Anda di halaman 1dari 133

1

TESIS

EFEKTIVITAS DAN DAMPAK PROGRAM NASIONAL


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN
(PNPM-MPd) TERHADAP PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN DAN KESEMPATAN KERJA RUMAH
TANGGA SASARAN DI KECAMATAN ABIANSEMAL
KABUPATEN BADUNG

I GUSTI PUTU PUTRA


NIM 1291462004

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015

EFEKTIVITAS DAN DAMPAK PROGRAM NASIONAL


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN
(PNPM-MPd) TERHADAP PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN DAN KESEMPATAN KERJA RUMAH
TANGGA SASARAN DI KECAMATAN ABIANSEMAL
KABUPATEN BADUNG

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister


pada Program Magister, Program Studi Ilmu Ekonomi
Program Pascasarjana Unevesitas Udayana

I GUSTI PUTU PUTRA


NIM 1291462004

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015

3
Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI


TANGGAL 28 MARET 2015

Pembimbing I,

Pembimbing II

Prof. Dr. Md.Kembar Sri Budhi,Drs,MP


Nip. 19580212 198601 1 001

Dr.I N. Mahaendra Yasa,SE,MSi


Nip. 19610820 198603 1 001

Mengetahui

Ketua Program StudiMagister Ilmu


Ekonomi
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,

Prof. Dr. N.Djinar Setiawina,SE.MS.


Nip. 19530730 198303 1001

Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,

Prof. Dr.dr.AA Raka Sudewi,Sp.S


(K).
Nip. 19590215 198510 2001

Tesis ini Telah Diuji pada


Tanggal 20 Pebruari 2015

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayanan,


No : 4526/UN.14.4/HK/2014 Tanggal 16 Pebruari 2015

Ketua : Prof. Dr. Made Kembar Sri Budhi, Drs, MP


Anggota :
1.
2.
3.
4.

Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa,SE, MSi


Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina,SE.MS.
Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa,SE, MSi
Dr. I Ketut Djayastra, SE, SU

Surat Pernyataan Bebas Plagiat

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama

I Gusti Putu Putra

NIM

1291462004

Program Studi

Magister Ilmu Ekonomi

Judul Tesis

Efektivitas

dan

Dampak

Program

Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPMMPd) Terhadap Kesejahteraan dan Kesempatan Kerja
Rumah Tangga sasaran di Kecamatan Abiansemal
Kabupaten Badung.

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.
Apabila ada dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan
Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

Denpasar, 20 Pebruari 2015


Yang membuat pernyataan

( I Gusti Putu Putra)

UCAPAN TERIMA KASIH


Pertama-tama

perkenankanlah

penulis

memanjatkan

puji

syukur

kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida sang Hyang Widhi Wasa, karena atas segala
rahmat dan petunjuk-Nya, tesis ini dapat penulis selesaikan.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Made Kembar Sri Budhi,Drs,MP sebagai
pembimbing I dan Dr.I Nyoman Mahaendra Yasa,SE,MSi sebagai pembimbing
II yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan , semangat,
bimbingan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini, Ucapan
terima kasih penulis sampaikan juga kepada Bapak Prof. Dr. Nyoman Djinar
Setiawina,SE.MS, Bapak Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa,SE, MSi dan Bapak
Dr. I Ketut Djayastra,SE,SU selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan dan penyempurnaan dalam tulisan ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas
Udayana Prof. Dr. Dr I Ketut Suastika, SpPD KEMD atas kesempatan dan
fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan Megister Ilmu Ekonomi di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih
juga penulis tujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana
Prof. Dr. dr A.A Raka Sudewi,Sp.S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada
penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister Ilmu Ekonomi pada Program
Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih
kepada Prof. Dr. I Gusti

Bagus Wiksuana, SE,MS sebagai Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Udayana serta Prof. Dr. I Nyoman Djinar Setiawina,SE.MS


selaku Ketua Program Magister Ilmu Ekonomi atas ijin yang diberikan penulis
mendapat kesempatan untuk menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Magister Ilmu Ekonomi.
Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak berhasil tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
ucapkan terima kasih serta mempersembahan tesis ini kepada istri tercinta

7
I Gusti Ayu Trisna Dewi dan ananda I Gusti Ngurah Bayu Kuthawaringin dan I
Gusti Ayu Sita Resmi Dewin yang terus memberikan motivasi atas penyelesaian
tesis ini. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada ibu saya tercinta I Gusti
Ayu Rai Artini atas dukungan dan doanya.

Penulis

EFEKTIVITAS DAN DAMPAK PROGRAM NASIONAL


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPMMPd) TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN DAN
KESEMPATAN KERJA RUMAH TANGGA SASARAN DI KECAMATAN
ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG
ABSTRAK
Penanganan permasalahan kemiskinan merupakan salah satu persoalan
yang menjadi perhatian pemerintah di negara manapun. Berbagai strategi yang
telah dilaksanakan pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat masih
belum menunjukan hasil yang memuaskan ditunjukan dengan masih banyaknya
penduduk miskin. Demikian juga halnya dengan masalah kemiskinan di Kec.
Abiansemal Kab. Badung,salah satu upaya yang ditempuh dalam penanggulangan
kemiskinan adalah berbasis pemberdayaan masyarakat melalui PNPM.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat Efektivitas dan
Dampak program PNPM terhadap Peningkatan Kesejahteraan dan Kesempatan
Kerja Rumah Tangga Sasaran di Kec. Abiansemal. Alat analisis yang digunakan
dalam penelitian adalah statistik deskiptif untuk mengetahui tingkat efektivitas
program, dan uji beda dua rata-rata pengamatan berpasangan untuk mengetahui
dampak program terhadap Peningkatan Kesejahteraan dan Kesempatan Kerja
Rumah Tangga Sasaran. Hasil analisis menunjukan bahwa Efektivitas PNPM di
Kec. Abiansemal Kab. Badung tergolong sangat efektif sebesar 84,52
persen.Berdasarkan uji beda dua rata-rata pengamatan berpasangan pendapatan
dan kesempatan kerja Rumah Tangga Sasaran menunjukan hasil yang signifikan
pada alpha 5 persen. Pendapatan rata-rata per bulan sebelum program
Rp.2.066.000, sesudah program Rp.2.961.000,- dan jumlah jam kerja rata-rat per
hari sebelum program 5,86 jam, meningkat menjadi 8,29 jam sesudah program.
Disarankan agar program PNPM terus ditingkatkan dan dikembangkan
dengan jalan membuka lapangan pekerjaan atau kesempatan kerja yang tersedia
untuk bekerja sehingga dapat mengembangkan usaha ekonomi produktif secara
mandiri.
Kata Kunci : efektivitas, kesejahteraan, kesempatan kerja.

EFFECTIVENESS AND IMPACT PROGRAM NATIONAL PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN ( PNPM - MPD ) THE IMPROVEMENT
OF WELFARE AND EMPLOYMENT OF HOUSEHOLD TARGETS IN DISTRICT
ABIANSEMAL BADUNG

ABSTRACT
Handling the problem of poverty is one of the issues of
concern to the government in any country. Various strategies have
been implemented by the government to improve the lives of people
still do not show satisfactory results shown with still many poor people.
Similarly, the problem of poverty in the district Abiansemal one of the
efforts taken in poverty reduction is based on community
empowerment through PNPM .
The purpose of this study was to assess the effectiveness and
impact of PNPM program to Welfare and Employment Opportunities
Target Households in the district Abiansemal. The analytical tool used
in the study is to determine the level of statistical deskiptif program
effectiveness, and two different test average pairwise observations to
determine the impact of the program on Welfare and Employment
Opportunities Target Households. Results of the analysis showed that
the effectiveness of PNPM in the district Abiansemal as very effective
at 84.52 persen. Based on two different test average pairwise
observations income and employment opportunities Target
Households showed significant results in alpha 5 percent. The average
income of the month before the program Rp.2.066.000, after the
program Rp.2.961.000 , - and the number of working hours on
average, one day before the program 5.86 hours, increased to 8.29
hours after the program.
It is recommended that the PNPM continuously improved and
developed with the open jobs or employment opportunities available
to work so as to develop economically productive activities
independently .
Keywords : effectiveness , welfare , employment .

10

DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL.......................................................................................................

i
PRASARAT GELAR ...............................................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ........................................................
SURAT PERYATAAN BEBAS PLAGIAT ...........................................
UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................
ABSTRAK ................................................................................................
ABSTRACT .............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
DAFTAR TABEL.....................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................

iii
iv
v
vi
viii
ix
x
xiii
xiv
xv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................
1.2 Rumusan Masalah.................................................................
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................
1.4 Manfaat Penelitian................................................................

1
11
12
12

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Konsep dan Definisi ...........................................................

14

11

2.2

2.3

2.1.1 Konsep Kemiskinan..................................................


2.1.2 Ukuran Kemiskinan..................................................
2.1.3 Kesejahteraan Masyarakat ......................................
2.1.4 Pemberdayaan Masyarakat .......................................
2.1.5 Tujuan Pelaksanaan PNPM-MPd.............................
2.1.6 Sasaran Program PNPM-MPd..................................
2.1.7 Prinsip Pelaksanaan PNPM-MPd.............................
2.1.8 Dasar Hukum Pelaksanaan PNPM-MPd..................
Teori yang digunakan .........................................................
2.2.1 Efektivitas Pelaksanaan PNPM-MPd ...................
2.2.2 Dampak Pelaksanaan PNPM terhadap Pendapatan.
2.2.3 Dampak Pelaksanaan PNPM terhadap Kesempatan
Kerja ......................................................................
2.2.4 Rumah Tangga Sasaran...........................................
Keaslian Penelitian .............................................................

14
16
19
20
21
22
23
25
25
25
27
28
30
31

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN


3.1 Kerangka Berpikir dan Konsep Penelitian .........................
35
3.2 Hipotesis Penelitian ............................................................
40
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian...........................................................
4.2 Lokasi, Ruang Lingkup, dan Waktu Penelitian ...................
4.3 Identifikasi Variabel Penelitian ...........................................
4.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................
4.5 Jenis dan sumber Data .........................................................
4.5.1 Jenis Data Menurut Sifatnya .....................................
4.5.2 Jenis Data Menurut Sumber Data ..............................
4.6 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel...............
4.6.1 Populasi dan Sampel .................................................
4.6.2 Metode Penentuan Sampel ........................................
4.7 Metode Pengumpulan Data.................................................
4.8 Istrumen Penelitian .............................................................
4.9 Teknik Analisis ....................................................................
4.9.1 Efektivitas PNPM-MPd .............................................
4.9.2 Dampak Program ......................................................

41
42
42
43
45
45
45
46
46
46
49
49
50
50
50

BAB V HASIL PENELITIAN


5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..
5.1.2 Mata Pencaharian Penduduk ...................................
5.1.3 Tingkat Pendidikan Penduduk .................................
5.1.4 Alokasi Anggaran PNPM .......................................
5.2 Diskipsi Hasil Penelitian ..

56
57
58
59
61

12
5.2.1 Karakteristik Responden ..........................................
5.2.2 Jenis Kelamin Responden .......................................
5.2.3 Umur Responden ......................................................
5.2.4 Tingkat Pendidikan Responden ................................
5.2.5 Pekerjaan Utama Responden ...................................
5.2.6 Jumlah Anggota Rumah Tangga Responden ...........
Analisis Efektivitas PNPM.......................................
5.3.1 Proses Perencanaan Program ...................................
5.3.2 Proses Pelaksanaan Program ...................................
5.3.3 Proses Pengawasan dan Pengendalian Program ......
5.3.4 Tingkat Pendapatan .................................................
5.3.5 Tingkat Kesempatan Kerja ......................................
5.3.6 Analisis uji Dampak Program terhadap Pendapatan
5.3.7 Analisis uji Dampak Program terhadap Kesempatan
Kerja ........................................................................

61
62
62
63
64
65
66
67
69
70
74
75
76

Efektifitas Program PNPM ..................................................


5.4.1 Pencapaian Perencanaan Program ............................
5.4.2 Pencapaian Pelaksanaan Program ............................
5.4.3 Pencapaian Pengawasan dan Pengendalian Program..
5.4.4 Dampak Program terhadap Pendapatan .....................
5.4.5 Dampak Program terhadan Kesempatan Kerja ..........

80
81
82
82
83
85

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN


6.1 Simpulan ..........................
6.2 Saran ....................................................................................

87
88

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................


LAMPIRAN ............................................................................................

89
93

5.3

5.4

78

13

DAFTAR TABEL

No. Tabel
1.1
1.2
1.3
1.4
2.1
2.2
4.2
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5

Halaman

RTS Per Kabupaten /Kota di Provinsi Bali menurut Klasifikasi Sangat


Miskin (SM), Miskin (M), Hampir Miskin (HM) berdasarkan data
PPLS tahun 2011 ................................................................................... 8
RTS Per Kecamatan di Kabupaten Badung menurut Klasifikasi
Sangat Miskin (SM), Miskin (M), Hampir Miskin (HM) berdasarkan
data PPLS tahun 2011........................................................................
9
RTS menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Abiansemal berdasarkan data
PPLS 2011 ..................................................................................... 10
RTS Klasifikasi hampir miskin menurut Desa/Kelurahan di Kec,
Abiansemal berdasarkan data PPLS 2011............................................. 11
Standar Pengukuran Efektivitas sesuai acuan Kep.Men Pan
No.Kep/25/M/Men Pan/2004 ................................................................ 26
Kriteria Rumah Tangga Sasaran .......................................................... 30
Responden RTS Klasifikasi hampir miskin menurut Desa di Kec.
Abiansemal berdasarkan data PPLS 2011............................................. 48
Penduduk menurut jenis kelamin dan kepala keluarga dirinci perdesa
di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung 2013
57
Jumlah Penduduk menurut sumber mata pencaharian utama ............
58
Jumlah Penduduk menurut tingkat pendidikan 201............
59
Jumlah Pendanaan kegiatan PNPM 2011
60
Jumlah responden menurut jenis kelamin........... ...
62

14
5.6
5.7
5.8
5.9
5.10
5.11
5.12
5.13
5.14
5.15
5.16

Jumlah responden menurut umur ...................


Jumlah responden menurut tingkat pendidikan ..................................
Jumlah responden menurut lapangan pekerjaan .................................
Jumlah anggota rumah tangga responden ...........................................
Pendapat responden mengenai proses perencanaan program
Tanggapan responden terhadap proses pelaksanaan progam
Tanggapan program terhadap proses pengawasan dan pengendalian
program .
Perhitungan variabel tingkat efektivitas proses program PNPM.......
Pendapat responden mengenai peningkatan pendapatan ..
Pendapat responden mengenai peningkatan kesempatan kerja .
Perhitungan tingkat efektivitas program PNPM ..........................

63
64
65
66
68
70
71
72
74
75
76

DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
3.1
3.2
4.1
4.2
4.3
5.1
5.2

Halaman

Kerangka Berpikir Penelitian.......... ...................................................


Kerangka Konsep Penelitian.......... ....................................................
Rancangan Penelitian .........................................................................
Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 dengan uji t.......... .
Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 dengan uji t ...........
Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 terhadap Pendapatan
dengan uji t.......... .. .............................................................
Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 terhadap Kesempatan
Kerja dengan uji t.......... .........................................................

36
38
41
52
55
78
79

15

DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Halaman

Kuesioner Penelitian .......... ................................................................ 93


Rekapitulasi Data Identitas Responden................................................ 97
Lanjutan Data Identitas Responden................................................... 102
Rekapitulasi Data Efektivitas Responden .......... ................. 106
Jumlah Pendapatan Per bulan responden sebelum dan sesudah
Mengikuti Program PNPM (dalam ribuan rupiah) ............................... 110
Jumlah Jam Kerja responden sebelum dan sesudah mengikuti
Program PNPM (dalam jam) ................................................................ 114
Perhitungan Kumulatif Efektivitas PNPM-MP ................................... 118
Perhitungan perubahan Pendapatan Responden setelah menerima
bantuan PNPM-MP ............................................................................ 119
Perhitungan perubahan Jam Kerja Responden setelah menerima
bantuan PNPM-MP .............................................................................. 120
Tabel Distribusi t ................................................................................. 121
Uji t Perbedaan Pendapatan Sebelum dan Sesudah PNPM-MP
T-Test .................................................................................................... 122
Uji t Perbedaan Kesempatan Kerja Sebelum dan Sesudah PNPMMP T- Test .......................................................................................... 123

16

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Paradigma pembangunan ekonomi saat ini telah mengalami pergeseran,

tidak lagi hanya mengejar tingkat pertumbuhan ekonomi yang setinggi-tingginya


tapi juga mengupayakan peningkatan pemerataan kesejahteraan masyarakat
sehingga hasil-hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan
masyarakat sebagai subyek sekaligus obyek pembangunan. Dalam pembangunan
ekonomi, pertumbuhan (growth) merupakan necessary condition tetapi bukanlah
sufficient condition karena pertumbuhan yang tinggi belum menjamin tingkat
kemiskinan akan turun. Bahkan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi bisa jadi tidak
ada kaitannya dengan penurunan angka kemiskinan. Fakta empirisnya adalah
ketika tren pertumbuhan ekonomi selalu naik,tren angka kemiskinan malah

17
fluktuatif dan cendrung meningkat. Kenyataan menunjukan bahwa di negaranegara berkembang seperti Indonesia, peningkatan laju perumbuhan ekonomi
belum diikuti oleh penurunan kesenjangan pendapatan, kemiskinan dan
pengangguran.
Berbagai strategi yang telah dilaksanakan pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat masih belum
menunjukan hasil yang memuaskan ini ditunjukan dengan masih banyaknya
penduduk miskin. Kemiskinan merupakan masalah multidimensi dan lintas sektor
yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain : tingkat
pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa. lokasi,
geografis dan kondisi lingkungan. Penanganan permasalahan kemiskinan
merupakan salah satu persoalan yang menjadi pusat perhatian pemerintah di
negara manapun. Oleh karena itu pendekatan ekonomi dalam bentuk
pemberdayaan menjadi salah satu strategi untuk pembangunan nasional.
Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu pendekatan yang sering
digunakan dalam meningkatkan kualitas kehidupan dan meningkatkan harkat
martabat keluarga miskin. Orang miskin tidak dipandang sebagai orang yang
serba kekurangan dan objek pasif penerima pelayanan saja, melainkan sebagai
orang yang memiliki beragam kemampuan yang dapat dimobilisasi untuk
perbaikan hidupnya, namun kegagalan tetap saja terjadi dan tingkat kesejahteraan
masyarakat masih belum merata karena masih banyaknya ditemukan rumah
tangga sasaran yang tergolong miskin.

18
Kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yag mendesak dan
memerlukan langkah-langkah penanganan dan pendekatan yang sistematik,
terpadu dan menyeluruh. Dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar warga negara,
diperlukan langkah-langkah strategis dan

komprehensif. Penanggulangan

kemiskinan yang komprehensif memerlukan keterlibatan berbagai pemangku


kepentingan. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha (sektor swasta)
dan masyarakat merupakan pihak-pihak yang memiliki tanggungjawab sama
terhadap

penanggulangan

kemiskinan.

Pemerintah

telah

melaksanakan

penanggulangan kemiskinan melalui berbagai program dalam upaya pemenuhan


kebutuhan dasar warga negara secara layak, meningkatkan kesejahteraan sosial
ekonomi masyarakat miskin, penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat
serta melaksanakan percepatan pembangunan daerah tertinggal dalam upaya
mencapai masyarakat yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan namun
keseluruhan upaya tersebut belum maksimal jika tanpa dukungan dari pemangku
kepentingan lainnya. Untuk menunjang penanggulangan kemiskinan yang
komprehensif dan mewujudkan percepatan penanggulangan dilakukan dengan
tiga strategi utama. Strategi-strategi penanggulangan kemiskinan tersebut
diantaranya.
Prinsip pertama adalah memperbaiki dan mengembangkan sistem
perlindungan sosial bagi penduduk miskin dan rentan. Sistim perlindugan sosial
dimaksudkan untuk membantu individu dan masyarakat menghadapi goncangangoncangan (shocks) dalam hidup, seperti jatuh sakit, kematian anggota keluarga,
kehilangan pekerjaan, ditimpa bencana alam dan sebagainya. Sistem perlindungan

19
sosial yang efektif akan mengantisipasi agar seseorang atau masyarakat yang
mengalami goncangan tidak sampai jatuh miskin.
Penerapan strategi ini didasari satu fakta besarnya jumlah masyarakat yang
rentan jatuh dalam kemiskinan di indonesia. Di samping menghadapi masalah
tingginya potensi kerawanan sosial, Indonesia juga dihadapkan pada fenomena
terjadinya

populasi

penduduk

tua

(population

ageing)

pada

struktur

demografinya. Tingginya tingkat kerentaan juga menyebabkan tingginya


kemungkinan untuk masuk atau keluar dari kemiskinan. Oleh karena itu, untuk
menanggulangi semakin besarnya kemungkinan orang jatuh miskin, perlu
dilaksanakan suatu program bantuan sosial untuk melindungi mereka yang tidak
miskin agar tidak menjadi miskin dan mereka yang sudah miskin agar tidak
menjadi lebih miskin.
Prinsip kedua dalam penanggulangan kemiskinan adalah memperbaiki
akses kelompok masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar diantaranya
pelayanan pendidikan, kesehatan, air bersih dan sanitasi, serta pangan dan gizi
akan membantu mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh kelompok
masyarakat miskin. Disisi lain peningkatan akses terhadap pelayanan dasar
mendorong peningkatan investasi modal manusia.
Prinsip ketiga adalah upaya memberdayakan penduduk miskin menjadi
sangat penting untuk meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan penanggulangan
kemiskinan. Dalam upaya penanggulangan sangat penting untuk memperlakukan
penduduk miskin semata-mata sebagai obyek pembangunan. Upaya untuk

20
memberdayakan penduduk miskin perlu dilakukan agar penduduk miskin dapat
berupaya keluar dari kemiskinan dan tidak jatuh kembali ke dalam kemiskinan
(Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, 2012).
Pentingnya

pelaksanaan

strategi

dengan

prinsip

ini

menimbang

kemiskinan juga disebabkan oleh ketidakadilan dan struktur ekonomi yang tidak
berpihak kepada kaum miskin, hal ini menyebabkan output pertumbuhan tidak
terdistribusi secara merata pada semua kelompok masyarakat (Social Policy and
Poverty, vol 20 number 3, april 2011). Kelompok masyarakat miskin, yang secara
politik, sosial, dan ekonomi tidak berdaya, tidak dapat menikmati hasil
pembangunan tersebut secara proporsional. Proses pembangunan justru membuat
mereka mengalami marjinalisasi, baik secara fisik maupun sosial.
Konsep pembangunan yang ditujukan untuk menanggulangi kemiskinan
umumnya melalui mekanisme atas bawah (top-down) kelemahan dari mekanisme
ini adalah tanpa penyertaan partisipasi masyarakat. Semua inisiatif program
penanggulangan kemiskinan berasal dari pemerintah pusat, demikian pula dengan
penanganannya petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis implementasi program
selalu dibuat seragam tanpa memperhatikan karakteristik kelompok masyarakat
miskin di masing-masing daerah. Akibatnya, program yang diberikan sering tidak
mempunyai korelasi dengan prioritas dan kebutuhan masyarakat miskin setempat.
Pemerintah Kabupaten Badung berkomitmen untuk terus melakukan
penanganan berkelanjutan terhadap dua permasalahan pokok kemiskinan yaitu
kemiskinan struktural dan kemiskinan kultural. Komitmen Pemerintah Kabupaten
Badung diwujudkan secara nyata melalui dukungan APBD terhadap 3 kluster

21
kegiatan penanggulangan kemiskinan dan penggangguran. Dengan pertimbangan
tersebut, upaya secara menyeluruh disertai dengan pemberdayaan masyarakat
miskin

menjadi salah satu prinsip utama dalam strategi penanggulangan

kemiskinan. Strategi percepatan penanggulangan kemiskinan tersebut kemudian


dituangkan dalam 3 instrumen utama penanggulangan kemiskinan yang terdiri 3
klaster.
Klaster pertama merupakan bantuan sosial terpadu berbasis keluarga yang
bertujuan untuk mengurangi beban Rumah Tangga Sasaran melalui peningkatan
akses terhadap pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, air bersih maupun
sanitasi. Klaster pertama ini dilaksanakan melalui berbagai program seperti
Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Operasional Sekolah (BOS),
Program Bantuan Siswa Miskin (BSM), Program Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) maupun Program Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin).
Klaster

kedua

merupakan

penanggulangan

kemiskinan

berbasis

pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan


memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk terlibat dalam
pembangunan. Secara nasional klaster kedua ini diselenggarakan melalui Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dengan berbagai jenisnya seperti
PNPM Mandiri Perdesaan dan PNPM Mandiri Perkotaan atau Program
Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP). Selain itu juga ada Program
Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja/Padat Karya Produktif. Di
Kabupaten Badung juga dilaksanakan Program Usaha Ekonomi Produktif (UEP)

22
melalui pemberian bantuan usaha kepada Rumah Tangga Sasaran (RTM) sebesar
Rp. 2.500.000,-.
Klaster

ketiga

merupakan

penanggulangan

kemiskinan

berbasis

pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil yang bertujuan memberikan akses
dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil. Klaster
ketiga ini dilaksanakan melalui pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit
Usaha bersama (KUBE),dan UKM (usaha kecil dan menengah) yang memberikan
keunggulan kompetitif kepada anggotanya (Guzey & Tasseven, 2011).
Pada tahun 2010 Pemerintah Kabupaten Badung telah menggelontorkan
sekitar Rp.103,4 milyar untuk berbagai program pengentasan kemiskinan. Dan di
tahun 2011 angka meningkat lagi menjadi Rp. 105,5 milyar bahkan pada tahun
2012 tercatat Pemerintah Kabupaten Badung telah mengucurkan Rp. 191,3 milyar
untuk membiayai program-program tersebut.
Pemerintah Kabupaten Badung merupakan salah satu Kabupaten yang
melaksanakan
Perdesaan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakakat Mandiri


yang juga merupakan instrumen program untuk percepatan

pencapaian Milenium Development Goals (MDDs).

