Anda di halaman 1dari 46

SKIZOFRENIA PARANOID

KELOMPOK 3:
SUHERMAN
ISTIROCHAH
CASLINA
HERMIN,S.
YURONGKI DONANA

PENGERTIAN
SKIZOFRENIA PARANOID
Skizofrenia paranoid adalah gangguan psikotik
yang merusak yang dapat melibatkan
gangguan yang khas dalam berpikir (delusi),
persepsi (halusinasi), pembicaraan, emosi dan
perilaku. Keyakinan irasional tentang dirinya
atau isi pikiran yang menunjukkan kecurigaan
tanpa sebab yang jelas, seperti bahwa orang
lain bermaksud buruk atau bermaksud
mencelakainya (Raboch, 2007)

ETIOLOGI
Dua faktor yang menyebabkan disfungsi otak

tersebut adalah faktor keturunan dan lingkungan.


Sedangkan pemicu utama munculnya skizofrenia
sendiri adalah stres dan trauma. Selain faktor
keturunan, ada beberapa hal yang menyebabkan
seseorang berisiko terkena skizofrenia paranoid,
yaitu:
Penyalahgunaan obat-obatan.
Infeksi virus dan malnutrisi, yang terjadi pada janin.
Usia saat mengandung. Orang tua yang
mengandung ketika sudah berusia lanjut punya
risiko lebih tinggi untuk melahirkan anak dengan
skizofrenia.
Stres pada usia muda, bisa menjadi faktor
pendukung munculnya skizofrenia.
Kekerasan atau trauma saat masih anak-anak.

TANDA DAN GEJALA


Ciri utama skizofrenia tipe paranoid ini adalah
adanya waham yang mencolok atau halusinasi
auditorik dalam konteks terdapatnya fungsi
kognitif dan afek yang relatif masih terjaga,
sedangkan katatonik relatif tidak menonjol. Waham
biasanya adalah waham kejar atau waham kebesaran,
atau keduanya, tetapi waham dengan tema lain
(misalnya waham cemburu, keagamaan, atau
somatisasi) mungkin juga muncul. Halusinasi juga
biasanya berkaitan dengan tema wahamnya,
(Arif, 2006).

Kriteria Diagnostik
Skizofrenia Paranoid.
Thought echo

Delusion of control
Halusinasi auditorik
Waham-waham menetap

Halusinasi yang menetap


Arus pikiran yang terputus (break) atau

yang mengalami sisipan (interpolation),


Perilaku katatonik
Simtom-simtom negatif

KOMPLIKASI
Komplikasi serius bisa terjadi jika skizofrenia

paranoid tidak ditangani. Beberapa komplikasi


yang bisa disebabkan oleh skizofrenia paranoid
adalah:
Depresi.
Masalah kebersihan.
Penyalahgunaan zat.
Malnutrisi.
Dorongan pikiran dan perilaku bunuh diri.

ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Data Umum

Tn. A. 35 tahun. Karyawan swasta. Tgl Masuk 1-22016.Tgl Pengkajian 5-2-2016.


Diagnosa Medis: Skizofrenia Paranoid.
Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial.
Alasan masuk.
Pasien tampak kebingungan, pembicaraanya
ngelantur,ngomel, mengatakan ada yang mau
mencelakainya, sering berdiam diri di kamar.
Keluarga telah mengatakan dan menasehati tidak
ada yang mau mencelakainya, namun tidak
berhasil.

Faktor predisposisi.
trauma pernah ada yang mengancam dirinya
bahwa

akan

mencelakainya

saat

ada

perselisihan. Sehingga setiap ada orang yamg


baru dikenal berusaha untuk mendekati klien
merasa takut.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial b.d
menarik diri.

Konsep diri; Harga diri :


Klien merasa tidak dihargai, apa yang di katakan
selalu tidak di perdulikan orang lain. Pada saat
makan klien menyendiri di kamarnya karena klien
tidak suka keramaian
Masalah Keperawatan : isolasi sosial : menarik diri.
Hubungan Sosial ; Dirumah sakit
tidak pernah mengikuti kegiatan selama di
RS.Hambatan dengan orang lain.Klien suka berdo'a
sendiri dan ngomongnya ngelantur.
Masalah Keperawatan : kerusakan komunikasi
verbal.

