Anda di halaman 1dari 8

Modul Tumor Kelenjar Tiroid

Neoplasma Tiroid

BUKU ACUAN

MODUL TUMOR KELENJAR TIROID


NEOPLASMA TIROID

EDISI II

KOLEGIUM
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH
KEPALA DAN LEHER
2015
0

Modul Tumor Kelenjar Tiroid


Neoplasma Tiroid

MODUL NO.
TUMOR KELENJAR TIROID
NEOPLASMA TIROID
BUKU ACUAN MODUL TUMOR KELENJAR TIROID
NEOPLASMA TIROID

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti sesi ini, setiap peserta didik diharapkan mampu untuk menegakkan
diagnosis dan melakukan terapi terhadap struma

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan mampu untuk :
1. Menguasai anatomi, topografi, histologi dan fisiologi tiroid
(tingkat kompetensi K3, A3)/ ak. 2, 3, 6, 7
2. Mampu menjelaskan patogenesis struma
(tingkat kompetensi K3, A3)/ ak. 2, 3, 6, 7
3. Menjelaskan gejala dan tanda struma
(tingkat kompetensi K3, A3)/ ak. 2, 3, 6, 7
4. Melakukan anamnesis serta pemeriksaan fisik pada struma
(tingkat kompetensi K3, A3)/ ak. 2, 3, 6, 7
5. Melakukan keputusan untuk pemeriksan penunjang. Misalkan : biopsi jarum halus
halus/fine needle aspiration biopsy (FNAB), USG tiroid, CT Scan tiroid dan Sidik tiroid
(tingkat kompetensi K3, P5, A3)/ ak. 1-12
6. Membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan
yang berhungan dengan struma
(tingkat kompetensi K3, P5, A3)/ ak. 1-12
7. Membuat keputusan klinik untuk tiroidektomi
(tingkat kompetensi K3, P5, A3)/ ak. 1-12
8. Melakukan tindakan operasi sub total lobektomi
(tingkat kompetensi K3, P5, A3)/ ak. 1-12
9. Merawat penderita pra dan pasca operatif serta mampu mengatasi komplikasi
(tingkat kompetensi K3, P5, A3)/ ak. 1-12

KOMPETENSI
Mendiagnosis dan memberikan terapi pada neoplasma tiroid
Keterampilan
Setelah Mengikuti sesi ini peserta didik diharapkan terampil dalam :
1. Menjelaskan anatomi, topografi, histologi dan fisiologi tiroid
2. Menjelaskan patogenesis struma
3. Menjelaskan gejala dan tanda struma
4. Melakukan anamnesis serta pemeriksaan fisik pada struma
5. Melakukan keputusan untuk pemeriksan penunjang seperti biopsi jarum halus halus/fine
needle aspiration biopsy (FNAB), USG tiroid, CT Scan tiroid dan Sidik tiroid
6. Membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan yang
berhungan dengan struma
1

Modul Tumor Kelenjar Tiroid


Neoplasma Tiroid

7. Menentukan terapi yang tepat pada kasus struma


8. Melakukan tindakan pembedahan pada penderita struma
9. Merawat penderita pra operatif (memberi penjelasan kepada penderita dan keluarga, informed
consent), dan pasca operasi serta mampu mengatasi komplikasi yang terjadi
REFERENSI :
1.

Lore, Jr. JM, Farrell M, Castillo NB, 2005, Endocrine surgery in eds. JM Lore, Jr. & JE
Medina, An Atlas of Head and Neck Surgery. 4th edn. WB Saunders. Philadelphia. p. 8921014.

2.

Zhang, I., DeMauro-Jablonski, S., and Ferris, RL., 2014. Treatment of Thyroid Neoplasms in
JT Johnson and CA Rosen, eds., Baileys Head and Neck Surgery Otolaryngology, 5th ed.,
vol. 2. Lippincott William & Wilkins. Philadelphia. p. 2115-29.

3.

Goldenberg D., Randolph G., 2012. Thyroid & Parathyroid Glands in Essential
Otolaryngology. 10th ed. Mc Graw Hill. New York. p. 576-609.