Lokasi PNPM Mandiri

Perdesaan di Kabupaten Badung terdapat di 6 wilayah Kecamatan. Kecamatan


Petang 7 Desa, Kecamatan Abiansemal 18 Desa, Kecamatan Mengwi 20 Desa,
Kecamatan Kuta Selatan 6 Desa, Kecamatan Kuta 5 Desa, Kecamatan Kuta
Utara 6 Desa.
Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Badung Tahun

2011

meliputi bidang pendidikan masyarakat, bidang kesehatan masyarakat, simpan

23
pinjam kelompok perempuan (SPP) dan bidang prasarana masyarakat. Sumber
dan ketentuan alokasi dana BLM sumber dana berasal dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),
Swadaya masyarakat, dan partisipasi dunia usaha. Kriteria Alokasi dana BLM per
Kecamatan ditetapkan oleh pemerintah dengan mempertimbangkan jumlah dan
distribusi penduduk serta jumlah orang miskin.
Sebagai

program

yang

ditujukan

langsung

untuk

meningkatkan

kesejahteraan dalam artian terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat rumah


tangga sasaran klasifikasi hampir miskin di

pedesaan dan kemandirian yang

diartikan mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada
dilingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah
kemiskinan. Secara makro, kondisi kemiskinan di Kabupaten Badung menunjukan
perkembangan yang cukup menggembirakan, namun secara mikro di Kabupaten
Badung yang merupakan salah satu pusat perekonomian dan sebagai kota
pariwisata tidak luput dari masalah kemiskinan yang tersebar di seluruh
Kecamatan di Kabupaten Badung.
Tabel 1.1
RTS PerKabupaten/Kota di Provinsi Bali
Menurut Klasifikasi Sangat miskin (SM), Miskin (M), Hampir Miskin (HM)
Berdasarkan data PPLS Tahun 2011
Jumlah RTS
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kabupaten/
Kota
2
Jembrana
Tabanan
Badung
Gianyar
Klungkung
Bangli
Karangasem
Buleleng
Denpasar
Provinsi Bali

Sangat
Miskin

SM
%

Miskin

M
%

Hampir
Miskin

HM %

Jumlah
RTS

3
4.331
5.540
3.089
5.428
2.663
2.401
5.630
8.422
3.728

4
5,96
5,22
2,17
5,24
6.10
4,33
5,64
4,87
4,01

5
4.412
8.812
5.117
10.225
4.391
5.218
11.622
21.481
5.403

6
6,07
8,30
3,59
9,88
10,06
9,41
11,27
12,41
7,46

7
4.411
8.810
5.117
10.224
4.391
6.293
11.621
21.481
5.402

8
6,97
8,30
3,59
9,88
7,40
9,41
11,27
12,41
7,46

9
13.154
23.162
13.323
25.877
11.445
55.473
28.673
51.384
14.533

41.232

4,01

76.681

7,46

76.675

7,46

194.588

24
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Provinsi Bali, 2014
Upaya percepatan penanggulangan kemiskinan dimaksudkan tidak hanya
untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan RTS hingga dapat melampaui atau
minimal mendekati garis kemiskinan namun juga menjaga agar penduduk yang
hampir miskin tidak jatuh ke bawah garis kemiskinan. Untuk itu diperlukan data
individu/rumah tangga baik yang termasuk katagori sangat miskin, miskin dan
hampir miskin. Ketiga katagori inilah yang disebut dengan istilah Rumah Tangga
Sasaran (RTS) yang merupakan sasaran berbagai program anti kemiskinan.
Berdasarkan hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) data secara
lengkap data Perkembangan Rumah Tangga Sasaran (RTS) menurut

status

Kesejahteraan di Provinsi Bali dapat dilihat pada Tabel 1.1.


Kabupaten Badung yang menyandang kabupaten terkaya di Provinsi Bali,
dan merupakan salah satu pusat perekonomian dan sebagai kota Pariwisata tak
lantas membuat Kabupaten Badung terlepas dari masalah kemiskinan. Hal ini
terlihat dari banyaknya jumlah Rumah Tangga Sasaran di masing-masing
Kecamatan berdasarkan data PPLS Tahun 2011 menurut Klasifikasi pada Tabel
1.2.
Tabel 1.2
RTS PerKecamatan di Kabupaten Badung menurut Klasifikasi Sangat
Miskin (SM), Miskin (M), Hampir Miskin (HM) berdasarkan data PPLS
Tahun 2011
RT
No

Kecamatan

1
2
3

Kuta Selatan
Kuta
Kuta Utara

Jumlah
Sangat
Miskin
162
26
126

S
Miskin
302
57
275

Hampir
Miskin
263
49
352

Jumla
h
747
132
763

25
4
5
6

Mengwi
1.048
1.780
2.008
Abiansemal
1.157
1.915
1.745
Petang
540
788
700
Kab.Badung
3.089
5.117
5.117
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kab.Badung, PPLS 2011

4.836
4.817
2.028
13.323

Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan dipilihnya Kecamatan


Abiansemal Kabupaten Badung karena merupakan daerah penyangga pariwisata
dan sentra kerajinan

yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan baik

wisatawan domestik maupun mancanegara namun di Kecamatan Abiansemal


Kabupaten Badung namun tidak luput dari masalah kemiskinan. Hal ini terlihat
dari jumlah rumah tangga sasaran di masing-masing Kecamatan

berdasarkan

hasil pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) Tahun 2011 seperti pada
Tabel 1.3.
Tabel 1.3
Rumah Tangga Sasaran (RTS) Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan
Abiansemal data PPLS Kabupaten Badung Tahun 2011
Jumlah
Desa/Kelurahan
Darmasaba
Sibang Gede
Jagapati
Angantaka
Sedang
Sibang kaja
Mambal
Mekar bhuwana
Abiansemal
Dauh Yeh Cani
Ayunan
Blahkiuh
Punggul
Bongkasa
Taman
Selat
Sangeh

Sangat
Miskin
89
58
17
59
67
37
35
45
50
19
73
56
45
133
221
37
69

Miskin
119
116
62
74
131
104
84
91
119
99
44
102
79
188
256
57
104

RTS
Hampir
Miskin
115
187
73
72
111
109
85
104
97
104
45
87
59
128
143
59
104

Jumlah RTS
320
361
152
205
309
250
240
204
266
222
162
245
183
449
620
153
277

26
Bongkasa Pertiwi

50

86

63

199

Kecamatan
1.157
1.915
1.745
4.817
Abiansemal
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Kab.Badung,2014
Di Kecamatan Abiansemal terdapat 18 Desa dengan masing-masing rumah
tangga sasaran klasifikasi hampir miskin yang sangat rentan jatuh ke bawah garis
kemiskinan dengan menggunakan pendekatan
berbasis

pemberdayaan

penanggulangan

kemiskinan

masyarakat (PNPM-MPd) yang bertujuan untuk

mengembangkan potensi dan memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin


agar tidak jatuh di bawah garis kemiskinan seperti tampak pada Tabel 1.4.
Tabel 1.4
Rumah Tangga Sasaran (RTS) Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan
Abiansemal Kabupaten Badung Data PPLS Tahun 2011

Desa/Kelurahan

Jumla
h
Hampir
Miskin

Rumah Tangga Sasaran


(%)

27
Darmasaba
Sibang gede
Jagapati
Angantaka
Sedang
Sibangkaja
Mekar bhuana
Mambal
Abiansemal
Dauh yeh cani
Ayunan
Blahkiuh
Punggul
Bongkasa
Taman
Selat
Sangeh
Bongkasa
Kecamatan Abiansemal

115
187
73
72
111
109
104
85
97
104
45
87
59
128
143
59
104
63

6,6
10,7
4,2
4,2
6,4
6,2
5,9
4,9
5,5
5,9
2,6
4,10
3,4
7,3
8,2
3,4
5,9
3,6

1.745

100

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Prov. Bali ,2014


1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang tertuang dalam latar belakang maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah.


1) Bagaimanakah

Tingkat

Pemberdayaan Masyarakat

Efektivitas

pelaksanaan

Program

Nasional

Mandiri Perdesaan ( PNPM-MPd ) dalam

menanggulangi kemiskinan di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung ?


2) Bagaimanakah Dampak Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan ( PNPM-MPd )

terhadap Kesejahteraan

Rumah Tangga Sasaran di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung ?


3) Bagaimanakah Dampak Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan ( PNPM-MPd ) terhadap Kesempatan kerja
Rumah Tangga Sasaran di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung ?

28

1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan atas rumusan masalah maka yang menjadi tujuan penelitian

adalah sebagai berikut.


1) Untuk menganalisis Tingkat Efektivitas pelaksanaan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan ( PNPM-MPd )

dalam

menanggulangi kemiskinan di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.


2) Untuk menganalisis Dampak Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) terhadap Kesejahteraan
Rumah Tangga Sasaran di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.
3) Untuk menganalisis Dampak Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) terhadap Kesempatan Kerja
Rumah Tangga Sasaran di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.

1.4

Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dari hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut.


1)

Manfaat akademik, yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat


memperkaya khasanah hasil penelitian serta menjadi bahan referensi bagi
peneliti lainnya yang serius didalam mengembangkan teori-teori dan

kebijakan yang berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan.


2)
Manfaat praktis, yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan. Informasi bagi
segenap aparatur Pemerintah Kabupaten Badung, guna merumuskan

29
kebijakan strategis yang berkaitan dengan program penanggulangan
kemiskinan maupun pemberdayaan masyarakat.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

30
2.1
2.1.1

Konsep dan Definisi


Konsep Kemiskinan
Arti kemiskinan manusia secara umum telah banyak mengalami

peluasan,seiring dengan semakin kompleksnya faktor penyebab, indikator


maupun permasalahan lain yang melingkupinya. Kemiskinan tidak lagi dianggap
hanya sebagai dimensi ekonomi melainkan telah meluas hingga dimensi sosial,
kesehatan, pendidikan dan politik. Menurut Badan Pusat Statistik, Kemiskinan
adalah ketidakmampuan memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang
meliputi kebutuhan makan maupun non makanan. Membandingkan jumlah
pengeluaran dalam rupiah untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang disesuaikan
dengan harga pasar yang berlaku di masing-masing wilayah kemudian ditetapkan
sebagai garis kemiskinan penduduk di suatu wilayah (Badan Pusat Statistik,1999).
Kemiskinan dilihat dari aspek ketimpangan sosial, karena ada orang yang
sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar minimumnya tetapi masih jauh lebih
rendah dibanding masyarakat sekitarnya (lingkungannya). Semakin besar
ketimpangan pendapatan antara golongan atas dan golongan bawah maka semakin
banyak jumlah penduduk yang dikatagorikan miskin, sehingga kemiskinan relatif
erat hubungannya dengan masalah kesejahteraan (ILO. 2002).
Amartya Sen, dalam Todaro (2004) memaparkan bahwa tingkat
kemiskinan tidak dapat diukur dari tingkat pendapatan atau bahkan dari utilitas
seperti pemahaman konvensional yang paling penting bukanlah apa yang dimiliki
seseorang ataupun kepuasan yang ditimbulkan oleh barang-barang tersebut,
melainkan apakah yang dapat dilakukan oleh seseorang dengan barang-barang
tersebut. Jadi pada intinya untuk dapat memahami konsep kesejahteraan secara

31
umum dan kemiskinan secara khusus, kita harus berfikir lebih dari sekedar
ketersediaan komoditi - komoditi dan kegunaannya.
Menurut Mubyarto (1998), Kemiskinan adalah situasi serba kekurangan
disebabkan oleh terbatasnya modal yang dimiliki, rendahnya pengetahuan dan
ketrampilan, rendahnya produktivitas, rendahnya pendapatan, lemahnya nilai
tukar hasil produksi orang miskin dan terbatasnya kesempatan berperan serta
dalam pembangunan.
Todaro ( 2004 ), salah satu generalisasi (anggapan sederhana) yang
terbilang paling valid mengenai penduduk miskin adalah bahwasannya mereka
pada umumnya bertempat tinggal di daerah-daerah pedesaan, dengan mata
pencaharian pokok dibidang pertanian dan kegiatan lainnya yang erat
hubungannya dengan sektor ekonomi tradisional.
Arsyad (2004), juga mengemukakan bahwa masalah kemiskinan ini bisa
selain ditimbulkan oleh hal yang sifatnya alamiah/kultural juga disebabkan oleh
miskinnya strategi dan kebijakan pembangunan yang ada, sehingga para pakar
pemikir tentang kemiskinan kebanyakan melihat kemiskinan sebagai masalah
struktural yakni kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena
struktur sosial masyarakat tersebut tidak dapat ikut menggunakan sumber
pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.

Sharp,et.al (1996) dalam

Kuncoro (2004), mencoba mengidentifikasikan penyebab kemiskinan dipandang


dari sisi ekonomi. Pertama, secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya
ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan distribusi

32
pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya memiliki sumberdaya dalam
jumlah terbatas dan kualitasnya rendah.
Kedua, kemiskinan muncul akibat adanya perbedaan dalam kualitas
sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti
produktifitasnya rendah, yang pada gilirannya upahnya menjadi rendah.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia ini karena rendahnya pendidikan, nasib
yang kurang beruntung, adanya diskriminasi, atau karena keturunan.
Ketiga, kemiskinan muncul akibat adanya perbedaan akses dalam modal,
Ketiga penyebab kemiskinan ini bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan
(Vicious circle of poverty). Adanya keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar,
dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktifitas. Rendahnya
produktifitas akan mengakibatkan rendahnya pendapatan yang mereka terima.
Rendahnya pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi,
dan rendahnya investasi berakibat pada keterbelakangan. Logika berpikir ini
dikemukakan oleh Ragnar Nurkse, ekonom pembangunan ternama,

yang

mengatakan Negara miskin itu miskin karena dia miskin: a poor country is poor
because it is poor (Ragnar Nurkse ,1961).
2.1.2

Ukuran Kemiskinan
Berbagai pendekatan / konsep digunakan sebagai bahan perhitungan dan

penentuan batas-batas kemiskinan adalah sebagai berikut.


l)

United Nation Development Program (UNDP, 2000) meninjau kemiskinan


dari dua sisi yaitu dari sisi pendapatan dan kualitas manusia. Dilihat dari sisi
pendapatan, kemiskinan ekstrim (extreme poverty) atau kemiskinan absolut

33
adalah kekurangan pendapatan untuk keperluan pemcnuhan kebutuhan dasar
atau kebutuhan minimal kalori yang diperlukan. Dari sisi kualitas manusia,
kemiskinan secara umum (overall poverty), atau sering disebut sebagai
kemiskinan relatif adalah kekurangan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan
non pangan seperti pakaian, energi, dan tempat tinggal.
2) Bank Dunia menetapkan batas kemiskinan pada tahun 1992 melalui ukuran
dollar yaitu sebesar $ 98 atau senilai Rp. 203.000,- dan tahun 2000 diubah
menjadi $ 470. Karenanya bila seorang individu hanya mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya kurang dari satu dollar per hari dapat dikatakan sebagai
dibawah garis kemiskinan dan dengan menggunakan dollar sebagai mata uang
kunci akan dapat diketahui jumlah Rumah Tangga Sasaran

atau keadaan

ekonomi suatu negara.


Sumodiningrat (1998 ), mengatakan kemiskinan diukur dengan tingkat
pendapatan, pada dasarnya dapat dibedakan dalam kemiskinan absolut, apabila
pendapatannya dibawah garis kemiskinan, atau pendapatannya tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup minimum, antara lain diukur dengan kebutuhan
pangan, sandang, kesehatan, perumahan. Kemiskinan relatif adalah keadaan
perbandingan antara kelompok masyarakat dengan tingkat pendapatan sudah di
atas garis kemiskinan. Untuk menentukan apakah seseorang dapat dikatakan
miskin atau tidak diperlukan tolok ukur yang jelas. Berbagai pendekatan/konsep
yang digunakan sebagai bahan perhitungan dan penentuan batas-batas kemiskinan
adalah sebagai berikut.
1) Kemiskinan Absolut adalah tingkat pendapatan minimum yang cukup untuk

34
memenuhi Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) terhadap makanan, pakaian dan
perumahan untuk menjamin kelangsungan hidup. Angka KFM ini berbeda
dari satu negara ke negara lainnya, bahkan dari satu daerah ke daerah lainnya
serta bisa berubah-ubah dari waktu ke waktu. PBB pernah menentapkan Garis
Kemiskinan Internasional sebesar US $ 125,- per orang per tahun atas dasar
harga konstan tahun 1980. Itu berarti seseorang yang konsumsinya kurang dari
US $ 125,- per tahun dapat digolongkan berada di bawah garis kemiskinan atau
berada dalam kemiskinan absolute (Todaro,1995 ).
Selanjutnya Sajogyo dan Subagiyo (1980), mengajukan kriteria untuk
mengukur tingkat kemiskinan dengan menggunakan asumsi pendapatan perkapita
per tahun dalam nilai yang disetarakan dengan nilai tukar beras yaitu.
1) Kelompok paling miskin : bila pendapatannya kurang dari nilai tukar
beras sebesar 240 kg / kapita / tahun.
2) Kelompok miskin sekali : bila pendapatannya hanya setara dengan nilai
tukar beras sebesar 240 kg sampai dengan 360 kg per kapita / tahun.
3) Kelompok miskin : bila pendapatannya hanya setara dengan nilai tukar
beras sebesar 360 kg sampai dengan 480 kg per kapita / tahun.
4) Kelompok cukup : bila pendapatannya setara dengan nilai tukar beras
sebesar 480 kg sampai dengan 960 kg per kapita / tahun.
5) Kelompok kaya : bila pendapatannya sama atau lebih dari nilai tukar
beras sebesar 960 kg per kapita / tahun.
2) Kemiskinan Relatif adalah suatu tingkat kemiskinan dalam hubungannya
dengan suatu rasio garis kemiskinan absolut atau proporsi distribusi
pendapatan (kesejahteraan) yang timpang (tidak merata). Kemiskinan Relatif
dapat dilihat dengan memperbandingkan proporsi atau persentase penduduk

35
yang berada pada dan di bawah garis kemiskinan absolut dengan jumlah
penduduk keseluruhan. Untuk lebih memperoleh gambaran yang sesungguhnya
tentang tingkat kemiskinan relatif atau pemerataan kesejahteraan ekonomi
perlu diketahui distribusi pendapatan (Todaro, 2004).
2.1.3

Kesejahteraan Masyarakat
Pembangunan

ekonomi

dan

perubahan

kesejahteraan

masyarakat

merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Dalam konteks ini pembangunan


ekonomi dapat dianggap berhasil jika tingkat kesejahteraan masyarakat juga
semakin

baik.

Keberhasilan

pembangunan

ekonomi

tanpa

menyertakan

peningkatan kesejahteraan akan mengakibatkan kesenjangan dan ketimpangan


kehidupan masyarakat. Kesejahteraan dapat diartikan terpenuhinya kebutuhan
dasar masyarakat (PTO PNPM-MPd).
Bappenas (2007) menyatakan bahwa penentuan batasan substansi
kesejahteraan dan representasi kesejahteraan menjadi perdebatan luas, sehingga
dapat dikatakan secara sederhana tingkat kesejahteraan sebagai indikatornya
digunakan output ekonomi perkapita, yang selanjutnya diganti dengan pendapatan
perkapita karena output ekonomi perkapita dipandang kurang mencerminkan
kesejahteraan masyarakat tetapi lebih mencerminkan nilai tambah produksi yang
terjadi pada suatu wilayah, dimana nilai tambah itu tidak dengan sendirinya
dinikmati oleh seluruh masyarakat di wilayah itu, bahkan sebagian besar
ditransper ke wilayah pemilik modal yang berbeda wilayah dengan tempat
berlangsungnya proses produksi. Dengan demikian maka pendapatan rumah

36
tangga digunakan sebagai salah satu indikator kesejahteraan karena dipandang
lebih mencerminkan apa yang dinikmati masyarakat.

2.1.4

Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya meningkatkan harkat dan

martabat masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri
dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan didefinisikan
sebagai kemampuan seseorang khususnya untuk memiliki akses terhadap sumber
daya produktif yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan pendapatan,
mendapatkan barang serta layanan yang dibutuhkan dan partisipasi dalam proses
pengembangan

dan

keputusan

yang mempengaruhi

masyarakat

miskin.

International Fund for Agricultural Development (IFAD), 2002-2004.


Menurut Sumaryadi (2005) secara konseptual, ada 3 (tiga) prinsip dasar
dari konsep pemberdayaan masyarakat antara lain.
1) Pemberdayaan sangat menekankan pentingnya partisipasi masyarakat,
baik pada tahapan perencanaan program, pelaksanaan program maupun
pada tahap pengembangannya.
2) Pemberdayaan selalu tidak memisahkan antara fisik proyek dengan
pelatihan ketrampilan.
3) Sumber dana bagi kegiatan pemberdayaan masyarakat umumnya berasal
dari anggaran pemerintah, partisipasi swasta dan masyarakat.
Menurut Sumartono (2009) pemberdayaan masyarakat sebagai upaya
menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif
secara struktural, baik dalam bidang politik, ekonomi, psikologi dan lain-lain.
Memberdayakan

masyarakat

mengandung

makna

mengembangkan,

37
memandirikan, menswadayakan dan memperkuat posisi tawar menawar
masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan penekan disegala bidang dan sektor
kehidupan, karena salah satu akibat dari pemberdayaan adalah meningkatnya
kinerja masyarakat sehingga mereka mampu mengambil tanggung jawab terhadap
pekerjaannya dan harus dilakukan secara terus menerus antara pemerintah dengan
masyarakat. Pemberdayaan masyarakat miskin dapat dilakukan melalui kegiatan
produktif untuk meningkatkan posisi tawar mereka terhadap semua bentuk
eksploitasi dan sub ordinasi. (Bustang dkk, 2008).

2.1.5

Tujuan Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan


Tujuan

Umum

PNPM

Mandiri

Perdesaan

adalah

meningkatnya

kesejahteraan dan kesempatan kerja Rumah Tangga Sasaran di perdesaan dengan


mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan
pembangunan. Tujuan khususnya meliputi.
a. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya Rumah Tangga
Sasaran dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan.
b. Melembagakan

pengelolaan

pembangunan

partisipatif

dengan

mendayagunakan sumber daya lokal.


c. Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi
pengelolaan pembangunan partisipatif yang berpihak pada masyarakat
miskin ( pro poor ).

38
2.1.6

Sasaran Program PNPM Mandiri Perdesaan


Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan

secara nasional dibiayai melalui dana BLM diutamakan untuk kegiatan yang
memenuhi kriteria.
a.
b.
c.
d.
e.

Lebih bermanfaat bagi masyarakat miskin atau Rumah Tangga Sasaran.


Berdamapak langsung dalam peningkatan kesejahteraan
Dapat dikerjakan oleh masyarakat
Didukung oleh sumber daya yang ada
Memiliki potensi berkembang dan berkelanjutan
Jenis-jenis kegiatan yang dibiayai melalui BLM PNPM-Mandiri Perdesaan
adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat


memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang secara
ekonomi bagi masyarakat miskin atau Rumah Tangga Sasaran.
b. Kegiatan peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan,
termasuk kegiatan pelatihan pengembangan ketrampilan masyarakat
(pendidikan nonformal)
c. Kegiatan peningkatan kapasitas/ketrampilan kelompok usaha ekonomi
terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis
sumber daya lokal (tidak termasuk penambahan modal)
d. Penambahan permodalan simpan pinjam untuk Kelompok Perempuan
(SPP)
2.1.8

Prinsip Pelaksanaan Program PNPM Mandiri Perdesaan


Sesuai dengan pedoman umum PNPM Mandiri Perdesaan mempunyai

prinsip atau nilai-nilai yang selalu menjadi landasan atau acuan dalam setiap
pengambilan keputusan maupun tindakan yang akan diambil dalam pelaksanaan

39
rangkaian kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. Nilai-nilai dasar tersebut diyakini
mampu mendorong terwujudnya tujuan PNPM Mandiri Perdesaan.
Prinsip-prinsip Pelaksanaan Program PNPM Mandiri Perdesaan meliputi.
a. Bertumpu pada Pembangunan Manusia adalah masyarakat hendaknya
memilih kegiatan yang berdampak langsung terhadap upaya pembangunan
manusia daripada pembangunan fisik semata
b. Berorientasi pada Masyarakat Miskin adalah semua kegiatan yang
dilaksanakan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan Rumah Tangga
Sasaran dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung.
c. Partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur
tahapan

program

dan

pengawasannya,

mulai

dari

tahap

sosialisai,

perencanaan, pelaksanaan, dan pelesterarian kegiatan dengan memberikan


sumbangan tenaga pikiran atau dalam bentuk materiil.
d. Otonomi adalah masyarakat memiliki hak dan kewenangan mengatur diri
sendiri secara mandiri dan bertanggung jawab tanpa intervensi negatif dari
luar.
e. Desentralisasi adalah memberikan ruang yang lebih luas kepada masyarakat
untuk mengelola kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan yang
bersumber dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah sesuai dengan
kapasitas masyarakat.
f. Kesetaraan dan Keadilan Gender adalah masyarakat baik laki-laki dan
perempuan mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahap program
dan dalam menikmati secara adil manfaat kegiatan pembangunan.

