Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nurmaria Trinata

Kelas : Reguler1 Tingkat II


NIM : 14200024
Kesehatan spiritual dan aplikasinya dalam proses keperawatan
KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN PENDAHULUAN Penting bagi perawat untuk
memahami konsep yang mendasari kesehatan spiritual. Spiritualitas merupakan suatu konsep
yang unik pada masing-masing individu.Manusia adalah makhluk yang mempunyai aspek
spiritual yang akhir-akhir ini banyak perhatian dari masyarakat yang di sebut kecerdesan
spiritual yang sangat menentukan kehagiaan hidup seseorang. Perawat atau ners memahami
bahwa aspek ini adalah bagian dari pelayanan yang komprehensif. Karena respon spiritual
kemungkian akan muncul pada pasien. Kompetensi standar yang di capai adalah perawat
mampu mengidentifikasi aspek spiritual yang terjadi pada pasien. Dengan kompetensi dasar
sebagai berikut. 1. Perawat mampu mendifinisikan aspek spiritual pada manusia atau pasien.
2. Perawat mampu mengidentifikasi kebutuhan spiritual pada pasien yang sakit. 3. Perawat
mampu memberikan alternatif cara untuk memenuhi kebutuhan spiritual. PENGERTIAN
SPIRITUAL Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan Yang Maha Kuasa
dan Maha Pencipta. Menurut Burkhardt (1993) spiritualitas meliputi aspek-aspek : 1)
berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan, 2)
menemukan arti dan tujuan hidup, 3) menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber
dan kekuatan dalam diri sendiri, 4) mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan
dengan Yang Maha Tinggi. Mempunyai kepercayaaan atau keyakinan berarti mempercayai
atau mempunyai komitmen terhadap sesuatu atau seseorang. Konsep kepercayaan
mempunyai dua pengertian. Pertama, kepercayaan didefinisikan sebagai kultur atau budaya
dan lembaga keagamaan seperti Islam, Kristen, Budha, dan lain-lain. Kedua, kepercayaan
didefinisikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan Ketuhanan, kekuatan tertinggi, orang
yang mempunyai wewenang atau kuasa, suatu perasaan yang memberikan alasan tentang
keyakinan (belief) dan keyakinan sepenuhnya (action). Harapan (hope), harapan merupakan
suatu konsep multidimensi, suatu kelanjutan yang sifatnya berupa kebaikan, perkembangan,
dan bisa mengurangi sesuatu yang kurang menyenangkan. Harapan juga merupakan energi
yang bisa memberikan motivasi kepada individu untuk mencapai sutau prestasi dan
berorientasi ke depan. Agama, adalah sebagai sistem organisasi kepercayaan dan peribadatan
dimana seseorang bisa mengungkapkan dengan jelas secara lahiriah mengenai
spiritualitasnya. Agama adalah suatu sistem ibadah yang terorganisasi atau teratur. Definisi
spiritual setiap individu dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup,
kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan. Spiritualitas juga memberikan suatu perasaan
yang berhubungan dengan intrapersonal (hubungan antara diri sendiri), interpersonal
(hubungan antara orang lain dan lingkungan) dan transpersonal (hubungan yang tidak dapat
dilihat yaitu suatu hubungan dengan ketuhanan yang merupakan kekuatan tertinggi). Adapun
unsur-unsur spiritualitas meliputi kesehatan spiritual, kebutuhan spiritual dan kesadaran
spiritual. Dimensi spiritual merupakan suatu penggabungan yang menjadi satu kesatuan
antara unsur psikologikal, fisiologikal atau fisik, sosiologikal dan spiritual. Kata spiritual
sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Untuk memahami pengertian spiritual dapat
dilihat dari berbagai sumber. Menurut Oxford English Dictionary, untuk memahami makna
