MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengetahuan Bahan Teknik
yang dibina oleh Dr. Hj. Sukarnati, MM
Oleh:
Dewi Izzatus Tsamroh130511616269
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga dapat berhasil menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Karet Alam
dan Sintesis.
Makalah ini berisikan informasi tentang masalah pengetahuan bahan teknik
yang banyak digunakan dalam dunia industri/teknik. Proses bagaimana cara
memperolah bahan tersebut hingga proses pengolahan serta pemanfaatannya
dalam dunia industri. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi
kepada pembaca tentang bagaimana mengelola karet yang baik dan benar. Ketika
penyusunan makalah pembelajaran ini, banyak pihak yang turut membantu serta
memberikan dorongan pemikiran dan materi. Oleh karena itu, penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberi
sumbangan dalam penyelesaian makalah ini. Ucapan terima kasih penyusun
sampaikan kepada Ibu Sukarnati atas bimbingan, tuntunan, dan bantuan selama
proses penyusunan makalah ini.
Akhir kata penyusun menyadari bahwa makalah masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
...................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................
1.2 Rumusan Masalah ................................................................
1.3 Tujuan Penyusunan..................................................................
BAB II
1
1
2
PEMBAHASAN
2.1 Bahan Baku Karet Alam ......................................................
3
2.2 Pengolahan Lateks ................................................................
8
2.3 Bahan Baku Karet Sintesis ...................................................
9
2.4 Pengolahan Karet Sintesis ..................................................... 10
2.5 Pemanfaatan Karet Alam dan Sintesis dalam Dunia Teknik..11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan ..............................................................................
18
19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia teknik tentunya banyak bahan teknik yang digunakan
dalam kegiatan produksi. Terdapat banyak macam bahan teknik yang dapat
diklasifikasikan dari logam hingga non-logam. Bahan teknik non-logam
sendiri dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu plastik, karet, kayu dan
lain-lain.
Bahan teknik non-logam sendiri banyak ditemukan di Indonesia,
terutama karet, karena Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bahan Baku Karet Alam
2.1.1 Bahan Baku Karet Alam
Bahan baku karet alam yang digunakan dalam dunia teknik
didapatkan dengan cara melakukan pengumpulan lateks di kebun (TPH) oleh
para petani yang kemudian diangkut ke pabrik. Bahan baku lateks akan
tersedia setiap hari karena penyadapan selalu dilakukan setiap hari.
Sumber bahan baku industri karet berasal dari perkebunan karet baik
Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Negara maupun Perkebunan Swasta.
Pada perkebunan besar negara maupun swasta, bahan baku yang dihasilkan
(lateks) biasanya langsung diolah di pabrik sendiri atau dikirim ke pabrik
yang seinduk, sedangkan untuk prosesor yang tidak memiliki kebun harus
berusaha untuk mendapatkan bahan baku dari perkebunan karet rakyat, baik
melalui pembelian langsung ataupun melalui lelang yang diadakan pada
waktu-waktu tertentu.
Kondisi bahan baku industri karet baik kuantitas, kualitas maupun
kontinuitas pasokan dipengaruhi oleh sumber bahan baku itu sendiri. Pada
perkebunan besar hal ini tidak begitu menjadi masalah. Bahan baku yang
berasal dari perkebunan karet rakyat yang biasanya sangat bervariasi
kualitasnya.
Untuk menjaga kualitas dan kontinuitas bahan baku, maka dilakukan
pengawasan pada tiap penyadap. Dari hasil penyadapan, dapat ditentukan.
1. Bobot atau isi lateks : Penyadap menuangkan lateks dari ember-ember
pengumpul ke dalam ember-ember takaran melalui sebuah saringan kasar
dengan ukuran lubang 2 mm, maksudnya untuk menahan lump yang
terjadi karena prakoagulasi.
2. Kadar Karet Kering (KKK) : Penentuan kadar karet kering (KKK) sangat
penting dalam usaha mencegah terjadinya kecurangan para penyadap.
Lateks sebagai bahan baku berbagai hasil karet, harus memiliki
kualitas yang baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas lateks,
sebagai berikut.
1. Faktor dari kebun (jenis klon, sistem sadap, kebersihan pohon, dan lainlain).
2. Iklim (musim hujan mendorong terjadinya prakoagulasi, musim kemarau
keadaan lateks tidak stabil).
3. Alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan dan pengangkutan (yang
baik terbuat dari aluminium atau baja tahan karat).
