Anda di halaman 1dari 10

A.

Pengertian Timah
Timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa dan
bersifat fleksibel, memiliki struktur kristalin, akan tetapi bersifat mudah patah jika
didinginkan. Timah dibawah suhu 13,20C dan tidak memiliki sifat logam sama
sekali. Timah biasa disebut sebagai timah putih disebabkan warnanya putih
mengkilap, dan memiliki struktur kristal tetragonal. Tingkat resistansi
transformasi dari timah putih ke timah hitam dapat ditingkatkan dengan
pencampuran logam lain pada timah seperti seng, bismuth, atau gallium.
Timah diklasifikasikan sebagai logam pasca-transisi. Atom timah memiliki
50 elektron dan 50 proton dengan 4 elektron valensi di kulit terluar. Dalam
kondisi standar timah adalah logam lembut berwarna perak abu-abu. Timah sangat
lunak (yang berarti bahwa hal itu dapat potong menjadi lembaran tipis) dan dapat
dipoles agar bersinar. Timah dapat membentuk dua alotrop berbeda di bawah
tekanan normal, yaitu timah putih dan timah abu-abu. Timah putih adalah bentuk
logam timah yang paling akrab dengan kita. Timah abu-abu adalah non-logam dan
merupakan bahan tepung berwarna abu-abu. Timah abu-abu mempunyai banyak
kegunaan. Timah resistif (dapat melawan korosi) dari air. Hal ini memungkinkan
untuk digunakan sebagai bahan pelapis untuk melindungi logam lainnya.
Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi, akan tetapi
diperoleh dari senyawaannya. Timah pada saat ini diperoleh dari mineral
cassiterite atau tinstone. Cassiterite merupakan mineral oksida dari timah SnO2,
dengan kandungan timah berkisar 78%. Contoh lain sumber biji timah yang lain
dan kurang mendapat perhatian daripada cassiterite adalah kompleks mineral
sulfide yaitu stanite (Cu2FeSnS4) merupakan mineral kompleks antara tembagabesi-timah-belerang dan cylindrite (PbSn4FeSb2S14) merupakan mineral
kompleks dari timbale-timah-besi-antimon-belerang dua contoh mineral ini
biasanya ditemukan bergandengan dengan mineral logam yang lain seperti perak.
Mayoritas timah saat ini digunakan untuk membuat patri solder. Patri solder
adalah campuran timah dan timbal yang digunakan untuk menyambungkan pipa
dan membuat sirkuit elektronik. Timah juga digunakan sebagai pelapis untuk

melindungi logam lainnya seperti timbal, seng, dan baja dari korosi. Aplikasi lain
untuk timah termasuk paduan logam seperti perunggu dan timah, produksi kaca
menggunakan proses Pilkington, tempat pasta gigi, dan dalam pembuatan tekstil.
Unsur timah hadir dalam batuan beku dari kerak bumi sekitar 0,001
persen, termasuk langka tetapi tidak jarang; kelimpahan di dunia sama besarnya
seperti unsur kobalt, nikel, tembaga, dan cerium, dan itu pada dasarnya sama
dengan kelimpahan nitrogen. Dalam kosmos ada 1,33 atom timah per 1 106
atom silikon, kelimpahan kurang lebih sama dengan niobium, ruthenium,
neodymium, atau platinum. Timah kosmik merupakan produk penyerapan
neutron. Kekayaan dalam isotopnya tercatat stabil.
Timah terjadi pada butir logam asli tapi sebagian besar sebagai oksida
Stannic, SnO2, di kasiterit mineral, satu-satunya mineral timah signifikan yang
komersial. Logam ini diperoleh dari kasiterit dengan reduksi (pengangkatan
oksigen) dengan batu bara atau coke dalam tungku peleburan. Tidak ada
persediaan timah yang bermutu tinggi yang diketahui. Sumber utama adalah
endapan aluvial, rata-rata sekitar 0,01 persen timah. Jenis mineral yang memiliki
kandungan unsur Timah :
1.

Cassiterite
Cassiterite adalah mineral timah oksida dengan rumus SnO2.
Berbentuk kristal dengan banyak permukaan mengkilap sehingga
tampak seperti batu perhiasan. Kristal tipis Cassiterite tampak
translusen. Cassiterite adalah sumber mineral untuk menghasilkan
logam timah yang utama dan biasanya terdapat dialam di alluvial atau

2.

aluvium
Stannite
Stannite adalah mineral sulfida dari tembaga, besi dan timah. Rumus
kimianya adalah Cu2FeSnS4 dan merupakan salah satu mineral yang
dipakai untuk memproduksi timah. Stannite mengandung sekitar 28%
timah, 13% besi, 30% tembaga, dan 30% belerang. Stannite berwarna
biru hingga abu-abu.

