Oleh:
Richky Nurhakim
BAB I
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama
: Ny. M
Usia
: 35 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
Alamat
No. RM
: 854xxx
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Perut terasa mulas.
Riwayat Operasi
: SC 2 x, komplikasi
Tes HIV
: belum pernah
Trauma
:-
Riwayat Psikis
Keadaan Umum
Kesadaran
: kompos mentis
BB
: 62 kg
TB
:-
Tanda Vital :
TD
: 110/77 mmHg
Nadi
: 102 x/menit
Suhu
: 360C
RR
: 22 x/menit
STATUS GENERALIS
Kepala
* Mata
: Normosephal
: konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-).
2
* Telinga
* Hidung
* Mulut
Leher
Thorax :
-
Jantung
inspeksi
palpasi
: pulsasi teraba
perkusi
auskultasi
-
Paru
inspeksi
palpas
perkusi
auskultasi
Perut : simetris, supel, timpani, Bising usus (+) normal, Nyeri tekan epigastrium (-)
Ekstremitas :
-
Atas
Bawah : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), udem (-)
PEMERIKSAAN LAB
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai rujukan
3
Hematologi
Hemoglobin
8.2
gr/dL
11.7-15.5
Jumlah leukosit
10.84
ribu/L
3.60-11.00
Jumlah trombosit
295
ribu/L
150-440
Hematokrit
25
32-36
Eritrosit
3.28
ribu/L
3.8-5.2
MCV/VER
76
fL
80-100
MCV/HER
25
pg
26-34
MCHC/KHER
33
g/dL
32-36
Diagnosis Pra-Bedah
ASA
:2
Jenis Pembedahan
: Seksio Sesaria
Jenis Anestesia
Premedikasi
:-
PERSIAPAN OPERASI
-
Puasa 6 jam
Sebelum dilakukan induksi pasien dipasang elektroda,manset TD, dan pengukur Sp02.
MEDIKASI
1. Decain 12.5 mg
2. Catapres 0.03 mg
4
3. Morfin 0.2 mg
4. Methergine 0.4 mg
5. Synto 10 mg
6. Ondansetron 4 mg
7. Ephedrin 20 mg
8. Sedacum 2.5 mg
9. Profenid supp
Pukul 13.15
Diberikan :
1. Decain 12.5 mg
2. Catapres 0.03 mg
3. Morfin 0.2 mg
Tercatat TD 130/72, Nadi 80x/mnt, SpO2 100%
Kemudian pasien merasa kedua kaki kesemutan dan sulit diangkat
Diberikan 02 nasal canule 2L
Pukul 13.30
Tercatat TD 124/69, Nadi 70x/mnt, SpO2 100%
Pasien mual
Diberikan :
1. Methergine 0.4 mg
2. Synto 10 mg
3. Ondansetron 4 mg
Pukul 14.15
Pasien gelisah
Tercatat TD 93/60, Nadi 85x/mnt, SpO2 100%
Diberikan :
1. Ephedrin 20 mg
2. Sedacum 2.5 mg
Pukul 14.15
Operasi selesai
Tercatat TD 109/64, Nadi 76x/mnt, SpO2 100%
Diberikan :
-
Profenid supp
PASCA ANESTESIA
-
Jumlah cairan
Lama anestesia
: 1 jam 5 menit
Lama pembedahan
: 45 menit
Pasien dipindahkan ke RR
Nilai
Gangguan pernapasan
(-)
Gangguan kardiovaskular
(-)
Gelisah
(+)
Keluhan nyeri
(+)
6
Mual-muntah
(-)
Menggigil
Kesadaran 2
Warna 2
Aktivitas 2
Respirasi 2
Kardiovaskular 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Seksio Sesarea
Suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut
dan dinding rahim dengan syarat dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram
Indikasi :
a. Indikasi Ibu :
Semua pemberian opioid parenteral dapat menembus plasenta dan mempengaruhi janin.
Anestesi regional dapat dipilih untuk penatalaksanaan nyeri persalinan
Analgetik optimal untuk persalinan membutuhkan blokade syaraf setinggi T10 sampai L1
pada kala I dan T10-S4 untuk kala II
Hipotensi merupakan efek samping paling umum dijumpai pada teknik anestesi regional dan
harus diterapi dengan agresif dengan ephedrine dan cairan intravena untuk mencegah
gangguan pada janin.
Pemberian bolus cairan intravena sebelum tindakan anestesi regional dapat mengurangi
beratnya hipotensi arterial.
Anestesi spinal untuk seksio sesarean lebih mudah dikerjakan dibanding epidural untuk
cepatnya hasil dan blokade yang dihasilkan. Anestesi epidural memberikan pengaturan level
sensoris yang lebih baik dalam menurunkan tekanan darah secara bertahap.
Bupivakain
Dosis blok spinal : bolus/infus 7-15 mg
8
Farmakologi :
Anestesi lokal amino amida ini menstabilisasi membran neuron dengan menginhibisi perubahan
ionik terus menerus yang diperlukan untuk memulai dan menghantarkan impuls.
