Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS II

ANESTESIA SPINAL PADA


SECTIO CAESAREA

Oleh:
Richky Nurhakim

SMF ANESTESI RS ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN & KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2015

BAB I
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama

: Ny. M

Usia

: 35 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Jl. Malaka Raya No 7 RT02/03 Jakarta Timur

No. RM

: 854xxx

ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Perut terasa mulas.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke RS diantar oleh suaminya
Pasien tengah hamil anak pertama dengan usia kehamilan 37-38 minggu.
Pasien sering memeriksakan diri ke dokter kandungan.
pasien datang ke RS Islam Jakarta karena sudah direncanakan untuk dilakukan SC.
mual-muntah (-), pusing (-), demam (-).

Riwayat Penyakit Dahulu :


Hipertensi (-), Asma (+) kambuh pada 1 tahun SMRS, Diabetes Melitus (-), Hepatitis (-),
Tuberkulosis paru (-)
1

Riwayat Alergi : Riwayat Pengobatan :


Riwayat minum jamu (-),obat-obatan warung (-), pengencer darah (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Hipertensi (-), DM (-), Jantung (-)
Riwayat Psikososial

: merokok (-), alkohol (-), kopi (-)

Riwayat Operasi

: SC 2 x, komplikasi

Tes HIV

: belum pernah

Trauma

:-

Riwayat Psikis

: Saat akan operasi pasien merasa sangat cemas

KEADAAN PRA BEDAH


-

Keadaan Umum

: tampak sakit sedang

Kesadaran

: kompos mentis

BB

: 62 kg

TB

:-

Tanda Vital :
TD

: 110/77 mmHg

Nadi

: 102 x/menit

Suhu

: 360C

RR

: 22 x/menit

STATUS GENERALIS
Kepala
* Mata

: Normosephal
: konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-).
2

* Telinga

: dalam batas normal

* Hidung

: dalam batas normal

* Mulut

: bibir pucat dan sianosis (-)

Leher

: pembesaran KGB (-)

Thorax :
-

Jantung

inspeksi

: iktus cordis tidak tampak

palpasi

: pulsasi teraba

perkusi

: batas jantung kanan ICS II lps dekstra, ICS IV lps dekstra


batas jantung ki ICS II lps sinistra, ICS VI mklavikularis sinistra

auskultasi
-

: S1/S2 regular, murmur (-), gallop (-)

Paru

inspeksi

: tampak simetris dada dekstra-sinistra

palpas

: vokal fremitus simetris

perkusi

: batas paru-hati midclavicula dextra ICS VI


batas paru-lambung midclavicula sinistra ICS VII

auskultasi

: rhonki (+/+), wheezing (-/-)

Perut : simetris, supel, timpani, Bising usus (+) normal, Nyeri tekan epigastrium (-)
Ekstremitas :
-

Atas

: Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), udem (-)

Bawah : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), udem (-)

PEMERIKSAAN LAB
Pemeriksaan

Hasil

Satuan

Nilai rujukan
3

Hematologi

Hemoglobin

8.2

gr/dL

11.7-15.5

Jumlah leukosit

10.84

ribu/L

3.60-11.00

Jumlah trombosit

295

ribu/L

150-440

Hematokrit

25

32-36

Eritrosit

3.28

ribu/L

3.8-5.2

MCV/VER

76

fL

80-100

MCV/HER

25

pg

26-34

MCHC/KHER

33

g/dL

32-36

Diagnosis Pra-Bedah

: G3P1A1 Usia 35 tahun hamil 37/38 minggu belum in partu janin

tunggal hidup intrauterin dengan bekas SC 2 kali dan anemia.


-

Diagnosis Pasca Bedah

: P2A1 usia 30 tahun dengan Seksio Sesaria

ASA

:2

Jenis Pembedahan

: Seksio Sesaria

Jenis Anestesia

: Spinal Analgesia / Regional

Premedikasi

:-

PERSIAPAN OPERASI
-

Puasa 6 jam

Pemasangan infus ringer laktat

Pasien dibawa ke ruang operasi

Pasien diposisikan terlentang di meja operasi

Sebelum dilakukan induksi pasien dipasang elektroda,manset TD, dan pengukur Sp02.

