Anda di halaman 1dari 11

PERENCANAAN TURBIN CROSS FLOW

Yanziwar (1)
(1)

Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang


ABSTRACT

Nowadays between sustainable developments of renewable sources of energy the hydroenergy plays an important and crucial role. Because usually the great hydropower plants
are already built it remains to harness the medium and small hydropower sources. Among
the different types of hydraulic turbines, the cross-flow type is a real option and viable
solution from technical- economical point of view.
The cross-flow turbines (CFT) consist from two main hydrodynamic machine elements
namely the runner and the nozzle. The CFT is in almost all regimes of operation an impulse
wheel machine. CFT has the peculiarity that, like the Pelton hydraulic turbine, there is no
connection between the rate of flow of the hydraulic turbine and the rotational speed of the
runner but the width of the runner is a function of the rate of flow through the CFT. In
operation the runner is only partially immersed in water, every inter-blade channel, twice
in a complete rotation of the runner.
Keywords: cross-flow turbines, width of the runner, rate of flow.
1. PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi suatu negara membutuhkan
ketersediaan berbagai sumber daya alam di samping
sumber daya manusia. Salah satu sumber daya alam
terpenting ialah sumber daya energi yang merupakan
salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi.
Keterbatasan sumber daya energi yang dimiliki
Indonesia, merupakan kendala yang dapat
menghambat laju pertumbuhan ekonomi dikemudian
hari. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi yang
tepat untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia
dimasa mendatang, antara lain melalui penggunaan
sumber energi alternatif (diversifikasi).
Tenaga listrik merupakan sumber energi yang sangat
penting bagi kehidupan manusia baik untuk kegiatan
industri, kegiatan komersial maupun dalam
kehidupan sehari-hari rumah tangga. Energi listrik
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan penerangan
dan juga proses produksi yang melibatkan barangbarang elektronik dan alat-alat/mesin industri.
Mengingat begitu besar dan pentingnya manfaat
energi listrik sedangkan sumber energi pembangkit
listrik terutama yang berasal dari sumber daya tak
terbarui keberadaannya terbatas, maka untuk
menjaga kelestarian sumber energi ini perlu
diupayakan langkah-langkah strategis yang dapat
menunjang penyediaan energy listrik secara optimal
dan terjangkau.
Saat ini, ketersediaan sumber energi listrik tidak
mampu memenuhi peningkatan kebutuhan listrik di
Indonesia. Terjadinya pemutusan sementara dan
pembagian energi listrik secara bergilir merupakan
dampak dari terbatasnya energy listrik yang dapat
disupply oleh PLN. Hal ini terjadi karena laju
pertambahan sumber enegri baru dan pengadaan

pembangkit tenaga listrik tidak sebanding dengan


peningkatan konsumsi listrik.
Krisis energi listrik ini tidak juga terjadi di Sumatera
Barat, sehingga Pemadaman bergilir kerap dilakukan
di Padang dan kota-kota lainnya, padahal daerah ini
tergolong memiliki banyak pembangkit berskala
besar. Krisis listrik memang tidak terhindari lagi,
karena kemampuan pembangkit saat ini tidak bisa
optimal. PLTA Singkarak yang memiliki kapasitas
terpasang 4 x 43 megawatt (172 MW), kemampuan
normalnya hanya 160 MW, dan saat ini hanya
menghasilkan sekitar 90 MW. PLTA Maninjau
dengan kapasitas terpasang 4 x 17 megawatt (68
MW), kemampuan normalnya 50 MW dan kini
hanya menghasilkan 30 MW.PLTA Batang Agam tak
jauh berbeda. Pembangkit yang memiliki kapasitas
terpasang 2 x 5 megawatt (10 MW) saat ini cuma
menghasilkan energi listrik sebesar 4 MW (Humas
PT. PLN Wilayah Sumatera Barat).
Menyadari kendala yang dihadapi pembangkitpembangkit yang telah ada, mulai dipikirkan
pemanfaatan sumber energi listrik lain. Salah satu
potensi yang dinilai cukup besar adalah arus sungai
untuk diolah menjadi energi listrik dengan melalui
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) skala
menegah, mini, dan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hydro (PLTMH). Berdasarkan survei dan
pendataan pihak PT PLN wilayah Sumbar sedikitnya
terdapat 45 lokasi di Sumbar yang memiliki potensi
energi air untuk pembangkit tenaga listrik dengan
kapasitas daya mencapai 100 ribu kilowatt (KW).
Lokasi potensi air itu terdapat di Batang Bayang
Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) dengan kapasitas
sumberdaya mencapai 43 ribu KW dan di Danau
Maninjau Kabupaten Agam dengan kapasitas 40 ribu
KW. Pinang Awam Solok juga memiliki potensi

