Anda di halaman 1dari 365
ASP) Lay UO] |S , ee UNIVERSITAS GUNADARMA MATEMATIKA LANJUT civiliana civil engineering blog SERI DIKTAT KULIAH DAFTAR IS! BAB 1. VEKTOR DI R® DAN ILMU UKUR ANALITIK BUANG 1.1, _KOORDINAT SIKU-SIKU DI RP 1 4.2, RANGKUMAN 2 1.3. SUDUT ARAH, COSINUS ARAH, BILANGAN ARAH 2 1.4. _KOORDINAT TITIK YANG MEMBAGI SEGMEN GARIS ATAS PERBANDINGAN TERTENTU 4 41.5. __ CROSS PRODUCT (PRODUK VEKTOR) 5 1.6.__BIDANG RATA 6 1.7. PERSAMAAN NORMAL BIDANG RATA i 1.8. SUDUT ANTARA BIDANG RATA 8 1,9. JARAK DUA BIDANG RATA YANG SEJAJAR DAN JARAK SUATU TITIK KE BIDANG RATA 8 1.10. _PERSAMAAN BIDANG RATA DIKETAHUI MELALU! SATU TITIK 10 1.11. BERKAS BIDANG RATA 1 1.12. JARINGAN BIDANG RATA. 12 1.13. GARIS LURUS DI R® a 1.14. MENCARI BILANGAN ARAH GARIS LURUS. 13, 1.15. BEBERAPA BENTUK PERSAMAAN GARIS LURUS 14 1.16. GARIS DAN BIDANG RATA 7 1.17, GARIS HUBUNG TERPENDEK DAN JARAK DUA GARIS BERSILANGAN 16 1.18. SOAL-SOAL DAN PEMECAHANNYA 18 4.19. SOAL-SOAL UNTUK LATIHAN 26 2.1. PERSAMAAN GARIS DAN BIDANG LENGKUNG 30 2.2, PROYEKS! GARIS LENGKUNG PADA BIDANG KOORDINAT an 23. BOLA 32 24, _TEMPAT KEDUDUKAN, BIDANG SILINDER, BIDANG KERUCUT, BIDANG PUTAR DAN BIDANG ATUR 36 2.5. _PERSAMAAN STANDAR - 46 2.6. _SOAL-SOAL DAN PEMECAHANNYA _ 45 2.7. _SOAL-SOAL UNTUK LATIHAN. a Py i BAB 3. DIFFERENSIAL KALKULUS DARI FUNGSI BEBERAPA VARIABEL 3.1.__FUNGSI DARI BEBERAPA VARIABEL 32, DOMAIN 3:3, TURUNAN PARSIAL 3.4, DIFFERENSIAL TOTAL Sls ele 3.5. _DIFFERENSIAL FUNGS! DARI FUNGS! 63 36. FUNGSI IMPLISIT, INVERS, JACOBIAN 64 3.7._TURUNAN PARSIAL ORDER TINGG! 2 EEERMeee ue aan) a 4.1. _PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDER SATU 76 42. PERSAMAAN DIFFERENSIAL LINIER 89 43. PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDER DUA 97 44, LEBIH LANJUT TENTANG PERSAMAAN DIFFERENSIAL LINIER 107 45, SOAL-SOAL DAN PEMECAHANNYA 117 46. SOAL-SOAL LATIHAN 142 BAB 5. BARISAN DAN DERET 150 BARISAN TAK HINGGA 150 DERET TAK HINGGA 152 DERET DENGAN SUKU-SUKU POSITIP 155 54,_TES BANDING 159 55. TES RASIO 162 56. DERET DENGAN SUKU-SUKU NEGATIP 167 5.7.__ TEST RASIO UNTUK KONVERGENS! ABSOLUT 168 5.8. _DERET KUASA (PANGKAT) 173 59.__ INTERVAL KONVERGENS! 173 BAB 6. INTEGRAL LIPAT, INTEGRAL GARIS, INTEGRAL PERMUKAAN DAN TEOREMA INTEGRAL 177 6.1,_ INTEGRAL LIPAT DUA 7 INTEGRAL ITERAS! = 178 63._ INTEGRAL LIPAT TIGA 199 64, SOAL-SOAL DAN LATIHAN 207 BAB 7. FUNGS! VEKTOR A 7.1._UMIT, KONTINUITAS DAN TURUNAN FUNGSI VEKTOR = 207 7.2, TAFSIRAN ILMU UKUR DARI TURUNAN VEKTOR _ _ 218 7.3. GRADIEN, DIVERGENSI DAN CURL. _ _ ae) 7.4. _RUMUS-RUMUS YANG MENGANDUNG V 7 22 75. _KOORDINAT KURVILINIER TAGAKLURUS DAN JACOBIAN 221 7.6. _GRADIEN, DIVERGENSI, CURL DAN LAPLACIAN DALAM KOORDINAT KURVILINIER TEGAKLURUS 223 7.7. KOORDINAT KURVILINIER KHUSUS 228 7.8. SOAL DAN PEMECAHANNYA 225 7.9, SOAL-SOAL LATIHAN ES BAB 8. TRANSFORMAS! LAPLACE 244 244 8.1, __ DEFINIS| TRANSFORMASI LAPLACE 8.2. _TRANSFORMAS! LAPLACE UNTUK BEBERAPA FUNGSI ELEMENTER: 245 8.3, SYARAT CUKUP UNTUK KEUJUOAN TRANSFORMASI LAPLACE. 246 8.4. _INVERS TRANSFORMAS! LAPLACE 247 85. TRANSFORMASI LAPLACE DARI FUNGS! TURUNAN 248 8.6. __FUNGSI TANGGA SATUAN 248 ‘8.7. _BEBERAPA TEOREMA KHUSUS PADA TRANSFORMAS! LAPLACE. 249 8.8, PECAHAN BAGIAN (PARTIAL FRACTION) 251 8.9.__PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL DENGAN TRANSFORMAS! LAPLACE 251 8.10._RUMUS INVERS LAPLACE 251 8.11. SOAL-SOAL LATIHAN DAN PENYELESAIAN 251 8.12, SOAL-SOAL LATIHAN 274 BAB 9. INTEGRAE GARI PAV oe 9.1. INTEGRAL GARIS- 287 92, _NOTASI VEKTOR UNTUK INTEGRAL GARIS. 288 9.3. _MENGHITUNG INTEGRAL GARIS- 289 9.4. _SIFAT-SIFAT INTEGRAL GARIS 289 9.5. _KURVA TERTUTUP SEDERHANA, DAERAH TERHUSUNG SEDERHANA DAN GANDA 290 9.6. _SYARAT INTEGRAL GARIS UNTUK TIDAK BERGANTUNG PADA LINTASAN 201 97.__ INTEGRAL PERMUKAAN 202 98, _TEOREMA DIVERGENS! EX 9.9, TEOREMA STOKES 204 9.10. SOAL-SOAL LATIHAN DAN PENYELESAIANNYA 295 8.11, SOALSOAL LATIHAN 323 BAB 10. DERET FOURIER y 40.1. FUNGS! PERIODIK 10.2, _DERET FOURIER 103. SYARAT DIRICHLET 10.4. _FUNGSI GANJIL DAN GENAP 405. DERET FOURIER SINUS ATAU KOSINUS SEPARUH JANGKAUAN (HALF RANGE) 40.6. _PENDIFFERENSIALAN DAN PENGINTEGRALAN DERET FOURIER 10.7. FUNGSI TEGAKLURUS, 40.8, SOAL-SOAL LATIHAN DAN PENYELESAIANNYA 40.9. SOAL-SOAL LATIHAN 2/8|8 18/3 /8(2/8|8 VEKTOR DI R° DAN ILMU UKUR ANALITIK RUANG 1.1. KOORDINAT SIKU-SIKU DI R° Di sini kita hanya memandang sistim koordinat siku-siku (Cartesian), yaitu sistim koordinat dengan sumbu-sumbu X,Y, dan Z yang saling tegak lurus, dan melalui sebuah titik, yang kita sebut titik awal (origin). Sebagai vektor-vektor basis adalah : i = (1,0, 0] pada sumbu X (0, 1, 0} pada sumbu Y 10,0, 1] pada sumbu Z Setiap titik di dalam ruang dinyatakan dengan tripe! bilangan riil (x , y , z) dan disebut "koordinat” titik tersebut. Sedangkan setiap vektor € R? dinyatakan sebagai kombinasi linier dari 7, j , dan k. Misalnya a = [3 , 2, 2] berarti a = 3[1,0, 0] +210,1,0)+210,0, 1] = 31+ 2+ 2k. 1.2, RANGKUMAN Dari pembicaraan kita yang umum di bab 1, kita tulis lagi beberapa hasil pembicaraan tersebut untuk R*. : (1) Dot produk, dari 4 = [x, , y, , z,] dan B = [x,y,z]: 2B =x, x, +9, y, +2, 2%, atau: a6 =1al | b/ cos @ dimana: | a! dan 1b | adalah panjang vektor 4 dan b, sedangkan @ adalah sudut antara 4 dan b. Panjang vektor ll = Va. =Axt+ y? + 2 2). Sudut antara 2. vektor : ab H+ tH fail Nx? y? 422. Nxt + y? + 2 cos 8 = Syarat a tegak lurus b adalah a . b = 0 atau x, x, + y, y, +2, 2,=0 (3). Jarak antara 2 titik (jarak antara titik-ujung ujung vektor radius) PCR,» ¥, » Z,) dan QQ, . y, » 2) PQ = d(OP , 0Q) = Nix, -x) +0,-¥) + &— 4) 1.3. SUDUT ARAH, COSINUS ARAH, BILANGAN ARAH Sudut-sudut arah dari suatu vektor ¥ = [x , y, z] yaitu @ , B, y adalah sudut antara V dengan i, j dan k. Sedangkan cos © , cos dan cos disebut cosinus-cosinus arah dari ¥. vii x ‘ hahwa cos a = 54 ykarenai= (1,0, 0} dani! = 1 Wilil WW = » karenaj = (0,1,0) dan {jl = 1 , karenak = [0,0,1) dan kl = 1 Maka vektor [cos a , cos B , cos y] adalah vektor satuan searah V CATATAN (1) Kita dapat teruskan pembicaraan tentang sudut-sudut arah dan cosinus-cosinus arah sebuah vektor dengan sudut arah dan cosinus arah sebuah garis lurus. Di sini sudut- sudut arah dan cosinus-cosinus arah sebuah garis lurus adalah sama dengan sudut- sudut arah dan cosinus-cosinus arah vektor yang dibawanya (vektor arahnya). Contoh (1.1). Carilah cosinus-cosinus arah dari 4 = [2, -2, 1] dan cosinus-cosinus arah sebuah garis yang melalui titik P(2, 1, 3) dan 02, 2, 3 ). Jawab : Cosinus-cosinus arah dari a = [2 , -2 , 1] ialah : 2 2 2 2 cosa = —— == 5 = 5 Wal V4+4+1 3 3 1 1 cos y= "=~ = —- - Dapat diperiksa cos! ot + cost B + cos y= 1. a > Sedangkan garis melalui (2 , 1 , 3) dan (2 , 2 , 3) akan membawa vektor PQ = [2-2 , 2-1, 3-3] =[0,1, 0], Jadi cos a=0. 1 cos B = ———_— = 1 dan cos y= 0. VO+1+0— Dapat kita catat bahwa garis tersebut / / sumbu Y (vektor arahnya = j). CATATAN (2) Bilangan arah dari sebuah garis lurus adalah bilangan-bilangan yang sebanding dengan cosinus-cosinus arah garis lurus tersebut. Kita sebut bilangan-bilangan arah tersebut a,b,c maka: cosa = cosB = cosy, ec ataua : b : c = cos @ : cos : cos y Hubungan antara bilangan arah dan cosinus arah adalah sebagai berikut : cos O cosB _ cosy misalkan ; 4, jadi cos 0 = ad a b c cos B = ba cos Y= ch dan cos? @ + cos? B + cos? y = 2? (a? + b? +c?) = 1 berarti 1 a NG ——= , jadi cos = —_____., tve+ee iVe+ bao b c cox B = dan cos y = tiers Warere CATATAN (3). Kita lihat bahwa cosinus-cosinus arah dari suatu vektor sebanding x y dengan komponen-komponennya, cos a= x 7=7-, cos B= Taq 3 Jadi PR = 4 PQ = 21K, -%,,¥.-¥,.4-%h OR = OP + PR = [x, ,y,, 2) +4, xp ¥,-y, 4-3 Jadi: xy =x, +2 (x,-x) Ye =, +4. -y) ma%+h@-%) Bila R terletak pada perpanjangan QP, maka 4 negatip. Bila R titik tengah PQ, berarti 2 =", , diperoleh : Rt MNtY | _ Ate ee CONTOH (7.3). Carilah koordinat titik R pada garis PQ, bila PR = 2RQ dan PL, 2,0), QG,1,2). Jadi A = 2/3, berarti : er Xq = 1 + 23.G-1) = 7/3 ; P RQ X, = 2 + 23.(1-2) = 423 ; 2 = 0+ 2/3. (2-0) = 4/3. Jadi R = (71, 4/3, 4/3). 1.5. CROSS PRODUCT (PRODUK VEKTOR) Produk vektor x 6 (baca : "a cross b”) menghasilkan sebuah vektor (sebutlah’c) yang panjang adalah perkalian panjang vektor | @ | serta |b | dan sinus sudut antara a dengan b dikalikan dengan vektor dari c yakni U,, sedangkan arah dari ¢ adalah tegak lurus’a dan B menurut sistem tangan kanan : z Br axb=(lal lb! sin@)}u, a, = = voktor satuan terurah &. ( CATATAN (4). Cross produk hasilnya adalah sebuah vektor. Untuk menghitung cross produk @ = fa, , a, , a, dangan 6 = [b, , b, , b,] kita pakai determinan : TUE a ay b, b, »b, 1 CONTOH (1.4). a= [1,1,3],b=([2,0, 3] maka: axb jk j ji 3, 4+kfi1 ia 3 03 23 20 2 0.3 =3i4+3j — 2k=3{1,0,0] + 30,1, 0) -210,0,1) Se oe2le Panjang laxbl = ¥94+9+44=~V22. CATATAN (5). Cross produk tidak komutatip : @ x B # b x a melainkan Pos ml i b, a4 pool 1.6. BIDANG RATA Kita telah tahu bahwa persamaan umum sebuah bidang rata V adalah: V = Ax + By +Cz+D=0, atau secara simbolis V = 0. Vektor 7 ="[A , B , C] disebut vektor normal dari bidang dan bersifat tegak lurus pada bidang tersebut. Sudut arah dari V sama dengan sudut arah dari n, sedang cosinus arah dari V adalah cosinus arah dari fi. Jadi bilangan-bilangan arah dari V adalah komponen- komponen dari 7 yaitu A , B,C. CONTOH (1.5). Persamaan 2x - 3y + z + 1 = 0, adalah sebuah bidang rata dengan bilangan-bilangan arah 2, -3 , 1 dan mempunyai normal n = (2, -3 , 1). CONTOH (1.6). Carilah vektor normal bidang datarx = (1,2, 1] + Af1, 1, 3] +h (2,0, 3] Maka jelas bahwa ni tegak lurus vektor-vektor [1 , 1 ,3] dan [2 , 0 , 3], dengan cross produk, 0 = [1,1 , 3] x (2,0, 3}=[3,3, -2) 1.7. PERSAMAAN NORMAL BIDANG RATA Misalkan p jarak dari 0(0 , 0 , 0) ke bidang V, sedang 0 , B , Y adalah sudut-sudut arah n (yang tegak lurus V) Kita ambil n = [cos a, cos B , cos 4] yang panjangnya = J cosa + cos’ + cos*y = 1, sebagai vektor normal satuan dari bidang V. OR = [x,y,z]. Proyeksi OF pada OP adalah | OT.OP l= 1 Ix, y, zh [cos a, cos B, cosy] | = x cosa+ycosB +zcos y = p (harus positip) Persamaan : x cos @ + y cos B + z cos y = p, disebut persamaan normal HESSE dari bidang. CATATAN (6). Bila bidang melalui 0(0 , 0 , 0) maka p = 0. CATATAN (7). Pengubahan persamaan umum Ax + By + Cz + D = 0 ke bentuk normal adalah sebagai berikut : Hubungan antara bilangan arah A , B,C dan cosinus arah : cos cox cosy A 6b Uc Jadi cos a = AX, cos B = BA, cos y = CA dan p =~ DA Sedangkan cos? @ + cos? B + cos? y=? (A? + B?