Penampilan :
Tidak mandi dan gosok gigi sudah 3 hari yang lalu, Klien
tampak lusuh & rambut acak acakan.
Masalah Keperawatan : defisit perawatan diri.
Pembicaraan :
Pembicaraan lambat dan tremor serta ngelantur. klien
berbicara berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat
lain.
Masalah Keperawatan : Kerusakan komunikasi verbal.
Alam perasaan.
Klien khawatir dengan lingkungan yang baru di kenalnya
serta takut kalau orang sekitar mencelakainya.
Masalah Keperawatan : Perubahan proses pikir:
Waham curiga.

Interaksi selama wawancara.


Kontak mata kurang, pandangan mata klien
kosong,melihat ke segala arah, tampak takut dan
curiga kepada orang sekitar.
Masalah Keperawatan : kerusakan komunikasi
verbal.
Isi pikir.
Klien tampak takut dan curiga terhadap lingkungan
sekitarnya. Pasien berkeyakinan ada yang mau
mencelakainya sehingga klien menyendiri
Masalah Keperawatan : Perubahan proses pikir:
Waham curiga.

kebutuhan perencanaan pulang.


Nutrisi.
Ketika makan Klien memisahkan diri dengan
temannya.
Masalah Keperawatan : isolasi sosial.
Mandi/pakaian/berdandan
Tidak mandi sejak 3 hari yang lalu serta tidak gosok
gigi.pakaian klien sudah 2 hari tidak diganti. Klien
jarang menyisir rambutnya.
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri.

Mekanisme Koping.
Kalau ada masalah klien biasanya berbicara baik,
namun kalau ada perselisihan seperti (perkelahian)
klien cendrung menghindar dan berdiam diri.
Masalah Keperawatan : isolasi sosial menarik diri.
Pengetahuan tentang penyakit yang diderita.
Tidak tahu tentang penyakit yang diderita. Klien tidak
tahu obat-obat yang diminum. Pemahaman tentang
kesembuhan, sumber koping adaptif dan tentang
manajemen hidup sehat masih tidak mengerti.
Masalah Keperawatan : Kurang pengetahuan
tentang penyakit jiwa dan penangananya.

Aspek Medis.
Diagnosa medik : Skizofrenia paranoid.
Terapi medik
:
Sizoril 25mg (2x1).
Neripros 2mg (2x1).
Hexymer 2mg (2x1).
Efek samping tidak ada, cuma mengantuk dan klien
akan tertidur.
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan masalah
keperawatan.

Daftar Masalah Keperawatan


Isolasi sosial : menarik diri
Kerusakakan komunikasi verbal
Perubahan proses pikir : waham curiga
Cemas
Defisit perawatan diri
Kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa dan
penangananya.

INTERVENSI

1. Isolasi sosial : menarik diri

TUM : klien mampu berhubungan dengan orang lain tanpa merasa takut
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi
Bina hubungan saling percaya, Salam terapeutik, Perkenalan diri.
Jelaskan tujuan interaksi
Ciptakan lingkungan yang tenang
Buat kontrak yang jelas pada setiap pertemuan (topik, waktu dan tempat
berbicara).
Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.
Dengarkan ungkapan klien dengan empati.
Diskusikan dengan klien kelebihan yang dimilikinya
Diskusikan kelemahan yang dimilikinya.
Beritahu klien bahwa tidak ada manusi yang sempurna, semua memiliki
kelebihan dan kekurangan.
Beritahu klien bahwa kekurangan bisa dimiliki dengan kelebihan yang
dimiliki.
Anjurkan klien untuk lebih meningkatkan kelebihan yang dimiliki.
Beritahu klien bahwa ada hikmah dibalik kekurangan yang dimiliki

