Anda di halaman 1dari 19

ARTIKEL  

PERANAN EKONOMI ISLAM Kategori : Muamalah/Ek.Islam |


Oleh: Ridjaluddin | Tgl posting: 31/07/2007 | Jumlah komentar: 8  

PERANAN EKONOMI ISLAM

DALAM TEORI EKONOMI MODERN

DR.H.RIDJALUDDIN.FN.,M.Ag

1. AL QUR'AN & HADIST TENTANG EKONOMI ISLAM

Sebelum mengamati bagaimana peranan ekonomi Islam dalam


beberapa teori ekonomi modern perlu kiranya bagaimana al-Qur’an & Al-
Hadits menyatakan tentang hal-hal tersebut, umpamanya  tentang
permasalahan larangan Islam terhadap Riba: Tahap Pertama : Allah SWT
dalam firmanNya  menyatakan bahwa :

‫ُون َوجْ هَ هللاِ فَأُوْ الَئِكَ هُ ُم‬ ِ ‫ ِّمن ِّربًا لِيَرْ بُوا فِي أَ ْم َو‬D‫َو َمآ َءاتَ ْيتُم‬
ِ َّ‫ال الن‬
Dَ ‫اس فَالَ يَرْ بُوا ِعن َد هللاِ َو َمآ َءاتَ ْيتُم ِّمن زَ َكا ٍة تُ ِريد‬
َ‫ْال ُمضْ ِعفُون‬

Artinya : "Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi
Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan
untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)"

Tahap kedua : Allah dalam firmanNya menyatakan :

‫اس بِ ْالبَا ِط ِل َوأَ ْعتَ ْدنَا لِ ْل َكافِ ِرينَ ِم ْنهُ ْم َع َذابًا أَلِي ًما‬ َ ‫اوقَ ْدنُهُوا َع ْنهُ َوأَ ْكلِ ِه ْم أَ ْم َو‬
ِ َّ‫ال الن‬ َ َ‫م ال ِّرب‬Dُ ‫َوأَ ْخ ِذ ِه‬

Artinya: "Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya


mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta
orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang
yang kafir dl antara mereka itu siksa yang pedih. "

Tahap ketiga, Allah mengharamkan salah satu bentuk riba, yaitu yang
bersifat berlipat ganda dengan larangan yang tegas. Hal ini disampaikan oleh
Allah SWT dalam firmanNya menyatakan bahwa :

َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا الَ تَأْ ُكلُوا الرِّ بَا أَضْ َعافًا ُّم‬
َ‫ضا َعفَةً َواتَّقُوا هللاَ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba


dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan. "

Tahap terakhir, Allah mengharamkan riba secara total dengan segala bentuknya.
dalam firman Allah SWT dinyatakan bahwa .

‫الَّ ِذينَ يَأْ ُكلوُنَ ال ِّربَا الَ يَقُو ُمونَ إِالَّ َك َما يَقُو ُم الَّ ِذي يَتَخَ بَّطُهُ ال َّش ْيطَانُ ِمنَ ْال َمسِّ َذلِكَ بِأَنَّهُ ْم قَالُوا إِنَّ َما ْالبَ ْي ُع ِم ْث ُل‬
‫ال ِّربَا َوأَ َح َّل هللاُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم الرِّ بَا فَ َمن َجآ َءهُ َموْ ِعظَةُُ ِّمن َّربِّ ِه فَانتَهَى فَلَهُ َما َسلَفَ َوأَ ْم ُرهُ إِلَى هللاِ َو َم ْن عَا َد‬
‫ار أَثِ ٍيم‬ٍ َّ‫ت َوهللاُ الَ يُ ِحبُّ ُك َّل َكف‬ ِ ‫ص َدقَا‬ ُ ‫} يَ ْم َح‬275{ َ‫ار هُ ْم فِيهَا خَالِ ُدون‬
َّ ‫ق هللاُ ال ِّربَا َويُرْ بِي ال‬ ِ َّ‫ك أَصْ َحابُ الن‬ َ ِ‫فَأُوْ لَئ‬
}276{

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan


seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual bell itu sama dengan riba,
padahal Allah telah menghalalkan jual bell dan mengharamkan riba. Orang-
orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus
berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya
dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni
penghuni neraka; mereka kekal dl dalamnya (275). Allah memusnahkan riba
dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang
tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa"(276)

Terakhir dalam firman Allah SWT dinyatakan bahwa :

َ‫ َمابَقِ َي ِمنَ الرِّ بَا إِن ُكنتُم ُّم ْؤ ِمنِين‬D‫يَآأَيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َو َذرُوا‬

"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan


sisa riba jika kamu orang-orang yang beriman. "

Syirkah ; Landasan firman Allah SWT menyatakan bahwa ;

ْ ُ‫فَهُ ْم ُش َر َكآ ُء فِي الثُّل‬


‫ث‬

Dan dalam firman Allah Rabbul Izzati menyatakan bahwa; ;

ِ ‫ْض إِالَّ الَّ ِذينَ َءا َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬


