Emisi gas rumah kaca (GRK) yang kontinu pada atau di atas tingkat
kecepatannya saat ini akan menyebabkan pemanasan lebih lanjut dan
memicu perubahan-perubahan lain pada sistem iklim global selama abad ke21 yang dampaknya lebih besar daripada yang diamati pada abad ke-20.
GRK lain turut berperan dalam pemanasan dan jika dampak dari kombinasi
GRK tersebut setara dengan dampak karbondioksida 650 ppm, iklim global
akan
memanas
sebesar
3.6oC,
sedangkan
angka
750
ppm
akan
beberapa
faktor
seperti
pertumbuhan
ekonomi,
populasi,
Temperatur yang lebih panas menyebabkan musim semi yang datang lebih
awal,
peningkatan
runoff
dan
debit
sungai
yang
bersumber
dari
Perhitungan model untuk kenaikan muka laut akibat perluasan lautan dan
melelehnya gletser pada akhir abad ini (dibandingkan dengan nilai pada
1989-1999) telah berkurang dari perhitungan awal menjadi 18-58cm.
Bagaimanapun,
angka
yang
besar
tidak
dapat
dikeluarkan
apabila
Penyusutan/pengurangan
lapisan
es
di
Greenland
diproyeksi
akan
berkontribusi terhadap naiknya muka laut pada abad ke-22 dan lapisan es
tersebut akan habis/hilang jika pemanasan global rata-rata sebesar 1.94.6oC terus berlangsung selama 10 abad. Hal ini akan menyebabkan
kenaikan muka laut sebesar 7 meter.
Perubahan iklim menunjuk pada adanya perubahan pada iklim yang disebabkan
secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan manusia yang mengubah
komposisi atmosfer global dan juga terhadap variabilitas iklim alami yang
diamati selama periode waktu tertentu.
United Nations Framework Convention on Climate Change
Bahan bakar fosil adalah sumber emisi GRK terbesar dari aktivitas manusia.
Temperatur rata-rata bumi cukup stabil dalam 10.000 tahun terakhir dan
bervariasi kurang dari 1oC, sehingga peradaban manusia dapat berkembang
pesat hingga saat ini dengan temperatur nyaman sebesar 15oC. Tetapi
kesuksesan
perkembangan
peradaban
manusia
menimbulkan
resiko
angkasa. Efek GRK alami ini menyebabkan temperatur bumi lebih panas
30oC daripada temperatur bumi seharusnya, hal ini tentu saja sangat
penting bagi kehidupan manusia.
Hal yang menyebabkan emisi GRK menjadi masalah yang besar adalah
karena dalam jangka panjang, bumi harus melepaskan energi dengan laju
yang sama ketika bumi menerima energi dari matahari. Selubung GRK yang
lebih tebal akan membantu untuk mengurangi hilangnya energi ke angkasa,
sehingga sistem iklim harus menyesuaikan diri untuk mengembalikan
keseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang keluar. Proses ini
disebut sebagai efek GRK yang semakin besar.
Iklim menyesuaikan diri terhadap selubung GRK yang lebih tebal dengan
pemanasan global pada permukaan bumi dan pada atmosfer bagian
bawah. Kenaikan temperatur tersebut diikuti oleh perubahan-perubahan
lain, seperti tutupan awan dan pola angin. Beberapa perubahan ini dapat
mendukung terjadinya pemanasan (timbal balik positif), sedangkan yang
lainnya melakukan hal yang berlawanan (timbal balik negatif). Berbagai
interaksi tersebut sangat menyulitkan para ahli untuk menentukan secara
tepat bagaimana iklim akan berubah dalam beberapa dekade ke depan.
Bahan bakar fosil yang dibentuk dari jasad tumbuhan dan hewan yang telah
lama mati merupakan sumber tunggal penyebab GRK dari aktivitas manusia.
Pembakaran batu bara, minyak dan gas bumi melepaskan milyaran ton
karbon ke atmosfer setiap tahunnya (yang seharusnya tetap berada jauh di
dalam kerak bumi), juga metana dan nitrous oksida dalam jumlah besar.
Akan lebih banyak karbondioksida yang dilepaskan ke atmosfer ketika
pohon-pohon ditebang dan tidak ditanami kembali.
dapat
menghasilkan
nitrous
oksida.