kata spiritual dapat diketahui dari arti kata-kata berikut ini : persembahan, dimensi
supranatural, berbeda dengan dimensi fisik, perasaan atau pernyataan jiwa, kekudusan,

sesuatu yang suci, pemikiran yang intelektual dan berkualitas, adanya perkembangan
pemikiran dan perasaan, adanya perasaan humor, ada perubahan hidup, dan berhubungan
dengan organisasi keagaamaan. Sedangkan berdasarkan etimologinya, spiritual berarti
sesuatu yang mendasar, penting, dan mampu menggerakan serta memimpin cara berfikir dan
bertingkah laku seseorang . Berdasarkan konsep keperawatan, makna spiritual dapat
dihubungkan dengan kata-kata : makna, harapan, kerukunan, dan sistem kepercayaan (Dyson,
Cobb, Forman, 1997). Dyson mengamati bahwa perawat menemukan aspek spiritual tersebut
dalam hubungan seseorang dengan dirinya sendiri, orang lain, dan dengan Tuhan. Menurut
Reed (1992) spiritual mencakup hubungan intra-, inter-, dan transpersonal. Spiritual juga
diartikan sebagai inti dari manusia yang memasuki dan mempengaruhi kehidupannya dan
dimanifestasikan dalam pemikiran dan prilaku serta dalam hubungannya dengan diri sendiri,
orang lain, alam, dan Tuhan (Dossey & Guzzetta, 2000). Para ahli keperawatan
menyimpulkan bahwa spiritual merupakan sebuah konsep yang dapat diterapkan pada seluruh
manusia. Spiritual juga merupakan aspek yang menyatu dan universal bagi semua manusia.
Setiap orang memiliki dimensi spiritual. Dimensi ini mengintegrasi, memotivasi,
menggerakkan, dan mempengaruhi seluruh aspek hidup manusia. KONSEP-KONSEP YANG
TERKAIT DENGAN SPIRITUAL Sebuah isu yang sering muncul dalam konsep
keperawatan adalah kesulitan dalam membedakan antara spiritual dengan aspek-aspek yang
lain dalam diri manusia, khususnya membedakan spiritual dari religi. Selain itu perawat juga
perlu memahami perbedaan dimensi spiritual dengan dimensi psikologi, dan memperkirakan
bagaimana kebudayaan dengan spiritual saling berhubungan. 1. Religi Berdasarkan kamus,
religi berarti suatu sistem kepercayaan dan praktek yang berhubungan dengan Yang Maha
Kuasa (Smith, 1995). Pargamet (1997) mendefinisikan religi sebagai suatu pencarian
kebenaran tentang cara-cara yang berhubungan dengan korban atau persembahan. Seringkali
kali kata spiritual dan religi digunakan secara bertukaran, akan tetapi sebenarnya ada
perbedaan antara keduanya. Dari definisi religi, dapat digunakan sebagai dasar bahwa religi
merupakan sebuah konsep yang lebih sempit daripada spiritual. Mengingat spiritual lebih
mengacu kepada suatu bagian dalam diri manusia, yang berfungsi untuk mencari makna
hidup melalui hubungan intra-, inter-, dan transpersonal (Reed, 1992). Jadi dapat dikatakan
religi merupakan jembatan menuju spiritual yang membantu cara berfikir, merasakan, dan
berperilaku serta membantu seseorang menemukan makna hidup. Sedangkan praktek religi
merupakan cara individu mengekspresikan spiritualnya . 1. Dimensi Psikologi Karena fisik,
psikologi, dan spiritual merupakan aspek yang saling terkait, sangat sulit membedakan
dimensi psikologi dengan dimensi spiritual. Akan tetapi sebagai perawat harus mengetahui
perbedaan keduanya.Spilka, Spangler, dan Nelson (1983) membedakan dua dimensi ini
dengan mengatakan bahwa dimensi psikologi berhubungan dengan hubungan antar manusia
seperti : berduka, kehilangan, dan permasalahan emosional. Sedangkan dimensi spiritual
merupakan segala hal dalam diri manusia yang berhubungan dengan pencarian makna, nilainilai, dan hubungan dengan Yang Maha Kuasa. 1. Kebudayaan Kebudayaan merupakan
kumpulan cara hidup dan berfikir yang dibangun oleh sekelompok orang dalam suatu daerah