‫ت َوقَلِي ٌل َّماهُ ْم‬ ُ ‫َوإِ َّن َكثِيرًا ِمنَ ْال ُخلَطَآ ِء لَيَب ِْغي بَ ْع‬
ٍ ‫ضهُ ْم َعلَى بَع‬
 

landasan Hadistnya, Nabi saw, bahwa beliau bersabda, Allah SWT


berfirman dalam ayatNya :

َ‫ ِمن فَضْ ِل هللاِ َو ْاذ ُكرُوا هللاَ َكثِيرًا لَّ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬D‫ض َوا ْبتَ ُغوا‬
ِ ْ‫صالَةُ فَا ْنتَ ِشرُوا فِي ْاألَر‬
َّ ‫ت ال‬ ِ ُ‫فَإِ َذا ق‬
ِ َ‫ضي‬

Artinya; Maka apabila telah ditunaikan shalat, maka hendaklah kamu


bertebaran di muka bumi dan carilah karuinia Allah dan ingatlah Allah
sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.

 
Dalam firman Allah SWT menyatakan bahwa ;

‫ْس َعلَ ْي ُك ْم ُجنَا ٌح أَن تَ ْبتَ ُغوا فَضْ الً ِّمن‬


َ ‫لَي‬

Artinya : Tidaklah dosa bagi kamu untuk mencari karunia dari Tuhanmu.

Dalam hadist Rasulullah Saw dinyatakan :

"Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthallib
jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah la mensyaratkan
agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang
berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, maka yang
bersangkutan bertanggung ja wab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-
syarat tersebut kepada Rasulullah dan Rasulullah pun membolehkannya. " ( H .
R Thabrani).

Dari Shalih bin Suhaib bah wa Rasulullah bersabda: "Tiga hal yang di dalamnya
terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah) dan
mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dyual."
( HR Thabrani dan Ibnu Majah)

"Tiada seorang muslim pun yang menaburkan benih atau menanam tanaman, lalu
seekor burung, atau seorang atau seekor binatang makan sebagian dari padanya,
kecuali akan dinilai sebagai shadaqah."(HR.Bukhari Muslim)

Carilah rizki dari tumbuh-tumbuhan bumi (HR. Tirmidzi)

Dari ibnu Umar bahwasanya Rasulullah SAW, telah melakukan mu'amalah dengan
penduduk Khaibar dengan separoh hasil yang keluar dari buah atau biji-bijian. (HR.
Bukhari dan Muslim).

Dan pada satu riwayat bagi keduanya: "Mereka minta kepadanya (Rasul) supaya beliau
membiarkan mereka dengannya (garapan), dengan syarat bahwa mereka akan
menggarap tanah itu dengan mendapat separoh dari buahnya. Maka Rasulullah SAW
berkata kepada mereka : Kami perkenankan kalian padanya menurut syarat itu selama
kami kehendaki ". Maka mereka tetap padanya sampai Umar keluarkan mereka dari
padanya. (HR Bukhari, Muslim)
Muzara'ah yg Terlarang karena : Mengandung unsur penipuan dan spsekulasi ;
riwayat dari Handhalah bin Qais menyatakan :

"Orang-orang di zaman Rasulullah SAW, menyewakan tanah dengan barang


yang tumbuh di perjalanan dan yang tumbuh di pinggir pinggir selokan dan
dengan beberapa macam dari tumbuh-tumbuhan, lalu binasa ini, selamat itu.
Dan selamat Itu binasa ini, dan tidak ada bagi orang-orang sewa menyewa
selain ini. Oleh sebab Itu Rasululah SAW, melarang padanya. Adapun
sesuatu yang ma 'lum dan ditanggung, maka boleh (H R. Muslim)

Khudaij memberitakan bahwa ;

"Kami kebanyakan pemilik tanah di Madinah melakukan muzara ah, kami


menyewakan tanah, satu bagian dari padanya diperuntukan bagi pemilik
tanah, maka kadang-kadang (garapan yang hasilnya diperuntukan bagi) si
pemilik tanah itu ditimpa bencana, sedangkan tanah garapan yang lainnya
selamat. Dan kadang-kadang yang lain Itu ditimpa bencana, sedang yang
lainnya selamat. Oleh karenanya kami dilarang ( H R. Bukhari )

Musaqah: Kerjasama untuk tanaman tahunan, dasar hukum dibolehkannya


melakukan musaqah antara lain adalah hadis Rasulullah SAW:

Dari ibnu Umar bahwasanya Rasulullah SAW, telah melakukan mu'amalah


dengan penduduk Khaibar dengan separoh hasil yang keluar dari buah atau
biji-bijian. (HR. Bukhari dan Muslim).