Gas-gas
dengan
waktu
hidup/waktu tinggal yang lama seperti CFC, HFC dan PFC, yang digunakan
pada alat pendingin ruangan dan lemari pendingin (kulkas) juga merupakan
gas yang berbahaya jika berada di atmosfer. Kegiatan-kegiatan manusia
yang mengemisikan GRK ke atmosfer saat ini sangat banyak dilakukan dan
sangat esensial dalam ekonomi global serta merupakan bagian dari gaya
hidup manusia saat ini.
mengeluarkan
laporan-laporan
yang
berkaitan
dengan
ilmu
pengetahuan
melalui
pengamatan
dan
prediksi
untuk
mengetahui
IPCC tidak melakukan penelitian baru, tetapi tugas IPCC adalah untuk
membuat rancangan kebijakan yang sesuai dengan isu-isu dan literatur di
seluruh dunia tentang aspek ilmu pengetahuan, teknik dan sosioekonomi
dari perubahan iklim. Laporan-laporan IPCC disusun oleh ribuan ahli dari
seluruh bagian di dunia.
untuk
mendukung
pernyataan
pada
dokumen
laporan.
Pemanasan yang terjadi pada sistem iklim bumi merupakan hal yang jelas
terasa, seiring dengan banyaknya bukti dari pengamatan kenaikan temperatur
udara dan laut, pencairan salju dan es di berbagai tempat di dunia, dan
naiknya permukaan laut global.
Climate Change 2007
Intergovernmental Panel on Climate Change
Lapisan es pada Benua Arktik rata-rata telah berkurang sebanyak 2.7% per
dekade.
Perubahan yang telah diukur oleh para ilmuwan pada atmosfer, lautan,
permukaan es dan gletser menunjukkan bahwa bumi telah mengalami
pemanasan akibat dari adanya emisi GRK di masa lalu. Perubahan-
perubahan tersebut merupakan bagian dari pola yang konsisten dan bukti
dari adanya gelombang panas (heat waves) yang lebih besar, pola angin
baru, kekeringan yang lebih parah di beberapa daerah, bertambahnya
presipitasi di daerah lainnya, melelehnya gletser dan es di Arktik serta
naiknya muka laut.
Salah satu dampak yang paling besar dari pemanasan global adalah naiknya
permukaan laut. Permukaan laut naik sekitar 17 cm selama abad 20.
Banyak sistem alam , pada semua benua dan di beberapa lautan, terpengaruh oleh
perubahan iklim regional, terutama adanya kenaikan temperatur.
Climate Change 2007
Intergovernmental Panel on Climate Change
Tinggi muka laut rata-rata global diproyeksikan naik sebesar 28-58 cm akibat
adanya perluasan lautan dan pencairan gletser pada akhir abad 21 (dibandingkan
dengan tinggi muka laut pada 1989-1999).
Akan terjadi gelombang panas yang lebih kuat, pola-pola angin baru, kekeringan
yang semakin parah di beberapa daerah dan bertambahnya presipitasi di daerah
lainnya.
Pada semua daerah di dunia, semakin tinggi kenaikan temperatur maka akan
semakin besar pula resiko terjadinya bencana. Iklim tidak bereaksi terhadap emisi
secara cepat, tetapi bertahun-tahun di atmosfer. Dan karena adanya efek
penundaan dari lautan yang menyerap dan melepaskan panas lebih lama daripada
atmosfer temperatur permukaan tidak langsung merespon emisi GRK. Sehingga,
perubahan iklim akan terus berlangsung selama ratusan tahun setelah konsentrasi
atmosfer mencapai kestabilan.
Perubahan iklim akan mengubah distribusi nyamuk-nyamuk malaria dan penyakitpenyakit menular lainnya, sehingga mempengaruhi distribusi musiman penyakit
alergi akibat serbuk sari dan meningkatkan resiko penyakit-penyakit pada saat
gelombang panas (heat waves). Sedangkan, tentu saja seharusnya akan lebih
sedikit kematian yang disebabkan oleh udara dingin.
Prediksi paling baik untuk kenaikan muka laut akibat perluasan lautan dan
pencairan gletser pada akhir abad 21 (dibandingkan dengan keadaan pada 1989-
1999) adalah 28-58 cm. Hal ini akan menyebabkan memburuknya bencana banjir di
daerah pantai dan erosi.
Kenaikan muka laut yang besar hingga 1 meter pada 2100 tidak dapat dibenarkan
apabila lapisan es terus mencair seiring dengan kenaikan temperatur. Saat ini
terdapat bukti yang menunjukkan bahwa lapisan es di Antartika dan Greenland
perlahan berkurang dan berkontribusi terhadap kenaikan muka laut. Sekitar
125.000 tahun yang lalu, ketika daerah kutub lebih hangat daripada saat ini selama
periode waktu tertentu, pencairan es kutub telah menyebabkan muka laut naik
mencapai 4-6 meter. Kenaikan muka laut memiliki kelembaman besar dan akan
terus berlangsung selama berabad-abad.
