PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembukaan Undang-undang Dasar tahun 1945 pemerintah Negara
Republik Indonesia menyatakan bahwa melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahtraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi,dan keadilan sosial. Sejalan dengan
itu dalam pasal 31 UUD 1945 Tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran, pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pengajaran nasional yang diatur dengan Undang-undang. Sistem Pendidikan
Nasional
harus
mampu
menjamin
pemerataan
kesempatan
Pendidikan,
rata-rata nilai ulangan harian Mekanika Teknik siswa tiga tahun terakhir. Pada
tahun 2009 rata-rata hasil belajar siswa adalah 6,20. Sementara tahun 2010 ratarata hasil belajar siswa adalah 6,10. Sedangkan tahun 2011 rata-rata hasil belajar
siswa adalah 6, 30. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa khususnya
pada materi mekanika teknik adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal adalah faktor yang berasal dai dalam diri
terhadap hasil belajar siswa, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal
dari luar individu siswa misal media, model ataupun metode yang digunakan guru
akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan observasi awal, kegiatan
pembelajaran Mekanika Teknik sangat monoton dan didominasi oleh metode
ceramah sehingga selama ini siswa kurang berpartisipasi dalam pembelajaran
sehingga hasil belajarnya relatif rendah. Maka dari itu dibutuhkan suatu penelitian
tindakann kelas agar masalah tersebut dapat di minimkan ataupun diselesaikan.
Adapun judul penelitian ini adalah Meningkatkan Hasil Belajar Mekanika
Teknik Siswa melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Make
A Match Di Kelas X di SMK Negeri 4 Palembang.
B. Masalah dan Pemecahan
1. Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan diteliti adalah
rendahnya hasil belajar Mekanika Teknik siswa kelas X SMK Negeri 4
Palembang karena beberapa faktor . Faktor-faktor yang menyebabkan siswa
kurang menguasai materi pelajaran yang diberikan oleh guru berdasarkan analisis
pemasalahan sebagai berikut :
1. Belum ditemukan model pembelajaran yang tepat pada materi Mesin
kompersi energi siswa kelas X di SMK Negeri 4 Palembang
2. Pembelajaran berpusat pada guru sehingga siswa kurang bisa
menginterprestasikan kemampuannya, siswa mudah bosan, yang
mengakibatkan kurangnya perhatian siswa ketika pembelajaran
berlangsung.
3. Kurangnya minat dan motivasi peserta didik untuk aktif dalam proses
pembelajaran.
4. Rendahnya hasil belajar materi mekanika teknik siswa Kelas X di
SMK Negeri 4 Palembang.
5. Kurangnya rasa solidaritas sosial siswa dan cenderung bersifat
individualis.
2. Pemecahan
Adapun solusi dari permasalahan diatas adalah dengan penerapan model
pembelajaran Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Make A Match
pada materi mekanika teknik siswa Kelas X di SMK Negeri 4 Palembang..
C. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Apakah melalui penerapan model pembelajaran Model
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Make A Match dapat meningkatkan
hasil belajar mekanika teknik siswa Kelas X di SMK Negeri 4 Palembang.? .
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian yang telah dirumuskan, maka penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Mekanika teknik siswa Kelas X di
SMK Negeri 4 Palembang.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1
Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian diharapkan berguna:
a. Sebagai bahan informasi dan pedoman untuk meningkatkan
pendidikan sehingga dapat menambah wawasan dan khsanah ilmu.
Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan berguna :
a. Guru
Pembelajaraan dengan menggunakan model pembelajaran Model
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Make A Match merupakan
salah satu model pembelajaran yang inovatif dan kreatif bagi guru.
b. Sekolah
Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya
meningkatkan mutu pembelajaran mekanika teknik di sekolah.
c. Bagi dinas pendidikan
Khususnya di kota Palembang sebagai arahan dalam pelaksanaan
khususnya dalam peningkatan mutu dan pengelolaan pendidikan di
Kota Palembang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran
kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah proses belajar mengajar. Proses
hasil belajar yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal), faktor yang
berasal dari luar diri siswa (ekternal), dan faktor pendekatan belajar.
a. Faktor internal siswa
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang
berupa faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis dan psikologis seseorang
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai. Secara fisiologis orang
yang memiliki tubuh yang sehat akan berbeda hasil belajarnya dengan orang yang
belajar dalam keadaan sakit atau lelah. Begitu juga dengan faktor psikologis
seperti minat, tingkat kecerdasan, bakat dan motivasi yang dimiliki seseorang
sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar.
b. Faktor eksternal siswa
Faktor eksternal siswa terdiri atas faktor lingkungan sosial dan non sosial.
