Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Neonatus atau bayi baru lahir adalah mulai dari lahir sampai usia satu
bulan periode neonatal atau neonatus adalah bulan pertama selama periode
neonatal bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan yang amat menakjubkan.
(Hamilton, 1995).
Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu,
lahir biasanya dengan usia gestasi 38 42 minggu (Wong, 2003). Bayi baru lahir
harus memenuhi sejumlah tugas perkembangan untuk memperoleh dan
mempertahankan ekstensi fisik secara terpisah dari ibunya. Perubahan biologis
besar yang terjadi pada saat bayi lahir memungkinkan transisi dari lingkungan
intra uterin ke ekstrauterin. Perubahan ini menjadi

dasar pertumbuhan dan

perkembangan dikemudian hari.

2. Karakteristik Biologis
Pada kehamilan cukup bulan, berbagai sistem fisiologis dan anatomis
mencapai tingkat perkembangan dan fungsi yang memungkinkan janin memiliki

eksistensi terpisah dari ibunya. Saat dilahirkan, bayi baru lahir memiliki
kompetensi perilaku dan kesiapan interaksi sosial. Periode neonatal yang
berlangsung sejak bayi lahir sampai usia 28 hari merupakan waktu
berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada bayi baru lahir.
a. Sistem Kardiovaskuler
Sistem Kardiovaskuler mengalami perubahan yang mencolok
setelah bayi lahir, Foramen Ovale, Ductus Arteriosus, Ductus Venus
menutup. Arteri dan Vena Umbilikalis dan Arteri Hepatika menjadi
legamen.
Napas pertama yang dilakukan bayi baru lahir membuat paru-paru
mengembang dan menurunkan resistensi Vaskuler Pulmoner, sehingga
darah paru menurun. Rangkaian peristiwa ini merupakan mekanisme besar
yang menyebabkan tekanan Atrium kanan menurun. aliran darah pulmoner
kembali meningkat ke jantung dan masuk ke jantung bagian kiri sehingga
tekankan dalam atrium kiri meningkat. Perubahan ini menyebabkan
foramen ovale menutup. Selama beberapa hari pertama kehidupan,
tangisan dapat mengembalikan aliran darah melalui poramen ovale untuk
sementara dan mengakibatkan siasonis ringan.
Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 14 kali/ menit saat lahir
dengan variasi berkisar antara 120 dan 160 x/ menit, bunyi jantung selama
periode neonatal bernada tinggi (high pitch), lebih cepat (short in
duration), dan memiliki intensitas yang lebih besar dari bunyi jantung
orang dewasa. Pada kehamilan cukup bulan, jantung janin terletak
ditengah puncak kepala dan bokong. Titik impuls maksimum pada baru
lahir berada diruang interkosta ke empat dan disebelah kiri garis Mid

Klavikular. Tekanan darah sistolik bayi baru lahir ialah 78 dan tekankan
diastolic rata-rata 42. Tekankan darah sistolik sering menurun (sekitar 15
mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir.
b. Sistem Hematopoesis
Saat bayi lahir rata-rata Hb, Ht, dan sel darah merah lebih tinggi
dari normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir berkisar antara 14,5 sampai
22,5 g/ dl. Ht bervariasi dari 44% sampai 72% dan hitung sel darah merah
berkisar antara 5 - 7,5 juta / mm3. Secara berturut-turut Hb dan hitung sel
darah merah menurun sampai mencapai kadar rata-rata 11-179/ dl dan 4,2
sampai 5,2/ mm3 pada akhir bulan pertama.
Lekosit janin dengan nilai hitung sel darah putih sekitar 18.000 /
mm3 merupakan nilai normal saat bayi lahir. Jumlah lekosit janin yang
sebagian besar teridiri dari foilmort ini meningkat menjadi 23.000-24.000/
mm3 pada hari pertama setelah bayi lahir.
Hitung trombosis dan agregasi trombosis sama penting, baik bayi
baru lahir maupun bagi orang dewasa. Kecenderungan pendarahan pada
bayi baru lahir jarang terjadi pembekuan darah cukup untuk mencegah
pendarahan hanya terjadi difisiensi vitamin K berat.

c. Sistem Pernapasan
Penyesuaian paling kritis yang harus dialami bayi baru lahir ialah
penyesuaian sistem pernafasan. Paru-paru bayi cukup bulan mengandung
sekitar 20 ml cairan/ kg., (Loper, 1992).