Mudharabah, berlandasan firman Allah SWT yang menyatakan bahwa :

ِ ْ‫ُون فِي ْاألَر‬


ِ‫ض يَ ْبتَ ُغونَ ِمن فَضْ ِل هللا‬ Dَ ‫َءاخَ رُونَ يَضْ ِرب‬

Artinya : Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang orang
yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah

 
Dan dalam firman Allah SWT dinyatakan bahwa

: َ‫ ِمن فَضْ ِل هللاِ َو ْاذ ُكرُوا هللاَ َكثِيرًا لَّ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬D‫ض َوا ْبتَ ُغوا‬
ِ ْ‫صالَةُ فَا ْنت َِشرُوا فِي ْاألَر‬
َّ ‫ت ال‬ ِ ُ‫فَإِ َذا ق‬
ِ َ‫ضي‬

Artinya :Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka


bumi, dan carilah karunia Allah, dan ingatlah kepada Allah sebanyak-
banyaknya, mudah-mudahan kamu berbahagia.

2. KEJAYAAN ISLAM TERHADAP TEORI EKONOMI

Banyak sekali teori teori ekonomi modern yang sekarang berkembang


diseantero dunia dan dipelajari oleh bangsa-bangsa merupakan pencurian dari
teori-teori yang ditulis oleh para ekonom Muslim pada zaman kejayaan Islam
yaitu kejayaan Islam pada masa Daulat Umayyah dan Daulat Bani Abbasiyah.
Hal ini tidak dapat dipungkiri, sebab para ekonom Barat yang melakukan
jiplakan terhadap teori ekonomi Islam mereka tak menyebut sumber-sumber
yang berasal dari kitab-kitab klasik Islam.

Sewaktu negara-negara Muslim dijajah ditindas beratus tahun lamanya


oleh penjajah Barat hingga keadaan perekonomian orang-orang Muslim jauh
tertinggal, para pemikir Islam yang mendapat pendidikan Barat mulai terkesima
akan kemajuan ekonomi Barat. Akibatnya mereka menjadikan Negara Barat
sehagai sumber teori-teori ekonomi yang mereka anggap andal.' Mereka tidak
mempunyai akses terhadap buku klasik Islam yang sebenarnya menjadi sumber
rujukan bagi ekonomi Barat yang mereka kagumi, walaupun para ekonom
Barat tersebut tidak pernah mau mengakui proses pencurian dan
memboyongnya ke negerinya tersebut,

Kemajuan Eropah (biasa disebut dengan Barat) memang bersumber dari


khazanah ilmu pengetahuan dan metode barpikir Islam yang rasional. Diantara
saluran masuknya peradabaiv Islam ke Barat itu adalah Perang Salib, Sicilia,
dan yang terpenting adalah Spanyol menjadi Islam. Eropah yang datang belajar
kesana, kemudian menerjemahkan karya-karya ilmiah umat Islam. Hal ini
dimulai sejak abad ke 12 M. Setelah mereka pulang kenegerinya masing-
masing, mereka mendirikan universitas dengan meniru pola Islam dan
mengajarkan ilmu ilmu yang dipelajari di universitas-universitas Islam itu.
Dalam perkembangan berikutnya, keadaan ini melahirkan renaissance,
reformasi, dan rasionalisme di Barat.

Sebaliknya para pemikir Muslim yang mendapat pendidikan di pesantren


tradisional yang mempunyai akses terhadap buku-buku klasik Islam (kitab
Kuning orang Jawa menyebutnya) yang merupakan sumber pencurian para
ekonom Barat, tidak menguasai metodologi ilmu ekonomi, sehingga mereka
kurang dapat menghargai pemikiran cemerlang yang ada pada kitab kitab klasik
tersebut sebagai suatu ilmu di dunia Barat sangat dikedepankan.

Kelompok ketiga para pemikir Muslim adalah mereka yang mendapat


pendidikan Barat namun mempunyai minat (Ghirah) Islam yang tinggi,
sehingga mereka menolak teori-teori ekonomi Barat yang dianggap "Tidak
Islami", tanpa mereka menyadari bahwa banyak dari teori-teori ekonomi Barat
tersebut sebenarnya merupakan hasil pencurian dari kitab-kitab klasik Islam.
Akibatnya, secara tidak sadar mereka menolak pemikiran ekonomi Islam itu
sendiri. Mereka cenderung memposisikan diri untuk menolak seluruh yang
datang dari para ekonom Barat

3. PERANAN EKONOMI ISLAM DALAM TEORI EKONOMI


MODERN

Seorang sarjana Eropah bernama Josep Schumpeter mengatakan bahwa


adanya jurang pemisah yang besar dalam sejarah pemikiran ekonomi selama
kurang lebih lima ratus tahun yang lalu, yaitu masa yang dikenal sebagai masa
kegelapan. Masa kegelapan kebodohan dan keterbelakangan Eropah tersebut
sebenarnya adalah masa kegemilangan dan kejayaan Islam,yaitu pada masa
Daulat Bani Umayyah dan Daulat Bani Abasiyah, Islam berkembang pesat
sampai ke Spanyol oleh tokohnya yang terkenal Tariq bin Siyad. Suatu hal yang
mereka sembunyikan oleh Eropah sebab pemikiran-pemikiran ekonomi Islam
pada masa inilah yang kemudian banyak dicuri oleh para ahli ekonomi Barat
dan diboyong ke negaranya ditelaah dan dikembangkannya.