40
g. Demokratis adalah masyarakat mengambil

keputusan pembangunan

dilakukan secara musyawarah dan mufakat dengan tetap berorientasi pada


kepentingan masyarakat miskin.
h. Transparansi dan Akuntabel adalah masyarakat memiliki akses yang memadai
terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga
pengelolaan

kegiatan

dapat

dilaksanakan

secara

terbuka

dan

dipertanggunggugatkan baik secara moral, teknis, legal maupun administratif.


i. Prioritas adalah

masyarakat memilih kegiatan yang diutamakan dengan

mempertimbangkan hal yang mendesak dan kemanfaatan untuk pengentasan


kemiskinan.
j. Keberlanjutan adalah bahwa dalam setiap pengambilan keputusan atau
tindakan

pembangunan

mulai

dari

tahap

perencanaan,

pelaksanaan,

pengendalian dan pemeliharaan kegiatan harus telah mempertimbangkan


sistem pelestariaanya.
2.1.9

Dasar Hukum Pelaksanaan Program PNPM Mandiri Perdesaan


Peraturan Per Undang-Undangan khususnya terkait sistem pemerintahan,

perencanaaan, keuangan Negara, dan kebijakan penanggulangan kemiskinan


adalah
a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
b. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

41
d. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.07/2009 tentang
Pedoman

Pendanaan

Urusan

Bersama

Pusat

Daerah

untuk

Penanggulangan Kemiskinan.
f. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan.
2.2
2.2.1

Teori yang Digunakan


Efektivitas Pelaksanaan PNPM
Menurut Handayani dalam Rivani (2007) Efektivitas diartikan sebagai

pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang ditentukan


sebelumnya. Efektivitas adalah kesesuaian antara output dengan tujuan yang
ditetapkan. Tingkat efektivitas program dalam hal ini menggambarkan
kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan program yang direncanakan
dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Apabila realisasi program 1 persen
sampai dengan 50 persen dari target termasuk dalam efektivitas rendah, apabila
realisasi program antara 51 sampai dengan 100 persen dari target termasuk
efektivitas tinggi. Pengukuran efektivitas menggunakan standar sesuai acuan
Keputusan Menpan No. Kep./25/M/Men Pan/2/2004 seperti tampak pada Tabel
2.1.
Tabel 2.1
Standar Pengukuran Efektivitas
Rasio Efektivitas (%)

Tingkat Efektivitas

42
Dibawah 40
Sangat Tidak Efektif
40 59,99
Tidak Efektif
60 79,99
Cukup Efektif
Di atas 80
Sangat Efektif
Sumber : Keputusan Menpan No. Kep./25/M/Men Pan/2/2004
Efektivitas dapat diukur dengan variabel tingkat perencanaan , variabel
tingkat pelaksanaan dan variabel tingkat pengawasan/pengendalian. Variabel
dalam perencanaan program diteliti dengan indikator berorientasi pada
masyarakat miskin, demokratis dan partisipasi. Variabel

dalam pelaksanaan

program diteliti dengan indikator prioritas, otonomi, desentralisasi, bertumpu


pada pembangunan manusia, kesetaraan gender, keberlanjutan, serta trasparan dan
akuntabel.Variabel pengawasan program diteletili dengan trasparan dan akuntabel.
Sedangkan dampak program diukur dengan variabel perubahan tingkat
pendapatan rumah tangga sasaran dengan membandingkan pendapatannya
sebelum dan sesudah menerima bantuan serta peningkatan kesempatan kerja
rumah tangga sasaran setelah menerima bantuan program.
2.2.2

Dampak Pelaksanaan Program Terhadap Pendapatan


Pendapatan merupakan balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor

produksi dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa waktu tersebut dapat berupa
sewa, upah/gaji, bunga ataupun laba. Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai
semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan
sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh penduduk suatu negara (Sukirno,
2004). Tujuan pokok dari pembangunan nasional adalah meningkatkan
pendapatan masyarakat. Pendapatan masyarakat merupakan salah satu indikator
untuk mengukur tingkat kemakmuran atau kesejahteraan masyarakat, sehingga

43
besar kecilnya pendapatan masyarakat dapat mencerminkan kemajuan ekonomi
masyarakat. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tujuan penting yang
harus dicapai dalam suatu perekonomian yang baik, yaitu perekonomian yang
mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh penduduk di negara atau daerah
yang bersangkutan (Todaro, 2004).
Pendapatan merupakan salah satu tolak ukur kemajuan ekonomi
masyarakat yang sering digunakan dalam melihat keberhasian suatu proses
pembangunan. Menurut Sukirno (2004), pendapatan individu merupakan
pendapatan yang diterima rumah tangga dalam perekonomian dari pembayaran
atas penggunaan faktor-faktor produksi yang dimilikinya, dan dari sumber lain.
Untuk menghitung besar kecilnya pendapatan dapat dilakukan dengan tiga
pendekatan, yaitu.
1) Pendekatan produksi (production approach), yaitu dengan menghitung
semua nilai produksi barang dan jasa yang dapat dihasilkan dalam
periode tertentu.
2) Pendekatan pendapatan (income approach), yaitu dengan menghitung
nilai keseluruhan balas jasa yang dapat diterima oleh pemilik faktor
produksi dalam suatu periode tertentu.
3) Pendekatan pengeluaran (expenditure approach), yaitu pendapatan yang
diperoleh dengan menghitung pengeluaran konsumsi keluarga.
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan pengeluaran (expenditure
approach),

pengeluaran

keluarga

yang

diperhitungkan

adalah

pengeluaran untuk membeli bahan pangan, sandang, papan, sekunder,


kesehatan, pendidikan dan sarana upacara.
2.2.3

Dampak PNPM-MPd Terhadap Kesempatan Kerja

44
Pengertian kesempatan kerja adalah mencangkup lapangan pekerjaan
yang sudah diisi dan semua lapangan pekerjaan yang masih lowong. Dari
pekerjaan yang masih lowong tersebut, kemudian timbul kebutuhan akan tenaga
kerja. Kebutuhan akan tenaga kerja ini nyata diperlukan oleh perusahaan/lembaga
penerima tenaga kerja pada tingkat upah, posisi dan syarat kerja tertentu. Tingkat
upah, posisi maupun syarat kerja tertentu biasanya diumumkan di media massa.
Dalam hal ini seseorang dikatagorikan bekerja apabila dia melakukan pekerjaan
dan memperoleh keuntungan atau pendapatan paling sedikit 1 (satu) jam dalam
seminggu yang lalu atau seminggu sebelum pencacahan. Setiap manusia memiliki
kebutuhan untuk menjalani kehidupan mereka kebutuhan pokok dibagi menjadi
tiga yaitu pangan, sandang, dan papan. Untuk memenuhi kebutuhan itu setiap
manusia harus mencari pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan. Jenis
pekerjaan

seseorang

responden

sangat

berpengaruh

terhadap

pendapatannya,selain itu pendapatan juga dipengaruhi oleh jumlah jam kerja


responden.
Masalah ketenagakerjaan berhubungan sangat erat dengan kemiskinan
semakin sedikit lapangan pekerjaan yang tersedia akan meningkatkan jumlah
pengangguran yang pada akhirnya mengakibatkan semakin banyak penduduk
yang jatuh ke bawah garis kemiskinan. Penyediaan lapangan pekerjaan yang
sesuai dengan karakteristik penduduk miskin merupakan upaya terobosan yang
di rasa akan jauh lebih efektif dalam mengentaskan kemiskinan jika dibandingkan
dengan berbagai program pemberian bantuan sosial, terutama jika ditinjau dari
aspek keberlanjutannya.

45
Banyak hal yang mempengaruhi partisipasi RTS terhadap lapangan kerja
di antaranya adalah kemampuan RTS itu sendiri yang sangat terbatas sehingga
tidak mampu memasuki pasar kerja yang tersedia. Kondisi ini perlu mendapat
perhatian serius dari institusi terkait untuk meningkatkan kemampuan SDM dan
kemandirian RTS sehingga mereka dapat memperbaiki tingkat kesejahteraannya
melalui usahanya sendiri tanpa selalu mengandalkan bantuan pemerintah.
Analisa ketenagakerjaan umumnya dilakukan dengan melihat berbagai
karateristik yang mempengaruhi kesempatan kerja. Dalam hal ini yang biasa
digunakan untuk menganalisis kesempatan kerja adalah karakteristik kesempatan
kerja menurut tingkat pendidikan, status pekerjaan, sektor lapangan usaha dan
jabatan (Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia,1995).

2.2.4

Rumah Tangga Sasaran


Rumah Tangga Sasaran adalah Rumah tangga yang tergolong sangat

miskin, miskin dan dekat dengan miskin (AE Suryani, 2010). Data Rumah Tangga
Sasaran (RTS) ini sering disebut data kemiskinan mikro. Pengumpulan datanya
harus dilakukan secara sensus guna memberikan informasi tentang siapa dan
dimana penduduk miskin itu berada (by name dan by address). Pengumpulan data
rumah tangga sasaran didasarkan pada kriteria Rumah Tangga Sasaran yang
diperoleh dari survei kemiskinan seperti pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2
Kriteria Rumah Tangga Sasaran
No
1
2
3
4

Variabel
Luas lantai per kapita
Jenis lantai rumah
Jenis dinding rumah
Fasilitas tempat buang air besar (jambam)

Kriteria
<8 m2
Tanah/papan/kualitas rendah
Bambu, papan kualitas rendah
Tidak punya

46
5
6
7
8
9

Sumber air minum


Penerangan yang digunakan
Bahan bajar yang digunakan
Frekuensi makan dalam sehari
Kemampuan membeli daging/ayam/susu dalam
seminggu
10
Kemampuan membeli pakaian baru bagi setiap ART
11
Kemampuan berobat ke puskesmas/ poliklinik
12
Lapangan pekerjaan kepala rumah tangga
13
Pendidikan kepala rumah tangga
14
Kepemilikan aset/barang berharga minimal Rp.
500.000,Sumber : BPS Kabupaten Badung Tahun 2014

Bukan air bersih


Bukan listrik
Kayu/arang
Kurang dari 2 kali sehari
Tidak
Tidak
Tidak
Petani gurem,nelayan, pekebun
Belum pernah sekolah/tidak
Tidak ada

Secara konseptual rumah tangga sasaran adalah rumah tangga sasaran


yang memenuhi minimal kriteria 9 kriteria dari 14 kriteria miskin yang telah
disepakati dan ditetapkan. Rumah Tangga Sasaran terdiri dari tiga kelompok,yaitu
rumah tangga sangat miskin (memenuhi 13-14 kriteria), rumah tangga sasaran
miskin (memenuhi 11-12 kriteria), dan rumah tangga sasaran hampir miskin
(memenuhi 9-10 kriteria ). Pemenuhan kriteria/variabel rumah tangga sasaran
pada batas kebutuhan dasar minimal yang dinyatakan dalam ukuran garis
kemiskinan yaitu sejumlah rupiah yang diperlukan oleh seseorang untuk dapat
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan.

2.3

Keaslian Penelitian
Penelitian tentang Efektivitas dan Dampak Pelaksanaan Program Nasional

Pemberdayaan

Masyarakat

Mandiri

Perdesaan

(PNPM-MPd)

Kesejahteraan dan Kesempatan Kerja Rumah Tangga Sasaran

terhadap

di Kecamatan

Abiansemal Kabupaten Badung ini belum pernah ada yang melakukannya,


sehingga hasil penelitian ini merupakan penelitian baru, namun tidak menutup
kemungkinan bahwa hasil penelitian serupa yang berkaitan dengan penelitian di
bidang kemiskinan telah banyak yang melakukannya dalam program dan lokasi
yang berbeda, seperti sebagai berikut.

47
Subagyo (2000) dengan Judul Efektivitas Penanggulangan kemiskinan
dalam Pemberdayaan Masyarakat, studi kasus di Kabupaten Jawa Timur dengan
obyek penelitiannya adalah masyarakat penerima bantuan program IDT dan
Program PKS ( Program Keluarga Sejahtera ) dalam bentuk pernbinaan kredit
keluarga sejahtera.
Hasil penelitiannya dapat disimpulkan dengan teknik analisis yang
digunakan adalah efektivitas program dan uji statistik dengan menggunakan uji t,
bahwa bantuan dana yang diberikan kepada masyarakat dalam bentuk program
IDT dan PKS memberikan dampak positif tcrhadap peningkatan pendapatan dan
kesempatan kerja masyarakat. Selain itu bantuan tersebut berdampak positif
terhadap peningkatan kepedulian penduduk kaya dengan pcnduduk miskin
terhadap ketimpangan ekonomi dan terhadap penurunan jumlah penduduk miskin
di desa IDT sebesar 5 persen dan di desa non IDT sebesar 20 persen.
Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya
terletak pada lokasi yang berbeda, waktu yang berbeda dan variabel yang berbeda.
Objek penelitian sebelumnya adalah masyarakat penerima bantuan program IDT
dan Program PKS ( Program Keluarga Sejahtera ) dalam bentuk pernbinaan kredit
keluarga sejahtera di Kabupaten Jawa Timur. Penelitian sekarang mengenai
Efektivitas dan Dampak Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM-MPd) terhadap Kesejahteraan dan Kesempatan kerja Rumah
Tangga Sasaran di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.
Wirya (2009) dengan judul Efektivitas dan Dampak Program Simpan
Pinjam Perempuan (SPP) terhadap Pendapatan Keluarga di Kecamatan Kuta Utara

48
Kabupaten Badung. Penelitian ini menggunakan variabel input yang terdiri dari
sosialisasi, penggalian gagasan dan musyawarah, variabel proses yang terdiri dari
penulisan usulan, verifikasi usulan dan penyaluran dana, variabel output terdiri
dari atas

tingkat pendapatan. Obyek penelitian ini adalah anggota SPP yang

menjadi manfaat langsung program PPK Mandiri di Kecamatan Kuta Utara.


Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis menggunakan
metode matematika dan statistik sederhana yang menganalisis tingkat efektivitas
dan uji statistic parametric (uji t dua sampel berpasangan) untuk menganalisis
dampak program SPP. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa program SPP di
Kecamatan Kuta Utara sangat Efektif dan berdampak positif serta signifikan
terhadap pendapatan keluarga kaum perempuan di Kecamatan Kuta Utara
Kabupaten Badung.
Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelian sebelumnya
terletak pada lokasi yang berbeda, waktu penelitian yang berbeda. Obyek
penelitian sebelumnya adalah Efektivitas dan Dampak Program Simpan Pinjam
Perempuan (SPP) terhadap Pendapatan Keluarga di Kecamatan Kuta Utara.
Sedangkan penelitian ini mengenai Efektivitas dan Dampak Program Nasional
Pemberdayaan

Masyarakat

Mandiri

Perdesaan

(PNPM-MPd)

terhadap

Kesejahteraan dan Kesempatan kerja Rumah Tangga Sasaran di Kecamatan


Abiansemal Kabupaten Badung.
Widiantara (2011) dengan judul Efektivitas dan Dampak Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan terhadap Pendapatan dan
Kesempatan Kerja Rumah Tangga Sasaran di Kecamatan Jembrana. Penelitian ini

49
menggunakan variabel tingkat pemahaman tujuan kegiatan, tingkat ketepatan
sasaran, tingkat keterlibatan anggota dalam proses kegiatan dan tingkat
pengembalian pinjaman. Obyek penelitian ini adalah peserta program SPP.
Teknik analisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif untuk
menganalisis tingkat efektivitas dan uji statistic untuk menganalisis dampak
kegiatan SPP terhadap pendapatan peserta program SPP. Dari hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa kegiatan SPP sangat efektif dan berdampak positif
terhadap peningkatan pendapatan.
Perbedaan penelitian Widiantara (2011) dengan penelitian ini adalah pada
lokasi, periode waktu dan obyek penelitian. Obyek penelitian sebelumnya
mengenai Efektivitas dan Dampak Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan terhadap Pendapatan dan Kesempatan Kerja Rumah Tangga
Sasaran di Kecamatan Jembrana. Sedangkan penelitian sekarang mengenai
Efektivitas dan Dampak Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM-MPd) terhadap Kesejahteraan dan Kesempatan kerja Rumah
Tangga Sasaran di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.
Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis menggunakan
metode matematika dan statistik sederhana yang menganalisis tingkat efektivitas
dan uji statistic parametric (uji t dua sampel berpasangan) untuk menganalisis
dampak program PNPM-MPd.

50

BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1

Kerangka Berpikir dan Konsep Penelitian


Pembangunan ekonomi dilakukan untuk mengurangi tingkat kemiskinan,

ketimpangan pendapatan dan tingkat pengangguran sehingga dapat meningkatkan


kesejahteraan

masyarakat.

Berbagai

konsep

penanggulangan

kemiskinan

terdahulu bersifat parsial, sektoran dan sumbangan yang menghasilkan kondisi


yang kurang menguntungkan seperti salah sasaran, terciptanya benih-benih
fragmentasi sosial dan melemahnya kapital sosial di masyarakat. Lemahnya
kapital sosial pada gilirannya mendorong pergeseran prilaku masyarakat yang
semakin jauh dari semangat kemandirian, kebersamaan, dan kepedulian untuk
mengatasi persoalan secara bersama (Hadi, 2009).
Kapital sosial yang melemah dapat disebabkan oleh kebijakan atau
keputusan dari pengelola program atau pemimpin-pemimpin masyarakat yang
tidak adil sehingga menimbulkan sikap skeptis masyarakat yang pada gilirannya
mendorong sikap masa bodo, tidak peduli, tidak percaya, mengandalkan bantuan
pihak luar untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi dan tidak mandiri,
jauh dari rasa keikhlasan, keadilan, dan kejujuran. Dari berbagai program

51
penanggulangan kemiskinan yang telah dilaksanakan di Kabupaten Badung, akan
diteliti satu program yaitu PNPM Mandiri Perdesaan dengan responden Rumah
Tangga Sasaran klasifikasi hampir miskin di Kecamatan Abiansemal Kabupaten
Badung.
Indikator yang diteliti adalah Efektivitas dan Dampak pelaksanaan
program PNPM terhadap Peningkatan Kesejahteraan dan Kesempatan Kerja
Rumah Tangga Sasaran. Indikator

Efektivitas diukur dengan variabel proses

perencanan program, tingkat proses pelaksanaan program, tingkat proses


pengawasan pendanaan program. Sedangkan indikator Dampak pelaksanaan
program diukur dengan variabel perubahan tingkat kesejahteraan rumah tangga
sasaran dengan membandingkan pendapatan sebelum dan sesudah menerima
bantuan program serta peningkatan kesempatan kerja rumah tangga sasaran
setelah menerima bantuan program PNPM-MPd. Kerangka berpikir penelitian
dapat disajikan seperti pada Gambar 3.1.

Kemiskinan
Pendapatan

Kesempatan

PNPM - MPd

Rumah Tangga Sasaran

Efektivitas Program dan Dampak Program

Kesejahteraan Rumah Tangga Sasaran Pendapatan meningkatKesempatan kerja meningkat

52

Gambar 3.1.
Kerangka Berpikir Penelitian
Upaya penanggulangan kemiskinan yang telah dilaksanakan oleh
Pemerintah selama ini, dirasakan masih menemui berbagai kendala dalam
menuntaskan penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Sehingga munculnya
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan

diharapkan

mampu memberikan perubahan kondisi Rumah Tangga Sasaran di Indonesia


melalui sistem pemberdayaan masyarakat. Keberhasilan pelaksanaan program
untuk mencapai tujuan yang diinginkan dapat dilihat dari efektifnya pelaksanaan
program, yang pada akhirnya akan dapat berdampak positif terhadap
kesejahteraan dan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. Tingkat efektivitas
dan dampak pelaksanaan program tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan yang baik.
Perencanaan dari suatu kegiatan yang baik bila telah berorientasi pada
masyarakat katagori miskin, bersifat demokratis, partisipatif yang tinggi dari
segenap sumber daya manusia yang ada. Dalam kegiatan Pelaksanaan PNPM
Mandiri

Perdesaan

harus

memiliki

implementasi

yang

nyata

dalam

penanggulangan kemiskinan, dimana untuk hal ini harus disesuaikan dengan


prinsip-prinsip dari PNPM Mandiri Perdesaan yaitu bertumpu pada pembangunan
manusia,memprioritaskan Rumah Tangga Sasaran untuk memperoleh dan
memanfaatkan bantuan PNPM Mandiri Perdesaan.

53
Pelaksanaan program harus sederhana, artinya pelaksanaan program
memiliki proses administrasi yang mampu dikerjakan dan diselesaikan oleh
masyarakat, memiliki kolaborasi program, dan keberlanjutan program. Dalam
pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan hal yang sangat penting juga adalah
adanya lembaga pengelola program. Organisasi Pengelola merupakan kebutuhan
yang mutlak ada karena diperlukan untuk mewadahi segala aktivitas dan aspirasi
yang ada agar sebuah program kegiatan dapat berjalan dengan baik..
Desentralisasi yaitu pelimpahan kewenangan sehingga memiliki kewenangan
sendiri yang tidak dapat diintervensi oleh kelompok lainnya termasuk Pemerintah
Daerah.
Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan
harus memiliki transparansi dan akuntabel, artinya terdapat fungsi pengawasan
dan pengendalian baik di tingkat pengelola, tingkat Pemerintah Daerah maupun
ditingkat Pemerintah Pusat, bila perlu kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi
pengelola dapat dilakukan audit oleh auditor independen.
Dengan

diterapkannya

prinsip-prinsip

dalam

proses

perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan dari PNPM Mandiri Perdesaan tersebut akan


berdampak pada rumah tangga sasaran baik dari sisi kesejahteraan, kesempatan
kerja maupun perubahan prilaku rumah tangga sasaran dalam penanggulangan
kemiskinan di wilayahnya, sehingga akan tercapai tujuan pembangunan ekonomi
yang dilakukan dengan mengurangi tingkat kemiskinan, ketimpangan pendapatan
dan mengurang tingkat pengangguran sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
dan kesempatan kerja masyarakat di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.

54
Berdasarkan uraian di atas maka kerangka konsep penelitian Efektivitas
dan Dampak Pelaksanaan Program PNPM Mandiri Perdesaan terhadap
Peningkatan Kesejahteraan dan Kesempatan Kerja bagi Rumah Tangga Sasaran di
Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung dapat dilihat seperti pada Gambar 3.2.

PNPM MANDIRI PERDESAAN

Efektivitas Program

Dampak Program

Pengawasan Transparan
dan
Akuntabel
naan
2. Otonomi3.
1. Berorientasi
Desentralisasi
pada masyarakat
4. Bertumpu
miskin2.Demokratis3.Partisipasi
pada pembangunan
manusia5.
Kesejahteraan
Kesetaraan
dandan
Kesempatan
keadilan gender6.
Kerja Keb

Gambar 3.2
Kerangka Konsep Penelitian Efektivitas dan Dampak Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) terhadap

55
Kesejahteraan dan Kesempatan Kerja Rumah Tangga Sasaran di
Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung

3.2

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan pustaka, maka dirumuskan

hipotesis sebagai berikut.


1) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPMMPd) berdampak positif dan signifikan terhadap Peningkatan Kesejahteraan
Rumah Tangga Sasaran di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.
2) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPMMPd) berdampak positif dan signifikan terhadap Peningkatan Kesempatan
Kerja Rumah Tangga Sasaran di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.

56

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1

Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian deskriptif jenis rancangan penelitian ini merupakan

tipe penelitian penjelasan (explanative research) dengan melakukan pengamatan /


non eksperimen yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara
variable-variabel melalui pengujian hipotesa (Singarimbun,1995).
Gambar 4.1

rhadap Peningkatan Kesejahteraan Rumah Tangga SasaranPNPM-MPd memiliki pengaruh signifikan

Perencanaan, Dalam Proses Pelaksanaan, Dalam Proses PengawasanDampak Program : Kesejahter

Prosedur pengumpulan data

Populasi dan sampelPopulasi


Metode
: 1.745Sampel
pengumpulan
: dataMetode
95
wawancaraMetode Obser

tode analisis dataTingkat Efektivitas : Metode matematika dan statistik sederhanaDampak program

Simpulan

57

4.2

Lokasi, Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung

karena di Kecamatan Abiansemal merupakan daerah penyanga pariwisata dan


daerah pertanian namun masih banyak ditemukan Rumah tangga sasaran (RTS)
klasifikasi hampir miskin berdasarkan Pendataan Program Perlindungan Sosial
(PPLS) diantara Kecamatan yang ada di Kabupaten Badung. Waktu penelitian ini
dilakukan pada tahun 2014.

4.3

Identifikasi Variabel
Untuk

menghindari

agar

pembahasan

tidak

keluar

dari

pokok

permasalahan, maka variabel yang di identifikasi dalam penelitian ini adalah


sebagai berikut.
1) Variabel Perencanaan Program
a.

Berorientasi pada masyarakat miskin

b.

Demokratis

c.