+C)=1, = -> misalkan = 4 1 A B Jadi i = + cos % = — ,cos B= 2VA4+B+C 4 VA? + B+ C NA+ B+ C Cc D cos Y= ———___— , p = —______ + VA? +B + C £VA+B4C Tanda + dipilih salah satu sehingga p berharga positip. CONTOH (1.7). Carilah persamaan normal dari bidang 3x + 2y +z = 3. Maka untuk mengubah ke bentuk normal x cos a + y cos B +z cos y= p. D 3 = ——__- = ——— {Kita pilih tanda + supaya p positip), £V9O4441 vi4 _ 3 72 _i cosa =e, cos B=, cos y=. -_ 3x 2y Z 3 Jadi diperoleh : Weetiwtwiw9 1.8. SUDUT ANTARA DUA BIDANG RATA Sudut antara 2 bidang rata adalah sudut antara vektor-vektor normalnya. Misalnya bidang-bidang V, = A, x +B, y +C, 2 +D, = 0dan V,=A,x +B, y +C,z+D,=0, maka normal-normalnya m, =[A,,B,,C),2,=1A,,B,,C]. Sudut antara n, dan 5, ; h, a, A, A, +B, B,+C,C, cos 8 = ——__——__ = lat tat VA? +B?4+C?. 0 VA +B 4C) CONTOH (1.8). Sudut antara bidang x + y +z+3=0 dan 2x+y+2z+11=0 adalah : 12411412 5 5 608 8 =. = atau @ = arc cos . Ni+i+1] .V44144 313 3N3 CATATAN (8). Syarat sejajar : Kalau V, dan V, sejajar berarti i, dan fi, adalah sama (atau ber- kelipatan) , jadi V, // V, bila : CATATAN (9). Apabila berlaku A, = A, , B, = B, , C, = C, dan D, = D, maka bidang V, dan V, bethimpit. CONTOH (1.9). Carilah bidang V, yang / / bidang V, =x + 2y + 2z +9 = 0 dan melalui titik (2 , 0, 0). Maka V, mempunyai bentuk x + 2y + 2z + D, = 0 dan karena melalui (2, 0 , 0) maka harus terpenuhi 2.1 + 2.0 + 2.0 + D, = 0 atau D, = -2. Jadi V,= x + 2y +22-2=0. CATATAN (10) a tegak lurus : Kalau V, dan V, saling tegak lurus maka fi, Li, , berarti juga i, = 0 atau A,A, + BB, +#CC =0 CONTOH (1.10). Carilah bidang V, yang 1 bidang V, = x + y +z = 1, melalui titik awal (0, 0 , 0) dan titik (1, 1, 0). Syaratnya ; A,A, + B,B, + C,C, = 0 atau A, +B, +C, =0. V,=A,x+B,y+C, 74D =0 melalui (0, 6, 0) berarti D = 0 dan melalui 1, 0) berarti A, + B, = 0. =O) Dari (1) dan (2) diperoleh C, = 0 dan A, = - B,. Jadi V, = A,x + B,y + Oz + 0,= 0 atau ~ B,x + B,y = 0 dan kalau kita bagi dengan B, diperoleh V, : -x + y = 0. 1.9. JARAK DUA BIDANG RATA YANG SEJAJAR DAN JARAK SUATU TITIK KE BIDANG RATA Pandang sebuah bidang V, = x cos a + y cos B+ z cos Y= p. Kita hendak menentukan jarak sebuah titik R(x, , y, , z,) ke bidang V, tersebut, Kita buat melalui R, bidang V, //'V,. Jadi V, dan V, mempunyai normal yang sama, sedangkan jarak dari 0 ke V, adalah |p £d I (tergantung letak V, dari 0 dibandingkan V,). V,=xcosatycosB +z cos B+zcosy=Iptdl Karena R(x, , y, . z,) pada V, berarti terpenuhi x, cos @ + y, cos B + z, cos y= Iptdl Jadi d = 1 x, cos a+ y, cos B + z, cos yp | adalah jarak sebuah titik R(X, . y, , z,) ke bidang V, = x cos 0 + y cos z cos = p, atau jarak dua buah bidang V, dan V, yang sejajar. Kalau bidang mempunyai persamaan berbentuk : V, = Ax + By + Cz + D = 0 maka jarak R (x, , y, , z,) ke V, : Ax, + By, + Cz, +D NA+ B+ C CONTOH (1.11). Jarak titik (7 , 3 , 4) ke bidang 6x - 3y + 22-13 =0 6.7-3.34+2.4-13 adalah : d = | ————_— N 36+94+4 Jarak antara bidang V = x +y +z=2danW=x+y+2=5 dapat kita cari sebagai berikut : Kita pilih sebuah titik pada W, misalnya (0, 0 , 5), lalu kita cari jarak titik tersebut ke V : 1.0+1.0+1,.5-2 d Ni+t+1 1.10. PERSAMAAN BIDANG RATA DIKETAHUI MELALUI SATU TITIK Misalkan V = Ax + By + Cz + D = 0 melalui sebuah titik R(x, , y, , z,) maka terpenuhi : Ax, + By, + Cz, + D = 0 atau D =~ Ax, - By, ~ Cz, dan bila disubstitusikan ke V diperoleh Ax + By + Cz ~ Ax, - By, - Cz, = 0. Jadi bentuk umum persamaan bidang melalui 1 titik A(a - x,) + Bly -y,) + C@ -z,) = 0. CONTOH (1.12). Carilah persamaan bidang melalui (1, 1, 1) dan // bidang x + y +22 = 3. , 1) berbentuk : = 0,, dan karena // bidang B=1,C=2 Persamaan bidang melalui (1 , AQ - 1) + By - 1) + C@ x+y +2z2=3, berati A Jadi bidang yang diminta : &-D+tGy-D+2@ -1)=0 ata: x+y +2z2-4=0. 1.11. BERKAS BIDANG RATA Misalkan ada 2 bidang V, = 0 dan V, = 0 maka untuk 2, dan 2, skalar-skalar yang berubah-ubah, persamaan A,V, + 4,V, = 0 menyatakan kumpulan bidang-bidang yang berpotongan pada garis potong V, = 0 dan V, = 0 , yang disebut berkas bidang. Kalau dy # 0 maka berkas menjadi V, + AJA, V, = 0 atau V, + AV, = 0 poros berkas Bila V, = 0 dan V, = 0 sejajar maka bentuk V, + AV, = 0 menyatakan kumpulan bidang- bidang / / V, = 0 dan V, = 0, dan kita sebut berkas bidang sejajar. CONTOH (1.13). Carilah persamaan bidang V, yang mefalui titik (0, 0, 1) dan melalui garis potong bidang-bidang V, = x + y = I dan V,= x + 2y-z2=0. Maka dengan berkas bidang : V, = V, + 2 V, = 0 atau : xty—1+A(x + 2y—2) 30 (1 + Ax + (1 + 2A) y-Az—-1=0 dan karena melalui (0 , 0 , 1) berarti (1 + 4)0 + (I + 2A)0-2-1=0. Jadi 2 = -1 Maka V, = (1 ~ 1)x + (1 -2y -(Iz- 1 =O atuy~z4+1=0. 1.12. JARINGAN BIDANG RATA Pandang bidang-bidang V, = 0 , V, = 0 dan V, = 0 yang tidak melalui satu garis lurus yang sama (bukan dalam satu berkas). Bentuk V, + AV, + HV, = 0 menyatakan kumpulan bidang-bidang yang melalui titik potong ke 3 bidang V, = 0, V, = 0, V, = 0 itu. (Dalam gambar melalui titik T) dan kumpulan bidang-bidang tersebut disebut jaringan bidang. conten (1.14). Carilah persamaan bidang W yang sejajar bidang x+y +z= 1 dan melalui titik potong bidang-bidang =3,V,2y=4, V,=2=0 Jawab : Maka W : V, + AV, + BV. x-3+A(y-4)+pz=0 x thy + hz - (3 + 4a) @. Karena // dengan x + y + z= 1 bilangan-bilangan arah dari W adalah 1, 1 , 1 berarti X= 1 dan p = 1 (dari pers. (*) ). Maka (*) menjadi : x + y + z - 7 = 0. adalah persamaan bidang W yang diminta. 0 atau 1.13. GARIS LURUS DI R® Di dalam Tmu Ukur Analitik Ruang, garis lurus dinyatakan sebagai perpotongan 2 buah bidang rata yang tidak sejajar. Kita tulis, misalnya garis lurus g mempunyai persamaan : g: A,x+B,y+C,z+D,=0 A,x+B,y+C,z+D,=0 CONTOH (1.15). Garis lurus g mempunyai persamaan: x+y +2z-3 =0 2x-y-2z+1=0 maka g adalah garis potong dari bidang-bidang : Vi:x +y+2z-3=0 dan V,:2x-y-2z+1=0 1.14. MENCARI BILANGAN ARAH GARIS LURUS Pandang persamaan garis g : V, A,x+B,y+C,z+D,=0 V,=A,x+B,y+C,z+D,=0 Maka i, = [A,, B, ,C,],,={A,,B,,C,] Maka jelas bahwa vektor arah garis g adalah vektor ii, x ii, (atau ii, x Ti) Boo Iadip=[a,b,cl=| i jk |= | ap | & c |e B, A, B,C, B,C, A, Gl [A B, Ae Atau biasa ditulis sebagai berikut : a io A B, C, A B, A, BG A,B, b CONTOH (1.16) Carilah bilangan arah garis g : 2x +y+3z4+2=0 -x-y+2z+7=0 1.15. BEBERAPA BENTUK PERSAMAAN GARIS LURUS Dari bab 1 kita telah mengetahui persamaan parameter garis lurus di R? yang melalui AQ, , ¥, > 2) dan B(x, , y, , 2) : x =x, +A(x,- x) y=y,+Ay,-y) 2=2,+Mz,-z,) dimana x, ~ x, , y, - y, dan z, ~ z, adalah bilangan-bilangan arah yang sebanding dengan cosinus-cosinus arah. Jadi dapat kita tulis: x = x, +r cos & y =y, +r cos B z= 2, +1 cos ¥, 1 adalah parameter yang menyatakan jarak titik (x, , y, , 2,) ke titik (x , y , z) pada garis tersebut. Kalau parameter-parameter dilenyapkan, diperoleh persamaan linier : y-y 2-4, : an = : Persamaan garis melalui 2 titik wo at (x,y, 2,) dan (x, , y,, %) , asalkan tidak ada x, — x, , y, — y, ataupun z, ~ z, yang sama dengan nol. atau [oy ye 2 —— ———— : persamaan garis melalui satu titik cos G cos B cos Y dan mempunyai bilangan-bilangan arah a , b,c atau cosinus-cosinus arah cos a , cos. B , cos y yang #0. CONTOH (1.17). Carilah persamaan garis melalui (3 , 2, 1) dan (0, 1, 0). 14 x Maka persamaan Tiniemya : —— = ——~ = Bilangan-bilangan arahnya dapat diambil -3 , -1 dan ~1 . 71.16. GARIS DAN BIDANG RATA Pandang garis lurus dengan vektor arah (a , b , c] dan bidang rata Ax + By + Cz + D = 0 ( dengan vektor normal [A,B , C] ). Maka : (1). Garis / / bidang, berarti vektor arah garis tegak lurus vektor normal bidang, Sehingga syarat garis / / bidang : [a,b,c]. [A,B,C] = 0 atau Aa + Bb +Cc=0 (2). Garis tegak lurus bidang, berarti vektor arah garis sama (sejajar/berkelipatan) dengan vektor normal bidang. Sehingga syarat garis tegak lurus bidang : fa,b,cl=2[A,B, C] atau Afa = Bib = Cie (atau A=a,B=b,C=c). Pp g, gly giv g, pada (3). Garis terletak seluruhnya pada bidang, berarti vektor arah garis tegak lurus vektor normal bidang dan bila ditentukan suatu titik sembarang pada garis maka koordinat titik tersebut memenuhi persamaan bidang. [a,b,c]. [A,B,C] =0 > Aa+ Bb +Cc=0 dan Ax, + By, + Cz, + D = 0, untuk setiap (x, , y, , z,) pada garis. x-3 y+2 CONTOH (1.18). Buktikan bahwa garis g : = =— ey 3 _ sejajar bidang x + y +z +7=0. Karena Aa + Bb +Cc=12+1-3+11=0 maka benar garis tersebut sejajar bidang ; namun tak terletak pada bidang, sebab suatu titik misalnya (3, -2 , 0) pada garis tak memenuhi kalau kita masukkan ke persamaan bidang x + y +z + 7 = 0 tersebut. 1.17. GARIS HUBUNG TERPENDEK DAN JARAK DUA GARIS BERSILANGAN Pandang 2 garis lurus g, : eet dan & Veco} v,=0 4 Bentuk: V, + AV, V, + BV, 0 } (A dan p parameter ) menyatakan garis-garis lurus yang memotong g, dan g,. Maka dengan memilih 4 dan 1 tertentu kita dapat menentukan garis hubung ter- pendek (garis tegak lurus persekutuan) antara g, dan g,. CONTOH (1.19). Carilah garis hubung terpendek antara garis-garis : g,:x=0 dang, :xt+y=1 y=0 x+z=0 Kita kerjakan sebagai berikut : Sebut g, garis hubung terpendek dari g, dan g, maka gix+ay=0 xty-L+pix+z=0 dengan syarat g, 1 g, dan g,. Bilangan-bilangan arah g, : 0 1 0 1 oO. 0 1 Bilangan-bilangan arah g, : i fo a. =1,b2-1,¢6 =-1 1 0 1 a ; ° Bilangan-bilangan arah g, : 1h O 1 2, I+] op l+pt g, Lg, berarti aja, + b,b, + cc, 2, Lg, berarti aa, + bb, +c,c,=0-> M+ H-1+4+Ap=0 Dari (1) dan (2) diperoleh 2,=1 , w,=0 dan 42-2, = Jadi kita peroleh g, perpotongan bidang-bidang : x + y =0 ) dan x-y=0 } (**) Karena bidang-bidang pada (*) adalah -x+y-22-1=0 sejajar (berpotongan di e> ) maka sebagai g, kita peroleh : Jarak 2 garis bersilangan : Kita peroleh dengan membuat sebuah bidang melalui salah satu garis dan sejajar garis yang kedua. Kemudian dari garis kedua tersebut kita pilih sebuah titik dan kita tentukan jarak dari titik tersebut ke bidang yang kita buat tadi. CONTOH (1.20). Dari contoh (1.19) di atas kita hendak mencari jarak g, dan g, . Misalnya kita buat sebuah bidang melalui g, dan // g, . 8 Jarak / Sebut bidang itu V, maka V = x + Ay = 0 dan karena // g, , normal bidang harus : a,.1 +bA+¢,0 = 0 atau L1+(IA=03 A=T Jadi V=x+y=0. Pilih sebuah titik pada g, misalnya (0, 1, 0) dan kita cari jarak dari (0 , 1 , 0) ke bidang Vext+y=0. Ax, + By, +Cz,+D 1 1 @ = 2s i = NF; jarak yang diminta. V A? + B?