CA Ovarium
CA Ovarium
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
pada satu atau dua bagian indung telur. Indung telur sendiri merupakan salah satu
organ reproduksi yang sangat penting bagi perempuan. Dari organ reproduksi ini
dihasilkan telur atau ovum, yang kelak bila bertemu sperma akan terjadi pembuahan
(kehamilan). Indung telur juga merupakan sumber utama penghasil hormon
reproduksi perempuan, seperti hormon estrogen dan progesteron.15 Kanker ovarium
adalah kanker atau tumor ganas yang berasal dari ovarium dengan berbagai tipe
histologi, yang dapat mengenai semua umur.16
7
Universitas Sumatera Utara
2.2
Patogenesis 13
Kanker di ovarium terdiri dari berbagai jenis dan multi kompleks. Hal ini akan
menjadi sulit dalam hal menentukan histogenesisnya. Kanker yang berasal dari
epitel, dimulai dengan adanya inklusi epitel permukaan pada stroma yang
berkembang menjadi kista. Selain itu, letak tumor yang tersembunyi dalam rongga
perut dan sangat berbahaya itu dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita,
makanya diperlukan stadium kanker agar kita mengetahui seberapa jauh penyebaran
kanker tersebut.9
Stadium kanker ovarium ditentukan berdasarkan pemeriksaan sesudah
laparatomi. Penentuan stadium dengan laparatomi lebih akurat, oleh karena perluasan
tumor dapat dilihat dan ditentukan berdasarkan pemeriksaan patologi ( sitologi atau
histopatologi ), sehingga terapi dan prognosis dapat ditentukan lebih akurat.13
Stadium tersebut menurut International Federation of Gynecologist and
Obstetricians (FIGO) 1987 sebagai berikut :
10
2.3
11
2. Karsinoma Musinosa22
Karsinoma jenis ini lebih jarang ditemukan dibanding karsinoma serosa. Sebagian
besar tumor multilokular, padat dan sebagian kistik, di dalam kista berisi musin
gelatinosa, jarang sekali tumbuh papila eksofitik, area solid berwarna putih susu
atau merah jambu, struktur rapat dan konsistensi rapuh. Tumor jenis ini di bawah
mikroskop dibagi menjadi tiga gradasi, di mana yang berdiferensiasi baik dan
sedang memiliki struktur grandular jelas, percabangan papila epitel rapat, terdpat
dinding bersama grandular, atipia inti sel jelas, terdapat invasi intersisial. Pada
kanker diferensiasi buruk struktur grandular tidak jelas, mitosis atipikal bertambah
banyak, produksi musin dari sel sangat sedikit.
3. Karsinoma Endometroid13
Kira-kira 20% kanker ovarium terdiri dari karsinoma endometroid. Sebagian besar
tumor berbentuk solid dan di sekitarnya dijumpai kista. Arsitek histopatologi
mirip dengan karsinoma endometrium dan sering disertai metaplasia sel skuamos.
Lebih dari 30 % karsinoma endometroid dijumpai bersama-sama dengan
adenokarsinoma
endometrium.
Endometroid
borderline dan
endometroid
12
dijumpai hopnail appearance yaitu inti yang terletak di ujung sel epitel kelenjar
atau tubulus.
5. Tumor Brenner13
Tumo ini diduga berasal dari folikel. Biasanya solid dan berukuran 5-10 cm dan
hampir bersifat jinak. Tumor ini sering dijumpai insidentil pada waktu dilakukan
histerektomi.
2.3.2 Kanker Berasal dari Sel Germinal Ovarium (Germ Cell )13
T umor ini lebih banyak pada wanita umur di bawah 30 tahun. Di antaranya :
1. Disgerminoma
Adalah tumor ganas sel germinal yang paling sering ditemukan, ukuran diameter
5-15 cm, berlobus-lobus, solid, potongan tumor berwarna abu-abu putih sampai
abu-abu cokelat dengan potongan mirip ikan tongkol. Kelompok sel yang satu
dengan yang lain dipisahkan oleh jaringan ikat tipis dengan infiltrasi sel radang
limfosit. Gambaran histopatologi mirip dengan seminoma testis pada laki-laki.