3.

Cylindrite
Cylindrite merupakan mineral sulfonat yang mengandung timah,
timbal,

antimon,

dan

besi.

Rumus

mineral

ini

adalah

Pb2Sn4FeSb2S14. Cylindrite membentuk kristal pinakoidal triklinik


dimana biasanya berbentuk silinder atau tube dimana bentuk nyatanya
adalah gulungan dari lembaran kristal ini. Warna cylindrite adalah abuabu metalik dengan spesifik gravity 5,4. Pertama kali ditemukan di
Bolivia pada tahun 1893.
B. Pembentukan Timah
Timah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada
daerah sentuhan batuan endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan
turmalin dan urat kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder, yang di dalamnya
terdiri dari endapan aluvium, eluvial, dan koluvium.
Genesis kehadiran timah bermula dengan adanya intrusi granit yang
diperkirakan 222 juta tahun yang lalu pada Masa Triassic Atas, magma yang
bersifat asam mengandung gas F dan Cl yang membawa unsur Sn (SnF4 dan
SnCl4 yang bersifat volatile) bereaksi dengan air meteoric (H2O), atau melalui
proses pneumatolitik hidrotermal menerobos bereaksi dengan air meteoric (H2O)
dan mengisi celah retakan yang ada, di mana terbentuk reaksi dasar:
SnF4 + H2O -> SnO2 + HF2 atau SnCl4 + 2H2O -> SnO2 + 4Cl2
Pada proses endapan timah melalui beberapa fase penting yang sangat
menentukan keberadaan timah itu sendiri, fase tersebut adalah, pertama adalah
fase pneumatolitik, selanjutnya melalui fase kontak pneumatolitik-hidrotermal
tinggi dan fase terakhir adalah hipotermal sampai mesotermal. Fase yang terakhir
ini merupakan fase terpenting dalam penambangan karena mempunyai arti
ekonomi, dimana larutan yang mengandung timah dengan komponen utama silica
(Si02) mengisi perangkap pada jalur sesar, kekar dan bidang perlapisan. Sampai
ini ada dua jenis utama timah yang berdasarkan proses terbentuknya yaitu timah
primer dan timah sekunder. Endapan timah primer pada umumnya terdapat pada
batuan granit daerah sentuhannya, sedangkan endapan timah sekunder
kebanyakan terdapat pada sungai-sungai tua dan dasar lembah baik yang terdapat

di darat maupun di laut. Produksi delapan puluh persen dari endapan timah
sekunder yang merupakan hasil proses pelapukan endapan timah primer,
sedangkan sisanya ada dua puluh persen berasal dari endapan timah primer itu
sendiri. kedua timah jenis tersebut dibedakan atas dasar proses terbentuknya
(genesa).
Tipe kuarsa-kasiterit dan greisen merupakan tipe mineralisasi utama yang
membentuk sumber daya timah putih pada jalur timah yang menempati
Kepulauan Riau hingga Bangka-Belitung. Jalur ini dapat dikorelasikan dengan
Central Belt di Malaysia dan Thailand (Mitchel, 1979).
Mineral utama yang terkandung di dalam bijih timah berupa kasiterit,
sedangkan pirit, kuarsa, zirkon, ilmenit, galena, bismut, arsenik, stibnit, kalkopirit,
xenotim, dan monasit merupakan mineral ikutan. Timah putih dalam bentuk
cebakan dijumpai dalam dua tipe, yaitu cebakan bijih timah primer dan sekunder.
Pada tubuh bijih primer, kandungan kasiterit terdapat pada urat maupun dalam
bentuk tersebar.
C. Karakteristik Pembentukan Timah Putih
Sumber timah yang terbesar yaitu sebesar 80% berasal dari endapan timah
sekunder (alluvial) yang terdapat di alur-alur sungai, di darat (termasuk pulaupulau timah), dan di lepas pantai. Endapan timah sekunder berasal dari endapan
timah primer yang mengalami pelapukan yang kemudian terangkut oleh aliran air,
dan akhirnya terkonsentrasi secara selektif berdasarkan perbedaan berat jenis
dengan bahan lainnya. Endapan alluvial yang berasal dari batuan granit lapuk dan
terangkut oleh air pada umumnya terbentuk lapisan pasir atau kerikil.
Mineral utama yang terkandung pada bijih timah adalah cassiterite (Sn0 2).
Batuan pembawa mineral ini adalah batuan granit yang berhubungan dengan
magma asam dan menembus lapisan sedimen (intrusi granit). Pada tahap akhir
kegiatan intrusi, terjadi peningkatan konsentrasi elemen di bagian atas, baik dalam
bentuk gas maupun cair, yang akan bergerak melalui pori-pori atau retakan.

