Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi perindustrian saat ini sangat pesat.
Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kualitas produk saat
ini. Kontrol yang baik adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas sebuah produk. Beberapa contoh variabel
yang harus dikontrol adalah suhu dan kelembaban, karena pada
suatu ruang produksi dibutuhkan sebuah kondisi pada suhu dan
kelembaban tertentu. Contohnya, pada suatu gudang
penyimpanan sangat penting diperhatikan suhu dan kelembaban
dari ruangan gudang tersebut untuk menyimpan barang dengan
baik, pada ruang server komputer juga dibutuhkan suhu dan
kelembaban tertentu agar server tetap dapat bekerja dengan baik.
Untuk mengukur kelembaban udara di suatu ruangan
diperlukan alat ukur yang disebut hygrometer, dan untuk
temperatur digunakan termometer. Hygrometer dan termometer
digital memang tersedia di pasaran dalam bentuk portabel, tetapi
harganya relatif mahal. Kedua alat ukur ini biasanya dikemas
dalam modul yang terpisah, padahal penggunaannya seringkali
diperlukan bersamaan. Seperti halnya beberapa contoh aplikasi
dalam perindustrian di atas. Berangkat dari hal tersebut akan
dibuat sebuah perangkat yang dapat mengukur suhu dan
kelembaban sekaligus dengan menggunakan mikrokontroler
sebagai pusat kendalinya. Perancangan alat pengukur suhu dan
kelembaban menggunakan mikrokontroler ATMega16 sebagai
pusat kendalinya, sensor SHT-11 sebagai sensor suhu dan
kelembaban dan LCD sebagai penampilnya

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diambil dalam sistem


pengukuran suhu dan kelembaban dengan sensor DHT11 ini
adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana merancang dan membuat alat ukur suhu dan
kelembaban dengan menggunakan sensor DHT11?
b. Bagaimana prinsip kerja sensor DHT11 dalam
pengukuran suhu dan kelembaban?
1.3. Batasan Masalah
Beberapa batasan masalah yang ada pada Final Project ini
adalah :
a. Komponen dalam sensor tidak dibahas secara detail
1.4. Tujuan
Adapun tujuan dari Final Project ini adalah
a. Mampu merancang dan membuat alat ukur suhu dan
kelembaban dengan sensor DHT11
b. Mengetahui prinsip kerja sensor DHT11 dalam
pengukuran suhu dan kelembaban

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengukuran Suhu dan Kelembaban
Pengukuran suhu suatu benda dan pengukuran diberbagai
tempat pada dasarnya merupakan pengukuran yang tidak

langsung. Pada proses pengukuran, umumnya terjadi perpindahan


panas dari tempat yang akan diukur suhunya kea lat pengukur
suhu. suhu yang terbaca pada alat pengukur suhu. Suhu yang
terbaca pada alat pengukur suhu adalah suhu setelah terjadi
kesetaraan, suhu antara benda yang diukur tersebut dengan alat
pengukur suhu. Jadi, bukan suhu benda pada saat sebelum terjadi
kontak antara benda yang akan diukur tersebut dengan alat
pengukur
Kelembaban merupakan salah satu faktor lingkungan abiotik
yang berpengaruh terhadap aktifitas organisme di alam.
Kelembaban merupakan jumlah uap air di udara, sedangkan
kelembaban mutlak adalah sejumlah uap air dalam udara yang
dinyatakan sebagai berat per satuan udara (misalnya gram per
kilogram udara). Macam-macam kelembaban udara sebagai
berikut :
1. Kelembaban relatif atau nisbi yaitu perbandingan jumlah
uap air di udara dengan yang terkandung di udara pada
suhu yang sama.
2. Kelembaban absolut atau mutlak yaitu banyaknya uap air
dalam gram pada 1 m3.
Contoh : 1 m3 udara suhunya 250 C terdapat 15 gram uap
air maka kelembaban mutlak = 15 gram. Jika dalam suhu
yang sama, 1 m3 udara maksimum mengandung 18 gram
uap air, maka kelembaban relatifnya = 15/18 X 100 % =
83,33 %.
Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya,
karena jika kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan
berubah. Di musim penghujan suhu udara rendah, kelembaban
tinggi, memungkinkan tumbuhnya jamur pada kertas, atau kertas
menjadi bergelombang karena naik turunnya suhu udara.
Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara.
Semakin tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin
kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu udara akan

