Anda di halaman 1dari 5

PEMAKAIAN MIKROSKOP

Mikroskop merupakan alat yang dipergunakan untuk mengamati benda


(obyek) yang diameternya kurang dari 0,1 mm. Mikroskop terdiri dari dua bagian
yaitu :
a. Bagian mekanik : Statik, tubus, revolver, meja benda, sekrup pengatur
kondensor dan sekrup-sekrup penggerak meja benda
b. Bagian optic: lensa ocular, lensa obyektif, kondensor, dan cermin pengatur
cahaya atau lampu mikroskop.
OBYEKTIF
Lensa obyektif didalam tubus mikroskop membentuk bayangan nyata dari
preparat (benda). Bayangan nyata ini selanjutnya diperbesar oleh lensa okuler.
Untuk memperoleh obyektif yang baik perlu diperhatikan perbesaran dan daya
pisah.
1. Perbesaran
Makin pendek jarak titik api suatu lensa makin kuat perbesarannya. Misalnya
obyektif yang mempunyai perbesaran minimal (satu kali) mempunyai jarak titik api
55 mm, sedangkan obyektif yang mempunyai perbesaran maksimal (120 kali)
mempunyai jarak titik api 1,5 mm
2. Daya pisah
Daya pisah adalah kemampuan suatu obyektif untuk memisahkan dua buah titik
yang sangat berdekatan di dalam struktur pada suatu obyek. Jadi makin besar
kemampuan suatu obyek, makin kecil jarak dua buah titik yang berdekatan yang
dapat dilihat secara terpisah dengan mikroskop itu.

Daya pisah
dinyatakan dengan rumus :
2A
: panjang gelombang cahaya yang masuk ke dalam obyektif
A: Apertur Numerik

2A
Makin kecil nilai berarti makin kuat kemampuan lensa untuk
memisahkan dua buah titik yang berdekatan supaya dapat
dilihat dengan jelas. Pada umumnya daya pisah yang dapat
dilihat dengan jelas oleh suatu mikroskop adalah

0,6
2A
Daya pisah dapat diperkuat dengan memperbesar indeks bias dan atau dengan
menggunakan cahaya yang mempunyai pendek. Indeks bias dapat diperbesar
dengan menggunakan minyak immerse. Sinar yang mempunai pendek dan
banyak digunakan adalah sinar ultra violet dan sinar electron. Lensa-lensa obyektif
yang banyak digunakan di dalam laboratorium adalah :
Apertur numerik

Jarak

titik

terdekat

yang tampak terpisah


1. Lensa Pembesaran Lemah

0,25

0,94 mikron

2. Lensa Pembesaran Sedang

0,65

0,28 mikron

3. Lensa

1,25

0,19 mikron

Pembesaran

Kuat

(immerse)
OKULER
Lensa okuler adalah lensa yang berfungsi untuk membuat bayangan semu yang
terakhir, sehingga bayangan semu tersebut dapat dilihat langsung dengan mata.
Pembesaran normal (Mn) suatu mikroskop ditentukan oleh apertur numerik (A)
objektif dan apertur numerik mata.
A objektif
(maksimum)
Mn =
A mata
Jika apertura numerik mata mendekati 1/250 maka rumus menjadi:
Mn = 250 x A objektif
(maksimum)
Apertura numerik maksimum objektif dapat mencapai 1,6
Mn = 250 x 1,6 = 400 kali.
Dalam praktek pembesaran mikroskop diperoleh dari hasil kali perbesaran obyektif
dengan perbesaran okuler yang dapat dibaca pada masing-masing obyektif dan
okuler.