Lautan juga akan mengalami kenaikan temperatur, yang tentu saja berpengaruh
terhadap kehidupan bawah laut. Selama 4 dekade terakhir, sebagai contoh,
plankton di Atlantik Utara telah bermigrasi ke arah kutub sebanyak 10o lintang.
Selain itu juga, lautan mengalami proses pengasaman seiring dengan diserapnya
lebih banyak karbondioksida. Hal ini akan menyebabkan batu karang, keong laut
dan spesies lainnya kehilangan kemampuan untuk membentuk cangkang atau
kerangka.
Komunitas yang paling miskin akan menjadi yang paling rentan terhadap dampak
dari perubahan iklim, sebab mereka akan sulit untuk melakukan usaha untuk
mencegah dan mengatasi dampak dari perubahan iklim dengan kurangnya
kemampuan. Beberapa komunitas yang paling rentan adalah buruh tani, suku-suku
asli dan orang-orang yang tinggal di tepi pantai.
Dampak Regional
Akan sangat sulit untuk mengantisipasi perubahan iklim pada skala regional daripada
skala global. Namun, telah dilakukan langkah-langkah untuk itu, dan para ahli telah
menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
Afrika -
Antartika Benua ini merupakan daerah yang sulit untuk dianalisa dan diprediksi.
Kecuali pemanasan di Antartika Peninsula, temperatur dan salju yang turun di
benua ini terhitung relatif konstan pada 50 tahun terakhir. Benua Antartika
memiliki hampir 90% dari air bersih di bumi, sehingga para peneliti mengawasi
dengan cermat jika ada tanda-tanda pencairan gletser maupun lapisan es pada
benua ini.
Asia Lebih dari satu milyar orang dapat terpengaruh oleh adanya kekurangan
persediaan air, terutama di lembah sungai-sungai besar pada 2050. Pencairan
gletser di Himalaya, yang diprediksi akan meningkatkan kejadian banjir dan
longsor, akan mempengaruhi sumber daya air pada dua hingga tiga dekade
kedepan. Daerah pantai, terutama daerah mega-delta regions yang padat
penduduk, akan beresiko terkena banjir akibat kenaikan muka laut, dan juga dari
luapan sungai.
Australia dan New Zealand Meningkatnya tekanan dalam ketersediaan air dan
pertanian, ekosistem alami yang berubah, tutupan salju musiman yang semakin
berkurang dan berkurangnya gletser. Selama beberapa dekade terakhir telah
terjadi lebih banyak gelombang panas (heat waves), sedikit hujan es dan lebih
banyak hujan di bagian barat laut Australia dan barat daya New Zealand; sedikit
hujan di bagian selatan dan timur Australia serta timur laut New Zealand; dan
peningkatan intensitas kekeringan Australia. Iklim pada abad 21 akan lebih panas
dengan frekuensi dan intensitas gelombang panas, kebakaran, banjir, tanah
longsor, kekeringan dan storm surge yang lebih besar.
Eropa Gletser dan es abadi mulai mencair, musim tanam menjadi semakin
panjang dan cuaca ekstrim seperti gelombang panas besar tahun 2003 lebih
sering terjadi. Para peneliti mengatakan bahwa bagian Utara Eropa akan
mengalami musim dingin yang lebih hangat, presipitasi yang lebih besar,
meluasnya hutan dan produktivitas pertanian yang lebih besar. Sedangkan bagian
Selatan Eropa (di dekat Mediteranian) akan mengalami musim panas yang lebih
panas, pengurangan presipitasi, lebih banyak kekeringan, pengurangan luas hutan
dan penurunan produktivitas pertanian. Eropa banyak terdiri dari daerah dataran
rendah dekat pantai yang sangat rentan terhadap naiknya muka laut, dan banyak
tumbuhan, reptil, amfibi serta spesies lainnya akan terancam punah pada akhir
abad ini.
Amerika Latin Hutan tropis di bagian timur Amazon dan bagian selatan serta
Meksiko tengah diprediksi akan berubah menjadi savana. Sebagian daerah bagian
timur laut Brazil serta sebagian besar Meksiko tengah dan utara akan menjadi lebih
kering (arid) disebabkan oleh kombinasi antara perubahan iklim dan manajemen
lahan oleh manusia. Pada 2050, 50% dari lahan pertanian diperkirakan akan
perlahan berubah menjadi gurun dan mengalami salinitasi.
Amerika Utara Perubahan iklim akan mempengaruhi sumber daya air, sedangkan
saat ini sumber daya air telah terdesak oleh kebutuhan penggunaan air dari
pertanian, industri dan kota-kota. Kenaikan temperatur akan lebih lanjut
mengurangi jumlah salju di pegunungan dan meningkatkan evaporasi, sehingga
mengubah ketersediaan air musiman. Penurunan muka air di danau-danau serta
sungai-sungai besar akan mempengaruhi kualitas air, navigasi, rekreasi dan
kapasitas pembangkit listrik tenaga air. Kebakaran hutan dan menjangkitnya
serangga akan terus berkembang dengan memanasnya bumi dan tanah yang kering.
