DURKHEIM)
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Sosiologi Klasik
dosen pengampu : Prof. Dr. Gurniwan Kamil P, M.Si
Di susun oleh :
Aulya Rahmawati Sugandi
(1300047)
(1300053)
Doni Fauzi
(1303934)
A. Pengantar
1. Biografi Emile Durkheim
Emile Durkheim meruakan salah satu tokoh besar sosiologi.Emile
Durkheim lahir di Epinal, Perancis pada tanggal 15 April 1858.Ia merupakan
keturunan pendeta Yahudi. Pada masa remajanya, ketika Ia berumur 10 tahun Ia
menolak menjadi pendeta. Sebenarnya Durkheim dipersiapkan oleh ayahnya
untuk meneruskan tradisi mereka menjadi pendeta Yahudi. Namun, cita-cita sang
Ayah tidak terwujud. Sejak saat itu, minatnya seumur hidup pada agama lebih
bersifat akademis dari pada teologis.Dia merindukan bersekolah dalam metodemetode ilmiah, dan dalam prinsip-prinsip moral yang diperlukan untuk memandu
kehidupan sosial.Dia menolak suatu karier akademik tradisional di bidang filsafat,
dalam pandangannya filsafat kurang berkaitan dengan persoalan yang terdapat
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Perancisdan sebagai gantinya Durkheim
berusaha memperoleh pelatihan ilmiah yang dibutuhkan untuk memberi
sumbangan bagi tuntutan moral masyarakat.Meskipun dia berminat pada sosiologi
ilmiah, pada waktu itu tidak ada bidang sosiolog, sehingga antara 1882 dan 1887
dia mengajar filsafat di sejumlah sekolah provinsi di wilayah Paris.
Nafsunya untuk ilmu terangsang lebih jauh oleh perjalanan ke Jerman
ketika dia berhadapan dengn psikolog ilmiah yang sedang dirintis oleh Wilhelm
Wundt.Beberapa tahun setelah kunjungannya ke Jerman, Durkheim menerbitkan
banyak karyanya diantaranya adalah tentang pengalamannya selama di
Jerman.Publikasi karyanya tersebut membantu dia mendapatkan suatu posisi
didalam departemen filsafay di Universitas Bordeaux pada 1887. Di sana
Durkheim memberikan kuliah pertama di bidang ilmu sosial di sebuah universitas
Perancis. Itu adalah suatu prestasi yang mengesankan secara khusus, karena hanya
berjarak satu dekade sebelumnya kehebohan meledak di Universitas Peranci
karena nama Auguste Comte
muncul dalam disertai seorang mahasiswa.
Tahun-tahun berikutnya di tandai dengan serangkaian keberhasilan pribadi
bagi Durkheim, pada 1893 dia menerbitkan tesis doktoralnya yang berbahasa
Perancis, The Division of Labor in Society, dan tesisnya yang berbahasa Latin
mengenai Montesquieu. Buku metodologi utamanya, The Rules of Sosiological
Method, terbit tahun 1895 diikuti tahun 1897 oleh hasil penelitian empiris
bukunya itu dalam studi tentang bunuh diri. Sekitar tahun 1896 ia menjadi
professor penuh di Universitas Bordeaux.
Sekarang ini Durkheim paling seruing dianggap sebagai seorang
konservatif. Akan tetapi, di masanya, dia dianggap seorang yang liberal, dan hal
itu dicontohkandengan peran public yang aktif yang dia mainkan dalam
pembelaan Alferd Dreyfus, kapten militer kebangsaan Yahudi yang oleh
pengadilan militer dianggap pengkhianat dan tuduhan itu oleh banyak orang
dirasakan bersifat anti-Semitik.
Minat Durkheim pada sosialime juga dianggap sebagai bukti melawan ide
bahwa dia adalah seorang konservatif, tetapi jenis sosialismenya sangat berbeda
dengan jenis yang menarik perjatian Marx dan para pengikutnya. Bagi Durkheim,
sosialisme menggambarkan suatu gerakan yang ditunjukan untuk pembaruan
moral masyarakat melalui moralitas ilmiah, dan dia tidak tertarik pada metodemetode politis jangka pendek atau aspek-aspek ekonomis sosialisme. Sosialisme
bagi Durkheim sangat berbeda dari apa yang biasanya kita pikirkan sebagai
sosialisme; sosialisme Durkheim hanya menggammbarkan suatu sistem yang
menerapkan prinsip-prinsip moral yang diteukan sosiologi ilmiah.