terjadi presipitasi (pengembunan) molekul air yang dikandung


udara sehingga muatan air dalam udara menurun
2.2. Mikrokontroler ATMega
Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer lengkap
dalam satu serpih (chip). Mikrokontroler lebih dari sekedar
sebuah mikroprosesor karena sudah terdapat atau berisikan ROM
(Read-Only Memory), RAM (Read-Write Memory),beberapa
bandar masukan maupun keluaran, dan beberapa peripheral
seperti pencacah/pewaktu, ADC (Analog to Digital converter),
DAC (Digital to Analogconverter) dan serial komunikasi [2].
Salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan saat ini
yaitu mikrokontroler AVR. AVR adalah mikrokontroler RISC
(Reduce Instuction SetCompute) 8 bit berdasarkan arsitektur
Harvard. Secara umum
mikrokontroler AVR dapat dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu keluarga AT90Sxx,
ATMega dan ATtiny. Pada dasarnya yang membedakan masingmasing kelas adalah memori, peripheral, dan fiturnya. Seperti
mikroprosesor pada umumnya, secara internal mikrokontroler
ATMega8 terdiri atas unit-unit fungsionalnya Arithmetic and
Logical Unit(ALU), himpunan register kerja, register dan dekoder
instruksi, dan pewaktu beserta komponen kendali lainnya.
Berbeda dengan mikroprosesor, mikrokontroler menyediakan
memori dalam serpih yang sama dengen prosesornya (in chip).
2.2.1.Arsitektur ATMega16
Mikrokontroler ini menggunakan arsitektur
Harvard yang memisahkan memori program dari memori
data, baik bus alamat maupun bus data, sehingga
pengaksesan program dan data dapat dilakukan secara
bersamaan
(concurrent).
Secara
garis
besar
mikrokontroler ATMega16 terdiridari :
a. Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16
MIPS pada frekuensi 16Mhz

b. Memiliki kapasitas Flash memori 16Kbyte,


EEPROM 512 Byte, dan SRAM 1Kbyte
c. Saluran I/O 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan
Port D
d. CPU yang terdiri dari 32 buah register
e. User interupsi internal dan eksternal
f. Port antar muka SPI dan Port USART sebagai
komunikasi serial
g. Fitur Peripheral:
Dua buah 8-bit timer/counter dengan
prescaler terpisah dan mode compare
Satu buah 16-bit timer/counter dengan
prescaler terpisah, mode compare, dan mode
capture
Real time counter dengan osilator tersendiri
Empat kanal PWM dan Antarmuka
komparator analog
8 kanal, 10 bit ADC
Byte-oriented Two-wire Serial Interface
Watchdog timer dengan osilator internal

Gambar 2.1 Diagram blok ATMega16


ATMega16 mempunyai empat port yang bernama PortA,
PortB, PortC, dan PortD. Keempat port tersebut
merupakan jalur bidirectional dengan pilihan internal
pull-up. Setiap masing masing port memiliki tiga buah
register bit, yaitu DDxn, PORTxn, dan PINxn. Huruf x
mewakili nama huruf dari port sedangkan huruf n
mewakili nomor bit. Bit DDxn terdapat pada I/O addres
DDRx, bit PORTxn terdapat pada I/o address PORTx,
dan bit PINxn terdapat pada I/O address PINx.Bit DDxn
dalam register DDRx (Data Direction Register)

