Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PENDAHULUAN

MODUL

: SISTEM PELIPUT

NPM

: 260110140077

NAMA

: HANA LANASASTRI

1. Jelaskan fungsi kulit !


Fungsi kulit :
a. Mencegah terjadinya kehilangan cairan tubuh yang esensial.
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak dapat
diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui
kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan
terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit,
merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke
berbagai organ tubuh lainnya.
b. Melindungi permukaan tubuh
Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti
pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan selsel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum
dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya
sinar ultra violet.
c. Mengatur suhu tubuh
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta
melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat
memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,50 C. Ketika
terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan
penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah
salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang
dengan penguapan keringat.
d. Alat interaksi sosial
Kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun
konstraksi otot penegak rambut.

e. Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan dengan
sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran.
f. Tempat terjadinya sekresi
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat
yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan
zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui
keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis sebagai pembentukan
keringat yang tidak disadari.
j. Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak
k. Melindungi dari masuknya zat-zat kimia beracun dari lingkungan dan
mikroorganisme.
l. Tempat sintesis pro vitamin D menjadi vitamin D.
m. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
(Graham Brown, 2005)

2. Jelaskan dimana bagian-bagian ini pada kulit :


a. Pembuluh darah
Pembuluh darah terletak di bagian dermis, terdiri dari pembuluh arteri (lebih dekat
dengan permukaan kulit) dan pembuluh vena (letaknya lebih dalam dibanding
pembuluh arteri). Pembuluh darah pada kulit biasanya dikelilingi oleh sel mast dan
berdampingan dengan pembuluh saraf.
(Tranggono, 2007)

b. Pembuluh saraf
Sistem saraf kulit berkaitan dengan fungsi kulit sebagai reseptor sentuhan, rasa
sakit, dan suhu. Kulit kaya akan sel saraf sensoris kutaneous dan tempat bermuaranya
ujung sel-sel saraf spinal (sistem saraf tepi) dan kranial (sistem saraf pusat). Ujung sel
saraf sensoris perifer ditemukan dalam jumlah banyak di lapisan epidermis yang
berbeda, tetapi letaknya selalu di bawah lapisan Langerhans (stratum granulosum).
Ujung sel saraf paling banyak berada di dermis dan hypodermis yang dihasilkan
beberapa korpuskel taktil, seperti korpuskel Meisnerr, Krause, Pacini, dan Ruffini.
Folikel rambut dipersarafi secara terpisah dari ujung bebas saraf sensoris tak bermielin
yang terdapat di dalam atau di ekat epidermis. Selain saraf sensoris, ditemukan pula
saraf eferens simpatis yang mensarafi pembuluh darah, otot penegak rambut dan sekresi
kelenjar keringat.
(Tranggono, 2007)

c. Reseptor

https://faculty.washington.edu/chudler/receptor.html
Gambar 2.3. Reseptor pada kulit manusia

Jenis-jenis reseptor pada kulit yaitu :


a. Reseptor sentuh / Touch receptor (maisener)
Berada di bawah lapisan dasar kulit.
b. Reseptor tekanan / Pressure receptor (korpus pacini)
Letaknya berada paling bawah dibanding reseptor yang lainnya,yaitu berdekatan
dengan jaringan lemak (adiposa).
c. Reseptor panas / Heat receptor (korpus rufini)
Terletak berdekatan dengan kelenjar keringat.
d. Reseptor dingin / Cold receptor (korpus krause)
Letaknya berdekatan dengan kelenjar minyak (Sebasea gland)
e. Reseptor nyeri / Pain receptor
Terletak dibawah barrier kulit (lapisan kulit yang dapat ditembus cahaya).
(Tranggono, 2007)

3. Sebutkan gangguan pada kulit dan jelaskan !


a. Gangguan pada kulit yang disebabkan oleh virus, diantaranya yaitu :

