Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

LANDASAN SOSIOLOGIS DAN ANTROPOLOGIS


PENDIDIKAN

Oleh:
DZULFI EWAMAHARANI (14050634001)
NANIK LATIFATUSSALAM (14050634017)
ADILLAH AMIRUL PUTRI (14050634018)
MAHAYU SUKMA (14050634035)
FEBBI SUKMA DEWI (14050634045)
ASMAUL HUSNA (14050404066)

S1 PENDIDIKAN TATA RIAS


PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI
SURABAYA
2014-2015

Landasan Sosiologis Dan Antropologis

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufiq dan
hidayahNya, sehingga kita masih diberikan kenikmatan dan kelancaran dalam
penulisan makalah ini..
Shalawat serta salam marilah kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi
besar, Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya yang telah
berhasil membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman kecahayaan seperti
saat ini.
Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Landasan
Pendidikan Di dalamnya makalah ini mengemukakan mengenai Landasan
Sosiologis dan Antropologis Pendidikan.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih pada dosen mata kuliah
Landasan Pendidikan, yang senantiasa memberikan ilmu dan pengetahuan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini walaupun makalah ini
masih jauh dari sempurna, maka dari itu kitik dan saran sangat kami harapkan
demi perbaikan makalah selanjutnya.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita. Amin.

Surabaya, April 2015

Penyusun

i
Landasan Sosiologis Dan Antropologis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................ i
Daftar Isi ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................ 2
BABII PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Individu, Masyarakat dan Kebudayaan ............................................. 3


Pendidikan Sosialisasi dan Enkulturasi ............................................ 4
Pendidikan Sebagai Pranata Sosial .................................................... 4
Pendidikan Informal, Formal, dan Nonformal .................................. 5
Pendidikan, Masyarakat, dan Kebudayaaan ...................................... 6
Pola-Pola Kegiatan Sosial Pendidikan............................................... 7
Pola Sikap Guru kepada Siswa dan Implikasinya terhadap Fungsi
dan Tipe Guru .................................................................................... 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ....................................................................................... 9
B. Saran .................................................................................................. 9
Daftar Pustaka ............................................................................................. 10

ii

Landasan Sosiologis Dan Antropologis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dipercaya dapat membangun kecerdasan sekaligus kepribadian
anak manusia menjadi lebih baik. Namun, apa jadinya jika pendidikan hanya
mementingkan intelektual semata tanpa membangun karakter peserta
didiknya. Hasilnya adalah kerusakan moral dan pelanggaran nilai-nilai pada
akhirnya, hasil pendidikan ini hanya akan menjadikan manusia seperti robot,
berakal tapi tidak berkepribadian ( jiwa kosong).
Untuk itulah, urgensi pendidikan karakter kiranya adalah jawaban bagi
kondisi pendidikan seperti ini. Dengan adanya pendidikan karakter semenjak
usia dini diharapkan persoalan mendasar dalam dunia pendidikan yang akhirakhir ini sering menjadi keprihatinan bersama dapat diatasi.
Apa dan bagaimana pendidikan karakter tersebut? Pendidikan karakter dan
segala seluk beluknya dapat pembaca simak dalam makalah yang telah dibuat
ini. Dengan kepeningan itula makalah ini kami buat, selain untuk memenuhi
tuga terstruktur dan pentingnya pendidikan bagi kita semua.
B. Rumusan Maalah
1. Apa yang dimaksud dengan individu, mayarakat, dan kebudayaan?
2. Pendidikan : Sosialisasi dan Enkulturasi?
3. Pendidikan Sebagai Pranata Sosial
4. Pengertian dari pendidikan informal, formal, dan nonformal?
5. Pendidikan, Masyarakat, dan Kebudayaaan
6. Apa saja pola-pola kegiatan sosial pendidikan
7. Bagaimana pola sikap guru kepaa siswa dan implikasinya terhadap fungsi
dan tipe guru?

