertifikasi
Unit pelaksana teknis di bidang sertifikasi produk, personil, sistem
manajemen mutu, inspeksi teknis dan pelatihan teknis di bidang mutu, yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pusat Pengawasan Mutu
Barang.
13
14
Lokasi BPMB: Jalan Raya Bogor Km. 26 Ciracas, Jakarta 13740, PO. BOX 4235
Telpon
Fax
: Pjt.bpmbei@yahoo.co.id
15
16
2.10
Perdagangan Republik Indonesia mencakup berfungsi untuk menguji kualitas pangan dan
kandungan atau ada tidaknya kontaminan yang ada dalam makanan sebelum diedarkan diluar
ataupun didalam negeri.
Jenis Laboratorium ini termasuk jenis Research Laboratory dan termasuk dalam jenis
Laboratorium Sentral karena dalam Laboratorium ini hanya berfokus pada pengujian
Kontaminan Kimia pada Pangan.
2.11
17
2.12
a. Perencanaan
Perencanaan barang atau bahan di Laboratorium dilakukan tiap 3 bulan sekali.
Dimana barang atau bahan terlebih dahulu di data ataupun dicatat mana barang atau
bahan yang dibutuhkan agar sesuai dengan kebutuhan laboratorium.
b. Pembelian
Pembelian barang secara rutin dilakukan setiap 3 bulan sekali. Barang yang
dibutuhkan didata lalu dipesan kepada Produsen. Adapun Alurnya sebagai berikut :
c. Stock Opname
Stock Opname dilakukan secara rutin per 6 bulan. Tujuan dari Stock Opname
sendiri berfungsi untuk mengetahui jumlah barang dan bahan yang masih ada di
laboratorium.
d. Penyimpanan
Bahan kimia yang terdapat di laboratorium ini disimpan berdasarkan Sifat dari
bahan itu sendiri. Untuk Barang yang terdapat dilaboratorium dikelompokkan
berdasarkan Sifat dan Fungsi dari Barang itu sendiri.
e. Maintenance
Barang dan Instrumen yang terdapat di laboratorium ini secara rutin dilakukan
maintenance atau pemeriksaan atau perwatan setiap 3 bulan sekali. Untuk barang atau
Instrumen yang rusak dilakukan perbaikan oleh teknisi dari Perusahaan dimana barang
itu dibeli.
f. Pembuangan Limbah
Limbah-limbah yang berasal dari Laboratorium dikumpulkan didalam Tangki
atau Drum yang berada di BPMB. Kemudian limbah tersebut dibuang oleh pihak ketiga
yaitu Perusahaan yang berwenang dalam pengolahan limbah. Pembuangan Limbah ini
dilakukan tiap 6 bulan sekali.
18
2.13
2.14
19
2.15
Ruangan yang ada di dalam Laboratorium Kontaminan Kimia DPMB terdiri dari :
1. Ruang Timbang
2. Ruang LC-MSMS
3. Ruang ICP-MS
4. Ruang Spektofotometri
6. Ruang Asam
7. Ruang Lab
8. Ruang Staff
2.16
c. Nitrogen evaporator
Sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah
pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Evaporator mempunyai
dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap yang
terbentuk dari cairan. Evaporator umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu penukar
panas, bagian evaporasi (tempat di mana cairan mendidih lalu menguap), dan
pemisah untuk memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan ke dalam kondenser
(untuk diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya. Hasil dari evaporator
(produk yang diinginkan) biasanya dapat berupa padatan atau larutan
berkonsentrasi. Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari beberapa
komponen volatil (mudah menguap). Evaporator biasanya digunakan dalam
industri kimia dan industri makanan. Pada industri kimia, contohnya garam
diperoleh dari air asin jenuh (merupakan contoh dari proses pemurnian) dalam
evaporator. Evaporator mengubah air menjadi uap, menyisakan residu mineral di
dalam evaporator. Uap dikondensasikan menjadi air yang sudah dihilangkan
garamnya. Pada sistem pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari penyerapan
panas oleh cairan pendingin yang menguap dengan cepat (penguapan
membutuhkan energi panas). Evaporator juga digunakan untuk memproduksi air
minum, memisahkannya dari air laut atau zat kontaminasi lain.
d. DSC
Digunakan untuk mengamati perubahan fasa lebih halus, seperti transisi
kaca.
alat lain yang memiliki fungsi sama karena alat ini mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang terkandung di dalam pelarut tidak rusak
oleh suhu tinggi.
f. Oven
Fungsinya untuk memamaskan atau mengeringkan alat-alat laboratorium
atau objek-objek lainnya.
g. Frezeer
Digunakan untuk mengawetkan makanan ataupun untuk keperluan
menyimpan bahan-bahan kimia
h. LC-MSMS
LC-MSMS
Spectrometry)
(Liquid
ChromatographyMass
Spektrometri massa
Spectrometry/Mass
identifikasi potensi umum bahan kimia massa tertentu dalam keberadaan bahan
kimia lain
(misalnya, dalam
campuran
yang
kompleks),misalnya, produk
campuran intermediet
kimia . Preparat sistem LC-MS dapat digunakan untuk pemurnian mass rapiddiarahkan dari zat-zat
semacam
itu yang
penting
22
sampel melalui sepanjang kolom. Tujuan penggunaan alat ini adalah mengetahui
kadar asam organik.
p. Neraca Analitik Digital
Berfungsi untuk mengukur massa sebuah benda dengan ketelitian yang
lebih besar sehingga menghasilkan hasil yang sesuai,yang dapat dilihat langsung
pada layar berupa monitor kecil dengan warna lampu beragam sehingga data yang
di dapat sudah terlihat langsung tanpa harus menghitung dengan manual.
q. PCR
Berfungsi untuk untuk:
a. Amplifikasi urutan nukleotida.
b. Menentukan kondisi urutan nukleotida suatu DNA yang mengalami mutasi.
c.
24
2.17
Inventarisasi Alat
25
26
27
28
29
BAB III
Penutup
Kunjungan Laboratorium merupakan suatu kegiatan yang dapat membantu mahasiswa
untuk mengenal dan mengetahui Manajemen Laboratorium dari Laboratorium Pengujian
Kontaminan Kimia. Selain itu, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk membantu
mahasiswa dalam mengenal dan mengetahui Manajemen Laboratorium dan mempersiapkan
bekal untuk terjun ke Dunia Kerja nantinya. Sehingga mahasiswa dapat memiliki gambaran
mengenai Cara Kerja dan Manajemen Laboratorium yang akan dilakukan dalam penelitian
dimasa mendatang.
Dengan adanya Kunjungan Laboratorium dapat mengaplikasikan teori yang di dapat saat
perkuliahan. Kegiatan Kunjungan Laboratorium dapat memberikan ilmu pengetahuan yang lebih
luas bagi mahasiswa dan dapat memberikan pengalaman yang baik untuk kehidupannya.
Penulis berharap semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
pembaca yang akan melaksanakan Kunjungan mengenai Manajemen Laboratorium, serta dapat
menambaha pengatahuan bagi mahasiswa pada umumnya.
30
Lampiran
31
32
33
34
35
36
37