MATERI BAKU

NEOPLASMA TIROID
1. Definisi
Struma nodusa non toksika adalah pembesaran kelenjar tiroid yang berbatas jelas tanpa gejala
hipertiroidi.
Struma nodusa non toksika dapat berupa satu benjolan saja (uninodusa) atau beberapa
benjolan (multinodusa). Terjadinya benjolan tersebut dapat karena perubahan gagalnya
kompensasi tiroid (kekurangan diet iodium, gangguan metabolisme iodium) atau karena
proses penyakit pada tiroid itu sendiri (tiroiditis kronis, neoplasma jinak/ganas).
2. Ruang lingkup
Keluhan penderita umumnya adalah adanya benjolan pada leher bagian depan bawah, ikut
bergerak waktu menelan. Struma yang besar dapat memberikan gejala penekanan pada
trakea (obstruksi jalan nafas atas) dan atau esofagus (gangguan pasase bolus).
Pada tumor yang ganas, dapat ditemukan keluhan parau (penekanan atau infiltrasi pada n.
Laringeus inferior) maupun tumor koli (metastasis regional).
Dalam kaitan menegakkan diagnosis dan pengobatan, diperlukan beberapa disiplin ilmu
yang terkait, a.l. : endokrinologi, patologi anatomi, dan radiologi.
Operasi tiroid adalah termasuk operasi bersih; adapun luas jaringan yang diambil tergantung
kelainan ( patologinya ).
Macam operasi tiroid :
1. Lobektomi subtotal : pengangkatan lobus tiroid yang mengandung jaringan patologis
dengan meninggalkan sebagian kecil jaringan tiroid bagian distal.
2. Lobektomi total : disebut juga sebagai hemitiroidektomi atau ismolobektomi yaitu
mengangkat satu lobus tiroid.
3. Tiroidektomi (strumektomi) subtotal : yaitu mengangkat sebagian kelenjar tiroid
yang mengandung jaringan patologis, meliputi kedua lobus tiroid.
4. Tiroidektomi near total : yaitu apabila mengangkat seluruh lobus tiroid yang patologis
berikut sebagian besar lobus tiroid kontra lateral (hanya meninggalkan sedikit jaringan
tiroid)
5. Tiroidektomi Total : yaitu mengangkat seluruh kelenjar tiroid.
6. Operasi tiroid yang diperluas (extended)

Modul Tumor Kelenjar Tiroid


Neoplasma Tiroid

GAMBAR

Keterangan :
1. Esofagus
2. n. Laringeus rekuren
3. kelenjar paratiroid
4. Trakea
C = sub total lobektomi
C+D = lobektomi total
B+C+D = near total tiroidektomi
A+B+C+D = tiroidektomi total

Klasifikasi TNM:
Tx
: Tumor primer tidak dapat dinilai
T0
: Tidak didapat tumor primer
T1
: Tumor dengan ukuran < 1cm masih terbatas pada tiroid
T2
: Tumor dengan ukuran > 1cm tetapi tidak lebih dari 4 cm masih terbatas pada
tiroid
T3
: Tumor dengan ukuran > 4 cm masih terbatas pada tiroid
T4
: Tumor dengan ukuran berapa saja yang telah berekstensi keluar kapsul tiroid
Nx
N0
N1
N1a
N1b

: KGB tidak dapat dinilai


: Tidak diapat metastasis ke KGB
: Terdapat metastasis ke KGB
: Metastasis pada KGB servikal ipsilateral
: Metastasis pada KGB servikal bilateral, midline, kontralateral atau KGB
mediastinal

Mx
M0
M1

: Metastasis jauh belum dapat dinilai


: Tidak terdapat metastasis jauh
: Terdapat metastasis jauh

Stadium Klinis
a. Karsinoma tiroid tipe papilare atau folikulare
Stadiun
Umur < 45 tahun
Stadium I
Semua T Semua N M0
Stadium II
Semua T Semua N M1
Stadium III
Stadium IV
b. Karsinoma tipe medulare
Stadium I
: T1 N1
M0
Stadium II
: T2 N0
M0
T3 N0
M0
T4 N0
M0
Stadium III
: Semua T
N1
M0
Stadium IV
: Semua T
Semua N
c. Karsinoma tipe tidak berdiferensiasi