TUK 2 : Klien dapat mengenal masalahnya


Intervensi
Lakukan kontak sering dan singkat
Bantu klien untuk mengenal masalahnya
Katakan bahwa perawatan akan membantu klien.
Diskusikan dengan klien tentang situasi yang dapat menimbulkan /
tidak menimbulkan masalah.
Waktu dan frekuensi terjadinya masalah (pagi, siang sore, malam
atau bila sendiri atau bila jengkel / sedih).
Diskusikan dengan klien tentang apa yang dirasakan bila terjadi
masalah (marah / takut / sedih / senang) dan berkesempatan
mengungkapkan perasaan.
Diskusikan dengan klien ideal dirinya apa harapan selama di RS.
Bantu klien mengembangkan antara keinginan dan kemampuan yang
dimilikinya.
Beri kesempatan klien untuk berhasil.
Beri Reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai

TUK 3
Klien dapat mengevalusi diri
intervensi
Bantu klien mengidentifikasikan kegiatan atau keinginan yang
bakal dicapainya
Kaji bagaimana perasaan klien dengan keberhasilan tersebut.
Bicarakan kegagalan yang pernah dialami klien dan sebabsebab kegagalan.
Kaji bagaimana respon klien terhadap kegagalan tersebut dan
cara mengatasinya.
Jelaskan pada klien bahwa kegagalan yang dialami dapat
menjadi pelajaran untuk mengatasi kesulitan yang mungkin
terjadi di masa yang akan datang.

TUK 4
Klien dapat membuat rencana realistis
Intervensi
Bantu klien merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
Diskusikan denngan klien tujuan yang ingin dicapai dengan
kemampuan klien.
Bantu klien memilih perioritas tujuan yang mungkin dapat
dicapainya.
Beri kesempatan klien untuk melakukan kegiatan yang telah
dipilih.
Tunjukkan keterampuilan atau keberhasilan yang telah dicapai
klien.
Ikut saatukan klien dalam kegiatan aktivitas kelompok.
Beri reinforcment positif bila klien mau mengikuti kegiatan
kelompok

TUK 5
Klien dapat dukungan keluarga yang meningkatkan dirinya
Intervensi
Diskusikan dengan keluarga tanda-tanda menarik diri klien.
Tunjukkan setiap anggota keluarga untuk mengenal dan
menghargai kemampuan tiap anggota keluarga.
Diskusikan dengan keluarga cara merespon terhadap klien
seperti menghargai klien tidak mengejek, tidak menjauhi
Tunjukkan pada keluarga untuk memberikan kesempatan
berhasil pada klien.
Tunjukkan kepada keluarga untuk memberi dukungan kepada
klien.
Anjurkan keluarga untuk melibatkan klien dalam setiap
pertemuan keluarga

2. Kerusakan komunikasi verbal


TUM :Klien tidak mengalami kerusakan komunikasi vebal dan menunjukkan kemampuan
melakukan komunkasi verbal dengan orang lain dengan cara yang sesuai dan dapat
diterima.
TUK 1 :Membina hubungan saling percaya
Intervensi

BHSP
Prinsip komunikasi terapeutik
Pertahankan konsistensi sikap (terbuka, tepati janji, hindari kesan negatif)
Gunakan tahap-tahap interaksi dengan tepat
Buat tujuan interaksi yang jelas
Buat suasana tenang.
Hindari hal-hal yang negative selama interaksi.
Dengarkan pembicaraan klien lalu identifikasi tema/ topik yang dominan.
Gunakan teknik validasi dan klarifikasi untuk mengetahui pola komunikasi klien.
Gunakan teknik mengatakan secara tidak langsung.
Fokuskan pembicaraan pada satu topic.
Anjurkan untuk berbicara pelan-pelan, tenang dan jelas.
Gunakan bahasa yang konsisten pada saat berinteraksi.
Anjurkan/dorong klien untuk mempertahankan kontak mata saat berinteraksi.

TUK 2 : klien mampu menerima pesan komunikasi dengan tepat


Intervensi
Kaji kemampuan klien menginterpretasikan /menilai
pesan/pembicaraan orang lain.
Kaji kemampuan klien menangkap dan menerima isyarat non
verbal dari orang atau lawan bicara.
Bantu klien mengidentifikasi pesan/informasi yang diterima.
Bantu klien mengidentifikasi interpretasi yang salah terhadap
pesan/informasi yang diterima.
Bantu klien memperbaiki interpretasi yang salah.
Berikan informasi yang tepat, singkat dan berurutan dari yang
sederhana sampai dengan yang kompleks.
Kuatkan dan ulangi informasi/pesan yang diberikan.
Minta klien untuk mengulang pesan/informasi yang
diterimanya terebut.
Gunakan alat bantu untuk menstimulasi memori klien.
Beri reinforcement kepada klien.
Libatkan klien dalam TAK