Partisipasi

2) Variabel Pelaksanaan Program


a.

Prioritas

b.

Otonomi

c.

Desentralisasi

d.

Bertumpu pada pembangunan manusia

58
e.

Kesetaraan dan keadilan gender

f.. Keberlanjutan

3) Variabel Pengendalian Program


a.

Transparan dan Akuntabel

4) Variabel Dampak Pelaksanaan Program

4.4

a.

Pendapatan Rumah Tangga Sasaran

b.

Kesempatan Kerja Rumah Tangga Sasaran

Definisi Operasional Variabel


Berdasarkan hasil identifikasi variabel diatas, selanjutnya dapat diuraikan

definisi operasional variabel sebagai berikut.


1)

Berorientasi pada masyarakat miskin adalah segala keputusan yang diambil


berpihak kepada masyarakat miskin.

2)

Demokratis adalah masyarakat mengambil

keputusan pembangunan

dilakukan secara musyawarah dan mufakat dengan tetap berorientasi pada


kepentingan masyarakat miskin.
3)

Partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur
tahapan program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisai,
perencanaan, pelaksanaan, dan pelestararian kegiatan dengan memberikan
sumbangan tenaga pikiran atau dalam bentuk materiil.

4)

Prioritas adalah

masyarakat memilih kegiatan yang diutamakan dengan

mempertimbangkan hal yang mendesak bagi masyarakat sasaran dan


bermanfaat untuk pengentasan kemiskinan.

59
5)

Otonomi adalah masyarakat memiliki hak dan kewenangan mengatur diri


sendiri secara mandiri dan bertanggung jawab tanpa intervensi negatif dari
luar.

6)

Desentralisasi adalah memberikan ruang yang lebih luas kepada masyarakat


untuk mengelola kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan yang
bersumber dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah sesuai dengan
kapasitas masyarakat.

7)

Bertumpu pada pembangunan manusia adalah masyarakat hendaknya


memilih kegiatan yang berdampak langsung terhadap upaya pembangunan
manusia daripada pembangunan fisik semata.

8)

Kesetaraan dan keadilan gender adalah masyarakat baik laki-laki dan


perempuan mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahap program
dan dalam menikmati secara adil manfaat kegiatan pembangunan.

9)

Keberlanjutan adalah bahwa dalam setiap pengambilan keputusan atau


tindakan pembangunan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan pemeliharaan kegiatan harus telah mempertimbangkan
sistem pelestariaanya.

10)

Transparansi dan Akuntabel adalah masyarakat


memadai

memiliki akses yang

terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan

sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan


dipertanggunggugatkan
administratif.

baik

secara

moral,

teknis,

legal

maupun

60
11)

Pendapatan

Rumah Tangga Sasaran adalah pendapatan yang diterima

rumah tangga sasaran sebelum dan sesudah menerima bantuan PNPMMPd, yang diukur dengan Rupiah.
12)

Kesempatan Kerja Rumah Tangga Sasaran

adalah jumlah waktu kerja

dalam satuan jam yang tercipta bagi rumah tangga sasaran sebelum dan
sesudah menerima bantuan PNPM-MPd, yang diukur dengan Jam.

4.5

Jenis dan Sumber Data

4.5.1 Jenis Data Menurut Sifatnya


Berdasarkan sifatnya, data yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dibedakan menjadi dua.
1) Data Kuantitatif adalah data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka,
dengan satuan hitung (Sugiono,2004).
Data tersebut seperti misalnya data jumlah penduduk, jumlah penerima
manfaat, besarnya bantuan yang diterima, jumlah penduduk penerima
bantuan, dan lain-lain.
2) Data Kualitatif adalah data yang tidak berbentuk kata, kalimat skema dan
gambar (Sugiono, 2004).
Data yang diperoleh dari penelitian, misalnya data mengenai pendapat
responden mengenai efektivitas dan dampak pelaksanaan PNPM Mandiri
Perdesaan di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.
4.5.2 Jenis Data menurut Sumber Data
Sumber data menurut sumbernya meliputi data primer dan data sekunder
1) Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diamati dari sumbernya serta
memerlukan pengolahan lebih lanjut terhadap data tersebut, misalnya data

61
mengenai jawaban

responden mengenai tingkat efektivitas dan dampak

pelaksanana program PNPM Mandiri Perdesaan terhadap kesejahteraan dan


kesempatan kerja rumah tangga sasaran.
2) Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain dan bukubuku,tulisan-tulisan ataupun dokumen-dokumen yang ada hubungannya
dengan penelitian ini. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan, diolah
dan dipublikasikan oleh suatu instansi atau badan seperti misalnya data
kemiskinan yang dikeluarkan oleh BPS Provinsi Bali, BPS Kabupaten
Badung, BPMD Provinsi Bali dan BPMD Kabupaten Badung.

4.6
4.6.1

Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel


Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam
penelitian ini yang di maksud dengan populasi adalah seluruh rumah tangga
sasaran menurut klasifikasi hampir miskin yang berjumlah 1.745 RTS yang
tersebar di 18 desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Abiansemal Kabupaten
Badung berdasarkan data PPLS Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung Tahun
2011.

4.6.2

Metode Penentuan Sampel


Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono,2010). Jumlah anggota sampel sering dinyatakan

62
dengan ukuran sampel. Semakin besar jumlah sampel mendekati populasi maka
tingkat peluang kesalahan generalisasi akan semakin kecil, dan sebaliknya
semakin kecil jumlah sampel menjauhi populasi maka semakin besar kesalahan
yang diberlakukan. Semakin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil
jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya semakin kecil tingkat
kesalahan,maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan. Dari
sejumlah populasi yang ada di masing-masing desa diambil sampel secara acak
dari populasi rumah tangga sasaran klasifikasi hampir miskin dengan
menggunakan rumus Slovin (Riduwan 2005 ) dengan derajat kesalahan () 10
persen sebagai berikut.
N
n = ------------------1 + (N.e2)
Keterangan :
N
n
e

=
=
=

Jumlah anggota dalam populasi


Jumlah sampel
Derajat penyimpangan yang ditoleransi 10 %

N
n = ----------------1 + ( N.e2 )
1.745
n = --------------------------1 + ( 1.745 . 0,12 )
1.745
n = ---------------------------1 + ( 1.745 . 0,01 )
1.745
n = --------------------------18,45

63

n = 95
Dari jumlah sampel yang didapat 95 responden kemudian dilakukan teknik
sampling dengan teknik Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Untuk mendapatkan jumlah sampel di masing-masing desa dilakukan
dengan

Simple Random Sampling dikatakan simple (sederhana) karena

pengambilan

sampel

anggota

populasi

dilakukan

secara

acak

tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu, cara ini dilakukan bila anggota
populasi dianggap homogen (Sugiyono,2010). seperti tampak pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Responden Rumah Tangga Sasaran (RTS) Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan
Abiansemal data PPLS Kabupaten Badung Tahun 2011

Desa/Kelurahan
Darmasaba
Sibang gede
Jagapati
Angantaka
Sedang
Sibangkaja
Mekar bhuana
Mambal
Abiansemal
Dauh yeh cani
Ayunan
Blahkiuh
Punggul
Bongkasa
Taman
Selat
Sangeh
Bongkasa
Kecamatan Abiansemal

Jumlah RTS
Klasifikasi Hampir
Miskin
115
187
73
72
111
109
104
85
97
104
45
87
59
128
143
59
104
63
1.745

Jumlah Responden
6
11
4
4
6
6
5
4
5
5
3
5
4
7
8
3
5
4
95

64
Sumber : Hasil penelitian Tahun 2014 (data diolah)
4.7

Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.
1) Wawancara terstruktur dengan menggunakan daftar pertanyan (Quistioner)
yang telah dipersiapkan, pertanyaan yang diajukan terkait dengan variabelvariabel yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian.
2) Observasi yaitu dilakukan dengan cara melakukan pengamatan lapangan
terhadap pelaksanan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan
Abiansemal Kabupaten Badung, seperti mengamati terhadap kegiatan fisik
lingkungan yang dilakukan, pengamatan kondisi sosial dan kemiskinan
masyarakat di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.
3) Wawancara mendalam (Indepth Interview) adalah wawancara yang dilakukan
khusus terhadap beberapa responden dengan menyiapkan daftar pertanyaan
terstruktur sehingga akan diketahui kondisi pelaksanaan program PNPM
Mandiri Perdesaan di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung, serta
permasalahan

yang dihadapi

dalam

penanggulangan

kemiskinan

di

Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.

4.8

Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dirancang secara kualitatif dalam kuesioner yang

terdiri dari pendapat responden tentang pendapat responden tentang efektivitas


program pada tahapan perencanaan program, tahapan pelaksanaan program dan

65
tanggapan responden terhadap pengawasan ataun pengendalian program.
Tanggapan/ jawaban responden atas pertanyaan dalam dalam kuesioner tersebut
akan dikelompokkan dalam dua pernyataan ya (positif) dan pernyataan tidak
(negatif), kemudian pernyataan ya (postif) dibandingkan dengan target dan
dikalikan 100 persen maka akan didapat nilai tingkat Efektivitas Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan, dengan menggunakan
acuan dari Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor
Kep./25/M/M

Pan/2/2004,

sebagaimana

yang

disajikan

dalam

Standar

Pengukuran Efektivitas pada Tabel 2.1.

4.9

Teknik Analisis Data

4.9.1

Efektivitas PNPM Mandiri Perdesaan


Untuk menganalisis efektivitas PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan

Abiansemal Kabupaten Badung digunakan metode matematika dan statistika


sederhana (Subagiyo,2007).
Realisasi
Efektivitas PNPM = ---------------- x 100 % ..
Target

(1)

Keterangan :
Realisasi
Target
4.9.2

= Jumlah kegiatan yang telah dilaksanakan


= Jumlah kegiatan yang diprogramkan

Dampak program
Untuk menganalisis

dampak

program

terhadap Peningkatan

Pendapatan dan Kesempatan Kerja Rumah Tangga Sasaran digunakan konsep


sebelum dan sesudah memperoleh bantuan program dengan analisis yang

66
digunakan uji statistika parametrik. Dalam uji ini dipergunakan uji dua sampel
berpasangan Wilcoxon untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan secara
signifikan pada pendapatan dan kesempatan kerja rumah tangga sasaran sebelum
dan sesudah menerima bantuan /akses PNPM Mandiri Perdesaaan.
1) Untuk menganalisis dampak progran PNPM Mandiri Perdesaan terhadap
peningkatan pendapatan rumah tangga sasaran, menurut

Nata Wirawan

(2002), dilakukan pengujian statistik, yaitu uji beda dua rata-rata pengamatan
berpasangan dengan tahapan sebagai berikut.
a) Menentukan Hipotesis :
Ho :

= 0, artinya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) tidak berdampak positif dan signifikan


terhadap Pendapatan Rumah Tangga Sasaran di Kecamatan Abiansemal
Kabupaten Badung.
H1 :

> 0, artinya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) berdampak positif dan

signifikan

terhadap Pendapatan Rumah Tangga Sasaran di Kecamatan Abiansemal


Kabupaten Badung.
b) Menghitung nilai statistik (uji t) dengan menggunakan rumus sebagai
berikut (Nata Wirawan, 2002).

t =

d
Sd
n

Keterangan :
d = Nilai beda rata-rata
n = Pengamatan berpasangan
Sd = Simpangan baku beda pengamatan berpasangan ( Standar deviasi )
yang dapat dihitung dengan rumus.

67

Sd =

( d - d )
n1

d
n

df = v = ( n 1 )

Keterangan :
d = Nilai beda rata-rata pendapatan per bulan antara sebelum dan sesudah
menerima program PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan
Abiansemal Kabupaten Badung.
n = Banyaknya pasangan data
di = Beda pengamatan pasangan ke i
df = Derajat bebas
Tabel t yang digunakan adalah uji satu sisi, dengan tingkat kepercayaan 95 %
atau tingkat kesalahan () = 5 %.
c) Keputusan
Dengan nilai pembatas antara daerah

penerimaan dan penolakan H 0

dengan menggunakana taraf nyata level of signifikan = 5 persen dengan


kriteria uji satu sisi, yaitu sisi kanan.
Gambar 4.2
Daerah penerimaan dan Penolakan H0 dengan uji t

Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan Ho

1
Sumber : Nata Wirawan (2002)

t, (n-1)

68
Bila uji t lebih kecil dari t tabel maka H 0 diterima, artinya tidak terjadi
peningkatan pendapatan rumah tangga sasaran sesudah PNPM Mandiri Perdesaan
di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung dan keputusannya berada pada
daerah penerimaan hipotesis nol (H0). Sebaliknya apabila uji t lebih besar dari t
tabel maka H0 ditolak, artinya terjadi peningkatan pendapatan rumah tangga
sasaran klasifikasi hampir miskin sesudah program PNPM Mandiri Perdesaan di
Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung dan keputusannya berada pada daerah
penolakan terhadap hipotesis nol (H0). Dengan kata lain ada dampak positif dan
signifikan program/akses

PNPM Mandiri Perdesaan terhadap peningkatan

pendapatan rumah tangga sasaran.


2) Untuk menganalisis dampak progran PNPM Mandiri Perdesaan terhadap
kesempatan kerja rumah tangga sasaran, menurut Nata Wirawan

(2002),

dilakukan pengujian statistik, yaitu uji beda dua rata-rata pengamatan


berpasangan dengan tahap-tahap sebagai berikut.
a) Menentukan Hipotesis :
Ho :

= 0, artinya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) tidak berdampak positif dan signifikan


terhadap peningkatan kesempatan kerja Rumah Tangga Sasaran di
Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.
H1 :

> 0, artinya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) berdampak positif dan

signifikan

terhadap kesejahteraan Rumah Tangga Sasaran di Kecamatan Abiansemal


Kabupaten Badung.

69
b) Menghitung nilai statistik (uji t) dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.

t =

d
Sd
n

Keterangan :
d = Nilai beda rata-rata
n = Pengamatan berpasangan
Sd = Simpangan baku beda pengamatan berpasangan ( Standar deviasi )
yang dapat dihitung dengan rumus.
( d - d )

Sd =

n1
d
d

=
n

df = v = ( n 1 )
Keterangan :
d = Nilai beda rata-rata jam kerja per hari antara sebelum dan sesudah
menerima program PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan
Abiansemal Kabupaten Badung.
n = Banyaknya pasangan data
di = Beda pengamatan pasangan ke i
df = Derajat bebas
Tabel t yang digunakan adalah uji satu sisi, dengan tingkat kepercayaan 95 %
atau tingkat kesalahan () = 5 %.
c) Keputusan Dengan nilai pembatas antara daerah

penerimaan dan

penolakan H0 dengan menggunakana taraf nyata level of signifikan = 5


persen dengan kriteria uji satu sisi, yaitu sisi kanan.

70
Gambar 4.3
Daerah penerimaan dan Penolakan Ho dengan uji t

Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho

t, (n-1)

Sumber : Nata Wirawan (2002)


Bila uji t lebih kecil dari t tabel maka Ho diterima, artinya tidak terjadi
peningkatan kesempatan kerja rumah tangga sasaran klasifikasi hampir miskin
sesudah PNPM-MPd di Kecamatan

Abiansemal

Kabupaten Badung dan

keputusannya berada pada daerah penerimaan hipotesis nol (Ho). Sebaliknya


apabila uji t lebih besar dari t tabel maka Ho ditolak, artinya terjadi peningkatan
kesempatan kerja rumah tangga sasaran sesudah PNPM Mandiri Perdesaan di
Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung dan keputusannya berada pada daerah
penolakan terhadap hipotesis nol (Ho). Dengan kata lain ada dampak positif dan
signifikan program/akses

PNPM Mandri Perdesaan terhadap peningkatan

kesempatan kerja rumah tangga sasaran di Kecamatan Abiansemal Kabupaten


Badung.

71

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1
5.1.1

Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Wilayah dan Penduduk Kecamatan Abiansemal
Kecamatan Abiansemal terdiri dari 18 desa/kelurahan terdiri dari desa

Darmasaba, Sibang Gede, Jagapati, Angantaka, Sedang, Sibang kaja, Mekar


Bhuana, Mambal, Abiansemal, Abiansemal dauh yeh cani, Ayunan, Blahkiuh,
Punggul, Bongkasa, Taman, Selat, Sangeh dan Bongkasa Pertiwi, Kecamatan
Abiansemal Kabupaten Badung memiliki luas wilayah 69,01 Km 2 atau 16,49
persen dari luas wilayah Kabupaten Badung.
Jumlah penduduk di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Tahun
2011 berdasarkan data registrasi penduduk tercatat 86.508 jiwa, yang terdiri dari
atas penduduk laki-laki 42.867 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 43.641
jiwa, dengan kepala Keluarga adalah 23.020 jiwa. Kepadatan rata-rata penduduk
di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung sebesar 1.254 orang per Km 2.
Persebaran penduduk antar desa/kelurahan menurut jenis kelamin dan Kepala
Keluarga yaitu Desa Darmasaba merupakan wilayah dengan jumlah penduduk
tertinggi berjumlah 9.016 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 1.903 KK,
sedangkan Desa Ayunan merupakan wilayah terendah

berjumlah 2.306 jiwa

dengan jumlah Kepala Keluarga 641 KK (BPS Kabupaten Badung, 2011).


Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kepala keluarga dirinci per
desa di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Tahun 2011 pada Tabel 5.1.

72
Tabel 5.1
Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kepala Keluarga dirinci perDesa di
Kecamatan Abiansemal Kabupaten 2011 (dalam jiwa)
Jenis
Laki-laki

Kelamin
Perempuan

Desa/Kelurahan
Darmasaba
4.406
4.610
Sibang Gede
3.110
3.327
Jagapati
1.469
1.476
Angantaka
1.766
1.770
Sedang
1.908
1.956
Sibang kaja
2.856
2.906
Mambal
2.264
2.322
Mekar bhuwana
2.427
2.529
Abiansemal
3.617
3.652
Dauh Yeh Cani
2.976
2.924
Ayunan
1.173
1.133
Blahkiuh
2.531
2.520
Punggul
1.528
1.595
Bongkasa
2.939
3.047
Taman
3.379
3.303
Selat
1.118
1.174
Sangeh
2.177
2.174
Bongkasa Pertiwi
1.223
1.223
Kec. Abiansemal
42.867
43.641
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Badung, 2011
5.1.2

Jumlah
9.016
6.437
2.945
3.536
3.864
5.762
4.586
4.956
7.269
5.900
2.306
5.051
3.123
5.986
6.682
2.292
4.351
2.446
86.508

Mata Pencaharian Penduduk


Dilihat dari banyaknya penduduk menurut sumber pencahariannya, di

Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung sumber mata pencahariaan yang


paling banyak di bidang pertanian bahan makanan sebanyak 22.286 jiwa, di
bidang sumber pencahariaanya beternak sebanyak 5.173 jiwa, sumber mata
pencahariaanya dalam bidang perikanan sebanyak 383 jiwa, dalam bidang
perkebunan sebanyak 3.732 jiwa, sumber mata pencahariaanya di bidang
perdagangan sebanyak 12.849 jiwa, dan dalam bidang industri sebanyak 13.222
jiwa dapat dilihat seperti dalam Tabel 5.2.

73
Tabel 5.2
Penduduk Menurut Sumber Mata Pencaharian Utama di Kecamatan
Abiansemal Tahun 2011 (dalam jiwa)
Desa

Pertanian
Bahan
Makanan

Peternak
an

Perika
nan

Perkebu
nan

Perdaga
ngan

Industri

Darmasaba
Sibang Gede
Jagapati
Angantaka
Sedang
Sibang kaja
Mambal
Mekar bhuwana
Abiansemal
Dauh Yeh Cani
Ayunan
Blahkiuh
Punggul
Bongkasa
Taman
Selat
Sangeh
Bongkasa Pertiwi

2.364
2.290
667
1.066
1.244
1.238
1.008
1.017
1,014
1.350
482
1.316
948
2.087
1.615
975
986
619

429
218
110
123
130
200
673
110
803
218
142
220
241
467
412
190
305
183

41
10
11
23
21
7
15
21
16
10
8
15
12
21
47
12
89
4

20
219
34
112
163
176
42
208
286
69
316
73
308
429
385
173
501
218

1.496
829
605
319
351
1.416
970
831
1.067
1.269
314
1.123
161
532
354
186
709
317

1.716
891
437
513
549
953
852
930
640
897
410
766
479
723
1.547
199
418
303

Kec.Abiansemal

22.286

5.173

383

3.732

12.849

13.222

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Badung, 2011


5.1.3

Tingkat Pendidikan Penduduk


Tingkat Pendidikan Penduduk sangat berpengaruh terhadap pengelolaan

bantuan program/akses PNPM sehingga penggunaanya lebih berdampak dalam


meningkatkan pendapatan dan kesempatan kerja rumah tangga sasaran klasifikasi
hampir miskin di Kecamatan Abiansemal. Dengan pendidikan yang tinggi
memungkinkan penduduk dapat mengembangkan berbagai inovasi yang lebih
kreatif dalam memajukan usahanya. Tingkat pendidikan penduduk pada umumnya
mempunyai hubungan yang positif dengan produktifitas. Tingkat Pendidikan
Penduduk dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2011

74
(dalam jiwa)
Desa
Darmasaba
Sibang Gede
Jagapati
Angantaka
Sedang
Sibang kaja
Mambal
Mekar bhuwana
Abiansemal
Dauh Yeh Cani
Ayunan
Blahkiuh
Punggul
Bongkasa
Taman
Selat
Sangeh
Bongkasa Pertiwi

Tidak /
Belum
Sekolah
441
564
288
349
327
310
442
460
790
532
237
441
274
563
681
290
376
242

Belum
Tamat
SD
4.991
1.410
415
1.085
1.062
436
1.732
716
767
2.700
499
819
385
2.365
1.936
630
739
700

Kec. Abiansemal

7.607

23.387

Tamat
SD

Tamat
SMP

Tamat
SLTA

987
920
789
945
860
2.315
875
842
1.700
1.062
303
1.313
1.151
956
2.110
618
867
727

692
362
694
294
678
1.186
328
241
802
625
782
832
596
996
982
312
582
525

1.427
2.987
688
687
816
1.302
2.146
1.428
2.889
714
394
1.488
679
1.021
897
396
1.528
191

Tamat
Diploma/
Sarmud
136
85
30
74
39
98
34
48
168
132
43
39
32
34
47
22
86
18

19.337

11.482

21.678

1.165

Tamat
Sarjana
342
109
44
102
82
115
147
103
153
135
48
119
33
51
29
24
173
43

1.852

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Badung, 2011


5.1.4

Alokasi Anggaran PNPM Mandiri


Abiansemal Kabupaten Badung

Perdesaan

di Kecamatan

Program penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Badung Tahun


Anggaran 2011 dilaksanakan di semua Kecamatan (6 Kecamatan) di mana 2
Kecamatan ikut dalam PNPM Perkotaan dan 4 Kecamatan ikut pada PNPM
Mandiri Perdesaan. Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan di Kabupaten Badung Tahun Anggaran 2011 mendapat alokasi
dana BLM sebesar Rp. 7.250.000.000, yang bersumber dari APBN sebesar
Rp.2.550.000.000,- bantuan dari APBD Provinsi sebesar Rp. 75.000.000,- dan

75
dari Pemerintah Kabupaten Badung sebesar Rp. 4.625.000.000,- Dana tersebut
dialokasikan untuk 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Mengwi sebesar Rp.
2.105.000.000,- Kecamatan Kuta Selatan sebesar Rp. 1.580.000.000,- Kecamatan
Petang sebesar Rp. 1.635.000.000,- dan Kecamatan Abiansemal dengan alokasi
sebesar Rp.1.930.000.000,-.Pendanaan kegiatan PNPM-MPd di Kecamatan
Abiansemal dengan rincian sebagai berikut dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4
Pendanaan Kegiatan PNPM-MPd Kecamatan Abiansemal
Tahun 2011
Desa

Kegiatan
Pembangunan

Dana
Kegiatan

DO-UPK

DO-TPK

Total

Blahkiuh
Sangeh
Bongkase P
Bongkase
Selat
Jagapati
Ayunan
Sedang
Abiansemal
Mekar bhuana
Punggul
Mambal
Sibang Gede
Darmasaba
Sibang Kaja
Angantaka

Drainase
Jalan rabat beton
Dinding penahan tanah
Jalan rabat beton
Drainase
Jalan rabat beton
Drainase
Jalan paving
Gedung PAUD
Dinding Penahan Tanah
Dinding Penahan Tanah
Gedung TK
Drainase
Dinding Penahan Tanah
Jalan rabat beton
Jalan paving

82.315.000
136.577.000
114.223.000
76.174.000
95.107.000
98.085.000
117.836.000
126.307.000
188.741.000
104.986.000
43.876.000
200.950.000
114.392.000
95.541.000
95.155.000
143.276.000

1.732.000
2.875.000
2.404.400
1.603.000
2.002.000
2.064.000
2.480.000
2.659.000
3.973.000
2,210.000
923.000
4.230.000
2.408.000
2.011.000
2.003000
3.016.000

2.599.000
4.312.000
3.607.000
2.405.000
3.003.000
3.097.000
3.721.000
3.988.000
5.960.000
3.315.000
1.385.000
6.317.000
3.612.000
3.017.000
3.004.000
4.524.000

86.646.000
143.764.000
120.234.000
80.182.000
100.112.000
103.246.000
124.087.000
132.954.000
198.647.000
110.511.000
46.184.000
211.497.000
120.412.000
100.599.000
100.162.000
150.816.000

1.833.541.000

38.593.000

57.866.000

1.930.000.000

Kec.Abiansemal

Sumber : Laporan PNPM-MPd Kec.Abiansemal,2011


Pada bulan juli 2011, kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan
Abiansemal berjalan sesuai tahapan program, dimana bulan juli 2011 tahapan
kegiatan telah memasuki tahap pelaksanaan kegiatan yang dialokasikan untuk
sarana dan prasarana fisik di 18 desa yang mendapatkan pendanaan kegiatan
sarana dan prasarana fisik dilapangan. Dari 18 desa yang mendapatkan pendanaan

76
12 desa telah melaksanakan kegiatan dilapangan antara lain Desa Angantaka,
Sedang, Sibang Gede,Sibang Kaja, Darmasaba, Mekar bhuana, Bongkasa Pertiwi,
Punggul, Ayunan, Abiansemal, Blahkiuh dan Sangeh dari dana Bantuan Langsung
Masyarakat (BLM) sebesar Rp. 1.930.000.000,-

5.2
5.2.1

Diskripsi Hasil Penelitian


Karakteristik Responden
Salah satu cara untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan rumah tangga

sasaran melalui karakteristik sosial demografi rumah tangga sasaran, selain aspek
lingkungan seperti budaya, kelas sosial, proses komunikasi, keluarga dan lain-lain
yang

semuanya

bisa

mempengaruhi

perilaku

rumah

tangga

sasaran

(Sumarwan,2002). RumahTangga Sasaran memiliki keinginan dan kebutuhan


yang berbeda-beda dapat terlihat

dari karakteristik sosial demografinya

(Sumarwan, 2002; Engel et al, 1996; Mowen dan Minor,2002).