MEDIKASI
1. Decain 12.5 mg
2. Catapres 0.03 mg
4

3. Morfin 0.2 mg
4. Methergine 0.4 mg
5. Synto 10 mg
6. Ondansetron 4 mg
7. Ephedrin 20 mg
8. Sedacum 2.5 mg
9. Profenid supp

Pukul 13.15
Diberikan :
1. Decain 12.5 mg
2. Catapres 0.03 mg
3. Morfin 0.2 mg
Tercatat TD 130/72, Nadi 80x/mnt, SpO2 100%
Kemudian pasien merasa kedua kaki kesemutan dan sulit diangkat
Diberikan 02 nasal canule 2L

Pukul 13.30
Tercatat TD 124/69, Nadi 70x/mnt, SpO2 100%
Pasien mual
Diberikan :
1. Methergine 0.4 mg
2. Synto 10 mg
3. Ondansetron 4 mg

Pukul 14.15
Pasien gelisah
Tercatat TD 93/60, Nadi 85x/mnt, SpO2 100%
Diberikan :
1. Ephedrin 20 mg
2. Sedacum 2.5 mg

Pukul 14.15
Operasi selesai
Tercatat TD 109/64, Nadi 76x/mnt, SpO2 100%
Diberikan :
-

Profenid supp

PASCA ANESTESIA
-

Jumlah cairan

: Ringer asetat 700 ml

Lama anestesia

: 1 jam 5 menit

Lama pembedahan

: 45 menit

Pasien dipindahkan ke RR

Pasang tensi, SpO2, O2 3L

Tercatat TD 110/64, Nadi 80x/mnt, SpO2 100%

Nilai
Gangguan pernapasan

(-)

Gangguan kardiovaskular

(-)

Gelisah

(+)

Keluhan nyeri

(+)
6

Mual-muntah

(-)

Menggigil

(+) diberikan 02 +warmer

NILAI ALDRETTE SCORE


-

Kesadaran 2

Warna 2

Aktivitas 2

Respirasi 2

Kardiovaskular 2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Seksio Sesarea

Suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut
dan dinding rahim dengan syarat dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram

Indikasi :

a. Indikasi Ibu :

Panggul sempit absolut, Tumor jalan lahir, stenosis serviks/vagina,

plasenta previa, Disproporsi Sefalopelfik, Ruptura uteri.


b. Indikasi Janin : Kelainan letak, gawat janin.

Anestesia Untuk Seksio Sesaria


-

Semua pemberian opioid parenteral dapat menembus plasenta dan mempengaruhi janin.
Anestesi regional dapat dipilih untuk penatalaksanaan nyeri persalinan

Penggunaan campuran anestesi lokal-opioid untuk analgesik lumbar-epidural selama


persalinan, secara bermakna mengurangi kebutuhan akan obat dibanding dengan penggunaan
obat tunggal

Analgetik optimal untuk persalinan membutuhkan blokade syaraf setinggi T10 sampai L1
pada kala I dan T10-S4 untuk kala II

Hipotensi merupakan efek samping paling umum dijumpai pada teknik anestesi regional dan
harus diterapi dengan agresif dengan ephedrine dan cairan intravena untuk mencegah
gangguan pada janin.

Pemberian bolus cairan intravena sebelum tindakan anestesi regional dapat mengurangi
beratnya hipotensi arterial.

Anestesi spinal untuk seksio sesarean lebih mudah dikerjakan dibanding epidural untuk
cepatnya hasil dan blokade yang dihasilkan. Anestesi epidural memberikan pengaturan level
sensoris yang lebih baik dalam menurunkan tekanan darah secara bertahap.