tertentu (Martsolf, 1997). Kebudayaan terdiri dari nilai, kepercayaan, tingkah laku
sekelompok masyarakat. Kebudayaan juga meliputi perilaku, peran, dan praktek keagamaan
yang diwariskan turun-temurun. Menurut Martsolf (1997) ada tiga pandangan yang
menjelaskan hubungan spiritual dengan kebudayaan, yaitu spiritual dipengaruhi seluruhnya
oleh kebudayaan, spiritual dipengaruhi pengalaman hidup yang tidak berhubungan dengan
kebudayaan, dan spiritual dapat dipengaruhi kebudayaan dan pengalaman hidup yang tidak
berhubungan dengan kebudayaan. MANIFESTASI SPIRITUAL Manifestasi spiritual
merupakan cara kita untuk dapat memahami spiritual secara nyata. Manifestasi spiritual dapat
dilihat melalui bagaimana cara seseorang berhubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan
dengan Yang Maha Kuasa, serta bagaimana sekelompok orang berhubungan dengan anggota

kelompok tersebut (Koenig & Pritchett, 1998). Contoh kebutuhan spiritual individu adalah
kebutuhan seseorang untuk mencari tujuan hidup, harapan, mengekspresikan perasaan
kesedihan maupun kebahagiaan, untuk bersyukur, dan untuk terus berjuang dalam hidup.
Kebutuhan spiritual menyangkut individu dengan orang lain meliputi keinginan memaafkan
dan dimaafkan serta mencintai dan dicintai. Menurut Nolan & Crawford (1997) kebutuhan
spiritual sekelompok orang meliputi keinginan kelompok tersebut untuk dapat memberikan
kontribusi positif terhadap lingkungannya. Dalam kenyataannya, semua manusia memiliki
dimensi spiritual, semua klien akan mengekspresikan dan memanifestasikan kebutuhan
spiritual mereka kepada perawat. Karena kurangnya pemahaman tentang kebutuhan spiritual,
seringkali perawat gagal dalam mengenali ekspresi kebutuhan spiritual klien, sehingga
perawat gagal dalam memenuhi kebutuhan tersebut.Kesejahteraan Spiritual,merupakan suatu
kondisi yang ditandai adanya penerimaan hidup, kedamaian, keharmonisan, adanya
kedekatan dengan Tuhan, diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan sehingga menunjukkan
adanya suatu kesatuan (Greer & Moberg, 1998). Dalam hierarki kebutuhan dasar manusia,
kesejahteraan spiritual termasuk dalam tingkat kebutuhan aktualisasi diri . FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI SPIRITUAL Menurut Taylor & Craven (1997), faktorfaktor yang mempengaruhi spiritual seseorang adalah 1. tahap perkembangan seseorang
Berdasarkan hasil penelitian terhadap anak-anak dengan empat negara berbeda, ditemukan
bahwa mereka mempunyai persepsi tentang Tuhan dan bentuk sembahyang yang berbeda
menurut usia, seks, agama, dan kepribadian anak. 1. keluarga Peran orang tua sangat
menentukan dalam perkembangan spiritual anak. Hal yang penting bukan apa yang diajarkan
oleh orang tua pada anak tentang Tuhan, tetapi apa yang anak pelajari mengenai Tuhan,
kehidupan, diri sendiri dari perilaku orang tua mereka. Oleh karena keluarga merupakan
lingkungan terdekat dan pengalaman pertama anak dalam mempersepsikan kehidupan di
dunia, maka pandangan anak ada umumnya diwarnai oleh pengalaman mereka dalam
berhubungan dengan saudara dan orang tua. 1. latar belakang etnik dan budaya Sikap,
keyakinan, dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan budaya. Pada umumnya
seseorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga. Anak belajar pentingnya
menjalankan kegiatan agama termasuk nilai moral dari hubungan keluarga. Akan tetapi perlu
diperhatikan apapun tradisi agama atau sistem kepercayaan yang dianut individu, tetap saja
pengalaman spiritual unik bagi setiap individu. 1. pengalaman hidup sebelumnya Pengalaman
hidup baik yang positif maupun pengalaman negatif dapat mempengaruhi spiritual seseorang.