Umur > tahun


T1 N0 M0
T2 N0 M0
T3 N0 M0
T4 N0 M0
Semua T N1 M0
Semua T Semua N M1

M1
3

Modul Tumor Kelenjar Tiroid


Neoplasma Tiroid

Stadium IV

: Semua T

Semua N

Semua M

3. Kontra indikasi
- Karsinoma tiroid anaplastik
- Karsinoma stadium lanjut (inoperabel)
4. Diagnosis banding
- Tiroiditis kronik
- Duktus tiroglosus persisten
- Kista tiroid
- Struma adenomatus
5. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium darah
b. Faal tiroid : TSH, T3, T4
c. FNAB tiroid
d. Foto polos dada, USG tiroid
e. EKG
6. Komplikasi Operasi
a. Durante operasi:
i. Perdarahan
ii. Krisis tiroid
iii. Lesi n. laringeus inferior
b. Dini Pasca operasi:
i. Perdarahan
ii. Trakeomalasia
iii. Tiroid krisis
iv. Lesi n. laringeus superior
v. Paresis n. laringeus rekuren
c. Lambat
i. Hipoparatiroid
ii. Hipotiroid
iii. Fibrosis jaringan peri-tiroid
Setelah memahami, menguasai dan mengerjakan modul ini maka diharapkan seorang ahli THTKL memiliki kompetensi, dan penerapannya dapat dilakukan di RS pendidikan dan RS jejaring
pendidikan serta dapat dipergunakan oleh program studi disiplin ilmu terkait.

ALGORITMA DAN PROSEDUR


4

Modul Tumor Kelenjar Tiroid


Neoplasma Tiroid

Tahapan residen THT-KL awal (sebagai asisten 2, asisten 1, operator)


Persiapan pra operasi :
Anamnesis
Jelaskan prosedur dan standar operasi pada pasien/keluarganya
Jelaskan tujuan operasi dan hasil yang akan diharapkan
Pemeriksaan fisik
Evaluasi indikasi dan kontra indikasi
Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium darah
b. Faal tiroid
c. FNAB tiroid
d. Foto polos dada, USG tiroid
e. EKG
Informed consent
Konsultasi ke Departemen Anestesi
Puasa minimal 6 jam sebelum operasi
Follow up dan rehabilitasi
Tahapan residen THT-KL lanjut (asisten 1 sebagai operator)
Persiapan pra operasi :
Anamnesis
Jelaskan prosedur dan standar operasi pada pasien/keluarganya
Jelaskan tujuan operasi dan hasil yang akan diharapkan
Pemeriksaan fisik
Evaluasi indikasi dan kontra indikasi
Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium darah
b. Faal tiroid
c. FNAB tiroid
d. Foto polos dada, USG tiroid
e. EKG
Informed consent
Konsultasi ke Departemen Anestesi
Puasa minimal 6 jam sebelum operasi
Follow up dan rehabilitasi
Melakukan operasi (bimbingan, mandiri)
Penanganan komplikasi
Follow up dan rehabilitasi
PERSIAPAN OPERASI

1.
2.
3.
4.

Informed consent
Menjelaskan tujuan operasi dan hasil yang diharapkan
Menjelaskan prosedur dan standar operasi pada pasien dan keluarganya
Melakukan evaluasi ulang indikasi dan kontra indikasi operasi
5