Jurnal Teknik Mesin

Vol. 4, No. 1, Juni 2007

listrik berkapasistas 462 KW, Koto Anau Solok


(167KW), Mangani Pasaman (1.266KW), Muara
Sako Pessel (2.724), Patimah Pasaman (862KW),
Sikarbau Pasaman (770KW), dan Sungai Guntung
Agam (654KW). Daerah lain yang potensial antara
lain, Leter W Solok (7.500KW), Pintu Kayu Solok
(4.000KW), Liki Solok (2.000), Sangir I Solok (10
ribu), Sangir II Solok (7.658), Kerambil Pessel
(1.639), Lumbai Pessel (2.000), dan Batang Hari
Muaro Sijunjung (1.466).Sedangkan lokasi yang
berpotensi untuk pembangunan PLTMH berada di
Liki Solok dengan kapasitas 60 KW, Jawi-Jawi
Solok (60KW), Lubuk Gadang Solok (103KW), Batu
Kambing Agam (238KW), Sigiran Malalak Agam
(99KW), Tandikat Pariaman (185KW) serta belasan
daerah lain.

ISSN 1829-8958

nyata dari lokasi termasuk total biaya dari pekerjaan


sipil dan peralatan. Pada saat ini, bagaimanapun,
adalah dianjurkan untuk menggunakan Turbin
Crossflow, dimana disain dan pembuatannya di
Indonesia, karena disain kelayakan dari Turbin
Crossflow dapat dilakukan dengan menggunakan
data model tes yang ada dan biaya perbandingannya
rendah.
Pada masa mendatang jenis-jenis turbin lain yang
akan dipilih menjadi lebih luas karena jenis-jenis
turbin lain juga dapat dibuat dengan disain kelayakan
dan kemampuan pabrikasi di Indonesia dalam waktu
dekat.

Upaya menambah pembangkit sebenarnya telah


dilakukan pemerintah. Namun membutuhkan proses
yang lama dan anggaran yang besar. Oleh karena itu,
kerja sama dan partisipasi berbagai pihak sangat
diperlukan untuk mengatasi krisis energy listrik ini.
Untuk ikut berperan aktif mengatasi berbagai
permasalahan
keterbatasan
sumber
energi
sebagaimana telah diuraikan di atas penulis mencoba
mendisain sebuah Turbin Aliran Silang
2. TINJAUAN PUSTAKA
Turbin air
Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan
digunakan secara luas untuk pembangkit tenaga
listrik.. Turbin air mengubah energi potensial air
menjadi energi mekanis. Energi mekanis diubah
dengan generator listrik menjadi tenaga listrik.
Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah
energi potensial air menjadi energi mekanis, turbin
air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin
impuls dan turbin reaksi.
Gambar 1 Jenis Penggunaan Turbin

Tabel 1 Pengelompokan Turbin


Turbine
Runner
Impulse

Reaction

High
Pelton
Turgo
Multi-jet
Pelton

Head Pressure
Medium
Cross-flow
Turgo
Multi-jet
Pelton
Francis
Pump-asTurbine

Kecepatan Spesifik dan Kecepatan Putaran dari


Turbin
Low
Crossflow

Propeller
Kaplan

Permilihan Jenis Turbin


Keterangan singkat tentang kerakteristik, penjelasan
dan gambar dari setiap jenis ditunjukan dalam Tabel
(1). Kisaran penggunaan dari setiap tipe turbin
ditunjukan dalam Gambar (1). Mengacu pada tabel
dan gambar tersebut, konsumen dapat memilih jenis
turbin, mana yang paling sesuai untuk kondisi yang

Kecepatan spesifik adalah perbandingan antara


kecepatan putaran dari dua runner secara geometrik
yang sama satu dengan lainnya, dimana diambil dari
kondisi hukum persamaan, dan kecepatan spesifik
dari runner yang mirip dalam sebuah grup dengan
kecepatan putaran diperoleh ketika satu runner
memiliki head efektif H = 1 m dan daya output P = 1
kW. Adalah dapat dimengerti bahwa kecepatan
spesifik adalah sebuah nilai numerik sebagai
gambaran dari klasifikasi runner dihubungkan
dengan tiga faktor yaitu head efektif, output turbin
dan kecepatan putaran sebagai berikut:

Ns

N . P
1/ 2

H 5/ 4

(1)
52

Perencanaan Turbin Cross Flow (Yanziwar)

dimana,
Ns
N
P
H
Q

DeskripsiTurbin Cross Flow


= Kecepatan spesifik
= kecepatan putaran turbin (rpm)
= Daya output turbin
= Head Efektif
= Debit
(m3/s)
= Efisiensi maksimum
= 82% untuk turbin Peton
= 82% untuk turbin Peton
= 84% untuk turbin Francis
= 77% untuk turbin Crossflow

(kw. m)
(kW)
(m)

Catatan: * 70% harus digunakan untuk setiap tipe


dari turbin tipe Crossflow di Indonesia
pada tahap sekarang karena efisiensi
dari turbin di Indonesia sekarang tidak
terlalu tinggi akibat kualitas fabrikasi.

Gambar 3 Turbin Cross Flow

Turbin Francis

: Ns-max
(20000/(H+20))+30

Turbin Cross Flow terdiri dari dua bagian utama,


yaitu nozel dan runner turbin. Runner dibangun dari
dua buah piringan atau disk paralel yang
dihubungkan bersama-sama dengan beberapa buah
rim berbentuk kurva yang tersusun secara seri. Nozel,
berpenampang segiempat, memancarkan fluida
bertekanan memasuki runner dengan sudut pancaran
16o terhadap tangen dari keliling dari roda runner.
Bentuk dari pancaran adalah segi empat, melebar,
dan tidak terlalu dalam memasuki rim. Air
menumbuk sudu-sudu turbin atau rim (Gambar 4.9)
yaitu, mengalir di atas sudu-sudu atau rim,
meninggalkan sudu-sudu, dengan melewati ruang
kosong di antara sisi bagian dalam rim. Air
memasuki sudu-sudu atau rim pada sisi bagian dalam
dan keluar pada sisi bagian luar atau bagian
punggung rim.

Turbin Francis Horisontal

: Ns-max 3200H-2/3

Bentuk Pancaran Air melewati turbin

Kecepatan spesifik dari setiap turbin adalah


dikhususkan dan dikisarkan menurut konstruksi dari
setiap tipe dengan berdasarkan pada percobaan dan
contoh-contoh pembuktian nyata. Batasan dari
kecepatan spesifik turbin (Ns-max) dapat diperiksa
dengan rumus berikut.
Turbin Pelton

: Ns-max 85.49H-0.243

Turbin Crossflow

: Ns-max 650H-0.5

Turbin Propeller
(20000/(H+20))+50

: Ns-max

Turbin Tubular

: Ns-max (20000/(H+16))

Dengan asumsi bahwa pusat pancaran air memasuki


runner turbin pada titik A (gambar 4.9) dengan sudut
tangen terhadap keliling runner, diketahui bahwa
kecepatan air sebelum memasuki turbin menjadi,

Catatan: H: Efektif Head


Kisaran dari kecepatan spesifik turbin juga terlihat
dalam Gambar (2)

(2)
V1
H
C

= kecepatan absolut dari air


= head atau ketinggian terjun air
= koefisien kecepatan tergantung pada jenis
nozel

Gambar 2 Kisaran dari kecepatan spesifik dengan tipe


turbin
Gambar 4 Bentuk dari air melewati roda turbin

53

Jurnal Teknik Mesin

Vol. 4, No. 1, Juni 2007

Kecepatan relatif air pada bagian sis masuk


turbin, 1 , dapat diperoleh billa u1 , kecepatan
keliling dari roda turbin pada titik di mana runner
terpasang diketahui. Sedangkan 1 merupakan sudut
antara dua buah kecepatan yang bekerja pada sisi
masuk. Untuk mendapatkan efisiensi maksimum
sudut dari kurva sudu-sudu harus sama atu mendekati
sudut 1 . Bila AB merepresentasikan kurva sudu
turbin, kecepatan relatif pada sisi keluar,

'
2,

dan

membentuk sudut dengan kecepatan keliling


roda turbin pada titik tersebut. Kecepatan absolut air

ISSN 1829-8958

(5)
di mana merupakan koefisien empiris yang
nilainya (kira-kira 0,98). Dari diagram kecepatan
Gambar (3) diperoleh persamaan,
(6)
Dengan mensubstitusikan Persamaan (3), (4) dan
(5) ke dalam Persamaan (2) makan diperoleh daya
output,

'
2

... (7)

'
2

V dapat ditentukan
'
'
'
dengan terlebih dahulu mengetahui v 2 , 2 , dan u 2 .
pada sisi keluar sudu turbin,

Sudut antara kecepatan absolut dan kecepatan roda

2' . Dengan asumsi tidak


'
ada perubahan dalam kecepatan absolut V2 , titik C,
turbin pada titik ini adalah

di mana air kembali memasuki rim dapat diketahui.