Cacar air

Cacar air adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster yang
sering terjadi pada anak-anak. Pada penyakit ini biasanya ditandai dengan
bintikbintik pada seluruh tubuh (termasuk wajah), berwarna kemerahan, dan isi
dari benjolan (jika sudah membesar) tersebut adalah cairan. Jika seseorang
menderita penyakit ini, maka tubuhnya akan membentuk kekebalan yang sangat
kuat seumur hidup, jadi penyakit ini hanya terjadi satu kali seumur hidup pada
setiap orang. Cacar air sangat menular dan memiliki tiga tahap dalam
pembentukannya. Gejala penyakit cacar air Ini dimulai dengan munculnya
sedikit benjolan gatal di seluruh tubuh yang menyerupai seperti gigitan
serangga. Kemudian, bintik tadi berubah menjadi benjolan yang berisi cairan,
diikuti oleh tahap akhir yaitu pada saat tahap penyembuhan, dimana benjolan
tersebut pecah dan membuat bekas pada kulit.
(Djuanda, 2011).

Campak

Merupakan penyakit akut menular yang disebabkan oleh virus Rubella.


Biasanya menyerang anak-anak. Gejala awal campak adalah demam, pilek,
bersin, badan terasa lesu, sakit kepala, nafsu makan menurun drastis dan radang
mata. Setelah beberapa hari dari gejala tersebut timbul ruam merah yang gatal,
bertambah besar, tersebar ke beberapa bagian tubuh.
(Djuanda,2011).

Variola

http://www.preperzone.net/upload/3/2/1/3213776/2190492-orig.jpg
Gambar 3.1. Kulit yang terinfeksi virus Variola
Disebabkan oleh virus Variola dari kelompok PoxVirus, bersifat akut dan
menular dengan erupsi vesikula dan pustul pada kulit dan selaput lendir dan
ditandai dengan gejala sistemik. Komplikasi dari Variola dapat timbulnya
Bronkopneumonia, Konjungtivitis, Iritasi dan Keratitis, Encephalomyelitis,
Efusi sendi dan Orkitis, dan Lesi sekunder. Terapi hanya bersifat simptomatik,
mencegah infeksi sekunder dengan antibiotik salep. Pencegahan dengan
vaksinasi.
(Wolff, 2008)

Herpes Simpleks

http://missinglink.uscf.edu/lm/dermatologyglossary/img/Dermatology-20Glossary/Glossary20Clinical-20Images/Herpes_Simplex_tongue-XX.jpg
Gambar 3.2. Herpes simplex HSV-1

Herpesvirus hominis dengan dua jenis, HSV-1 menyerang bibir atau terutama
tubuh bagian atas dan HSV-2 menyerang genitalia terutama bagian tubuh
bawah. Dalam lesi vesikel dapat ditemukan virus, sehingga dapat menular
melalui kontak. Awalnya ditandai rasa gatal, terbakar dan nyeri lokal. Infeksi
primer dengan masa inkubasi 2-5 hari, dan biasanya berulang lebih ringan dan
singkat daripada sebelumnya. Terapi yang diberikan dengan anti-virus dan
apabila terjadi komplikasi, segera konsultasi dengan dokter spesialis terkait.
(Wolff, 2008)

Varicella Zoster

http://media.clinicaladvisor.com/images/2011/08/18/ca0811varicella_4_188418.jpg
Gambar 3.3. Infeksi oleh Varicella-zooster
Infeksi akut primer oleh virus Varicella-zoster yang ditularkan melalui infeksi
droplet dan menyerang kulit dan mukosa. Pada fase reaktivasi akan
menyebabkan Herpes Zoster. Penyakit ini relatif ringan dan banyak menyerang
terutama

anak-anak,

tetapi

dapat

menjadi

parah

pada

anak

yang

immunocompromised. Tanda dan gejala biasanya adanya nyeri dan paresthesia


biasanya gejala pertama infeksi VZV sampai terbentuknya ruam vesikular.
Periode prodromal selama gejala dapat bervariasi, nyeri terjadi pada 41%
pasien, gatal 27%, dan parestesia 12%. Selama pada fase akut, pasien mungkin
mengalami: Nyeri (90%), Depresi (20%) dan gejala Flu (12%).
(Yusuf ,2003)