Pengalaman hidup yang menyenangkan seperti pernikahan, kelulusan, atau kenaikan pangkat
menimbulkan syukur pada Tuhan. Peristiwa buruk dianggap sebagai suatu cobaan yang
diberikan Tuhan pada manusia untuk menguji imannya. 1. krisis dan perubahan Krisis dan
perubahan dapat menguatkan kedalaman spiritual seseorang. Krisis sering dialami ketika
seseorang menghadapi penyakit, penderitaan, proses penuaan, kehilangan, dan bahkan
kematian. Bila klien dihadapkan pada kematian, maka keyakinan spiritual dan keinginan
untuk sembahyang atau berdoa lebih meningkat dibandingkan dengan pasien yang
berpenyakit tidak terminal. 1. terpisah dari ikatan spiritual Menderita sakit terutama yang
bersifat akut, seringkali membuat individu terpisah atau kehilangan kebebasan pribadi dan
sistem dukungan sosial. Kebiasaan hidup sehari-hari juga berubah antara lain tidak dapat
menghadiri acara sosial, mengikuti kegiatan agama dan tidak dapat berkumpul dengan
keluarga atau teman yang biasa memberikan dukungan setiap saat diinginkan. Terpisahnya
klien dari ikatan spiritual beresiko terjadinya perubahan fungsi spiritual. 1. isu moral terkait
dengan terapi Pada kebanyakan agama, proses penyembuhan dianggap sebagai cara Tuhan
untuk menunjukkan kebesaranNya walaupun ada juga agama yang menolak intervensi
pengobatan. Prosedur medis seringkali dapat dipengaruhi oleh ajaran agama seperti
sirkumsisi, transplantasi organ, sterilisasi,dll. Konflik antara jenis terapi dengan keyakinan
agama sering dialami oleh klien dan tenaga kesehatan. CARA PEMENUHAN

KEBUTUHAN SPIRITUAL PERAWAT Perawat diharapkan terlebih dahulu terpenuhi


kebutuhan spiritualnya, sebelum membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan spiritual
klien. Dengan hal ini diharapkan perawat dapat lebih memberikan pelayanan keperawatan
yang berkualitas. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan
spiritual perawat antara lain sebagai berikut. 1. Beribadah dalam suatu komunitas.
Berpartisipasi dalam suatu komunitas rohani dapat meningkatkan spiritualitas. Banyak orang
merasa asing dengan orang-orang yang memiliki agama atau kepercayaan sama. Tetapi
dengan bergabung dalam suatu komunitas rohani dapat menimbulkan rasa nyaman dan dapat
meningkatkan rasa spiritual. 1. Berdoa. Berdoa, membaca kitab suci, merenungkan berkat
dalam hidup dan berserah kepada Yang Maha Kuasa merupakan cara yang baik dalam
meningkatkan spiritual. 1. Meditasi. Beberapa orang manggunakan yoga atau meditasi untuk
kembali menenangkan diri dan memfokuskan pikiran kembali untuk menemukan makna dari
suatu hal. 1. Pembenaran yang positif. Pembenaran yang positif dapat membantu seseorang
menghadapi situasi stress. Salah satu cara untuk mendapat pembenaran positif adalah dengan
berdiam diri, sambil merenungkan kitab suci atau nyanyian. 1. Menulis pengalaman spiritual.