Para ahli ekonomi Muslim sendiri mengakui banyak membaca dan


dipengaruhi oleh tulisan tokoh Yunani: Aristoteles sebagai filosuf yang banyak
menulis masalah masalah ekonomi, namun tetap memegang teguh kepada al
Qur'an dan al Hadits Rasulullah Saw sebagai sumber (rujukan) yang utama
mereka dalam menulis teori-teori ekonomi yang Islam.

Schumpeter menyebutkan dua kontribusi ekonom Scholastic, yaitu


penemu kembali tulisan-tulisan Aristoteles dan Towering Achievement St
Thomas Aquinas. Schumpeter hanya menufiskan tiga baris dalam catatan
kakinya nama Ibnu Rusyd dalam kaitan proses transmisi pemikiran-pemikiran
Aristoteles ke St Thomas Aquinas.

Pemikiran-pemikiran St Thomas Aquinas tentang ekonomi sendiri


banyak bertentangan dengan dogma-dogma gereja, sehingga kebanyakan
sejarawan menduga bahwa St Thomas Aquinas mencuri ide-ide tersebut dari
ekonom ekonom Islam.

Proses pencurian ilmu ekonomi Islam oleh dunia Barat mengambil


beberapa bentuk, yang antara lain dapat digambarkan sebagai berikut. Dalam
abad ke 11 dan ke 12, sejumlah pemikir Barat seperti Constantine the African,
Adelard of Bath sengaja melakukan perjalanan ke Timur Tengah, belajar bahasa
Arab, dan melakukan penggalian serta membawa ilmuilmu baru (Islam) ke
Eropah. Misalnya, Leonardo Fibonacci belajar di Bougie, Aljazair pada abad ke
12, belajar aritmatika dan matematikanya Al- Khawarizmi dan sekembalinya
menulis beberapa buku diantaranya Liber Abaci pada tahun 1202

Belakangan banyak mahasiswa dari Italia, Spanyol, dan Prancis Selatan


yang belajar di Pusat Perkuliah Islam untuk belajar berbagai ilmu antara lain
matematika, filsafat, kedokteran, kosmografi, dan menjadi kandidat guru besar
di universitas-universitas pertama di Barat yang menggunakan pola pengajaran
di Pusat Perkuliah Islam, termasuk kurikulum, serta metodologi pemblajaranya.

Universitas Naples, Padua, Salerno, Toulouse, Salamaca, Oxford,


Montpelleir, dan Paris adalah beberapa Negara yang meniru Pusat-Pusat
Perguruan Islam (Jamiah Islamiyah) di Timur Tengah. Sepulangnya Raymond
Lily tahun 1223 -1315.M yang telah melakukan perjalanan jauh ke Negara-
negara Arab, ia mampu berbahasa Arab, banyak menulis tentang kekayaan
keilmuan Arab, the Council of Vienna di tahun 1311 Masehi dengan bangga
mendirikan lima universitas yang mengajarkan bahasa Arab, hingga banyak
yang kemudian menerjemahkan karya ekonom Islam Beberapa penerjemah
karya-karya Islam kedalam bahasa mereka antara lain ialah : Adelard of Bath,
Constantine the African, Michael Scot, Herman the German, Dominic
Gundislavi, John of Seville, Plato of Tivoli, William of Luna, Robert Chester,
Gerard of Cremona, Theodorus of Antioch, Alferd of Sareshel, Berengar of
Valencia, dan Mathew of Aquasparta.

Beberapa penerjemah bangsa Yahudi adalah Jacob of Anatolio, Jacob ben


Macher Ibn Tibbon, Kalanymus ben Kalonumus, Moses ben Solomon of Solon,
Shem-Tob ben Isaac of Tortosa, Solomon ibn Ayyub Todros Todrosi, Zerahiah
Gracian, Faraj ben Salim, Yaqub ben Abbon Marie.

Sedangkan karya-karya ekonom Islam yang diterjemahkan oleh para


ekonom Barat adalah karya-karya AI Kindi, AI Farabi, Ibnu Sina, Imam AI
Ghazali, Ibnu Rusdy, AI Khawirizmi, Ibnu Haythan, Ibnu Hazn, Jabir Ibnu
Hayyan, Ibnu Bajja, dan Ar Razi.

Beberapa lembaga ekonomi yang ditiru oteh Barat dari dunia Islam
adalah syirkah (serikat dagang), suftaja (bills of exchange), hawala (letter of
credit), funduq (specialized large scale commercial institutions and markets
which developed into virtual stock axchanges. Funduq untuk biji-bijian dan
tekstil ditiru dari Bagdad, Cordova, dan Damaskus. Dar-ut tiraz (pabrik yang
didirikan dan dijalankan Negara) didirikan di Spanyol, Sicilia, Palerno.