V2' pada titik ini menjadi V1' , dan bentuk absolut air
pada sudu CD dari titik C ke titik D bagian sisi
keluar dapat diperoleh dengan ketentuan,

Gambar 5 Bentuk aliran air melewati roda turbin

karena masing-masing sudut merupakan sudut yang


berhubungan satu sama lain dalam sudu yang sama.
Penting untuk diketahui bahwa tidak seluruh bentuk
pancaran air sama dengan yang ditunjukkan di sini,
karena bentuk dari beberapa partikel air cenderung
melintang di dalam roda turbin sebagaimana
ditunjukkan dalam Gambar (4). Sudut pantulan

dan 1 akan menjadi maksimum pada sisi keluar


dari setiap pancaran. Gambar (5) menunjukkan
perkiraan kondisi yang terjadi.

Daya pengereman dari turbin dapat diketahui dengan


persamaan,
...(3)
Persamaan (2) dapat disederhanakan dengan
memplot segitiga kecepatan pada Gambar (10) ,
sehingga diperoleh,
...(4)
mengabaikan

Daya teoritis input yang di sebabkan tinggi jatuh air,


H1
(8)

Efisiensi turbin

dengan

Gambar 6 Diagram segitiga kecepatan

terjadinya

peningkatan

kecepatan air yang diakibatkan tinggi jatuh h2


Gambar (11), yang mana nilainya kecil pada
kebanyakan kasus yang ditemukan diperoleh,

Efisiensi, e yaitu rasio antara daya output dan input,


(9)
apabila,
..(10)
Dengan menganggap seluruh variabel konstan, selain
efisiensi dan

u1

V1

dan mendiferensialkan dan

menyamakan menjadi nol, maka


... (11)
54

Perencanaan Turbin Cross Flow (Yanziwar)

dan untuk efisiensi maksimum dapat dituliskan


sebagai,
... (12)
Dapat dicatat bahwa (lihat Gambar (13) bahwa
arah dari

Proporsi Konstruksi Turbin


Sudut Sudu turbin
Sudut sudu turbin 1 , dapat ditentukan dari 1
dan

u1 dalam Gambar (9). dan (11).

V2 apabila

Hanya apabila dan C seragam, yaitu, dengan


asumsi tidak ada kerugian gesekan dalam nozel atau
pada permukaan sudu turbin. Untuk memperoleh
efisiensi mekanik yang lebih tinggi, sudut pemasukan

1 haruslah sekecil mungkin, dan sudut 16 0


dapat diperoleh untuk 1 dengan tanpa mengalami
air

kesulitan. Untuk harga ini

Dengan

mensubstitusikan
Persamaan (12),
efisiensi maksimum akan
menjadi 87,8%. Karena efisiensi dari nozel bervariasi
sebagaimana
koefisien,
sangat
diperlukan
perencanaan yang hati-hati untuk mencegah kerugian
gesekan pada bagian ini. Ada kerugian hidrolis
sebagai akibat dari tumbukan air di sekitar sisi masuk
dan sisi keluar runner turbin. Kerugian lain terbilang
kecil, menurut hasil perhitungan yang telah pernah
dibuat sebelumnya, ketebalan asli dari pancaran, s 0 ,
Gambar (13), meningkat hingga 1,90, yang berarti
bahwa kira-kira 72% dari keseluruhan energi yang
diberikan tumbukan air terhada sudu turbin berasal
dari luar dan 28 % hilang dalam air dan
menyebabkan pada bagian-bagian lain di sekitar yang
dilalui air. Jika jumlah sudu turbin tepat dan sudusudu tersebut setipis dan dan sehalus mungkin
koefisien mungkin bisa mencapai angka 0,98

u1

Jika

tidak radial. Aliran keluar akan menjadi radial,


(13)