Karakteristik sosial demografi adalah ciri yang menggambarkan perbedaan
masyarakat berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, suku
bangsa, pendapatan, jenis keluarga, status pernikahan, lokasi geografi dan kelas
sosial (Kotler dan Armstrong, 2001).

5.2.2

Jenis Kelamin Responden


Menurut Sasongko,Sri Sundari (2009) Gender diartikan sebagai perbedaan

status dan peran antara perempuan dan laki-laki yang dibentuk oleh masyarakat
sesuai dengan nilai budaya yang berlaku dalam periode waktu tertentu, sebagai
harapan - harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan, yang tercermin

77
dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dan
menjadi sumber pembenaran terhadap sistem pengambilan keputusan, pembagian
pekerjaan dan pembagian kewenangan. Jenis kelamin responden dapat dilihat
seperti pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5
Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin
Jumlah Responden
Jenis Kelamin
Orang
(%)
Laki-laki
52
54,74
Perempuan
43
45,26
Jumlah
95
100,00
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)
5.2.3

Umur Responden
Tingkat umur responden tentunya mempunyai pengaruh terhadap

keberlanjutan program PNPM-MPd, dan juga tingkat umur responden merupakan


salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan (Cahyono, 1998). Di masa umur
produktif berkisar antara 20-64 tahun yang merupakan umur ideal bagi para
pekerja.Di masa produktif, secara umum semakin bertambahnya umur, maka
pendapatan akan semakin meningkat tergantung juga pada jenis pekerjaan yang
dilakukan. Kekuatan fisik seseorang untuk melakukan aktivitas sangat erat
hubungannya dengan umur karena bila umur seseorang telah melewati masa
produktif, maka semakin menurun kekuatan fisiknya sehingga produktivitasnya
pun turun dan pendapatan juga ikut turun seperti tampak seperti pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6
Jumlah Responden Menurut Umur
Umur

Jumlah Responden
Orang

(%)

78
20 29
30 39
40 49
50 59
60 69
Jumlah

8
39
27
14
7
95

8,42
41,05
28,42
14,74
7,37
100,00

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)


Secara umum rata-rata umur responden masih berada kelompok produktif
untuk bekerja, artinya secara fisik responden masih melakukan kegiatan yang
dapat menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan ketrampilan dan pengetahuan
yang dimiliki responden yang diharapkan akan berdampak terhadap peningkatkan
pendapatan serta kesempatan kerja rumah tangga sasaran di Kecamatan
Abiansemal Kabupaten Badung.
5.2.4

Tingkat Pendidikan Responden


Tingkat pendidikan responden sangat berpengaruh terhadap kemampuan

dalam pengelolaan dan memanfaatkan bantuan/akses untuk usaha ekonomi


produktif. Tingkat pendidikan responden juga sangat mempengaruhi besarnya
pendapatan seorang responden (Cahyono,1998). Kartasasmita dalam Rahmawati
(2006) mengemukakan bahwa taraf pendidikan yang rendah mengakibatkan
kemampuan pengembangan diri terbatas dan menyebabkan sempitnya lapangan
kerja yang dapat dimasuki,taraf pendidikan yang rendah

juga membatasi

kemampuan seseorang untuk mencari dan memanfaatkan peluang. Tingkat


pendidikan responden dalam penelitian ini sangat bervariasi dari yang tamat
sekolah dasar sampai dengan pendidikan yang paling tinggi diploma, sebagian
besar dari responden tingkat pendidikannya adalah SLTA sebesar 48,42 persen.
Seperti tamapak pada Tabel 5.7.

79
Tabel 5.7
Tingkat Pendidikan Responden
Jumlah Responden
Umur

Orang
12
29
46
8
95

Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SLTA
Diploma
Jumlah

(%)
12,63
30,53
48,42
8,42
100,00

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)


Secara umum tingkat pendidikan memiliki hubungan yang positif dengan
pendapatan, artinya semakin tinggi pendidikan seseorang maka kecendrungan
pendapatannya akan semakin layak dan meningkat. Orang yang memiliki tingkat
pendidikan lebih tinggi akan memperoleh pendapatan yang lebih baik. Dengan
pendidikan yang tinggi memungkinkan responden dapat mengembangkan
berbagai inovasi yang kreatif dalam memajukan usahanya.
5.2.5

Pekerjaan Utama Responden


Sumberdaya manusia merupakan salah satu modal penting dalam

membangun dan mengelola suatu usaha dan juga merupakan faktor utama dalam
suatu proses produksi dalam perekonomian, karena untuk mencapai produktivitas
yang tinggi diperlukan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan sumber
daya manusia yang baik. Pekerjaan utama responden adalah merupakan jenis
usaha

yang

mandiri

yang

perlu

mendapatkan

bantuan

modal

untuk

mengembangkan usahanya. Jenis pekerjaan juga merupakan salah satu faktor


yang mempengaruhi pendapatan (Cahyono,1998). Pendidikan seseorang sangat
berpengaruh terhadap jenis pekerjaannya, jika pendidikannya lebih tinggi maka
jenis pekerjaannya pun akan lebih tinggi dan hal tersebut akan berpengaruh

80
terhadap pendapatan yang diperoleh seseorang.

Selain itu jenis pekerjaan

seseorang akan dilihat sesuai dengan keterampilan yang dimiliki. Oleh karena itu
tingkat pendidikan dan keterampilan sangat mempengaruhi jenis pekerjaan.
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan utama responden dapat dilihat
seperti pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8
Jumlah Responden Menurut Lapangan Pekerjaan
Jumlah Responden
Lapangan Pekerjaan
Orang
(%)
Pertanian
17
17,89
Perdagangan
41
43,16
Industri Pengolahan/Pengrajin
7
7,37
Tukang Bangunan/Buruh
19
20
Peternak
11
11,58
Jumlah
95
100,00
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)
5.2.6

Jumlah Anggota Rumah Tangga Responden


Jumlah anggota rumah tangga responden juga merupakan penentu dari

pendapatan perkapita penduduk. Semakin banyak jumlah anggota rumah tangga


maka semakin kecil pendapatan perkapitanya, karena yang membaginya banyak
akan dapat menimbulkan kemiskinan. Untuk mengetahui distribusi jumlah
anggota rumah tangga responden dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9
Jumlah Anggota Rumah Tangga Responden
Jumlah Anggota Rumah Tangga
1
2
3
4
5

Jumlah Responden
Orang
(%)
9
9,47
12
12.63
33
34,74
29
30,53
12
12,63

81
Jumlah
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

95

100,00

Berdasarkan Tabel 5.9 terlihat bahwa jumlah anggota rumah tangga


sasaran terbesar adalah memiliki jumlah anggota rumah tangga 3 orang yaitu
sebesar 34,74 persen. Artinya sebagian besar keluarga responden tergolong
keluarga inti yang terdiri dari bapak, ibu dan anak, sehingga dalam memenuhi
kebutuhan hidup tidak terlalu besar, karena semakin besar jumlah anggota
keluarga berarti semakin besar pula beban tanggungan kepala keluarga yang
bersangkutan termasuk bagi para ibu rumah tangga sehingga memotivasi untuk
lebih giat lagi bekerja agar kebutuhan hidup yang ditanggung dapat terpenuhi.
5.3

Analisis Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat


Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) di Kecamatan Abiansemal
Kabupaten Badung
Untuk

menganalisis

Masyarakat-Mandiri

efektivitas

Perdesaan

Program

(PNPM-MPd)

di

Nasional

Pemberdayaan

Kecamatan Abiansemal

Kabupaten Badung dilakukan dengan menyebarkan kuesioner sebanyak 95


responden. Tujuan umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM-MPd) adalah meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan
kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam
pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Tujuan khususnya adalah
meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat khususnya masyarakat miskin dan
atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan. Salah satu alat ukur yang
digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas Program Nasional Pemberdayaan

82
Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) di Kecamatan Abiansemal
Kabupaten Badung

digunakan beberapa indikator yaitu: proses perencanaan

program, proses pelaksanaan program, dan proses pengawasan dan pengendalian


program.
5.3.1

Proses Perencanaan Program


Perencanaan program yang dimaksud adalah kesesuaian antara output

dengan tujuan yang ditetapkan.Untuk mengetahui efektivitas perencanaan,


digunakan 3 variabel yaitu berorientasi pada masyarakat miskin, demokratis,
partisipasi. Selanjutnya, ke-3 variabel ini akan diuraikan sebagai berikut
Berorientasi pada masyarakat miskin dimaksudkan adalah bahwa semua kegiatan
yang dilaksanakan harus mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat
miskin dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung. Demokratis diartikan
dalam pengambilan

suatu keputusan dalam pembangunan oleh masyarakat

dilakukan secara musyawarah dan mufakat dengan tetap berorientasi pada


kepentingan masyarakat miskin. Masyarakat diharapkan ikut berpartisipasi dan
berperan

secara

aktif

dalam

proses

atau

alur

tahapan

program

dan

pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan


pelestarian kegiatan dengan memberikan sumbangan tenaga pikiran atau dalam
bentuk meteriil dalam program PNPM

Mandiri Perdesaan, melembagakan

pengelolaan pembangunan partisipasif dengan mendayagunakan sumber daya


lokal yang berpihak pada masyarakat miskin (pro poor). Untuk mengetahui
tingkat efektivitas proses perencanaan program dapat dilihat pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10

83
Pendapat Responden Mengenai Proses Perencanaan PNPM-MPd
Uraian
Berorientasi pada masyarakat miskin kegiatan
yang dilaksanakan mengutamakan kepentingan
dan kebutuhan Rumah Tangga Sasaran
Demokratis dalam pengambilan keputusan
dalam pembangunan oleh masyarakat
dilakukan secara musyawarah dan mufakat

Jumlah Responden
Ya
Tidak
Orang
%
Orang

95

100

95

100

92

96,84

3,15

282

98,94

1,05

Masyarakat diharapkan berpartisipasi dan


berperan secara sktif dalam proses tahapan
program dan pengawasannya
Jumlah

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)


Berdasarkan Tabel 5.10 dapat dilihat, bahwa 98,94 persen responden
mengatakan bahwa proses perencanaan program/akses PNPM Mandiri Perdesaan
sesuai dengan

perencanaan dalam penggalian gagasan, yaitu proses untuk

menemukan gagasan kegiatan atau kebutuhan masyarakat dalam upaya mengatasi


permasalahan kemiskinan yang dihadapi dan mengembangkan potensi yang ada di
masyarakat, sedangkan 1,05 persen responden mengatakan bahwa proses
perencanaan yang direncanakan dalam penggalian gagasan tidak diketahui oleh
responden disebabkan oleh faktor usia. Berdasarkan tingkat efektivitas program
berarti proses perencanaan program PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan
Abiansemal Kabupaten Badung terhadap responden tergolong sangat efektif.

5.3.2

Proses Pelaksanaan Program


Pelaksanaan kegiatan program adalah tahap pelaksanaan seluruh rencana

yang telah disepakati dalam pertemuan musyawarah antar desa penetapan usulan.
Sasaran kegiatan program PNPM Mandiri Perdesaan adalah masyarakat miskin

84
atau rumah tangga sasaran klasifiksi hampir miskin. Masyarakat merupakan
pemilik kegiatan sehingga keputusan pelaksanaan dan tanggung jawab ada pada
masyarakat. Masyarakat desa mendapat prioritas untuk turut bekerja dalam
pelaksanaan kegiatan terutama bagi masyarakat miskin atau anggota rumah
tangga sasaran. Ketepatan dalam pelaksanaan

program akan berpengaruh

terhadap pengelolaan usaha sehingga masyarakat dapat memilih kegiatan yang


diutamakan dengan mempertimbangkan kemendesakan dan kemanfaatannya
tanpa intervensi negatif dari luar. Zoe Oxaal (1997) dalam sebuah laporan untuk
unit kesetaraan gender, kegiatan proses pelaksanaan program dalam pembangunan
yang diharapkan berdampak langsung terhadap upaya pembangunan manusia
tanpa membedakan peran laki-laki dan perempuan dalam menikmati manfaat
kegiatan program dan ikut juga menjaga hasil pelaksanaan program dengan
mempertimbangkan hasil pelestariaanya.
Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap proses pelaksanaan
program PNPM Mandiri Perdesaan dapat dilihat pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11
Tanggapan Responden Terhadap Proses Pelaksanaan Program
Uraian
Orang

Prioritas masyarakat miskin


kegiatan pembangunan

dapat

Otonomi
masyarakat memiliki
kewenangan dalam pembangunan

memilih
hak

dan

Desentralisasi masyarakat diberikan ruang yang


luas dalam mengelola kegiatan pembangunan
Bertumpu pada pembangunan manusia kegiatan
pembangunan fisik hendaknya berdampak
langsung pada masyarakat miskin

Jumlah Responden
Ya
Tidak
%
Orang

90

94,73

5,26

87
85

91,57
89,47

8
10

8,42
10,52

95

100

86

90,52

9,47

83

87,36

12

12,63

85
Kesetaraan dan keadilan gender peranan laki dan
perempuan
mempunyai
kesetaraan
dalam
menikmati dan manfaat pembangunan
Keberlanjutan masyarakat diharapkan berperan dan
menjaga hasil pembangunan
Jumlah

526

92,27

44

7,71

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)


Berdasarkan Tabel 5.11 dapat diketahui, bahwa 92,27 persen responen
menjawab proses pelaksanaan seluruh rencana yang disepakati dalam pertemuan
antar desa bahwa dalam pelaksanaan kegiatan masyarakat merupakan pemilik
kegiatan sehingga keputusan pelaksanaan dan tanggungjawab ada pada
masyarakat, masyarakat desa mendapat prioritas untuk turut bekerja dalam
pelaksanaan kegiatan terutama bagi masyarakat miskin atau anggota rumah
tangga sasaran, sedangkan 7,71 persen responden menjawab tidak mengetahui
proses pelaksanaan program karena faktor umur dan tingkat pendidikan.
Berdasarkan tingkat efektivitas program berarti proses pelaksanaan

program

PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung


terhadap responden tergolong sangat efektif.

5.3.3 Pengawasan dan Pengendalian Program


Pengendalian PNPM Mandiri Perdesaan dilakukan melalui kegiatan
pengawasan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan kegiatan
serta tindak lanjutnya. Pengendalian terhadap pelaksanaan seluruh proses dan
kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan bertujuan menjaga setiap proses PNPM
Mandiri Perdesaan sesuai dengan aturan prinsip dan kebijakan PNPM Mandiri
Perdesaan, mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan.Pengawasan dan pengendalian adalah proses yang terus menerus

86
dilakukan sepanjang tahapan PNPM Mandiri Perdesaan termasuk pelatihan,
sosialisai, perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian. Hasil dari kegiatan
pemantauan dan pengawasan digunakan untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan
dan penyesuaian terhadap perencanaan. Hasil dari pengawasan ini menjadi
masukan dan penyesuaian terhadap pelaksanaan program maupun dasar
pembinaan kepada pelaku PNPM Mandiri Perdesaan dan masyarakat. Seperti
tampak dalam Tabel 5.12.
Tabel 5.12
Tanggapan Responden Terhadap Pengawasan dan Pengendalian Program
Uraian
Transparansi dan Akutabel masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan memiliki akses terhadap
segala informasi pengelolaan kegiatan yang
dilaksanakan
secara
terbuka
dapat
dipertanggunggugatkan baik secara moral maupun
administrasi
Jumlah

Jumlah Responden
Ya
Tidak
Orang
%
Orang
%
82

86,31

13

13,68

82

86,31

13

13,68

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)


Pengawasan merupakan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
setiap pelaku PNPM Mandiri Perdesaan yaitu masyarakat, aparat pemerintahan di
berbagai tingkatan, konsultan, fasilitator, LSM, wartawan, lembaga donor dan
lain-lain. Dengan adanya pengawasan dan pengendalian dari pihak lain
diharapkan akan terjadi sinergi yang mendorong terjadinya forum lintas pelaku
dalam rangka pembelajaran program pemberdayaan masyarakat, sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat sasaran di
Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.
Berdasarkan Tabel 5.12 terlihat, bahwa 86,31 persen menyatakan bahwa
pengawasan dan pengendalian partisipatif oleh masyarakat terhadap pelaksanaan

87
program yang dilakukan oleh masyarakat sendiri sebagai pemilik proses dari suatu
kegiatan program dan mereka bertanggung jawab untuk memantau dan
mengawasi proses kegiatan program, sedangkan 13,68 persen responden tidak
mengetahui bahwa pengawasan dan pengendalian partisipatif masyarakat terhadap
pelaksanaan program yang dilakukan oleh masyarakat sendiri itu sendiri,
disebabkan oleh faktor usia responden dalam menjawab. Berdasarkan kriteria
tingkat efektivitas berarti proses pengawasan dan pengendalian program PNPM
tergolong sangat efektif
Efektivitas proses Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM-MPd) di Kecamatan Abiansemal dilihat dari indikator proses
perencanaan program, pelaksanaan progran, pengawasan dan pengendalian
program, dapat dilihat pada Tabel 5.10 sampai dengan Tabel 5.12. Dari
perhitungan kumulatif variabel-variabel yang digunakan dalam tingkat efektivitas
proses program PNPM Mandiri Perdesaan menunjukkan besarnya efektivitas yang
cukup tinggi (sangat efektif), yaitu sebesar 93,68 persen seperti dalam Tabel 5.13.
Tabel 5.13
Perhitungan Variabel Efektivitas Proses Program PNPM di Kecamatan
Abiansemal Kabupaten Badung
Target

Realisasi

Variabel
Berorientasi pada masyarakat miskin
kegiatan
yang
dilaksanakan
mengutamakan kepentingan dan
kebutuhan Rumah Tangga Sasaran
Demokratis
dalam pengambilan
keputusan dalam pembangunan oleh
masyarakat
dilakukan
secara
musyawarah dan mufakat
Masyarakat diharapkan berpartisipasi
dan berperan secara aktif dalam
proses
tahapan program dan

Orang

Orang

(%)

Tingkat Efektivitas
Program

95

95

100

Sangat Efektif

95

95

100

Sangat Efektif

95

92

96,84

Sangat Efektif

95

90

94,73

Sangat Efektif

95

87

91,57

Sangat Efektif

88
pengawasannya
Prioritas masyarakat miskin dapat
memilih kegiatan pembangunan

95

85

89,47

Sangat Efektif

95

95

100

Sangat Efektif

Desentralisasi masyarakat diberikan


ruang yang luas dalam mengelola
kegiatan pembangunan

95

86

90,52

Sangat Efektif

Bertumpu
pada
pembangunan
manusia kegiatan pembangunan fisik
hendaknya berdampak langsung pada
masyarakat miskin

95

83

87,26

Sangat Efektif

95

82

86,31

Sangat Efektif

950

890

93,68

Sangat Efektif

Otonomi masyarakat memiliki hak


dan
kewenangan
dalam
pembangunan

Kesetaraan dan keadilan gender


peranan laki dan perempuan
mempunyai
kesetaraan
dalam
menikmati
dan
manfaat
pembangunan
Keberlanjutan
masyarakat
diharapkan berperan dan menjaga
hasil pembangunan
Transparansi
dan
Akutabel
masyarakat
dalam
proses
pengambilan keputusan memiliki
akses terhadap segala informasi
pengelolaan
kegiatan
yang
dilaksanakan secara terbuka dapat
dipertanggunggugatkan baik secara
moral maupun administrasi

Rata-rata

Sumber : Tabel 5.10 5.12 (data diolah)


Dari perhitungan kumulatif variabel yang digunakan dalam tingkat
efektivitas program PNPM Mandiri Perdesaan menunjukkan besarnya tingkat
efektivitas yang sangat efektif seperti tampak pada Tabel 5.13.
Analisis Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM-MPd) dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi
dengan target dikalikan 100 persen seperti berikut.
Realisasi
Efektivitas Program

x 100 %
Target

89

95 + 95 + 92 + 90+ 87 + 85 + 95 + 86 + 83 + 82
=

x 100 %
95 x 10
890

x 100 %
950

93,68 %

Berdasarkan hasil perhitungan matematika dan statistika sederhana


tersebut didapat nilai 93,68 persen dan bila digolongkan ke dalam standarisasi
efektivitas menurut pengukuran efektivitas menggunakan standar sesuai
Keputusan Menpan No. Kep./25/M/Men Pan/2/2004,

pada Tabel 2.1. dapat

dikatakan bahwa tingkat efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat


Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) terhadap peningkatan pendapatan

dan

kesempatan kerja rumaha tangga sasaran klasifikasi hampir miskin di Kecamatan


Abiansemal Kabupaten Badung tergolong sangat efektif.

5.3.4

Tingkat Pendapatan
Dilihat dari hasil penelitian terhadap responden yang berjumlah 95 orang

pada Tabel 5.14 diperoleh 90,53 persen responden menyatakan bahwa


program/akses PNPM Mandiri Perdesaan yang dilaksanakan di Kecamatan
Abiansemal

Kabupaten

Badung

mengakibatkan

peningkatan

pendapatan

responden, sedangkan sisanya sejumlah 9,47 persen responden yang menyatakan


bahwa tidak mengalami peningkatan pendapatan. Artinya program/akses PNPM

90
Mandiri Perdesaan menunjukan rasio

efektivitas yang sangat tinggi ( sangat

efektif).
Tabel 5.14
Pendapat Responden Mengenai Peningkatan Pendapatan
Jumlah Responden
Jumlah Responden
Ya
Tidak
Jumlah

Orang
86
9
95

(%)
90,53
9,47
100,00

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

5.3.5

Tingkat Kesempatan Kerja


Dilihat dari hasil penelitian terhadap responden yang berjumlah 95 orang

pada Tabel 5.15 diperoleh 90,53 persen responden menyatakan bahwa


program/akses PNPM Mandiri Perdesaan yang dilaksanakan di Kecamatan
Abiansemal Kabupaten Badung mengakibatkan peningkatan kesempatan kerja
responden, sedangkan sisanya selumlah 9,47 persen responden yang menyatakan
bahwa tidak mengalami peningkatan kesempatan kerja.

Tabel 5.15
Pendapat Responden Mengenai Peningkatan Kesempatan Kerja
Jumlah Responden
Jumlah Responden
Ya
Tidak
Jumlah

Orang
86
9
95

(%)
90,53
9,47
100,00

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)


Artinya

program/akses PNPM

Mandiri Perdesaan menunjukan rasio

efektivitas yang sangat tinggi (sangat efektif) untuk meningkatkan kesempatan

91
kerja responden yaitu sebesar 90,53 persen.Tingkat efektivitas program/akses
PNPM Mandiri Perdesaan dalam hal meningkatkan pendapatan dan kesempatan
kerja menunjukan tingkat efektivitas yang sangat efektif, yaitu sebesar 90,53
persen seperti tampak dalam Tabel 5.16. Hal ini terkait dengan jenis pekerjaan
responden yang sebagian besar di sektor perdagangan, pertanian dan peternakan
yang banyak membutuhkan dana bantuan pembangunan sarana dan prasarana
fisik sehingga akan dapat meningkatkan produksi yang pada akhirnya juga dapat
meningkatkan pendapatan dan peningkatan kesempatan kerja responden. Seperti
tampak pada Tabel 5.16.
Tabel 5.16
Pendapat Responden Mengenai Pendapatan dan Peningkatan Kesempatan
Kerja di Kec. Abiansemal Kab. Badung
Target

Realisasi

Vaiabel

Orang

Orang

Tingkat Efektivitas
Program

Pendapatan

95

86

90,53

Sangat Efektif

Kesempatan Kerja

95

86

90,53

Sangat Efektif

Rata-rata

95

86

90,53

Sangat Efektif

Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)


5.3.6

Analisis Uji Dampak Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat


Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) terhadap Pendapatan Rumah
Tangga Sasaran di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung
Untuk menguji apakah terdapat peningkatan pendapatan rumah tangga

sasaran sesudah mendapatkan bantuan/akses program, dilakukan pengujian secara


statistik dengan uji beda dua rata-rata pengamatan berpasangan, pengujian
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
1) Menentukan Hipotesis

92
H0

pdt

= 0 artinya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) tidak berdampak positif dan signifikan


terhadap peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Sasaran di Kecamatan
Abiansemal Kabupaten Badung.
H1 :

pdt

> 0 artinya

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) berdampak positif dan

signifikan

terhadap peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Sasaran di Kecamatan


Abiansemal Kabupaten Badung.Taraf nyata yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 5 persen dengan derajat kesalahan, df

(0,05,95)

sehingga

diperoleh nilai t tabel = 1,658. Jadi daerah kritisnya adalah daerah di


sebelah kanan t tabel = 1,658.
2) Menghitung nilai statistik (uji t) dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.

d
Sd
n

625
476,26
95

= 12,795 ( lampiran 11)


Gambar 5.1
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho

1
Sumber : Nata Wirawan, 2002
3) Simpulan/Keputusan

t tabel = 1,658 t hitung = 12,795

93
Oleh karena statistik uji jatuh pada daerah penolakan dimana t hitung =
12,795 lebih besar dari t tabel = 1,658 maka H 0 ditolak, artinya Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd)
berdampak positif dan

signifikan terhadap

Pendapatan

Rumah Tangga

Sasaran di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.