Mauna (sejenis private bank), yang dikenal di Barat sebagai Maona, di


Tuiscany didirikan untuk membiayai usaha eksploitasi tambang besi dan
perdagangan besi. Beberapa pemikiran ekonom Islam yang dicuri ekonom Barat
tanpa pernah menyebut sumber kutipannya, antara lain Teori Pareto Optimum
diambil dari kitab nahjul Balaghah karya Imam Ali; Bar Hebraeus, pendeta Syirac
Jacobite Church, menjalin beberapa bab Ihya Ulumuddin karya AI Ghazali
Greshan Law dan Oresme Treatise diambil dari kitab karya Ibnu Taimiyah; Pendeta
Gereja Spanyol Ordo Diminican, Raymond Martini, menyalin banyak bab dari
Tahafut al Falasifah, Maqasid ul Falasifa, Al Munqid, Mishkat ul Anwar,
dan Ihya-nya AI Ghazali

Ekonom St Thomas menjalin banyak bab dari Farabi (St Thomas yang
belajar di Ordo Dominican mempelajari ide-ide Imam Al Ghazali dari Bar Hebraeus
dan Martini ) ; Bahkan bapak Ekonomi Barat, Adam Smith pada tahun 1776. M,
dengan bukunya The Wealth of Nation diduga banyak rriendapat inspirasi dari
buku AlAmwaknya Abu Ubaid di tahun 838 ; M yang dalam bahasa Inggrisnya
adalah persis judul bukunya Adam Smith, The Wealth. Demikianlah yang terjadi
pada masa itu ternyata ilmu-ilmu Islam telah diboyong oleh ekonom Barat demikian
banyaknya.

Bagaimana Ekonomi Islam periode kedua pada tahun 1058 1446 Masehi ?

Menurut catatan sejarah bahwa para ekonom Islam pada periode kedua antara
lain ialah : Al Ghazali, Ibnu Taimiyah, Ibnu Khaldun, Syamsuddin AI Sarakhsi,
Nizamun Mulk Tusi, Ibnu Mas'ud AI Kasani , AI Shaizari, Fakhruddin AI Razi,
Najmudin AI Razi; Ibnul Ukhuwa, Ibnu Qayyim, Muhamad bin Abdurrakhman al
Habashi, Abu Ishaq al Shatibi, AI Maqrizi, AI Qushayri, AI-Hujwayri, Abdul
Qadir Jailani, AI Attar, Ibnu Arabi, Jalaluddin Rummi, Ibnu Baja, Ibnu Tufayl,
Ibnu Rusdy. mereka itulah para ahli ekonomi Islam terbaik dimasa itu
AI-Ghazali (Ekonom Islam yang terkenal nama lengkapnya Abu
Hamid Al-Ghazali dilahirkan dl Thus, salah satu kota dl negeri Khurasan
Persi, tahun 450 Hijriyah bertepatan dengan tahun 1058 Masehi)
menjelaskan bahwa kebutuhan dasar termasuk juga alat-alat untuk kebutuhan
rumah tangga yang diperlukan, furniture, peralatan pernikahan, alat-alat untuk
membesarkan keluarga, dan beberapa asset lainnya. AI-Ghazali juga
memperkaya ekonomi Islam dengan topic pembagian kerja dan teori evolusi
uang. AI-Ghazali juga mengecum penimbunan uang di bawah lantai atau bantal,
karena uang diciptakan untuk memfasilitasi perdagangan, dan penimbunan uang
di bawah lantai atau bantal akan mengeluarkan uang dari proses perdagangan
ini.

Tokoh ekonom Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan tugas kemasyarakatan


meliputi manajemen uang, peraturan tera timbangan dan ukuran, control harga
bila diperlukan, dan keadaan abnormal yang dapat dibolehkan memungut zakat
di atas apa yang ditetapkan oleh syariah. Ibnu Taimiyah tidak saja berbicara
tentang norma-norma ekonomi, namun juga menerangkan tentang hal-hal yang
positif dalam ekonomi. Antara lain mekanisme penawaran dan permintaun
dalam menentukan harga. Ibnu Taimiyah juga menjelaskan pajak tidask
langsung dan bagaimana beban pajak tersebut dialihkan dari produsen kepada
konsumen yang harus membayar harga yang lebih tinggi.

Tokoh ekonomi Islam Ibnu Khaldun membahas tentang pembagian kerja,


uang dan harga, produksi penyaluran barang, merek dagang yang mendunia,
pembentukan modal dan pertumbuhan, trade cyclys, property and prosperity
(kemakmuran), kependudukan, pertanian, industri & trade macro economic of
taxation (pajak), dan public expenditure.

Leffler, penasehat ekonomi mantan Presiden Ronaici Reagen dari


Amerika, yang menemukan teori Laffler Curve, berterus terang mengatakan
bahwa ia memang mengambil ide-ide Ibnu Khaidun. Tokoh ekonom Islam Ibnu
Khaldun menawarkan konsep untuk mengatasi resesi dunia, yaitu mengecilkan
pajak dan meningkatkan pengeluaran pemerintah; "Pemerintah adalah pasar
terbesar, ibu dari semua pasar, dalam hal besarnya pendapatan dan
penerimaannya, Jika pasar pemerintah mengalami penurunan, maka adalah
wajar bila pasar yang lain pun ikut menurun, bahkan dalam agregat yang lebih
besar"