Kondensor
Kondensor berfungsi sebagai pengatur intensitas cahaya yang masuk ke dalam
mikroskop. Kondensor mempunyai dua bagian yaitu:
a. Susunan lensa-lensa untuk mengumpulkan sinar-sinar sebelum masuk ke dalam
mikroskop.
b. Diafragma untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke dalam mikroskop.
Dengan adanya diafragma ini aberasi sferik aberasi kromatik dan aberasi
astigmatisma akan berkurang, karena diafragma dapat mengurangi sinar tepi
yang berlebihan.
Ada beberapa macam kondensor yang digunakan pada mikroskop yaitu:
1. Kondensor untuk mikroskop biasa
2. Kondensor untuk mikroskop dengan bidang pemandangan gelap
3. Kondensor untuk mikroskop fase kontras
MACAM MACAM MIKROSKOP
1. Mikroskop ultraviolet
Mikroskop ini menggunakan sinar ultraviolet, dilengkapi dengan alat
pemotret sebagai alat pengamatannya. Oleh karena cahaya yang digunakan adalah
sinar ultraviolet yang memakai panjang gelombang lebih pendek daripada sinar
biasa, maka mikroskop ini mempunyai daya pisah yang lebih kuat
2. mikroskop fase kontras
Mikroskop ini dilengkapi dengan diafragma khusus yaitu diafragma dengan
celah berbentuk cincin dan lensa obyektifnya dilengkapi lempeng difraksi. Pada
mikroskop biasa perbedaan indeks bias yang sangat kecil pada obyek yang tidak
dapat terlihat, tetapi dengan adanya lempeng difraksi pada susunan lensa obyektif
maka perbedaan indeks bias yang kecil pada obyek dapat terlihat dengan jelas. Hal
ini memungkinkan untuk membedakan perbedaan-perbedaan struktur dengan
jelas.
3. Mikroskop Elektron
Mikroskop elktron menggunakan sinar elektron yang mempunyai panjang
gelombang sangat pendek. Dengan mikroskop biasa perbesaran yang dapat dicapai
kurang lebih 2000 kali. Dengan mikroskop ultraviolet perbesaran yang dapat
dicapai kurang lebih 3000 kali.dengan mikroskop elektron perbesaran yang dapat
dicapai sedikitnya 10.0000 30.000 kali atau lebih, sehingga dapat dipakai untuk

melihat molekul-molekul protein, virus, bakteriophage, struktus dalam bakteri dan


lain-lain.
Cara pemakaian mikroskop biasa
A.
Perbesaran Lemah
1. untuk mikroskop tipe tertentu tubus okuler perlu ditarik sampai
tanda17 (jarak tubus yang ditentukan oleh pabrik)
2. lensa obyektif 10 : 1 ditempatkan pada kedudukan seporos dengan
lensa okuler (perbesaran lemah)
3. tubus diturunkan dengan pengatur tubus (sekrup kasar) sampai
terhenti
4. amati melalui okuler dan aturlah masuknya cahaya kedalam mikroskop
sehingga diperoleh pemandangan yang terang (merata) dengan cara
mengatur kedudukan cermin dan dengan mengatur diafragma
kondensor
5. preparat diletakkan pada meja benda
6. dengan perlahan-lahan naikkan tubus dengan sekrup kasar sehingga
diperoleh bayangan obyek. Untuk mendapatkan bayangan yang paling
baik tubus dinaik turunkan (diatur) dengan hati-hati memakai pengatur
tubus (sekrup halus) , sehingga diperoleh bayangan yang paling jelas
7. kedudukan bagian-bagian tertentu dari obyek dapat ditentukan
dengan mengatur kedudukan preparat. Kedudukan preparat dapat
diatur dengan menggunakan sekrup-sekrup pengatur pada meja
preparat
B.
Perbesaran sedang
1. mula-mula kerjakan seperti cara pemakaian mikroskop dengan
perbesaran lemah sampai diperoleh bayangan-bayangan yang
dikehendaki (cara 1 sampai 7)
2. kemudian lensa obyektif 10 : 1 diganti dengan lensa obyektif 45 : 1
(perbesaran sedang)
3. cahaya yang masuk kedalam mikroskop diatur lagi dengan mengatur
kedudukan kondensor (biasanya dinaikan) serta mengatur diafragma
4. untuk mendapatkan bayangan akhir yang sebaik-baiknya, tubus
diturunkan dengan menggunakan pengatur tubus sekrup halus (jangan
menggunakan sekrup kasar)
C.

Perbesaran kuat
1. Seperti pada perbesaran sedang, cara kerja tersebut diulangi sampai
diperoleh bayangan yang paling kuat
2. setelah itu lensa obyektif 45:1 diganti dengan lensa obyektif 100:1
(perbesaran kuat)
3. tetesi gelas benda pada bagian yang akan diamati dengan minyak
immersi
4. turunkan tubus hati-hati sampai hampir menyentuh gelas benda,
sehingga antara lensa obyektif dan gelas benda tertutup minyak
immersi (lihat dari samping)
5. naikkan atau turunkan tubus dengan hati-hati dengan menggunakan
sekrup halus sampai didapatkan bayangan yang jelas

setelah menggunakan mikroskop dengan minyak immersi, bagian lensa


obyektif yang terkena minyak immersi dibersihkan dengan xylol. Xylol diteteskan
diatas kertas lensa yang halus, kemudian diulaskan pada bagian yang kena minyak
immersi satu dua kali.

Anda mungkin juga menyukai