+C? oe 2 1.18. SOAL-SOAL DAN PEMECAHANNYA , 0], k= [0, 0,1] adalah vektor satuan yang kxi,ixt,jxj.kxk Penyelesaian : Dengan sistem tangan kanan ixj = {1ilIJL sin 90°} jxk= (IjlIkI sin 90°} kxiz= {IkIlil sin 90°} Juga dengan mudah kita dapat ei jxizk.ixj sedangkan ix i=jxj=kxk karena sin 0° = 0. CONTOH (1.22). Buktikan bahwa : 4 x (b + ¢) = (ax b) + (@x 0). Bukti : (1). Hal khusus dimana a Lb dana 1 ©. Karena a1 b — (@xb) 1 bidang (a, b) dengan |x bl = 1allb/sin90°=1a1151 Jadi 4 x b ekivalen dengan mengalikan vektor b dengan | | lalu merotasi- kan 90° sesuai dengan gambar. ax(b+0) Demikian pula halnya untuk a x ¢ dan a x (6 + ©). Karena a x (b + 6) adalah diagonal jajaran genjang dengan sisi-sisi 4 x b dan x ¢ maka ax(b+a=(@xb)+xo 18 (ii). Hal umum : Uraikan b menjadi 2 vektor b, 1 4 dan b, // a , dimana b = b, + b,. Kalau y sudut antara & dan & maka b, = 6 sin y sehingga la x by! = [l(b sin yi = [al Ibl sin y= lax 6. Juga arah daria x 6, = arah dari a x 6. Jadi ax b, = 4x6. Hal yang sama dikerjakan terhadap & , berarti a x &, pI » oO Karena b - b, + 6, +6, +, = (b, +) + (b, +B) maka a, + @, +6) =ax (+0). Karena‘ dan c, tegak lurus a maka (menurat bukti (1)) di atas a x (6, +, =@xb)+@xe) 3 ax(b+9=G@xb+GxD Secara mudah berlaku pula (6 +0) x a= (bx a) +(€ +a) (1.23), Buktikan bahwa bila a= a, , a, , a,] , b = [b, , b, , b,] maka axb= ji jk | ay ay by b, b, b, Bukti : =[a,, a,,a) =a,itaj+ak dan 5 = [b, , b, , b) bit bj + bk. Berdasarkan (1.22) : axb=(@i+aj+ak x i+ bj + bk = (aix bi + (ai x bj) + @i x BH + (aj x bi) + (aj x by) + (aj x bk) + (ak x bi) + (ak x bj) + @E x bk) Dengan melihat hasil pada soal 1.21 di atas, didapat seterusnya a x b = a,b,k — a,b,j - a,b K + a,b, + a,bj - a,b, = 1 fb, -ap,) -j @b, — ab) +k (a,b, - a) opt wec Pomel = 1 ~ (1.24). Carilah vektor yang panjangnya = 1 dan tegak lurus vektor-vektor a = (1,2, dan b=(0,1, 2). Penyelesaian : Cross produk 4 x 6 dan b x 4 akan menghasilkan vektor yang Ladanb. axb=)i j ky) = B,2,0 C27 O12 B,2,0 1 ——— 32) Vo+441 V4 c= [3,2;- 1 danc = ——————— = -3,2,-). V94+441 v14 (1.25). Kedudukan istimewa manakah dimiliki bidang-bidang berikut, gambarlah pada suatu koordinat siku-siku. @) x = 2 Gi) x+z=4 (iii) x+y - 2 Penyelesaian : (i) Bidang x = 2y atau x - 2; konstantanya = 0 , berarti melalui sumbu Z dan g XOY adalah x-2y=0 a 0 tidak mengandung z dan s potongnya dengan bidang Bidang x - 2y =0 garis x-2y = 0 2=0 20 (ii). x +2 =4 ; karena tidak mengandung y berarti // sumbu Y dan garis potongnya dengan bidang XOZ adalah garis x + 2 = 4 y=0 (iii) x + y-z=0, konstantanya = 0, bidang harus melalui 0(0 , 0 , 0). Garis potong dengan XOY adalah x + y = 0 x=0 dengan XOZ : x -z=0 } dan dengan YOZ : y-z y=0 x+y=0 (1.26). Tentukan jarak dari titik (0 , 0 , 0) ke bidang 3x + 2y — z = 2 dan juga jarak titik (1 , 1 , 2) ke bidang tersebut. Penyelesaian : Jarak dari (0 , 0 ,0) : 3.0+2.0-1.0-2 2 2 d= ——______- | = J—-] = —— NV P+Pee N14 vi4 24 (1.27). (1.28). (1.29). Jarak dari (1, 1,2) : 34421-12-2 1 Al 42402 Ni4 Cari persamaan bidang melalui P(1 , 0 , -2) dan tegak lurus ke 2 bidang V, = 2x +y =2=2dan V,=x-y-2=3. Penyelesaian : Persamaan bidang melalui (1 , 0 , -2) : V = A(x -1) + By +C @+2)=0 V LV, jadi 2A +B-C=0 V LV, jadi A-B-C=0 Kita jumlahkan (1) dan (2) diperoleh 3A = 2C atau A = 2/3C dan dari (2) diperoleh B = — 1/3C. Jadi persamaan V = 2/3C (x ~ 1) - 1/3Cy + C @ + 2) = 0 atau 2x - y 432+ 4=0 Cari persemaan bidang yang / / 2x — 3y ~ 6z = 14 dan berjarak 5 dari titik ©, 0,0). Penyelesaian : Karena / / dengan 2x ~ 3y ~ 6z = 14,, vektor normal bidang tersebut [A , B , C] = [2 , -3 , -6] , sebut bidang tersebut W , maka W = 2x — 3y - 62+ D =0. Jarak (0 , 0, 0) ke bidang W : D = 5 (diketahui) D y V44+9+ 36 Jadi D? = 49.25 atau D = +35. Jadi W = 2x ~ 3y — 62 £35 =0 Carilah persamaan bidang melalui A(2, 1, 2) , (0, 0 , 0) dan tegak lurus bidang 2x-y+z+2=0. Penyelesaian : Bidang melalui (0 , 0 , 0) maka D = 0 Bidang melalui (2 , 1 , 2) maka 2A + B + 2C = 0, dan tegak lurus 2x - y + z+2=0, maka2A-B+C=0. Dari ke 2 persamaan di atas kita peroleh A =~ ¥,C , B =~ '/,C. Maka persamaan bidang tersebut V = — ¥,Cx -'/,Cy + Cz = 0 atau 3x + 2y — 42 =0. (1.30). (1.31). (1.32). (1.33). Carilah persamaan bidang melalui sumbu Z dan tegak lurus bidang Wex-y-72=3. Penyelesaian : Sumbu Z adalah garis potong bidang x = 0 dan y = 0. Kita pergunakan berkas bidang x + Ay = 0,, yaitu kumpulan bidang-bidang yang melalui sumbu Z . Karena L W berarti: A,A, + B,B, + C,C, = 0 atau 11-12 -10=0 9A=1. Maka persamaan bidang tersebut x + y = 0. Carilah bidang yang melalui titik potong bidang-bidang V, =x -y+2z=3, V, =2x- Sy - 7 = 12, V,= 3x + 2y-2=5. dan sejajar bidang V, = 3x ~ y = 4. Penyelesaian : Kita pergunakan jaringan bilangan : V, + AV, + HV, =0 x -y- 22-344 (2x Sy — 72 — 12) + Wx + 2y-2- 5) =0 > (1+2A43p) x + (CL - 5A + 2p) y + (2 TA) z+ 3 — 20-5) =O. Karena juga // V, : ia berbentuk 3x - y + D = 0. Berarti : (1 + 2A + 3) = 3, C1 - 5A + 2p) =-1 dan (-3 - 124 - 5p) = 5. Dari ke 3 persamaan di atas diperoleh bidang yang diminta 3x - y - 155/19 = 0 atau 57x - 19y - 155 =0. Tentukan persamaan garis Iurus melalui titik P(1 , 2 , 2) dan // garis 9 : 3x — y= 2€y-2=22-5. Penyelesaian : Kita jadikan g sebagai garis potong 2 bidang : Roysm-5} atau 3x-y~2z2+5=0 2y -2= 22-5 dy -324+5 =0 Kita mencari bilangan arah dari g: 8 fied) opi a 0 2 3 0 2 | =6 . Karena garis yang diminta // g maka mempunyai 2) 7-2 3/=9 =o 10) vektor arah [7 , 9 , 6] dan karena melalui (1 , 2 , 2), persamaannya : x-l y-2 2-2 7 oo 6 Carilah persamaan bidang W yang tegak lurus pada potongan garis AB, dimana A(-3 , 2, 1) dan B(9 , 4, 3) serta melalui tengah-tengah AB. Penyelesaian : Misalnya tengah-tengah AB kita sebut C, maka 3 +9 2+4 14+3 Ye 8 RES = 2. €B,3,2). 23 (1.34). (1.35). (1.36). 24 vektor arah garis AB adalah [a , b, c] dimana : Jadi persamaan bidang W yang melalui (3 , 3 , 2) dan 1 garis dengan vektor arah [12 , 2 , 2] (berarti vektor tersebut adalah normal dari W), ialah W = 12(x = 3) + Ay - 3) + Aw-2)=0 atau 6x + y +2- 23 =0. Tentukan titik tembus garis g: x +y-1=0 } 2x -3y+z=5 pada bidang 2x + y + 5z+7=0. Penyelesaian : Di sini kita mencari harga-harga x , y , z yang memenuhi ke 3 persamaan : x+ y-1=0 det(a) = 1 1 0 =-16-8=-24 2x-3y +2=5 2-3 1 (dengan aturan 2x +y +524+7=0 2 1 5 CRAMER): 1 1 0 1 1 0 11 5 3 1 2 5 1 273 7 1. 5 247 =5 201 =2, y= =-l, z= 24 24 24 Jadi titik tembus (2 , -1 , -2). Carilah persamaan bidang V yang memuat garis-garis : mo tye ee x-1_y#1 _ 2-2 a ee Penyelesaian : Jelas g, dan g, sama-sama melalui titik (1, -1 , 2) , demikian pula halnya V , jadi V = A(x ~ 1) + Bly + 1) + C(z - 2), demikian pula halnya V, jadi V = A(x - 1) + Bly + 1) + C@~-2)=0 8, pada V berarti : 4A + 2B + 3C =0 g, pada V berarti : SA+4B+3C=0 dan dari ke 2 persamaan ini kita peroleh A=-2B,C= 2B. Jadi V = -2B(x - 1) + Bly + 1) + 2B(z - 2) = 0 atau 2x +y +2z-1=0. Bagaimanakah kedudukan garis g,: 2x + y + 3z x+y-2z ee . (1.37). dan g,: [x,y ,2]=[-4,8, 4]. +2[-5,7 1]. Kemndian hitung jarak g, dan g,. Penyelesaian : Vektor arahg,: 2 { 3 2 1 » yaitu [-5 7, 1] Temnyata g, // g,. Untuk mencari jarak antara 2 garis sejajar dapat kita lakukan sebagai berikut : ~ Membuat bidang W tegak lurus g, (sekaligus tegak lurus g,) melalui suatu titik P sebarang pada g,. ~ Kita tentukan titik tembus g, pada W, sebut titik Q , maka panjang potong garis PQ adalah jarak g, dan g,. Disini kita tentukan lebih dahulu titik P sebarang pada g, , ambil 2 = 0 3 x = -1,y=0,P(1,0,0), Bidang W melalui P dan tegak lurus g,, W = -5 x + Ty +=5 Titik tembus g, pada W adalah Q (1, 1 , 3). Maka Jarak g, dan g, addlah | PQ1 = (\[+ 1+ -0 + GOP Vi. Tentukan persamaan garis g yang melalui P (1, 1, -3) dan sejajar. bidang V = 0 serta bersilangan tegak lurus dengan Penyclesaian : Vektor arah dari m: 1 04 013 g melalui P (1, -1 , -3) berarti berbentuk : : 1 a = = cas dan karena // V berarti tegak lurus pada a normal V :2a+b-¢ =0 wu. @ Karena g 1m maka berlaku : 4a 3b +¢ = (2) Bila persamaan (1) dan (2) diselesaikan kita dapat b = 3a, ¢ = Sa. z+3 Sa 25 1.19. (1.38). (1.39). (1.40). (1.41). (1.42), (1.43). (1.44). (1.45). (1.46). 26 SOAL-SOAL UNTUK LATIHAN Carilah jarak dari pusat 0 ke titik P bila : @ PQ,3,4); Gi) PC1,2,-30; Gi) PO,0,7; (iv) P(m,2m,3); (vy) P(,1,1); Wi) PCI,2,1); (vil) P@,2,-D; (viii) P (@ , 2a, 3a) Jawab : (1) V29; Gi) VI4; Gil) 7; Gv) NS +9p (WB; (vi) V53; Gi) V6; — (will) a4, Periksa apakah ke 3 vektor @=(2,1,4) , 6=(2,0,~1],¢=[4,1,3] membentuk sebuah segi tiga siku-siku. Carilah sudut-sudut dan Iuasnya. (Jawab : Ya , ¥, ¥I05). Carilah cosinus arah dari vektor V apabila : @ V=(2,1,-2],@¥=(2,-12], Gi) P2,1,2),Q0,0,-3); (iv) P(,1,1),Q2,3,49; () PCL,0,-2,Q0,-3,—4). Gawab : (i) 6V; (ii) V3; 3N3; (iv) V4; V14). Carilah jarak antara P dan Q bila @ P6,7,9,Qd1, 13, 9 Gi) P(2,1,2), Q0,0,-3); (vy) P(-?,0,-2),Q0,-3,-4). Gawab : (i) 6V2; i) V3; Gi) 3N3; (ivy V4 5 (W) V4 +d. Gi) P2,3,4), QG.4,5); dv) P(1,1,1), Q@,3,4) ; Tentukan tengah-tengah PQ pada soal 1.41 (Jawab: (8 , 10 , 9) , (24, , ELA Gg 4). (My ys), 2,2), Ch Ih, 3). Diketahui titik-titik P (1, 1, 1) dan Q 2,3, 4). Titik R 3, y , z)-terletak pada garis lurus PQ. Tentukan y dan z. (lawab : 5,7). b © Dengan produk vektor, buktikan rumus sinus ——- = — : sin @ sin B sin Y = Carilah luas segi tiga ABC yang dibatasi oleh AC = (2, 0 , 3} dan BC = (3,2, 1] . (Petunjuk : Ingat luas segi tiga ABC = ', AB sin 1). Jawab : /, Y101 ). Hitunglah a x b bila: @) @=(2,-1,-4], b=[1,-2, 1] Gi) a= (3,3, 3).b=[2,0, 2]. Gawab: [-9, 2, -5], [6,0, -6] ). (1.47). Untuk a dan 6 pada soal 1.46, carilah € yang | 4 dan 6 dan panjangnya 1. Gawab + IN 110 [-9 , 2 , 5], + 1N72 [6 , 0, -6). (1.48). Buktikan bila 2 =[ a, , a, a), b= [b,,b,,bJ,2=[c,,¢,.¢] @a-.OxD= J} a a b, b, b, 2 & cy a. (6 x), harga mutlaknya menunjukkan volume paralel-epipedum yang dibatasi oleh &, 6, & (iii) Cari volume paralel-epipedum yang melalui (0 , 0 , 0), (3,-1,0), (0, 1,2),(1,5,4). (awab. 20). (1.49), Dari bidang-bidang berikut, carilah vektor normal, bilangan arah dan cosinus arahnya: (i) 2x+3y-z=0, (i)2y-z=3, Gi) x+z=1. Gawab. (i) (2,3,-1),2N14, 3N14,-1V14, (ii) (0,2, -11, 0, 2N5, Gil) (2,0, 1], 2N5 (1.50). Ubablah bidang-bidang pada soal 1.49 ke dalam normal dari Hesse. Lalu tentukan jarak titik 0 ke bidang-bidang tersebut. Gayo ee ee Ee op 2 Satya ve 79° Os ae tae 2x z 1 B + "ws (1.51), Cari persamaan linier bidang x = [-1,2,1]+2(2,1,+nH01,3, 0. Gawab. 2x +y - 52-5 =0). (1.52). Carilah sudut antara bidang V = 4x = 2 dengan bidang W = x - 2y + 22 =0. Gawab. arc cos 2/3) (1.53), Tentukan persamaan bidang yang memotong sumbu-sumbu dengan OA = 1, 0B=4, OC=2, bila A, B, C berturut-turut titik pada sumbu X,Y, Z positip. (Jawab. x/1 + y/4 + 2/2 = 1). (1.54). Carilah persamaan bidang : (1) melalui (1, -2 , 3) dan sejajar bidang x - 3y +2z=0 (di) melalui (1, 1, 1) dan tegak lurus pada bidang-bidang x - y‘- z= Odan 2x +3y +z=2 (iii) melalui (0, 0, 1) dan (2,3 , 1) serta tegak lurus pada bidang XOY. (Jawab. (i) x — 3y + 2z - 13 = 0 (ii) 2x - 3y + 5z- 4=0 (iii) 3x - 2y = 0). a7 (1.55). (1.56). (1.57). (1.58). (1.59). (1.60). (1.61). (1.62). Hitung jarak antara titik (3 , 2 , 0) dengan bidang 3x — 2y + 52 =7,, juga jarak = bidang 3x - 2y + 5z = 9 dan bidang 3x — 2y + 5z=7. (Jawab. 