,V1

1
V1 cos 1
2

(14)

kemudian
... (15)
dengan asumsi

, kemudian

Sudut antara sudu turbin bagian dalam dan terhadap


sudu turbin bagian dalam 2 dapat ditentukan
dengan mengikuti sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar (8). Gambar kedua segitiga kecepatan
dengan menggerakkan kedua sudu turbin secara
bersamaan sehingga titik C jatuh pada titi B dan
tangen berhimpit. Dengan asumsi kecepatan masuk
dan kecepatan keluar absolut adalah sama dan karena
segitiga kecepatan adalah sebangun
dan 2 dan 1 jatuh dalam arah yang sama.
'

'

Dengan asumsi tidak ada kerugian tumbukan pada


sisi masuk roda turbin pada titik 2 90 , maka,
ujung bagian dalam dari sudu turbin pasti
membentuk radial. Perbedaan sudut kemiringan
antara B dan C (sisi keluar dan sisi masuk roda
'

'

turbin) V1 bisa berbeda dari


kerugian di antara dua titik ini.

V2' jika tidak ada


(16)

Dengan asumsi
(Gambar (9a)) 1 tidak
akan berhimpit dengan sudut sudu turbin dan
akibatnya akan terjadi kerugian akibat tumbukan
tiba-tiba. Untuk mengatasi hal ini 2 harus lebih
'

besar dari 90 . Perbedaan


tergolong kecil karena
menggunakan sudut

h2

V2' dan V1' masih


kecil. Sehingga 2

90 dalam banyak kasus.

B. Lebar Rim Radial


Dengan mengabaikan ketebalan sudu turbin,
ketebalan s1 Gambar (8), dari pancaran sisi masuk,
diukur pada sudut bagian kanan terhadap kecepatan
relatif yang diberikan dengan jarak antar sudu t
(17)
Gambar 7 Jarak antara sudu turbin

55

Jurnal Teknik Mesin

Vol. 4, No. 1, Juni 2007

ISSN 1829-8958

Tidak dapat diterima terhadap adanya peningkatan


lebar rim a melampaui limit ini karena jumlah air
yang menumbuk sudu turbin tidak dapat mengalir
melewati penampang yang terlalu kecil dan akan
mengakibatkan tekanan balik. Sebaliknya, lebar rim
yang berada di dibawah batas ini akan tidak efisien
karena pancaran air yang tidak utuh akan mengalir
keluar di antara sudu turbin bagian dalam.
(20)
atau

namun,
(21)
Gambar 8 Diagram kecepatan gabungan

dan
Dengan,
(22)
Jika

kecepatan

ideal

roda

turbin

adalah
Selanjutnya,
Dengan asumsi,

(23)

Kemudian,

Dan Persamaan (20) menjadi,

Gambar 9 Diagram kecepatan

Dengan asumsi
jarak antara sudu pada
bagian dalam sisi keluar roda turbin diketahui untuk
setiap lebar dari rim, a ,
(18)
Karena lebar rim, a kecil jarak di antara sudu turbin
tidak akan terisi oleh pancaran air. Bersamaan
dengan bertambahnya lebar rim a s 2 mengalami
penurunan sehingga a dibatasi oleh persamaan,
(19)

Sehingga,

lebar rim radial

D1 = diameter luar dari roda turbin


Nilai dari a ini, lebar dari rim radial, secara grafis
dapat ditentukan dari persekutuan dua kurva
(Gambar (8))
... (24)
dan
... (25)
56

Perencanaan Turbin Cross Flow (Yanziwar)

sudut sentral bOC , Gambar (18), dapat ditentukan


dari Persamaan (18) dan

Karena

Selanjutnya menjadi
... (33)

Dalam kasus yang masih sama jarak y 2 , yaitu jarak


antara lengkungan terluar dari jet dan dinding bagian
dalam, dapat ditentukan dengan,
(34)

... (26)
... (27)

Untuk kasus di mana poros tidak terpasang melewati


roda rurbin, batasnya hanya menggunkan y 2
Untuk kebanyakan kasus ,

Sehingga,
(28)

Diameter roda turbin


Diameter roda dapat ditentukan dengan persamaam
berikut,
(35)

(36)

D1 adalah diameter dari roda turbin dalam


0
inchi dan 16 dan C 0,98
Dimana

(37)
Gambar 10 Bentuk jet roda turbin bagian dalam

Ketebalan dari jet y pada bagian dalam roda turbin


dapat dihitung dari persamaan kontinutas aliran
(Gambar (11))
(29)