Bupivakain
Dosis blok spinal : bolus/infus 7-15 mg
8

Farmakologi :
Anestesi lokal amino amida ini menstabilisasi membran neuron dengan menginhibisi perubahan
ionik terus menerus yang diperlukan untuk memulai dan menghantarkan impuls.

Sebabkan

kehilangan fungsi otonomik, nyeri, suhu, raba, propriosepsi dan tonus otot skelet

Farmakokinetik :
Awitan aksi : 4-17 menit (epidural), spinal (
Efek puncak : infiltrasi dan epidural 30-45 menit, spinal 15 menit
Lama aksi : infiltrasi/epidural/spinal 200-400 menit

Catapres (klonidin HCL)


Penggunaan : anitihipertensi, premedikasi, pengobatan keadaan penarikan opioid/alkohol,
suplementasi anestesi ; anelgesia epidural/spinal; perpanjangan lama dan aksi anestetik lokal
Dosis :

pramedikasi : PO 3,5 ug/kg

Analgesia spinal : 15-150 ug (0.3-3ug/kg)


Eliminasi : ginjal, hati
Farmakologi :
agonis selektif pada adreneroreseptor alfa-2.
Menghambat aliran keluar simpatis sentral melalui aktivasi reseptor adrenergik alfa-2 dalam
pusat vasomotor medula.
Menurunkan TD, nadi, curah jantung dan menimbulkan sedasi tergantung dosis
Farmakokinetik :
Awitan aksi : epidural/spinal (analgesia) <15 menit
Efek puncak : IV 30-60 menit (efek hipotensi), PO 2-4 jam
9

Lama aksi : epidural, spinal 3-4 jam

Morfin
Penggunaan : premedikasi, analgesia, anestesia, pengobatan nyeri yang berkaitan dengan iskemia
miokard, dan untuk dispneu yang berkaitan dengan kegagalan ventrikel kiri dan edema paru.
Dosis

: IV 2.5-15 mg, PO 10-30 mg setiap 4 jam, spinal 0.1-1 mg (4-20 ug/kg)

Eliminasi : hati
Farmakologi :
Alkaloid opium ini menimbulkan efek primernya terhadap susunan saraf pusat dan organ yang
mengandung otot polos.
Menimbulkan analgesia, rasa mengantuk, euforia, depresi pernapasan terkait dosis, penurunan
tahanan perifer
Farmakokinetik
Awitan aksi : IV <1menit, epidural/spinal 15-60 menit
Efek puncak : IV 5-20 menit, IM 30-60 menit, epidural/spinal 90 menit
Lama aksi : IV/IM/SK 2-7 jam, epidural/spinal 6-24 jam

Methergine 0.4 mg
Penggunaan : pengobatan atoni uteri dan perdarahan pasca persalinan
Dosis

: IV/IM, 0.2 mg (diberikan IV dalam 60 detik); ulangi seperlunya setiap 2-4 jam

;kemudian PO, 0.2-0.4 mg setiap 4-6 jam sebelumnya 2-7 hari


Eliminasi : Hati
Farmakologi
Suatu alkaloid erfot semisintetik yang bekerja langsung pada otot polos uterus dan meningkatkan
tonus, kecepatan, dan amplitudo kontraksi ritmik uterus.
10

Farmakokinetik :
Awitan aksi : IV langsung, IM2-5 menit, PO 5-15 menit
Efek puncak : IV < 5menit, IM/PO < 30 menit
Lama aksi : IV 45 menit, IM/PO 4-6 jam
Interaksi/toksisitas : vasokonstriksi yang dipotensiasi oleh simpatomimetik seperti efedrin,
nikotin