Herpes Zoster

http://images.medicinenet.com/images/slideshow/shingles-s7a-photo-of-shingles-blisterhealing.jpg
Gambar 3.4. kulit yang terinfeksi oleh Varicella-Zoster
Disebabkan oleh virus Varicella-Zoster, ini adalah virus yang juga
menyebabkan cacar air. Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus tetap
dorman (tidak aktif) dalam tubuh dan virus dapat reaktifasi kembali pada tahun
kemudian, yang menyebabkan Herpes Zoster. Herpes Zoster tidak disebabkan
oleh virus yang sama yang menyebabkan Herpes Genital. Gejala pertama
biasanya nyeri, kesemutan, atau rasa terbakar yang terjadi pada satu sisi tubuh.
Rasa sakit dan terbakar bisa berat dan biasanya terjadi sebelum ruam lain
muncul. Gejala lain mungkin terjadi termasuk, demam dan menggigil, sakit
kepala, nyeri sendi, pembengkakan kelenjar limfe (kelenjar getah bening).
Komplikasi yang terjadi termasuk, infeksi bakteri pada kulit, kebutaan (jika
Herpes Zoster terjadi pada mata), tuli, infeksi Ensefalitis Sepsis pada orang
dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan Ramsay Hunt Sindrome jika
Herpes Zoster mempengaruhi saraf wajah atau telinga. Terapi dilakukan dengan
pasien diistirahatkan dan diberikan obat topikal salisilic talk 2% untuk
mencegah pecahnya vesikel dan menjadi infeksi sekunder. Pencegahan
dilakukan dengan cara, jangan menyentuh ruam dan lecet pada orang dengan
Herpes Zoster atau Cacar Air jika anda belum pernah menderita cacar air atau
mendapatkan vaksin cacar. Vaksin Herpes Zoster sudah tersedia dan vaksin ini
berbeda dari vaksin cacar.
(Notoatmodjo, 2007)

Kutil

Kutil atau verucca vulgaris yaitu sejenis tumbuhan epidermal yang disebabkan
oleh virus dan dapat menular. Kutil banyak dijumpai pada anak-anak terutama pada
jari-jari tangan, lengan, tungkai dan kaki. Kutil mulai tumbuh kecil dan membesar
dalam beberapa minggu atau bulan. Permukaannya tidak rata, warnanya coklat, kelabu
atau kehitam-hitaman. Kadangkala kutil tidak tumbuh ke luar, melainkan ke dalam.
Pertumbuhan ke dalam terjadi karena mendapat tekanan terus menerus dan
menimbulkan rasa sakit bila kaki dipakai berjalan. Kutil di telapak kaki berbeda dengan
katimumul (clavus, mata ikan). Katimumul adalah penebalan kulit di telapak kaki yang
kadang-kadang tumbuh ke dalam sampai ke lapisan dermis, yang disebabkan sering
mendapat tekanan, misal karena pemakaian sepatu yang sempit. Bila tekanan
dihilangkan maka katimumul dapat menghilang sendiri.
(Notoatmodjo, 2007)

b. Gangguan pada kulit yang disebabkan oleh jamur, diantaranya yaitu :

Kurap
Kurap terjadi karena jamur, biasanya yang menjadi gejalanya adalah kulit
menjadi tebal dan pada kulit timbul lingkaran-lingkaran yang semakin jelas,
bersisik, lembab dan berair dan terasa gatal. Kemudian pada lingkaranlingkaran akan timbul bercak-bercak putih. Kurap timbul karena kurang
menjaga kebersihan kulit. Bagian tubuh yang biasanya terserang kurap yaitu
tengkuk, leher, dan kulit kepala.Kurap dapat dicegah dengan cara mencuci
tangan yang sempurna, menjaga kebersihan tubuh, dan mengindari kontak
dengan penderita. Kurap dapat diobati dengan anti jamur yang mengandung
mikonazol dan kloritomazol dengan benar yang dapat menghilangkan infeksi.
(Djuanda, 2011).

Tinea pedis (athletesfoot)

Tinea pedis (athletesfoot) yaitu sejenis penyakit yang disebabkan oleh jamur pada
kaki terutama pada telapak kaki dan sela-sela jari kaki. Tinea pedis banyak dijumpai
pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Gambaran klinis yang terlihat, berbeda,
dari perlunakan kulit sela-sela jari, pertandukan yang berlebihan, reaksi eksim,
gelembung-gelembung sampai retak-retak kulit yang diiringi rasa sakit.
(Wolff, 2008)