TUK 3 :klien mampu mengekspresikan informasi/pesan


dengan jelas dan tepat.
intervensi
Uji kemampuan klien memberikan pesan/informasi
dengan cara meminta klien mengungkapkan
perasaannya secara verbal atau melalui tulisan,
gambar, simbul secara singkat dan jelas.
Bantu klien mengingat kembali pesan/informasi yang
sudah disampaikan kepada orang lain.
Beri klien kesempatan unuk berkonsentrasi.
Anjurkan klien untuk menerapkan teknik mengingat
yang tepat melalui gambar, tulisan, symbol.
Dorong klien untuk memperhatikan postur terbuka.
Berikan reinforcement atas keberhasilan/kemajuan
klien

TUK 4 : klien mampu berkomunikasi secara baik dengan orang lain.


intervensi
Atur tujuan komunikasi yang jelas dan realistis sesuai dengan kemampuan
yang sudah dicapai klien.
Pertahankan postur terbuka saat berkomunikasi.
Dengarkan pembicaraan klien dengan penuh perhatian.
Monitor pesan non verbal klien.
Fokuskan pembicaraan pada satu topik yang konkrit.
Anjurkan/dorong klien untuk berkonsentrasi pada topik pembicaraan.
Gunakan bahasa yang familiar dan mudah dimengerti.
Koreksi intrpretasi yang salah terhadap informasi/pesan dengan
menggunakan teknik klarifikasi dan falidasi.
Beri kesempatan kepada klien untuk bertanya.
Dukung klien menggunakan/mengekspresikn dan perasaannya.
Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan klien.

TUK 5 : klien mendapat dukungan dan dapat memanfaatkan


dukungan keluarga dalam perawatan dirinya.
Intervensi
Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang obat
dan manfaatnya.
Diskusikan dan beri penjelasan dengan klien dan keluarga
tentang manfaat, dosis dan efek samping obat.
Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat (jika
waktunya minum obat) dan merasakan manfaatnya.
Berikan penjelasan pada klien akibat berhenti minum obat
tanpa konsultasi/rekomendasi.
Diskusikan dengan klien tentang akibat berhenti minum obat
tanpa konsultasi

Perubahan proses pikir : waham curiga

TUM :Klien tidak terjadi perubahan proses pikir: waham


dan klien akan meningkat harga dirinya.
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi
Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik,
perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu,
tempat dan topik pembicaraan)
Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya.
Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang
yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu
menolong dirinya sendiri

TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan


dan aspek positif yang dimiliki
intervensi
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
Hindarkan memberi penilaian negatif setiap
bertemu klien, utamakan memberi pujian yang
realistis.
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
Diskusikan pula kemampuan yang dapat
dilanjutkan setelah pulang ke rumah

TUK 3 : Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan


sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan


setiap hari sesuai kemampuan.
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien
lakukan
TUK 4 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan
kemampuan
Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
Beri pujian atas keberhasilan klien.
Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

TUK 5 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada


Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara
merawat klien.
Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


DP1

S:

TUK 1

membina hubungan saling percaya, Salam terapeutik,


Perkenalan diri.
Menjelaskan tujuan interaksi
Meniptakan lingkungan yang tenang
Membuat kontrak yang jelas pada setiap pertemuan
(topik, waktu dan tempat berbicara).
Memberi kesempatan klien untuk mengungkapkan
perasaannya.
Mendengarkan ungkapan klien dengan empati.
Mendiskusikan dengan klien kelebihan yang dimilikinya
Mendiskusikan kelemahan yang dimilikinya.
Memberitahu klien bahwa tidak ada manusi yang
sempurna, semua memiliki
kelebihan dan kekurangan.
Memberitahu klien bahwa kekurangan bisa dimiliki
dengan kelebihan yang dimiliki.
Menganjurkan klien untuk lebih meningkatkan
kelebihan yang dimiliki.
Memberitahu klien bahwa ada hikmah dibalik
kekurangan yang dimili

klien mau menyebut


nama klien
klien menyebutkan
kemampuan yang ada
pada diri.
klien dapat
menyebutkan
kelemahan yang dimiliki
dan tidak menjadi
halangan dalam
mencapai keberhasilan