menentukan arah pin. Bila DDxn diset 1 maka Px


berfungsi sebagai pin output. Bila DDxn diset 0 maka Px
berfungsi sebagai pin input. Bila PORTxn diset 1 pada
saat pin terkonfigurasi sebagai pin input, maka resistor
pull-up akan diaktifkan. Untuk mematikan resistor pullup, PORTxn harus diset 0 atau pin dikonfigurasi sebagai
pin output. Pin port adalah tri-state setelah kondisi reset.
Bila PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi sebagai
pin output maka pin port akan berlogika 1. Dan bila
PORTxn diset 0 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin
output maka pin port akan berlogika 0. Saat mengubah
kondisi port dari kondisi tri-state (DDxn=0, PORTxn=0)
ke kondisi output high (DDxn=1, PORTxn=1) maka harus
ada kondisi peralihan apakah itu kondisi pull-up enabled
(DDxn=0, PORTxn=1) atau kondisi output low (DDxn=1,
PORTxn=0). Biasanya, kondisi pull-up enabled dapat
diterima sepenuhnya, selama lingkungan impedansi tinggi
tidak memperhatikan perbedaan antara sebuah strong
high driver dengan sebuah pull-up. Jika ini bukan suatu
masalah, maka bit PUD pada register SFIOR dapat diset 1
untuk mematikan semua pull-up dalam semua port.
Peralihan dari kondisi input dengan pull-up ke kondisi
output low juga menimbulkan masalah yang sama. Kita
harus menggunakan kondisi tri-state (DDxn=0,
PORTxn=0) atau kondisi output high (DDxn=1,
PORTxn=0) sebagai kondisi transisi.

Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATMega16 SMD

Gambar 2.3 Konfigurasi Pin ATMega16 PDIP


a. Port A (PA7PA0)
Port A berfungsi sebagai input analog pada
konverter A/D. Port A juga sebagai suatu port
I/O 8-bit dua arah, jika A/D converter tidak
digunakan. Pin - pin Port dapat menyediakan
resistor internal pull-up (yang dipilih untuk
masing - masing bit). Port A output buffer
mempunyai karakteristik gerakan simetris dengan

keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber.


Ketika pin PA0 ke PA7 digunakan sebagai input
dan secara eksternal ditarik rendah, pinpin akan
memungkinkan arus sumber jika resistor internal
pull-up diaktifkan. Port A adalah tri-stated
manakala suatu kondisi reset menjadi aktif,
sekalipun waktu habis.
b. Port B (PB7PB0)
Pin B adalah suatu pin I/O 8-bit dua arah dengan
resistor internal pull-up (yang dipilih untuk
beberapa bit). Pin B output buffer mempunyai
karakteristik gerakan simetris dengan keduanya
sink tinggi dan kemampuans umber. Sebagai
input, Pin B yang secara eksternal ditarik rendah
akan menerima arus sumber jika resistor pull-up
diaktifkan. Pin B adalah tri-stated manakala
suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu
habis.
c. Port C (PC7PC0)
Pin C adalah suatu pin I/O 8-bit dua arah dengan
resistor internal pull-up (yang dipilih untuk
beberapa bit). Pin C output buffer mempunyai
karakteristik gerakan simetris dengan keduanya
sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai
input, pin C yang secara eksternal ditarik rendah
akan menerima arus sumber jika resistor pull-up
diaktifkan. pin C adalah tri-stated manakala
suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu
habis.
d. Port D (PD7PD0)
Pin D adalah suatu pin I/O 8-bit dua arah dengan
resistor internal pull-up (yang dipilih untuk
beberapa bit). Pin D output buffer mempunyai
karakteristik gerakan simetris dengan keduanya

sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai


input, pin D yang secara eksternal ditarik rendah
akan menerima arus sumber jika resistor pull-up
diaktifkan. Pin D adalah tri-stated manakala
suatu
kondisi
reset
menjadi
aktif,
sekalipunwaktuhabis.
RESET (Reset input)
XTAL1 (Input Oscillator)
XTAL2 (Output Oscillator)
AVCC adalah pin penyedia tegangan
untuk Port A dan Konverter A/D
AREF adalah pin referensi analog untuk
konverter A/D
II.2.2.Minimum System
Sistem Minimum Mikrokontroller adalah sebuah system
untuk mengaktifkan Mikrokontroller, system ini disebut
minimum system dikarenakan untuk mengaktifkan
sebuah mikrokontroller memang sangat simple dan
sederhana. Bagian dari minimum system hanya terdiri
dari rangkaian power supply, rangkaian reset dan
rangkaian clock, bahkan untuk mikrokontroller yang
memiliki clock internal, rangkaian clock bias tidak
digunakan. Minimum System (Minsys) ini terdapat
beberapa komponen dan fitur-fitur yaitu :
IC ATMega 16
Socket ATMega 16
PCB
Crystall Oscillator 12MHz
Kapasitor keramik 22pF (2 buah)
Kapasitor keramik 10n
Resistor 1k ( 2buah)
Push button
Pin Header Male/Female
DC Jack

Dioda 1N4004 (1A)


Kapasitor Elektrolit 2200uF/16V
Kapasitor Milar 100n
LED 3mm
LM7805

Gambar 2.4 SkematikMinsys ATMega16


2.3. Sensor DHT11
Sensor ini merupakan sensor dengan kalibrasi sinyal digital
yang mampu memberikan informasi suhu dan kelembaban.
Sensor ini tergolong komponen yang memiliki tingkat stabilitas
yang sangat baik. Sensor DHT11 memiliki jangkauan pengukuran
suhu antara 0-50C dan jangkauan pengukuran kelembaban udara
20-95% RH. Dengan ukuran yang kecil dan memekan daya listrik
yang kecil modul sensor ini mudah untuk diimplementasikan
menggunakan mikrokontroler. Sensor DHT11 memiliki fitur
kalibrasi yang sangat akurat. Koefisien kalibrasi ini disimpan
dalam OTP program memory, sehingga ketika internal sensor
mendeteksi sesuatu, maka module ini membaca koefisien sensor
tersebut. produk ini cocok digunakan untuk banyak aplikasiaplikasi pengukuran suhu dan kelembaban. Gambar dan
spesifikasi dari sensor DHT 11 ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.5 Sensor Suhu dan Kelembaban DHT11


Tabel 2.1 Spesifikasi sensor DHT11

Gambar 2.6 Sensor Suhu dan Kelembaban DHT11


dengan pin
2.3.1.Perancangan rangkaian DHT 11
Rancangan sensor terletak pada Port D. Sensor yang
digunakan adalah Sensor Suhu DHT 11

Gambar 2.7 Rangkaian Minimum Sensor Suhu


dan Kelembaban DHT11
2.4. CVAVR
Codevision AVR C Compiler, Pemrograman mikrokontroller
AVR lebih mudah dilakukan dengan bahasa pemrograman C.
Salah satu software pemrograman AVR mikrokontroller

adalah CodevisionAVR C Compiler versi 1. 253 yang


selanjutnya dalam pembahasan disebut CVAVR. Pada
CVAVR terdapar code wizard yang sangat membantu dalam
proses inisaialisasi register dalam mikrokontroller dan untuk
membentuk fungsi-fungsi interupt. Pada code wizard uintuk
membuat inisialisasi cukup dengan meng click atau memberi
tanda check sesuai property dari desaik yang dikehendaki
setelah itu register yang ter inisislisasi dapat dilihat melalui
program preview atau melalui generate and save. Dengan
menggunakan pemrograman bahasa-C diharapkan waktu
disain (deleloping time) akan menjadi lebih singkat. Setelah
program dalam bahasa-C ditulis dan dilakukan kompilasi
tidak terdapat kesalahan (error) maka proses download dapat
dilakukan. Mikrokontroller AVR mendukung sistem
download secara ISP (In-System Programming).