Neoplasma ini sensitif terhadap radiasi. Tumor marker untuk disgerminoma
adalah serum Lactic Dehydrogenase (LDH) dan Placental Alkaline Phosphatase
(PLAP).7,13
2. Tumor Sinus endodermal
Berasal dari tumor sakus vitelinus/yock sac dari embrio. Usia rata-rata penderita
tumor sinus endodermal adalah 18 tahun. Berupa jaringan kekuning-kuningan
dengan area perdarahan, nekrosis, degenerasi gelatin dan kistik. Khas untuk tumor
sinus endodermal ini adalah keluhan nyeri perut dan pelvis yang dialami oleh 75%
13
penderita. Tumor marker untuk tomor sinus endodermal adalah alfa fetoprotein
(AFP).7,13,22
3. Teratoma Immatur
Angka kejadian mendekati tumor sinus endodermal. Massa tumor sangat besar
dan unilateral, penampang irisan bersifat padat dan kistik, berwarna-warni,
komponen jaringan kompleks, jaringan embrional belum berdiferensiasi
umumnya berupa neuroepitel. Tumor ini mempunyai angka rekurensi dan
metastasis tinggi, tapi tumor rekuren dapat bertransformasi dan immatur ke arah
matur, regularitasnya condong menyerupai pertumbuhan embrio normal. Tumor
marker untuk teratoma immatur adalah alfa fetoprotein (AFP) dan chorionic
gonadotropin (HCG).7,22
4. Teratokarsinoma
Sangat ganas, sering disertai sel germinal lain, AFP dan HCG serum dapat positif.
Massa tumor relatif besar, berkapsul, sering ditemukan nekrosis berdarah. Di
bawah mikroskop tampak sel primordial poligonal membentuk lempeng, pita dan
sarang, displasia menonjol, mitosis banyak ditemukan, nukleus tampak vakuolasi,
intrasel tampak butiran glasial PAS positif.22
2.3.3 Kanker Berasal dari Stroma Korda Seks Ovarium (Sex Cord Stromal)
Tumor yang berasal dari sex cord stromal adalah tumor yang tumbuh dari satu
jenis. Kira-kira 10% dari tumor ganas ovarium berasal dari kelompok ini. Pada
penderita tumor sel granulosa, umur muda atau
14
dengan kolostrum, pertumbuhan rambut pada ketiak dan pubis yang disebut pubertas
prekoks.13
1.
2.
Androblastoma13
Tumor ini memproduksi hormon androgen yang dapat merubah bentuk penderita
menjadi kelaki-lakian atau disebut juga masculinizing tumor. Penyakit ini jarang
dijumpai.
3.
Ginandroblatoma13
Merupakan peralihan antara tumor sel granulosa dan arrhenoblastoma dan sangat
jarang.
4.
Fibroma13
Fibroma kadang-kadang sulit dibedakan dengan tekoma. Sering disertai dengan
asites dan hidrotoraks yang dikenal sebagai sindroma Meigh.
2.4
gejala. Inilah yang menyebabkan kanker ini sulit diketahui sejak dini.15 Lebih dari 70
% penderita kanker ovarum ditemukan sudah dalam usia stadium lanjut.7
15
Biasanya, keluhan utama yang dirasakan oleh penderita kanker ini adalah sakit
di bagian abdominal (perut bawah) yang disertai dengan rasa kembung, sulit buang
air besar, sering buang air kecil dan sakit kepala.15
Kalau kanker ovarium ini sudah masuk dalam stadium lanjut, gejalanya pun
bertambah, seperti : Rasa tidak nyaman di bagian perut bawah selama menstruasi
(akibat darah haid yang terlalu deras keluar atau gumpalan darah haid ), rasa kejang
di perut, pendarahan lewat vagina yang tidak normal, serta nyeri di seputar kaki.15,23
Lebih lanjut, perempuan dengan tumor stromal akan mengalami gejala berikut
akibat dari pengaruh hormon estrogen dan progesteron, seperti terjadi pendarahan
padahal sudah menopause, terlalu cepat mendapat menstruasi, payudara cepat
membesar pada remaja, menstruasi terhenti dan adanya pertumbuhan rambut di
muka dan tubuh.16,23
Tanda paling penting adanya kanker ovarium adalah ditemukannya massa
tumor di pelvis. Bila tumor tersebut padat, bentuknya irreguler dan terfiksir ke
dinding panggul, keganasan perlu dicurigai. Bila di bagian atas abdomen ditemukan
juga massa dan disertai asites, keganasan hampir dapat dipastikan.1,7
2.5
16
17
2.6
2.6.1
seorang wanita memiliki risiko terkena kanker ovarium. Pada umumnya kanker
ovarium epitel bersifat sporadis, 5-10 % adalah pola herediter atau familial. Risiko
seorang wanita untuk mengidap kanker ovarium adalah sebesar 1,6 %. Angka risiko
pada penderita yang memiliki satu saudara sebesar 5 % dan akan meningkat menjadi
7 % bila memiliki dua saudara yang menderita kanker ovarium.16
Menurut American Cancer Society (ACS), sekitar 10 % penderita kanker
ovarium ternyata memiliki anggota keluarga yang terkena penyakit yang sama.