Modul Tumor Kelenjar Tiroid


Neoplasma Tiroid

PROSEDUR OPERASI

1. Pasien dalam posisi supinasi dengan kepala hiperekstensi dengan bantal di bawah
pundak
2. Desinfeksi lapangan operasi dengan alkohol, lalu dipersempit dengan doek steril
3. Membuat marker 2 jari di atas jugulum dengan methylene blue atau benang silk 1.0,
selanjutnya dilakukan insisi dan diperdalam hingga m.platisma
4. Incisi kulit sesuai dengan marker sepanjang 10cm (tergantung besar kecilnya struma).
Incise diperdalam memotong subkutis.
5. Dibuat flap ke atas sampai kartilago tiroid dan ke bawah sampai jugulum, kedua flap
diteugel ke atas dan ke bawah pada doek
6. Fasia koli superfisial dibuka pada garis tengah dari os hyoid sampai jugulum
7. Otot pre trakealis (sternohioid dan sternotiroid) kanan kiri dipisahkan ke arah lateral
dengan melepaskannya dari kapsul tiroid
8. Tiroid diluksir dengan hati-hati ke arah luar dengan menggunakan telunjuk. Kelenjar
tiroid dilakukan pengukuran, konsistensi, jenis nodul dan adanya lobus piramidalis
atau abnormalitas
9. Ligasi dan pemotongan v. Tiroid media, dan a. Tiroidea inferior sedikit proksimal dari
percabangannya, hati-hati agar tidak mengganggu vaskularisasi dari kelenjar
paratiroid
10.
Identifikasi n. Rekuren pada sulkus trakeoesofagus di bawah kelenjar tiroid dan
terletak diantara kapsul posterior tiroid dan a. Tiroidea inferior
11. Identifikasi dan diselamatkan kelenjar Paratiroid pada permukaan posterior kelenjar
Tiroid berdekatan dengan a. Tiroidea inferior.
12. Untuk melakukan lobektomi subtotal, jaringan kelenjar tiroid di bagian medial
tumor diklem, diatas n. recurrent dan kelenjar paratiroid atas dan bawah. Dengan
bantuan klem bengkok dilakukan pemotongan jaringan tiroid di atas klem tersebut
kea rah horizontal menuju trakea sampai batas medial lobus tiroid kontra lateral,
perdarahan dirawat.
13. Kutub atas kelenjar Tiroid dibebaskan dari kartilago tiroid mulai dari posterior
dengan identifikasi cabang eksternal n. Laringeus superior dengan memisahkannya
dari a & v tiroidea superior. Kedua pembuuh darah tsb diligasi dan dipotong.
Kemudian lobus tiroid dapat dibebaskan dari dasarnya dengan meninggalkan intak
kelenjar paratiroid beserta vaskularisasinya dan n. rekuren
14. Ismus kemudian diklem dan dipotong pada batas lobus kontra lateral dan dilakukan
penjahitan ikat.
15. Perdarahan yang masih ada dirawat, kemudian luka pembedahan ditutup lapis demi
lapis dengan meninggalkan drain redon. Kulit dijahit subkutikuler.
PASCA OPERASI

1.
2.
3.
4.
5.

Observasi perdarahan, jumlah cairan pada drain, tekanan darah, nadi, suhu secara
teratur
Memeriksa kadar kalsium darah
Pemberian antibiotika
Drain dilepas pada hari ke-2 / cairan retensi < 25 cc/hari
Jahitan dilepas pada hari ke-7

Komplikasi operasi
Durante operasi :
- Perdarahan
- Krisis tiroid
- Lesi n. laringeus inferior
Dini pasca operasi :
- Perdarahan
- Trakeomalasia
- Tiroid krisis
6

Modul Tumor Kelenjar Tiroid


Neoplasma Tiroid

- Lesi n. Laringius superior


- Paresis n. Laringeus rekuren
Lambat :
- Hipoparatiroidi
- Hipotiroidi
- Fibrosis jaringan peri-tiroid
Perawatan pasca operasi
a. Sangat penting mengawasi perdarahan, evaluasi drain tiap hari
b. Periksa tekanan darah, pernafasan dan nadi secara berkala
c. Observasi tanda-tanda hipokalsemia dan hipotiroidi
d. Pemberian antibiotika dan obat simtomatik
e. Hari ke-2 atau produksi < 25 cc/hari
f. Jahitan diangkat hari ke-7
REFERENSI :
1.

Lore, Jr. JM, Farrell M, Castillo NB, 2005, Endocrine surgery in eds. JM Lore, Jr. & JE
Medina, An Atlas of Head and Neck Surgery. 4th edn. WB Saunders. Philadelphia. p. 8921014.

2.

Zhang, I., DeMauro-Jablonski, S., and Ferris, RL., 2014. Treatment of Thyroid Neoplasms in
JT Johnson and CA Rosen, eds., Baileys Head and Neck Surgery Otolaryngology, 5th ed.,
vol. 2. Lippincott William & Wilkins. Philadelphia. p. 2115-29.

3.

Goldenberg D., Randolph G., 2012. Thyroid & Parathyroid Glands in Essential
Otolaryngology. 10th ed. Mc Graw Hill. New York. p. 576-609.

Anda mungkin juga menyukai