O : Klien menatap perawat


sebentar,klien masih
tampak bingung.
A:

Masalah teatasi Klien


mampu berkomunikasi

P:
Lanjutkan TUK 2

TUK 2
Melakukan kontak sering dan singkat
Membantu klien untuk mengenal
masalahnya.
Mengatakan bahwa perawatan akan
membantu klien.
Mendiskusikan dengan klien tentang
Situasi yang dapat menimbulkan / tidak
menimbulkan halusinasi. Waktu dan
frekuensi terjadinya masalah (pagi,
siang sore, malam atau bila sendiri atau
bila jengkel / sedih).
Mendiskusikan dengan klien tentang
apa yang dirasakan bila terjadi
masalah. (marah / takut / sedih /
senang)
dan
berkesempatan
mengungkapkan perasaan.
Mendiskusikan dengan klien ideal
dirinya apa harapan selama di RS.
Membantu klien mengembangkan
antara keinginan dan kemampuan yang
dimilikinya.

S:
Klien mengungkapkan
alasannya menarik diri
Klien menyebutkan harapan
yang sesuai dengan
kemampuan
O:
Klien tampak
mengungkapkan
perasaannya tidak merasa
terpaksa
Kontak mata ada tapi
sebentr-Sebentar
A:
Klien mampu menyebutkan
penyebab menarik diri
P:
Lanjutkan TUK 3

TUK 3

Membantu klien mengidentifikasikan


kegiatan atau keinginan yang bakal
dicapainya
Mengkaji bagaimana perasaan klien
dengan keberhasilan tersebut.
Membicarakan kegagalan yang
pernah dialami klien dan sebab-sebab
kegagalan.
Mengkaji bagaimana respon klien
terhadap kegagalan tersebut dan cara
mengatasinya
Menjelaskan pada klien bahwa
kegagalan yang dialami dapat
menjadi pelajaran untuk mengatasi
kesulitan yang mungkin terjadi di
masa yang akan datang.

S:
klien mmenyebutkan
keberhasilan yang pernah
dialami
klien menyebutkan kegagalan
yang pernah dialami
O:
Klien Menunjukan Perhatian
Meski Kadang Tidak Konsentrasi
A:
Klien mampu mengungkapkan
keinginan yang ingin dicapainya
P:
Lanjutkan TUK 4

TUK 4

S:

Membantu klien merumuskan


tujuan yang ingin dicapai.
Mendiskusikan denngan klien
tujuan yang ingin dicapai dengan
kemampuan klien.
Membantu klien memilih
perioritas tujuan yang mungkin
dapat dicapainya.
Memberi kesempatan klien untuk
melakukan kegiatan yang telah
dipilih.
Menunjukkan keterampuilan
atau keberhasilan yang telah
dicapai klien

Klien menyebutkan
tujuan yang ingin
dicapai

Memberi reinforcment positif

O:
klien tampak tidak
ketakutan lagi
Klien lebih konsentrasi
A:
Klien dapat dan mampu
menyebutkan tujuan
yang ingin dicapai
p:
lanjutkan TUK 5

TUK 5
Mendiskusikan dengan keluarga tandatanda menarik diri klien.
Menunjukkan setiap anggota keluarga
untuk mengenal dan menghargai
kemampuan tiap anggota keluarga.
Mendiskusikan dengan keluarga cara
merespon terhadap klien seperti
menghargai klien tidak mengejek, tidak
menjauhi
Menunjukkan pada keluarga untuk
memberikan kesempatan berhasil pada
klien.
Menunjukkan kepada keluarga untuk
memberi dukungan kepada klien.
Menganjurkan keluarga untuk melibatkan
klien dalam setiap pertemuan keluarga

S:
Keluarga
menyebutkan tandatanda harga diri
rendah mengatakan
diri tidak berharga
tidak berguna.
keluarga
menyebutkan cara
merespon dan
memperlakukan
klien secara tepat
O:
Keluarga kooperatif