Umumnya, pasien yang memiliki sejarah keluarga yang menderita kanker akibat gen
mutasi BRCA1 dan BRCA2 memiliki risiko sangat tinggi menderita kanker ovarium
18
dan diperkirakan mencapai 50-70 % pasien kanker ovarium. Risiko kejadian kanker
ovarium meningkat sesuai dengan pertambahan usia.15,21
2.6.2 Usia
Kanker ovarium pada umumnya ditemukan pada usia di atas 40 tahun. Angka
kejadian akan meningkat semakin bertambahnya usia.3Angka kejadian kanker
ovarium pada wanita usia di atas 40 tahun sekitar 60% penderita, sedangkan pada
wanita usia lebih muda sekitar 40%.6 Mayoritas kanker ovarium muncul setelah
seorang perempuan melewati masa menopause. Di Amerika Serikat, insiden usia
rata-rata kanker ovarium frekuensi tertinggi berada pada rentang umur 40-44 tahun,
di mana dari 15-16 per 100.000 wanita berusia tersebut merupakan penderita kanker
ovarium.3
2.6.3
Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang
19
Faktor Hormonal
Penggunaan hormon eksogen pada terapi gejala yang berhubungan dengan
menopause berhubungan dengan peningkatan risiko kanker ovarium baik dari insiden
maupun tingkat mortalitasnya. Peningkatan risiko secara spesifik terlihat pada wanita
dengan penggunaaan hormon estrogen tanpa disertai progesteron karena peran
progesteron yaitu menginduksi terjadinya apoptosis sel epitel ovarium. Pada
kehamilan, tingginya kadar progesteron akan membantu menurunkan risiko tumor
ganas ovarium.16,17
Hormon lain yang juga mempengaruhi tingginya angka kejadian kanker
ovarium yaitu hormon gonadotropin di mana fungsinya untuk pertumbuhan. Menurut
teori yang melakukan percobaan
ditemukan bahwa jika kadar estrogen rendah di sirkulasi perifer maka kadar hormon
gonadotropin meningkat. Peningkatan
dalam terbentuknya kanker ovarium karena didasarkan pada bukti bahwa epitel
20
Faktor Reproduksi
Riwayat reproduksi terdahulu serta durasi dan jarak reproduksi memiliki
dampak terbesar pada penyakit ini. Infertilitas, menarche dini (sebelum usia 12
tahun), memiliki anak setelah usia 30 tahun dan menopause yang terlambat dapat
juga meningkatkan risiko untuk berkembang menjadi kanker ovarium.24
Pada kanker ovarium, terdapat hubungan jumlah siklus menstruasi yang
dialami seorang perempuan sepanjang hidupnya, di mana semakin banyak jumlah
siklus menstruasi yang dilewatinya maka semakin tinggi pula risiko perempuan
terkena kanker ovarium.15
2.6.6
Pil Kontrasepsi
Kontrasepsi berarti mengurangi kemungkinan atau mencegah konsepsi.
21
pil kontrasepsi, yaitu dengan risiko relatif 0,6 . Penelitian ini juga melaporkan bahwa
pemakaian pil kontrasepsi selama satu tahun menurunkan risiko sampai 11%,
sedangkan pemakaian pil kontrasepsi sampai lima tahun menurunkan risiko sampai
50%. Penurunan risiko semakin nyata dengan semakin lama pemakaiannya.7
2.6.7
menyatakan bahwa pada saat ovulasi, terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium.
Untuk penyembuhan luka yang sempurna diperlukan waktu. Jika sebelum
penyembuhan tercapai terjadi lagi ovulasi atau trauma baru, proses penyembuhan
akan terganggu dan tidak teratur sehingga dapat menimbulkan proses transformasi
menjadi sel-sel tumor.7
2.6.8
secara oral, dan obat-obat gonadotropin yang diberikan dengan suntikan seperti
follicle stimulating hormone (FSH), kombinasi FSH dengan Luteinizing hormone
(LH), akan menginduksi terjadinya ovulasi atau multiple ovulasi. Menurut hipotesis
incessant ovulation dan hipotesis gonadotropin, pemakaian obat penyubur ini jelas
akan meningkatkan risiko relatife terjadinya kanker ovarium.7
2.6.9
hormon therapy = MHT) dengan estrogen saja selama 10 tahun meningkatkan risiko
relative 2,2. Sementara itu, jika masa pemakaian MHT selama 20 tahun atau lebih,
22
risiko relatif meningkat menjadi 3,2. Pemakaian MHT dengan estrogen yang
kemudian diikuti dengan pemberian progestin, ternyata masih menunjukkan
meningkatnya risiko relatife menjadi 1,5. Oleh karena itu, MHT, khususnya dengan
estrogen saja, secara nyata meningkatkan risiko relatif terkena kanker ovarium.7
2.6.10 Penggunaan Bedak Tabur
Penggunaan bedak tabur langsung pada organ genital atau tissue pembersih
bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) terhadap ovarium. Selain itu, bedak
tabur juga mengandung asbes yaitu bahan mineral penyebab kanker.21
2.7
23
a1.