C. Tujuan
1. Menggetahui maksud dengan individu, mayarakat, dan kebudayaan
2. Dapatmengetahui tentang Pendidikan : Sosialisasi dan Enkulturasi
1
3. Penjelasan .Pendidikan Sebagai Pranata Sosial
4. Dapat memberi pengetahuan tentang pendidikan informal, formal, dan
nonformal
5. Pendidikan, Masyarakat, dan Kebudayaaan

Landasan Sosiologis Dan Antropologis

6. Menjelaskan Bagaimana sikap guru kepa siswa dan implikasinya


terhadap fungsi dan tipe guru

Landasan Sosiologis Dan Antropologis

BAB II
PEMBAHASAN
A. Individu, Masyarakat dan Kebudayaan
Individu adalah manusia perseorangan sebagai kesatuan yang tak
dapat di bagi, memiliki perbedaan dengan yang lainnya sehingga bisa bersifat
unik, serta bebas mengambil keputusan atau tindakan atas pilihan dan
tanggung jawabnya sendiri atau otonom. Masyarakat adalah sekelompok
manusia yang hidup dan bekerjabersama sebagai kesatuan sosial yang
menghasilkan kebudayaan. Empat unsur masyarakat , yaitu :
1.
2.
3.
4.

Manusia yang hidup bersama


Adanya interaksi sosial yang cukup lama
Mempunyai kesadaran sebagai satu kesatuan
Menghasilkan kebudayaan.
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya

manusia dalamrangka kehidupan masyarakat yang dijadikan mililk diri


manusia dengan belajar (Koentjaraningrat,1985).Terdapat tiga jenis wujud dari
kebudayaan, yaitu :
1. Sebagai satu kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, normanorma, peraturan-peraturan, dsb
2. Sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam
masyarakat
3. Sebagai benda-benda hasil karya manusia
Antara

individu,

masyarakat,

dan

kebudayaannya

tak

dapat

dipisahkan. Hal ini sebagaimanakita maklumi bahwa setiap individu hidup


bermasyarakat dan berbudaya, adapun masyarakatterbentuk dari individu.
Untuk memenuhi kebutuhan, setiap individu maupun kelompk
melakukan interaksi sosialyang didalamnya melakukan berbagai tindakan
sosial, yaitu perilaku individu denganmempertimbangkan dan berorientasi
pada perilaku orang lain. Masyarakat menuntut hal tersebuttiada lain agar
tercipta konformitas, yaitu bentuk interaksi yang didalamnya setiap
individuberperilaku terhadap individu lainnya sesuai yang diharapkan
masyarakat agar tidak terjadipenyimpangan tingkah laku. Apabila terjadi

Landasan Sosiologis Dan Antropologis

penyimpangan tingkah laku, maka masysarakat akanmengucilkannya bahkan


melakukan

pengedalian

sosial

(social

control),

yaitu

apa

yang

didefinisikanPeter L. Berger sebagai cara masyarakat untuk menertibkan


anggotanya.
B. Pendidikan Sosialisasi dan Enkulturasi
Ditinjau dari sudut masyarakt, sosialisasi dan enkulturasi merupakan
fungsi masyarakatdalam rangka mengantarkan setiap individu ke dalam3
kehidupan bermasyarakat dan berbudaya. Darisudut individu, dalam proses
sosialisasi dan enkulturasi setiap individu sesuai dengan staatusnyadituntu
untuk