Lingkungan sosial dapat berupa keadaan lingkungan sekolah dan masyarakat yang
sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran. Faktor-faktor
tersebut antara lain adalah faktor guru, staf administrasi, orang tua atau keluarga,
teman dan masyarakat sekitar. Sedangkan faktor yang termasuk non sosial adalah
gedung sekolah, alat-alat belajar, cuaca, dan waktu belajar yang tersedia.
Pemilihan pendekatan belajar dapat memberikan pengaruh terhadap hasil yang
berdasarkan
analisis
terhadap
implementasi
kurikulum
dan
Menurut
Tukiran
(2012:55)
pembelajaran
kooperatif
(cooperative
B. Penelitian Relevan
1. Nila Adriani (Skripsi 2012) dengan judul Upaya meningkatnya aktivitas
dan hasil belajar siswa melalui penerapan metode diskusi dengan siswa
kartu arisan pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X.8 SMAN 7
Padang
2. Dilla Fajrina (Skripsi 2012) dengan judul Upaya meningkatkan aktivitas
belajar dan hasil belajar siswa melalui penerapan strategi PQ4R pada mata
pelajaran ekonomi di kelas X.1 SMA 1 Kec. Guguak Kab. 50 Kota
C. Kerangka Berfikir
Guru dan proses belajar mengajar memegang peranan penting, tidak hanya
memberikan materi tetapi juga memotivasi siswa agar aktif dalam belajar
sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Karena motivasi
belajar sangat penting bagi siswa yang mempengaruhi semangat belajar siswa
serta mengarahkan kegiatan belajar. Penguatan motivasi belajar tersebut berada
ditangan guru karena itu guru berperan sebagai motivator. Untuk itu guru harus
mampu menggunakan metode mengajar yang bervariasi agar materi yang
diberikan guru dapat membangkitkan semangat siswa sehingga siswa tidak bosan
dan aktif dalam proses belajar mengajar.
Karena penelitian ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) maka peneliti
merencanakan melakukan penelitian ini sebanyak 2 siklus, penelitian ini
dihentikan tentu saja apabila penelitian sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
peneliti dan sebaliknya penelitian ini akan lanjut ke siklus berikutnya apabila
penenlitian belum mencapai apa yang diharapkan oleh peneliti. Pada siklus
pertama, siswa dikelompokkan secara heterogen menjadi sebagian siswa
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sesuai
dengan
permasalahan
dan
tujuan
penelitian
yang
telah
B. Setting Penelitian
1. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan yaitu bulan Februari.
2. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas X SMAN 4 Palembang
3. Objek
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas karena kelas X nilai-nilai
siswanya rendah.
C. Langkah Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan terdiri dari
beberapa siklus sampai pada adanya perubahan hasil belajar yang baik. Prosedur
yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
Siklus I
Rancangan kegiatan yang akan dilakukan pada siklus 1 ini mengikuti langkahlangkah sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Pada siklus 1 peneliti membuat perencanaan sebagai berikut:
a. Menyiapkan lembar observasi
b. Menentukan standar kompetensi yang akan diajarkan kepada siswa
c. Menyiapkan rencana pembelajaran untuk setiap pertemuan
2. Tindakan (Acting)
Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini sesuai dengan rencana yang
disusun diatas yaitu:
a. Guru menyiapkan pelajaran yang akan di diskusikan sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah dibuat.
b. Guru membimbing siswa untuk mencocokkan kartu pertanyaan
dan kartu jawaban.
c. Guru dan siswa secara bersama-sama menyimpulkan pelajaran.
d. Siswa menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru.
3. Pengamatan (observing)
Pengamatan yang dilakukan yaitu pengamatan terhadap aktivitas siswa
selama proses pembelajaran yang dilakukan bersamaan dengan tindakan
berlangsung. Dengan demikian data dapat dikumpulkan dan segera dicatat.
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Kemudian pada
akhir kegiatan tindakan, catatan yang ada di analisis dalam bentuk persentase.
4. Refleksi (Reflecting)
Pada akhir siklus I diadakan refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan dan menganalisis lembar observasi yang berisi
kegiatan siswa selama proses pembelajaran serta menilai lembar tes siswa.
Kegiatan ini dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan.
Data yang dikumpulkan diolah secara persentase maka akan tergambar hasil yang
dicapai dan kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus 1.
Berdasarkan hasil analisis pada siklus 1 apabila peneliti merasakan bahwa
hasil belajar siswa belum mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan
kesepakatan, maka peneliti dan guru akan melakukan diskusi dan memutuskan
apakah penelitian ini lanjut pada siklus II.