2/V38; 238). Cari persamaan bidang melalui : (1) sumbu X dan tegak lurus bidang 2x - 3y -2=5 (ii) garis potong bidang-bidang 3x — y = 2 + z dan 2x + 3y — 32-5 = 0 serta melalui titik 0 , 0 , 0). (awab. (i) y-32=0; (ii) 11x - lly +2 =0). Tentukan bilangan arah garis-garis berikut : (i) x + y + z = 2 dan x-y-z=3 (ii) 2x-y=3danx-y+2z=1 (iii) x=2 dan 2x-y+ Se ee -2. (Gawab.0,2,-2;2,4,1; 0,1,1; 1,0,1). Tentukan persamaan garis lurus yang melalui P dan tegak lurus bidang V : () PQ,3,4) dan V=3x-y+z=2 (ii) P(,0, 0) dan V = 5x -2y + 32 = 3. ve Se Tentukan persamaan garis lurus melalui P dan // garis g (i) PO, 0 , 0); gix+y+z=2 dan 2x-y-z=4. (ii) P(1,3,0); g:x=2x+3dany=3z-2. (Jawab. x=O,y+z= (Jawab. oi ae a 2 3 Tunjukkan bahwa ke 2 garis : g:2x-y+z=0, 2x-3y+6=Odan m:2¥+Z+3=0, 4x-2y+ 2x + 8 = 0 adalah sejajar. Kemudian hitung jarak mereka. (Jawab. 22 ). Carilah titik tembus 1 dengan V bila (i) 1: x + 2y - 2 = 6 dan 2x-—y + 3z= =13 dengan V = 3x - 2y +3z+16=0; @® 1:x= 1 dengan V=x-y+z=3; (iii) 1;x-y-z=Odan -2x + 2y + 5z = 3 dengan V = 3x + dy + 52 = 15 Gawab. @) C1,2,-3) Gi) @,2,3) Gi) @,1, 1. Carilah persamaan linier bidang yang memuat garis-garis es p50 .2 2 x-3 y+2 2 = =— dan m: = = 1 2 3 2 1 3 (awab, 3x-9y + 5z2-27=0). a (1.63). (1.64). (1.65). (1.66). (1.67). (1.68). (1.69). Carilah garis yang melalui P(3 ,-1 , 4) dan tegak lurus ke 2 garis yang bilangan arahnya 2, -1 , 3 dan 2,-3, 2. x-3 y+l 2-4 Jawab, ~~ = 27 = (Jawad. ; ea Carilah persamaan garis melalui titik P(I , 3, 1) dan memotong tegak lurus garis g:x-z+1 =0 y+2z=3 ). x-1 Carilah juga jarak P ke garis g. (Jawab. » UNI. Ditentukan titik AQ, -1, 4), BO , 6 , 4) dan C(2, 0, 0). Diminta untuk menentukan sebuah titik D pada sumbu X sehingga AC tegak lurus ganda-BD. Tentukan jarak AC dan BD. (awab. D(-5 , 0 , 0) , 28/V33). Carilah persamaan garis lurus yang terletak pada bilangan V =x + 3y-2+4=0 dan memotong tegak lurus garis 1: x - 2z = 3 dany -22=0 (Jawab. Tentukan persamaan garis yang memotong garis-garis 1, : x + y = 4 z=4 dan 1, :x- 0 dan J 1,:x=y = 4-2. y=4 (Jawab. x + y + 22 = 12, x-2y—-z=-8). Tentukan persamaan garis hubung terpendek antara garis-garis : Laxt+y=4 9 danljix=y=z z=0 (Jawab. x +y +2=4,x-y=0). Tentukan jarak antara garis-garis g, : x ~ y = 0 x+y+z2=4 dengan g,;x+y+4=0 z=0 8 (awab. a v3) BIDANG LENGKUNG DAN GARIS LENGKUNG DI DALAM RUANG 2.1. PERSAMAAN GARIS DAN BIDANG LENGKUNG Pada sistim koordinat Cartesian XYZ suatu bidang (surface) dinyatakan sebagai sebuah persamaan yang terdiri dari 3 variabel x,y,z. Bidang nyata misalnya mempunyai persa- maan derajat pertama F(x,y,z) = Ax + By + Cz + D = 0. Suatu titik (x,.Y,,2,) terletak pada suatu surface F (x, y,z) = 0 apabila terpenuhi F(X ¥o%) = 0. Suatu garis lurus/lengkung di dalam ruang biasanya dinyatakan sebagai perpotongan 2 buah bidang, yang berarti dinyatakan dengan 2 persamaan f(x,y,z) = 0 dan G(xy.2) = 0. QA.1. Persamaan :(x-1)? + (y-2)? + (2-3)? = 14 ; adalah v+yteel persamaan garis lengkung yang berbentuk lingkaran (sebagai hasil perpotongan 2 buah bola). 30 2.2. PROYEKSI GARIS LENGKUNG PADA BIDANG KOOR- DINAT Pandang bidang dengan persamaan F(x,y) = 0. Di sini persamaan bebas dari variabel z. Persamaan tersebut menyatakan suatu bidang silinder yang garis lukisnya // sumbu 2. Sebagai garis lengkung arah dari bidang silinder itu, adalah perpotongan bidang silinder dengan bidang koordinat OXY persamaannya F(x,y) = 0 \ sedangkan bidang2 z=0 berbentuk F(x,z) = 0 dan F(y,z) = 0 berturut-turut menyatakan bidang silinder yang // sumbu y dan // sumbu x. 2.2.1. Persamaan x? + y? = 9 menyatakan sebuah silinder dengan garis lengkung arah sebuah lingkaran berpusat dititik 0(0,0,0) berjari-jari 3 dan garis lukisnya // sumbu z. ony H/ Foxy.2)=0 ¢ aEaGial Garis proyeksi H(x,y)=0 x0 3t Pandang garis Jengkung { F(xy,z) =0 — (*) dan misalkan 6 (x,y) = 0 G(xy,z) = 0 diperoleh dengan mengeliminir z dari (*). Maka $ (x,y) = 0 menyatakan bidang silinder yang // sumbu z dan melalui garis lengkung (*). Jadi jelas perpotongan @ (x,y) = 0 dengan bidang XOY, yaitu (x,y) =0 z=0 menyatakan proyeksi dari garis (*) pada bidang XoyY. Dengan cara yang sama kita eliminir x untuk mendapatkan proyeksi pada bidang YOZ dan kita eliminir y untuk mendapatkan proyeksi pada bidang XOZ. 2.2.2. Perpotongan 2 bola menghasilkan lingkaran : qa) . @tyezel . 24(y-1)4(z-1)? = 1) Carilah proyeksi lingkaran itu pada bidang ta mencari silinder proyeksi dengan mengeliminir Z. Kurangkan pers. (1) pada pers. (2) didapat : y+z=1->2=1-y...... (3). Masukkan (3) pada salah satu dari (1) atau (2) didapat x2+2y?-2y = 0, Maka proyeksi lingkaran pada bidang XOY adalah. we2y22y = 0 z = 0) Yang mana dapat dijabarkan kebentuk standard x (=F . 7 *t a> = | suatu ellips dengan setengah sumbu 2 dan /,. - , 2.3, BOLA * Persamaan standard bola adalah S : x? + y? + z? =r , pusat 0(0,0,0) jari-jari r. ** Apabila pusat adalah titik M(a,b,c) dan berjari-jari r, persamaannya adalah (x-a)? + (YY + @P =P Persamaan umum bola dapat ditulis : x? + y? + 2? + Ax + By +Cz+D=0 -1 Sl -l 1 1 1 dimana : titik pusat M (— A, > B, ~5 C) jari-jari = |. 2.4. (i) Persamaan bola dengan pusat 0(0, 0, 0) dan jari-jari 7 adalah x + y? + 2? = 49 (ii) Bola dengan pusat M(-2, 3, 1) dan jari-jari 2 mempunyai persamaan (x+2)? + (y-3) + 1 = 4 atau x? + y? + 2? + 4x - by -2x + 10 = 0. (iii) x? + y? + 22 — 4x + 2y + 7 = 0 mempunyai pusat + B, —C) = (2, -1,0) dan jarijari = 4 +1+0-7=\-2. 2 32 Di sini bola adalah bola imaginer karena ? = -2 <0 Dalam hal P > 0 dan P = 0 berturut-turut disebut bola sejati dan bola titik. CATATAN (1): Pada hakekatnya bola adalah perluasan dari lingkaran (di R?) maka banyak sifat-sifat dan dalii-dalil dari lingkaran dapat diperluas untuk bola, antara lain: * Persamaan bidang singgung dititik singgung P (x,, y,, z,) pada bola adalah (ingat kaidah membagi adil) ; (xx+yy+z2=9, atau (2) (x,-a) (x-a)4(y,-b)(y-b)H(z,-€) (2) = (3) xx,tyy,+22,4,A (x+x,) +.B (yty,) + % C (ztz,) + D = 0. Persamaan garis kutub dari lingkaran diperluas sebagai persamaan bidang kutub dari bola dengan titik kutub. POY 2,35 ()xxtyytzz=P (2) (x,-a) (x-a) + (yb) (¥-b) + @-*) (2-0) =P (3) x,x+y,y422,44,A (x+x,) +, B (y4y,) +, C Z+z,) +D=0 Kuasa sebuah titik P(x,,y,,2,) terhadap bola ; melalui titik P dibuat garis yang memotong bola berturui-turut dititik A dan B maka PA.PB ternyata konstan dan harga yang Konstan ini disebut kuasa titik P terhadap bola S = 0 Kalau jari-jari bola r : PAPB = (PM-t) (PM4r) = PM? - 2 = PO? Sedang PM? = (x, — a)? + (y,- b)? + (z,~ o). Jadi kuasa adalah : (x, a)? + (y,- b) + (z,- c - P= S (x, y,2,). 0 P(X pY 2) 2.5. Kuasa titik (4,1,0) terhadap bola B x’4 y? + 27+ 2x—y +2z=7 adalah: et Yi +2,4+2x,-yt2,-7=474+12+04+24-14+0-7517. * Kalau kuasa titik P yaitu: K > 0 maka P di luar bola K = 0 maka P pada bola. K <0 maka P di dalam bola. 2.6. Periksa letak titik P(2,1,3) terhadap bola B = x? + y?+ x?- 2x+y-z+2= 0, Maka kuasa titik P pada bola. K = (2)%#(1)?+(3)?-2(2)+(1)-(3) + 2 = 10 > 0, Jadi titik P terletak di luar bola. CATATAN (2): Bidang kuasa dari 2 bola B, = 0 dan B, = 0 adalah tempat kedudukan titik-titik yang kuasanya terhadap B, = 0 dan B, = 0 sama, persamaan bidang kuasa : B, = B,. CATATAN (3) : Titik-titik yang mempunyai kuasa yang sama terhadap ke 3 bola B, = 0, B, = 0 dan B, = 0 terletak pada sebuah garis lurus yang disebut garis kuasa. Persamaan garis kuasa : B, = B, = B,. CATATAN (4) : 4 buah bola B, = 0, B, = 0, B, = 0 dan B, = 0 yang tidak melalui dua titik potong yang sama akan mempunyai sebuah titik yang kuasanya terhadap ke 4 bola tersebut sama. Titik tersebut disebut titik kuasa dan koordinatnya diperoleh dari persamaan-persamaan : B, = B, = B, = B,. CATATAN (5) :_ Berkas bola. Kumpulan bola-bola yang melalui perpotongan dua buah bola B, = 0 dan B, = 0 disebut berkas bola dan mempunyai persamaan : B, + A B, = 0. (X= parameter). Untuk setiap harga tertentu, diperoleh sebuah bola yang melalui perpotongan B, = 0 dan B, = 0 dan disebut anggota dari berkas tersebut. 2.7. Persamaan bola yang melalui 0(0,0,0) dan melalui lingkaran perpotongan bola- bola B, = x+y? + 2-2x-24=0 dan B= x+y? + 2+x-6y-12=0 adalah : B,+AB, =O xt+y?+22-2x-M +A (P+ y+ 22+ x - by - 12) =0, dan karena melalui 0(0,0,0) maka : -W-120=0324 Jadi bola tersebut : xtty'+ 2+ 4x — 12y = 0, CATATAN (6) : Jaringan bola, Pandang 3 bila B, = 0 , B,= 0, , B, = 0 yang tidak terletak pada satu berkas yang sama, Kumpulan bola-bola yang melalui titik potong ke 3 bola tersebut disebut jaringan bola dan mempunyai persamaan B, + 2B, + » B, = 0 (A dan p parameter-parameter). 34 CATATAN (7): Persamaan berkas bola yang menyinggung suatu bidang V = 0 dititik P(x,,¥,2,) Mempunyai persamaan : Ox, ¥ + (-y,? + (Zz, +4 V=0. 2.8. Ditanya persamaan bola yang melalui titik (0,0,0) dan yang menyinggung bidang Vex+y+z=1 dititik (0,01) Berkas bola ; (x-0)? + (y-0)? + (2-1 + ¥ (xty+z-1) = 0. Karena melalui 0(0,0,0) diperoleh 4 = 1. Jadi persamaan bola tersebut : x7 + y?+2*7+x+y-z=0. CATATAN (8): Bola-bola yang menyinggung garis g: V, = 0 v,=0 dititik (x,,y,,2,) membentuk jaringan bola : (x-x,? + (y-y,)? + (2-2, +2-V, + BV, = 0, CATATAN (9): Dua bola berpotongan tegak lurus. Bola B, dan B, dikatakan ber- potongan tegak lurus apabila kedua bidang ruang di sembarang titik pada lingkaran potong saling tegak lurus, selalu berlaku, r,? + = (M,M,)*. Kuasa M, tethadap B, adalah + 12, Kuasa M, terhadap B, adalah + 1,2. CATATAN (10) : Bola B, membagi dua sama bola B, jika bola B, melalui lingkaran besar bola B,. Di sini berlaku : MM2, = r, - 1, 35 2.4. TEMPAT KEDUDUKAN, BIDANG SILINDER, BIDANG KERUCUT, BIDANG PUTAR DAN BIDANG ATUR TEMPAT KEDUDUKAN (TK) : Adalah kumpulan titik-titik atau garis-garis yang memenuhi suatu hubungan tertentu. Secara umum soal-soal mengenai TK dapat dibagi 3 golongan : (a). 29. B). 36 Diambilkan titik sembarang (x,y,,2,) pada TK tersebut. Dari hubungan-hubungan yang ada dapat disimpulkan suatu hubungan antara XyYo% dengan bilangan-bilangan yang diketahui, lalu dengan membuang indeks 0 (nol) tersebut diperoleh TK yang diminta, Cari TK titik-titik yang berjarak a dari bidang OYZ dan untuk mana jumlah dari kwadrat jarak ketitik (b,0,0) dan (—b,0,0) adalah tetap (= c?). Maka ambil sembarang titik (X,,yy2,) pada TK maka syarat (1) , x, = a dan syarat (2) : (xpd) yQ2+ 22, (Xt b+ yt z,? = c? atau 22,2 + 2y,2+ 22,2 = c? — 2b. Jadi hanya tinggal hubungan antara x,y4x, dengan a,b,c dan dengan membuang indeks (disebut menjalankan titik (x,y,,2,) diperoleh TK : xa 2x? + 2y* +22? = c?