Anda di halaman 1dari 5

PETUNJUK PRAKTIKUM SPERMATOLOGI

SPERMATOLOGI

Oleh:
Tim Penyusun

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNGJATI


CIREBON
2009

PETUNJUK PRAKTIKUM
SPERMATOLOGI
PENDAHULUAN
Praktikum spermatologi bertujuan untuk menambah pemahaman dan melatih
ketrampilan mengenai materi yang telah disampaikan di ruang kuliah. Hal-hal yang
kurang dipahami mengenai cara-cara pemeriksaan sperma dan bentuk-bentuk
spermatozoa, diharapkan setelah praktikum ini akan menjadi lebih jelas.
Dalam praktikum ini dilakukan kiegiatan sebagai berikut:
1. Melatih ketrampilan pemakaian mikroskop
2. Pemeriksaan makroskopis sperma, meliputi : bau, warna, keasaman (pH),
viskositas dan volume
3. Pemeriksaan mikroskopis :
a. mengenal bilik hitung dan luas tiap kotak
b. menghitung motilitas spermatozoa
c. menghitung jumlah seluruh spermatozoa
d. menghitung jumlah spermatozoa yang hidup
e. pemeriksaan morfologi spermatozoa
Sebelum praktikum, teliti dan perhatikan alat-alat dan bahan yang diperlukan,
meliputi :
-

mikroskopis
bilik hitung
pipet Elliason
pipet lekosit
karet penghisap
minyak emmersi
sperma

- deck glass
- object glass
- pH indicator
- gelas pengaduk
- stopwatch
- kertas penghisap
- xylol

- bak preparat
- larutan NaCl
- larutan George
- ether alkohol
- alat tulis

Tiap-tiap kelompok agar membawa satu satu sample sperma dan tempatkan dalam botol
gelas.
PEMAKAIAN MIKROSKOP
Perhatikan cara mengambil atau memindahkan mikroskop yaitu tangan kanan
memegang arm (lengan) mikroskopis, sedangkan tangan kiri menyangga base (dasar)
mikroskop. Taruh slide (preparat apus) pada stage, fixer dengan clip. Pergunakan low
power objective dengan memutar revolving nosepiece. Dengan course adjustment,
turunkan lensa objective sedekat mungkin dengan slide (jangan sampai menyentuh).
Dengan mata terbuka, lihatkan dengan satu mate melalui lensa okuler (pada
mikroskop monokuler). Bila letak mikroskop terlalu rendah, aturlah dengan inclination
joint. Aturlah coarse dan fine adjustment, sehingga preparat yang diamati tampak jelas.

Bila belum nampak bayangan dengan terang, perhatikan keadaan diafragma, posisi
kondensor dan kebersihan lensa.
Preparat slide (preparat kering) membutuhkan penerangan yang banyak, jadi
kondensor harus diatur tinggi dan diafragma dibuka lebih lebar.
Untuk mendapatkan pembesaran yang lebih besar lagi, pergunakan high power
objective dan aturlah fine adjustment. Untuk pemakaian oil emmertion objective, teteskan
terlebih dahulu minyak emersi pada tempat yang akan terlebih dahulu minyak emersi
pada tempat yang akan diperiksa dan dijaga jangan sampai lensa menyentuh preparat,
kemudian atur coarse dan fine adjustment.
Bersihkan mikroskop setelah dipergunakan, terutama lensa-lensanya. Bersihkan
bekas minyak emmersi pada lensa dengan menggunakan xylol.
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS
Bau

: Perhatikan dan tulis bau sperma. Dalam keaddan normal, sperma


mempunyai bau yang khas ( seperti bunga akasia). Sperma yang
telah lama (lebih dari 24 jam) atau dalam keadaan infeksi berat
akan berbau busuk.
Warna
:Perhatikan dan tulislah warna sperma. Dalam keadaan normal,
sperma berwarna putih keruh. Warna yang terlalu keruh atau
kuning menunjukkan kemungkinan ada infeksi pada saluran
kelamin.
Keasaman
:Dengan menggunakan pH indikator, celupkan ke dalam sperma
kemudian cocokkan perubahan warna pada pH indikator dengan
tabel yang ada. Tulislah keasaman (pH) sperma. Sperma yang
terlalu asam atau terlalu basa akan mempengaruhi motilitas
spermatozoa. Dalam keadaan normal pH sperma antara 7,2 7,8.
Viskositas (kekentalan): Setelah sperma mengalami pengenceran (liquefaction) antara 1530 menit, kemudian ukurlah viskositas sperma dengan pipet
Elliason yang mempunyai volume 0,1 ml. Isaplah sperma dengan
pipet (pergunakan pula karet penghisap) sampai angka 0,1.
Kemudian bagian bawah pipet ditutup dengan jari agar sperma
tidak keluar lagi. Setelah karet pengisap dilepas, ujung atas
ditutup dengan jari dan ujung bawah dibuka dan sperma tetap
tinggal dalam pipet.
Dalam posisi tegak lurus, dengan membuka ujung atas, sperma
dibiarkan menetes dan bersamaan dengan itu, dengan
menggunakan stopwatch dicatat terjadinya tetesan yang pertama.
Tulislah viskositas sperma dengan methode Elliason dalam detik.
Nilai normalnya antara 1 2 detik. Sperma yang terlalu kiental
seringkali menghambat pergerakan spermatozoa.
Volume
:Ukurlah volume sperma seluruhnya dengan menggunakan gelas
pengukur. Perhatikan dan tulislah volume sperma. Nilai normal
volume sperma antara 2 5 cc.