Durkheim mempunyai pengaruh yang mendalam pada perkembangan
sosologi, tetapi pengaruhnya tidak terbatas kepadanya.Banyak pengaruhnya pada
bidang-bidang lain mengalir melalui jurnal Lannee sociologique, yang dia dirikan
pada 1989.Melalui jurnal itu, dia dan ide-idenya mempengaruhi bidang-bidang
seperti antropologi, sejarah, linguistik, dan psikologi.
Durkheim wafat pada 15 November 1917, seorang figure yang termahsyur
di lingkaran intelektual Perancis, tetapi baru dua puluh tahun kemudian, dengan
peerbitan karya Talcoltt Parsons The Structure of Social Action(1937), karyanya
menjadi suatu pengaruh yang signifikan pada sosiologi Amerika.
B. Isi
1. Teori dan Gagasan
Perhatian Durkheim yang utama adalah bagaimana masyarakat adapt
mempertahankan
inttegritas
dan
koherensinya
dimasa
modern.
Untuk
masyarakat.Ia memusatkan paa pembagian kerja, dan meneliti bagaimana hal itu
berbeda dalam masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Ia berpendapat
bahwa masyarakat-masyarakat tradisional bersifat mekanis dan mempunyai
banyak kesamaan diantara seamanya. Dalam masyarakat tradisional kata
Durkheim, kesadaran kolektif sepenuhnya mencakup kesadaran individual,
norma-norma sosial diatur dengan rapi.Dalam masyarakat modern, demikian
pendapatnya, embagan kerja yang sangat kompleks menghasilkan solidaritas
organik.Spesialisasi yang berbeda-beda dalm bidang pekerjaan dan peranan sosial
menciptakan ketergantungan yang mengikat orang kepada sesamanya, karena
mereka tidk lagi dapat memenuhi seluruh kebutuhan mereka sendiri.
Durkheim belakangan mengembangkan konsep tentang anomie dalam
Bunuh Diri, yang diterbitkannya pada 1897.Dalam buknya ini, meneliti
berbagai tingkat bunuh diri diantara orang-orang Protestan dan Katolik, dan
menjelaskan bahwa kontrol sosial yang lebih tinggi diantara orang Katolik
menghasilkan tingkat bunuh diri yang lebih rendah. Menurut Durkheim, orang
memiliki keterkaitan tertentu terhadap kelompok-kelompok mereka, yang
disebutnya integrasi sosial. Tingkat integrasi sosial yang secara abnormal tinggi
atau rendah dapat menghasilkan bertambahnya ingkat bunuh diri.Menurut
Durkheim masyarakat Katolik memiliki tingkat integritas yang normal, sementara
masyrakat Protestan memiliki tingkat integritas yang renda.Karya ini telah
mempengaruhi para pengajur teori kontrol, dan seringkali disebut sebagai studi
sosiologis klasik.
Hasratnya terhadap ilmu makin besar ketika dalam perjalanan ke Jerman,
ia berkenalan dengan psikolog ilmiah yang di rintis oleh Wilhem Wundt.
Beberapa tahun setelah kunjungannya ke Jerman, Durkheim menerbitkan
sejumlah
buku
diantaranya
adalah
tentang
pengalamannya
selama
di
yang memiliki pola pembagian kerja yang sedikit, seperti pada masyarakat desa.
Masyarakat desa memiliki homogenitas pekerjaan yang tinggi misalnya sebagai
petani. Karena kesamaan yang dimiliki oleh masyarakat desa, membuat membuat
kesadaran kolektif antara individu di dalam masyarakat itu sangat tinggi.
Masyarakat desa juga homogenitas dalam hal kepercayaan di bandingkan
masyarakat kota. Homogenitas itulah yang mepersatukan masyarakat desa.
b. Solidaritas Organis
Solidaritas organis terjadi di masyarakat yang relatif kompleks dalam
kehidupan sosialnya namun terdapat kepentingan bersama atas dasar tertentu.
Pada kelompok sosialnya, terdapat ciri-ciri tertentu, yaitu :
1)
2)
3)
seperti pemilihan umum presiden dan wakil presiden di Indonesia melalui Pemilu
yang melibatkan seluruh warga Negara Indonesia.
Durkheim menekankan adanya kesadaran kolektif dalam masyarakat
organik.Kesadaran kolektif ini sangat berperan untuk menumbuhkan soldaritas
sosial dalam masyarakat, memperkuat ikatan yang muncul dari adanya saling
ketergantungan fungsional yang semakin bertambah.