5.3.7

Analisis Uji Dampak Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat


Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) terhadap Kesempatan Kerja
Rumah Tangga Sasaran di Kecamatan Abiansemal Kabupaten
Badung
Untuk menguji apakah terdapat peningkatan pendapatan rumah tangga

sasaran sesudah mendapatkan bantuan/akses program, dilakukan pengujian secara


statistik dengan uji beda dua rata-rata pengamatan berpasangan, pengujian
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
1) Merumuskan Hipotesis
H0 : kkj = 0 artinya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM-MPd) tidak berdampak positif dan signifikan terhadap
Kesempatan Kerja Rumah Tangga Sasaran di Kecamatan Abiansemal
Kabupaten Badung.
H1 : kkj > 0 artinya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM-MPd) berdampak positif dan signifikan terhadap
Kesempatan Kerja Rumah Tangga Sasaran di Kecamatan Abiansemal
Kabupaten Badung.
Taraf nyata yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 persen dengan
derajat kesalahan, df(0,05,95) sehingga diperoleh nilai t tabel = 1,658. Jadi
daerah kritisnya adalah daerah di sebelah kanan t tabel = 1,658.

94
2) Menghitung nilai statistik (uji t) dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
t=
=

d
Sd
n

2,43
1,028
95

23,05

(lampiran 12)

Gambar 5.2
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan HHOH hhHo

t tabel = 1,658 t hitung = 23,058

Sumber : Nata Wirawan, 2002


3) Simpulan/Keputusan
Oleh karena statistik uji jatuh pada daerah penolakan dimana t hitung =
23,058 lebih besar dari t tabel = 1,658 maka H0 ditolak, artinya Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd)
berdampak positif dan signifikan terhadap peningkatan Kesempatan Kerja
Rumah Tangga Sasaran di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.
5.4

Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri


Perdesaan (PNPM-MPd)
Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri

Perdesaan

(PNPM-MPd) adalah salah satu program penanggulangan kemiskinan yang


bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin

95
diperdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan
pengelolaan pembangunan serta meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya
masyarakat miskin mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
pelestariaan pembangunan. Dengan demikian masyarakat bukan lagi sebagai
objek pembangunan melainkan sebagai subyek pembangunan, masyarakat
diberikan peluang untuk memilih dan menentukan kebutuhannya sendiri dengan
menggali dan memanfaatkan potensi yang mereka miliki melalui penguatan peran
institusi-institusi lokal atau pelaku-pelaku program lokal, sedangkan pemerintah
berperan sebagai fasilitator dalam pencapaian tujuannya.
Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM-MPd) di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung di tinjau
dari beberapa indikator yaitu proses perencanaan program, proses pelaksanaan
program, proses pengawasan dan pengendalian peruntukan bantuan program
/akses

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di

Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.


5.4.1

Pencapaian Perencanaan Program


Perencanaan program yang dimaksud adalah kesesuaian antara output

dengan tujuan yang ditetapkan. Untuk mengetahui tingkat efektivitas perencanaan


program, digunakan 3 variabel yaitu berorientasi pada masyarakat miskin,
demokratis, partisipasi dapat dilihat pada Tabel 5.10 dapat dilihat, bahwa 98,94
persen responden mengatakan bahwa proses perencanaan program PNPM telah
sesuai dengan

perencanaan dalam penggalian gagasan, yaitu proses untuk

menemukan gagasan-gagasan kegiatan atau kebutuhan masyarakat dalam upaya

96
mengatasi permasalahan kemiskinan yang dihadapi dengan cara penentuan
klasifikasi kesejahteraan yaitu dengan mengelompokkan rumah tangga sasaran di
desa dalam katagori kaya, menengah dan miskin menurut kriteria, sedangkan 1,05
persen responden mengatakan bahwa proses perencanaan yang direncanakan
dalam penggalian gagasan tidak sesuai dengan perencanaan PNPM. Kaufman
(1972) yang dikutip BintoroTjokroaminoto,mendefinisikanperencanaan sebagai
proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan kriteria efektivitas berarti proses
perencanaan program/akses Program Nasional Pemberdayaan Mandiri Perdesaan
di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung terhadap responden tergolong
sangat efektif.

5.4.2

Pencapaian Pelaksanaan Program


Berdasarkan Tabel 5.11 bahwa 92,27 persen responden menyatakan proses

pelaksanaan seluruh rencana yang telah disepakati dalam pertemuan antar desa
bahwa dalam pelaksanaan kegiatan masyarakat merupakan pemilik kegiatan
sehingga keputusan pelaksanaan dan tanggung jawab ada pada masyarakat.
Sedangkan 7,71 persen responden mengatakan bahwa proses pelaksanaan seluruh
rencana yang telah disepakati dalam pertemuan antar desa tidak diketahui oleh
responden. Seperti dikatakan Todaro (2004) bahwa tujuan pembangunan ekonomi
untuk mengahapus atau mengurangi tingkat kemiskinan dan berupaya
menciptakan kesempatan kerja bagi penduduk untuk dapat meningkatkan
kesejahteraan. Berdasarkan kriteria tingkat efektivitas berarti proses perencanaan

97
program/akses PNPM-MPd di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung
terhadap responden tergolong sangat efektif.
5.4.3

Pencapaian Pengawasan dan Pengendalian Program


Berdasarkan Tabel 5.12 dapat diketahui, bahwa 86,31 persen responden

menyatakan bahwa pengawasan dan pengendalian dilakukan secara obyektif dan


mampu memberikan umpan balik terhadap setiap proses dan kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, ini berarti
masyarakat sudah melalukan pengawasan dan pengendalian secara partisipatif
terhadap pelakasanaan program, masyarakat adalah pemilik proses dari suatu
kegiatan program dan mereka bertanggung jawab untuk memantau

dan

mengawasi proses kegiatan program, sedangkan 13,68 persen responden


mengatakan bahwa pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan kegiatan
belum dilakukan sesuai dengan aturan, prinsip dan kebijakan PNPM Mandiri
Perdesaan.
Pengawasan menurut LANRI (2003) adalah suatu kegiatan untuk
memperoleh apakah pelaksanaan pekerjaan/kegiatan telah dilakukan sesuai
dengan rencana semula. Kegiatan pengawasan pada dasarnya membandingkan
kondisi yang ada dengan yang seharusnya terjadi. Pengendalian ialah apabila
dalam pengawasan ternyata ditemukan adanya penyimpangan atau hambatan
maka segera diambil tindakan koreksi. Pengawasan juga dilakukan secara
independen yang dilakukan oleh organisasi atau pihak lain sehingga program bisa
menerima sudut pandang yang berbeda, yaitu pihak independen yang mungkin
memiliki pandangan lebih obyektif atau sudut pandang yang berbeda dari

98
pelaksana program. Pengawasan eksternal dilakukan antara lain dilakukan oleh
LSM dan wartawan. Dengan adanya keberadaan pemantauan dari pihak lain
bersama pelaku-pelaku PNPM Mandiri Perdesaan, diharapkan akan terjadi sinergi
yang mendorong terjadinya forum lintas pelaku dalam rangka pembelajaran
program pemberdayaan masyarakat.
5.4.4

Dampak Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri


Perdesaan terhadap Pendapatan Rumah Tangga Sasaran di
Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung
Untuk mengetahui perubahan tingkat pendapatan rata-rata rumah tangga

sasaran dilakukan dengan membandingkan rata-rata penghasilan sebelum dan


sesudah menerima bantuan PNPM dilakukan dengan uji statistik. Dari hasil
perhitungan dengan uji beda dua rata-rata pengamatan berpasangan menunjukan
bahwa nilai t hitung 12,795 lebih besar dari t tabel = 1,658 yang berarti bahwa
H0 ditolak. Ini berarti program PNPM berdampak positif dan signifikan terhadap
pendapatan rumah tangga sasaran di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.
Pemerintah Kabupaten Badung telah melaksanakan program pengentasan
kemiskinan sesuai dengan tujuan program nasional pemberdayaan masyarakat
dalam penanggulangan kemiskinan yaitu dengan meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan

keluarga

rumah

tangga

sasaran.

Dampak

PNPM

dalam

meningkatkan pendapatan rumah tangga sasaran melalui wawancara dengan 95


responden, 86 responden atau 90,53 persen responden menjawab pendapatannya
meningkat setelah mendapat program PNPM. Sedangkan 9 responden atau 9,47
persen mengatakan pendapatannya tetap dikarenakan faktor umur dan pendidikan.
Pendapatan responden per bulan dari Rp.2.066.000. sebelum menerima bantuan

99
program PNPM, meningkat menjadi Rp. 2.691.000. Rata-rata pendapatan rumah
tangga sasaran diasumsikan 50 persen dipengaruhi oleh PNPM mengalami
peningkatan

sebesar Rp. 625.000,-(lampiran 5). Keberhasilan peningkatan

pendapatan ini dipengaruhi oleh jenis pekerjaan utama responden yang sebagian
besar adalah pedagang, peternakan, tukang bangunan dan pengrajin.
Menurut Mariya Yesseleva, Small and medium size interprise, 2012,
mengatakan dampak dari bantuan kredit mikro adalah peningkatan pendapatan,
ini berarti program/akses
setelah

mendapatkan

PNPM telah sesuai teori yang dibuktikan dengan

bantuan,

responden

penerima

bantuan

mengalami

peningkatan pendapataan yang cukup signifikan. Hal ini juga telah sesuai bila
dihubungkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wirya
(2009) yaitu program PNPM (SPP) memberikan dampak yang

positif dan

signifikan terhadap peningkatan pendapatan peserta program.

5.4.5

Dampak Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri


Perdesaan (PNPM-MPd) terhadap Kesempatan Kerja Rumah Tangga
Sasaran
Untuk mengetahui dampak Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) terhadap Kesempatan Kerja Rumah Tangga


Sasaran di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung dilakukan juga dengan
membandingkan kesempatan kerja responden sebelum dan sesudah menerima
bantuan PNPM Mandiri Perdesaan, dilakukan dengan menggunakan analisis uji
statistik. Maksud dari perbandingan tersebut adalah untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan yang signifikan antara rata-rata kesempatan kerja responden
sebelum adanya bantuan program dan sesudah adanya bantuan program. Dari

100
hasil perhitungan dengan uji beda dua rata-rata pengamatan berpasangan
menunjukan, bahwa nilai t hitung 23,058 lebih besar dari t tabel = 1,658 yang
berarti bahwa H0 ditolak. Ini berarti program/akses PNPM menunjukan hasil
yang baik yaitu program/akses PNPM Mandiri Perdesaan berdampak positif dan
signifikan terhadap kesempatan kerja rumah tangga sasaran di Kecamatan
Abiansemal Kabupaten Badung. Dengan kata lain Pemerintah telah melaksanakan
program yang sesuai dengan tujuan program nasional pemberdayaan masyarakat
dalam penanggulangan kemiskinan yaitu meningkatkan kesempatan kerja dan
kesejahteraan keluarga peserta program.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 95 responden,menyatakan kesempatan
kerjanya meningkat sesudah mendapatkan bantuan program/akses PNPM Mandiri
Perdesaan sebanyak 86 responden atau 90,53 persen, sedangkan sebanyak 9 atau
9,47 persen responden mengatakan tidak mengalami peningkatan kesempatan
kerja tidak terlalu tinggi dikarenakan faktor umur dan tingkat pendidikan
responden. Kesempatan kerja responden dilihat dari jam kerja responden per hari
sebelum dan sesudah menerima bantuan program/akses PNPM. Jam kerja
responden per hari dari 5,86 jam sebelum menerima bantuan program/akses
PNPM, meningkat menjadi 8,29 jam setelah menerima bantuan program/akses
PNPM atau rata-rata meningkat 2,43 jam per hari (lampiran 6). Peningkatan
kesempatan kerja tidak terlalu tinggi, hal ini terkait dengan faktor umur dan
tingkat pendidikan, semakin rendah tingkat pendidikan akan

mempengaruhi

kesempatan kerja peserta program karena pengalaman dan ketrampilan yang


dimiliki rendah.

101
Dampak peningkatan kesempatan kerja rumah tangga sasaran setelah
menerima bantuan program/akses PNPM telah sesuai dengan teori yang
dikemukanan oleh (Subagyo, 2000), menyebutkan bahwa ada dua dampak utama
dari pemberian bantuan kredit

yaitu peningkatan pendapatan masyarakat

( income generation) dan menciptaan peluang usaha atau peluang kerja


(employment cration), demikian juga telah sesuai dengan hasil penelitian
sebelumnya yang oleh Wirya (2009) yaitu program SPP memberikan dampak
yang positf dan signifikan terhadap peningkatan kesempatan kerja peserta
program.

BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

6.1

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan efektivitas dan dampak

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd)


terhadap peningkatan Kesejahteraan dan Kesempatan Kerja Rumah Tangga
Sasaran di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung, dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1) Tingkat Efektivitas pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan dalam
menanggulangi kemiskinan di Kecamatan Abiansemal tergolong sangat
efektif sebesar 93,68 persen yang ditinjau dari tiga indikator, yaitu proses

102
perencanaan program 98,94 persen, proses pelaksanaan program 92,27
persen, dan proses pengawasan dan pengendalian program 86,31 persen.
2) Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Abiansemal
berdampak positif dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan per
bulan rumah tangga sasaran sebesar Rp.2.066.000,- sebelum program
meningkat menjadi Rp. 2.691,000,-setelah program, rata-rata peningkatan
pendapatan responden sebesar Rp.625.000,3) Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan berdampak positif dan signifikan
terhadap peningkatan kesempatan kerja rumah tangga sasaran di lihat dari
jam kerja responden per hari dari 5,86 jam sebelum program meningkat
menjadi 8,29 jam setelah program, rata-rata meningkat 2,43 jam per hari.
6.2

Saran
Dari simpulan berdasarkan hasil penelitian, dapat disampaikan beberapa

saran sebagai berikut.


1) Pemerintah diharapakan dapat menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi
rasa memiliki masyarakat terhadap program dengan cara ikut melakukan
pemantauan dan pengawasan partisipatif masyarakat

secara obyektif

terhadap hasil kegiatan yang telah dilaksanakan agar dapat memberikan


manfaat dan dampak positif secara berkelanjutan (sustainable) terhadap
kesejahteraaan masyarakat.
2) Peningkatan Kemandirian di dalam penyediaan sistem dan mekanisme
monitoring,evaluasi,perencanaan dan pengendalian secara partisipatif
diharapkan anggota masyarakat mengetahui dan ikut mengontrol kegiatan
yang direncanakan, sedang berjalan maupun yang sudah selesai
dilaksanakan.

103
3) Masyarakat diharapkan menjamin berfungsinya secara berkelanjutan dan
menjaga hasil-hasil kegiatan

PNPM Mandiri Perdesaan yang berupa

prasarana/sarana, simpan pinjam kelompok perempuan merupakan aset


bagi masyarakat yang harus diawasi,dipelihara, dikembangkan, dan
dilestarikan. Sebagaimana sangsi yang ditentukan dari pemerintah bahwa
jika hasil kegiatan tidak dikelola dengan baik seperti tidak terpelihara atau
bahkan tidak bermanfaat atau pengembalian macet maka

desa atau

kecamatan tidak akan mendapat dana PNPM Mandiri untuk tahun


berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Dodo, 1998. Program Kredit untuk Rumah Tangga Sasaran sebagai upaya
Pemberdayaan, Jurnal Study Pembangunan, Volume : I No. 2. Halaman
61 - 89.
Aisyiah. 2001. Potret Kemiskinan, Jurnal ekonomi Pembangunan,Surakarta FE
UMS, Volume: 2 (8), Halaman 62-64.
Bayo Ala,Andre.(Editor), 1998. Kemiskinan dan Strategi Memerangi Kemiskinan,
Yogjakarta : Liberty.
Bappenas, 2005. Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan, Jakarta.
Badan Pusat Statistik, Bappenas, UNDP. 2001. Menuju Konsensus Baru
Demokrasi dan Pembangunan Manusia Indonesia, Jakarta.
BKKBN Provinsi Bali, 2001. Pedoman Tata cara Pencatatan dan Pelaporan
Pendataan Keluarga. Bali.
Bustang, Basita G. Sugihen, Margono Slamet, dan Djoko Susanto, 2008. Potensi
Masyarakat dan Kelembagaan Lokal Dalam Pemberdayaan Keluarga
Miskin di Perdesaan, Jurnal Penyuluhan Volume jurnal : 4 Nomor 1
Halaman 39.

104

Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Provonsi Bali, 2011. Data RTS
Perkabupaten/kota di provinsi bali menurut klasifikasi berdasararkan data
PPLS tahun 2011.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Badung, 2012. Analisis Updating
Validasi Data Rumah Tangga Sasaran (RTS) Tahun 2012.
________2013, Bappeda Litbang Kabupaten Badung,2013. Badung dalam angka
Tahun 2013
Cahyono,S.Andy. 1998. Karakteristik Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi
Pendapatan Rumah Tangga Penyadap Getah Pinus di Desa Somagede,
Kebumen, Jawa Tengah, Jurnal UGM
Departemen Dalam Negeri, 2007. Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri
Perdesaan. Jakarta.
_________, 2008. Petunjuk Teknis Operasional (PTO) PNPM Mandiri
Perdesaan, Jakarta
Depatemen Tenaga Kerja RI.1995. Perencanaan tenaga Kerja Nasional (PTKN),
Edisi Pertama, Jakarta
Endah Ernany Triani, 2012. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah
Pengangguran dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terhadap Jumlah
Penduduk Miskin di Kabupaten Berau. Jurnal Ekonomi. Halaman 01-28.
Tahun 2012
Guzey Yildiz Yilmaz & Tesseven Ozlem, Jurnal Modern Akuntansi dan Audit,
Keunggulan Kompetitif dan Clustering UKM Analisis Clustering Efek
pada Kompetisidi Skala Kecil Usaha di Istanbul ISSN 1548-6583
September 2011, Vol. 7, No 9, 994-1003
Heru Nugroho, 1999. Kemiskinan, Ketimpangan dan Pemberdayaan.Yogjakarta:
CV Aditya
Hadi,AP, 2009. Tinjauan terhadap berbagai Program Pemberdayaan Masyarakat
Indonesia. Yayasan Agribisnis/Pusat Pengembangan Masyarakat
Agrikarya (PPMA)
IFAD:

enabling poor rural people to overcome Poverty. 2002-2004.


Empowering
The
Poor.
world
resources
institute

http://www.wri.org./publication/content/8329

ILO. (2002) Perempuan dan Laki-laki dalam Ekonomi Informal:. Sebuah


Gambar Statistik Gender dan Sektor Ketenagakerjaan, ILO, Jenewa.

105

Mulyarto,T. 1977. Ekonomi Rakyat IDT dan Demokrasi Ekonomi Indonesia.


Yogyakarta: CV Aditya
_________. 1993. Strategi Alternatif Pengentasan Kemiskinan, makalah seminar
bulanan P3PK, UGM, Yogyakarta
Nata Wirawan. 2002. Cara Mudah Memahami Statistik 2, ( Statistik Inferensial)
Denpasar : CV Keraras Emas
Nurkse, Ragnar.1956. Balanved Groth on Static Assumtion, The Economic Jurnal
Volume 6 page 262
_____________.1961. Problem of capital Formation in Underdevoloped
Countries. New York : Oxford University Press, page 163
Oxaal Zoe, Education and Poverty: A Gender Analysis, Report Prepared for the
Gender Equality unit, Swedish International Development Coorparation
Agency (Sida), Juni 1997 http://www.ids.ac.uk/bridge/
Riduwan, 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta
_______ , 2005. Belajar Mudah Penelitian. Bandung : Alfabeta
Rivani,

2007. Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Community


Development sebagai bentuk Corperate Responsibility oleh PT Chevron di
Kabupaten Garut, 12 Januari 2009,http:/resources.unpad.ac.id/unpadcontent/upload/publikasi dosen/analisis Efektivitas Pelaksanaan Program
Community development.pdf.

Sandmo, Agnar. 1995 Introduction the Welfere Economics of Welfare State. The
Scandinavian Journal of Economics Volume : 97 Nomor 4 pp 469-476
Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi Modern Perkembangan Pemikiran dari
Klasik Hingga Keynesian Baru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Sajogyo, Sumantoro. 2005. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Dalam Kancah
Globalisasi. Sains (Yayasan Sajogyo Inti Utama) Cetakan Pertama, 2005
Sumaryadi,2005. Perencanaan Pembangunan Daerah Otonomi & Pemberdayaan
Masyarakat. Jakarta : CV Citra Utama.
Sumartono, 2009. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pembangunan Ekonomi
Desa, Jurnal Wacana Volume : 12 Nomor 2 April 2009
images.soemartono.multiplycontent.com.

106
Subagyo, 2000. Efektivitas Penanggulangan Kemiskinan dalam Pemberdayaan
Masyarakat Studi kasus di Kabupaten Jawa Timur (tesis).
Sasongko,Sri Sundari, 2009.
Jakarta : BKKBN Pusat.

Konsep dan Teori Gender menurut BKKBN.

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R & D. Bandung :


CV. Alfa Beta
Syiffaurrihmah 1109 - blogspot.com/2014/07/ Kemiskinan dan Penanggulangan
Kemiskinan. html.
Sekretariat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Perdesaan 2011. Laporan bulanan Fasilitator Kecamatan Tahun 2011 di
Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung
Todaro, Michael, P. 2004, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Jilid I. Edisi
Ketujuh, Terjemahan Haris Munandar. Jakarta : Penerbit Erlangga
UNRISD, International Journal of Social Welfare : Social Policy and Poverty,
Volume 20, Number 3, April 2011
Kembar Sri Budhi, Made. 2013. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
pengentasan kemiskinan di Bali. Jurnal ekonomi kuantitatif terapan,
Program Studi Ekonomi Pembangunan Uneveristas Udayana volume : 6
Nomor 1 Halaman 1-5.
Kartika, I Nengah. 2013. Strategi Pengentasan Kemiskinan Terhadap Penurunan
Rumah Tangga Sasaran Di Kota Denpasar. Buletin Studi Ekonomi,
Universitas Udayana Volume :18 Nomor 1 Halaman 26-33.
Kuncoro, Mudrajat. 2001. Sistem Ekonomi Pancasila : antara Mitos dan Realitas,
Tinjauan buku, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Volume : 16 Nomor
1 Halaman 88-96.
Wirya, I Wayan. 2009. Efektivitas dan Dampak Program Simpan Pinjam
Perempuan (SPP) terhadap Pendapatan Keluarga di Kecamatan Kuta
Utara (tesis). Denpasar : Universitas Udayana.
Widiantara,I Putu.2011.Efektivitas dan Dampak Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan terhadap Pendapatan dan
Kesempatan Kerja Rumah Tangga Sasaran di Kecamatan Jembarana
(tesis). Denpasar : Universitas Udayana.
Yesseleva Mariya,2012. Global journal of business research small and madium
size interprise,data saurces in australia. volume 6, number 2

107

Lampiran 1
Nomor Responden :

KUESIONER PENELITIAN
EFEKTIVITAS DAN DAMPAK PROGRAM NASIONAL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN TERHADAP
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN DAN KESEMPATAN KERJA
RUMAH TANGGA SASARAN DI KECAMATAN ABIANSEMAL
Petunjuk :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mengisi titik-titik pada setiap
pertanyaan atau dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang
tersedia yang paling cocok dengan keadaan yang sebenarnya.
A.

IDENTITAS RESPONDEN
1.Nama

: ..........................................

2.Umur

: ......

3.Pendidikan

: ......

108
4.Status

: 1. Kawin

2. Belum kawin

5.Jenis Kelamin : 1. Laki-laki

6.

2. Perempuan

Jumlah Keluarga

: ..

Alamat Tempat Tinggal

: ..

Dusun/Lingkungan

: ..

Desa/Kelurahan

: ..

Kecamatan

: .

Apakah saudara dalam status bekerja saat ini :


1.Ya

7.

3. Janda/Duda

2. Tidak

Jika Ya, sebutkan lapangan pekerjaan yang saudara lakukan saat ini :
1.
2.
3.
4.
5.

