Struktur kristal keramik (terdiri dari berbagai ukuran atom yang berbeda atau
minimal terdiri dari 2 jenis unsur) merupakan salah satu yang paling kompleks
dari semua struktur bahan. Ikatan antara atom-atom ini umumnya ikatan
kovalen (berbagi elektron, sehingga ikatan ini kuat) atau ion (terutama
ikatanantara ion bermuatan, sehingga ikatan ini kuat). Ikatan ini jauh lebih
kuat daripada ikatan logam. Akibatnya, sifat-sifat seperti kekerasan dan
ketahanan panas dan listrik secara signifikan lebih tinggi keramik dari pada
logam. Keramik dapat berikatan kristal tunggal ataudalam bentuk polikristalin.
Ukuran butir mempunyai pengaruh besar terhadap kekuatan dan sifat-sifat
keramik; ukuran butir yang halus (sehingga dikatakan keramik halus), semakin
tinggi kekuatan dan ketangguhannya.
Kebanyakan bahan pembentuk keramik memiliki ikatan ion, ikatan kovalen
dan ikatanantara. Sebagai missal, bagian ikatan ion dalam sistem Mg-O, Al-O,
Zn-O dan Si-O dapat dikatakan masing-masing 70%, 60%, 60% dan 50%.
Yang sangat menarik adalah bahwa pada
ReO3,V2O3 dan TiO, yang merupakan oksida dan tidak pernah menunjukkan
sifat liat ataudapat di deformasikan, tetapi memiliki hantaran listrik yang relatif
dapat disamakan dengan logam biasa.
Dalam Kristal yang rumit, berbagai macam atom berperan dan ikatannya
merupakan ikatan campuran dalam banyak hal. Struktur Kristal demikian
banyakaplikasi komersial, dari sensor zat kimia sampai generator daya listrik
skala besar.Salah satu teknologi yang paling prominen adalah sel bahan
bakar.
d. Sifat Optik
Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi,
ataudipantulkan. Bahan bervariasi dalam kemampuan untuk mentransmisikan
cahaya, danbiasanya dideskripsikan sebagai transparan, translusen, atau
opaque. Material yang transparan, seperti gelas,mentransmisikan cahaya
dengan difus, seperti gelasterfrosted, disebut bahan translusen. Batuan yang
opaque tidak mentransmisikan cahaya.Dua mekanisme penting interaksi
cahaya dengan partikel dalam padatan adalahpolarisasi elektronik dan transisi
elektron antar tingkat energi. Polarisasi adalahdistorsi awan elektron atom
oleh medan listrik dari cahaya. Sebagai akibat polarisasi,sebagian energi
dikonversikan menjadi deformasi elastik (fonon), dan selanjutnya panas.
e. Sifat kimia
Salah satu sifat khas dari keramik adalah kestabilan kimia. Sifat kimia
dari permukaan keramik dapat dimanfaatkan secara positif. Karbon aktif, silika
gel, zeolit, dsb, mempunyai luas permukaan besar dan dipakai sebagai bahan
pengabsorb. Kalau oksida logam dipanaskan pada kira-kira 500 C,
permukaannya menjadi bersifat asam atau bersifat basa. Alumina g , zeolit,
lempung asam atau S 2O 2 TiO 2 demikian juga berbagai oksida biner
dipakai sebagai katalis, yang memanfaatkan aksi katalitik dari titik bersifat
asam dan basa pada permukaan.
f. Sifat fisik
Sebagian besar keramik adalah ikatan dari karbon, oksigen atau nitrogen
dengan material lain seperti logam ringan dan semilogam. Hal ini
menyebabkan keramik biasanya memiliki densitas yang kecil. Sebagian
keramik yang ringan mungkin dapat sekeras logam yang berat. Keramik yang
keras juga tahan terhadap gesekan. Senyawa keramik yang paling keras
adalah berlian, diikuti boron nitrida pada urutan kedua dalam bentuk kristal
kubusnya. Aluminum oksida dan silikon karbida biasa digunakan untuk
memotong, menggiling, menghaluskan dan menghaluskan material-material
keras lain.
III. Contoh
Keramik adalah material anorganik dan non-metal. Umumnya keramik
adalah senyawa antara logam dan non logam. Untuk mendapatkan sifat-sifat
single action uniaxial pressing, double action uniaxial pressing, dan uniaxial
pressing with a floating mould or die.
Isostatik: Penekanan serbuk dilakukan dengan menggunakan cairan.
Hot pressing:Penekanan dilakukan secar simultan denga perlakuan
panas pada serbuk.
d.
Sintering
Sintering adalah metode pemanasan yang dilakukan terhadap suatu material (
biaasnya dalam bentuk serbuk) pada suhu dibawah titik lelehnya sehingga
menjadi bentuk padatan . Serbuk berubah menjadi padatan karena pada suhu
tersebut partikel-partikel akan saling melekat. Setelah disintering bentuk
porositas berubah cenderung berbrntuk bola. Selain itu semakin lama
dipanaskan bentuk pori akan semakin kecil. Karena itu ukuran sampel yang
telah disinter akan semakin kecil juga.
Sintering terbagi menjadi 2 jenis, yaitu berdassarkan ada tidaknya fase cair
selama proses sintering. Sintering yang terjadi disertai adanya fase cair
disebut sintering fase cair, dan sintering yang terjadi tanpa fase cair disebut
sintering padat.
Tahap sintering dilakukan untuk memadat kompakan bahan, yang sudah
dicetak dan dikeringkan dengan suhu tinggi.
e.
Anneling dan Aging
Anealing adalah proses pemanasan yang lebih rendah dari sebelumnya.
Dengan maksud agar parameter dan sifat yang diinginkan mencapai optimum.
Sedangkan aging adalah proses pendinginan selama beberapa waktu
tertentu.
f.
Tahap akhir
Pada tahap ini, bahan keramik dikenakan berbagai perlakuan akhir sehingga
sipa dipalikasika sesuai dengan sifat bahan yang diinginkan. Perlakuan
tersebut misalnya mengasah, memoles, memberi lapisan logam, memberi
mantel untuk perlindungan dan lain-lain.
Secara bagan proses pembuatan bahan keramik adalah :
Proses pembubukan atau penghalusan > Pembentukan > Pengeringan >
sintering > anealing dan aging > Aplikasi akhir.