P:
Pertahankan intervensi

DP 2
TUK1
Membina hubungan saling percaya
Melakukan komunikasi terapeutik
mempertahankan konsistensi sikap
(terbuka, tepati janji, hindari kesan
negatif)
menggunakan tahap-tahap interaksi
dengan tepat
membuat tujuan interaksi yang jelas
membuat suasana tenang.
menghindari hal-hal yang negative
selama interaksi.
Mendengarkan pembicaraan klien lalu
identifikasi tema/ topik yang dominan.
menggunakan teknik validasi dan
klarifikasi untuk

S:
Klien menyebutkan
nama
Klien menceritakan apa
yang dirasakannya
O:
Klien tampak kooperatif
Kontak mata ada
meskipun kadang
melihat kesekeliling
A:
Klien mampu berbicara
pelan-pelan dan jelas
P:
Lanjutkan TUK 2

TUK 2

Memgkaji kemampuan klien


menginterpretasikan /menilai
pesan/pembicaraan orang lain.
Mengkaji kemampuan klien menangkap dan
menerima isyarat non verbal dari orang atau
lawan bicara.
Membantu klien mengidentifikasi
pesan/informasi yang diterima.
Membantu klien mengidentifikasi interpretasi
yang salah terhadap pesan/informasi yang
diterima.
Membantu klien memperbaiki interpretasi
yang salah.
Memberikan informasi yang tepat, singkat
dan berurutan dari yang sederhana sampai
dengan yang kompleks.
Menguatkan dan ulangi informasi/pesan yang
diberikan.
Meminta klien untuk mengulang
pesan/informasi yang diterimanya terebut.

S:
Klien menyatakan
dia berfikir kalau
orang lain itu akan
mencelakainya
O:
Klien tampak
bingung
A:
Klien mau berusaha
mengidentifikasi
interpretasi yang
salah
P:
Ulangi
/pertahankan TUK
2
Lanjutkan TUK 3

TUK 3
Menguji kemampuan klien memberikan
pesan/informasi dengan cara meminta
klien mengungkapkan perasaannya
secara verbal atau melalui tulisan,
gambar, simbul secara singkat dan jelas.
Membantu klien mengingat kembali
pesan/informasi yang sudah disampaikan
kepada orang lain.
Memberi klien kesempatan unuk
berkonsentrasi.
Menganjurkan klien untuk menerapkan
teknik mengingat yang tepat melalui
gambar, tulisan, symbol.
Mendorong klien untuk memperhatikan
postur terbuka.
Memberikan reinforcement atas
keberhasilan/kemajuan klien.

S:
Klien mengatakan mau
menggambar
O:
Klien tampak
menggambar rumah
Klien menggambar
seseorang yang akan
mencelakainya
Klien tampak
kooperatif
A:
Klien mampu
mengungkapkan
perasaannya lewat
menggambar
P:
Lanjutkan TUK 4

TUK 4

Mengatur tujuan komunikasi yang jelas dan realistis


sesuai dengan kemampuan yang sudah dicapai klien.
Mempertahankan postur terbuka saat
berkomunikasi.
Mendengarkan pembicaraan klien dengan penuh
perhatian.
Memonitor pesan non verbal klien.
memfokuskan pembicaraan pada satu topik yang
konkrit.
Mengnjurkan/dorong klien untuk berkonsentrasi
pada topik pembicaraan.
Mengunakan bahasa yang familiar dan mudah
dimengerti.
Mengoreksi intrpretasi yang salah terhadap
informasi/pesan dengan menggunakan teknik
klarifikasi dan falidasi.
Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya.
Mendukung klien menggunakan/mengekspresikn
dan perasaannya.
Memberi reinforcement positif terhadap
keberhasilan klien

S:

Pasien mengatakan
tujuan
berkomunikasi
agar tahu mengenai
sesuatu dan tidak
terjadi salah
persepsi/salah
paham
O:
Pasien tampak
kooperatif
Klien kadang
melihat perawat
dan sekeliling
A:
Klien mampu
berkomunikasi
dengan orang lain
P:
Lanjutkan TUK 5

TUK 5
Mengkaji tingkat pengetahuan klien dan

keluarga tentang obat dan manfaatnya.