Gambar 2.8 Program pada CVAVR

(halaman ini sengaja dikosongkan)

BAB III

METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam final project
ini adalah :
a. Modul Sensor DHT11
b. Dioda
c. LED
d. Elco 100uF
e. Crystal 12 MHz
f. Atmega 16
g. Socket Atmega 16
h. Push button (reset)
i. IC 7805
j. Laptop
k. Kapasitor 22 nF,
l. Kapasitor polar 10 F / 16 V,
m. Resistor 10 k,
n. Push button,
o. Downloader.
p. Software CVAVR
q. Software MATLAB
3.2. Prosedur Percobaan
Prosedur kerja yang dilakukan untuk final project ini adalah
meliputi perancangan dan pembuatan perangkat keras serta
perangkat lunak pendukung.
a. Deskripsi Sistem
Sistem ini dibangun untuk menganalisa suhu dan
kelembaban
yang
ada
sehingga
keluarannya
menghasilkan grafik nilai melalui figure MATLAB hasil
dari pembacaan module sensor DHT11 yang kemudian
diolah dalam AVR ATMega16 melalui port D.
INPUT

PROSES

OUTPUT

Gambar 3.1 Konsep Dasar Sistem


Penjelasan sebagai berikut :
Input berupa hasil pembacaan suhu dan kelembaban yang
ditangkap oleh sensor DHT11.
Proses pengolahan data suhu dan kelembaban diolah
kedalam program pada mikrokontroler ATMga16
kemudian ditampilkan melalui figure pada MATLAB
berupa grafik.
a. Perancangan Rangkaian Minimum Sistem
Rangkaian minimum sistem yang terdiri dari
mikrokontroler ATMega16, 2 dioda zener, 2 kapasitor,
dan 1 kristal dibuat sesuai gambar berikut

Gambar 3.2 Gambar Rangkaian Minimum Sistem


b. Simulasi
Dilakukan simulasi dengan software ISIS Proteus 8.1
dengan minimum sistem mikrokontroler ATMega16 yang
telah diisi program dari cvavr dihubungkan dengan sensor
DHT11 dan LCD 16x2.

Gambar 3.3 Rangkaian Simulasi


c. Pembuatan Alat
Setelah simulasi berhasil dilakukan, modul DHT11
dihubungkan dengan rangkaian minimum sistem
ATMega16 sesuai gambar berikut

Gambar 3.4 Rangkaian Minimum Sistem dengan


Modul DHT11
d. Pengujian dan analisa alat
Alat yang telah dibuat diuji dengan cara dibandingkan
kerjanya dengan termometer hygrometer digital yang
telah terkalibrasi. Untuk objek yang diukur adalah ruang
laboratorium .Pengujian dan analisa alat dilakukan untuk
mengetahui performansi alat, kelinieran baik akurasi
maupun kepresisiannya sekaligus dilakukan pengambilan

data. Jika dari hasil analisis ditununjukkan bahwa alat


bekerja sesuai dengan yang diharapkan, maka dilakukan
pembuatan casing. Namun jika kinerja alat masih belum
sesuai yang diharapkan, yaitu suhu dan kelembaban yang
ditunjukkan tidak sesuai dengan termometer dan
hidrometer yang telah terkalibrasi maka proses
pembuatan alat diulang, termasuk trouble shooting.
e. Penyusunan Laporan
Penyusunan laporan dibuat sebagai dokumentasi dari
hasil final project secara lengkap dari perancangan alat
ukur suhu dan kelembaban dengan modul sensor suhu
DHT11.

3.3. Tempat dan Waktu


Adapun tempat dan waktu pembuatan final project ini adalah
di laboratorium serta berbagai tempat di daerah Keputih
kecamatan Sukolilo Surabaya pada tanggal 28 April 2015 sampai
dengan Mei 2015

DOKUMENTASI PROGRES
Uji coba modul sensor DHT11 dengan Arduino

Anda mungkin juga menyukai