Amphixenosis
Penyakit yang dapat tular menular antara hewan dan manusia atau sebaliknya (hewan manusia sama-sama sebagai reservoir).
Contoh :
Staphilokokosis : Penyebab Staphylococcus sp., Penularan infeksi pada luka, pada DOC melalui pusar, Gejala depresi, lesu, anoreksia, demam, berjalan
kesakitan, diare encer, kekurusan, kelumpuhan, Diagnosis isolaso dan identifikasi bakteri dari eksudat, isi yolk sac, hati, limfa dan paru., Pengobatan
Antibiotik, Pencegahan manajemen pemeliharaan mengurangi timbulnya luka.
Streptokokosis : Penyebab Streptococcus sp., Penularan Oral, Aerosol, Luka. Gejala Demam, Radang Tenggorok, Pneumonia Meningitis, Diagnosis
gejala klinis, perubahan patologis, preparat apusan darah/jaringan adanya Streptococcus sp., Pengobatan Antibiotik, Pencegahan Manajemen pemeliharaan
dan kualitas pakan
2.
Anthropozoonosis penyakit-penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (reservoir: hewan)
Amphixenosa penyakit yang dapat tular menular antara hewan dan manusia atau sebaliknya (hewan manusia sama-sama sebagai reservoir).
3.
Irradiasi Pangan
Helminthiasis
Parasit yang paling banyak ditemukan meliputi Neoascaris vitulorum, Trichostrongylus, Ostertagia, Nematodirus, bunostomum dan Haemonchus contortus
Pneumonia verminosa, disebabkan oleh cacing Dictyocaulus viviparus. Pedet yang terserang terbanyak berumur 4-5 bulan keatas
Kerugian ekonomis yang ditimbulkan akibat parasit cacing tersebut adalah pengurangan pertambahan bobot badan harian (average daily gain = ADG)
mencapai 0,1 kg per hari,
Penurunan status reproduksi (calving interval menjadi lebih panjang), serta kematian pedet maupun sapi muda.
Kerugian ekonomi akibat fasciola berupa penurunan berat badan dan karkas, produksi susu, gangguan reproduksi hingga kematian. Beberapa usaha
pencegahan berupa pemusnahan hospes intermedier (siput) dan rotasi penggembalaan telah dilakukan. Hal tersebut sangat sulit dan tidak efektif dilakukan di
Indonesia karena peternak umumnya hanya memiliki sedikit hewan (1-5 ekor) dan kurangnya lahan rumput untuk penggembalaan.
Kerugian ekonomi yang disebabkan oleh Fasciola diperkirakan sekitar 153,6 milyar rupiah setiap tahunnya (Anonim, 1990). Kerugian ekonomi tersebut
berupa kerusakan hati, kekurusan, dan penurunan tenaga kerja pada sapi/kerbau yang terinfeksi.
Parasitisme internal ini mempengaruhi produktivitas dan reproduktivitas sapi betina, menurunkan daya tahan terhadap penyakit dan merupakan penyebab
signifikan kematian pedet.