Mendiskusikan dan beri penjelasan dengan
klien dan keluarga tentang manfaat, dosis

dan efek samping obat.


Mengnjurkan klien meminta sendiri obat
pada perawat (jika waktunya minum obat)
dan merasakan manfaatnya.
Memberikan penjelasan pada klien akibat
berhenti minum obat tanpa
konsultasi/rekomendasi.

Mendiskusikan dengan klien tentang akibat


berhenti minum obat tanpa konsultasi.
memfasilitasi pertemuan klien atau keluarga

S:
Klien dan keluarga
menyatakan sekarang
sudah tau tentang
manfaat obat
Klien mengatakan akan
minum obat secara
teratur
Keluarga mengatakan
akan membantu klien
dalam mengatur
obatnya
O:Klien dan keluarga
tampak kooperatif
A:
Keluarga dan klien
mengerti tentang
penjelasan obat
Klrga mampu
mendukung klien
P: Pertahankan tindakan.

DP 3
TUK 1
Membina hubungan saling percaya :
salam terapeutik, perkenalan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat
kontrak yang jelas (waktu, tempat
dan topik pembicaraan)
memberi kesempatan pada klien
untuk mengungkapkan perasaannya.
Menyediakan waktu untuk
mendengarkan klien
Mengatakan kepada klien bahwa
dirinya adalah seseorang yang
berharga dan bertanggung jawab
serta mampu menolong dirinya
sendiri

S:
Klien menyebutkan nama
Klien megungkapkan
perasaannya
O:
Kontak mata klien ada tapi
sebentar lalu menunduk dan
lihat kesekeliling
Klien Tampak sedikit bingung
A:
Klien mampu
mengungkapkan perasaanya

P:
Lanjutkan TUK 2

TUK 2
menghindari memberi
penilaian negatif setiap
bertemu klien,
memberi pujian yang
realistis.
Mendiskusikan
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki.
Mendiskusikan
pula
kemampuan
yang
dapat
dilanjutkan
setelah
pulang
ke
rumah

S:
Klien mengatakan mampu
mengerjakan pekerjaan apa
saja.
O:
Klien tampak kooperatif
A:

Klien dapat menilai


kemampuan yang dapat
didiskusikan kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki
P:
Lanjutkan TUK 3

TUK 3
Rencanakan bersama
klien aktivitas yang
dapat dilakukan setiap
hari
sesuai
kemampuan.
Tingkatkan kegiatan
sesuai dengan toleransi
kondisi klien.
Beri
contoh
cara
pelaksanaan kegiatan
yang
boleh
klien
lakukan

S:
Klien menyatakan aktivitas yang mau
dilakukannya seperti membantu istri
dirumah mengepel lantai

O:
Klien tampak lebih kooperatif dari
hari sebelumnya.
Kontak mata ada tapi sebentarsebentar lalu berpaling melihat
sekeliling
A:
Klien mampu melakukan aktivitas
seperti membereskan buku-buku/
barang-barang yang berserakan,
klien mampu mendemonstrasikan
cara mengepel lantai.
P:
Lanjutkan TUK 4

S:

TUK 4
Beri kesempatan mencoba
kegiatan
yang
telah
direncanakan.
Beri
pujian
atas
keberhasilan klien.
Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan di rumah

Klien mengatakan akan


mencoba kegiatannya
dirumah
Klien mengatakan senang
mengobrol dengan perawat
O:
Klien tampak rileks
Klien mendemonstrasikan
kegiatannya mengepel
A:
Klien mampu mencoba
kegiatan yang ingin
dikerjakannya
P:
Lanjutkan TUK 5

TUK 5
Beri pendidikan kesehatan
pada keluarga tentang cara
merawat klien.
Bantu keluarga memberi
dukungan
selama
klien
dirawat.
Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan di rumah.
Beri reinforcement positif atas
keterlibatan keluarga

S:
Keluarga mengatakan
mengerti
Keluarga mengatakan
akan menerapkannya
pada klien
Keluarga mengatakan
senang mengobrol dengan
perawat
O:
Tampak keluarga
kooperatif
A:
Keluarga klien sudah
mengerti cara merawat
klien baik dirumah sakit
maupun dirumah
P:
Pertahankan intervensi

Anda mungkin juga menyukai