Tarikan napas pertama terjadi karena refleks yang dipicu oleh


perubahan tekanan, pendinginan, bunyi, cahaya, dan sensasi lain yang
berkaitan dengan proses kelahiran.
Pada pernapasan tertentu menjadi karakteristik bayi baru lahir
normal yang cukup bulan. Setelah pernapasan mulai berfungsi, napas bayi
menjadi dangkal dan tak teratur, bervariasi dari 30 sampai 60x/ menit.
Disertai apnea singkat (kurang dari 15 detik). Periode apnea singkat ini
paling sering terjadi selama siklus tidur aktif (REM). Durasi dan frekuensi
apnea menurun seiring peningkatan usia.

d. Sistem Ginjal
Bayi baru lahir memiliki rentang keseimbangan dan rentang
keamanan yang kecil infeksi, diare. Atau pola makan yang tidak teratur
secara cepat dapat menimbulkan asidosis dan tidak seimbangan cairan
seperti dehidrasi atau odema. Ketidakmaturan ginjal juga membatasi
kemampuan bayi baru lahir untuk mengekspresikan obat.
Biasanya sejumlah kecil urine terdapat dalam kandung kemih bayi
saat lahir, tetapi bayi baru lahir mungkin tidak mengeluarkan urine selama
12 jam sampai 24 jam. Berkemih enam sampai 10 kali dengan warna urine
pucat menunjukkan masukan cairan yang cukup. Umumnya, bayi cukup
bulan mengeluarkan urine 15 sampai 60 ml per kilogram per hari.
(Blackburn, Loper, 1992 : Fanaroff,, Martin, 1992)

e. Sistem Cerna

Bayi baru lahir cukup bulan mampu menelan, mencerna,


memetabolisme, dan mengabsorpsi protein dan karbonhidrat sederhana
serta mengemulsi lemah kecuali amilase pancreas karakteristik enzim dan
cairan pencernaan bahkan sudah ditemukan pada bayi yang berat badan
lahirnya rendah.
Bising usus bayi dapat di dengar satu jam setelah lahir kapasitas
lambung bervariasi dari 30 sampai 90 ml, tergantung pada ukuran bayi,
waktu pengosongan lambung sangat bervariasi, beberapa faktor seperti
waktu pemberian makan dan volume makanan, jenis dan suhu makanan
serta stres psikis dapat mempengaruhi waktu pengosongan lambung.

f. Sistem Hepatika.
Pada bayi baru lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1 cm dibawah
batas kanan iga karena hati besar dan menempati sekitar 40% rongga
abdomen.
1) Penyimpanan Besi
Hati janin (yang berfungsi sebagai produksi hemoglobin setelah lahir).
Mulai menyimpan besi sejak masih dalam kandungan apabila ibu dapat
cukup asupan besi selama hamil, bayi akan memiliki simpanan besi
yang dapat bertahan sampai bulan kelima kehidupan di luar rahim.
2) Konjugasi Bilirubin
Hati mengatur jumlah bilirubin tidak terikat dalam peredaran darah
bilirubin ialah pigmen kuning yang berasal dari hemoglobin yang
terlepas saat pemecahan sel darah merah dan mioglobin di dalam sel
otot. Hemoglobin difagositosis oleh sel retikoloendotilieal, diubah

menjadi bilirubin dan di lepas dalam bentuk tidak terkonjugasi


bilirubin tidak terkonjugasi ini disebut bilirubin indirek; bilirubin ini
dapat meninggalkan sistem peredaran darah dan memasuki jaringan
ekstravaskuler (mis. Kulit, sklera, dan membram mukosa mulut).
Warna kuning yang timbul disebut ikterik.

g. Sistem Integumen
Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk saat lahir, tetapi masih
belum matang. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat
tipis. Verniks keseosa juga berfungsi dengan epidermis dan berfungsi
sebagai lapisan pelindung. Baik cukup bulan memiliki kulit kemerahan
beberapa jam setelah lahir, setelah itu warna kulit memucat menjadi warna
normal. Tangan dan kaki terlihat sedikit sianotik warna kebiruan ini,
akrunosis disebabkan oleh ketidakstabilan vasomotor, status kapilor dan
kadar hemoglobin yang tinggi. Keadaan ini normal, bersifat sementara dan
bertahan selama 7 sampai 10 hari, terutama bila terpajan udara dingin.