Siklus II
1. Perencanaan (Planning)
Apabila hasil penelitian tindakan kelas dan refleksi siklus I belum
menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa sebagaimana diharapkan,
maka pada siklus II rencana tindakan yang ditambahkan adalah sebagai
berikut:
a. Menyiapkan lembar observasi
b. Menentukan standar kompetensi yang akan diajarkan kepada
siswa
c. Menyiapkan rencana pembelajaran untuk setiap pertemuan
2. Tindakan (Acting)
Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini sesuai dengan rencana yang
disusun di atas yaitu:
a. Guru menjelaskan pelajaran yang akan didiskusikan sesuai
dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat
b. Guru membimbing siswa untuk mencocokkan kartu pertanyaan
dan kartu jawaban.
c. Guru dan siswa secara bersama-sama menyimpulkan pelajarn
d. Siswa menjawab soal-soal evaluasi yang diberikan oleh guru
e. Siswa diberi pekerjaan rumah berupa soal-soal dan ringkasan
materi untuk pertemuan selanjutnya
3. Pengamatan (observing)
Sebagai pengamatan, hal-hal yang diamati dan alat pengamatan sama
denga siklus I.
4. Refleksi (Reflecting)
Pada refleksi siklus II ini dapat dilihat perubahan yang terjadi pada hasil
belajar siswa jika dibandingkan dengan refleksi siklus I. Untuk selanjutnya
dapat diambil suatu kesimpulan seandainya pada siklus II tidak ada
peningkatan aktivitas hasil belajar siswa maka dilanjutkan pada siklus
selanjutnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan melalui pengamatan
menggunakan lembaran observasi yang berisi hasil belajar siswa yang dilakukan
oleh siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan oleh
observer dimana alat yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu daftar cek
(check list) dapat dinyatakan dengan cara memberikan tanda cek pada alternatif
tertentu.
E. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumusan persentase sebagai
berikut:
P=
F
N 100%
Keterangan:
P = Hasil belajar
F = Frekuansi siswa aktif
N = Jumlah keseluruhan siswa yang diteliti. (Sudjana, 1991:131)
T 1+ T 2
2
Keterangan:
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Sekolah Penelitian
Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakn di SMKN 4 Palembang yang
berlokasi di Jalan Sersan Sani No.1019, Desa Palembang, Kecamatan
Kemuning, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. SMK Negeri 4
Palembang berdiri pada tanggal 18 Agustus 2011. Pada tahun 1975 Sekolah
Teknologi Menengah Instruktor Negeri (STMIN) Palembang dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan Industri dan masayrakat menjadi Sekolah Teknologi
Menengah 2 Palembang dengan surat keputusan Menteri Pendidikan dan
kebudayaan Republik Indonesia NO.02/set/08/tahun 1975. Setelah itu di rubah
namanya menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4 Palembang.
Pada tahun 1979 proses penbelajaran praktik bagi siswa SMK
dilaksanakan di Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) Palembang yang
terletak di Jalan Basuki Rahmat Palembang. Setelah beberapa kali mengalami
pergantian kepala sekolah, STM Negeri 2 Palembang berubah nama menjadi
SMK Negeri 4 Palembang. Setelah otonomi daerah UPTD BLPT Palembang
melalui Peraturan Daerah nomor 42 tahun 2001 tanggal 12 Desember 2001
berubah menjadi UPTD BLPT Propinsi Sumatera Selatan yang tugas pokok dan
fungsinya tidak hanya sebagai tempat praktik siswa dan diperluas untuk
pengembangan praktik kejuruan, pembinaan hubungan dunia usaha atau dunia
industri serta dapat dipergunakan oleh masyarakat.
Sejalan dengan perkembangannya SMKN 4 Palembang berangsur-angsur
melengkapi peralatan praktik sendiri sehingga beberapa program keahlian sudah
tidak lagi berpraktik di BLPT Sumatera Selatan. Mengingat fasilitas yang ada di
BLPT Sumatera Selatan tidak termanfaatkan secara optimal terbit pemikiran
untuk mendirikan SMK Negeri Sumatera Selatan melalui Keputusan Gubernur
Nomor 529/KPS/DISDIK/2010 tanggal 30 Juli 2010. Sampai saat ini UPTD
BLPT Sumatera Selatan dan SMKN Sumatera Selatan tetap berjalan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing dengan saling memanfaatkan
fasilitas yang ada dan mengembangkannya secara bersama-sama. Dengan
demikian kedua lembaga ini sama-sama bermitra untuk mencapai visi dan misi
yang telah ditetapkan. Untuk kemajuan masyarakat propinsi Sumatera Selatan
khususnya dan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Pembinaan dan
pengembangan SMKN Sumatera Selatan tersebut diatur melalui Peraturan
Gubernur Sumatera Selatan Nomor 69 tahun 2010 tanggal 29 Desember 2010.
Sejak tahun 2010 SMK Negeri 2 Palembang berkeinginan menjadi SMK
unggulan dan favorit, yang bertaraf nasional dan internasional.