Ketebalan

s 0 dari jet dalam nozel tergantung pada

pemilihan dua kondisi. Harga yang besar untuk


s 0 akan sangat menguntungkan karena kerugian
yang disebabkan proses pengisian dan pengosongan
air dari roda turbin akan sangat kecil.
Untuk mendapatkan lebar dari roda turbin
digunakan persamaan,

L , dapat

(38)

Sehingga,
(30)

(39)
(31)
Jarak antara lengkungan dari jet bagian dalam yang
mana akan melewati roda turbin dan poros turbin, y1
(Gambar 4.17)

(40)
dimana

... (32)
57

Jurnal Teknik Mesin

Vol. 4, No. 1, Juni 2007

ISSN 1829-8958

Bentuk dari sudu turbin

Rumah Tubin dan Nozel

Bentuk dari sudu dapat dipilih dari lingkaran yang


titik pusatnya terletak pada persekutuan dua buah
garis yangsaling bersinggungan, satu terhadap
kecepatan relatif v1 pada titik A dan yang lainnya
dalam arah tangensial terhadap sudut terluar yang
bersekutu pada titik B , Gambar (18)

Rumah utama TCF tebuat dari enam potong plate


tebal 10 mm yang bisa menahan tekanan dari head
ketinggian tertentu, termasuk yang digunakan untuk
nozel. Ada dua plat pendukung pada bagian sisi
samping, satu plat berbentuk kuva pada bagian atas,
dan satu plat pada bagian bawah yang dibuat
mengikuti bentuk nozel dan satu pada bagian depan
dan satu lagi pada bagian belakang yang dibuat
membentuk bagian bawah rumah turbin dan
dihubungkan dengan pipa pengarah. Nozel dan plat
rumah turbin bervariasi menurut lebar roda tubin
sehingga perlu distandarisasi sedemikian rupa. turbin

Dari segitiga AOC dan BOC ,


yang terpenting,

CO merupakan

Sehingga,
tetapi

apabila

(41)
Sudut pusat Sudu Turbin

Bentuk Geometri dari TCF tediri dari tiga komponen


utama: impeler, rumah turbin berbentuk semi spiral,
dan sudu wicket gate (udu pengarah). Prinsip
kerjanya, sama sepeti pada turbin aksi, yaitu
berdasakan pemanfaatan energi kinetik yang
diarahkan menuju impeler oleh sudu wicket gate
(sudu pengarah). Rumah turbin berbentuk semi spiral
merupakan bagian penting dari turbin. Fungsinya
untuk mengarahkan air menuju turbin dengan sudut
tertentu, yang bisa mengurangi adanya kerugian
energi. Sudu wicket gate dibuat mengikuti bentuk
rumah tubin yang membentuk semi spiral, untuk
mengatur aliran masuk.
Disamping nozel, dari sisi hidrolis, bagian terpenting
konstruksi wicket gate (sudu pengarah) adalah sudu
yang dibentuk dengan kontur hidrolis, dibuat
membentuk suatu konsul, yang pada bagian ujungnya
melingkar.
Bentuk geometri laluan air pada turbin di berikan
pada Gambar (12)

Gambar 12 Layout Nozel

3. RUANG LINGKUP PERENCANAAN

Gambar 11 Bentuk kurva sudu turbin

Penelitian ini dibatasi pada perencanaan Turbin


Cross Flow (TCF) dengan head efektif H = 10 m,
58

Perencanaan Turbin Cross Flow (Yanziwar)

Debit air tersedia, Q = 500 l/s


membangkitkitkan energi listik >25 kVA.

untuk

4. HASIL PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN


Sudu wicket gate
rumah spiral
runner

Berdasarkan nilai-nilai parameter yang diperoleh dari


hasil perencanaan sebagaimana dimuat dalam Tabel
(1), (2), dan (3) diketahui bahwa daya >25 kVA
telah bisa dicapai pada Head efektif 9 m dengan debit
0,5 m3/s, akan tetapi dengan pertimbangan
kemungkinan kekurang presisian proses manufaktu
turbin maka akan lebih baik kalau yang dijadikan
sebagai dasar perencanaan TCF head efektif 10 m
dengan Q = 0.5 m3/s.
Secara grafis hubungan antara debit dengan daya
output yang dapat dibangkitkan TCF adalah sebagai
berikut,
35
y = 58.557x
30
y = 52.701x

Pg (kW)