Pertanian
Perdagangan
Tukang bangunan/Buruh bangunan
Sopir
Jasa lainnya

8.

Saat ini, berapa jam saudara/i menghabiskan waktu setiap hari untuk bekerja
.. jam

9.

Berapa jumlah anggota keluarga saat ini : .

10. Jumlah anggota keluarga menurut umur


1. Umur 0 14 tahun
2. Umur 15 64 tahun
3. Umur 65 tahun ke atas

: ..
: ..
: ..

11. Berapa pengeluaran rata-rata saudara/i per bulan :


1. Makanan

: Rp. ..

109
2. Air minum/ air bersih : Rp. ..
3. Pakaian
: Rp. ..
4. Listrik
: Rp. ..
5. Biaya sekolah
: Rp. ..
6. Modal usaha
: Rp. ..
7. Tabungan
: Rp. ...
8. Perbaikan sarana
: Rp. ...
9. Lain -lain
: Rp. ...
B.

EFEKTIVITAS

a) Perencanaan program
1.

Apakah saudara mengetahui Program PNPM- Mandiri Perdesaan


1. Ya
2. Tidak

2.

Apakah Apakah saudara tergolong Rumah Tangga Sasaran yang di tetapakan


oleh Pemda :
1. Ya
2. Tidak

3. Apakah saudara mengetahui segala keputusan yang diambil telah berpihak


dan berorientasi kepada masyarakat miskin :
1. Ya
2. Tidak
4.

Apakah pengambilan keputusan pembangunan dilakukan secara musyawarah


dan mufakat : 1. Ya

5.

2. Tidak

Apakah saudara berperan secara aktif dalam proses

kegiatan program

dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materiil :


1.Ya

2. Tidak

b) Pelaksanaan Program
1.

Apakah saudara mengetahui prioritas kegiatan yang dipilih bermanfaat untuk


pengentasan kemiskinan :
1. Ya

2.

2. Tidak

Apakah saudara mengetahui hak dan kewenangan dalam mengelola kegiatan


pembanngunan yang bersumber dari pemerintah :
1. Ya

3.

2. Tidak

Apakah saudara mengetahui kegiatan program yang dipilih berdampak


langsung terhadap pembangunan manusia :

110
1. Ya

2. Tidak

4.

Apakah program PNPM

bermanfaat dan berdampak langsung dalam

5.

peningkatan kesejahteraan saudara :


1. Ya
2. Tidak
Apakah sudara mengetahui bahwa PNPM mempuyai prinsip keadilan dalam
menikmati manfaat pembangunan :
1. Ya

6.

2. Tidak

Apakah saudara mengetahui kegiatan yang dibiayai melalui BLM PNPM Mandiri Perdesaan harus di jaga dan lestarikan :
1. Ya

7.

2. Tidak

Jika Ya bantuan / akses program PNPM apa yang saudara terima :


1. Kegiatan pembangunan dan perbaikan prasanana dasar
2. Kegiatan peningkatan ketrampilan kelompok usaha ekonomi
3. Penambahan permodalan simpan pinjam untuk kelompok perempuan
(SPP)

c) Pelaksanaan Pengawasan
1.

Apakah dalam proses pengambilan keputusan kegiatan dilaksanakan secara


terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan :
1. Ya

2.

2. Tidak

Apakah selama ini pernah dilakukan pengawasan / pemantauan secara rutin


terhadap pelaksanaan program oleh instansi terkait ?
1. Pernah

2. Tidak

C. DAMPAK PROGRAM
1.

Setelah merasakan manfaat bantuan dan akses program PNPM bagaimana


pendapatan saudara sekarang dibandingkan dengan sebelum mendapatkan
bantuan / akses program :
1. Meningkat

2. Tetap

3. Menurun

2. Jika jawaban meningkat, berapa jumlah peningkatannya Rp. ......


Berapa besar pendapatan saudara/i per bulan sebelum mendapat bantuan dari
pemerintah ? Rp. .........................................

111

3.

Apakah program PNPM memberikan manfaat terhadap peningkatan

4.

pendapatan ? 1. Ya
2. Tidak
Kalau Ya, berapa pendapatan saudara/i perbulan setelah mendapatkan bantuan
/ akses PNPM ? Rp. ........................................

5.

Apakah bantuan/akses PNPM berdampak langsung terhadap penambahan


jam kerja saudara :
1. Ya

6.

2. Tidak

Jika bertambah, berapa jumlah penambahan jam kerja saudara/i, jika


dibandingkan sekarang dan sebelum menerima bantuan/akses program
.............. jam.

7. Setelah menerima penambahan permodalan dan pembangunan prasarana dasar


apakah akan tercipta lapangan pekerjaan :
1. Ya

2. Tidak

8. Jika Ya, jenis lapangan pekerjaan apa yang tercipta :


1. Pertanian
2. Perkebunan
3. Perdagangan
4. Kerajinan
5. Dan lain-lain (sebutkan) ..

Badung, .
Responden

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

112

Lampran 2
Rekapitulasi Data Identitas Responden
No

Nama responden

Alamat

Umur
(Th)

Jenis kelamin

Status

Pendidikan

I Gusti Made Mustika

Br. Raketan Taman

40

Laki-Laki

Kawin

SLTP

Ni Made Riani

Br. Raketan Taman

39

Perempuan

Kawin

SD

I Made Subarman

Br. Jempeng Taman

42

Laki-Laki

Kawin

SMA

I Gusti Made Sukadana

Br. Tebejero Taman

39

Laki-Laki

Kawin

SMA

I Wayan Arsana

Br. Tabah Taman

38

Laki-Laki

Kawin

SMA

Ni Made Kermari

Br. Batubayan Taman

40

Perempuan

Kawin

SMA

I wayan Suparta

Br.Batubayan Taman

42

Laki-Laki

Kawin

SMA

I wayan Meryana

Br. Pegongan Taman

47

Laki-Laki

Kawin

SMA

I Made Setabudhi

Br. Ketogan, Taman

44

Laki-Laki

Kawin

SMA

10

I Nyoman Tangsi

Br. Pegongan Taman

42

Laki-Laki

Kawin

SLTP

11

I Ketut Suaka

Br. Ketogan Taman

42

Laki-Laki

Kawin

SLTP

12

Ni Made Suadi

Br. Sangging Sibangkaja

45

Laki-Laki

Kawin

SMA

13

Ni Nyoman Ratnadani

Br. Sangging Sibangkaja

43

Perempuan

Kawin

SMA

14

I Putu Putra

Br. Lambing Sibangkaja

41

Laki-Laki

Kawin

Diploma

15

I Gst Agung Ayu Sumariati

Br. Sangging Sibangkaja

26

Perempuan

Kawin

SMA

16

Ni Made Rai Suyasti

Br. Piakan Sibangkaja

36

Perempuan

Kawin

SMA

17

Ni Wayan Padmi

Br. Tengah Sibangkaja

43

Perempuan

Kawin

SLTP

18

Komang Trisnawati

Br. Saren Sibangkaja

39

Perempuan

Kawin

Diploma

19

Ni Wayan Sukerti

Br. Tengah Sibangkaja

31

Perempuan

Kawin

SMA

20

Ni Wayan Sepiani

Br. Sangging Sibangkaja

38

Perempuan

Kawin

SMA

21

Ni Made Rai Sutarmi

Br. Sangging Sibangkaja

43

Perempuan

Kawin

SMA

22

I Wayan Madiartha

Br. Bersih Darmasaba

34

Laki-Laki

Kawin

SMA

23

I Nyoman Sarjana

Br. Bersih Darmasaba

31

Laki-Laki

Kawin

SMA

24

I Made Reca

Br. Bersih Darmasaba

42

Laki-Laki

Kawin

SMA

25

I Made Diana

Br. Bersih Darmasaba

36

Laki-Laki

Kawin

SLTP

26

I Ketut Ardana

Br. Bersih Darmasaba

38

Laki-Laki

Kawin

SLTP

27

I Putu Wilentara

Br. Bersih Darmasaba

24

Laki-Laki

Kawin

SMA

28

I Ketut Nesa

Br. Bersih Darmasaba

51

Laki-Laki

Kawin

SMA

29

I Made Mudi Astina

Br. Bersih Darmasaba

29

Laki-Laki

Kawin

Diploma

30

I Wayan Pawitra

Br. Bersih Darmasaba

37

Laki-Laki

Kawin

SMA

31

Si Gede Nyoman Badri

Br. Bersih Darmasaba

53

Laki-Laki

Kawin

SMA

32

Ni Luh Sukerti

Br. Sempidi Abiansemal

48

Perempuan

Kawin

SLTP

33

Jero Pada Asih

Br. Sempidi Abiansemal

42

Perempuan

Kawin

SLTP

113

34

Ni Luh Kencana Asih

Br. Sempidi Abiansemal

41

Perempuan

Kawin

SMA

35

I Gusti Ayu Sayang

Br. Sempidi Abiansemal

44

Perempuan

Kawin

SMA

36

Si Luh Putu Rumadi

Br. Sempidi Abiansemal

49

Perempuan

Kawin

SMA

37

Putu Juliastuti

Br. Sempidi Abiansemal

44

Perempuan

Kawin

SMA

38

Luh Ertiasih

Br. Sempidi Abiansemal

40

Perempuan

Kawin

SMA

39

Ni Luh Putu Sugatri

Br. Sempidi Abiansemal

45

Perempuan

Kawin

SMA

40

Ni Nyoman Karmini

Br. Sempidi Abiansemal

41

Perempuan

Kawin

SMA

41

I Dewa Agung Ayu Puspawati

Br. Sempidi Abiansemal

45

Perempuan

Kawin

SMA

42

I Ketut Suwitra

Br. Benehkawan Blahkiuh

56

Perempuan

Kawin

SMA

43

I Made Dirga Yusa

Br. Tengah Blahkiuh

42

Laki-Laki

Kawin

SLTP

44

I Wayan Gendra

Br. Pikah Blahkiuh

64

Laki-Laki

Kawin

Tamat SD

45

I Made Subawa

Br. Ulapan II

42

Laki-Laki

Kawin

SMA

46

I Wayan Sudirta

Br. Umahanyar Darmasaba

39

Laki-Laki

Kawin

Diploma

47

I Wayan Lastra Gianta

Br. Balerpasar Darmasaba

38

Laki-Laki

Kawin

Diploma

48

I Wayan Rangkip

Br. Taman Darmasaba

64

Perempuan

Janda

Tamat SD

49

Si Gede Nyoman Kawisuda

Br. Gulingan Darmasaba

42

Laki-Laki

Kawin

Diploma

50

I Nyoman Soka

Br. Badung Sibang gede

49

Laki-Laki

Kawin

SMA

51

I Ketut Merta

Br. Senggu Sibang gede

40

Laki-Laki

Kawin

SMA

52

I Gusti Ngurah Windia

Br. Dualang Sibang gede

51

Laki-Laki

Kawin

SLTP

53

I Wayan Tama

Br. Parekan Sibang gede

41

Laki-Laki

Kawin

SMA

54

I Wayan Kayun

Br. Jaba jero Jagapati

38

Laki-Laki

Kawin

SMA

55

I Ketut Grues

Br. Sibang Jagapati

61

Laki-Laki

Duda

Tamat SD

56

I Gede Sulaka

Br. Jaba jero Jagapati

34

Laki-Laki

Kawin

SMA

57

I Nyoman Patri

Br. Sibang Jagapati

45

Perempuan

Kawin

SLTP

58

Gusti Ketut Wardika

Br. Puseh Jagapati

25

Laki-Laki

Kawin

SMA

59

Ni Nyoman Tantri

Br. Desa Jagapati

49

Perempuan

Kawin

SMA

60

I Made Denia

Br. Sedang Kelod Sedang

44

Laki-Laki

Kawin

Diploma

61

I Made Astada

Br. Sigaran Sedang

48

Laki-Laki

Kawin

SMA

62

I Made Sujana

Br. Sigaran Sedang

36

Laki-Laki

Kawin

SMA

63

I Nyoman Oka Sunarjaya

Br. Aseman Sedang

42

Laki-Laki

Kawin

Diploma

64

I Kadek Sudirta

Br. Sedang Kaja Sedang

40

Laki-Laki

Kawin

Diploma

65

I Wayan Suarta

Br. Kauripan Sedang

49

Laki-Laki

Kawin

SLTP

66

I Nyoman Terima

Br. Sigaran Mekar buwana

40

Laki-Laki

Kawin

Diploma

67

Gusti Putu Budiarta

Br. Lambing Mekar buwana

28

Laki-Laki

Kawin

SMA

68

I Ketut Darmayasa

Br. Samu Mekar buwana

43

Laki-Laki

Kawin

Diploma

114

69

I Nyoman Badra

Br. Bindu Mekar buwana

43

Laki-Laki

Kawin

SMA

70

I Nyoman Suparta

Br. Bindu Mekar buwana

43

Laki-Laki

Kawin

SMA

71

I Ketut Suta

Br. Bindu Mekar buwana

46

Laki-Laki

Kawin

SLTP

72

Made Ardika

Br. Gumasih Mambal

32

Laki-Laki

Kawin

SMA

73

I Gst Ketut Lor Adnyana

Br. Trijata Mambal

41

Laki-Laki

Kawin

SMA

74

I Made Muter

Br. Semana Mambal

42

Laki-Laki

Kawin

Diploma

75

Komang Alit Suarjana

Br. Undagi Mambal

28

Laki-Laki

Kawin

Diploma

76

Made Kartayasa

Br. Mambal Kajanan

41

Laki-Laki

Kawin

SMA

77

I Ketut Suardana

Br. Juwet Abiansemal

31

Laki-Laki

Kawin

SMA

78

Wayan Diantara

Br. Purwakarta Abiansemal

33

Laki-Laki

Kawin

SMA

79

Nyoman Sukarma

Br. Pande Abiansemal

39

Laki-Laki

Kawin

Diploma

80

I Ketut Merta

Br. Juwet Abiansemal

55

Laki-Laki

Kawin

SLTP

81

I Putu Miasa

Br. Ambengan Ayunan

36

Laki-Laki

Kawin

SLTP

82

I Made Sudirta

Br. Badung Ayunan

35

Laki-Laki

Kawin

SMA

83

I Ketut Danta

Br. Kembang sari Blahkiuh

34

Laki-Laki

Kawin

SMA

84

I Putu Miasa

Br. Ulapan II Blahkiuh

45

Laki-Laki

Kawin

Tamat SD

85

I Nyoman Wisnawa

Br. Dlod Pasar Blahkiuh

33

Laki-Laki

Kawin

SM A

86

I Made Suardana

Br. Padang Punggul

39

Laki-Laki

Kawin

Diploma

87

I Made Sumadi

Br. Teguan Punggul

58

Laki-Laki

Kawin

Tamat SD

88

Wayan Mara

Br. Tengah Punggul

50

Laki-Laki

Kawin

SLTP

89

I Made Karya

Br. Teguan Bongkasa

39

Laki-Laki

Kawin

SMA

90

Made Sudarsana

Br. Kutaraga Bongkasa

33

Laki-Laki

Kawin

SMA

91

I Wayan Murtika yasa

Br. Selat Selat

40

Laki-Laki

Kawin

SLTP

92

Nyoman Sentana

Br. Mekarsari Selat

32

Laki-Laki

Kawin

Diploma

93

Nyoman Suputra

Br. Muluk babi Sangeh

37

Laki-Laki

Kawin

SMA

94

Gusti Made Lastra

Br. Karang dalem II

39

Laki-Laki

Kawin

Diploma

95

I Made Narsa

Br. Tegal Kuning

40

Laki-Laki

Kawin

SMA

115

Lampiran 3

116

Rekapitulasi Data Identitas Responden


No

Nama Responden

Alamat

Umur
20 - 29

30-39

40-49

I Gusti Made Mustika

Br. Raketan Taman

Ni Made Riani

Br. Raketan Taman

I Made Subarman

Br. Jempeng Taman

I Gusti Made Sukadana

Br. Tebejero Taman

I Wayan Arsana

Br. Tabah Taman

Ni Made Kermari

Br. Batubayan Taman

I wayan Suparta

Br.Batubayan Taman

I wayan Meryana

Br. Pegongan Taman

I Made Setabudhi

Br. Ketogan, Taman

10

I Nyoman Tangsi

Br. Pegongan Taman

11

I Ketut Suaka

Br. Ketogan Taman

12

Ni Made Suadi

Br. Sangging Sibangkaja

13

Ni Nyoman Ratnadani

Br. Sangging Sibangkaja

14

I Putu Putra

Br. Lambing Sibangkaja

15

I Gst Agung Ayu Sumariati

Br. Sangging Sibangkaja

16

Ni Made Rai Suyasti

Br. Piakan Sibangkaja

17

Ni Wayan Padmi

Br. Tengah Sibangkaja

18

Komang Trisnawati

Br. Saren Sibangkaja

19

Ni Wayan Sukerti

Br. Tengah Sibangkaja

20

Ni Wayan Sepiani

Br. Sangging Sibangkaja

21

Ni Made Rai Sutarmi

Br. Sangging Sibangkaja

22

I Wayan Madiartha

Br. Bersih Darmasaba

23

I Nyoman Sarjana

Br. Bersih Darmasaba

24

I Made Reca

Br. Bersih Darmasaba

25

I Made Diana

Br. Bersih Darmasaba

26

I Ketut Ardana

Br. Bersih Darmasaba

27

I Putu Wilentara

Br. Bersih Darmasaba

28

I Ketut Nesa

Br. Bersih Darmasaba

29

I Made Mudi Astina

Br. Bersih Darmasaba

30

I Wayan Pawitra

Br. Bersih Darmasaba

31

Si Gede Nyoman Badri

Br. Bersih Darmasaba

32

Ni Luh Sukerti

Br. Sempidi Abiansemal

33

Jero Pada Asih

Br. Sempidi Abiansemal

34

Ni Luh Kencana Asih

Br. Sempidi Abiansemal

35

I Gusti Ayu Sayang

Br. Sempidi Abiansemal

36

Si Luh Putu Rumadi

Br. Sempidi Abiansemal

37

Putu Juliastuti

Br. Sempidi Abiansemal

38

Luh Ertiasih

Br. Sempidi Abiansemal

39

Ni Luh Putu Sugatri

Br. Sempidi Abiansemal

40

Ni Nyoman Karmini

Br. Sempidi Abiansemal

50-59
1

1
1
1
1
1

1
1
1

1
1

1
1

1
1

1
1
1
1
1

117

41

I Dewa Agung Ayu Puspawati

Br. Sempidi Abiansemal

42

I Ketut Suwitra

Br. Benehkawan Blahkiuh

43

I Made Dirga Yusa

Br. Tengah Blahkiuh

44

I Wayan Gendra

Br. Pikah Blahkiuh

45

I Made Subawa

Br. Ulapan II

46

I Wayan Sudirta

Br. Umahanyar Darmasaba

47

I Wayan Lastra Gianta

Br. Balerpasar Darmasaba

48

I Wayan Rangkip

Br. Taman Darmasaba

49

Si Gede Nyoman Kawisuda

Br. Gulingan Darmasaba

50

I Nyoman Soka

Br. Badung Sibang gede

51

I Ketut Merta

Br. Senggu Sibang gede

52

I Gusti Ngurah Windia

Br. Dualang Sibang gede

53

I Wayan Tama

Br. Parekan Sibang gede

54

I Wayan Kayun

Br. Jaba jero Jagapati

55

I Ketut Grues

Br. Sibang Jagapati

56

I Gede Sulaka

Br. Jaba jero Jagapati

57

I Nyoman Patri

Br. Sibang Jagapati

58

Gusti Ketut Wardika

Br. Puseh Jagapati

59

Ni Nyoman Tantri

Br. Desa Jagapati

60

I Made Denia

Br. Sedang Kelod Sedang

61

I Made Astada

Br. Sigaran Sedang

62

I Made Sujana

Br. Sigaran Sedang

63

I Nyoman Oka Sunarjaya

Br. Aseman Sedang

64

I Kadek Sudirta

Br. Sedang Kaja Sedang

65

I Wayan Suarta

Br. Kauripan Sedang

66

I Nyoman Terima

Br. Sigaran Mekar buwana

67

Gusti Putu Budiarta

Br. Lambing Mekar buwana

68

I Ketut Darmayasa

Br. Samu Mekar buwana

69

I Nyoman Badra

Br. Bindu Mekar buwana

70

I Nyoman Suparta

Br. Bindu Mekar buwana

71

I Ketut Suta

Br. Bindu Mekar buwana

72

Made Ardika

Br. Gumasih Mambal

73

I Gst Ketut Lor Adnyana

Br. Trijata Mambal

74

I Made Muter

Br. Semana Mambal

75

Komang Alit Suarjana

Br. Undagi Mambal

76

Made Kartayasa

Br. Mambal Kajanan

77

I Ketut Suardana

Br. Juwet Abiansemal

78

Wayan Diantara

Br. Purwakarta Abiansemal

79

Nyoman Sukarma

Br. Pande Abiansemal

80

I Ketut Merta

Br. Juwet Abiansemal

81

I Putu Miasa

Br. Ambengan Ayunan

82

I Made Sudirta

Br. Badung Ayunan

1
1

1
1

1
1
1
1
1

1
1
1

1
1
1
1
1
1
1

1
1
1

118

83

I Ketut Danta

Br. Kembang sari Blahkiuh

84

I Putu Miasa

Br. Ulapan II Blahkiuh

85

I Nyoman Wisnawa

Br. Dlod Pasar Blahkiuh

86

I Made Suardana

Br. Padang Punggul

87

I Made Sumadi

Br. Teguan Punggul

88

Wayan Mara

Br. Tengah Punggul

89

I Made Karya

Br. Teguan Bongkasa

90

Made Sudarsana

Br. Kutaraga Bongkasa

91

I Wayan Murtika yasa

Br. Selat Selat

92

Nyoman Sentana

Br. Mekarsari Selat

93

Nyoman Suputra

Br. Muluk babi Sangeh

94

Gusti Made Lastra

Br. Karang dalem II

95

I Made Narsa

Br. Tegal Kuning

1
1
1
1
1

Jumlah

39

27

14

Lampiran 4
Rekapitulasi Data Efektivitas Responden
No

Nama responden

Berorientasi

Demokratis

Partisipasi

Prioritas

Otonomi

Desentra
lisasi

Bertumpu

Keseta
raan

Keberl
anjuta
n

I Gst Md Mustika

Ni Made Riani

I Made Subarman

I Gst Md Sukadana

I Wayan Arsana

Ni Made Kermari

I wayan Suparta

I wayan Meryana

I Made Setabudhi

10

I Nyoman Tangsi

11

I Ketut Suaka

12

Ni Made Suadi

13

Ni Ny Ratnadani

14

15

I Putu Putra
I Gst Agung Ayu
Sumariati

16

Ni Made Rai Suyasti

17

Ni Wayan Padmi

18

Komang Trisnawati

19

Ni Wayan Sukerti

20

Ni Wayan Sepiani

21

Ni Made Rai Sutarmi

22

I Wayan Madiartha

23

I Nyoman Sarjana

119

24

I Made Reca

25

I Made Diana

26

I Ketut Ardana

27

I Putu Wilentara

28

I Ketut Nesa

29

I Made Mudi Astina

30

I Wayan Pawitra

31

Si Gede Nyoman Badri

32

Ni Luh Sukerti

33

Jero Pada Asih

34

Ni Luh Kencana Asih

35

I Gusti Ayu Sayang

36

Si Luh Putu Rumadi

37

Putu Juliastuti

38

Luh Ertiasih

39

Ni Luh Putu Sugatri

40

41

Ni Nyoman Karmini
I Dewa Agung Ayu
Puspawati

42

I Ketut Suwitra

43

I Made Dirga Yusa

44

I Wayan Gendra

45

I Made Subawa

46

I Wayan Sudirta

47

I Wayan Lastra Gianta

48

49

I Wayan Rangkip
Si Gede Nyoman
Kawisuda

50

I Nyoman Soka

51

I Ketut Merta

52

I Gusti Ngurah Windia

53

I Wayan Tama

54

I Wayan Kayun

55

I Ketut Grues

56

I Gede Sulaka

57

I Nyoman Patri

58

Gusti Ketut Wardika

59

Ni Nyoman Tantri

60

I Made Denia

61

I Made Astada

62

63

I Made Sujana
I Nyoman Oka
Sunarjaya

64

I Kadek Sudirta

65

I Wayan Suarta

120

66

I Nyoman Terima

67

Gusti Putu Budiarta

68

I Ketut Darmayasa

69

I Nyoman Badra

70

I Nyoman Suparta

71

I Ketut Suta

72

73

Made Ardika
I Gst Ketut Lor
Adnyana

74

I Made Muter

75

Komang Alit Suarjana

76

Made Kartayasa

77

I Ketut Suardana

78

Wayan Diantara

79

Nyoman Sukarma

80

I Ketut Merta

81

I Putu Miasa

82

I Made Sudirta

83

I Ketut Danta

84

I Putu Miasa

85

I Nyoman Wisnawa

86

I Made Suardana

87

I Made Sumadi

88

Wayan Mara

89

I Made Karya

90

Made Sudarsana

91

I Wayan Murtika yasa

92

Nyoman Sentana

93

Nyoman Suputra

94

Gusti Made Lastra

95

I Made Narsa

Lampiran 5
Jumlah Pendapatan Per bulan Responden Sebelum dan Sesudah Mengikuti Program PNP
rupiah)
No
1
2
3
4
5
6