Selama abad ke-21, kecenderungan bagi spesies-spesies untuk berpindah ke utara
dan ke ketinggian akan menyusun ulang ekosistem Amerika Utara.
Tanpa adanya aksi khusus dari pemerintah setempat, 6 emisi GRK utama yaitu
karbon dioksida, metana, nitrogen dioksida, sulfur heksaflorida, PFCs dan HFCs
akan meningkat dengan drastis. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan emisi gasgas tersebut sebanyak 70 persen, antara tahun 1970 dan 2004
Menstabilkan GRK pada level 535-590 ppm akan tercapai bila tidak ada lagi
peningkatan emisi co2 sepanjang tahun 2010-2030 dan akan memberikan pengaruh
sebesar -30 persen hingga +5 persen dari level tahun 2000 (2000 levels) pada tahun
2050. Hal ini dapat membatasi peningkatan temperatur rata-rata global pada 2.83.2c. Jika masih terjadi peningkatan gas CO2 setelah tahun 2030, pemanasan akan
terus meningkat. Sebgai perbandingan pada tahun 2000, level GRK sekitar 379 ppm
Efforts dari mitigasi perubahan iklim akan dirasakan lebih dari 2 - 3 dekade
mendatang. Mitigasi ini sangat menentukan dan berpengaruh secara luas terhadap
peningkatan suhu rata-rata global dan dampak dari terjadinya perubahan iklim
dapat dihindari. Sebaiknya peraturan perubahan iklim didesign sebagai bagian atau
parsel pembangunan berkelanjutan dan IPCC akan menkonfirmasi bahwa
pembangunan berkelanjutan dapat mengurangi emisi grk dan mengurangi
pengaruh-pengaruh dari perubahan iklim.
Pada perubahan iklim, tidak ada satu pun solusi tunggal yang dapat
mengatasinya. IPCC berkesimpulan bahwa tidak ada satupun solusi tunggal dari
sektor ekonomi maupun teknologi yang feasible dan dapat mengurangi emisi grk
dari sektor-sektor lainnya. Dan dalam waktu yang sama, secara jelas bahwa
koordinasi di tingkat international sangat dibutuhkan untuk memanfaatkan semua
fungsi dari clean teknologi dan efisiensi energi
dalam
penangkapan
CO2
sebelum
dilepaskan
ke
atmosfer,
Transportasi, dengan teknologi, emisi dari injeksi langsung dari turbocharge diesel
dapat dikurangi dan meningkatkan baterai pada kendaraan, untuk meningkatkan
pengereman regeneratif dan meningkatkan efisiensi pada sistem penggerak kereta,
dan untuk menyeimbangkan bodi sayap dan unducted turbofan pada sistem
pendorong pesawat. Biofuel juga mempunyai potensi untuk wmenggantikan
sebagian besar proporsi dari minyak bumi pada alat transportasi. Menyediakan
sistem transportas publik dan mempromosikan transportasi tak bermotor juga
dapat mengurangi emisi. Strategi manajemen untuk mengurangi kemacetan jalan
raya dan polusi udara juga sangat efektif dalam mengurangi perjalanan dengan
menggunakan kendaraan sendiri.
Industri, potensi terbesar untuk mengurangi emisi industri ada pada industri baja,
semen, pulp dan kertas, dan kontrol pada gas-gas non-CO2 seperti HFC-23 dari
pembentukan HCFC-22, pfcs dari proses peleburan alumunium dan semikonduktor,
sulfur heksaklorida dari penggunaan switchgear listrik dan proses pembentukan
magnesium, dan metana dan nitrogen oksida dari industri kimia dan makanan.
kondisi tanah organik yang digunakan sebagai lahan produksi dan mengembalikan
kondisi tanah yang rusak menjadi lahan yang produktif, peningkatkan manajemen
pengairan dan persawahan, walaupun nilainya rendah tapi merupakan pengurangan
karbon yang signifikan, perubahan tata guna lahan (misalnya mengganti daerah
pertanian menjadi daerah padang rumput) dan agro-forestry, serta meningkatkan
peternakan dan manajemen pemupukan.