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
1. Mengenal Bilik Hitung
Tempatkan bilik hitung (Neubrauer) pada stage mikroskop. Dengan membesarkan
objective 10 kali (low power objective) perhatikan kotak-kotak yang tampak. Perhatikan
9 kotak besar yang masing-masing mempunyai ukuran 1 x 1 mm = 1 mm. Perhatikan
kemudian kotak yang terdapat tepat di tengah yang terbagi menjadi 400 buah kotak kecil
yang masing-masing berukuran 1/20 X 1/20 mm = 1/400 mm. Agar memudahkan dalam
perhitungan spermatozoa, untuk menghitung spermatozoa yang terdapat pada kotak 1
mm, maka caranya adalah dengan menghitung spermatozoa yang terdapat dalam 16
kotak sedang ( X ) atau 25 kotak kecil (1/5 X 1/5)mm.
Harus diingat bahwa karena tinggi (dalam) kotak adalah 0,1 mm maka kotak yang
luasnya 1 mm mempunyai volume sebesar 0,1 mm atau 0,0001 cc.
2. Menilai Motilitas Spermatozoa
Suatu volume tertentu (10-15 mikroliter) dengan bantuan pipet di atas suatu kaca
obyek yang bersih kemudian ditutup dengan deck glass.
Sediaan kemudian diperiksa dengan pembesaran 400x. Lapangan pandang
diperiksa secara sistematik dan motilitas tiap sperma yang dijumpai dicatat. Kategori
yang dipakai untuk mengklasifikasikan sperma disebut (a), (b), (c), dan (d) dan
didefinisikan sebagai berikut:
(a).
(b)
(c)
(d)

Jika sperma bergerak cepat dan lurus ke muka


Jika geraknya lambat lurus
Jika tidak bergerak maju (berputar)
Jika sperma tak bergerak

Periksa empat sampai enam lapangan pandangan untuk mendapatkan sejumlah sperma
secara berurutan yang kemudian diklasifikasikan sehingga menghasilkan persentase
setiap kategori motilitas.
Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ulang dengan tetesan sperma kedua dan
diperlakukan dengan cara sama. Jumlah spermatozoa dalam setiap kategori dapat dicacah
dengan alat pencacah laboratorium.
3. Menghitung Jumlah Spermatozoa
Dengan pipet lekosit, isaplah sperma sampai angka 0,5 kemudian langsung
digunakan untuk menghisap larutan pengencer George sampai angka 11. Kocoklah isi
pipet hingga homogen kemudian taruh pada bilik hitung, tutup dengan deck glass dan
tempatkan di bawah mikroskop.
Perhatikan dan hitunglah jumlah spermatozoa pada bidang yang luasnya 1 mm.
Dengan memperhatikan berapa kali pengenceran akan didapatkan jumlah seluruh
spermatozoa dalam juta/cc.

4. Menghitung Jumlah Spermatozoa yang Hidup


Dengan pipet lekosit, isaplah sperma sampai angka 0,5 kemudian langsung
digunakan untuk menghisap larutan pengencer NaCl 0,9 % (garam fisiologis) sampai
angka 11. Kocoklah isi pipet hingga homogen kemudian taruh pada bilik hitung, tutup
dengan deckglass dan tempatkan di bawah mikroskop.
Perhatikan dan hitunglah jumlah spermatozoa yang sama sekali tidak bergerak
(mati) pada bidang yang luasnya 1 mm. Dengan memperhatikan berapa kali pengenceran
akan didapatkan jumlah spermatozoa yang mati dalam juta/cc sperma.
Dengan mengurangi jumlah seluruh spermatozoa dengan jumlah yang mati, maka akan
kita dapatkan jumlah spermatozoa yang hidup (motil) dalam juta/cc.
Tulislah jumlah dan prosentase spermatozoa yang hidup maupun mati.
5. Pemeriksaan Morfologi Sperma
Terlebih dahulu buatlah preparat hapus sperma. Caranya dengan meneteskan
sperma pada object glass agak ke tepi, kemudian dengan menggunakan bagian tepi object
glass lain, dengan membuat sudut 30 dari object glass pertama, ratakan tetesan tersebut.
Kemudian keringkan kira-kira 5 menit. Stelah kering kemudian difixaxi dengan
menggunakan larutan ether alkohol (1:1) selama 5 menit. Kemudian diwarnai dengan
larutan Giemsa (yang telah diencerkan 20 kali) selama 30 menit. Preparat kemudian
dicuci dengan air kran dan keringkan. Kemudian periksa di bawah mikroskop dengan
pembesaran objective 100 kali (dengan minyak emmersi).
Perhatikan dan gambarlah spermatozoa normal yang berbentuk oval dengan
bagian ujung lebih terang dan pangkal lebih gelap. Perhatikan pula bentuk-bentuk
abnormal. Untuk itu perhatikan 10 lapangan pandang yang tampak. Gambar dan cacah
bentukl spermatozoa yang tampak. Laporkan hasil pengamatan sesuai dengan contoh
(halaman akhir).

Anda mungkin juga menyukai