— 2b? suatu lingkaran perpotongan bidang x = a dan bola berpusat (0,0,0) jari-jari Niece Ada satu atau lebih parameter-parameter, dicari hubungan antara x,y,z dengan parameter-parameter tadi, lalu parameter-parameter dieliminir. 2.10. ©. Cari TK garis kuasa bola-bola B, = x? + y* + = 1, B, yang melalui (0,0,0) berpusat di (0,p,1) B, melalui (0,0,0) pusat (1,0,p) persamaan B, : x? + y? + 2? = 2py - 2z = 0 dan B, : x+y? + 2? 2x ~ 2pz = 0. Persamaan garis kuasa : B, = B, = B, atau 1 = 2py + 2z = 2x + 2pz. Jadi Kombinasi dari (A) dan (B), misalnya bidang silinder dan bidang kerucut. BIDANG SILINDER : Adalah TK garis lurus-lurus yang saling // dan selalu memotong suatu garis tertentu. Untuk mencari persamaan suatu bidang silinder kita lakukan kombinasi dari (A) dan (B) di atas. Cari persamaan silinder dengan garis lengkung arah sebuah lingkaran pada bidang z = 0 berpusat di (0,0,0) dan jari-jari 3, sedang garis lukisnya berarah [2,1,1]. ‘Maka lingkaran arah silinder adalah perpotongan bola x? + y? + 2? = 9 dan bidang z= Oat: +y?+2=9 7 Ambil sembarang titik (x,,y,,0) pada lingkaran, berarti terpenuhi x,’ + y,? = (*). Persamaan garis lukis melalui (x,,y,,0) berarah 2.1,1 adalah [x,y,z] = Lay) +A [ 241] ; dan dengan mensubstitusikan ke (*) diperoleh : (x - 22) + (y — z) = 9 atau x? + y? + 52? — 4xz — 2yz = 9 adalah persamaan bidang ‘silinder yang diminta. 37 oo 38 BIDANG KERUCUT : Adalah TK garis-garis yang melalui sebuah titik tetap tertentu (disebut puncak) dan selalu memotong sebuah garis lengkung tertentu (disebut garis arah). Misalnya hendak mencari persamaan kerucut berpusat di T (1,1,2) dan baris Jengkung arahnya adalah sebuah lingkaran terletak di bidang OYZ pusat (0,0,0) jari-jari = 1. Maka persamaan lingkaran we+yt Pal x =0 Ambil titik sembarang (0,y,,2,) pada lingkaran, tersebut , yetaz=l *. garis lukis — > Az=1-x y=l+y,A-A——> y=y-lt+d _ yx a Ix 2-242, Z-2x -%—3 a= = a Ix y-x\2 z- 2x\2 Substitusi ke (*) diperoleh :{———-]._ + {[——_} =1 TX es atau ; 4x2 + y? + 2? — xy - 4xz + 2x-1 yang diminta. 0 adalah persamaan bidang kerucut BIDANG PUTAR : Terjadi bila suatu garis lurus/lengkung diputar sekeliling sebuah garis lurus tertentu (yang disebut sumbu putar). Tiap-tiap titik dari garis yang berputar tadi akan melalui sebuah lingkaran, yang mana bidang lingkaran tersebut tegak Iurus sumbu putar. sumbu putar garis yang diputar Misalkan kita hendak mencari persamaan bidang putar yang terjadi apabila sebuah garis lurus : y = 0, x/a + 2/b = 1 diputar sckeliling sumbu Z. Ambil titik sembarang (x,0,z,) pada garis tersebut maka terpenuhi : xJa + z,/b =1. @). Persamaan lingkaran yang dibuat oleh perputaran titik (x,0,7,) sekeliling sumbu z adalah perpotongan silinder x + y? = x2 dan bidang z = Z, atau : Y+yax? Z=% Substitusi ke (*) diperoleh : yang adalah suatu kerucut lingkaran tegak. BIDANG ATUR : Adalah bidang yang dibentuk oleh sebuah garis lurus yang bergerak di dalam ruang menurut ketentuan-ketentuan yang diberikan. Silinder dan kerucut adalah contoh-contoh dari bidang atur 2.5. PERSAMAAN STANDAR 2 So te 2 & 2 Pusat (0,0,0) dan setengah sumbu-sumbu a,b,c. Dalant hal : a= b #c, bentuk (*) adalah sebuah ellipsoida putar dengan sumbu putar sumbu z. Dalam hal : a = b = c, bentuk (*) adalah sebuah bola. * ELLIPSOIDA : =1 GC) Ellipsoida imaginer : * HIPERBOLOIDA : | Hiperboloida Daun satu : 2 yt 2 Hiperboloida Daun dua: —— - 2—-—*_ 21. e bo a 2 | * KERUCUT: ~—+ a e Dalam hal a = b kerucutnya adalah kerucut lingkaran tegak. xe y 2 + > = 0 menyatakan sebuah titik riil Persamaan —~- + a v 3 x=0, y=, z=0 dan kerapkali pula kita sebut sebagai kerucut imaginer (ada pula yang menyebutnya ellipsoida titik) 40 * PARABOLOIDA : 2 : Paraboloida elliptk : ——- + = 2pz e ey Paraboloida hiperbolik : =~ 2 = 2p * SILINDER TEGAK : Kita tahu bahwa silinder tegak (garis lukis // sumbu z) per- samaannya hanya terdiri dari 2 variabel x dan y , maka : od y (1) Silinder elliptik : 2 + -t 1 Kalau a = b maka silinder adalah silinder lingkaran. (2). Silinder hiperbolik : Zz" ¥ =1 (3). Silinder parabolik : y? = 2px x (4). Silinder imaginer : a CATATAN (11) Bentuk umum bidang derajat kedua di R? adalah a, ,x7+2a, xy+a,,y"+2a,,XZ+2a,,yZ+a,,27+2, ,x+2a,,y+2a,, Z4a,, = atau : V'AV + 2B'V + c = 0 bila: A= fa, a a] » B= [a], C=(a,).;V=[x a, apy ay y a; yy ay z Didalam diktat ini bidang derajat kedua hanya dibahas secara singkat dan sederhana saja. Disini kita cukup memperluas pengertian-pengertian translasi, rotasi, vektor dan akar karakteristik yang dibahas di bab 1 untuk R?, Akan diberikan beberapa contoh: 2.13. Pada sistim koordinat Cartesian diketahui bidang derajat kédua 2x°+2y’+522-2xy- 4xzt4yz-2x+62-4=0 (**). Carilah titik pusat, bentuk standar dan jenisnya. Penyelesaian Persamaan pusat dapat diperluas sebagai : 42 2.14, > = = =O atm = 2p, - p21 =0 -P, + 2p,+2p, = 0 ) pusat ; —2p, +2p,+5p,+3 = 0 ) (0,1-1) =0. Kita pakai rumus translasi ke titik pusat : x = x’+ 0, y=y'+1,z=2'-1. Kalau kita substitusikan ke (**) persamaan menjadi : 2x'? + 2y'? + Sx? Ix’y’ — dx’2’ + dy'z’ 7 = 0. Untuk melenyapkan bagian homogen kwadratis (suku kembar x’y’, x2’, y’2”) kita lakukan rotasi ke vektor-vektor karakteristiknya. Persamaan karakteristiknya : | 2-2-1 -2 1 24 2] =052,=a=1 - iss Bentuk standar adalah 4.x”? + Ay”! + 2, 2”? - 7 = 0. atau: x? y? 2 ++ 7 1 putar dengan sumbu putar sumbu Z” dan setengah sumbu a=b = V7, c=1. x24 "2472" = 7 atau = 1, suatu ellipsoida Selidiki titik pusat dan bentuk standar dari : 2x? + y? + 22 — Ixy — 2x2 - 2x -2y +241=0 .. (1*) Penyelesaian : at af ar Pusat = ~~ = 5p = O atau 2p,—p,~p, -1=0 PtP = -P, - + ptl=0 ternyata r(A) = 2 # 1(A,B) = 3 tak ada jawab schingga pusat tak ada. Kita lakukan rotasi lebih dahulu. Persamaan karakteristik: 2A -1 1 A= -1 1A 0] =Odiperoleh: 4, = 3 -1 0 1A a, = 0 43 2.15. 44 tersebut A, = 1 maka: x-y-z=0 diperoleh [xy,z] x =0 =H (01-1 dan = { 0,1N2,-1N2} _vektor karakteristik yang panjangnya = Luntuk A, =3 maka -x-y-z=0 -x-2y =0 ( cukup —x-2% =0 Kita ambil 2 persamaan dan diperoleh {x,y,z} =}. {-2,1,1} dan {-2N6,1N6,1/ V6) panjangnya = 1. Untuk A, = 0 maka : 2x-y-z=0 -x+y =0 ( kita peroleh: [x,y,z] =p [ 1,1,1] x +z=0 dan w {1/V3,1N3,143} panjangnya = 1 Setiap vektor [x,y,z] relatif terhadap [1,0,0] , [0,1,0] , [0,0,1] mempunyai hubungan : x[1] +y[o]+z Joj=« Jo +y | -2N6} +27 | 1N3 0 1 0 wW2 NG 1N3 0 0 1 -12. 1N6 1N3 x= ~2N6y’ + 1N32’ y = 1N2x’ +IN6y’ + 132’ (2%). z=-IN2x’ — +1Nb6y’ + 132’ Dengan rotasi bentuk homogen kwadratis menjadi A,x’? + A,y"? + Ayz’? atau x’? + 3y”, dan bila (2*) kita masukkan ke bagian linier -2x - 2y + 2z diperoleh : -2N2x’ + 4N6y’ — 232’. Jadi (1*) menjadi : x’? - 2V2x’ + 3y"? + 4N6y’ — 2N3z’ +1 = 0 atau (x’-V2)? + 3(y'+2/3V6)? = 2N3(2’ + 11V3/18). Dengan translasi : x” = x’ — ¥2 y”=y’ + 23V6 persamaan standar adalah : z= 7) + LVS x” y” . = x? + 3y”? = 2N3z atau or a 2N3_ z” suatu paraboloida elliptik. , x? + 2y?— Ta? + 4xy — 2xz — 12yz - 2x + 10z = 0 (*) selidiki pusat, bentuk standar dan jenisnya. . of Penyelesaian Persamaan pusat Tk Ty Te = 0 atau P+ 2p, - py-1 =0 2p, + 2p,- 6p, =0( 1(A) = 1(A,B) = 2 jadi bila diselesaikan diperoleh ~P, ~ 6p, - 7p,+ 5 =0 jawab berupa garis p = [ 1,-1,0] + [5,-2,1] , jadi diperoleh segaris titik-titik pusat dan kita ambil titik pusat sembarang misalnya (4,-1,1) untuk pusat translasi: x = x' + 4, y = y’ — 1, z= 2’ +1 dan kita substitusikan ke (*) di- dapat : x’? + 2y’? - 722 + 4x’y’ - 12y’z’ - 2x’ + 1 = 0. Untuk menghilangkan suku kembar x’y’, x2’, x’2’, kita lakukan rotasi kevektor- vektor karakteristik ; LA 2 24 -6 =0>2,=6,a,- 10, a, =0. 2 -1 “1 6 -7R Maka persamaan setelah rotasi adalah A,x”? + Ay”? + Az”? + 1 = O atau ~6x"2 + ly =1; x” 2 1/6 1/10 =l Suatu silinder hiperbolik. 2.6. SOAL-SOAL DAN PEMECAHANNYA 2.16. Tentukan proyeksi garis lengkung : (i) x? + y? = 3z dan 2x — y +2=0, (ii) x =ty=,z=0, kebidang OXY. (1) kita eliminir z. Q Penyelesaian : (1) yx? + y? = 3z x-y+z 0. maka (2) > z = — 2x + y dan substitusikan ke (1) : x? + y? = 3 (-2xty) atau x? + y? + 6x - 3y = 0. Jadi garis lengkung proyeksi tersebut : x? + y?+ 6x - 3y =O — suatu 2=0 lingkaran yang terletak pada bidang OXY dengan pusat (3,11/,,0) jari-jari_°/,5. @)x=ty=tC,z=0 atau: proyeksi pada bidang OXY adalah y = x? itu. parabol: t=O suatu parabola pada bidang OXY. 45 2.17. 2.18. 46 Carilah sebuah titik pada garis x = y = z yang berjarak 5 terhadap sumbu z. Penyelesaian : Kita tahu bahwa bidang silinder lingkaran adalah TK titik-titik yang berjarak sama terhadap porosnya. Jadi kita dapat membuat bidang silinder lingkaran dengan poros sumbu z dan jari-jari = 5, yaitu x? + y* = 25 Maka titik tembus garis x = y = z pada bidang silinder adalah titik-t diminta. Kita kerjakan sebagai berikut : x =y=z—2[xyz]=A( 111] substitusikan pada (*) : 42 + 22 = 25 A= + 24,N2. Jadi titik yang diminta (24/N2, 24/,N2, 2V,N2) dan (-2Y,N2, -2'/,N2, -24/,N2) Diketahui bola B : x? + y? + 2? + 2x + 4y + 4z— 16 = 0 dan bidang datar V: x + 2y + 2z = 0. Periksa apakah bidang V tersebut memotong bola B. Kemudian cari pusat dan jari-jari lingkaran, hasil perpotongan V dan B tersebut. Penyelesaian : Bola pusat M (-1,-2,-2) jari-jari = V1+4+4+16 = 5. Jarak dari M ke bidang V : =14(2) 2)42(-2) Karena d = 3 < jari-jari = 5 jelas V memotong bola B. Jari-jari lingkaran N25 7 . Garis g L V jadi arahnya { 1,2,2 ] dan melalui pusat bola ( ~1,-2,-2 ), maka per- samaannya : [ xy,z] = [-1-2-2] + & [12,2] (*). N adalah titik tembus g pada V maka substitusikan (*) pada V : (1+ 4) + 2-242A) + 22424) =O —> A= 1 Jadi titik tembus (pusat lingkaran perpotongan) : N(0,0,0). Hitung persamaan bola yang memotong tegak lurus bola B, : x? + y?+ 2? — 6x + 4y — 22 = 11, membagi dua sama besar bola, B, : x? + y? + 2? = 3 dan menyinggung garis lurus g : x = 7-2y = -z dititik P(1,3,-1). Penyelesaian : Jaringan bola menyinggung g dititik P. (x-1)' + (y-3)? + (2+1)? +X (xt2y-7) + ph (x42) =O 9 P+ y+ 2+ (Dt At Wx + (642 Ny + (2+p)z + (11-7 2) = 0 qa Bola B, : pusat M, (3,-2,1), jari-jari 94441411 = 5. Karena B berpotongan tegak lurus dengan B, maka kuasa M, terhadap B = 25 atau: B (3-21) = (3)? + C2? + (1? + (2 +A + p)3 + (-O+2A)-2) + (24H) 1411-74 = 25 - (8) eS Oe eee (2). Bola B, : pusat M, (0,0,0) jari-jari V3, dan karena B membagi 2 sama besar B, maka kuasa M, tethadap B, = -(V3)? = -3 atau (0) ooo, = (0) + OP + OP +0 +(2thop) O+2+H O+(1-M)=33A=2 3). Jadi dengan (2) diperoleh p. = 2. Maka persamaan bola B yang diminta (1) menjadi : x? + y* + 2 + 2x - 2y + 42 -3=0. Diminta TK titik-pusat 2 bola-bola B yang menyinggung bidang V : y =z + 1 dan kuasa 0(0,0,0) terhadap bola-bola tersebut sama dengan kuasa titik 0 ter- hadap bola B, : x? + y? + 2? - 6x + 5 = 0. Penyelesaian : Kuasa 0(0,0,0) terhadap B, adalah (B,) p= 5- Misalkan B : (x-x,)"+ (y-¥))"# (2-2, =P .. Karena B menyinggung B berartir = d= | y,-z,-1 VO+1+i atau P=", (yy-2-1)?. (1) menjadi B : x? - y? + 22 — 2x x = 2ypy — 27% + ¥%, + Yayt, + Wz, + Vola + Yo ~ By ~My = 0 Kuasa 0 terhadap B, = 5 (diketahui), atau (B) (0,0,0) = x’, + "Vy", + “ty + Yor + Yg— 2% ~ "= 5, dan dengan menjalankan titik (xy.