Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MAKALAH

RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI


Double Exposed

Nama : Rahmat Hidayat


NIM : 04091004040

Dosen Pembimbing : drg. Shanty Chairani, M.Si.

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

I.

Pendahuluan
Kualitas gambar merupakan pertimbangan utama bagi klinisi dalam
penampilan radiografi secara keseluruhan. Hal ini mengabungkan berbagai faktor
utama seperti densitas, kontras, ketajaman, resolusi, dan parameter lainnya.
Faktor-faktor ini sangat bergantung pada beberapa variabel yang berhubungan
dengan densitas objek, reseptor gambar, pemrosesan, pasien, teknik operator dan
radiografi, dan peralatan X-ray.1,2
Meskipun pemrosesan film dapat menghasilkan radiografi dengan kualitas
yang sangat baik, kurangnya perhatian terhadap detail dapat mengakibatkan
banyak masalah dan gambar yang dihasilkan kurang optimal secara diagnostik.
Radiografi yang kurang optimal berkontribusi pada hilangnya nilai diagnostik dan
waktu bagi pasien dan operator.1
Secara garis besar kesalahan yang dihasilkan dapat dikategorikan ke dalam
tiga kelompok, yaitu kesalahan pada teknik penggambilan gambar, kesalahan pada
penyinaran dan memproses film, dan kesalahan pada film-handling. Teknik
penyinaran dalam radiografi mempunyai peran yang sangat penting dalam
mencegah terjadinya kesalahan diagnosis. Salah satu kesalahan pada teknik
penggambilan gambar adalah double exposed.2,3

II.

Definisi
Double exposed merupakan kesalahan pada gambaran radiografi karena
penyinaran ulang pada film yang sudah terkena penyinaran sehingga terjadi
duplikasi gambar yang berbeda dalam satu film.

III.

Faktor-Faktor Penyebab
Double exposed film dapat terjadi pada saat penggambilan gambar. Kesalahan
operator dalam menggunakan film yang telah dilakukan penyinaran menyebabkan
film mengalami dua kali penyinaran. Jika operator secara tidak sengaja melakukan
penyinaran untuk yang kedua kalinya, maka akan menghasilkan duplikasi
gambar.2

IV.

Gambaran Radiografi
Ketika suatu gambar yang telah disinari diletakkan pada regio lain dan disinari
kembali, akan menghasilkan film yang akan mempunyai dua gambar yang saling
tumpang tindih (superimposed images) dan duplikasi gambar.3

(Sumber : https://sites.google.com/site/introdentalradiographyi/film-faults)

( Sumber :

V.

Cara Mencegah
Penggunaan film recognizer dan film receptacle untuk film yang telah
dilakukan penyinaran akan memberikan tanda untuk operator pada film yang disinari
dan mencegah terjadinya kesalahan ini.3

Beberapa tips yang dapat digunakan dalam persiapan pengambilan gambar


radiology yang baik antara lain4 :
1. Sebelum Penyinaran pada Film
- Mengatur data penyinaran yang tepat
- Penjelasan pada pasien mengenai tata cara pengambilan gambar
- Pasien diminta untuk tidak menggunakan kacamata, perhiasan, dan protesa pada
-

saat pengambilan gambar


Lakukan pencucian tangan dan gunakan sarung tangan
Pada saat peletakkan film, hindari faktor-faktor yang dapat menimbulkan

sensitifitas pada pasien


- Pasien diminta untuk bernapas melalui hidung.
2. Segera sebelum Penyinaran pada Film
- Kepala pasien diposisikan dengan tepat
- Masukkan dan posisikan film pada ruang yang tersedia dan tanpa tertekuk
- Penggunaan cotton roll atau film holder
- Setelah film diletakkan dan segera sebelum penyinaran pasien dimint untuk
-

sedikit menutup mulut.


Lakukan pemeriksaan ulang posisi kepala
Arahkan tube head ke objek
Lakukan penyinaran

Daftar Pustaka
White, Stuart C. and Michael J. Pharoah. 2004. Oral radiology principles and
interpretation. Missouri : Mosby Inc.

Whaites, Eric. 2003. Essentials of dental radiography and radiology 3 rd Ed.


Philadelphia : Churchill Livingstone.
Langland, Olaf E., Robert P. Langlais, and John W. Preece. 2002. Principles of dental
imaging 2nd Ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.
Rateitschak, Klaus H. and Herbert F. Wolf. 1993. Color atlas of dental medicine
radiology. USA : Thieme.

Anda mungkin juga menyukai