h. Sistem Reproduksi
1) Pada saat lahir ovarium berisi beribu-ribu sel geminal primitif sel-sel
ini mengandung komplemen lengkap ova yang matur karena tidak
terbentuk eogonia lagi. Setelah bayi cukup bulan lahir.
Peningkatan kadar estrogen selama masa hamil, yang diikuti dengan
penurunan setelah bayi lahir, mengakibatkan pengeluaran suatu cairan
mukoid atau kadang pengeluaran bercak darah melalui vagina (psedo

menstruasi) pada bayi prematur. Klitoris menonjol dan labia mayora


kecil dan terbuka.
2) Pria
Testis turun di dalam skrotum pada 90% bayi baru lahir laki-laki
prepusium yang ketat sering dijumpai pada bayi baru lahir. Muara
uretra dapat tertutup prepusium dan tidak dapat ditarik kebelakang
selama tiga sampai empat tahun. Sebagai respon terhadap esterogen
ibu, ukuran genetalia ekstema bayi baru lahir cukup bulan dapat
meningkat, begitu juga dengan pigmentasinya.

i. Sistem Termogenik
Termogenik berarti reproduksi panas (termo = panas, genesis =
asal-usul) perawatan neonates yang efektif dianjurkan pada upaya
mempertahankan suhu optimum diruangan
1) Produksi Panas
Mekanisme produksi panas dengan cara menggigil jarang terjadi pada
bayi baru lahir. Termogenesis tanpa menggigil dapat dicapai, terutama
akibat adanya lemak coklat. (Loper, 1992)
Dan kemudian dibentuk akibat aktivitas metabolisme di otak, jantung
dan hati cadangan lemak coklat ini biasanya bertahan selama beberapa
minggu setelah lahir dan menurun dengan cepat jika terjadi stres
dingin.

2) Pengaturan Suhu

a) Pembuluh darah pada bayi lebih dekat ke permukaan kulit.


Perubahan temperatur lingkungan akan mengubah temperatur
darah

sehingga

mempengaruhi

pusat

pengaturan

suhu

dihipotalamus.
b) Posisi fleksi bayi baru lahir diduga sebagai sistem mencegah
perlepasan panas karena sikap ini mengurangi pemajanan
permukaan tubuh pada suhu lingkungan.
c) kontrol vasomotor bayi baru lahir belum berkembang dengan baik.
d) Bayi baru lahir memproduksi panas melalui termogenesis tanpa
menggigil.
e) Kelenjar keringat bayi baru lahir hampir tidak berfungsi sampai
minggu keempat.

j. Sistem Musculo Skeletal


Arah pertumbuhan cefalocaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh
secara keseluruhan, kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat
panjang tubuh lengan sedikit lebih panjang dan pada tungkai wajah relatif
kecil terhadap ukuran tengkorak ada dua kurvatura pada kolumna
vertebralis : toraks dan sakrum pada bayi baru lahir, lutut sering berjauhan
saat kaki diluruskan dan tumit disatukan. Sehingga tungkai bawah terlihat
melengkung ekstremitas harus simetris, garis-garis telapak tangan dan kaki
sudah terlihat.

k. Sistem Neuromuskular
Saat ini, bayi baru lahir cukup bulan, dikenal sebagai mahluk yang
relatif, respondif dan hidup. Perkembangan sensorius bayi baru lahir dan
kapasitas untuk melakukan interaksi sosial dan organisasi diri sangat jelas
terlihat. (Martin, 1992)
Pertumbuhan otak setelah lahir mengikuti pola pertumbuhan cepat,
yang dapat di prediksi selama periode bayi sampai awal masa kanakkanak, otak memerlukan glukosa sebagai sumber energi dan suplai oksigen
dalam jumlah besar itu proses metabolisme yang adekuat.
Aktivitas motorik spontan dapat muncul dalam bentuk tromor
sementara di mulut dan dagu terutama sewaktu menangis dan pada
ekstremitas terutama lengan dan tangan perlu dibedakan tremor normal
dan tremor akibat hipoglikemia. Gangguan spp sehingga upaya perbaikan
dapat dilakukan sedini mungkin.(Parker, dkk, 1990).
Bayi baru lahir memiliki banyak reflek primitis saat reflek bayi
baru lahir ini muncul dan menghilang menunjukkan kematangan
perkembangan dan sistem saraf yang baik.