Perawat dapat menulis perasaan yang sedang dirasakan, pengalaman spiritual yang dialami,
atau semua inspirasi dan pikiran-pikiran yang timbul. Cara ini sangat bermanfaat bagi
perawat untuk dapat keluar dari situasi stress. 1. Mencari dukungan spiritual. Dukungan
spiritual dapat datang dari mana saja. Perawat dapat mencari dukungan spiritual dari
komunitas rohaninya. Selain itu dukungan spiritual juga dapat diperoleh dari teman, mentor,
ataupun konselor. Menurut Agus (2002) inti dari pemenuhan kebutuhan spiritual untuk
mencapai kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient) adalah proses transendensi dan realisasi.
Dalam proses transendensi (menyendiri), pencerahan-pencerahan spiritual terjadi. Seseorang
dapat menjalankan hubungan yang paling intim dengan hakikat diri terdalamnya atau dengan
Tuhannya. Dengan memusatkan diri untuk sementara waktu dari keributan dunia, seseorang
dapat mencurahkan segenap kemampuannya untuk memahami makna dari apa yang telah
terjadi dan bagaimana seharusnya kejadian itu dapat diperbaiki . Hal serupa juga
dikemukakan oleh Danah Zohar & Ian Marshall (2002). Secara umum kita dapat
meningkatkan kecerdasan spiritual dengan meningkatkan proses tersier psikologi kita, yaitu
kecenderungan untuk bertanya mengapa, untuk mencari keterkaitan antara segala sesuatu,
untuk membawa ke permukaan asumsi-asumsi mengenai makna dibalik atau di dalam
sesuatu. Kita menjadi lebih suka merenung, sedikit menjangkau di luar diri kita, bertanggung
jawab, lebih sadar diri, lebih jujur terhadap diri sendiri, dan lebih pemberani. LATIHAN 1.
Anda merawat pasien beragama kristen, kemudian anda melihat pasien yang sudah sakit lama
sedang berdoa, sambil menangis, apa yang harus Anda lakukan sebagai perawat yang
beragama islam? 2. Anda mendengar ibu pasien berkata Kenapa anak saya sakit ya Allah,
apa dosa saya?, jelaskan bagaimana Anda memenuhi kebutuhan spiritual pasien. 3.
Bagaimana Anda mengenal aspek spiritual anda sendiri sebagai seorang perawat. TEST
FORMATIF 1. Jelaskan tentang kebutuhan spiritual pada pasien? 2. Cara-cara perawat
memenuhi kebutuhan spiritual pada pasein bagaimana? 3. Mengapa perawat harus
memperhatikan aspek spiritual? 4. Bagaimana anda mengetahui bahwa pasien mempunyai
masalah spiritual? 5. Prinsip apa yang harus anda pahami dalam memenuhi kebutuhan
spiritual pasien? RANGKUMAN Keyakinan spiritual sangat penting bagi perawat karena
dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan perilaku self care klien. Keyakinan spiritual yang
perlu dipahami ,menuntun kebiasaan hidup sehari-hari gaya hidup atau perilaku tertentu pada
umumnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan mungkin mempunyai makna
keagamaan bagi klien seperti tentang permintaan menu diet. Sumber dukungan, spiritual
sering menjadi sumber dukungan bagi seseorang untuk menghadapi situasi stress. Dukungan
ini sering menjadi sarana bagi seseorang untuk menerima keadaan hidup yang harus dihadapi
termasuk penyakit yang dirasakan. Sumber kekuatan dan penyembuhan,individu bisa

memahami distres fisik yang berat karena mempunyai keyakinan yang kuat. Pemenuhan
spiritual dapat menjadi sumber kekuatan dan pembangkit semangat pasien yang dapat turut
mempercepat proses kesembuhan. Sumber konflik pada situasi tertentu dalam pemenuhan
kebutuhan spiritual pasien, bisa terjadi konflik antara keyakinan agama dengan praktik
kesehatan seperti tentang pandangan penyakit ataupun tindakan terapi. Pada situasi ini,
perawat diharapkan mampu memberikan alternatif terapi yang dapat diterima sesuai
keyakinan pasien.

Anda mungkin juga menyukai