¥q2) diperoleh TK : 2x? + y? + 2 + 2yz + 2y - 22-11 =0. alah persamaan kerucut yang berpuncak dititik T (-1,2,3) dan mempunyai garis lengkung arah sebuah lingkaran yang terletak di bidang OYZ, pusat (0,2,2) dan jari-jari = 1. a7 Penyelesaian : Persamaan lingkaran arah : x? + (y-2)? + (2-2)? = 1 \ x=0 bila titik (O,y,,z,) pada lingkaran, terpenuhi : (Y - 2? +(@,- 2 =1. (*). Persamaan garis lukis melalui T (-1,2,3) dan (O,y,,z,) (xy.2) = (C1,2,3) + (.yp-2,25-3) atau : x=-1+A—>A=x4+1 y=2+hy,-2A—sy=y-2422 9 y+2x a carl z-34+320 z+3x z=342y-34— y= ; Kita substitusikan ke (*) diperoleh : (2. 7 x 3: 2, ati 2 = 1 atau: y?4 2424 2x2- 6x —4y +720. x 2.22, Lingkaran yang terletak di bidang x = 0 berjari-jari a dan menyinggung sumbu 48 Y, diputar sekeliling sumbu Y. Carilah persamaan bidang putar yang terjadi. Penyelesaian : Persamaan lingkaran : x = 0 x+y? + (al =a’ Ambil titik (0,y,2,) pada lingkaran, terpenuhi : y%, + (2g a)? = @ vases Lingkaran yang dilalui titik (0,y,,z,) waktu mengelilingi sumbu y persamaannya: I™ Yo xt+ y+ z= yt, +2, S (#8) kita hilangkan y, dan z, dari (**) dan (*) diperoleh persamaan : eyes da Vee Benda putar ini disebut torus (doughnot). Tentukan persamaan bidang yang terjadi akibat perputaran ellips x = 0, x + 2y? - 2x = 0 sekeliling garis g : y = 0, z = px. Penyelesaian : Ambil titik (x,y,0) pada ellips, terpenuhi : x2, + 2y?, - 2x, = 0.. ellips (qq) Sumbu putar Perhatikan gambar, lingkaran L yang dilalui (x,,yo.0) waktu berputar sekeliling g terletak pada bidang yang 1 g. Arahg: 0 1 0 O71 [-1,0-p] p 0-1p0 p 0-1 p 0 Jadi W : -1(x-x,) - pz = 0 > -x—n +x, = 0. Lingkaran L tersebut kita anggap sebagai perpotongan W dan bila B (dengan pusat (0,0,0) dan jari-jari Vx, +y7,) atau: L: X + pZ-X)=0 x) =x + pz) KeyezZaxy ty ) (**), dan dengan melenyapkan X, dan y, dari (*) dan (**) diperoleh persamaan bidang putar : x? + 2y? + (2 — p?)z? - 2pxz ~ 2x — 2pz = 0 49 2.24, 2.25. Ditanya persamaan bidang atur yang dilalui oleh garis lurus yang selalu // dengan OYZ dan yang selalu memotong sumbu x dan garis lengkung x = t, y =, z= t (t parameter). Penyelesaian : Garis lurus yang // bidang OYZ terletak pada bidang x = }...... (1). Garis lurus s yang memotong sumbu x terletak pada berkas bidane ytrz= See eece y=x 32@ Dari (1) dan (3) serta (x) dan (4): y=", 2= 3 dan substitusikan ke (2) : p? + 4 2 - 0 > pl + Ay) =0 Jadi p = O dan 1 +Ap=0...... (5). Dari (1) : p = x dan dari (2) : ‘Maka persamaan bidang atur diperoleh dari (5) : x = 0 dan (1 — y/z) (x) xy =0 Bola-bola B, dan B, jari-jarinya = r, titik pusatnya masing-masing M,(0,0,0) dan M, (1,1,2). Tentukan persamaan silinder selubung persekutuannya. Penyelesaian : Garis lukis silinder // M,M,, arahnya [1,1,2]. UPL ZIO> KLELLLLLLP] Lingkaran arah arah L adalah perpotongan B, dengan bidang W yang tegak lurus (1,1,2] dan melalui M,. Jadi x+y + 2z=0, L: x+y+2z =0 Peyt oa Ambil (X,,Yq.2)) pada L terpenuhi : Xp + Yo + 2x, = 0... (1) dan 2, +2, +2, = 2. Garis lukis melalui (X,,Vq.7)) berarah [1, 2): ; Ixy.2] = [XpVo%] +0 [ly i 2 atau x,tx-h,yy=y-A,2=2-2 @). 2.7. 2.26. 2.27. 2.28. 2.29. 2.30. 2.31. kita masukkan ke (1) (x-R) + (yA) + 2(2-2A) = 0 2 16 (xty422) «nn (4). Dari (2) dan (3) (x-A)2 + (y-A)? + (z-2 2)? = 2. Dan ganti A dari (4) diperoleh : 5x* + Sy? + 2x? — 2xy - dxz — dyz - 61 = 0. SOAL-SOAL UNTUK LATIHAN Tentukan jenis proyeksi pada bidang OYX dari garis lengkung x4y?4+27 = at } Gawab. Ellips melalui 0, berpusat (1/3a,1/3a,0). a Xty4Z = Tentukan persamaan bola melalui 4 titik (0,0,0), (0,0,1), (2,0,0), (0,1,0). (awab xX + yr + 2 - 2x -y-2z= 0). Tentukan persamaan bola yang pusatnya terletak pada bidang x-2y+z = 5 dan memotong bidang 3x-y+2z = 1 menurut sebuah lingkaran yang berpusat di (2,1,-2) dan jari-jarinya 2’/,. (awab. (x-5) + y? + 2 = (°/,). ‘Tentukan pusat dan jari-jari bola yang menyinggung bidang x+2y~z = 6 dititik (1,2,-1) dan yang dengan bola, yang melalui 0(0,0,0), (4,0,0), (0,6,0) dan (8,0,2), mempunyai sebuah bidang kuasa yang sejajar sumbu z. Gawab. (-1,-2,1), jari-jari 2V6). Tentukan persamaan bola yang melalui (1,-3,4), terhadap mana kuasa titik (-4,-1,0) adalah 13, memotong tegak lurus bola x2+y"+z?-4x-2y+12z+4 = 0 serta membagi dua sama besar bola x+y2+z2+2x+8y-4z+14 = 0. (lawab. x2+y?+2?-2x+6y-6 = 0). Carilah persamaan silinder yang garis lengkung arahnya sebuah ellips yang ter- letak dibidang OXY, pusat (0,0,0) dan '/, sumbu 1 dan 2, (sumbu pendek ber- himpit dengan sumbu x), garis lukis silinder // garis 2x = y = z. (lawab. 4x? + y? + 22? — 4xz - 2yz - 4 = 0). 51 DIFFERENSIAL KALKULUS DARI FUNGSI BEBERAPA VARIABEL 3.1. FUNGSI DARI BEBERAPA VARIABEL Jika untuk setiap titik (x,y) di bidang XY dikaitkan dengan suatu bilangan nyata z, maka dikatakan z sebagai fungsi dari x dan y, ditulis z=F(x, y) ve (3.1) zaxv+y? ty += 25 x? + 2y? + 327 = 6 x? + 2y? — 32? = 6 x? - dy? 32 =6 x+2y+3z=6 misal : GD 3.1.2) G.1.3) G14) (3.1.5) G.1.6) oe z = F(x,y) menggambarkan suatu permukaan benda (lengkung atau rata). Pada persamaan (3.1.1) sampai 3.1.6) menggambarkan permukaan-permukaan Para- boloida, bola, Ellypsoida, Hyperbola daun 1, Hyperbola daun 2 dan bidang rata, seperti gambar di bawah berikut ini. 52 53 meee eeeeee 32. DOMAIN Pada lazimnya fungsi y = f(x) selalu didefinisikan pada interval a < x < b. Untuk fungsi z = F(x,y) diperlukan konsep serupa, jadi didefinisikan pada daerah empat persegi panjang asxsb csysd Masalah yang dihadapi adalah daerah yang berbentuk lingkaran, Ellyps dan se- bagainya. Untuk dapat mencakupi ini, perlu dirumuskan pengertian “domain”. Definisi: Domain adalah himpunan terbuka yang bersifat untuk setiap 2 titik P dan Q dari himpunan dapat dihubungkan oleh garis patah yang seluruhnya terletak dalam himpunan. Jelas himpunan titik-titik dalam lingkaran merupakan domain. Gambar 7 Definisi : Lingkungan, dari titik (x,,y,) diartikan sebagai himpunan titik-titik dalam lingkaran berpusat di (x,,y,) dan berjari-jari 5; dimana untuk setiap titik (x,y) dari lingkungan memenuhi. (K-xP + -y,P <® Definisi : Seluruh himpunan yang dapat dicakupi dalam suatu lingkungan yang cukup besar disebut himpunan terbatas. Himpunan terbatas dapat terbuka atau tertutup. 54 Misal : 1. 1x1S$1] adalah himpunan titik-titik dari bujur sangkar yang tertutup dan lytst terbatas. 2. x? + 4y? < Lhimpunan titik-titik dalam Ellyps yang terbatas dan terbuka. Y Gambar 8 Gambar 9 Definisi : Kawasan adalah suatu himpunan terbuka ditambah dengan sebagian atau seluruh batas (himpunan tertutup) misal : Key sd, 3.3. TURUNAN PARSIAL Misal z = F(x,y) didefinisikan dalam suatu domain D di bidang XY. Untuk y = y, = tetap, maka z = F(x,y,) menyatakan z sebagai suatu fungsi dari x saja dan z = F(x,y,) menggambarkan suatu kurva akibat perpotongan antara permukaan z = F(x,y) dengan bidang y=y, yang sejajar dengan bidang XOZ (Jihat gambar 10). 55 2=F(x, y,) Gambar 10 Untuk x = x, = tetap, maka Z = F(x,, y) menyatakan z hanya merupakan fungsi dari y saja dan z = F(x,, y) menggambarkan kurva akibat perpotongan permukaan z = F(x,y) dengan bidang x = x, yang sejajar dengan YOZ (gambar 11) x Gambar I] isal z = F(x, y,) didefinisikan pada interval a < x = mn dapat ditulis dengan z, dan z, atau F, dan F, x Contoh-contoh : 1. Diketahui: = z=? + y?—3 x =x, =-Idan yey,=3 oz Hitung _ dititik (-1, 3) x zee —— dititik C1, 3) oy 87 Jawab : Untuk x, = -1 zey-2 az Untuk y, = az — = 2¢1) = 2 ox das oy Z= xt + y? + 3yx Lax aay ox cay sax oy z= sin (2x + 3y) oz Ber = 608 (x + 3y) . 2 = 2 cos (2x + 3y) a “Fo = 008 (2x + 3y) 3 = 3 00s (2x + 3y) 'y xy zee oz xy xy ze Qxy = 2ye ox az xy xy 5. az x ——— = 2y are tan. —— + (x + y’) oy x ety? Be Oe ace ) 2xry ae sy + >= 0 my ye 3.4, DIFFERENSIAL TOTAL az az Dalam bentuk turunan parsial —— dan ae petubahan Ax dan Ay ditinjau K berasingan. Sekarang tinjau perubahan x dan y secara bersama-sama. Misal (x,y) titik dalam domain D dan (x + Ax, y + Ay) titik lain dalam D juga, maka z berubah sebesar Az berawal dari titik (x, y) sampai (x + Ax, y + Ay). sebesar : AZ = f(x + Ax, y + Ay) -f ( y) » (3.4.1) Pernyataan (4.1) menyatakan Az sebagai fungsi dari Ax dan Ay, x dan y dianggap tetap, dengan sifat khusus. AZ =0 Jika Ax = 0 dan Ay = 0 we (3.4.2) Contoh : lo zsxtxyty? z+ Az = (x + Ax? + (x + Axy + Ay) + (y + Ay? = x? + Ox Ax + Ax? + xy +x Ay + y Ax + Ax Ay + y? + 2y Ay + Ay? Setelah dikurangi didapat Az = Ax (2x + y) + Ay (x + 2y) + Ax Ay + Ax? + Ay? =Axatdy.b+c Ax Ay +d Arte Ay? Jika Az merupakan fungsi dari Ax dan Ay. Umumnya : fungsi z = F(x,y) dikatakan mempunyai differensial total di titik (x.y) jika di titik tersebut, Az dapat ditulis sebagai : Adz =a Ax +b Ay +€, Ax +e, Ay . (3.4.3) dengan a, b tidak tergantung pada Ax dan Ay dan €,, €, adalah fungsi-fungsi dari Ax dan Ay sehingga. lim e, =0, lim e,=0 Ax0 x30 Ay30 Ay30 Bentuk linier dari Ax dan Ay : a. Ax +b. Ay. disebut differensial total dari z di titik (x,y) dinyatakan dengan dz dimana dz =adx +b dy son GAA) Jika Ax dan Ay cukup kecil, nilai Az mendekati dz. Dari (3.4.3) Az = Ax (a+) + dy (b+) Penggantian ¢, dan €, dengan 0 (nol) tidak mengakibatkan kesalahan berarti, jika Ax dan Ay diambil cukup kecil. Dalil : Jika 2 = F (x,y) mempunyai differensial di titik (x, y), maka az az a = —— dan b = —, adalah ax ay kedua turunan parsial di titik (x, y) Bukti : Tentukan Ay = 0, karena y tetap az Az (ate) Ax slim = —— = lim ax x0 Ax te Ax = lim (a+€,)=a Analoog dapat ditunjukkan az : ay ‘Terdapatnya turunan parsial di titik (x, y) tidak menjamin adanya differensial total, tetapi Kontinuitas di sekian titik tersebut cukup memberi jaminan, = F (x, y) mempunyai turunan parsiel pertama yang kontinu di D. maka z mempunyai differensial total. 61 az az — dz = —— dz + — dy, di setiap oy ox. titik (x,y) dari D. Untuk fungsi dari 3 variabel atau lebih. misal : @ = F (x, y, u, v) maka ....... a a do = ax ays du + dv ox ay ou av Contoh : a, 441 @=—, maka, z ee Zz z 2 442 o-=Veryoe m 4 doo =, (x? + y? + 22 2x de + 1, (2 + y? + a2. 2ydy +1, 2 + y? + 2 De de 4 x dx y dy z dz oe Vt + y+ 22 Reyez Vxrrsyt+ zt y y , 443. ase” an Mx dz=e 7 dx +e Copy x yy dx ~ —dy)e ” y y 44.4. 