Anda di halaman 1dari 17

Interpretasi kasus 8

RAHMA CITA HALIDA/


10.080

Laki-Laki, 25 tahun.
KU: tampak bingung sejak 1
hari yll.
Adanya penurunan kesadaran.
Bisa akibat gangguan neurologis
atau gangguan penyerta
sistemik seperti syok.
KT: diare massif dan
muntah-muntah sejak 3 hari
yll.

Pusat muntah terletak di medulla


oblongata. Di aktifkan dari saluran
pencernaan melalui aferen n. vagus.
Kronis penurunan asupan makanan
dan hilangnya getah lambung
hipovolemia dan pH .
Kemungkinan penurunan kesadaran
yang terjadi juga akibat dari
hipovolemia tersebut.

Terlihat agak sesak, lemah, tidak nafsu makan.


Tanda-tanda syok hipovolemik. Dimana karena vol
TD PO2 ke jaringan Glikolisis anaerob lemah,
fatigue.
Sesak yang terjadi kemungkinan ada gangguan
elektrolit atau keseimbangan asam basa yang menjadi
dampak dari keadaan hipovolemia pasien.
Minum sedikit, dan BAK sedikit.
Oliguria: oligouri adalah keluaran urin kurang dari 1
mL/kg/jam pada bayi, kurang dari 0,5 mL/kg/jam pada
anak, dan kurang dari 400 mL/hari pada dewasa.
Keadaan hipovolemia atau dehidrasi dapat
menyebabkan oliguria. Pasien yang minum sedikit juga
dapat memperparah keadaan dehidrasi pasien.

hipotesis
SYOK HIPOVOLEMIK
GAGAL GINJAL AKUT/ ACUTE
KIDNEY INJURY
GANGGUAN ELEKTROLIT DAN
KESEIMBANGAN ASAM BASA

Pemeriksaan fisik
Kesadaran: delirium.
Delirium adalah suatu gangguan mental akut dan
seketika, yang diikuti dengan perubahan kognitif,
ditandai dengan penurunan kemampuan
memelihara perhatian terhadap rangsang dari luar
dan gangguan kemampuan berpikir. Menandakan
terjadinya penurunan kesadaran yang dapat terjadi
pada orang dengan kondisi syok.
BB: 60 kg TB: 162 cm BMI: 22,9
Berat badan dapat dijadikan acuan penghitungan
urin normal.

VS TD 90/60 mmHg: pasien sudah memasukki


kategori syok.
Nadi kecil dan cepat 120 x/m: aktivasi tonus
simpatis DN
Nafas cepat dan dalam 34 x/m
aktivasi tonus simpatis vasokontriksi perifer
hipoksia RR.
pH asidosis kompensasi: pengeluaran
CO2 Hiperventilasi RR.
Dicurigai pernapasan Kussmaul: irama pernapasan
yang cepat, dalam dan teratur. Merupakan respon
yang adekuat dari neuron pernapasan terhadap
asidosis metabolic.

Pernapasan patologi lainnya:


Cheyne-stokes: Pernapasan yang tidak
teratur, semakin lama semakin besar setelah
mencapai maksimal, irama pernapasan
berubah makin lama makin kecil, lalu
dilanjutkan tahap apneu. Disebabkan karena
perfusi ke otak berkurang, gagal jantung
kongestif.
Blot: Pernapasan normal yang diselingi oleh
henti napas yang panjang.
Gasping: Gangguan yang nyata pada
pengaturan pernapasan.

Suhu 73,5C: tidak terdapat adanya tandatanda infeksi maupun inflamasi.


Kepala: konjungtiva anemis (-): Tandatanda syok bukan disebabkan karena
perdarahan baik di luar atau dalam tubuh.
Jantung: reguler, takikardi,
kardiomegali: takikardi yang terjadi
sebagai kompensasi dari tonus simpatis
yang .
Paru: ronki (-): Ronkhi terdengar karena
adanya cairan di bronkus atau alveolus.
Sesak napas bukan disebabkan karena
gangguan pada fungsi organ paru.

Abdomen: datar, super,


turgor kembali lambat.
Turgor adalah ketegangan
atau keadaan penuh kulit
yang normal. Turgor menurun
disebabkan karena dehidrasi
kelembapan kulit menurun.
Ekstremitas: penurunan
turgor kulit pada kedua
kaki: Turgor menandakan

Pemeriksaan
penunjang
Hb:
15.6 gr/dl (N: 13.5-17) tidak
ada perdarahan
Ht: 55% (N: 40-54%)
menunjukkan adanya
hemokonsentrasi, dimana kadar sel
darah merah lebih tinggi dibandingkan
kadar plasma darahnya.
WBC: 10.000/mm3 (N: 450010000/mm3)

Serum urea level: 180 mg/dl (N: 5-25


mg/dl)
Serum kreatinin level: 5.3 mg/dl (N:
0.5-1.5 mg/dl)
Azotemia: kelainan biokimia yaitu
peningkatan kadar kreatinin dan nitrogen
urea darah dan berkaitan dengan penurunan
laju filtrasi glomerular. menandakan adanya
fungsi ginjal.

Volume urin 24 jam: 350 cc (N: 1.5


L/1500 cc) menunjukkan kondisi oliguria.
Serum potassium (K+): 7 mEq/l (N:
3.5-5.3 mEq/l) Hiperkalemia, dapat terjadi
akibat komplikasi dari keadaan asidosis
metabolik pada pasien.
Serum sodium (Na+): 145 mEq/l (N: 135145 mEq/l)

pH: 7.245 (N: 7.35-7.45) menunjukkan


keadaan tubuh pasien dala keadaan asidosis.
PCO2: 25 mmHg (N: 35-45 mmHg).
Kompensasi dari asidosisnya, berusaha untuk
mengeluarkan CO2 melalui paru dengan
meningkatkan ventilasi, agar keasaman darah
tubuh berkurang.

HCO3-: 13 meq/l (N: 24-28 mmHg)


Banyak terbuang baik melalui diare maupun
muntahnya menunjukkan asidosisnya
adalah metabolic.
Urinalisis: sedimen (-), silinder (-),
proteinuria (-).
Analisis feses: eritrosit (-), parasit (-),
leukosit (+) penyebab diare diakibatkan
infeksi mikroorganisme di saluran pencernaan
yang mengaktifkan faktor kemotaktik leukosit.

EKG
Gelombang T lancip tinggi.
Amplitude melebar, kompleks QRS
memanjang.
Hiperkalemia potensial keseimbangan K+
Konduktansi K+ Pemendekan
repolarisasi dan depolarisasi.

DIAGNOSIS
ACUTE
KIDNEY
INJURY

Anda mungkin juga menyukai