Panu

Panu adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit panu
ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat
berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung
warna kulit si penderita. Panu paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan.
Meskipun begitu panau juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua. Cara
pencegahan penyakit kulit Panu dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kulit,
dan dapat diobati dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat juga
diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan
kapur sirih dan dioleh pada kulit yang terserang panu.
(Djuanda,2011)

Infeksi jamur kulit

Jamur dapat tumbuh dipermukaan kulit disebut jamur dermatofit, terdiri dari tiga
genus, Epidermophyton, Trichophyton, dan Microsporum, yang bersifat
keratinofilik mengenai stratum korneum pada kulit, rambut dan kuku dengan cara
transmisi melalui zoofilik, antropofilik dan geofilik.. jamur tersebut dapat
mengakibatkan kerusakan tekstur kulit hingga tampak buruk. Belum lagi, rasa gatal
yang kerap menyerang menyertai infeksi jamur tersebut. Bila tidak selekasnya
diatasi, jamur kulit dengan cepat menyebar kejaringan kulit yang lebih luas.
(Djuanda,2011)

c. Gangguan pada kulit yang disebabkan oleh bakteri diantaranya yaitu :

Impetigo

Impetigo adalah penyakit kulit menular yang biasanya disebabkan oleh bakteri.
Impetigo menyebabkan kulit menjadi gatal, melepuh berisi cairan dan kulit menjadi
merah. Impetigo sangat mudah terjadi pada anak berusia dua sampai enam tahun.
Bakteri biasanya masuk ke dalam kulit melalui gigitan serangga, luka, atau goresan.
Kebersihan sangat penting bagi orang yang mengalami impetigo.
(Djuanda, 2011)

Jerawat (Acne)

Berdasarkan penelitian, sekitar 80 persen dari seluruh manusia pernah memiliki


jerawat. Jerawat sebagai salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri
yang tumbuh di kulit dan menghubungkan pori-pori dengan kelenjar minyak di

bawah kulit. Jerawat merupakan penyakit dari folikel sebasea yaitu folikel yang
mempunyai glandula sebasea yang banyak dan tidak mempunyai bulu. Arpertura
dari glandula sebasea terblokir oleh sumbat tanduk (blackheads) dan terdapat
retensi dari sebum yang diubah oleh organisme yang menimbulkan inflamasi pada
jaringan sekitarnya. Keadaan ini menimbulkan pembentukan pustul dan abses yang
menyebabkan parut. Jerawat dapat berkembang jika pengobatan tidak dilakukan di
tahap awal kemunculannya. Jerawat tidak hanya tumbuh di wajah, namun juga bisa
tumbuh di bagian tubuh lain terutama punggung.
(Notoatmodjo, 2007)

Kudis (Skabies)

Kudis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit tungau yang gatal yaitu
sarcoptes scabiei var hominis. Kulit yang terjangkit kudis lebih banyak terjadi di
daerah kumuh dan tidak menjaga kebersihan tubuh. Gejala kudis adalah adanya rasa
gatal yang begitu hebat pada malam hari, terutama di sela-sela jari kaki, tangan, di
bawah ketiak, alat kelamin, pinggang dan lain-lain. Kudis sangat gampang menular
pada orang lain, secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung tentu saja
melalui sentuhan kulit terkena kudis dengan kulit orang lain. Secara tidak langsung
bisa menular melalui handuk atau pakaian yang dipakai secara bergantian dengan
penderita kudis. Cara sangat mudah untuk menghindari kudis tentu saja dengan
menjaga kebersihan lingkungan dan tubuh. Salah satu cara pencegahan penyakit
kudis dapat dilakukan dengan mencuci sperai tempat tidur, handuk dan pakaian yan
dipakai dalam 2 hari belakangan dengan air hangat dan deterjen.
(Djuanda, 2011).

Bisul (furunkel)

Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri stafilokokus aureus pada kulit lewat
folikel rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat yang sesudaah itu menyebabkan
infeksi lokal. Faktor yang menambah risiko terkena bisul diantaranya kebersihan
yang buruk, luka yang terinfeksi, pelemahan diabetes, kosmetika yang menyumbat
pori dan pemakaian bahan kimia.
(Djuanda, 2011)

Lepra

Kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnya ialah


Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler obligat. Saraf perifer sebagai
afinitas pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas, kemudian
dapat ke organ lain kecuali susunan saraf pusat. Umumnya gejala awalnya adalah
kulit tampak mengkerut apalagi bila penyakit tersebut telah akut kumannya
perlahan-lahan akan mengonsumsi kulit dan daging, bila sudah terkena penyakit
kulit tipe ini segera berobat ke dokter.
(Kaimal, 2011).

