Oleh :
Laboratorium Metalurgi
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung
2010
BAB I
PENDAHULUAN
Uji tarik merupakan salah satu pengujian mekanik yang paling luas digunakan
di industry dan di dunia pendidikan karena kemudahan dalam menganalisa data
yang didapatkan dan memperoleh informasi mengenai sifat mekanik suatu
material. Pada proses pengujian tarik ini, pembebanan berupa beban uniaxial
dengan kecepatan pembebanan yang statis. Pengujian tarik hamper dapat dilakukan
hamper semua material dari logam, keramik maupun polymer.
TEORI DASAR
Uji tarik yang akan dilakukan pada praktikum ini sesuai dengan standar American
Society for Testing Materials (ASTM). Untuk uji tarik dengan spesimen logam, sesuai
dengan ASTM E mengenai panjang gage length yang 4 kali diameter spesimen. Spesimen uji
tarik berbentuk silinder dengan ukuran adalah sebagai berikut:
Hasil pengujian tarik adalah kurva antara ΔF dan Δl. Kemudian akan diubah menjadi kurva
engineering stress-strain, seperti gambar di bawah ini :
Untuk mendapatkan kurva engineering stress-strain dari kurva antara ΔF dan Δl adaah
dengan persamaan:
= …………………………………………….. (Persamaan 1)
o
∆
= = …………………………………………….. (Persamaan 2)
setelah didapatkan kurva Engineering Stress-Strain, kurva tersebut diubah menjadi kurva
True Stress-Strain, dengan cara sebagai berikut:
= ( + 1) = ( + 1) ………………………………………….. (Persamaan 3)
= ( + 1) ………………………………………….. (Persamaan 4)
t = ………………………………………….. (Persamaan 5)
o
t = ………………………………………….. (Persamaan 6)
Untuk mendapatkan nilai K dan n dari persamaan Flow Stress maka kurva dari True Stress-
Strain harus dilogaritmakan. Persamaan Flow Stress adalah:
= ………………………………………….. (Persamaan 7)
Log σ
n LOG e
BAB III
BAB III
DATA PERCOBAAN
A. DATA PERCOBAAN
PENGOLAHAN DATA
Pmaks
Su
Ao
.
= .
= 448,0977 N/mm2
Kekuatan luluh
Kekuatan luluh (yield strength) sebesar:
Py
σy =
Ao
.
= .
= 337.488 N/mm2
Breaking stress
f = Pf / Ao
.
= .
= 428.956 MPa
Perpanjangan (elongation)
L Lo
L 100
Lo %
31,45 25
x100 %
25
= 25.8 %
Reduksi Luas Penampang
Ao Af
Q 100
Ao %
31.45 23.62
x100%
31.45
= 24.8 %
Modulus Resilience
Ur 12 SoEo
12 337.488 0.061909
10.446 Mpa
Ketangguhan (Toughness)
2
Ut Su.Ef
3
2
= (448,0977)(0,258)
3
= 77,072 MPa
kurva linear
400
350 y = 7569.8x - 11.998
300
250
kurva linear
200
Linear (kurva linear)
150
Linear (kurva linear)
100
50
0
-50 0 0.02 0.04 0.06
y = 7569.8 x + 11.998
E = 7569.8 MPa
600
500
400
100
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2
T Ke n
ln t ln K n ln e
y = 0.4223x+3.0883
n =0.4223
log K = 3.0883
K = 1225.46
ANALISA DATA
u = 448,0977 N/mm2
y = 337.488 N/mm2
K = 1225.46
N = 0.4223
% El = 25.8 %
E = 7569.8 MPa
Dari literatur diperoleh jenis data yang sama dari pengujian sebagai berikut :
u = 340-1900 MPa
y = 280-1600 MPa
K = 530-1000
N = 0.26-0.5
% El = 36.85 %
E = 207 GPa
Dari percobaan didapat nilai Modulus Young sebesar 7569.8 MPa. Nilai ini melenceng jauh
dari nilai Modulus Young baja yaitu 207 Gpa (Dieter, hal. 282). Hal ini terjadi karena kuva yang
digunakan dalam perhitungan adalah kurva pendekatan sehingga hasilnya tentu saja tidak tepat.
Nilai yang didapat dari percobaan bisa salah karena pada saat percobaan letak patahan di
luar batasan specimen yang diberi tanda oleh praktikan. Perubahan panjang yang terukur berasal
dari perubahan panjang spesimen dan grip dari mesin Tarno Grocki yang digunakan. Akibatnya
elongasi yang terukur tidak terlalu akurat dari yang seharusnya sehingga nilai elongasi yang didapat.
Nilai Modulus Young harusnya sama untuk semua jenis logam berdasarkan besi(ferrous
alloy) karena pada daerah elastis pergerakan struktur Kristal hanya terjadi pada ikatan antar atom
besi. Nilai Modulus of Elastisitas hanya ditentukan oleh kekuatan ikatan antar atom (Dieter, hal.
280).
Nilai Modulus of Resilience ditentukan dengan menghitung luas daerah di bawah kurva
daerah elastis. Modulus of Resilience menyatakan energi yang bisa diserap material pada daerah
elastis. Nilai ini semakin besar pada material yang memiliki yield strength besar dan Modulus
Elastisitas kecil (Dieter hal. 282). Toughness dapat ditentukan dengan menghitung luas kurva stress-
strain. Nilai Toughness besar untuk material ulet.
