3. Klasifikasi
Berdasarkan
bagian
jantung
yang
mengalami
kegagalan
pemompaan, gagal jantung terbagi atas gagal jantung kiri, gagal jantung
kanan, dan gagal jantung kongestif. Klasifikasi fungsional jantung ada 4
kelas, yaitu :
a) Kelas 1 : Penderita kelainan jantung tanpa pembatasan aktivitas fisik.
Aktivitas sehari-hari tidak menyebabkan keluhan.
b) Kelas 2 : Penderita dengan kelainan jantung yang mempunyai aktivitas
fisik terbatas. Tidak ada keluhan sewaktu istirahat, tetapi aktifitas fisik
sehari-hari akan menyebabkan capek, berdebar, sesak nafas.
c) Kelas 3 : Penderita dengan aktivitas fisik yang sangat terbatas. Pada
keadaan istirahat tidak terdapat keluhan, tetapi aktivitas fisik ringan
saja akan menyebabkan capek, berdebar, sesak nafas.
d) Kelas 4 : Penderita yang tidak mampu lagi mengadakan aktivitas fisik
tanpa rasa terganggu. Tanda-tanda dekompensasi atau angina
malahan telah terdapat pada keadaan istirahat.
4. Patofisiologi
Sindrom gagal jantung disebabkan oleh beberapa komponen :
a) Ketidamampuan miokard untuk berkontraksi dengan sempurna
mengkibatkan stroke volum dan cardiac output menurun.
b) Beban sistolik yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel (systolic
overload) menyebabkan hambatan pada pengosongan ventrikel
sehingga menurunkan curah ventrikel.
c) Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel (diastolic
overload)
menyebabkan hambatan pada pengosongan ventrikel
sehingga menurunkan curah ventrikel.
d) Beban kebutuhan metabolic meningkat melebihi kemampuan daya
kerja jantung dimana jantung sudah bekerja maksimal, maka akan
terjadi keadaan gagal jantung walaupun curah jantung sudah cukup
tinggi tetapi tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh.
e) Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran masuk
kedalam ventrikel atau pada aliran balik venous return akan
menyebabkan pengeluaran atau output ventrikel berkurang dan curah
jantung menurun.
Gagal jantung kanan maupun kiri dapat disebabkan oleh beban kerja
(tekanan atau volume) yang berlebihan dan atau gangguan otot jantung
itu sendiri. Beban volume atau preload disebabkan karena kelainan
ventrikel memompa darah lebih banyak semenit sedangkan beban
tekanan atau afterload disebabkan oleh kelainan yang meningkatkan
tahanan terhadap pengaliran darah ke luar jantung. Kelainan atau
gangguan fungsi miokard dapat disebabkan oleh menurunnya
kontraktilitas dan oleh hilangnya jaringan kontraktil (infark miokard).
Dalam menghadapi beban lebih, jantung menjawab (berkompensasi)
seperti bila jantung menghadapi latihan fisik. Akan tetapi bila beban lebih
yang dihadapi berkelanjutan maka mekanisme kompensasi akan
e) Rongent dada
Dapat menunjukan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan
dilatasi atau hipertropi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah
abnormal
f) Enzim hepar
Meningkat dalam gagal / kongesti hepar.
g) Elektrolit
Mungkin berubah karena perpindahan cairan / penurunan fungsi
ginjal, terapi diuretik
h) Oksimetri nadi
Saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung
kongestif akut menjadi kronis
i) Analisa gas darah (AGD)
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan
(dini) atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir)
j) Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin
Peningkatan BUN menunjukan penurunan fungsi ginjal. Kenaikan
baik BUN dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal.
k) Pemeriksaan tiroid
Peningkatan aktifitas tiroid menunjukan hiperaktifitas tiriod
prepencetus gagal jantung.
7. Komplikasi
Komplikasi dapat berupa :
a) Kerusakan atau kegagalan ginjal
Gagal jantung dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, yang akhirnya
dapat menyebabkan gagal ginjal jika tidak di tangani. Kerusakan ginjal
dari gagal jantung dapat membutuhkan dialysis untuk pengobatan.
b) Masalah katup jantung
Gagal jantung menyebabkan penumpukan cairan sehinga dapat terjadi
kerusakan pada katup jantung.
c) Kerusakan hati
Gagal jantung dapat menyebabkan penumpukan cairan yang
menempatkan terlalu banyak tekana pada hati. Cairan ini dapat
menyebabkan jaringan perut yang mengakibatkan hati tidak dapat
berfungsi dengan baik.
d) Serangan jantung dan stroke
Kerena aliran darah melalui jantung lebih lambat pada gagal jantung
dari pada di jantung yang normal, maka semakin besar kemungkinan
anda akan mengembangkan pembekuan darah, yang dapat
meningkatkan resiko terkena serangan jantung atau stroke.
8. Penatalaksanaan
B. Konsep Keperawatan
a. Pengkajian
1) Aktivitas /Istirahat
2)
3)
4)
5)
Gejala
- Keletihan/kelemahan terus menerus sepanjang hari.
- Insomnia.
- Nyeri dada dengan aktivitas.
Tanda
- Gelisa, perubahan status mental
Sirkulasi
Gejala
- Riwayat hipertensi, IM akut, episode GJK sebelumnya,
penyakit katup jantung, bedah jantung, endocarditis.
Tanda
- TD : rendah (gagal pemompaan), normal (GJK ringan atau
kronis), atau tinggi (kelebihan beban cairan).
- Frekunsi jantung : takikardi.
- Irama jantung : disritmia.
- Bunyijantung : S3 (gallop).
- Nadi : nadi perifer berkurang ; perubahan dalam kekuatan
denyutan.
- Punggung kuku : pucat atau sianosis dengan pengisisan
kapiler lambat.
- Bunyi napas : ronki, krekels.
Integritas ego
Gejala
- Ansietas.
- Stress yang berhubungan dengan penyakit.
Tanda
- Berbagi manifestasi prilaku.
Eleminasi
Gejala
- Penurunan berkemih.
- Diare.
Makanan dan cairan
Gejala
- Kehilangan nafsu makan.
- Mual/muntah.
- Penambahan berat badan yang signifikan.
Tanda
- Penambahan berat badan cepat.
6) Pernapasan
Gejalah
- Dyspnea saat aktivitas, tidur sambil duduk, atau dengan
beberapa bantal.
- Batuk dengan atau tanpa sputum
- Penggunaan bantuan pernapasan
Tanda
- Pernapasan : takipnea
Tujuan
- Mempertahankan integritas kulit
- Mendemonstrasikan prilaku/teknik mencegah kerusakan kulit
Intervensi
- Kaji kulit, adanya edma, erea sirklasi terganggu, atau
kegemukan/kurus
Rasional : kulit beresiko karena gangguan sirkulasi perifer,
dan gangguan status nutrisi
- Pijat area yang kemerahan dan memutih
Rasional : meningkatkan aliran darah, meminimalkan
hipoksia jaringan
- Ubah posisi sering ditempat tidur/kusih, bantu rentang gerak
aktif/pasif
Rasional : memperbaiki sirkulasi/menurunkan waktu satu
area yang mengganggu aliran darah
- Berikan perawatan kulit sering, meminimalkan dengan
kelembaban
Rasional : terlalu kering atau lembab merusak kulit dan
mempercepat kerusakan
- Hindari obat intramuscular
Edema entertisisal dan gangguan sirkulasi memperlambat
absorbs
obat
dan
predisposisi
untuk
kerusakan
kulit/terjadinya infeksi.
DARTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah, edisi 8,
1997, EGC, Jakarta.