Operasi
Tindakan operasi dilakukan sangat tergantung dari kondisi kesehatan pasien
dan sejauh mana kanker itu telah menyebar dalam tubuh. Di bawah ini ada
contoh-contoh operasi yang kerap dilakukan untuk menghentikan penyebaran
kanker ovarium, yaitu :
24
a. Unilateral oophorectomy
b. Bilateral oophorectomy
c. Bilateral salpingectomy
d. Unilateral dan bilateral salpingo-oophorectomy
e. Radical hysterectomy
f. Cytoreduction
a2.
Kemoterapi
Merupakan perawatan dengan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Obat-
Terapi radiasi
Gunanya untuk membunuh sel penular dengan menggunakn sinar radiasi
tinggi. Walaupun pengobatan ini efektif untuk kebanyakan jenis kanker tapi
jarang digunakan pada pengobatan kanker indung telur.
a4.
Ultrasonografi (USG)
USG adalah cara pemeriksaan invasif yang lebih murah. Dengan USG dapat
secara tegas dibedakan tumor kistik dengan tumor yang padat. Pada tumor dengan
bagian padat (echogenik) persentase keganasan makin meningkat. Sebaliknya, pada
tumor kistik tanpa ekointernal (anechogenic) kemungkinan keganasan menurun.
25
Dengan CT-Scan dapat diketahui ukuran tumor primer, adanya metastasis ke hepar
dan kelenjar getah bening, asites, dan penyebaran ke dinding perut.
CT-Scan kurang disenangi karena (1) risiko radiasi, (2) risiko reaksi alergi
terhadap zat kontras, (3) kurang tegas dalam membedakan tumor kistik dengan tumor
padat, dan (4) biaya mahal.
a6.
26
b1.
27
karena itu, apendektomi harus dilakukan secara rutin pada kasus kanker ovarium
epithelial jenis musinosum.
3. Limfadenektomi 7
Limfadenektomi merupakan suatu tindakan dalam surgical staging. Ada dua
jenis tindakan limfadenektomi, yaitu:
1.
2.
b2.
28
1.
Operasi sitoreduksi
Ada dua teknik operasi sitoreduksi, yaitu :
a. Sitoreduksi konvensional
Sitoreduksi konvensional ini adalah sitoreduksi yang biasa dilakukan, yaitu
Argon beam coagulator, di mana alat electrosurgical ini mengalirkan arus listrik
ke jaringan dengan menggunakan berkas gas argon. Keuntungan penggunaan
alat ini adalah distribusi energi yang dihasilkan merata terhadap jaringan dan
lebih sedikit mengakibatkan trauma panas dan nekrosis jaringan.
b.
c.
Teknik laser.
29
2.
Kemoterapi
Keganasan ovarium tidak dapat disembuhkan tuntas hanya dengan operasi,
kemoterapi anti kanker merupakan tindakan penting yang tidak boleh absent dalam
prinsip terapi gabungan terhadap kanker ovarium, lebih efektif untuk pasien yang
sudah berhasil menjalani operasi sitoreduksi.
3.
Radioterapi
Sebagai pengobatan lanjutan umumnya digunakan pada tingkat klinik T1 dan
T2 (FIGO: tingkat I dan II), yang diberikan kepada panggul saja atau seluruh rongga
perut. Juga radioterapi dapat diberikan kepada penyakit yang tingkatnya agak lanjut,
tetapi akhir-akhir ini banyak diberikan bersama khemoterapi, baik sebelum atau
sesudahnya sebagai adjuvans, radio-sensitizer maupun radio-enhancer.25
Di banyak senter, radioterapi dianggap tidak lagi mempunyai tempat dalam
penanganan tumor ganas ovarium. Pada tingkat klinik T3 dan T4 (FIGO: tingkat III
dan IV) dilakukan debulking dilanjutkan dengan khemoterapi. Radiasi untuk
membunuh sel-sel tumor yang tersisa, hanya efektif pada jenis tumor yang peka
terhadap sinar (radiosensitif) seperti disgerminoma dan tumor sel granulosa.25
30
tidak dapat mempunyai anak bagi yang belum memiliki anak. Selain itu, dia akan
merasa kehilangan harga dirinya sebagai seorang wanita.
2.8
Kerangka Konsep
Karakteristik Penderita Kanker Ovarium
1. Sosiodemografi
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Status Perkawinan
Daerah Asal
2. Keluhan Utama
3. Pemakaian kontrasepsi
4. Stadium Kanker
5. Penatalaksanaan medis
6. Lama Rawatan rata-rata
7. Sumber Biaya
8. Keadaan Sewaktu Pulang