Synto 10 mg (Oksitosin)
Penggunaan : perbaikan kontraksi uterus, pengendalian perdarahan pascapersalinan
Dosis : antepartum ; 1-20 mU/menit, Pascapersalinan : Infus 20-40 mU/menit; titrasi untuk
mengendalikan atoni uteri.
Eliminasi : hati
Farmakologi :
Merangsang kontraksi otot polos uterus.
Farmakokinetik :
Awitan aksi : IV, hampir langsung ;IM 3-5 menit
Efek puncak : IV, < 20 menit; IM 40 menit
Lama aksi : IV, 20 menit-1 jam, IM 2-3 jam
Interaksi/ toksisitas : mempotensi efek presor simpatomimetik (efedrin)
Ondansetron 4 mg
Penggunaan : pencegahan dan pengobatan mual dan muntah pasca bebah akibat kemoterapi
Dosis

: IV lambat 4 mg berikan tanpa diencerkan dalam 1-5 menit

Eliminasi : hati
Famakologi :

11

Antagonis reseptor serotonin 5-HT3 selektif yang ditemukan secara perifer pada terminal saraf
vagal dan secara sentral dalam zona pemicu kemoreseptor sdari area postrema.
Menghantarkan efek emetik serotonin
Melintasi plasenta dan dapat dieksresikan dalam ASI
Farmakokinetik :
Awitan aksi : IV, <30 menit
Efek puncak : IV, bervariasi
Lama aksi : IV 12-24 jam
Interkasi/toksisitas : kadar serum dapat berubah pada pemberian bersama fenitoin, fenobarbital
dan rifampin

Ephedrin 20 mg
Penggunaan : vasopresor, bronkodilator
Dosis

: IV 5-20 mg (100-200um/kg), IM 25-50 mg, PO 25-50 mg setiap 3-4 jam

Eliminasi : hati
Farmakologi :
Simpatomimetik nonkatekolamin
Menigkatkan TD, curah jantung, nadi, stimalsi adrenergik alfa dan beta
Awitan aksi : IV, hampir langsung
Efekpuncak : IV 2-5 menit
Lama aksi : IV/IM 10-60 menit
Interaksi : risiko aritmia dengan anestetik volatil

Sedacum 2.5 mg
Penggunaan : premedikasi, sedasi sadar, obat induksi,
12

Dosis

: premedikasi IM 2.5-10 mg, Sedasi sadar IV 0.5-5 mg, Induksi IV 50-350 um/kg, infus

0.25-1.5 um/kg/menit
Eliminasi : hati
Farmakologi :
Antiansietas, sedatif, amnesik, antikonvulsan, dan relaksan otot skelet.
Farmakokinetik :
Awitan aksi : IV 30 detik-1 menit, IM 15 menit intranasal < menit
Efek puncak : IV 3-5 menit
Lama aksi : IV.IM 15-80 menit
Interkasi : efek depresi SSP dan sirkulasi dipotensiasi oleh alkohol, narkotik, sedatif, anestetik
volatil.

Profenid sup
-

Obat analgetik antiinflamasi nonsteroid, golongan proprionat dari derivat 2-phenylpropionic


acids.

Farmakodinamik

Menghambat

sikloosigenase,

menurunkan

sintesis

prostaglanding,

menurunkan hiperalgesia, menurunkan nyeri setelah operasi.


-

Farmakokinetik : Awal kerja : 5-7 menit, durasi 8-12 jam, awitan puncak 120 menit, waktu paruh
5.2 jam.

Eliminasi : urin berupa glukaronik ester


DAFTAR PUSTAKA

1. Ezekiel, MR. Handbook of Anesthesiology. 2008


2. Morgan.EG, Mikhail.MS, Murray.MJ. Fisiologi Kardiovaskuler Dan Anestesi. Clinical
Anesthesilogy 5th ED 2013; 27:413
13

3. Latief, SA. Petunjuk Praktis Anestesiologi, edisi kedua. 2001. Bagian Anestesiologi& Terapi
Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta. hal.107.
4. Omoigui.Sota. Obat-obatan Anestesia. Edisi II. 2012. EGC; Sakarta
5. Wiknjosastro, H. Ilmu Bedah Kebidanan, edisi pertama. 2007. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo : Jakarta. hal.133-134.

14

Anda mungkin juga menyukai