Bagaimana ekonomi Islam periode ketiga pada tahun 1446- 1931


Masehi ? Tokoh-tokohnya antara lain ialah : Shah Waliullah Al Delhi,
Muhammad Abdul Wahab, Jamaluddin AI Afghani, Mufti Muhammad Abduh,
Muhammad Iqbal, Ibnu Nujaym, Ibnu Abidin, Syekh Ahmad Sirhindi.
Tokoh ekonom Islam Shah Waliullah, menjelaskan pentingnya kerjasama
sebagai dasar kegiatan ekonomi. Dilarang perjudian dan riba adalah sebab
bertentangan dengan prinsip kerjasama tersebut. Semua tempat pada dasarnya
adalah sperti mesjid atau tempat beristirahat untuk orang yang melakukan
perjalanan. Mereka menggunakan secara bersama dengan dasar first come first
served (yang datang duluan mendapat pelayanan duluan). Makna kepemilikan
bagi manusia adalah ia lebih berhak untuk menggunakan untuk menggunakan
dari yang lain.

Shah Walilullah juga menjelaskan perlu adanya pemerintah yang


memiliki pegawai untuk menjaga keamanan, hukum dan peraturan, peradilan
dan lain sebagainya, serta untuk membangun jembatan, jalan, gedung dan lain
sebagainya: Oleh karena itu, pajak diperlukan untuk memenuhi pengeluaran
rutin dan perigeluaran pembangunan yang bila tidak dilakukan oleh pernerintah
akan sulit untuk dilakukan oleh rakyat atau jauh di luar kemampuan rakyat
untuk melakukannya.

4. EKONOMI MIKRO DALAM PRESPEKTIF EKONOMI


ISLAM

Berbeda dengan pemikiran ekonomi modern mengenai asumsi


rasionalitas manusia sebagai homo economicus yang menunjukkan perilaku
memaksimalkan keuntungan dan kepuasannya. Dalam konsepsi pemikiran
ekonomi Islam mengenai manusia yang mendapat predikat yang khas yaitu
"Ibaddurrahman" (hamba Allah Yang Pengasih)

‫ض هَوْ نًا َوإِ َذاخَاطَبَهُ ُم ْال َجا ِهلُونَ قَالُوا َسالَ ًما‬
ِ ْ‫َو ِعبَا ُد الرَّحْ َما ِن الَّ ِذينَ يَ ْم ُشونَ َعلَى ْاألَر‬

Dan hamba-hamba yang Maha Pengasih ialah orang-orang yang


berjalan di bumi dengan rendah hati. Dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka berkata (yang mengandung) keselamatan. QS 25:63, Surat Al
Furqan ayat 63)

Perilaku seorang Ibadurrahman akan dipandang rasional bila dalam


tingkah laku dan perbuatannya sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam.
Seperti: membalas ucapan-ucapan orang-orang j ahil dengan perkataan yang
menyakitkan hati tetapi bila perlu membalasnya dengan ucapan yang baik.
Perilaku manusia yang rasional manakala dia dapat memaksimalkan nilai-nilai
konformitas sesuai dengan norma Islam. Jadi dalam prespektif ekonomi Islam
pengertian rasional tidak selalu sejalan dengan pengertian maksimisasi secara
material (kebendaan). Rasionalitas dalam prespektif Islam manakala mencakup
elemen-elemen dasar sebagai berikut; 1. Konsep sukses dalam Islam selalu
dikaitkan dengan nilai-nilai moral. 2. Skala waktu dalam konsumsi 3. Konsep
kekayaan. 4. Konsep barang 5. Konsep Etika. Penjelasan dari :konsep di atas
menurut Siddiqi (Sarjana Muslim) adalah sebagai berikut:

l. Konsep sukses dalam Islam selalu dikaitkan dengan nilai-nilai moral:


Manakala perilaku seseorang selalu dikaitkan dengan standar nilai yang baku
semakin tinggi kualitas kebaikan (akhlak) nya semakin sukses orang tersebut.

2. Skala waktu bagi seorang muslim adalah kehidupan di dunia sampai akhirat.
Keimanan akan kehidupan akhirat (wafil akhirati hasanah) menjadi pengendali
dalam setiap perilakunya. Aspek ini berdampak pada perilaku (akhlak)
konsumsi sebagai berikut.

a. Hasil dari pilihan tindakan yang dilakukan terdiri atas dampak langsung di
dunia (Man amila amalan shaalihan min dzakarin au unsaa wahuwa
mukmin, fa ajruhu ala laahi) dan dampaknya nanti di akhirat. Sehingga
kepuasan (Utilitas) yang diturunkan dari pilihan tersebut merupakan total
nilai sekarang (present value) dari kedua dampak tersebut.

b. Alternatif penggunaan pendapatan (dari hasil usahanya dengan jalan halal)


akan bertambah dengan memasukkannya manfaat yang diperoleh di akhirat
kelak (Fain khairan fa khairan wa in syarran fa syarran= apabila didapat
dengan cara yang baik pahala di akhirat kelak tapi apabila yang didapat
dengan j alan buruk (menipu) maka ganjaran siksaan yang pedih). Sehingga
pendapatan yang diperoleh disamping untuk kebutuhan konsumsi yang
disisihkan untuk membayar kewaj iban zakat, infak dan sadaqah. Seperti
disebutkan dalam ayat suci alquran ;

َّ ‫َوأَقِي ُموا ال‬


َ‫صالَةَ َو َءاتُوا ال َّز َكاة‬

Artinya :Dirikanlah salat dan bayarlah zakat hartamu.