Nama responden
I Gusti Made Mustika
Ni Made Riani
I Made Subarman
I Gusti Made Sukadana
I Wayan Arsana
Ni Made Kermari

Alamat
Br. Raketan Taman
Br. Raketan Taman
Br. Jempeng Taman
Br. Tebejero Taman
Br. Tabah Taman
Br. Batubayan Taman

Pend sbl

Pend ssd

Selisih di

1300
1250
1300
1300
1300
3100

2500
1550
2400
1550
1500
3100

1200
300
1100
250
200
0

625
625
625
625
625
625

(d

121

7
8
9
10
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
3

I wayan Suparta
I wayan Meryana
I Made Setabudhi
I Nyoman Tangsi

Br. Batubayan Taman


Br. Pegongan Taman
Br. Ketogan, Taman
Br. Pegongan Taman

I Ketut Suaka

Br. Ketogan Taman

Ni Made Suadi

Br. Sangging Sibangkaja

Ni Nyoman Ratnadani

Br. Sangging Sibangkaja

I Putu Putra

Br. Lambing Sibangkaja

I Gst Agung Ayu Sumariati

Br. Sangging Sibangkaja

Ni Made Rai Suyasti

Br. Piakan Sibangkaja

Ni Wayan Padmi

Br. Tengah Sibangkaja

Komang Trisnawati

Br. Saren Sibangkaja

Ni Wayan Sukerti

Br. Tengah Sibangkaja

Ni Wayan Sepiani
Ni Made Rai Sutarmi

Br. Sangging Sibangkaja


Br. Sangging Sibangkaja

I Wayan Madiartha

Br. Bersih Darmasaba

I Nyoman Sarjana

Br. Bersih Darmasaba

I Made Reca

Br. Bersih Darmasaba

I Made Diana

Br. Bersih Darmasaba

I Ketut Ardana

Br. Bersih Darmasaba

I Putu Wilentara

Br. Bersih Darmasaba

I Ketut Nesa

Br. Bersih Darmasaba

I Made Mudi Astina

Br. Bersih Darmasaba

I Wayan Pawitra
Si Gede Nyoman Badri

Br. Bersih Darmasaba


Br. Bersih Darmasaba

2000
2000
3000
2800

2500
3200
3500
3500

500
1200
500
700

625
625
625
625

3000

4200

1200

625

2500

3500

1000

625

2000

2500

500

625

2250

3000

750

625

2000

3500

1500

625

3100

3100

625

2000

3550

1550

625

2000

3050

1050

625

1300

1500

200

625

2000

2500

500

625

1300

1900

600

625

1200

2500

1300

625

1000

1600

600

625

1900

3000

1100

625

2500

3500

1000

625

2000

3300

1300

625

2000

3200

1200

625

1800

3100

1300

625

2200

3500

1300

625

1500

2000

500

625

1900

2500

600

625

122

1
3
2
3
3
3
4
3
5
3
6
3
7
3
8
3
9
4
0
4
1
4
2
4
3
4
4
4
5
4
6
4
7
4
8
4
9
5
0
5
1
5
2
5
3

Ni Luh Sukerti

Br. Sempidi Abiansemal

Jero Pada Asih

Br. Sempidi Abiansemal

Ni Luh Kencana Asih

Br. Sempidi Abiansemal

I Gusti Ayu Sayang

Br. Sempidi Abiansemal

Si Luh Putu Rumadi

Br. Sempidi Abiansemal

Putu Juliastuti

Br. Sempidi Abiansemal

Luh Ertiasih

Br. Sempidi Abiansemal

Ni Luh Putu Sugatri

Br. Sempidi Abiansemal

Ni Nyoman Karmini

Br. Sempidi Abiansemal

I D.A. Ayu Puspawati

Br. Sempidi Abiansemal

I Ketut Suwitra

Br. Benehkawan Blk

I Made Dirga Yusa

Br. Tengah Blahkiuh

I Wayan Gendra

Br. Pikah Blahkiuh

I Made Subawa

Br. Ulapan II

I Wayan Sudirta

Br. Umahanyar Dsb

I Wayan Lastra Gianta


I Wayan Rangkip

Br. Balerpasar Dsb


Br. Taman Darmasaba

Si Gede Nyoman Kawisuda

Br. Gulingan Darmasaba

I Nyoman Soka

Br. Badung Sibang gede

I Ketut Merta

Br. Senggu Sibang gede

I Gusti Ngurah Windia

Br. Dualang Sibang gede

I Wayan Tama

Br. Parekan Sibang gede

2100

3000

900

625

2500

2800

300

625

2400

2700

300

625

2250

2450

200

625

2450

3650

1200

625

2700

2900

200

625

2100

2400

300

625

2250

2750

500

625

2450

2750

300

625

2300

2550

250

625

2200

3500

1300

625

2700

4500

1800

625

2650

2800

150

625

2500

3000

500

625

2500

2800

300

625

2400

2700

300

625

1300

1900

600

625

1200

1500

300

625

1000

1600

600

625

2400

3200

800

625

2400

2700

300

625

2250

2450

200

625

123

5
4
5
5
5
6
5
7
5
8
5
9
6
0
6
1
6
2
6
3
6
4
6
5
6
6
6
7
6
8
6
9
7
0
7
1
7
2
7
3
7
4
7
5
7

I Wayan Kayun

Br. Jaba jero Jagapati

I Ketut Grues

Br. Sibang Jagapati

I Gede Sulaka

Br. Jaba jero Jagapati

I Nyoman Patri

Br. Sibang Jagapati

Gusti Ketut Wardika

Br. Puseh Jagapati

Ni Nyoman Tantri

Br. Desa Jagapati

I Made Denia

Br. Sedang Kelod

I Made Astada

Br. Sigaran Sedang

I Made Sujana

Br. Sigaran Sedang

I Nyoman Oka Sunarjaya

Br. Aseman Sedang

I Kadek Sudirta

Br. Sedang Kaja Sedang

I Wayan Suarta

Br. Kauripan Sedang

I Nyoman Terima

Br. Sigaran Mekar B

Gusti Putu Budiarta

Br. Lambing Mekar B

I Ketut Darmayasa

Br. Samu Mekar buwana

I Nyoman Badra

Br. Bindu Mekar buwana

I Nyoman Suparta

Br. Bindu Mekar buwana

I Ketut Suta

Br. Bindu Mekar buwana

Made Ardika

Br. Gumasih Mambal

I Gst Ketut Lor Adnyana

Br. Trijata Mambal

I Made Muter
Komang Alit Suarjana

Br. Semana Mambal


Br. Undagi Mambal

Made Kartayasa

Br. Mambal Kajanan

2100

2400

300

625

2250

2750

500

625

1200

1500

300

625

1000

1600

600

625

1900

2000

100

625

1500

1500

625

2000

2300

300

625

2200

3500

1300

625

2300

2550

250

625

1800

2250

450

625

2500

2800

300

625

2400

2700

300

625

2250

2450

200

625

3450

3650

200

625

2700

2900

200

625

2100

2400

300

625

2250

2750

500

625

2450

2750

300

625

2300

2555

255

625

2200

3500

1300

625

2000

3500

1500

625

2000

2800

800

625

2500

3000

500

625

124

6
7
7
7
8
7
9
8
0
8
1
8
2
8
3
8
4
8
5
8
6
8
7
8
8
8
9
9
0
9
1
9
2
9
3
9
4
9
5

I Ketut Suardana

Br. Juwet Abiansemal

Wayan Diantara

Br. Purwakarta Abs

Nyoman Sukarma

Br. Pande Abiansemal

I Ketut Merta

Br. Juwet Abiansemal

I Putu Miasa

Br. Ambengan Ayunan

I Made Sudirta

Br. Badung Ayunan

I Ketut Danta

Br. Kembang sari Blk

I Putu Miasa

Br. Ulapan II Blahkiuh

I Nyoman Wisnawa

Br. Dlod Pasar Blahkiuh

I Made Suardana

Br. Padang Punggul

I Made Sumadi

Br. Teguan Punggul

Wayan Mara

Br. Tengah Punggul

I Made Karya

Br. Teguan Bongkasa

Made Sudarsana

Br. Kutaraga Bongkasa

I Wayan Murtika yasa

Br. Selat Selat

Nyoman Sentana

Br. Mekarsari Selat

Nyoman Suputra

Br. Muluk babi Sangeh

Gusti Made Lastra

Br. Karang dalem II

I Made Narsa
TOTAL

Br. Tegal Kuning

1300

1900

600

625

2200

3500

1300

625

1000

1600

600

625

1900

2500

600

625

1500

1500

625

2000

2300

300

625

2000

2200

200

625

1800

2100

300

625

2200

2540

340

625

1500

1800

300

625

1900

2000

100

625

2800

3000

200

625

2000

4200

2200

625

2500

3000

500

625

2000

2500

500

625

2250

3000

750

625

2000

3500

1500

625

2000

3500

1500

625

2300

2550

250

625

196300

255695

59395

Perhitungan :
a) Rata-rata pendapatan responden per bulan sebelum menerima bantuan program /akses PNPM diuraikan sebagai berikut
Jumlah pendapatan responden sebelum program/akses PNPM / Jumlah responden : 196.300 / 95 = 2.066 ribu rupiah
b) Rata-rata pendapatan responden per bulan sesudah menerima bantuan program/akses PNPM diuraikan sebagai berikut.

125

Jumlah pendatan responden sesudah program/akses PNPM /Jumlah responden : 255.695 / 95 = 2.691 ribu rupiah
c) Rata-rata peningkatan pendapatan responden sesudah menerima bantuan program/akses PNPM diuraikan sebagai beriku
Jumlah peningkatan pendapatan responden sesudah menerima bantuan program/akses PNPM : 59.395/95 = 625 ribu rupi
Keterangan :
a) Nilai selisih pendapatan (di) diperoleh dari, pendapatan sesudah menerima bantuan program/akses PNPM - pendapatan
menerima bantuan program/akses PNPM.
b) Nilai d ( pendapatan rata-rata sesudah menerima bantuan program/akses PNPM) diperoleh dari, jumlah nilai selisih
pendapatan (di) / jumlah responden.

Lampiran 6

Jumlah Jam Kerja Responden Sebelum dan Sesudah Mengikuti Program PNPM (d
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Nama Responden
I Gusti Made Mustika
Ni Made Riani
I Made Subarman
I Gusti Made Sukadana
I Wayan Arsana
Ni Made Kermari
I wayan Suparta
I wayan Meryana
I Made Setabudhi
I Nyoman Tangsi
I Ketut Suaka
Ni Made Suadi
Ni Nyoman Ratnadani
I Putu Putra
I Gst Agung Ayu Sumariati
Ni Made Rai Suyasti
Ni Wayan Padmi
Komang Trisnawati
Ni Wayan Sukerti
Ni Wayan Sepiani
Ni Made Rai Sutarmi
I Wayan Madiartha
I Nyoman Sarjana
I Made Reca
I Made Diana
I Ketut Ardana
I Putu Wilentara
I Ketut Nesa

Alamat
Br. Raketan Taman
Br. Raketan Taman
Br. Jempeng Taman
Br. Tebejero Taman
Br. Tabah Taman
Br. Batubayan Taman
Br.Batubayan Taman
Br. Pegongan Taman
Br. Ketogan, Taman
Br. Pegongan Taman
Br. Ketogan Taman
Br. Sangging Sibangkaja
Br. Sangging Sibangkaja
Br. Lambing Sibangkaja
Br. Sangging Sibangkaja
Br. Piakan Sibangkaja
Br. Tengah Sibangkaja
Br. Saren Sibangkaja
Br. Tengah Sibangkaja
Br. Sangging Sibangkaja
Br. Sangging Sibangkaja
Br. Bersih Darmasaba
Br. Bersih Darmasaba
Br. Bersih Darmasaba
Br. Bersih Darmasaba
Br. Bersih Darmasaba
Br. Bersih Darmasaba
Br. Bersih Darmasaba

Jam
Kerja
Sebelum
5
5
6
4
6
5
5
5
6
6
6
5
4
4
7
6
7
7
8
7
6
6
5
6
7
7
6
6

Jam
Kerja
Sesudah
8
8
8
7
8
9
8
8
8
8
9
8
8
8
9
10
8
9
9
10
10
8
8
10
10
10
10
10

selisih
di
3
3
2
3
2
4
3
3
2
2
3
3
4
4
2
4
1
2
1
3
4
2
3
4
3
3
4
4

(di- d

2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43

-0,5
-0,5
0,4
-0,5
0,4
-1,5
-0,5
-0,5
0,4
0,4
-0,5
-0,5
-1,5
-1,5
0,4
-1,5
1,4
0,4
1,4
-0,5
-1,5
0,4
-0,5
-1,5
-0,5
-0,5
-1,5
-1,5

126

29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

I Made Mudi Astina


I Wayan Pawitra
Si Gede Nyoman Badri
Ni Luh Sukerti
Jero Pada Asih
Ni Luh Kencana Asih
I Gusti Ayu Sayang
Si Luh Putu Rumadi
Putu Juliastuti
Luh Ertiasih
Ni Luh Putu Sugatri
Ni Nyoman Karmini
I Dewa Agung Ayu Puspawati
I Ketut Suwitra

Br. Bersih Darmasaba


Br. Bersih Darmasaba
Br. Bersih Darmasaba
Br. Sempidi Abiansemal
Br. Sempidi Abiansemal
Br. Sempidi Abiansemal
Br. Sempidi Abiansemal
Br. Sempidi Abiansemal
Br. Sempidi Abiansemal
Br. Sempidi Abiansemal
Br. Sempidi Abiansemal
Br. Sempidi Abiansemal
Br. Sempidi Abiansemal
Br. Benehkawan Blk

8
6
6
8
7
6
6
7
6
5
6
5
6
5

10
8
8
9
8
8
8
8
9
8
8
9
8
7

2
2
2
1
1
2
2
1
3
3
2
4
2
2

2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43

0,4
0,4
0,4
1,4
1,4
0,4
0,4
1,4
-0,5
-0,5
0,4
-1,5
0,4
0,4

43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70

I Made Dirga Yusa


I Wayan Gendra
I Made Subawa
I Wayan Sudirta
I Wayan Lastra Gianta
I Wayan Rangkip
Si Gede Nyoman Kawisuda
I Nyoman Soka
I Ketut Merta
I Gusti Ngurah Windia
I Wayan Tama
I Wayan Kayun
I Ketut Grues
I Gede Sulaka
I Nyoman Patri
Gusti Ketut Wardika
Ni Nyoman Tantri
I Made Denia
I Made Astada
I Made Sujana
I Nyoman Oka Sunarjaya
I Kadek Sudirta
I Wayan Suarta
I Nyoman Terima
Gusti Putu Budiarta
I Ketut Darmayasa
I Nyoman Badra
I Nyoman Suparta

Br. Tengah Blahkiuh


Br. Pikah Blahkiuh
Br. Ulapan II
Br. Umahanyar Dsb
Br. Balerpasar Dsb
Br. Taman Darmasaba
Br. Gulingan Darmasaba
Br. Badung Sibang gede
Br. Senggu Sibang gede
Br. Dualang Sibang gede
Br. Parekan Sibang gede
Br. Jaba jero Jagapati
Br. Sibang Jagapati
Br. Jaba jero Jagapati
Br. Sibang Jagapati
Br. Puseh Jagapati
Br. Desa Jagapati
Br. Sedang Kelod Sedang
Br. Sigaran Sedang
Br. Sigaran Sedang
Br. Aseman Sedang
Br. Sedang Kaja Sedang
Br. Kauripan Sedang
Br. Sigaran Mekar B
Br. Lambing Mekar B
Br. Samu Mekar buwana
Br. Bindu Mekar buwana
Br. Bindu Mekar buwana

6
6
5
6
6
6
6
6
5
7
5
6
5
5
7
7
6
7
7
7
6
6
6
5
5
6
5
6

9
8
8
10
10
10
10
8
7
8
8
9
8
7
9
8
6
9
7
8
7
8
8
8
7
9
9
7

3
2
3
4
4
4
4
2
2
1
3
3
3
2
2
1
0
2
0
1
1
2
2
3
2
3
4
1

2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43

-0,5
0,4
-0,5
-1,5
-1,5
-1,5
-1,5
0,4
0,4
1,4
-0,5
-0,5
-0,5
0,4
0,4
1,4
2,4
0,4
2,4
1,4
1,4
0,4
0,4
-0,5
0,4
-0,5
-1,5
1,4

127

71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84

I Ketut Suta
Made Ardika
I Gst Ketut Lor Adnyana
I Made Muter
Komang Alit Suarjana
Made Kartayasa
I Ketut Suardana
Wayan Diantara
Nyoman Sukarma
I Ketut Merta
I Putu Miasa
I Made Sudirta
I Ketut Danta
I Putu Miasa

85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95

I Nyoman Wisnawa
Br. Dlod Pasar Blahkiuh
5
8
3
2,43
-0,5
I Made Suardana
Br. Padang Punggul
5
8
3
2,43
-0,5
I Made Sumadi
Br. Teguan Punggul
6
8
2
2,43
0,4
Wayan Mara
Br. Tengah Punggul
6
9
3
2,43
-0,5
I Made Karya
Br. Teguan Bongkasa
6
9
3
2,43
-0,5
Made Sudarsana
Br. Kutaraga Bongkasa
5
7
2
2,43
0,4
I Wayan Murtika yasa
Br. Selat Selat
5
7
2
2,43
0,4
Nyoman Sentana
Br. Mekarsari Selat
7
9
2
2,43
0,4
Nyoman Suputra
Br. Muluk babi Sangeh
5
8
3
2,43
-0,5
Gusti Made Lastra
Br. Karang dalem II
4
8
4
2,43
-1,5
I Made Narsa
Br. Tegal Kuning
5
9
4
2,43
-1,5
Jumlah
557
788
231
-0,1
Perhitungan :
a) Rata-rata jam kerja responden per hari sebelum menerima bantuan program /akses PNPM diuraikan sebagai berikut.
Jumlah jam kerja responden sebelum program/akses PNPM / Jumlah responden : 557/95 = 5,86 jam
b) Rata-rata jam kerja responden per hari sesudah menerima bantuan program/akses PNPM diuraikan sebagai berikut.
Jumlah jam kerja responden sesudah progra/akses PNPM /Jumlah responden : 788 / 95 = 8,29 jam
c) Rata-rata peningkatan jam kerja responden sesudah menerima bantuan program/akses PNPM diuraikan sebagai berikut.
Jumlah peningkatan jam kerja responden sesudah menerima bantuan program/akses PNPM : 231 / 95 = 2,43 jam
Keterangan :
a) Nilai selisih jam kerja (di) diperoleh dari, jam kerja sesudah menerima bantuan program/akses PNPM - jam kerja sebelum
bantuan program/akses PNPM.
b) Nilai d ( jam kerja rata-rata sesudah menerima bantuan program/akses PNPM) diperoleh
darijumlah nilai selisih jam kerja (di) / jumlah responden

Lampiran 7

Br. Bindu Mekar buwana


Br. Gumasih Mambal
Br. Trijata Mambal
Br. Semana Mambal
Br. Undagi Mambal
Br. Mambal Kajanan
Br. Juwet Abiansemal
Br. Purwakarta Abs
Br. Pande Abiansemal
Br. Juwet Abiansemal
Br. Ambengan Ayunan
Br. Badung Ayunan
Br. Kembang sari Blk
Br. Ulapan II Blahkiuh

6
6
6
6
7
7
6
5
5
7
6
5
5
5

8
7
8
8
8
9
7
8
8
7
8
7
7
8

2
1
2
2
1
2
1
3
3
0
2
2
2
3

2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43
2,43

0,4
1,4
0,4
0,4
1,4
0,4
1,4
-0,5
-0,5
2,4
0,4
0,4
0,4
-0,5

128
Perhitungan Kumulatif Efektivitas Program PNPM Mandiri Perdesaan di
Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.
Realisasi
Efektivitas Program

x 100 %
Target

95 + 95 + 92 + 90+ 87 + 85 + 95 + 86 + 83 + 82
=

x 100 %
95 x 10
890

x 100 %
950

93,68 %

Lampiran 8
Perhitungan perubahan Pendapatan Responden setelah menerima bantuan / akses
Program PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung

Menghitung nilai statistik uji t


Dimana,
di 59.395
d= = =625
n 95

di d

()2
n1
Sd =

21.321.250
951

= 476,26
Maka,

t
=

d
Sd
n

625
476,26
95

= 12,795

d
Sd
n

129
Lampiran 9
Perhitungan perubahan Jam Kerja Responden setelah menerima bantuan / akses
Program PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung

Menghitung nilai statistik uji t


Dimana,
di 231
d= = =2,43
n 95

di d

()2
n1
Sd =

99,3055
951

= 1,028
Maka,

t
=

d
Sd
n

2,43
1,028
95

= 23,058

d
Sd
n

130

Lampiran 10
Tabel Distribusi t
df=v
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
40
60
120

0.25
1
0.816
0.765
0.741
0.727
0.718
0.711
0.706
0.705
0.7
0.697
0.695
0.694
0.692
0.691
0.69
0.689
0.688
0.688
0.687
0.686
0.686
0.685
0.685
0.684
0.684
0.684
0.683
0.683
0.683
0.681
0.679
0.677
0.674

0.2
1.376
1.061
0.978
0.941
0.92
0.906
0.896
0.889
0.883
0.879
0.876
0.875
0.87
0.868
0.866
0.865
0.863
0.862
0.861
0.86
0.859
0.858
0.858
0.857
0.856
0.856
0.855
0.855
0.854
0.854
0.851
0.848
0.845
0.842

Sumber : Gujarati 1999

0.15
1.963
1.386
1.25
1.19
1.156
1.134
1.119
1.108
1.1
1.093
1.088
1.083
1.079
1.076
1.074
1.071
1.069
1.067
1.066
1.064
1.063
1.061
1.06
1.059
1.058
1.058
1.057
1.056
1.055
1.055
1.05
1.046
1.041
1.036

0.1
3.078
1.886
1.638
1.533
1.476
1.44
1.415
1.397
1.383
1.372
1.363
1.356
1.35
1.345
1.341
1.337
1.333
1.33
1.328
1.325
1.323
1.321
1.319
1.318
1.316
1.315
1.414
1.313
1.311
1.31
1.303
1.296
1.289
1.282

0.05
6.314
2.92
2.353
2.132
2.015
1.943
1.895
1.86
1.833
1.812
1.796
1.782
1.771
1.761
1.753
1.746
1.74
1.734
1.729
1.725
1.721
1.717
1.714
1.711
1.708
1.706
1.703
1.701
1.699
1.697
1.684
1.671
1.658
1.645

0.025
0.01
0.005
12.706 31.812 63.657
4.303 6.965 9.925
3.812 4.542 5.841
2.776 3.747 4.604
2.571 3.365 4.032
2.447 3.143 3.707
2.365 2.998 3.499
2.306 2.896 3.355
2.262 2.821
3.25
2.228 2.764 3.169
2.201 2.718 3.106
2.179 2.681 3.055
2.16
2.65
3.012
2.145 2.624 2.977
2.131 2.602 2.947
2.12
2.583 2.921
2.11
2.567 2.898
2.101 2.552 2.878
2.093 2.539 2.861
2.086 2.528 2.845
2.08
2.518 2.831
2.074 2.508 2.819
2.069
2.5
2.807
2.064 2.492 2.797
2.06
2.485 2.787
2.056 2.479 2.779
2.052 2.473 2.771
2.081 2.467 2.763
2.045 2.462 2.756
2.042 2.457
2.75
2.021 2.423 2.704
2.000
2.39
2.66
1.98
2.358 2.617
1.96
2.326 2.576

131

Lampiran 11
Uji t Perbedaan Pendapatan Sebelum dan Sesudah PNPM - MP
T- Test
Paired Samples Statistics

Pair
1

Mean
2691,52
63
2066,31
58

pend_ssd
pend_sbl

Std.
Deviation

N
95

681,00992

95

519,79139

Std.
Error
Mean
69,8701
4
53,3294
7

Paired Samples Correlations


Correlatio
n

N
Pair
1

pend_ssd &
pend_sbl

95

,716

Sig.
,000

Paired Samples Test

Mean
Pai
r1

Paired Differences
Std.
Std.
95% Confidence
Deviati Error
Interval of the
on
Mean
Difference

Lower
Upper
pend_ss 625,210 476,258 48,863 528,191 722,229
d53
09
05
80
25
pend_sb

Si
g.
(2
ta
il
ed
df )

12,7 94
95

,
0
0

132

Lampiran 12
Uji t Perbedaan Kesempatan Kerja Sebelum dan Sesudah PNPM-MP
T-Test

Paired Samples Statistics

Pair
1

jamkerja_ss
d
jamkerja_sb
l

Mean

Std.
Deviation

Std.
Error
Mean

8,2947

95

,93255

,09568

5,8632

95

,88258

,09055

Paired Samples Correlations

Pair
1

jamkerja_ssd
&
jamkerja_sbl

Correlatio
n

Sig.

95

,360

,000

Paired Samples Test

Mean
Pai
r1

Paired Differences
Std.
Std. Error 95% Confidence
Devi Mea
Interval of the
ation
n
Difference

jamkerja_s 2,4315 1,02


sd 8
783
jamkerja_s

Lower Upper
,
2,22220 2,6409 23,0
1054
6
58
5

df

9
4

Sig.
(2taile
d)

,000

133

bl

Anda mungkin juga menyukai