Kehutanan, saat ini hal yang menarik dari sektor ini adalah tingginya tingkat
deforestasi. Dengan melakukan penanaman hutan baru, pengurangan GRK secara
pasti dapat dilakukan dengan biaya yang lebih murah. sekitar 65 persen dari total
mitigasi tertuju pada hutan-hutan tropis dan 50 persen dapat dilakukan dengan
menghindari deforestasi. Dalam Jangka waktu yang lama, cara terbaik untuk
mempertahankan atau meningkatkan kemampuan hutan dalam mengikat karbon
yaitu dengan menerapkan manajemen hutan yang berkelanjutan, yang juga dapat
memberikan keuntungan sosial dan lingkungan. Pendekatan yang komprehensif
pada manajemen kehutanan dapat menjamin hasil hutan tahunan, serat atau
energi yang sesuai dengan isu perubahan iklim, mempertahankan biodiversity dan
memajukan pembangunan yang berkelanjutan.
Sampah, pembuangan sampah memberikan sekitar 5 persen dari total emisi GRK.
Dengan Teknologi, pengurangan emsisi secara langsung dapat dilakukan dengan
menggunakan
gas
yang
dihasilkan
dari
pembuangan
sampah,
dan
juga
insenerasi
dan
memperluas
daerah
sanitasi
dapat
menghindari
terbentuknya gas-gas ini di lokasi pertama. Dengan melakukan hal ini diperkirakan
20-30 persen proyeksi emisi dari sampah pada tahun 2030 dapat dikurangi dengan
biaya yang negatif dan 30-50 persennya dengan biaya yang rendah.
Menghilangkan pembatas dalam berinovasi, untuk menjadikan kebijakankebijakan tersebut menjadi efektif, pemerintah perlu memberikan perhatian
khusus dalam mengidentifikasi dan menghilangkan batasan dalam berinovasi. Hal
ini dapat berupa harga pasar yang tidak sesuai seperti tingkat polusi, rangsangan
yang salah sasaran, keuntungan pihak-pihak tertentu, ketidak efektifan pada agenagen regulator dan tidak benarnya informasi.
Pendekatan Holistic, karena tidak ada satu pun sektor ataupun teknologi yang
dapat memenuhi seluruh tantangan mitigasi perubahan ikli, pendekatan yang
terbaik adalah memakai portofolio kebijakan yang beragam untuk seluruh sektor.
Ekonomi
Ahli
ekonomi
menggunakan
model
untuk
mengestimasi
pengaruh
usaha
Model ekonomi memberikan estimasi biaya yang rendah ketika menggunakan dasar
dengan peningkatan emisi secara perlahan dan mekanisme yang fleksibel dari
protokol kyoto secara penuh telah diterapkan. Selain itu, jika adanya penambahan
pendapatan dari pajak emisi atau skema emisi, biaya akan menjadi lebih rendah.
Dan jika penambahan pendapatan tersebut digunakan untuk mendorong teknologi
berkarbon rendah dan menghilangkan batasan mitigasi, biaya tersebut akan
semakin rendah lagi. Beberapa model bahkan memberikan GDP positif karena
diasumsikan bahwa ekonomi tidak berfungsi optimal dan kebijakan-kebijakan
mengenai perubahan iklim dapat membantu mengurangi ketidak sempurnaan
ekonomi.
Dengan membandingkan estimasi biaya sosial karbon dengan harga karbon pada
level mitigasi yang berbeda memperlihatkan bahwa biaya sosial karbon paling
tidak sebanding atau bahkan lebih tinggi dari harga karbon bahkan untuk skenario
paling keras yang dikeluarkan oleh IPCC. Dengan kata lain, biaya dalam
menstabilkan konsentrasi GRK cenderung sebanding atau bahkan lebih rendah dari
biaya tanpa tindakan (inaction).
yang besar, sehingga dapat menawarkan kebijakan pengurangan emisi GRK tanpa
adanya penyesalan, dengan pertambahan keuntungan yang besar walaupun bila
pengaruh manusia terhadap perubahan iklim berubah menjadi lebih kecil dari hasil
proyeksi.
Manusia telah terlibat dalam kondisi perubahan iklim selama ratusan tahun ini,
Perubahan iklim yang terjadi pada Bumi ini merupakan kejadian dengan tingkat
perubahan yang lebih cepat dibandingkan kejadian-kejadian lainnya selama 10.000
tahun terakhir.