Dan juga dinyatakan dalam Surat Nya bahwasanya :

َ ‫م‬Dْ ‫ُخ ْذ ِم ْن أَ ْم َوالِ ِه‬


‫م بِهَا‬Dْ ‫م َوتُزَ ِّكي ِه‬Dُْ‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُره‬
Artinya: Ambillah dari harta mereka sedekah (zakat) untuk
membersihkan mereka dan menghapuskan kesalahan mereka. "

Juga dinyatakan dalam firman-Nya bahwasanya :

ٌ ْ‫صالَةَ َو َءاتَ ُوا ال َّز َكاةَ لَهُ ْم أَجْ ُرهُ ْم ِعن َد َربِّ ِه ْم َوالَ َخو‬
‫ف َعلَ ْي ِه ْم‬ َّ ‫ ال‬D‫ت َوأَقَا ُموا‬
ِ ‫إِ َّن الَّ ِذينَ َءا َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬
َ‫َوالَ هُ ْم يَحْ زَ نُون‬

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal


saleh, mendirikan salat, dan menunauikan zakat, mereka mendapatkan pahala
dari sisi Tuhannnya, Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati "

Dalam hadits riwayat Ahmad dan Muslim dinyatakan :

Dari Abi Hurairah, "Rasulullah Saw, telah berkata, "Seseorang yang


menyimpan hartanya, tidak dikeluarkan zakatnya, akan dibakar dalam neraka
jahanam, baginya dibuatkan setrika dari api, kemudian disetrika ke lambung
dan dahinya, dan seterusnya, '(hadits ini panjang)` (Innama shadaqatu lil
fukaraai wal masakin, wab nissabil, sesungguhnya zakat itu untuk orangorang
fakir dan orang-orang m iskin) .

3. Konsep kekayaan (al-Ghany) dalam Islam merupakan karunia dan pemberian


dari Allah. Manusia sifatnya hanya memiliki `hak guna' amanat, atas kekayaan
yang dimilikinya. Karena pemilik yang sebenarnya adalah Allah SWT.
Implikasi yang ditimbulkan dari pandangan ini adalah dalam penggunaan semua
bentuk kekayaan manusia selalu melakukan evaluasi apakah tindakannya sudah
benar dengan syariat Islam atau belum. Perlu diingatkan pula bahwa harta
(kekayaan) yang dimiliki tersebut adalah sebagai hiasan kehidupan manusia di
dunia,seperti dinyatakan dalam frman Allah SWT

‫ض ِة َو ْالخَ ْي ِل ْال ُم َس َّو َم ِة‬


َّ ِ‫ب َو ْالف‬ َ ‫ير ْال ُمقَن‬
ِ َ‫ط َر ِة ِمنَ ال َّذه‬ ِ ‫ت ِمنَ النِّ َسا ِء َو ْالبَنِينَ َو ْالقَن‬
Dِ ‫َاط‬ ِ ‫اس حُبُّ ال َّشهَ َوا‬
ِ َّ‫ُزيِّنَ لِلن‬
ِ ‫ع ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َوهللاُ ِعن َدهُ ُحسْنُ ْال َمئَا‬
‫ب‬ ُ ‫ث َذلِكَ َمتَا‬ ِ ْ‫َو ْاألَ ْن َع ِام َو ْال َحر‬

Artinya : Dan d~adikan indah bagi manusia mencintai bermacam-macam yang


diingini, (diantaranya) kepada perempuan perempuan, anakanak, harta yang
berlimpah dari jenis emas, perak, kuda yang  bagus, binatang ternak, dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan pada sisi Allah adalah
sebaik-baik tempat kembali.

4. Dalam pandangan Islam mengenai barang terutama barang konsumsi adalah


semua barang (al-Maal) yang dikaitkan dengan aspek nilai moral. Jadi barang
dalam perspektif adalah semua bentuk materi yang dapat membawa manfaat,
menguntungkan dan dapat dikansumsi sedemikian rupa sehingga membawa
kesejahteraan bagi konsumsi baik secara material, moral maupun spiritual.
Barang yang tidak membawa pada kebaikan dengan peningkatan kesejahteraan
masyarakat bukan merupakaan barang clan tidak dapat dianggap sebagai bentuk
kekayaan seperti barang haram, barang hasil KKN (korupsi, kolusi dan
nepotisme) narkotika. Barang yang kita miliki ini bisa menjadi sumber
bencana/fitnah bagi dirinya dan bagi masyarakat pada umumnya sebagai mana
pernyataan Allah dalam firmanNya :

Artinya: Hanya sesungguhnya harta-harta kamu dan anak-anak kamu adalah


cobaan. Dan di sisi Allah pahala yang besar.