4. Pengangkutan (goncangan, keadaan tangki, jarak, jangka waktu).
c. Slab tipis adalah bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang sudah
digumpalkan dengan asam semut. Slab tipis mutu 1 mempunyai kadar
karet kering 70% dan slab tipis mutu 2 mempunyai kadar karet kering
60%. Tingkat ketebalan pertama 30mm dan tingkat ketebalan kedua 40mm
d. Lump segar adalah bahan oalh karet yang bukan berasal dari gumpalan
lateks kebun yang terjadi secara ilmiah dalam amngkuk penampungan.
Lump segar mutu 1 mempunyai kadar karet kering 60% dan lump segar
mutu 2 mempunyai kadar karet kering 50%. Tingkat ketebalan pertama
40mm dan tingkat ketebalan kedua 60mm.
2.1.2 Karet Alam Konvensional
Ada beberapa macam karet olahan yang tergolong karet alam
konvensional. Jenis itu pada dasarnya hanya terdiri dari golongan karet sheet
dan crepe. Jenis-jenis karet olahan yang tegolong konvensional beserta
standar mutunya menurut Green Book adalah sebagai berikut
a. Ribbed smoked seheet atau biasa disingkat RSS adalah jenis karet berupa
lembaran sheet yang mendapat proses pengasapan dengan baik.
b. White crepe dan pale crepe, jenis ini merupakan crepe yang berwarna putih
atau muda. White crepe dan pale crepe juga ada yang tebal dan tipis.
c. Estate brown crepe, jenis ini merupakan crepe yang berwarna coklat.
Disebut estate brown crepe karena banyak dihasilkan oleh perkebunanperkebunan besar atau estate.
d. Thin brown crepe remilis, jenis ini merupakan crepe coklat yang tipis
karena digiling ulang. Bahan pembuat crepe ini sama dengan bentuk crepe
lain, tetepi digiling lagi untuk menghasilkan crepe yang tebalnya sesuai
dengan yang telah ditentukan.
e. Combo crepe adalah jenis crepe yang dibuat dari bahan lump,scrap
pohon,potongan-potongan sisa dari RSS atau slab basah.
f. Thick blanket crepes ambers, jenis ini merupakan crepe blanket yang tebal
dan berwarna coklat, biasanya dibuat dari slab basah, sheet tanpa proses
pengasapan, dan lump serta scrap dari perkebunan atau kebun rakyat yang
baik mutunya.
g. Flat bark crepe, sebenarnya jenis ini merupakan karet tanah atau earth
rubber, yaitu jenis crepe yang dihasilkan dari scrap karet alam yang belum
diolah, termasuk scrap tanah yang berwarna hitam.
h. Pure smoked blanket crepe jenis ini merupakan crepe yang diperoleh dari
penggilingan karet asap yang khusus berasal dari ribbed smoked sheet,
termasuk juga block sheet atau sheet bongkah atau dari sisa potongan
ribbed smoked sheet.
2.1.3 Lateks pekat
Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak
berbentuk lembaran atau padatan lainnya. Lateks pekat yang dijual di pasaran
ada yang dibuat melalui proses pendadihan atau creamed lateks dan melalui
proses pemusingan atau centrifuged lateks biasanya lateks pekat banyak
digunakan untuk pembuatan bahan-bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi.
Standar mutu lateks pekat baik lateks pusingan atau lateks dadih dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Lateks dadih
(Centrifugated
(Creamed
latex)
Latex)
solids)
61,5%
64,0%
minimum
2.
Kadar Karet Kering (KKK)
60,0%
62,0%
2,0%
2,0%
1,6%
1,6%
50
50
Centipoises
Centipoise
1. Jumlah
padatan
(total
minimum
3. Perbedaan angka butir 1 dan 2
maksimum
4. Kadar amoniak (berdasar jumlah
air yang
pekat) minimum
5. Viskositas maksimum pada suhu
0,10%
s 0,10%
25C
6. Endapan (sludge) dari berat basah
0,08%
0,08%
maksimum
7. Kadar koagulan
0,80
dari
jumlah
padatan, maksimum
8. Bilangan KOH (KOH number)
0,80
475 detik
475 detik
maksimum
9. Kemantapan
0,001%
mekanis
0,001%
0,001%
0,001%
Tidak biru
Tidak
dari
biru
Tidak kelabu
Tidak
boleh
Berbau busuk
Tidak
kelabu
Tidak boleh
Berbau busuk
asam borat
Sumber : Thio Goan Loo,1980.