Dampak dari perubahan iklim telah dirasakan oleh negara-negara, komunitas dan
ekosistem dengan ketahanan yang rendah, Resiko yang terkait dengan perubahan
iklim adalah nyata dan telah terjadi di beberapa sistem dan sektor penting yang
berhubungan kelangsungan hidup manusia, termasuk sumber daya air, ketahanan
pangan dan kesehatan. Negara-negara berkembang mempunyai tingkat resiko yang
tinggi terkena dampak perubahan iklim ini. Pada komunitas dengan ketahanan
paling
rendah,
pengaruh
perubahan
iklim
langsung
berhadapan
dengan
kenaikan muka air laut akan memperparah dan berdampak pada siapapun,
khususnya kemisikinan.
sosial
yang
membuat
diri
mereka
sendiri
dapat
mengatasi
ketidakpastian masa depan. Pilihan dalam adaptasi ini sangat banyak dari
teknologi seperti pertahanan terhadap kenaikan muka air tanah atau rumah anti
banjir, tingkat perilaku dari setiap individu seperti menghemat air ketika terjadi
kekeringan. Strategi adaptasi lainnya termasuk sistem peringatan dini untuk
peristiwa luar biasa, meningkatkan manajemen resiko, opsi-opsi asuransi dan
konservasi keanekaragaman hayati untuk mengurangi pengaruh dari perubahan
iklim pada manusia.
sehingga
dapat
mudah
untuk
diterapkan.
Dengan
menggunakan
perubahan iklim sebagai penggerak dalam suatu kegiatan dengan keuntungan yang
berlipat dapat menjadi katalisator dalam mencapai tujuan pembangunan yang
berkelanjutan dan tentunya memberikan kontribusi terhadap objektivitas dari
adaptasi ini.
Adaptasi memasukkan drainase parsial dari danau glasial Tsho Rolpa di Nepal,
yang merubah strategi kehidupan dengan adanya pencairan permafrost oleh Inuit
di Nunavut, Canada, dan meningkatkan penggunaan alat pembuat salju pada
industri ski di Europe, Australia dan America utara.
Dalam mengantisipasi perubahan iklim di masa yang akan datang, para penyusun
rencana telah mempertimbangkan kenaikan muka air laut dalam desain
infrastruktur seperti Confederation Bridge di Canada di Manajemen zona Coastal di
USA dan Netherlands.
Pergeseran glasial dan banjirnya danau glasial menjadi masalah utama yang
berkaitan dengan perubahan iklim di Bhutan, GEF project yang diterapkan oleh
UNDP adalah meningkatakan kemampuan penyesuaian di lembah Punakha-Wangdi
dan Chamkar dengan memperkuat kemampuan manajemen bencana, artifisial
penurunan air di danau Thortormi, dan pemasangan sistem peringatan dini.
Kiribati merupakan salah satu negara dengan ketahanan yang paling lemah, dengan
33 atol yang tersebar di pasifik tengah dan utara. Program Adaptasi memberikan
perbaikan
berkelanjutan
terhadap
keanekaragaman
hayati,
DI Mozambique,
UNDP dan World Bank mengeluarkan GEF projects untuk memberikan bantuan
pada komunitas Afrika dalam menaksir resiko pada kekeringan, banjir di
semenanjung dan resiko kesehatan.
ini
mengumpulkan
merupakan
bukti,
wakil
memenuhi
tanggung
dan
jawab
internasional
mengkonfirmasi
ulang
dalam
kepada
Pada konvensi 9 Mei 1992 banyak negara setuju mengenai isu perubahan iklim dan
dimasukkan ke dalam bahasan pada 21 Maret 1994. Ketika mereka memasukkan isu
perubahan iklim ke dalam Konvensi, negara-negara di dunia sadar bahwa tidak
cukup hanya dituangkan ke dalam suatu ketetapan saja. Pada konferensi pertama
yang dilaksanakan di Berlin, Jerman pada awal tahun 1995, babak baru
pembahasan telah dituangkan ke dalam suatu diskusi serius dengan komitmen yang
lebih detail.
Setelah 2-3 tahun negosiasi yang intensif, kelanjutan dari konvensi dilaksanakan di
Kyoto, Jepang pada Desember 1997. Terbentuklah Protokol Kyoto yang secara syah
mensetujui target pengurangan emisi CO2 sebesar 55 persen dari tahun 1990 oelh
negara-negara industri, dengan membuat suatu mekanisme yang membantu
negara-negara tersebut mencapai target. Protokol Kyoto menjadi lebih kuat pada
18 November 2004 setelah 55 anggota meratifikasi emisinya termasuk negaranegara industri.
Pelaporan Emisi - Seluruh anggota dari Konvensi setuju berkomitmen pada pointpoint perihal perubahan iklim. Seluruh anggota harus membuat dan secara periode
memberikan laporan khusus yang disebut dengan "national communication" (NC).
NC ini harus berisi informasi emisi GRK masing-masing dan menjelaskan langkahlangkah yang telah dilakukan untuk menerapkan komitmen dari Konvensi.