Nilai Tensile strength material dari hasil percobaan adalah 448,0977 N/mm2. Menurut
literatur range Tensile Strength material adalah 340-1900 Mpa. Nilai yang didapat bisa saja tepat
karena jenis ST 37 yang diberikan kurang spesifik. Nilai yield strength yang didapat berbeda pada
literature. Hal ini disebabkan kurang spesifiknya jenis specimen yang dipakai. Setelah yield point,
material mengalami strain hardening.
Nilai konstanta kekuatan material pada spesimen adalah sebesar 1225.46Mpa. Nilai ini
melebihi nilai yang ada pada literatur. Hal ini terjadi karena kuva yang digunakan dalam perhitungan
adalah kurva pendekatan sehingga hasilnya tentu saja tidak tepat. Koefisien pengerasan material
sebesar 0.4223sudah cukup tepat karena menurut literatur range koefisien pengerasan logam ada
pada range 0.1 sampai 0.5 (Dieter hal. 287).
BAB V
Kesimpulan
1. Sifat material yang didapatkan dari uji tarik antara lain: kekuatan, ketangguhan, keuletan,
kekuatan luluh dan modulus elastisitas.
2. Pada saat pengujian, spesimen melewati 3 tahap sebelum patah yaitu tahap deformasi
elastis, tahap deformasi plastis, dan tahap necking.
3. Nilai tegangan terus meningkat setelah batas ultimate point pada kurva regangan-tegangan
yang sebenarnya karena dalam melakukan perhitungan terhadap kurva dimasukkan
unsur perubahan diameter.
4. Bagian naik turun pada grafik tegangan regangan disebut fenomena luders band
disebabkan karena specimen uji adalah baja karbon rendah (menurut literature)
5. Adanya peningkatan kekerasan specimen karena adanya strain hardening.
6. Pada pengujian tarik, spesimen mengalami strain hardening akibat penumpukan dislokasi –
disokasi yang terhambat pergerakannya.
.7. Hasil patahan spesimen yang berbentuk cup and cone menunjukkan
bahwa sesimen mengalami patah ulet dan bersifat elastis.
8. Perbedaan teori dan pengujian diakibatkan karena fektor lingkungan, spesiemen, mesin uji
tarik, dan human eror.
Saran
Saat praktikum hendaknya diberi penjelasan mengenai keterkaitan uji tarik dengan kehidupan
sehari-hari.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Channel
Time (sec) Channel 1 2 e beban
0 0.108154 0 0 286.6875
2.03 0.072754 0 0.276587 192.8507
4.01 0.056396 0 0.546363 149.4917
6.04 0.170166 0 0.82295 451.0637
8.02 0.244385 0 1.092725 647.7973
10.05 0.193115 0 1.369312 511.8958
12.03 0.423096 0 1.639087 1121.511
14 1.307373 0 1.9075 3465.489
16.03 2.299316 0 2.184087 6094.86
18.01 4.084473 0 2.453863 10826.82
20.04 4.114258 0 2.73045 10905.77
22.02 3.991455 0 3.000225 10580.26
24 4.546387 0 3.27 12051.23
26.03 4.384033 0 3.546587 11620.88
28.01 4.72168 0 3.816363 12515.88
30.04 4.915527 0 4.09295 13029.72
32.02 5.080566 0 4.362725 13467.19
34 5.700928 0 4.6325 15111.6
36.03 5.570801 0 4.909087 14766.67
38 5.254639 0 5.1775 13928.61
40.04 5.471191 0 5.45545 14502.63
42.01 5.624023 0 5.723863 14907.75
44.05 5.772705 0 6.001812 15301.87
46.02 5.663086 0 6.270225 15011.29
48 5.433838 0 6.54 14403.62
50.03 5.51123 0 6.816587 14608.77
52.01 5.763184 0 7.086363 15276.63
54.04 5.620605 0 7.36295 14898.69
56.02 5.416748 0 7.632725 14358.32
58 5.073242 0 7.9025 13447.78
60.03 4.192627 0 8.179087 11113.51
62.01 2.282227 0 8.448863 6049.56
64.04 1.495605 0 8.72545 3964.442
66.02 0.534424 0 8.995225 1416.612
68.05 0.217773 0 9.271812 577.2579
70.03 0.099609 0 9.541587 264.0373
72 0.105469 0 9.81 279.5689
74.04 0.087646 0 10.08795 232.3269
76.01 0.138916 0 10.35636 368.2284
78.05 0.0979 0 10.63431 259.5072
80.02 0.131104 0 10.90272 347.5196
16000
15301.86521
14000
13447.78004
12000
10580.25774
10000
Load (N)
8000
6000
4000
2000
0
0 2 4 6 8 10 12
Pertambahan Panjang (mm)
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
100.000
-
- 0.100 0.200 0.300 0.400
4. Frakture
4. Luders Band adalah fenomena terjadinya upper yield dan lower yield yang timbul
berkali-kali pada daerah antara deformasi elastic dengan deformasi plastis.
5. Kita menentukan gage length untuk mengetahui perubahan panjang dan diameter
yang terjadi setelah uji tarik dilakukan pada specimen. Gage length dibuat dengan
syarat L/d =3-5 karena menyesuaikan dengan ASTM. Selain itu, kita menggunakan
syarat tersebut untuk proporsionalitas ukuran specimen dan lahan specimen pada
mesin uji tarik.