Karena tekanan dan temperatur berubah, maka terjadilah proses kristalisasi yang
akan membentuk deposit dan batuan samping.
Pembentukan mineral kasiterit (Sn02) dan mineral berat lainnya, erat
hubungannya dengan batuan granitoid. Secara keseluruhan endapan bijih timah
(Sn) yang membentang dari Mynmar Tengah hingga Paparan Sunda merupakan
kelurusan sejumlah intrusi batholit. Batuan induk yang mengandung bijih timah
(Sn) adalah granit, adamelit, dan granodiorit. Batholit yang mengandung timah
(Sn) pada daerah Barat ternyata lebih muda (Akhir Kretasius) daripada daerah
Timur (Trias).
Proses pembentukan bijih timah (Sn) berasal dari magma cair yang
mengandung mineral kasiterit (Sn02). Pada saat intrusi batuan granit naik ke
permukaan bumi, maka akan terjadi fase pneumatolitik, dimana terbentuk
mineral-mineral bijih diantaranya bijih timah (Sn). Mineral ini terakumulasi dan
terasosiasi pada batuan granit maupun di dalam batuan yang diterobosnya, yang
akhirnya membentuk vein-vein (urat), yaitu : pada batuan granit dan pada batuan
samping yang diterobosnya.
D. Manfaat
Penggunaan timah untuk paduan logam telah berlangsung sejak 3.500
tahun sebelum masehi, sebagai logam murni digunakan sejak 600 tahun sebelum
masehi. Kebutuhan timah putih dunia setiap tahun sekitar 360.000 ton. Logam
timah putih bersifat mengkilap, mudah dibentuk dan dapat ditempa (malleable),
tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat. Kegunaan timah putih
di antaranya untuk melapisi logam lainnya yang berfungsi mencegah karat, bahan
solder, bahan kerajinan untuk cendera mata, bahan paduan logam, casing telepon
genggam. Selain itu timah digunakan juga pada industri farmasi, gelas, agrokimia,
pelindung kayu, dan penahan kebakaran. Timah merupakan logam ramah
lingkungan, penggunaan untuk kaleng makanan tidak berbahaya terhadap
kesehatan

manusia.

Kebanyakan

penggunaan

timah

putih

untuk

pelapis/pelindung, dan paduan logam dengan logam lainnya seperti timah hitam

dan seng. Konsumsi dunia timah putih untuk pelat menyerap sekitar 34% untuk
solder 31%.
E. Teknik Eksplorasi Timah
1. Eksplorasi
Eksplorasi adalah segala kegiatan sebelum aktivitas penambangan
yang dikhususkan untuk mengetahui, memperkirakan, dan mendapatkan
ukuran, bentuk, posisi, kadar rata-rata serta jumlah cadangan suatu
endapan mineral agar dapat menentukan kualitas dan kwantitas dari suatu
endapan tersebut diperuntukkan mengetahui nilai ekonomisnya. Kegiatan
eksplorasi ini perlu dilakukan sebelum kegiatan penambangan karena
menghindari resiko kerugian yang akan ditanggung perusahaan.
Seluruh kegiatan eksplorasi pada dasarnya bertujuan untuk
meningkatkan potensi sumber daya mineral (resources) yang terdapat
dibumi menjadi cadangan terukur yang siap untuk di tambang (miniable
reserve). Tahapan eksplorasi ini mencakup kegiatan untuk mencari dimana
keterdapatan suatu endapan mineral, menghitung berapa banyak dan
bagaimana kondisinya,