3. Perilaku Sensori
a. Penglihatan
Saat lahir, pupil bayi bereaksi, terhadap rangsangan cahaya dan
memperlihatkan refleks mengedip dengan mudah, respon terhadap
gerakan dapat dilihat apabila suatu objek terang di arahkan kepada bayi
baru lahir, merencanakan mengikuti objek tersebut dengan matanya dan
sebagian bayi akan memalingkan kepala.
b. Pendengaran

Bayi baru lahir berespon terhadap suara berfrekuensi rendah, bayi


berespon terhadap suara ibunya (Brazelton 1984 : Curnock, 1989 : Red
show, Rivers, Rosenblatt, 1985). Semua penelitian ini menunjukkan suatu
pendengaran selektif terhadap bunyi dan irama suara ibu selama bayi
hidup didalam rahim dimana bayi baru lahir mempersiapkan dini untuk
mengenali dan berinteraksi dengan memberi perawatan primer ibu
mereka.
c. Sentuhan
Semua bagian tubuh bayi berespon terhadap sentuhan wajah, terutama
mulut, tangan dan telapak kaki merupakan daerah yang paling sensitif
sentuhan dan gerakan dilaporkan merupakan hal penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan normal . Gunzenhauser ( 1990, dalam
Bobak, 2004 )

ibu yang baru pertama memiliki bayi menggunakan

sentuhan sebagai perilaku pertama berinteraksi.


d. Pengecapan
Bayi baru lahir memiliki sistem kecap yang berkembang baik dan larutan
berbeda menyebabkan bayi memperlihatkan ekspresi wajah yang berbeda.
e. Penciuman
Indra penciuman bayi baru lahir sudah berkembang baik bayi yang disusui
mampu membaui ASI dan dapat membedakan ibunya dengan ibu yang
lain yang juga menyusui. Lawrence ( 1994, Dalam Bobak, 2004 ).

4. Respon terhadap stimulus lingkungan


a. Tempramen

Terdapat pembedaan individual model perilaku bayi selama beberapa


minggu pertama kehidupannya. Perbedaan ini tak berkaitan dengan
kepribadian orang tua mereka atau cara bayi dirawat.
b. Habituasi
Habituasi ialah suatu fenomena psikologis dan fisiologis dimana respon
terhadap stimulus yang tetap atau berulang kemampuan berhabituasi
memungkinkan bayi baru lahir menyeleksi stimulus yang meningkatkan
kemampuannya mempelajari.
c. Konsolasi
Korner (1971 , dalam Bobak , 2004) melaporkan beberapa penelitian yang
menjelaskan variasi kemampuan bayi baru lahir dalam menghibur diri
mereka atau kemampuan untuk dihibur, menangis merupakan salah satu
inisiatif bayi dalam mengurangi stres.
d. Menggendong Bayi
Sangatlah penting bagi orang tua baru untuk menggendong bayi karena
mereka seperti mengukur kemampuan mereka dalam merawat bayi baru
lahir dengan melihat respon terhadap tindakan mereka.
e. Iritabilitas
Beberapa bayi baru lahir menangis lebih lama dan keras daripada bayi
lainnya. Beberapa bayi memiliki ambang sensoris yang rendah mereka
mudah marah akibat suara bising, rasa lapar, basah atau pengalaman baru.

f. Menangis
Menangis pada bayi berarti berkomunikasi dan bisa menunjukkan rasa
lapar, nyeri, keinginan untuk diperhatikan atau rasa tidak puas. Beberapa

ibu mengatakan bahwa mereka dapat membedakan alasan bayinya


menangis.

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Menurut Bobak, 2000.
a. Pengkajian terhadap faktor resiko.
1) Maternal

: Usia, riwayat, kesehatan yang lalu, sosial


Perkembangan dan riwayat pekerjaan.

2) Obsetrik

Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir.

3) Perinatal

: Antepartal, informasi prenatal maternal health


(DM, jantung).