2.2 Pengolahan Lateks
1. Penerimaan Lateks Kebun
Tahap awal dalam pengolahan karet adalah penerimaan lateks kebun dari
pohon karet yang telah disadap. Lateks pada mangkuk sadap dikumpulkan
dalam suatu tempat kemudian disaring untuk memisahkan kotoran serta
bagian lateks yang telah mengalami prakoagulasi. Setelah proses
penerimaan selesai, lateks kemudian dialirkan ke dalam bak koagulasi
untuk
proses
pengenceran
dengan
air
yang
bertujuan
untuk
lateks
dilakukan
di
dalam
bak
koagulasi
dengan
larutan asam format/asam semut atau asam asetat /asam cuka dengan
konsentrasi 1-2% ke dalam lateks dengan dosis 4 ml/kg karet kering Dasar
Pengolahan Karet. Jumlah tersebut dapat diperbesar jika di dalam lateks
telah ditambahkan zat antikoagulan sebelumnya. Penggunaan asam semut
didasarkan pada kemampuannya yang cukup baik dalam menurunkan pH
lateks serta harga yang cukup terjangkau bagi petani karet dibandingkan
bahan koagulan asam lainnya. Tujuan dari penambahan asam adalah untuk
menurunkan pH lateks pada titik isoelektriknya sehingga lateks akan
membeku atau berkoagulasi, yaitu pada pH antara 4.5-4.7. Asam dalam hal
ini ion H+ akan bereaksi dengan ion OH- pada protein dan senyawa
lainnya untuk menetralkan muatan listrik sehingga terjadi koagulasi pada
lateks.
Penambahan larutan asam diikuti dengan pengadukan agar tercampur ke
dalam lateks secara merata serta membantu mempercepat proses
pembekuan. Pengadukan dilakukan dengan 6-10 kali maju dan mundur
secara perlahan untuk mencegah terbentuknya gelembung udara yang
dapat mempegaruhi mutu sit yang dihasilkan. Kecepatan penggumpalan
dapat diatur dengan mengubah perbandingan lateks, air dan asam sehingga
diperoleh hasil bekuan atau disebut juga koagulum yang bersih dan kuat.
Lateks akan membeku setelah 40 menit. Proses selanjutnya ialah
pemasangan plat penyekat yang berfungsi untuk membentuk koagulum
dalam lembaran yang seragam.
2.3 Bahan Baku Karet Sintesis
Karet buatan (sintetis) sebagian besar dibuat dengan mengandalkan
bahan baku minyak bumi. Pengembangan karet sintetis secara besar-besaran
dilakukan sejak zaman perang dunia II. Negara negara industri maju
merupakan pelopor berkembangnya jenis-jenis karet sintetis. Sekarang
banyak karet sintetis yang dikenal. Biasanya tiap jenis memiliki sifat
tersendiri yang khas. Ada jenis yang tahan terhadap panas atau suhu tinggi,
minyak, pengaruh udara, dan bahkan ada yang kedap air.
Sifat Karet Buatan (Sintesis)
resepnya
untuk
menghasilkan
bahan
baku
yang
sesuai
10
f. Flash Removal
Setelah dari proses molding, biasanya pada produk masih terdapat
sisa-sisa material yang menempel, pada tahap ini sisa-sisa tersebut dipisahkan
sehingga didapat produk akhir yang sesusai dengan cetakan.
g. Post Curing
Terkadang pada tahap molding tidak semua proses kimia dapat terjadi
dengan sempurna, sehingga untuk menghabiskan sisa-sisanya dilakukan
proses curing.
h. Finishing & Inspection
Setelah selesai diproses, maka produk akhir hendaknya dibersihkan
dan dilakukan pengetesan apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak.
i. Cleaning
Semua proses telah selesai dan produk akhir yang didapat telah
sempurna, maka produk tersebut dicuci bersih dari kotoran-kotoran yang
mungkin menempel pada proses produksi sebelumnya.
j. Packaging
Setelah produk akhir sudah bersih, dan siap untuk dikirim/disimpan.
sebaiknya dimasukan kemasan agar tidak terkontaminasi dari lingkungan luar.
2.5 Pemanfaatan Karet Alam dan Sintesis dalam Dunia Teknik
2.5.1 Perbedaan Karet Alam dan Karet Sintesis
Walaupun karet alam sekarang ini jumlah prroduksi dan konsumsinya
jauh dibawah karet sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya
karet alam belum dapat digantikan oleh karet sintetis. Bagaimanapun,
keunggulan yang dimiliki karet alam sulit ditandingi oleh karet sintetis. Ada
pun kelebihan-kelebihan yang dimiliki karet alam dibanding karet sintetis
adalah sebagai berikut:
- Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna,
- Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah.