belajar

tentang

berbagai

macam

peranan

dalam

konteks

kebudayaanmasyarakatnya,sehingga mereka mampu hidup berbudaya dan


bermasyarakat.
Menurut Peter L. Berger sosialisasi adalah proses anak belajar
menjadi seorang anggota yang berpartisiapsi dalam masyarakat. Sedangkan
enkulturasi adalah proses individu belajar craberpikir, bertindak yang
mencerminkan kebudayaan masyarakat.
Dalam kehidupan riil, sosialisasi inherent dengan kebudayaan , sebab
kebudayaanlah yang menentukan arah dan cara- cara sosialisasi yang
dilaksanakan masyarakat. Karena itu, prosessosialisasi terjadi juga proses
enkulturasi (pembudayaan). Dari sudut sosiologi, dan pendidikanidentik
dengan sosialisasi. Sedangka dari sudut antropologi, pendidikan identik
dengan enkulturasi.
C. Pendidikan Sebagai Pranata Sosial
Pranata sosial adalah perilaku terpola yang digunakan oleh suatu
masyarakat untukmemenuhi kebutuhan dasarnya. Pranata pendidikan
merupakana salah satu pranata sosial dalamprses sosialisasi dan/atau
enkulturasiuntuk mengantarkan individu ke dalam kehidupanbermasyarakat
dan berbudaya, serta menjaga kelangsungan eksistensinya.
D. Pendidikan Informal, Formal, dan Nonformal
1. Pendidikan Informal
Pendidikan Informal adalah pendidikan yang berlangsung secara
wajar di lingkungan hidupsehari-hari. Contohnya di dalam keluarga,4

Landasan Sosiologis Dan Antropologis

pergaulan anak sebaya, dll. Pengetahuan yang dipelajaricontohnya sikap,


norma-norma, nilai-nilai, adat kebiasaan keterampilan.
a. Pendidikan Informal dalam Keluarga
Tujuan dari pendidikan dalam keluarga ialah agar anak menadi
pribadi yang mantap,bermoral dan menjadi anggota masyarakat yang
baik. Sedangkan fungsinya sebagai peletak dasardan persiapan ke arh
kehidupan anak dalam masyarakatnya.
Keluarga merupakan Lingkungan pendidikan yang bersifat
informal, artinya suatu keluargadibangun bukan pertama-tama sebagai
pranata

pendidikan.

Pelaksanaan

pendidikan

dalam

keluargaberlangsung tidak dengan cara-cara formal an artificial,


melainkan melalui cara dn suasanan yangwajar.
b. Pendidikan Informal dalam Masyarakat
Berlangsung melalui adat kebiasaan, upacara adat, permainan,
pagelaran kesenia yangmengandung pengetahuan, nilai-nilai, normanorma, sikap keterampilan, dll.
2. Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri ataspendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. Komponen utama sekolah, yaitu :
a. Peserta Didik
b. Guru
c. Kurikulum
Redja Mudyahardjo (Odang Muchtar, 1991) mengemukakan bahwa
sebagai lembagapendidikan formal, sekolah mempunyai karakteristik :
a. Sekolah mempunyai fungsi tugas atau fungsia khusus dalam
pendidikan untukmencapai tujuan kurikuler (intern) dan mencapai
tuuan institusional (ekstern).
b. Sekolah mempunyai tatanan nilai dan norma
c. Sekolah mempunyai program yang terorganisasi dengan ketat
d. Kredensials dipandang penting baik dalam penerimaan siswa baru
5
maupun untukmenunjukkan bukti kelulusan
Beberapa fungsi pendidikan sekolah ialah sebagai tranmisi

kebudayaan masyarakat sebagaisosialisasi, sebagai intregasi sosial,


pengembanga kepribadia anak, persiapan untuk suatu pekerjaan,dan
pentranformasian masyarakat dan kebudayaan.Perbedaan aturan yang
dipelajari anak disekolah dan di keluarga menurut Robert Dreeben (1968)

Landasan Sosiologis Dan Antropologis

terletak

pada

kemandirian(independence),prestasi

(achievement),

universalisme, dan specifity.