Pioderma

http://www.dermis.net/bilder/CD029/550px/img0028.jpg
Gambar 3.5. Kulit yang terkena penyakit Pioderma
Infeksi kulit bakteri atau Pioderma yang umum di kebanyakan negara berkembang.
Umumnya timbul infeksi primer pada kulit yang dikenal sebagai impetigo atau
infeksi sekunder dari lesi lain seperti kudis atau gigitan serangga. Penyebab bakteri
biasa adalah Grup A streptokokus atau Staphylococcus aureus, survei menunjukkan
bahwa Grup A streptokokus paling banyak untuk sejumlah besar kasus dimana S.
aureus mendominasi meskipun kelembaban dan panas berhubungan dengan
peningkatan risiko infeksi bakteri kulit. S. aureus juga menyebabkan folliculitis,
atau infeksi folikel rambut dan abses, namun beberapa bukti menunjukkan bahwa
infeksi Streptokokus dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang tambahan
melalui pengembangan Proteinuria berkepanjangan.
(Wolff, 2008)

d. Gangguan pada kulit yang disebabkan oleh pigmentasi diantaranya yaitu :

Melanosis

Gambar 3.6. Kulit yang terkena kelianan melanosis


Salah satu penyakit melanosis adalah melasma (chloasma), yaitu adanya bercakbercak berwarna coklat kehitaman (hiperpigmentasi) di kulit muk yang sangat khas
seperti di daerah pipi, dahi dan bibir atas. Melasma sering timbul karena kehamilan,
pil kontrasepsi, pemakaian kosmetik dan sinar matahari. Melasma karena kehamilan,
dapat menghilang setelah melahirkan. Melasma karena kosmetika terjadi karena
fotosensitisasi oleh zat tertentu seperti zat pemutih. Zat ini menyebabkan kulit lebih
rentan terhadap sinar ultra violet sehingga lebih mudah dan cepat membentuk
melanin.
(Markovic, 2007).

Lentigo

Yaitu sejenis naevus pigmentosus yang menyerupai ephilides, licin berwarna coklat
tua. Lentigo tidak memudar waktu musim dingin dan dapat pula terjadi di bagian
tubuh yang tertutup pakaian.
(Medscape, 2012).

Vitiligo

Gambar 3.7. Kulit yang mengidap Vitiligo


Yaitu gangguan pigmen-tasi pada kulit yang ditandai dengan terjainya bercakbercak putih karena kehilangan melanin. Kelainan ini terjadi secara turun temurun.
Bercak ini dapat ber-ukuran besar atau kecil, ber-bentuk bulat atau tidak menentu

tetapi bila bersatu bisa menjadi lebih besar. Bercakbercak ini lebih sensitif terhadap
sinar matahari. Vitiligo lebih banyak terjadi di daerah tropik, terutama pada orangorang berkulit gelap.
(Kaimal, 2011).

Daftar Pustaka
Djuanda, Adhi, dkk. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Press
Graham Brown R., dan Tony Burns. 2005. Dermatologi Edisi kedelapan. Jakarta : Erlangga
Kaimal, S., Abraham, A. 2011. Sunscreen Indian Journal of Dermatology : Venereology and
Leprology, 77(2): 238-43
Markovic, S.N., Erickson, L.A., Rao, R.D., et al. 2007. Malignant Melanoma in the 21st
Century, Part 1: Epidemiology, Risk Factors, Screening, Prevention, and Diagnosis.
Mayo Clin Proc, 82(3): 364 80
Medscape. 2012. Lentigo. Available at : http://emedicine.medscape.com/article/1068503overview [Diakses pada 7 Maret 2016]
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta
Tranggono, Iswari R., dan Fatma Latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Jakarta : Gramedia
Wolff, K., et all. 2008. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 7th edition. New York:
Mc Graw Hill
Yusuf A, Sunarko M. 2003. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Surabaya: Airlangga
University Press

Anda mungkin juga menyukai