- Mempunyai daya aus yang tinggi,
- Tidak mudah panas (low heat build up),dan
- Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakkan (groove
cracking resistance)
Walaupun demikian,karet sintetis memiliki kelebihan seperti tahan
terhadap berbagai zat kimia dan harganya yang cendrung bisa dipertahankan
supaya tetap stabil. Bila ada pihak yang menginginkan karet sintetis dalam
jumlah tertentu, maka biasanya pengiriman atau suplai barang tersebut jarang
mengalami kesulitan. Hal seperti ini sulit diharapkan dari karet alam. Harga
dan pasokan karet alam selalu mengalami perubahan, bahkan kadang-kadang
11
yang dibuat dari karet alam antara lain aneka ban kenderaan (dari sepeda,
motor, mobil, traktor, hingga pesawat terbang) sepatu karet, sabuk, penggerak
mesin besar dan mesin kecil, pipa karet, kabel, isolator dan bahan-bahan
pembungkus logam. Bahan baku karet banyak digunakan untuk membuat
perlengkapan seperti sekat atau tahanan alat-alat penghubung dan penahan
getaran, misalnya shockabsorbers. Karet juga bisa dgunakan untuk tahanan
dudukan mesin. Pemakaian lapisan karet pada pintu, kaca pintu, kaca mobil
dan pada alat-alat lain membuat pintu terpasang kuat dan tahan getar serta
tidak tembus air. Dalam pembuatan jembatan sebagai penahan getaran juga
digunakan karet. Bahan karet yang diperkuat dengan benang-benang sehingga
cukup kuat, elastis dan tidak menimbulkan suara yang berisik dapat dipakai
sebagai tali kipas mesin. Sambungan pipa minyak, pipa air, pipa udara dan
macam-macam oil seals banyak juga yang menggunakan bahan baku karet,
walau kini ada yang menggunakan bahan plastik. Bagian-bagian ruang atau
peralatan-peralatan yang terdapat dalam bagunan-bangunan besar banyak yang
dibuat dari bahan karet, seperti alas lantai dari karet yang dapat dibentuk
dengan bermacam-macam warna dan desain yang menarik. Alat-alat rumah
tangga dan kantor seperti kursi, lem, perekat barang, selang air, kasur busa
serta peralatan menulis juga menggunakan karet sebagai bahan pembuatnya.
12
Peralatan dan kenderaan perang juga banyak yang bagian - bagiannya dibuat
dari karet, misalnya pesawat tempur, tank, panser berlapis baja, truk-truk
besar, dan jeep. Sebagai pencegah lecet atau rusaknya kulit dan kuku ternak
karena lantai semen yang keras, maka alas lantai yang dibuat dari karet banyak
dipergunakan di peternakan-peternakan besar. Alas lantai dari karet ini mudah
dibersihkan dan cukup meyehatkan bagi ternak seperti sapi dan kerbau.
2.5.3
utama,yaitu :
a. Kegunaan Umum
Karet jenis ini sebanyak 60 persen untuk keperluan pembuatan ban
pneumatik. Contoh: karet SBR,poliisoprena,polibutadiena,EPDM
b. Kegunaan Khusus
Karet jenis ini untuk keperluan pembuatan produk-produk karet yang
tahan terhadap aksi bahan kimia. Contoh : karet-karet IIR, polikloroprena,
NBR
2.5.3.1 Karet Untuk Kegunaan Umum
1. Karet Stirena Butadiena
Karet Stirena Butadiena adalah karet sintetik yang paling populer,
merupakan kopolimer acak dari butadiena dan stirena (25% stirena dan
75% butadiena) yang diproduksi dengan cara polimerisasi emulsi
Dibanding karet alam, karet Stirena Butadiena memiliki beberapa
kelebihan seperti : tidak memerlukan proses mastikasi, lebih toleran
terhadap extender oil tanpa menyebabkan terjadinya penurunan sifat
(deteoriozation in properties), dan ketahanan terhadap penuaan
dan abrasi seperti karet alam, karet Stirena Butadiena juga tidak tahan
terhadap minyak api, karena gugus sisi (stirena) yang besar, maka karet
Stirena Butadiena merupakan polimer amorfus yang tidak menguat
sendiri (self reinforced rubber), sehingga perlu penambahan pengisi
penguat saat komponding. Seperti karet alam, karet Stirena Butadiena
juga divulkanisasi dengan
13
karet alam maka jumlah hidrogen alilik juga lebih sedikit, sehingga
jumlah sulfur yang dipakai tidak sebanyak yang digunakan untuk karet
alam, tetapi bahan pencepat digunakan lebih banyak.