2 = arc sin (x2y? — xy) 1 Vi - ry - xP 1 + (3x? - 2x) dy V1 ~ (ey — xy dz= (oxy? — 3x22) dx 3.5. DIFFERENSIAL FUNGSI DARI FUNGSI Fungsi berikut yang akan ditinjau didefinisikan dalam domain tertentu dan mempu- nyai turunan parsiel pertama yang kontinu, sehingga turunannya dapat bentuk Dalil : Jika z = F(x,y) dimana x = f(t) dan y = g(t) maka dz az x ey dt Ox dt dy dt Dalil : Jika 2 = F(x,y) dimana x = f(u,v) dan y = g(u,v), maka az az ox oz ody ee + = du ox du dy = du ee eee ee Pada umumnya : Jika = F(X, ys 2 ss) dimana 63 Catatan : 1. z= F(x, y) dengan x = f(t), y = g(t) maka dapat ditulis Z =F {f(0, gO} 2. z=F(., y) dengan x = f(u, v) dan y = g(u, v) maka dapat ditulis 2=F {f(u,v), g(u,v)} Kedua catatan di atas disebut juga turunan fungsi atas fungsi 3.6. FUNGSI IMPLISIT, INVERS, JACOBIAN Bentuk fungsi implisit F(x y, 2) = 0 Dari bentuk ini z bisa dinyatakan sebagai fungsi dari x, y ditulis : = Fy) (3.6.2) misal : w+y?+2-4=0 maka z=+V(4—x-y? atau -V@-7-y Jika ada 2 bentuk fungsi implisit F (x, y, z, w) =0 G(x y, 2, w) =0 maka kita dapat menyelesaikan kedua persamaan (3.6.3) menjadi z=f jy) @=8 (xy) Jika ada 3 bentuk fungsi implisit F(x, y, z, u,v) =0 GG, y,z u,v) =0 .. 3.6.4) 64 maka kita dapat menyelesaikan ketiga persamaan menjadi x=f(u,v) g (u,v) z=h (uy, v) Pada umumnya jika ada m persamaan dalam n buah variabel dengan m < n, maka kita mungkin dapat memecahkan m persamaan sebagai fungsi dari (n-m) variabel lain- nya, Jumlah variabel bebas sama dengan banyaknya persamaan. Dari persamaan (1.6.4) dapat ditulis menjadi : F [f,(u,v), g(u,¥), h(u,v), u, v) = 0 { G [f(u.¥), g(u,v), h(u,v), u, v] = 0 H (f(y), (u,v), (u,v), u, v] = 0 Differensial total dari fungsi-fungsi di atas sama dengan nol, maka F, dx +F, dy +F dz+F,du+F,dv =0 G, dx + G, dy + G, dz + G, du+G, dv =0 H, dx + G, dy +H, dz +H, du +H, dv =0 dx, dy dan dz dapat dinyatakan dalam du dan dv, sebagai berikut dx=- ea ~4tw D D r s | -- D D m n dz = -—— du - —- dv D D dimana RE F pe|adgG HOH OH, , HY OH, RFR F _ p= |G & G a= |G 6 G, Bane ROR OH 65 _ ROR FE r=|¢ G Gl; s= |G G G Hon OH HOH OE, 1B F ROR F m=|F d Gl; n= |G 6 G, _ H HY HY RF RFR -E Gag GG GC, Be [ee 6 ace a | HF, yk F Fy) & JR FE Fy G. 6 G, G & GC, HOH OH, H, HOH, Determinan D di sini dibentuk oleh turunan parsiel dari 3 fungsi yang merupakan variabel Determinan semacam ini disebut determinan Jacobian, yang ditulis sebagai Bore 2, G, 4) 3 ——--|—, G, G - 3.6.5) 9%, y, 2) oY HL HY HL (3.6.5) dibaca lengkapnya sebagai determinan Jacobian dari F, G, H atas x, y, 2, maka persamaan (3.6.4) dapat dinyatakan dengan a(F, G, H) oF, G, H) ax My. ay Ax, u 2) aK y. D Dari pernyataan di atas, kita dapat simpulkan : 1, Jika terdapat 1 persamaan dengan 2 variabel dy F, dx _ 2, Jika terdapat 1 persamaan dengan 3 variabel F (x, y, 2) = 0 maka dz F dz. F * y =- dan ——— = - dx F, dy F, F (x, y) = 0 maka 66 3. Jika terdapat 2 persamaan dengan 3 variabel. Foy, z)=0 G (x, y, z)=0 maka ae, G) 99, 9 dy oF, G) ay, 2) dz dx 0 (F, G) , . dengan = me 3G G, , G 4, Tika terdapat 2 persamaan dengan 4 variabel F@y,2z,)= 0 Gay zp =0 maka af, G) oF, G) x ey) ax ay) a =| «XE, G) ot a(x, y) (x, y) a, G) a, G) ay a2) gy awd % a, G) a «AF, GG) Ax, y) a(x, y) Contoh : 361. fe +y4eeP+Paa x+y+z+t=b,a, b= tetap ox ax 8} Tentukan ae dz ot oe at Dapat diselesaikan dengan 2 cara Cara I (Pakai rumus) Fax+y+z+t-a G=xty+z+t-b 67 —— dan ot oz Cari sendiri ! Cara II Differensial parsial x, y terhadap t dari ke z persamaan untuk mencari ox oy dan ——— at ot ox ox +2y +2=0 at at Ox oy 1 +1 +1=0 at at j~2t 2y| ax |-1 1 2y — 26 yrt at |2x ay! 2x-2y x-y 11 2x = oy 1-1 2t — 2x t-x a = = Untuk mencari dan i coba sendiri ! | a az 3.6.2. xy txztyz=5 3.6.3, _ or Ry or 2e* cos @ —— - e* sin 8 —— ox. ox . or 008 0 = 2e* sin @ —— + e* cos 8 —— ox ox -e* sin 8 e* cos 8 1 or | 0 e* cos ® ox. 2e¥cos 8 -e* sin @ 2e*sin@ — e* cos 8 2e* cos? @ + 2e* sin? 0 cos 8 oF de 40 0 = 2c cos @ ——— ~ e* sin @ dy dy dr a0 1 = 2c sin @ —— + e* cos @ dy dy dre sin@ — sin® dy e® Oe d0_2e* cos @ cos 8 Sa dy 2e* e* d0 2e*sin@ sin ® de® e* Soal-soal : dz a | 1. Tentukan dan —— dari dx dy oo: @ z= -2 yx (b) 2 =x) + 3xy 43x +y? (©) 2 = cos 3x sin 4y x @ z= are cotg —— y (©) 2° — 3xy? + 6xyz = 0 a de 2. (a) Jika z = Vx? + y? ; tunjukkan x ~~ + y = . dx dy y 4 4: (b) Jika z= In (x? + y?)"?; tunjukkan x 2 4 y S221 & ay 4, ¥, (©) Jika z= ¥ sin +e “cos —, tunjukkan y x (@ Sika z = (ax + by)? + em + sin (ax + by) dz dz tunjukkan : b —— dx dy Tentukan persamaan garis singgung (a) pada Parabola z= 2x? - 3y?, y = 1 pada titik (-2,1,5) (b) pada Hyperbola z = 2x? — 3y?, z = 5 pada titik (-2,1,5) Tentukan differensial total dari (a) z= xy? + 2x’y (b) 6 = are tan iy? : © ze ty @ z=x(e+y) ? @) uexry ax x = 30 } Tentukan —— = y= 20° dt (b) w= x cos y +y sin x x =cos 2t y =sin 2t ‘Tentukan 2 ot a: 0; : (©) Tentukan dan 2 dari ds at z= xt-2y! x= 3s + 2t y = 2s -3t (d) Juga untuk z = x? + 2y? x= sin s +.cos t y = cos s-sint (e) z= sin (4x + 5y) xestt yss-t n y=t+ 2st (6) Jikau (7) Jikaz= x" f oe) Tunjukkan : de de x a ak ay ™ 3.7. TURUNAN PARSIAL ORDER TINGGI oz Turunan parsial —— dati z = F (x, y) boleh diteruskan turunan parsialnya x terhadap x dan y menjadi turunan kedua a | ae ™ aa ee a = n=) . Juga > bisa didapatkan turunan kedua terhadap y dan x ly oz 9 az a WF Ty Gy Fem 2%, "Ox ay” Jika z = F(x, y) dan turunan parsielnya kontinu maka berlaku | dx dy dy dx Contoh : 1 z= x94 3xy?+ y? az az —— = 3x? + 3y? ; = 6xy + 3y? ax ly ida eel ore Ox? ax Ox. ox. eee ey) 6c ay? dy ay” oy ez a az a aroyiator dove aur i Pe? 8 gay ayye aon ay; forts ay v= 6 (6xy + 3y?) = 6y 2. 2=xsiny—y cos x a : Gre CS a wz a | ' mR CG =a Gin y + y sin x) = + y cos x a az : y Ge Gy ors 005 9) =m sin y ez az a Se po =cos y + sin x oz ao a a . =— (—) = — (siny + y sip x) adyax dy ox ay = cos y + sinx Soal : 8. Cari untuk fungsi-fungsi di bawah ini ez 0% oz ez “Ox? " ay? * Ox dy ” dy ax (a) z= 5x?- dy + y? yt x y (b) z= (©) z= sin 3 x cos 4y x (@) z= are cos — y oz 0 & 9 @) Jikaz=—2~, tunjukkan x@ ——” + any 22 4 yp» 2 20 y an Ox dy ay? (b) Jika 2 = e® cos By dan B = + ay, tunjukkan bahwa ee a cas ox? ay? (©) Jika z = e* (Sin x + cos y), tunjukkan bahwa ez Pz az. ice can oad Ox? dy? at (4) Jika z = sin ax sin by sin kt Va? + b? tunjukkan bahwa a em oz ae ax? dy? PERSAMAAN DIFFERENSIAL Definisi : Suatu persamaan differensial persamaan yang mengandung variabel-variabel x, y serta turunan-turunan y terhadap x + F (xy, ae an sone) =O , (1) dx dx? Order dari suatu persamaan differensial adalah order tertinggi dari turunan. misal : ay dy +2—--8y=0 dx? dx a 2. dy=(Qx+y)dx ay ae + 2y =0 dy +3 ore 78 Pada contoh 1 persamaan differensial disebut persamaan differensial order 2. Pada contoh 2 persamaan differensial disebut persamaan differensial order 1 Pada contoh 3 persamaan differensial disebut persamaan differensial order 2 derajat 3. Solusi jawab) dari persamaan differensial ialah suatu hubungan antara variabel- variabel yang mana tak mengandung turunan dan memenuhi persamaan differensial. dy Jadi solusi dr F(x, y _ reais 0 dx" dx? i) adalah y = F(x,c) atau f(x, y) =¢ Solusi umum dari persamaan differensial order n adalah suatu solusi yang mana mengandung maksimal n buah konstanta sembarang ditentukan ¥ = FO, ©, C,...¢,) ata FUR, Ys Cy Cy vn C,) = 0 (2) 4.1, PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDER SATU Bentuk umumnya ialah dy F (x, y, —) =0 Gs y. a Bentuk umum ini dapat ditulis juga sebagai dy — =F, ax (% y) Bentuk sederhana dari persamaan differensial order 1 ialah dy nF ox (x) dimana solusinya mudah dicari dari rumus-rumus integral sebagai berikut : dy — = Fix) a dy = F(x) dx y=] FW dx = Gq +e 76 misal : a Do sinx +e +X? dx dy = (sin x + & + x?) dx y =J (sin x + e* + x?) dx y=-cosxt se +, x +0, Dari persamaan (1.1.2) dy — =F(x, ox (% y) dy — F(xy) dx = 0. M «x y) Ny) M(x, y) dx + N(x, y) dy = 0 Jika F(x, y) = - maka persamaan (1.1.2) menjadi yang merupakan bentuk lain dari persamaan differensial order 1. Dari bentuk (1.1.4), jika M (x,y) = f,(x) g,(y) dan N(xy) = £,(x) g,(y) maka (1.1.4) menjadi £,(x) g(y) dx + £00 8,0) dy = 0 atau £,(x) _ 8,09) ay £,(x) 8) = (115) =0 1.1.6) Bentuk (1.1.5) menjadi (1.1.6) disebut persamaan differensial terpisah, karena variabel-variabelnya dapat dipisahkan. Jawab dari persamaan (1.1.6) ialah J £0) ne 5 80) _ c £0) 8,9) +. (L.7) Contoh-contoh : 1 78 x dy -ydx=0 d: dx ss S y x dy dx y ’ x Iny-Inx=c mn =n, x yx = C, atau y = C,x adalah solusinya. dy 1+y? dx 1+ dy dx T+y Tex dy dx tty * tex are tan y = arc tan x + C +C Kalau diteruskan, maka arc tan y = arc tan x + arc tan C, y = tan (arc tan x + arc tan C,) x+C, 1-Cx y Gy | iy y ee dx xy? (1 + x?) xy? (1 + x2) dy + (1 + y3) dx =0 y'dy dx +——— =0 1+y? x(1 + x?) jt y a dx ley’ xdex) 1f d tj sty) (1 + y*) J& x dx =0 yy l+y? 1+x d(1 + x) Ainlisyleintixt-Lf 222 3 1+x Inx(l+y)@-% nl +x)=C Inx (1 +38 - In (1 + x2) = nC, x+y x(1+ yy x+y? =n, = C, atau =C, (,=C,9 dy sin’y “dx costx dy dx simy coex ds dx J ca “J cae -ctgy =tanx+C Dari bentuk persamaan : differensial M(x,y) dx + N(xy) dy = 0 f (Ax, Ay) = 2° f(x, y) y = vx, maka dy = vdx +x dv 0 maka persamaan differensial ini disebut homogen, jika M(x,y) dan N(x,y) adalah ho- mogen dengan derajat n jika berlaku 1.1.8) Cara mencari jawab dari Persamaan differensial homogen ialah dengan memisalkan a9) 79 Contoh : 5. 2xy dy = (x?- y?) dx Persamaan differensial ini homogen order 2, karena M (xy) = x2 y? MAAx, Ay) = A?x? - Ay? = Vey’) = M(xy) Selidiki sendiri untuk N(x,y) = 2xy misalkan y = vx maka dy = v dx + x dv, kemudian substitusikan ke soal. 2x (vx)(v dx + x dv) = (x? - vx?) dx bagi dengan x” 2v (v dx + x dv) = (1 - v4) dx (2v? - 1 + v?) dx + 2xvdv = 0 (Gv? - 1) dx + 2xvdv = 0 vdv dx i 3v?- 1 x fsoved fe 2 ‘h 3ve-1 ¥, In Bv? - 1+ In Ixl = In C, In x Bv?- 1)! = In C, % Gv-1)=C, a) _ 8 BZ-D=G, 3xy?