3. Pendidikan Nonformal
Pendidikan Nonformal ialah jalur pendidikan diluar pendidikan
formal yang dapatdilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang yang
biasanya terjadi di pelatihan, lembaga kursus,kelompk belajar, pusat
kegiatan masyarakat, majelis taklim, dll.Pendidikan nonformal berfungsi
mengembangjan

poternsi

pesarta

didik

dengan

penekanan

pada

penguasaan pengetahuan danketerampilam fungsinal seta pengembangan


sikap dn kepribadian professional.Pendidikan nonformal meliputi
pendidikan kecakapan hidup, pendidiakan anak usia dini,pendidikan
kepemudaan,

pendidikan

pembedayaan

keaksaraan,

pendidikanketerampilan

perempuan,
dan

pendidikan

pelatihan

kerja,

pendidikankesetaraan.
E. Pendidikan, Masyarakat, dan Kebudayaaan
Terdapat hubungan timbal balik antara pendidikan dengan masyarakat
dan kebudayaannya.Masyarakat dan kebudayaannya menyediakan atau
memberikan sumber-sumber input bagi pranatapendidikan dan menerima
output dari pranata pendidikan. Dua fungsi utama pranata pendidikanyaitu :
a. Fungsi Konservasi
Pranata pendidikan berfungsi untuk mewariskan atau melestarikan
nilai-nilai budayamasyarakat dan atau mempertahankan kelangsungan
eksistensi masyarakat.
b. Fungsi Inovasi/Kreasi/Transformasi
Pranata pendidikan berfungsi untuk melakukan perubahan dan
pembaharuan masyarakatmasyarakat beserta nilai-nilai budayanya.

F. Pola-Pola Kegiatan Sosial Pendidikan1.


1. Pola Nomothetis
Pola Nomothetis mengutamakan fungsi dimensi tingkah laku yang
bersifatnormative/nomothetis daripada fungsi tingkah laku ideografis.
Tingkah laku pendidik dan pesrtadidik akan lebih mengutamakan
tuntutan-tuntutan institusi, peranan-peranan yang seharusnya, danharapanharapan sosial.Pendidikan berdasarkan pola nomothetis mempunyai

Landasan Sosiologis Dan Antropologis

pengertian sebagaisosialisasi kepribadian dan dipandang sebagai upaya


pewarisan nilai-nilai sosial kepada generasimuda.
2. Pola Ideografis
Pendidikan mempunyai pengertian sebagai personalisasi peranan
yaitu upaya membantuseseorang untuk mengetahui dan mengembangkan
pengetahuan.
3. Pola Transaksiona
Lebih mengutamakan keseimbangan berfungsinya dimensi tingkah
laku nomothetis dantingkah laku ideografis. Berdasarkan pola ini,
pendidikan dipahami sebagai suatu system sosial yang mempunyai ciri
sebagai berikut.

a) Mengenal tujuan-tujuan system


b) Harapan sosial bersifat rasional
c) Individu mempunyai kelompok dengan suasana emosional yang sama

G. Pola Sikap Guru kepada Siswa dan Implikasinya terhadap Fungsi dan
Tipe Guru
David Hargreaves mengemukakan tiga kemungkinan pola sikap guru
terhadap muridnyaserta implikasinya terhadap fungsi dan tipe/kategori guru :
7
1. Guru berasumsi bahwa muridnya belum menguasai kebudayaan,
sedangkan pendidikandiartikan sebagai enkulturasi (pembudayaan).
2. Implikasinya maka tugas dan fungsi guruadalah menggiring muridnya
untuk mempelajari hal-hal yang dipilihkan guru.
3. Tipe guru inidinamakan sebagai penjinak atau penggembala singa

Landasan Sosiologis Dan Antropologis


8

BAB III
PENUTUP

9
Landasan Sosiologis Dan Antropologis

Daftar Pustaka
http://www.scribd.com/doc/94751345/Landasan-Sosiologis-DanAntropologis-Pendidikan#scribd
https://www.google.co.id/?
gws_rd=cr&ei=1Oo9Vc2vCYjmuQT6jYGgCw#q=landasan+sosiolog
is+dan+antropologis+pendidikan

Landasan Sosiologis Dan Antropologis

10

Anda mungkin juga menyukai