Menurut Durkheim, solidaritas sosial adalah kesetiakawanan yang
menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang
didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang
diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Solidaritas sosial, menurutnya
dibagi menjadi dua yaitu, solidaritas mekanik yang didasarkan pada suatu
kesadaran kolektif bersama yang merujuk pada totalitas kepercayaan-kepercayaan
dan sentiment-sentimen bersama yang rata-rata ada pada warga masyarakat yang
sama itu. Sedangkan, yang kedua adalah solidaritas yang muncul dan
ketergantungan antara individu atau kelompok yang satu dengan yang lainnya
akibat spesialisasi kerja (pembagian kerja).
Doyle Paul Johnson pun secara terperinci menegaskan indikator sifat
kelompok sosial atau masyarakat pada solidaritas organis, yakni;
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Solidaritas Mekanik
Pembagian kerja rendah
Kesadaran kolektif kuat
Individualitas rendah
Hukum represif dominan
Konsesnsus terhadap pola-pola
normatif penting
6. Keterlibatan komunitas
menghukum
orang
1.
2.
3.
4.
5.
Solidaritas Organik
Pembagian kerja tinggi
Kesadaran kolektif rendah
Individualitas tinggi
Hukum restitutif dominan
Konsesnsus pada nilai-nilai abstrak
kontrol
yang
menyimpang
7. Saling ketergantungan
7. Saling ketergantungan tinggi
8. Bersifat primif-pedesaan
8. Bersifat industrial perkotaan
c. Hukum Refresif dan Hukun Restitutif
Durkheim menghubungkan persoalan solidaritas organis dengan fenomena
pemberian hukuman atau sanksi. Kuatnya solidaritas organis di tandai oleh
munculnya hukum yang bersifat memulihkan (restitutive) bukan yang bersifat
represif. Kedua model hukum pada prakteknya juga memiliki tujuan yang
berbeda.
Hukum represif yang di jumpai dalam masyarakat mekanis ialah ungkapan
dari kemarahan kolektif masyarakat. Sementara hukum restitutif berfungsi untuk
mempertahankan atau melindungi pola saling ketergantungan yang kompleks
antara sejumlah individu yang memilki spesialisasi tersebut. Karena itu sifat
sanksi yang di berikan kepada individu yang melanggar keteraturan dalam dua
kategori masyarakat ini juga berbeda. Tipe sanksi dalam masyarakat mekanis
bersifat restitutif sebagaimana di kemukan Durkheim: bukan bersifat balas
dendam, melainkan sekedar memulihkan keadaan.
Kemarahan kolektif tidak mungkin terjadi dalam masyarakat dengan tipe
organis, karena masyarakat sudah hidup dengan kesadaran individual bukan
kesadaran kolektif. Sebagai gantinya masyarakat dengan tipe solidaritas organis
mengelola kehidupan secara rasional. Karena itu, bentuk hukumannya pun bersifat
rasional di sesuaikan dengan bentuk pelanggaran tersebut. Pelaksanaan sanksi
tersebut bertujuan untuk memulihkan atau melindungi hak-hak dari pihak yang
dirugikan.
Maka dari itu akan dengan adanya hukuman tersebut akan memulihkan
kondisi ketergantungan fungsional dalam masyarakat. Durkheim menjelaskan
bahwa bentuk solidaritas tersebut terutama dalam masyarakat modern. Pola-pola
restitutif ini nampak dalam hukum dan peraturan-peraturan kepemilikan, hukum
kontrak, perdagangan dan peraturan administratif atau prosedur-prosedur dalam
sebuah institusi masyarakat modern.
Peralihan dari hukum represif menuju hukum restitutif seiring sejalan
dengan semakin bertambahnya kompleksitas dalam masyarakat. Kompleksitas
DAFTAR PUSTAKA
.
Abdullah, Taufik & Der Leeden , A. C. Van. 1986. Durkheim dan Pengantar
Sosiologi Moralitas, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Garna, Judistira K. 1994. Materi Kuliah Teori-teori Ilmu Sosial. Bandung:
Program
Pascasarjana Universitas Padjadjaran
Mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi.2012.Teori Sosiologi Klasik. Bandung:
Rizqi Press
Paul Johnson, Doyle.1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: Penerbit
PT Gramedia.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Soekanto,
Soerjono.1985. Emile
Durkheim:
Aturan-aturan
Metode
Teori
Sosiologi
Klasik
Emile
Durkheim.
[online]