6. Aspek etika (akhlak al karimah) dalam konsumsi menurut Islam, selalu


dianjurkan untuk selalu berakhlak mulia sebagai mana terangkum dalam hadits
Nabi Saw yang berbunyi :

Innamal ummamu akhlaqu ba bakiat wain humu dzahabat akhlakuhu


dahabuu: Sesungguhnya suatu kaum itu akan tetap jaya di kehidupan dunia
bila tetap berakhlak yang mulia).

Dalam hal konsumsi Islam ini terangkum dalam beberapa hal


yaitu:Menafkahkan harta dalam kebaikan dan menjauhkan sifat kikir, 2.
Mengajarkan bersikap sederhana, yang mengandung lima dimensi yaitu
keadilan, mencari rezki secara halal, kebersihan, kemurahan hati dan moralitas.

 
 

Daftar Kepustakaan

S.L Poerdisastra, Sumbangan Islam Kepada Ilmu & Peradaban Dunia,


(Jakarta: P3M, 1986.

Zainul Arifiin, Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang,Tantangan


dan Prospek, Alvabet, Jakarta, Desember 1999.

Crombie, Medieval and Early Modern Science, Vol 1 dan 11. Harvard
University Press, Cambridge, 1963.

Sharif (ed), A History of Muslim Philosophy, Vol 2, Otto Harrassowitz,


Wiesbaden, 1966.

George Makdisi, Madrasa and Universitv in the Middle Age" Studi


(Islamica 32. 1970.

Will Durant, The Age of Faith, Simon and Schuster. New York, 1950.
Encyclopedia of l.slam, New Edition.

Durant, De Lacy, Arabic Thought and Its Pulce in History, Routledge


and Kegan Paul Ltd, London, 1992;

Wolfson A, Studies in the History of Philosophy and Religion, vol I,


Isadore Twersky and George William (ed), Harvard University Press, 1973;

 
Subhi Labib, Capitalism in Medieval Islam, Journal of Economic
History, Vo1.29, 1969

Sharif, bicf, Giullaume, The Legacy of lslam, London, 1952

Hammond, The Philosophy of Al Farabi and Its Influence on Medieval


Thought, New York, 1974

A1 Izzah Anis Muda, Ahmad, The Development of Figh Schools of


Thought, makalah dalam Short Course on Figh for Economics, International
Islamic University, Petaling Jaya, 30 Mei-Juni 1994

Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktik Ekonomi Islam


(terjemahan), Dana Bhakti Wakaf Yogyakarta, 1993

QS.  Al-Rum, 30: 39

Q.S al-Nisa (4) : 161

 
QS. Ali Imran, 3: 130

Al-Qur’an nul Karim di surat al-Baqarah (2) : 275, 276, 278.

Al-Qur’an nul Karim di surat ;Al-Baqarah ayat 278

Qur'an nul Karim surat An Nisa ayat 12 yang berbunyi ;

Al-Qur’an nul Karim di surat Shaad ayat 24

Al-Qur’an nul Karim di surat Jumuah ayat 10

Al-Qur’an nul Karim di Surat Al-Baqarah ayat 198

Qur'an nul Karim di surat AI Muzammil ayat 20

Al-Qur’an nul Karim di surat al Jumu'ah ayat 10

S.LPoerdisastra, Sumbangan Islam Kepada Ilmu & Peradaban Dunia, (Jakarta:


P3M, 1986, halaman 70

Zainul Arifiin, Ibid, h 4, Memahami Bank Syariah, Lingkup,


Peluang,Tantangan da Prospek,Alvabet, Jakarta, Desember 1999, halaman 3

 Zainul Arifin, lbid, h. 4

 Zainul Arifin ,lbid, h. 4

 
Crombie, Medieval and Early Modern Science, Vol 1 dan 11. Harvard
University Press, Cambridge, 1963.

Sharif (ed), A History of Muslim Philosophy, Vol 2, Otto Harrassowitz,


Wiesbaden, 1966. Lihat juga George Makdisi, Madrasa and Universitv in the
Middle Age" Studi (slamica 32. 1970, halaman 345

' Will Durant, The Age of Faith, Simon and Schuster. New York, 1950.
Encyclopedia of l.slam, New Edition.

 Durant, lbid, De Lacy, Arabic Thought and Its Pulce in History, Routledge
and Kegan Paul Ltd, London, 1992; Wolfson A Studies in the History of
Philo.sophy and Religion, vol I, Isadore Twersky and George William (ed),
Harvard University Press, 1973; Sharif, Ibid, h.67

Subhi Labib, Capitalism in Medieval /slam,Journal of Economic History,


Vo1.29, 1969

Subhi Labib, Ibid

Sharif,/bicf, Giullaume, The Legacy oflslam, London, 1952

` Sharif, lbid, Giullaune, ibid;

Hammond, The Philo.sofiphy of Al Farabi and Its Influence on Medieval


Thought, New York, 1974

QS An Nisa ayat 77:

QS. At- Taubah ayat 103;

QS Al Baqarah ayat 277: 19


 

QS.Ali Imran ayat 14

Surat At-Thaghabuun ayat 15

Anda mungkin juga menyukai