25

Gambar 13 Sistem komponen turbin

10

15

16

17

20

160.575

151.813

150.166

148.556

143.948

Selanjutnya, berdasar analisa yang dilakukan


terhadap beberapa Head efektif dan debit air
diperoleh nilai berturut-turut : daya mekanik (Ps),
kecepatan putar turbin (n), kecepatan spesifik
turbin(ns), daya output generator pada terminal
generator (Pg), dan nilai minimal output generator
yang digunakan ( PkVA),
Tabel 1 Data Variasi Head efektif dan debit air 0,1 m3/s
Ht
(m)

Q(m3/s)

P
(kW)

n (rpm)

0.1

5.49

376.18

65.50

4.68

5.86

0.1

6.17

399.00

63.60

5.27

6.59

10

0.1

6.86

420.58

61.95

5.86

7.32

Pg

PkVa

Tabel 2 Data Variasi Head efektif dan debit air 0,2 m3/s
Ht
(m)

Q(m3/s)

P
(kW)

n (rpm)

ns
(rpm)

0.2

10.98

376.18

92.63

9.37

11.71

0.2

12.35

399.00

89.94

10.54

13.18

10

0.2

13.72

420.58

87.60

11.71

14.64

Pg

PkVa

Tabel 3 Data Variasi Head efektif dan debit air 0,5 m3/s
Ht
(m)

Q(m3/s)

P
(kW)

n
(rpm)

ns
(rpm)

8
9

0.5

27.44

376.18

146.46

23.42

29.28

0.5

30.87

399.00

142.21

26.35

32.94

10

0.5

34.30

420.58

138.52

29.28

36.60

Pg

y = 46.846x + 1E-14

15
10

Menurut Barglazan sudut aliran fluida memasuki


sudu turbin dapat dipilih pada range angka 1 = 10o 20o sehingga, setelah dianalisa diperoleh harga
masing-masing sebagai berikut,

ns
(rpm)

20

PkVa

5
0
0

0.1

H=8m
Linear (H=10m)

0.2

0.3

0.4

Q (m 3/s)
H=9m
Linear (H=9m)

0.5

0.6

H=10m
Linear (H=8m)

Gambar 14 Grafik hubungan debit dengan Daya output


pada generator

Dari Gambar (14) dapat diketahui bahwa hubungan


antara debit air dengan daya output yang dapat
dibangkitkan generator dapat dituliskan dalam suatu
bentuk persamaan,
H = 8 m,

Pg 46,846Q 10 14

kW

H = 9 m,

Pg 52,701Q

kW

H = 10 m,

Pg 58,557Q

kW

Menurut Mockmore, untuk memperoleh efisiensi


mekanik yang tinggi sebaiknya sudut 1 dipilih
sekecil mungkin. Untuk penelitian ini dipilih sudut
aliran fluida memasuki sudu turbin 1 =16o .
Pada saat ini ada tiga diameter standar roda turbin
yang banyak diproduksi yaitu: 300 mm, 400 mm, dan
450 mm. berdasarkan ketiga diameter standar
tersebut dianalisa beberapa parameter penting dalam
perencanaan turbin pada head 10 m sebagai berikut,
Tabel 4 Parameter penting dalam perencanaan turbin pada
head 10 m
Kec.Runner (n)rpm
Diameter Runner
(D)-mm
300

Panjang Runner (L) - mm


200

300

400

500

418.03

418.03

418.03

418.03

400

313.53

313.53

313.53

313.53

450

278.69

278.69

278.69

278.69

59

Jurnal Teknik Mesin

Vol. 4, No. 1, Juni 2007

ISSN 1829-8958

12
y = 54.428x - 8.3903

Tabel 5 Parameter Debit

y = 11.832x + 2.2632

Panjang Runner (L) - mm


200

300

400

500

0.253

0.3795

0.506

0.6325

400

0.3373

0.506

0.6747

0.8433

450

0.3795

0.5692

0.759

0.9487

H (m)

Debit(Q)-m3/s
Diameter Runner
(D)-mm
300

y = 32.253x - 8.3903

0
0

Tabel 6 Parameter Daya mekanik


Daya
mekanik(Ps)-kW
Diameter Runner
(D)-mm
300

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

300mm/500mm
450/300
Linear (400mm/200mm)
Linear (450/300)

Panjang Runner (L) - mm


200

300

400

500

17.36

26.03

34.71

43.39

400

23.14

34.71

46.28

57.85

450

26.03

39.05

52.07

65.08

Tabel 7 Parameter Daya generator

0.8

0.9

400mm/200mm
Linear (300mm/500mm)
Linear (400mm/200mm)