Menstabilkan Gas Rumah Kaca - Pada tahun 1997 Protokol Kyoto memberikan
objektif
level aman, yaitu level dimana tidak akan mempengaruhi sistem iklim. Dalam
mengejar tujuan ini, Protokkol Kyoto membuat dan memastikan banyak komitmen
yang telah tercantum di bawah Konvensi. Hanya anggota dari Konvensi yang hanya
bisa menjadi anggota dari Protokol Kyoto.
Harga Karbon, harga karbon merupakan biaya untuk emisi GRK yang diberikan
kepada perusahaan perseorangan maupun rumah tangga untuk mengurangi emisi
dan merangsang penelitian serta pengembangan teknologi rendah karbon.
Membalut emisi, Hal utama dalam Protokol Kyoto adalah adanya syarat bahwa
seluruh negara setuju dan berkomitmen untuk mengurangi emisi dan terikat dalam
suatu hukum international (dengan kata lain dibalut). Pemakaian, atau
pembebanan dari balutan ini membuat adanya komoditas yaitu unit emisi, yang
dapat diperdagangkan. Kemampuan perdagangan unit emisi ini memberikan negara
atau perusahaan beberapa fleksibitas dalam memenuhi target kebutuhan akan
pengurangan emisi, sehingga mengurangi biaya ekonomi dan menyediakan pasar
yang berbasis pada memberikan rangsangan dalam mengurangi emisi.
Fleksibilitas
Mekanisme,
pada
prinsipnya
pengurangan
emisi
memberikan
keuntungan yang sama antara lokasi yang satu dengan lokasi yang lain. Dalam
Protokol Kyoto terdapat 3 Fleksibilitas mekanisme, yaitu perdagangan emisi, Clean
Development Mechanism (CDM), dan Kerjasama penerapan. Mekanisme-mekanisme
ini dirancang untuk merangsang investasi pada negara-negara non-industri atau
negara yang mengalami transisi ekonomi dan bermaksud untuk emngurangi emisi
dengan cara ekonomi yang efektif.
Perdagangan Emisi
Membuat pasar baru, Protokol Kyoto telah menyediakan dorongan untuk membuat
skema European Union Emissions Trading, yang merupakan pasar karbon terbesar
di dunia. Terdapat juga pasar karbon lainnya, di luar Protokol, termasuk pasar
regional mencakup produsen listrik di 7 negara bagian timur Amerika. Pasar
lainnya didirikan di bagian barat Amerika dan Australia juga mempertimbangkan
penerapan sistem cap-and-trade. Lainnya masih dalam tingkat diskusi. Beberapa
orang meramalkan adanya keterkaitan antara bermacam-macamnya pasar karbon
cap-and-trade dalam mendapatkan efisiensi dan biaya penyimpanan.
memastikan kebenaran, tingkat pengurangan emisi yang dapat terjadi bila tanpa
adanya proyek ini.
Program Pertumbuhan, skema kredit dan investasi pertama di dunia dalam bidang
ini, diawasi oleh pejabat eksekutif, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada
negara-negara yang telah meratifikasi Protokol Kyoto. Sekitar 645 proyek (pada 2
mei 2007) telah didaftarkan oleh lebih dari 44 negara, meliputi banyak sektor, dari
energi terbarukan hingga pertanian dan industri kosmetik. proyek-proyek ini
diharapkan dapat mengumpulkan 810 juta CERs pada akhir periode komitmen
pertama pada tahun 2012. ketika proyek dibidang pipeline disetujui, angka CERs
yang diharapkan dapat mencapai 1.9 miliar.
Joint Implementation
Operasional terbaru, prosedur verifikasi dari penerapan bersama ini tidaklah sama
dengan CDM, yang hanya melakukan operasional untuk 6 bulan, sehingga jumlah
proyek selama ini terbatas dan pengeluaran ERUs akan dimulai hanya setelah
dimulainya periode komitmen pada tahun 2008.
Protokol Kyoto mengenai pengurangan emisi pada sektor industri berakhir pada
tahun 2012. Akan tetapi, pengurangan emisi dari protokol Kyoto tersebut
merupakan bagian terluar dari emisi GRK di dunia ini. Emisi dari negara-negara
dengan industrilisasi yang tinggi berada pada kondisi yang tidak berkelanjutan dan
mengalami transisi ekonomi (seperti uni soviet) harus kembali menata kembali
industri setelah tahun-tahun penurunan. Berbeda halnya dengan emisi per kapita
pada negara-negara berkembang yang lebih rendah dibandingkan dengan negaranegara industri, sedangkan laju pertumbuhan emisi yang tinggi dari sektor ekonomi
yang lebih besar perlu dimasukkan ke dalam kesepakatan baru di antara negaranegara berkembang.
Dengan
menyusun
bukti-bukti
scientific
mengenai
perubahan
iklim
dan
industri.