4) Intra partum events :


a) Usia gestasi : lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu.
b) Lama dan karakteristik persalinan : persalinan lama pada kala I
dan II, KPD 24 jam.
c) Kondisi ibu : Hipo/ hipertensi progresif pendarahan, infeksi.
d) Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR < 120/ 160x/
menit
e) Penggunaan analgesia.
f) Metode melahirkan : Sc, forsef, vacuum.

b. Pengkajian fisik.
1) Eksternal

: Perhatikan warna, bercak warna, kuku lipatan pada

telapak kaki, periksa potensi hidung dengan menutup


sebelah lubang hidung sambil mengobservasi
pernafasan serta perubahan kulit.
2) Dada

: Palpasi untuk mencari detak jantung yang


terkencang, auskultasi untuk menghitung denyut
jantung, perhatikan

3) Abdomen

bunyi napas pada setiap dada.

: Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk seperti


kubam atau bahkan tidak ada naomali, perhatikan
jumlah pembuluh darah pada tali pusat.

4) Neurologis

: Periksa tonus otot dan reaksi reflek.

c. Pengkajian berkelanjutan.
Bayi baru lahir menerima perawatan, observasi dan pencatatan kemajuan,
yang nama setiap dan jam dilakukan permeriksaan dibawah ini :
1) Temperatur aksila.
2) Frekuensi, ritme dan usaha nafas.
3) Bunyi napas.
4) Denyut dan ritme jantung.
5) Warna kulit.
6) Tingkat aktifitasnya dan tonus otot.
7) Pemberian makan dan eliminasi.
8) Fontanel.
9) Interaksi orang tua, bayi.
d. Pengkajian APGAR Scoring.
Score
No

Tanda
0

HR

Tidak

<100x / menit

> 100 x/ menit

Tidak

Lambat tidak

Menangis kuat

teraba

teratur

teraba
2

Respiratoy

Tonus otot

Lemah

Gerakan sedikit

Gerakan aktif

Reflek

Tidak

Menangis lemah

Menangis

ada

Kuat

respon
5

0-2

Warna

Biru/

Badan kemerahan

Seluruh badan

pucat

ekstremitas biru

kemerahan

: Asfiksia berat bayi pada resiko tinggi membutuhkan resusitasi


dan evaluasi kemudian.

3-4 : Asfiksia sedang, bayi pada resiko sedang Kemungkinan


membutuhkan resusitasi dan evaluasi kemudian.
5-7 : Asfiksia sedang bayi pada resiko kemungkinan rejusitasi
intermiten.
8-10 : Tidak ada asfiksia, infant pada minimal resiko, prosedur efektif
rutin.
2. Diagnosa keperawatan.
a. Tidak efektifnya, jalan napas berhubungan dengan mucus yang
berlebihan, posisi tidak tepat.

b. Resiko tinggi termoregulasi, talk efektif berhubungan dengan kontrol


temperatur yang imatur, perubahan lingkungan eksternal.
c. Resiko tinggi infeksi atau inflamasi berhubungan dengan kurangnya
pertahanan imonologi : faktor lingkungan, penyakit maternal.
d. Resiko tinggi trauma berhubungan dengan kelemahan fisik.
e. Resiko

tinggi

kekurangan

volume

cairan

berhubungan

dengan

keterbatasan masukan oral.


f. Resiko tinggi konstipasi berhubungan dengan ketidak adekuatan masukan
cairan.
g. Resiko tinggi perubahan nutrisi berhubungan dengan imaturitas kurang
pengetahuan parenteral.

3. Intervensi, teori sesuai dengan kasus yang diambil


Diagnosa I, Resiko perubahan suhu tubuh berhubungan dengan jumlah lemak
sub kutan terbatas :
Tujuan

: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam


diharapkan perubahan suhu tubuh tidak terjadi .

Kriteria hasil

: Suhu tubuh : 36,50 C 37,40 C


Observasi Aksila dan TTV dalam batas normal ( Nadi 80x/
menit 140x / menit, Pernapasan 40x /menit 60x / menit).
Bayi selalu dalam lingkungan hangat ( Dibedong,diberi
selimut ).