Keinginan ini dicantumkan dalam visi misi sekolah. Menghasilkan lulusan
yang terampil, profesional, produktif, berjiwa wiraswasta dan mandiri.
Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dengan Dunia Usaha dan
Dunia Industri. Meningkatkan profesionalisme siswa, guru dan karyawan sesuai
B. Hasil Penelitian
Pada bab ini di jelaskan temuan hasil penelitian tentang Meningkatkan
Hasil Belajar Mekanika Teknik Siswa melalui Model Pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Make A Match di Kelas X di SMK Negeri 4 Palembang, pada
mata pelajaran mekanika teknik ini. Semester 1 tahun pelajaran 2012-2013
dengan jumlah siswa 130 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus,
masing-masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan.
Berikut ini disajikan gambaran materi pembelajaran pada setiap siklus
yang dan hasil pengamatan pada siklus 1 yang merupakan landasan pertama untuk
prencanaan siklus berikutnya. Hasil dari penelitian pada siklus 1 akan menjadi
tolak ukur perubahan dan perbaikan yang sesuai terhadap proses dan teknik yang
akan diterapkan pada siklus II. Siklus dan materi yang di ajarkan pada penelititan
ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
No
1
II
Praktik Pengecoran
selanjutnya
adalah
melaksanakan
tindakan
skenario
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
2.
Kegiatan Awal
Salam
Menyiapkan kelas / siswa baik secara psikis maupun fisik
Berdoa
Mengabsen siswa
Orientasi
Apersepsi
Motivasi
Pemberi Acuan KD dan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti
TABEL I
Nilai kemampuan siswa kelas X
No
URAIAN
NILAI
UH I
KET
Nilai tertinggi
98
Nilai terendah
35
Nilai rata-rata
66
B. SIKLUS KE DUA
Siklus kedua merupakan lanjutan dari siklus pertama, baik materi, pembagain
kelompok dan aturan pembelajaran hampir sama dengan siklus pertama. Namun
ada beberapa hal yang perlu diperbaiki atau direvisi terutama berkaitan dengan
peningkatan hasil belajar siswa agar mengalami peningkatan.
a. Perncanaan
Pelaksanaan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Make A
Match untuk meningkatkan hasil belajar siswa berpedoman dari langkahlangkah penelitian yang dirumuskan dalam prosedur penelitian . hasil yang
dilakukan antara lain
1) Membuat jadwal lanjutan penelitian tindakan kelas
2) Menentukan materi lanjutan dari siklus I yang akan dilaksanakan pada
waktu penelitian pada siklus II agar mengetahui kompetensi dasar
yang akan disampaiakan kepada siswa dalam pembelajaran
3) Mempersiapkan silabus
4) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran lanjutan dengan
mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam PTK
5) Menyiapkan media yang akan dipakai pada saat penelitian.
6) Membagi siswa dalam beberapa kelompok
b. Tindakan
Langkah
selanjutnya
adalah
melaksanakan
tindakan
skenario
e. Orientasi
f. Apersepsi
g. Motivasi
2. Kegiatan inti
a. Guru menjelaskan maksud pembelajaran
b. Membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang
c. Guru menyajikan pembelajaran
d. Guru memberi tugas kepada setiap kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok (Siswa mengamati, mengidentifikasi,
menganalisis, menyimpulkan dan menyajikan hasil diskusi) yang
dituangkan kedalam sebuah karya yang berhubungan dengan
prosedur pengecoran.
e. Guru meminta siswa untuk menampilkan karya pengecoran melalui
pertunjukan prosedur pengecoran kepada kelompok teman yang
lain.
f. Siswa yang aktif mendapatkan nilai tambahan
1.
Kegiatan akhir
a. Guru memberikan penguatan dari hasil diskusi
b. Menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya
c. guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran dan memberikan
pekerjaan rumah
d. Diakhir pembelajaran guru mengucapkan salam Salam dan siswa berdoa
setelah belajar
c. Observasi
Sesuai dengan tujuan peneliti yang telah dikemukakan sebelumnya
yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran mekanika
teknik melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe
yang
No
URAIAN
Nilai tertinggi
97
Nilai terendah
65
Nilai rata-rata
81
KET
UH II
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam proses pembelajaran metode, model ataupun teknik yang
digunakan guru dalam mengajar sangatlah menentukan berhasil tidaknya siswa
dalam belajar. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan model pembelajaran
cooperatif tipe make a match, dan ternyata setelah dilakukan tabulasi data model
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Daryanto dan Mulyo Raharjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
PT Gava Media.
Dirayanti dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Jensen, Eric dan LeAnn Nickelsen. 2011. Deeper Learning 7 Strategi Luar Biasa
untuk Pembelajaran yang Mendalam dan Tak Terlupakan. Jakarta: PT
Indeks