permukaan bumi tepat diatas hiposenter disebut episenter (epicenter). Lokasilokasi yang berpotensi menjadi pusat gempa telah diidentifikasi di seluruh
dunia. Untuk itu umumnya setiap negara punya peta gempa.
b. Gempa Longsoran
Gempa bumi ini terjadi apabila terjadi longsoran tanah atau tebing didaerah
pegunungan atau perbukitan dan sangat jarang terjadi. Hal ini pernah terjadi di
Indonesia saat gunugn Krakatau meletus pada tahun 1883. Letusan gunung
tersebut sangat besar sehingga mengakibatkan longsoran yang besar dari
gunung tersebut. Karena gunung tersebut berada ditengah laut, maka material
longsoran tersebut jatuh ke laut dan mengakibatkan air laut bergejolak dan
menimbulkan tsunami setinggi 30-36 meter.
c. Gempa Tumbukan
Batu meteor besar yang jatuh di daratan di permukaan bumi juga dapat
menimbulkan gempa bumi. Hal ini sangat jarang terjad dan apabila memang
terjadi, efek kerusakan yang ditimbulkan dapat sangat besar tergantung dari
besar batu meteor yang jatuh tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi beban gempa :
1. Lokasi pusat gempa (jauh atau dekat)
2. Kondisi tanah di lokasi bangunan yang ditinjau
3. Karakteristik gempanya (instensitas, periodenya lamnya)
Gempa bumi merupakan gerakan atau pergeseran lempeng bumi dan
menyebabkan terjadinya gempa dislokasi (sesar). Gempa pada permukaan bumi dapat
dibagi atas.
1. Getaran tanah oleh gelombang seismik
2. Pergeseran bumi (sesar) oleh retakan, longsor, penurunan permukaan tanah
dan sebagainya.
3. Mencairnya bagian bumi tertentu sehingga menghilangkan kerusakan oleh
getaran bumi. Akibatnya gedung dapat runtuh, bendungan roboh, pipa air
dan gas patah (yang mengakibatkan kerusakan sekunder, yaitu banjir dan
kebakaran). Getaran tanah oleh gempa bumi dapat digolongkan menjadi :
4. Getaran tanah yang merupakan goncangan tunggal yang terjadi pada keadaan
tanah yang keras, dimana jarak episentral dan kedalaman pusat gempa agak
kecil. Getaran tanah berarah seragam, dengan frekuensi di bawah 0,2 detik
dan amplitudo (simpangan getar) agak kecil beberapa sentimeter saja.
5. Getaran tanah sedang dengan lama 20-30 detik dan arah tidak teratur.
Getaran tanah berfrekuensi sangat tidak merata diantara 0,05-6 detik dengan
amplitudo lumayan besar (kurang lebih hingga 20 cm) getaran ini merupakan
jenis yang paling umum.
6. Getaran tanah lambat dengan lama samai 5 menit dan arah agak seragam,
terjadi pada keadaan tanah yang agak lunak. Amplitudo getaran tanah ini
agak besar (hingga 30 cm)
Adapun wilayah pembagian Daerah Gempa sesuai SNI 1726-2002 :
1. Willayah 1 : 0,03 g : Palangkaraya, Banjarmasin, Merauke
2. Wilayah 2 : 0,10 g : Pekanbaru, Jambi, Palembang, Makassar, Kendari,
Samarinda, Surabaya
3. Wilayah 3 : 0,15 g : Medan, Solo, Jakarta, Yogyakarta
4. Wilayah 4 : 0,20 g : Banda Aceh, Sukabumi, Bandung, Garut, Tasikmalaya,
Cilacap, Blitar, Malang, Denpasar, Mataram, Ambon, Palu, Ternate, Sorong,
Monokwari, Tual
5. Wilayah 5 : 0,25 g L Padang, Kupang, Manado, Biak, Jayapura
6. Wilayah 6: 0,30 G : Bengkulu, Bandar Lamping
1. https://www.academia.edu/11080792/materi_kuliah_REKAYASA_GEMPA
2. http://www.civildoqument.com/2014/11/rekayasa-gempa-teknik-sipil.html
3. http://kk.mercubuana.ac.id/elearning/files_modul/11031-2251833958281.pdf