serta ikut memikirkan bagaimana sistem

pendayagunaannya. Kajian ekonomi pada kegiatan eksplorasi ini perlu


dilakukan terutama pada :
- Tahap menuju eksplorasi rinci (analisis ekonomi eksplorasi)
- Tahap sebelum penambangan (analisis ekonomi endapan)
- Mineral / studi kelayakan, (ekonomi makro)
Beberapa ilmu penunjang yang mendukung kegiatan eksplorasi ini antara
lain :
- Geologi, mineral, genesa bahan galian (endapan mineral)
- Teknik eksplorasi, geofisika, geokimia
- Analisis cadangan, geostatistik
- Hidrogeologi, geoteknik
- Ekonomi endapan mineral
Secara umum aliran kegiatan/eksplorasi endapan bahan galian
dimulai dengan kegiatan prospeksi atau eksplorasi pendahuluan yang

meliputi kegiatan persiapan di kantor (kompilasi foto udara, citra landast,


GIS, peta-peta yang sudah ada, atau laporan yang tersedia) sampai kepada
survei geologi awal yang terdiri dari peninjauan lapangan, pemetaan
geologi regional, pengambilan contoh (scout sampling) serta memetakan
mineralisasi endapan untuk mengetahui apakah kegiatan eksplorasi ini bisa
dilanjutkan atau tidak.
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan eksplorasi detail (rinci)
yang meliputi pemetaan geologi rinci serta pengambilan contoh dengan
jarak yang relatif rapat sesuai dengan sifat endapan bahan galian
termaksud. Contoh-contoh yang diperoleh kemudian dianalisis di
laboratorium untuk ditentukan kadar, sifat fisik lain yang menunjang
kegiatan penambangan. Perhitungan cadangan dilakukan dengan berbagai
metode perhitungan yang sesuai untuk jenis endapan tertentu, antara lain
dengan cara area of influence, triagular grouping,cara penampang, cara
block system dan lain sebagainya. Secara konvensional sampai kepada
cara geostatistik (kriging). Kegiatan eksplorasi diawali dengan melakukan
studi pendahuluan, berupa studi literatur tentang genesa timah,
keterdapatan, studi fisiografis, lithologi dan stratigrafi daerah eksplorasi.
Studi ini juga dilakukan tinjauan kembali terhadap data pemboran yang
telah dilakukan. Kemudian dilakukan penetapan wilayah studi dan dibuat
suatu program pemboran.
Eksplorasi merupakan salah satu kegiatan untuk mengetahui :
1. Kadar ( %, gram/ton, kg/m, kalori )
2. Bentuk endapan
3. Kedalaman endapan
4. Penyebaran ( lateral, vertikal )
5. Posisi endapan ( miring, datar, vertikal )
6. Sifat-sifat fisik endapan ( lunak, keras )
7. Sifat-sifat batuan samping
8. Jumlah cadangan
Macam macam metode di dalam teknik eksplorasi :

1. Metode pemetaan geologi


2.
3.
4.
5.
6.

Metode geokimia
Metode geofisika
Metode pit, trench, strip
Metode pemetaan tambang
Metode pemboran

2. Operasional Penambangan ( Ekploitasi )


Didalam proses penambangan timah dikenal 2 jenis penambangan
yang dikenal di Bangka Belitung :
a. Penambangan Lepas Pantai
Penambangan Timah Lepas Pantai (laut lepas). Pada kegiatan
penambangan lepas pantai, perusahaan mengoperasikan armada kapal
keruk untuk operasi produksididaerah lepas pantai (off shore). Armada
kapal keruk mempunyai kapasitas mangkok (bucket) mulai dari ukuran
7 cuft sampai dengan 24 cuft. Kapal keruk dapat beroperasi mulai dari
kedalaman 15 meter sampai 50 meter di bawah permukaan laut dan
mampu menggali lebih dari 3,5 juta meter kubik material setiap bulan.
Setiap kapal keruk dioperasikan oleh karyawan yang berjumlah lebih
dari 100 karyawan yang waktu bekerjanya terbagi atas 3 kelompok
dalam 24 jam sepanjang tahun.
Hasil produksi bijih timah dari kapal keruk diproses di instalasi
pencucian untuk mendapatkan kadar minimal 30% Sn dan diangkut
dengan kapal tongkang untuk dibawa ke Pusat Pengolahan Bijih
Timah (PPBT) untuk dipisahkan dari mineral ikutan lainnya selain
bijih timah dan ditingkatkan kadarnya hingga mencapai persyaratan
peleburan yaitu minimal 70-72% Sn.
b. Penambangan Timah Darat - Gravel Pump
Penambangan darat dilakukan di wilayah daratan pulau Bangka
Belitung, tentunya system operasional yang digunakan tidaklah sama
seperti pada wilayah lepas pantai. Proses penambangan timah alluvial
menggunakan pompa semprot (gravel pump). Setiap kontraktor atau
mitra