Selanjutnya,
meskipun
seluruh
emisi
dari
negara-negara
emisi yang tinggi dapat dimungkinkan tanpa mengurangi laju ekonomi global
dengan meningkatkan kemampuan dan penempatan teknologi berbasis iklim secara
signifikan seperti pada sektor energi terbarukan dan bermunculannya teknologi
(alat penangkap dan penyimpan karbon). Beberapa teknologi akan menambahkan
opsional dalam mengurangi emisi GRK, dan demikian juga dengan kerjasama
international.
Titik temu dalam negosiasi
o Respon jangka panjang seluruh dunia yang segaris dengan penemuan scientific
terakhir dan kesesuaian dengan perencanaan investasi jangka panjang di sektor
bisnis
o Pengurangan besar-besaran oleh negara-negara industri, yang seharusnya terus
menjadi pemimpin dan sejalan dengan tanggungjawab sejarah dan kemampuan
ekonomi negara-negara tersebut.
Rapat tingkat tinggi PBB untuk perubahan iklim, Sekjen PBB Ban Ki-moon akan
mengadakan rapat informal tingkat tinggi di New York pada 24 September 2007,
sehari sebelum debat umum di majelis umum PBB, untuk memfasilitasi pertukaran
pandangan dan menggodok kepentingan politik pada konferensi Bali. Acara
tersebut bersifat informal, meskipun informal, dalam acara tersebut mencoba
untuk menegaskan akan pentingnya memasukkan isu perubahan iklim dalam forum
dunia dan memberikan kesempatan bagi seluruh negara untuk terlibat dalam
proses kerjasama multilateral.
Penyusutan luas laut es kutub utara rata-rata tahunannya sekitar 2.7 persen per 10
dekade. Laut es berkurang secara keseluruhan pada musim panas sebesar 7.4 per
sen.
Emisi CO2 tahunan mengalami peningkatan dengan rata-rata 6.4 gigaton karbon
(GtC) per tahun pada 1990an, dan 7,2 GtC pada tahun 2000-2005.
Daya radiatif CO2 mengalami peningkatan sekitar 20 persen dari tahun 1995 hingga
2005, merupakan nilai terbesar pada beberapa dekade lainnya selama 200 tahun
akhir ini.
Untuk 2 dekade yang akan datang akan terjadi pengahangatan sekitar 0.2C per
dekade yang telah di proyeksikan dari skenario emisi untuk jangka waktu tertentu.
Meskipun konsentrasi dari semua GRK dan aerosol lainnya tetap pada tahun 2000,
pemanasan hingga 0.1C diperkirakan akan tetap terjadi.
Perubahan temperatur sebesar 1.9C hingga 4.6C dibandingkan dengan masa praindustri dalam 1000 tahun terakhir akan melelehkan lapisan es di Greenland. Hal
ini akan menyebabkan peningkatan permukaan air laut setinggi 7 meter
dibandingkan dengan 125.000 tahun lalu.
Sekjen berharap bahwa para pemimpin dunia akan memberikan sinyal kuat
(politik) pada negosiasi di Bali dan bahwa "business as usual" tidak akan terjadi dan
mereka akan siap untuk bekerjasama dengan yang lainnya dalam suatu kerangka
kerjasama multilateral dalam perubahan iklim untuk preiode setelah 2012 ketika
periode pertama kesepakatan di bawah Protokol Kyoto berakhir.
Acara ini merupakan acara informal dan akan mencari hal-hal penting mengenai
perubahan iklim dalam forum dunia, dan akan memberikan kesempatan pada
seluruh negara untuk terlibat dalam kerjasama multilateral. Pertemuan tingkat
tinggi ini tidak akan mengadkan perjanjian untuk menentukan hasil dari
pertemuan di Bali.
Meskipun Sekjen telah membenarkan bahwa tindak lanjut mengenai isu perubahan
iklim ini bersifat mendesak, dia juga menyatakan bahwa perubahan iklim bukan
hanya sekedar isu, tapi salah satu hal serius yang dapat berdampak pada sosial dan
ekonomi. Karena isu ini memerlukan keterlibatan dari seluruh sektor seperti
keuangan, energi, transportasi, pertanian dan kesehatan. Dia juga mengharapkan
bahwa
perubahan
iklim
dicantumkan
ke
dalam
agenda
pembangunan
berkelanjutan.
Management. This is a very important opportunity for all of us and were going to
take it to make sure the UN can become a model, if we can, on the environmental
front.
Usaha greening (penghijauan) akan menjadi sistem perluasann PBB.
Sekjen PBB berkata That is why I am asking the heads of all United Nations agencies,
funds and programmes to join me in this effort. And I am asking all staff members
throughout the United Nations family to make common cause with me.