2. Karet Polibutadiena (Butadiene Rubber/BR)
Dibuat dengan cara polimerisasi emulsi dan larutan, Polimerisasi
larutan menghasilkan karet karet BR yang stereo regular, untuk
keperluan pembuatan ban yang lebih tahan terhadap abrasi jalan raya,
lebih lentur dan resilien dibanding karet alam. Polimerisasi emulsi
menghasilkan polimer campuran yang acak (Cis dan Trans poli
butadiene). Kegunaan utama adalah sebagai bahan untuk pembuat ban,
karena dapat meningkatkan ketahanan abrasi. Digunakan secara adonan
(campuran ) dengan karet SBR maupun karet alam, kelebihan terutama
dalam mengurangi terjadinya pemanasan dalam (hysteresis) pada
produk ban.
3 Karet Isobutilena-Isoprena (Isobutylene-Isoprena Rubber/IIR)
Karet Butil (IIR) terdiri dari kopolimer isobutilena dan Isoprena
merupakan karet yang tidak tahan terhadap minyak dan api, tidak
berkutub (nonpolar) tapi sangat tahan terhadap beberapa pelarut polar
seperti ester fosfat. Karet yang dapat mengkristal sehingga mempunyai
kekuatan gum (vulkanisasi tanpa pengisi penguat) yang tinggi.
Kegunaan utama untuk pipa gas, berbagai barang mekanik, tube dalam
untuk ban pneumatic, produk karet yang terkena sinar matahari, barangbarang untuk kegunaan suhu tinggi seperti gasket,pipa dan selang
radiator,penebalan kabel,produk tahan bahan kimia atau barang-barang
yang tahan terhadap bahan kimia seperti pembuatan pipa untuk industri
kimia.
2.5.3.2 Karet Untuk Kegunaan Khusus
1. Karet Akrilonitril Butadiena (NBR)
Disebut juga dengan karet nitril, seperti karet stirena butadena,
diproduksi dengan cara polimerisasi emulsi. Karet nitril terdiri dari
kopolimer butadiena dan akrilonitril. Jenis karet nitril tergantung
kepada kandungan akrilonitril (25 s/d 50%), gugus akrilonitril (AcN)
menyebabkan karet ini berkutub serta tahan terhadap bahan yang tidak
14
dengan
mereaksikan
bahan-bahan
yang
15
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Karet merupakan salah satu bahan teknik non-logam yang mana
Indonesia sendiri menjadi salah satu produsen terbesar di dunia. Menurut
bahan bakunya, karet dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu karet alam
dan karet sintesis. Karet alam didapat dari bahan baku lateks, yaitu hasil
penyadapan dari getah pohon karet, sedangkan karet sintesis merupakan karet
buatan yang dibuat dari minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Keduanya
memiliki kelebihan masing-masing, kelebihan dari karet alam adalah sebagai
berikut: memiliki daya elastisitas dan plastisitas yang baik, pengolahannya
mudah, tidak mudah aus, tahan terhadap keretakan, memiliki daya lengket
yang tinggi terhadap bahan, serta tidak mudah panas. Karet alam biasanya
digunakan untuk membuat ban pesawat terbang dan ban mobil balap.
Sedangkan karet sintesis memiliki kelebihan sebagai berikut, ia tahan
terhadap berbagai zat kimia, harganya cenderung stabil, serta pengirimannya
jarang mengalami kesulitan. Jenis beberapa karet sintesis antara lain adalah
17
sebagai berikut, IIR, NBR, EPR, CR. Proses pengolahan karet alam adalah
sebagai
berikut:
penerimaan
lateks
kebun-pengenceran-pembekuan.
DAFTAR PUSTAKA
Aghil, Ibrahim. 2012. Laporan Lateks. (Online)
http://ibrahimaise.blogspot.com/2012/12/laporan-pengolahan-lateks.html
diakses pada 10 Oktober 2014
Nafiati, Cholifa. 2012. Industri Karet Buatan. (Online)
http://karetbuatan.blogspot.com/ diakses pada 30 Oktober 2014
Supardianningsih. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Klaten:
Intan Pariwara
_______________. 2013. Pengolahan 2013.Pengolahan Karet dan Pengolahan
Getah Karet (Lateks). (Online)
http://www.pupukkaretdansawit.com/2013/02/12/pengolahan-karet-danpengolahan-getah-karet-lateks/ diakses pada 10 Oktober 2014
18