Sebabkan
kehilangan fungsi otonomik, nyeri, suhu, raba, propriosepsi dan tonus otot skelet
Farmakokinetik :
Awitan aksi : 4-17 menit (epidural), spinal (
Efek puncak : infiltrasi dan epidural 30-45 menit, spinal 15 menit
Lama aksi : infiltrasi/epidural/spinal 200-400 menit
Morfin
Penggunaan : premedikasi, analgesia, anestesia, pengobatan nyeri yang berkaitan dengan iskemia
miokard, dan untuk dispneu yang berkaitan dengan kegagalan ventrikel kiri dan edema paru.
Dosis
Eliminasi : hati
Farmakologi :
Alkaloid opium ini menimbulkan efek primernya terhadap susunan saraf pusat dan organ yang
mengandung otot polos.
Menimbulkan analgesia, rasa mengantuk, euforia, depresi pernapasan terkait dosis, penurunan
tahanan perifer
Farmakokinetik
Awitan aksi : IV <1menit, epidural/spinal 15-60 menit
Efek puncak : IV 5-20 menit, IM 30-60 menit, epidural/spinal 90 menit
Lama aksi : IV/IM/SK 2-7 jam, epidural/spinal 6-24 jam
Methergine 0.4 mg
Penggunaan : pengobatan atoni uteri dan perdarahan pasca persalinan
Dosis
: IV/IM, 0.2 mg (diberikan IV dalam 60 detik); ulangi seperlunya setiap 2-4 jam
Farmakokinetik :
Awitan aksi : IV langsung, IM2-5 menit, PO 5-15 menit
Efek puncak : IV < 5menit, IM/PO < 30 menit
Lama aksi : IV 45 menit, IM/PO 4-6 jam
Interaksi/toksisitas : vasokonstriksi yang dipotensiasi oleh simpatomimetik seperti efedrin,
nikotin
Synto 10 mg (Oksitosin)
Penggunaan : perbaikan kontraksi uterus, pengendalian perdarahan pascapersalinan
Dosis : antepartum ; 1-20 mU/menit, Pascapersalinan : Infus 20-40 mU/menit; titrasi untuk
mengendalikan atoni uteri.
Eliminasi : hati
Farmakologi :
Merangsang kontraksi otot polos uterus.
Farmakokinetik :
Awitan aksi : IV, hampir langsung ;IM 3-5 menit
Efek puncak : IV, < 20 menit; IM 40 menit
Lama aksi : IV, 20 menit-1 jam, IM 2-3 jam
Interaksi/ toksisitas : mempotensi efek presor simpatomimetik (efedrin)
Ondansetron 4 mg
Penggunaan : pencegahan dan pengobatan mual dan muntah pasca bebah akibat kemoterapi
Dosis
Eliminasi : hati
Famakologi :
11
Antagonis reseptor serotonin 5-HT3 selektif yang ditemukan secara perifer pada terminal saraf
vagal dan secara sentral dalam zona pemicu kemoreseptor sdari area postrema.
Menghantarkan efek emetik serotonin
Melintasi plasenta dan dapat dieksresikan dalam ASI
Farmakokinetik :
Awitan aksi : IV, <30 menit
Efek puncak : IV, bervariasi
Lama aksi : IV 12-24 jam
Interkasi/toksisitas : kadar serum dapat berubah pada pemberian bersama fenitoin, fenobarbital
dan rifampin
Ephedrin 20 mg
Penggunaan : vasopresor, bronkodilator
Dosis
Eliminasi : hati
Farmakologi :
Simpatomimetik nonkatekolamin
Menigkatkan TD, curah jantung, nadi, stimalsi adrenergik alfa dan beta
Awitan aksi : IV, hampir langsung
Efekpuncak : IV 2-5 menit
Lama aksi : IV/IM 10-60 menit
Interaksi : risiko aritmia dengan anestetik volatil
Sedacum 2.5 mg
Penggunaan : premedikasi, sedasi sadar, obat induksi,
12
Dosis
: premedikasi IM 2.5-10 mg, Sedasi sadar IV 0.5-5 mg, Induksi IV 50-350 um/kg, infus
0.25-1.5 um/kg/menit
Eliminasi : hati
Farmakologi :
Antiansietas, sedatif, amnesik, antikonvulsan, dan relaksan otot skelet.
Farmakokinetik :
Awitan aksi : IV 30 detik-1 menit, IM 15 menit intranasal < menit
Efek puncak : IV 3-5 menit
Lama aksi : IV.IM 15-80 menit
Interkasi : efek depresi SSP dan sirkulasi dipotensiasi oleh alkohol, narkotik, sedatif, anestetik
volatil.
Profenid sup
-
Farmakodinamik
Menghambat
sikloosigenase,
menurunkan
sintesis
prostaglanding,
Farmakokinetik : Awal kerja : 5-7 menit, durasi 8-12 jam, awitan puncak 120 menit, waktu paruh
5.2 jam.
3. Latief, SA. Petunjuk Praktis Anestesiologi, edisi kedua. 2001. Bagian Anestesiologi& Terapi
Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta. hal.107.
4. Omoigui.Sota. Obat-obatan Anestesia. Edisi II. 2012. EGC; Sakarta
5. Wiknjosastro, H. Ilmu Bedah Kebidanan, edisi pertama. 2007. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo : Jakarta. hal.133-134.
14