Intervensi

: a. Pertahankan suhu tubuh antara 36,50 C 37,40 C,


b. Usahakan bayi selalu dalam lingkungan hangat.
c. Patau aksila bayi

d. Kaji frekwensi pernafasan (frekwensi > 60x/mnt)


e. Tunda mandi pertama sampai suhu tubuh stabil
f. Mandikan bayi dengan cepat untuk menjaga supaya bayi
tidak kedinginan
g. Perhatikan tanda-tanda sekunder stress dingin

Diagnosa II, Ketidakefektifan menyusu berhubungan dengan kesulitan bayi


untuk menempel dan menghisap.
Tujuan

: ibu mengatakan kepercayaan diri dalam menciptakan


kepuasan, menyusui efektif, ibu menunjukkan menyusui
efektif secara mandiri

Kriteria hasil : bayi bisa menghisap dengan benar, ASI ibu keluar dengan
banyak, berat badab bayi turun < 10 % berat badan lahir.
Intervensi

: a. Kaji faktor pemberat pada kesulitan atau ketidakpuasan


b. Dorong ibu untuk mengungkapkan masalahnya secara
terbuka.
c. Evaluasi tingkat keletihannya, pengetahuan, ansietas,
sistem pendukung dan riwayat menyusui
d. Tanggapi kekawatiran mengenai kepercayaan diri dan
ASI tidak cukup.
e. Dukung keputusan Ibu untuk melanjutkan menyusui atau
berhenti menyusui.
f. Ajarkan bagaimana memeras, menangani, menyimpan dan
mengirimkan ASI dengan aman.

g. Beri pompa payudara atau buat Ibu sadar tentang


ketersediaannya bila diperlukan.

Diagnosa III, Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan kebutuhan kalori yang bertambah akibat laju
metabolisme meningkat ditandai dengan :
Tujuan

: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam


diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil

: Membran mukosa lembab, pengeluaran urine normal 6-10 x


/hari, berat badan turun < 10% berat badan lahir.

Intervensi

: a. Tinjau ulang riwayat prenatal Ibu


b. Turunkan stressor fisik.
c. Timbang berat badan bayi saat menerima diruang
perawatan setiap hari
d. Periksa hipoglikemia pada waktu usia 1 jam
e. Observasi bayi terhadap tremor
f. Auskultasi bising usus
g. Perhatikan frekwensi dan jumlah/lamanya pemberian
makanan

Dianosa IV,

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan

kerentanan bayi adanya luka terbuka (pemotongan tali pusat), ditemukan pada
tanggal 13 Juli 2009 dan sudah teratasi sebagian pada tanggal 14 Juli 2009
ditandai dengan :

Tujuan

: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam


diharapkan infeksi tidak terjadi.

Kriteria Hasil : Tali pusat kering dan puput, suhu tubuh 36,50 37,40 C.
Intervensi

: a. Tinjau ulang faktor-faktor resiko pada Ibu


b. Sikat dan cuci tangan, lengan dengan preparat iodofor
sebelum memasuki perawatan bayi
c. Pantau petugas, orang tua, dan pengunjung terhadap
penyakit infeksius
d. Inspeksi kulit setiap hari terhadap ruam/kerusakan
integritas kulit
e. Gunakan Eucerin pada area kulit yang kering
f. Kaji tali pusat dan area kulit pada dasar tali pusat setiap
hari adanya kemerahan, bau, atau rabas.
g. Perhatikan adanya letargi
h. Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi.
i. Berikan antibiotik topical, oral atau parentera

4. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan yang digunakan
sebagai alat ukur keberhasilan suatu asuhan keperawatan yang telah dibuat.
Evaluasi ini berguna untuk menilai setiap langkah dalam perencanaan,
mengukur kemajuan bayi dalam mencapai tujuan akhir.
Evaluasi terdiri dari : evaluasi proses dilakukan pada setiap akhir
melakukan tindakan keperawatan, evaluasi hasil memberikan arah apakah
rencana tindakan dihentikan, dimodifikasi, atau dilanjutkan, evaluasi hasil

dicatat dan dapat dilihat pada catatan perkembangan yang meliputi aspek
subjektif, objektif, analisa dan perencanaan, evaluasi akhir menggambarkan
apakah tujuan tercapai, tercapai sebagian atau tidak sesuai dengan, ataua
timbul masalah baru.
Adapun evaluasi akhir yang diahrapkan pada bayi Ny. S dengan bayi
baru lahir adalah suhu tubuh dalam batas normal, reflet menghisap dan
menelan pada bayi baik, kebutuhan nutrisi terpenuhi, tidak ada tanda-tanda
infeksi pada tali pusat dan tali pusat puput.

Anda mungkin juga menyukai