46 Votes
Berikut saya akan bagi-bagi tulisan mengenai teknik budidaya tanaman cabe, seperti biasa, yang
praktis saja lah. Bahan saya peroleh dari pengalaman sendiri dan campuran dari pengalaman
petani dan dari beberapa literatur yang menunjang terutama dari segi teori.
Pendahuluan
Nama ilmiah Cabe, mau cabe merah atau cabe hijau adalah Capsicum Annum var longum.
Tanaman cabe ini merupakan tanaman jenis perdu dari keluarga terong-terongan. Cabe berasal
dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke Negara-negara benua amerika, Eropa
dan Asia termasuk Negara Indonesia.
Tanaman cabe banyak memiliki ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Tahukah anda ?
Diperkirakan terdapat tidak kurang dari 20 spesies yang sebagian besar hidup di negara asalnya.
Namun masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, misalnya cabe besar,
cabe keriting, cabe rawit dan paprika.
Dari segi kandungan gizi, secara umum cabe memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin.
Diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Karbohidrat, Kalsium, Vitamin A, Vitamin B1, dan Vitamin
C.
Pemanfaatan cabe selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, juga dapat digunakan untuk
keperluan industri, diantaranya adalah industri bumbu masakan, industri makanan dan industri
obat-obatan atau jamu.
Jenis-jenis Cabe
Saat ini telah banyak benih cabe hibrida yang beredar di pasaran dengan nama varietas yang
beraneka ragam dengan berbagai keunggulan yang dimiliki.
Beberapa jenis cabe yang telah dikeluarkan adalah : Jet set, Arimbi, Buana 07, Somrak,
Elegance 081, Horison 2089, Imperial 308 dan Emerald 2078.
Dan untuk cabe hibrida keriting diantaranya, Papirus, CTH 01, Kunthi 01, Sigma, Flash 03,
Princess 06 dan Helix 036, dan untuk cabe rawit hibrida adalah Discovery. Budidaya cabe di
Indonesia, banyak memanfaatkan jenis cabe berikut :
Tanjung-1
Potensi hasil 18 ton/ha
Warna buah merah
Panjang buah 10 cm
Cocok untuk dataran rendah
Toleran terhadap hama pengisap daun
Tanjung-2
Potensi hasil 12 ton/ha
Cocok untuk dataran rendah
Lembang-1
Potensi hasil 9 ton/ha
Cocok untuk dataran tinggi
Tanah
Tanah berstruktur remah/gembur dan kaya akan kandungan bahan organik.
Derajat keasaman (pH) tanah antara 5,5 7,0
Tanah tidak becek atau terdapat genangan air
Lahan pertanaman terbuka atau tidak ada naungan yang gelap dan menghalangi sinar matahari
Iklim
Curah hujan 1500-2500 mm pertahun dengan penyebaran yang merata.
Suhu udara 16o 32o C.
Saat pembungaan sampai dengan saat pemasakan buah, keadaan sinar matahari cukup (10-12
jam).
Teknis Budidaya
Berikut kita akan membahas mengenai teknis budidaya tanaman cabe mulai dari pembenihan,
pembibitan dan pemeliharaan. Teknis budidaya berikut adalah hampir secara keseluruhan
menerapkan pola tanam organik dengan menggunakan pupuk dan obat organik produk HCS
A. Persiapan Benih
Terdapat berbagai cara untuk mempersiapkan benih cabe, berikut beberapa alternatif atau
langkah yang dapat kita lakukan :
1. Pilihlah buah cabe yang benar-benar telah matang (berwarna merah), bentuknya
sempurna dan segar, serta tidak cacat dan terserang penyakit.
2. Jemur buah cabe tersebut hingga cukup kering dan keluarkan bijinya.
3. Atau dari poin no 1, anda langsung mengiris buah secara memanjang dan mengeluarkan
bijinya.
4. Kemudian lakukan pencucian sampai bersih dan keringkan. Pengeringan dilakukan cukup
dengan cara dijemur saja.
5. Pilihlah biji cabe yang bentuk, ukuran dan warnanya seragam, memiliki permukaan kulit
yang bersih, tidak keriput dan tidak terdapat cacat.
6. Lakukan pula seleksi perendaman. Biji cabe tersebut direndam dalam air, biji yang
terapung jangan dijadikan benih dan dibuang saja. Biji yang terpilih kemudian ditiriskan.