Berdasarkan analisa yang dilakukan terhadap


Gambar (15), diketahui bahwa untuk diameter roda
turbin (runner) standar : 300 mm, 400 mm dan 450
mm untuk mencapai efisiensi maksimum untuk
setiap ketinggian H diperlukan debit aliran Q
sebagaimana direpresentasikan dengan persamaan
berikut,

200

300

400

500

14.81

22.22

29.63

37.04

400

19.75

29.63

39.51

49.38

D = 400mm dan L = 200 mm,

450

22.22

33.33

44.44

55.56

H 54,428Q 8,39

Panjang Runner (L) - mm

Untuk D = 300mm dan L = 500 mm,

H 11,832Q 2.26

(meter) dan,

(meter) dan,

D = 450mm dan L =300 mm,

Tabel 8 Parameter nilai generator

H 32,253Q 8,39

Panjang Runner (L) - mm

(meter)

5. KESIMPULAN

200

300

400

500

18.52

27.78

37.04

46.30

400

24.69

37.04

49.38

61.73

450

27.78

41.67

55.56

69.44

Tabel 9 Parameter pemilihan transmisi


Pemilihan
transmisi
rpm
Diameter Runner
(D)-mm
300

0.7

Gambar 15 Hubungan Q dan H

Daya
Generator(Pg)-kW
Diameter Runner
(D)-mm
300

Nilai
Generator(Pkva)kW
Diameter Runner
(D)-mm
300

0.6

Q (m 3/s)

Jumlah kutup generator


500

750

1000

1500

12

1.20

1.79

2.39

3.59

400

1.59

2.39

3.19

4.78

450

1.79

2.69

3.59

5.38

Berdasarkan analisa yang dilakukan untuk


memperoleh daya listrik >25 kVA sesuai dengan
perencanaan maka dipeoleh nilai-nilai parameter
hasil perencanaan sebagai berikut,
Parameter
Turbin Head (H)
Debit Aliran (Q)
Daya Mekanik (Ps)
Kecepatan Putar (n)
Kecepatan Spesifik (ns)
Sudut akses Aliran (a)
Diameter Luar Runner (D1)
Diameter dalam runner (D2)
Rasio diameter (D2/D1)
Kecepatan absolut aliran (v1)
Kecepatan tangensial (u1)
Sudut sudu pada pemasukan (1)
Sudut sudu bagian dalam (2 = 3 )
Sudut sudu bagian luar (4)
Sudut senter ()

Nilai
10
0.5
34.3
420.583
138.52
16
0.299
0.199
0.665
13.727
6.602
151.524
90
28.475
73.37

m
m3/s
kW
rpm
rpm
o

m
m
m/s
m/s
o
o
o
o

60

Perencanaan Turbin Cross Flow (Yanziwar)

Efisiensi keseluruhan (T)


Efisiensi Hidrolis (h)
Jumlah Sudu (z)
Lebar runner (L)
Diameter Poros (D)
Bukaan Nozel (So)
Radius kelengkungan sudu (s)
Lebar saluran masuk (bo)
Daya output generator (Pg)
Nilai output generator yang
digunakan (PkVA)
Jarak Antara sudu (t)
Jarak antara sudu pada sisi masuk
bag. luar (S1)
Jarak sudu sisi keluar bag. dlm (S2)

0.89
0.892
18
0.466
0.0628
0.0349
0.049
0.57285
29.2785

buah
m
m
m
m
m
kW

36.5981
0.052

kW
m

0.026
0.01729

m
m

PUSTAKA
1.

Bryer, D. W. and Pankhurst, R. C. Pressureprobe methods for determining wind speed and
flow direction, National Physical Laboratory,
Her Majestys Stationery Office, Department of
Trade and Industry, London, U.K, 1971

2.

Durgin, W. W. and Fay, W. K, Some Fluid


Flow Characteristics of a Cross-Flow Type
Hydraulic Turbine, Small Hydropower Fluid
Machinery, Winter Annual Meeting of
A.S.M.E., New Orleans, USA, 1984

3.

Fiuzat, A. A. and Akerkar, B. P, Power


Outputs of Two Stages of Cross-Flow Turbine,
Journal of Energy Engineering, ASCE, Vol. 117,
N 2, pp. 57-70, 1991

4.

Jacobs, M. L., Air concentration meter


electronics package manual, Project Notes 845098-01, U.S. Department of Interior, Bureau of
Reclamation, Denver, USA, 1997

61

Anda mungkin juga menyukai