usaha

melakukan

kegiatan

penambangan

berdasarkan

perencanaan yang diberikan oleh perusahaan dengan memberikan peta

cadangan yang telah dilakukan pemboran untuk mengetahui kekayaan


dari cadangan tersebut dan mengarahkan agar sesuai dengan pedoman
atau prosedur pengelolaan lingkungan hidup dan keselamatan kerja di
lapangan. Hasil produksi dari mitra usaha dibeli oleh perusahaan
sesuai harga yang telah disepakati dalam Surat Perjanjian Kerja Sama.
Pada daerah tertentu, penambangan timah darat menghasilkan
wilayah

sungai

besar

yang

disebut

dengan

kolong/danau.

Kolong/danau itulah merupakan inti utama cara kerja penambangan


darat, karena pola kerja penambangan darat sangat tergantung pada
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air dalam jumlah besar.
Sehingga bila kita lihat dari udara, penambangan timah darat selalu
menimbulkan genangan ari dalam jumlah besar seperti danau dan
tampak berlobang-lobang besar.
Produksi penambangan darat yang berada di wilayah Kuasa
Pertambangan (KP) perusahaan dilaksanakan oleh kontraktor swasta
yang merupakan mitra usaha dibawah kendali perusahaan. Hampir
80% dari total produksi perusahaan berasal dari penambangan di darat
mulai dari Tambang Skala Kecil berkapasitas 20 m3/jam sampai
dengan

Tambang

Besar

berkapasitas

100

m3/jam.

Produksi

penambangan timah menghasilkan bijih pasir timah dengan kadar


tertentu.

F. Contoh Perhitungan Cadangan Timah


Suatu area dengan morfologi berbukit curam mempunyai potensi tima
(primer), dengan area prospek yang mengandung timah 240 Hektar, dan bentuk
endapan timah relative datar, dengan keteblan rata-rata ore 2 Meter, serta
kandungan timah yang terdapat didalamnya adalah 0,1 gr/ton (0,1ppm) dan berat
jenis ore tersebut 2,3, dengan factor koreksi 75 %.
Tentukan berapa ton timah yg terdapat didalamnya!
Jawab :
Volume = Luas area x Tebal
= 240.000 x 2 = 480 m3

Tonas ore = Volume x Berat Jenis ore


= 480 x 2,3 = 1.104.000 Ton
Tonase Timah = Tonase ore x Kandungan Timah x factor koreksi
= 1.104.000 x 0,1 x 75%
= 82.800 ton

Anda mungkin juga menyukai

  • Crusher
    Crusher
    Dokumen2 halaman
    Crusher
    DheaHartikaAsri
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH Manajemen Tambang
    MAKALAH Manajemen Tambang
    Dokumen11 halaman
    MAKALAH Manajemen Tambang
    DheaHartikaAsri
    0% (1)
  • LAMPIRAN D Spesifikasi Alat
    LAMPIRAN D Spesifikasi Alat
    Dokumen7 halaman
    LAMPIRAN D Spesifikasi Alat
    DheaHartikaAsri
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen2 halaman
    Abstrak
    DheaHartikaAsri
    Belum ada peringkat
  • Makalah Dea
    Makalah Dea
    Dokumen13 halaman
    Makalah Dea
    DheaHartikaAsri
    Belum ada peringkat
  • Amdal Tugas
    Amdal Tugas
    Dokumen11 halaman
    Amdal Tugas
    DheaHartikaAsri
    Belum ada peringkat
  • Makalah Dea
    Makalah Dea
    Dokumen13 halaman
    Makalah Dea
    DheaHartikaAsri
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ventilasi Tambang
    Makalah Ventilasi Tambang
    Dokumen23 halaman
    Makalah Ventilasi Tambang
    DheaHartikaAsri
    Belum ada peringkat
  • Teguh
    Teguh
    Dokumen10 halaman
    Teguh
    DheaHartikaAsri
    Belum ada peringkat
  • Diktat Ventilasi Tambang
    Diktat Ventilasi Tambang
    Dokumen59 halaman
    Diktat Ventilasi Tambang
    arr7un
    100% (17)
  • Teguh
    Teguh
    Dokumen10 halaman
    Teguh
    DheaHartikaAsri
    Belum ada peringkat
  • Teguh
    Teguh
    Dokumen10 halaman
    Teguh
    DheaHartikaAsri
    Belum ada peringkat