7. Buatlah larutan yang mengandung PHEFOC HCS dengan dosis : 1 tutup botol PHEFOC
dilarutkan ke dalam 5 liter air (1 : 5). Jumlah larutan yang disiapkan sesuaikan saja
dengan kebutuhan.
8. Masukkan benih yang sudah ditiriskan tadi ke dalam larutan, dan biarkan selama 10 15
menit. Tujuan perendaman ini agar nantinya tanaman cabe lebih tahan terhadap serangan
hama dan penyakit.
9. Angkat benih dan tiriskan
10. Kemudian masukkan benih tersebut ke dalam air yang mengandung SOT HCS. Dosis
SOT adalah 1 : 1, artinya 1 tutup botol SOT dilarutkan dalam 1 liter air. Biarkan benih
terendam selama semalam. Kemudian ditiriskan kembali. Tujuan perendaman ini agar
pertumbuhan tanaman nantinya menjadi lebih baik.
B. Persemaian
Sebelum tanam di tempat permanen, sebaiknya benih disemai dulu dalam wadah semai yang
dapat berupa bak plastik atau kayu dengan ketebalan sekitar 10 cm yang dilubangi bagian
dasarnya untuk pengaturan air (drainase). Tempat semai pakailah yang praktis dan murah meriah,
syukur-syukur gratisan, misalnya memakai nampan plastik yang sudah tidak terpakai lagi.
Persiapannya adalah sebagai berikut :
1. Isikan dalam wadah semai media berupa tanah berpasir dan pupuk bokashi dengan
perbandingan 1 : 1
2. Lakukan penyemprotan media semai tersebut dengan menggunakan SOT dengan dosis 1
tutup botol SOT dilarutkan dalam 5 liter air. Dalam kondisi tertutup, biarkan media semai
tersebut selama 1 2 hari.
3. Kemudian tebarkan benih secara merata di media persemaian, bila memungkinkan
berilah jarak antar benih 3 x 3 cm atau 5 x 5 cm sehingga waktu tanaman
dipindah/dicabut, akarnya tidak mengalami kerusakan.
4. Setelah benih ditebar, taburkan tanah di atasnya secara tipis. Kemudian letakkan wadah
semai tersebut di tempat teduh dan lakukan penyiraman secukupnya agar media semai
tetap lembab.
7. Pilih bibit cabe yang baik yaitu yang pertumbuhannya tegar, warna daun hijau, tidak
cacat/terkena hama penyakit
8. Siapkan polybag yang akan ditanami. Sebaiknya polybag yang telah siap ditanami sudah
ditempatkan pada tempat masing-masing apabila memang sudah ada rencana, agar tidak
terjadi pemindahan lagi. Padatkan permukaan media tanah dan siram dengan air lalu
letakkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung.
9. Wadah media bibit dari plastic harus dibuka dulu sebelum ditanam. Hati-hati supaya
tanah yang menggumpal akar tidak lepas. Bila wadah bibit memakai bumbungan pisang
dapat langsung ditanam karena daun tersebut akan hancur sendiri.
10. Tanam bibit tersebut di polybag penanaman. Tanamlah bibit tepat di bagian tengah dan
tambahkan media tanahnya hingga mencapai sekitar 2 cm dari bibir polybag
11. Waktu penanaman pada pagi/sore hari untuk mengurangi penguapan.
12. Bibit ditanam sebatas pangkal batang dengan posisi tegak lurus, tanah di sekitar batang
dipadatkan agar perakaran lebih kuat kemudian dilakukan penyiraman.
Apabila cuaca panas, sebaiknya tanaman diberi pelindung dari pelepah pisang yang
ditekuk menjadi dua bagian kemudian disungkupkan menutupi bibit menyerupai bentuk
segitiga sama kaki. Pemberian pelindung ini dimaksudkan supaya bibit yang baru
ditanam tetap segar dan tidak mengalami kelayuan.
memiliki sifat pot yang baik sehingga pada siang hari yang panas, suhu pot cepat naik
dan tanaman menjadi layu. Karena itu, beberapa jenis pot perlu dilubangi didindingnya.
fungisida dengan menggunakan PHEFOC Produk HCS. Dosis dan aplikasi masingmasing obat tersebut dapat dilihat pada labelnya. Secara lebih detail mengenai Hama dan
Penyakit Tanaman Cabe silahkan baca di tulisan Mengenal Lebih Dekat dengan Hama
dan Penyakit yang Sering Menyerang Tanaman Cabe.