- x3 = C, 6. x sin (y dx + x dy) + y cos (x dy - y dx) =0 x x 80 Selidiki sendiri bahwa Persamaan differensial di atas adalah homogen a i ==s=sS x substitusi : x sin v (vx dx + xv dx + x’dv) + vx cos v (xv dx + x2 dv - vx dx) = 0 dibagi dengan x? menghasilkan sin v (2v dx + xdv) + v cos (x dv) = 0 2v sin v dx + (x sin v + xv cos v) dv = 0 2v sin v dx + x (sin v + v cos v) dv =0 dx sinv+vcosv 2— + —___—_d=0 x v sin v dxf siny + v cos v 5 |) ee x vsinv dx dv cos v dv JS Jose ec x v sin d (sia v) 2inixteinivis) 2 2c, sinv In vx? + In I sin v! = In C, vx? sin v = C, atau Il xy sin = C, I] merupakan solusi dari persamaan differensial x 7. (x? 2y?) dy - 2xy dx = 0 dengan memisalkan y = vx (karena merupakan persamaan differensial homogen didapat (x? - 2x*v2)(xdv + vdx) - 2vx? dx = 0 (1 - 2v9) (xdv + v dx) - 2v dx = 0 (v - 2v3 + 2v) dx + (I - v4) x dv =0 ox = v4) dv x 3v-2v) dx (= 2v) dv _ x v3 - 2v’) 82 j2 dx [aos 2v?) dv vG-2v) 4 4 [% Jaf oe x Vv 3G - 2v4) 1 4 dQ - 2 intxt+—Inivl-—+( js 3 3 3-20 1 In xvi +n 3- vel = In, In x v3 3 - 2v4)!8= In C, xv23-2v)9=C x¥v (3 - 2v4) =C, y (3x? - 2y) = C, adalah solusi dari persamaan differensialnya. Pandang bentuk Persamaan differensial biasa order 1. M (xy) dx + N(@xy) dy = 0 oo Persamaan differensial ini disebut EKSAK jika berlaku : aM aN . (14) (1.1.10) dy ox Persamaan (1.1.4) adalah differensial total dari z = F(x, y) dengan dz = 0 we (LL) Jadi solusi umumnya order z = ¢ atau F (xy) = C Dari; 2 = F (x, y) = C maka F ac OF ay =e =0 ax ay Kita dapatkan dari persamaan M dx + N dy = 0 yakni aF x _ OF f Dari S— = M ==> F= J Max + Qy) x Jika f diturunkan ke y kita dapat aF a F = ( Jain + 00 } aF sedang = Ne maka a 3 | Ju ox + Qy)} = Ny) y atau : a —{ Ju Ox} + Q’(y) = N(x,y) oy Dari sini akan dapat tentukan Q(y) Contoh : 8. Selesaikan persamaan differensial : (2 + y) dx (x3 + d) dx =0 M=xr+y ; N=y+x oM oN Se ay ax ~. PD ini adalah eksak F=f[@+y)dx+Q) Fas, x3 + yx + Qy) Turunkan F terhadap y dengan menganggap x tetap, ro . (1.1.13) oF oF — =x + Q'(y) , sedang —=N=yi+x ay ay ©. didapat persamaan identik x+QQ)ax+y’ ~Um=y¥ Qy) = 14 yt Jadi solusi dari PD eksak di atas (1.1.14) 1 1 Fox +¢xy+—y'=C 3 OaraA atau jika PD di atas adalah eksak, maka diselesaikan dengan cara lain sebagai berikut (2 + y) dx + (y3 +x) dy =0 Xx dx + (y dx + x dy) + y? dy =0 x? dx +d (xy) + y? dy =0 d(x) +dy+d( y) =0 [dQ @+xy+%,y)=Jac Ws, e+ xy + y= Cll 9. (x + e% sin y) dx - (y + e* cos y) dy = 0 Selesaik: ag. aM aN M=x-+e*sin y ==> —— =e*cos y, N= -y - e* cos y ==> — = e* cos y ay ox © PD adalah eksak oF ' — sM=xteXsiny ax F=/, x2-e%sin y + Qy) F turunkan parsial ke y oF s— = 0% cos y + Q’(y), sedang oy oF [ ae y Kita dapat identitas -e* cos y + Q’(y) -y | Vy Qy)=-hy | 2. Solusi PD eksak F='/xt-e%siny- 4%, y2=C Atau dengan cara lain (karena PD eksak) (x + e* sin y) dx - (y + e* cos y) dy = 0 x dx + e* sin y dx - e* cos y dy - y dy =0 x dx - d (e*sin y) - y dy =0 | d (V,x2) - d (e* sin y) - d (hy) = 0 | d (¥,x2- et sin y - 7, y2) =0 | Y, 8-e* sin y -¥, y= C 84 Catatan : Jika kita telah mengetahui PD adalah eksak, maka cara terakhir adalah lebih cepat asalkan mengetahui turunan-turunan seperti 1. d(xy) =x dy +y dx x dy-ydx 2 @@y x dx -x dy 3. diy -2 FS" y x dy - y dx 4 (are ten 2) = SOY x x+y? d (x2 + y?) = 2 (x dx + y dy) 1 xdx+y dy —d { In? + y)} = ————_ 5 { In? + y)} way Contoh : 10. x dy + y dx = 2x? y dx Kombinasi x dy + y dx memberi suggesti sama dengan d (xy) atau dapat juga x dy +y dx xy d (In xy) = Untuk soal di atas tak dapat ruas kiri menjadi d (xy) karena ruas kanan ada variabel x,y. Oleh karena itu dilakukan pembagian dengan xy, sehingga ruas kanan hanya ada variabel x saja x dy +y dx xy d (in (xy) = d (+ C) Ini xyl=x7+C Suatu persamaan differensial order 1 M dx +N dy = 0 disebut non eksak, jika tak berlaku = 2x dx aM _ aN — = — atau dy ox aM aN ay ox 85 PD non eksak dapat dibuat menjadi PD eksak dengan cara mengalikan PD non eksak dengan suatu faktor yang disebut faktor integrasi (x,y) <. M dx +N dy = 0 non eksak kalikan dengan pL | }.M dx +p. N dy = 0 PD eksak maka berlaku OHM) — O(N) dy Ox Dari sini akan kita dapatkan faktor integrasi jt sebagai berikut oM a oN cl I not (1.1.14) a ee Bay aye ae ok aM aN aM aN, Hg ay 3x a. 27 oy Hyg aH OM aN BEN Oy ey OM ON lengan — - — # =o) ES Jika p hanya merupakan fungsi x saja, maka O maka Contoh : I. x dy + Gy-e) dx =0 dengan faktor integrasi f(x). Cari solusinya Jawab : oM M=3y-e > —=3 ay an Nex 35- Oe Op ox Ox bo oM ON St ay ox. op 2 = x ow Ox ros an ax Jadi PD yang baru, menjadi x dy + By - e) x2dx =0 x? dy + 3x¢y dx - xe dx = 0 d (ey) - we" dx = 0 Jd @y) - J er dx = 0 xy - (et - 2xe* + 2e") = C x¥y - xe" + Ixet- 20% = C adalah solusinya ! : 87 ee 12. Selesaikan : Gy +y- 1) dx +x dy =0 Jawab : aM. M=xyt+y-1;—=x41 ay N Ny Bxjs-s : ax aM | aN —— # —— di sini faktor integrasi merupakan f(x). ay” ox cy hee ax pe x _ oH wa a ie uw Inp=x Het PD baru : e (xy +y- 1) dx - etx dy =0 e'y (x + 1) dx + ex dy - e* dx = 0 d (e* xy) - etdx = dC e(xy-1)=C Soal-soal : (x? - y) dx - x dy =0 y (x - 2y) dx - x2 dy =0 (x2 + y?) dx + xy dy =0 (2 + y?) dx + Oxy dy =u (x + y cos x) dx + sin y dy = 0 (1 + e®) dp + 2p &% dd =0 Awe wy 10. i. 12. 13. 14. 15. dx - Vat - x2 dy = 0 (2x + 3y + 4) dx + (3x + 4y +5) dy =0 1 y (-—_) ax + x(x+y) x+y cosec x tan x dy - (y cosec x - tan’x) dx = 0 + 2y (x + 1)) dy=0 x dx + y dy = (x? + y?) dx (2y - 3x) dx - x dy =0 (x - y?) dx + 2 xy dy =0 y dx - x dy +Inx dx =0 (Bx? + y?) dx - 2 xy dy =0 4.2, PERSAMAAN DIFFERENSIAL LINIER Bentuk persamaan differensial linier adalah dy —— + y P(X) = Q&) dx atau : dx — +x Py) = Qy) dy Cara mencari solusi dari (1) “dx du ae + v —— ; substitusi dx u— dx ke (1) didapat dv du UY tv PO) = Q00 dx x dv u—+#+v (2 + PO) = O@) dx dx .. (4.2-3), dimana u dan v merupakan fungsi dari x Agar supaya persamaan ini dapat diselesaikan, maka ou PQ =0 © Lupe dx du — + P(x) dx =0 5 J 2+ Jee ar=0 u tin u =~ J Pe dx [P00 de u=e Untuk mencari v, substitusi (5) ke (4) # dy +C, 1 —+C, y — Vis cy! 4 ee a V1+C, y? y dy ———— = dx _ J y dy J ————— = J x Je Vi + Gy =Cx+C, Cx +oj=1+¢y —— 6. Selesaikan +3 dx? qd d di Py ly -1wy=0 ix Jawab : dengan memisalkan y = e™ didapat persamaan : m + 3m-10=0 (m + 5) (m2) = 0 m, =-5; m,=2 Jadi solusinya : y = C, e** + C, &% & d PY 5s 26 dx? dx dengan memisalkan y = e™ didapat 7. Selesaikan m? + 5m =0 m(m+5)=0 m, =0 m, =-5 101 102 Jadi solusinya : y =C,e* + Ce atau y = C, + C,e* é 4 fy | ae dx dengan memisalkan y = e™ didapat Selesaikan m-6m+9=0 (m-3)=0 m, = m, = 3 maka solusinya : y = (c, + ¢, x) e* Selesaikan persamaan a d Sg Dasyeo dt dx dengan memisalkan y = e™ didapat m?-2m+5=0 (m-17+4=0 (m- 1 + 2iXm— 1-21) = 0 m,=1-2i m, = 1+ 2i Solusinya : y =C, elt 4 C2 eftran = Ce e+ Cor, et = C, €* (cos2x - i sin 2x) + C, &* (cos 2x + i sin 2x) =e {(C, + C,) cos 2x + (Gi - C,i) sin 2x)} = e*(A cos 2x + B sin 2x) Rumus : C ** = cos x + i sin x 10. Selesaikan persamaan d 4 SY ig Y nyerst xt dx Mencari jawab komplementer, persamaan differensialnya : d 4 4 _aryco ax? dx Dengan memisalkan y = e™, didapat m— 4m - 21 =0 (m - 7)(m + 3) = 0 Jawab komplementer : y= C,. e* + C, e* Mencari solusi partikulir, di sini C(x) = x2 +1 maka dimisalkan y =Ax?+ Bx +C; sehingga y’ =2Ax +B y"=2A Substitusi ke dalam persamaan (soal) di dapat 2A — 4 (2Ax + B) - 21 (Ax?+ Bx + C)=x2+1 -21 Ax? + (8A =-21B) x + 2A -4B-21C)=x°+1 i -UAs1 3 As-—— 2 8 8 -8A - 1B =0 > 5 -- 2B >= 441 2 32 2A ~ 4B - 21C = 1 3 - ——--—_-2IC = 21 441 551 ~~ 9261 103 1. Jadi jawab partikulir : 8 551 x? + —— x + ——_ 21 441 9261 Jawab umum dari persamaan : y 1 De a Selesaikan persamaan &y ax Jawab : mencari solusi komplementer + 4y =sin x + 4y = 0, dengan memisalkan : dx? y = e™ didapat m+4=0 (m + 2i(m = 21) = 0 m, = 2i m, = -2i Jawab komplementer : y =C, e*+C,e% y =C, (Cos 2x +i sin 2x) + C, (cos 2x ~ i sin 2x) y =(C, + C,) cos 2x + (iC, - iC) sin 2x y = A cos 2x +B sin 2x Mencari solusi partikulasi, misalkan y =C, cos x +C, sin x, sehingga y’ =-C, sin x + C, cos x y” =-C, cos x- C, sin x Substitusi ke persamaan, didapat 43C, cos x + 3C, sin x = sin x xt 441 551 9261 12, Jawab partikulasi : y = '/ sin x Jawab umum : y =Acos 2x +B sin 2x + ¥/, sin x Selesaikan : d di BY gD gy a ae dx? dx Jawab : ay dy oo - 3 —— - 4y = 0 untuk mencari solusi komplementer. ax? mis : y = e™ ; substitusi ke persamaan menghasilkan : m’-3m-4=0 (m - 4\(m + 1) =0 m, = 4, m,= 1 Solusi komplementer : y=C,e%+C,e* Untuk mencari solusi partikulir misalkan : y = De, karena C(x) = 3e™* y =D y? = 4D & Substitusi ke persamaan di atas (soal) 4D e — 6D e* — 4D e* = 3 &® ~D=3 D=-%, Solusi partikulir adalah y=-', *. Solusi umum persamaan adalah y =C, e*+C, er—-'/, &* 105 Soal-soal Selesaikan persamaan differensial order 2 berikut ini : dy 1, —> =3x+2 dx? wy 2 ex cama ie ( ) e 3, 2 =-9 cos 3x = ¢ 4 Ae eo a ¢ 4 (ee ox dk ay 4 6. yw ge dx dx wey ly 7. 3 4220 ax? a ¢ 4 s 3 ax? ay a +2—+y=0 dx a fy 4 = 0 a ax d 4 1, 4 9 sy ox 43 ae dx ay 12. + dy = Bet ey gy ‘ 13. 6S oyaxtes de dk a&y . 14, + = cos 2x +2 sin 2x dx? 108 4.4. LEBIH LANJUT TENTANG PERSAMAAN DIFFERENSIAL LINIER BENTUK UMUM PERSAMAAN DIFFERENSIAL LINIER ORDE n Bentuk umum persamaan differensial orde n adalah pi ae dy $0) Spt AOD FF AOD = ROD) rr (44-1) aa Suatu persamaan differensial yang tidak dapat dituliskan dalam bentuk ini dinamakan taklinier. wy dy Contoh 1. x a +3 =z 2xy =sin x adalah suatu persamaan linier orde dua. x IK dy Contoh 2. a ] (> af “y. + xy = e* adalah bukan suatu persamaan linier orde dua. Jika R(x) di, ruas kanan (1) diganti nol, maka persamaan differensial yang dihasilkan dinamakan persamaan komplementer, tereduksi atau homogen. Jika R(x) # 0, maka persamaan tersebut dinamakan persamaan lengkap atau tak homogen. di Contoh 3. Py oy dx ft Xe t3 gp 7 Pay = O adalah persamaan komplementer,tereduks atau homogen dari persamaan tersebut, Jika a(x), a,(x),. . ., a,(x) adalah Konstanta, (1) dikatakan mempunyai koefisien Konstanta; dalam hal lain dikatakan mempunyai koefisien peubah. TEOREMA KEUJUDAN DAN KETUNGGALAN Tika a(x), a(x), .. . , a,(x) dan R(x) kontinu pada selang Ix - x, < 8 dan a(x) = 0, maka ada satu dan hanya satu penyelesaian dari (1) yang memenuhi syarat ws (4.4-2) YO) =¥o VODEY ye ---> YASS ye? 107 LAMBANG OPERATOR Kadang-kadang baik sekali untuk menggunakan lambang Dy, D’y, ..., D*y untuk dy dy ay : 5 menyatakan ——, ——,.. , —~. Lambang D, D2, . . .D* dinamakan operator diffe- dx’ dx ax rensial dan bersifat sama seperti besaran aljabar. Dengan menggunakan lambang ini, kita menuliskan (1) sebagai [a@)D" + aQ)D +... +a @OD + aly = RO) eee (4.4-3) atau disingkat oD)y = RO) dimana $(D) = a,(x)D" + a(x)D™! +... + a, ,(x)D + a(x) dinamakan operator suku banyak dalam D. ey dy : er ’ Contoh 4. x > +3 G— ~ 2ny = sin x dapat ditulis sebagai (xD* + 3D - 2x)y = K sin x OPERATOR LINIER Suatu operator L dinamakan operator linier jika untuk suatu konstanta A, B dan fungsi u, v di mana L dapat digunakan, kita mempunyai hubungan L(Au + By) = AL(u) + BL(v) Operator D, D?, . . . dan (D) adalah operator linier (Lihat Soal 3.3). TEOREMA DASAR PERSAMAAN DIFFERENSIAL LINIER Untuk menentukan penyelesaian umum dari oD)y = Rx) sesserees( 4) di mana R(x) # 0, misalkan Y,(x) penyelesaian umum persamaan komplementer tere- duksi atau homogen BD)y = 0 anes (4.4-5) 108 Kita seringkali menyebutkan Y,(x) sebagai penyelesaian komplementer atau penyele- saian homogen. Berikut ini kita mempunyai teorema penting yang kadang-kadang dina- makan prinsip atau teorema superposisi. Teorema 3-1. Penyelesaian umum (4) diperoleh dengan menjumlahkan penyelesaian komplementer Y,(x) ke suatu penyelesaian khusus Y,(x) dari (4) yaitu y= ¥,@) + Y,0) Contoh 5. Penyelesaian umum persamaan (D? - 3D + 2)y = 0 adalah y = c,e*+ c,e* dan suatu penyelesaian khusus dari (D? - 3D + 2)y = 4x? adalah 2x? + 6x + 7. Maka penyelesaian umum dari (D? — 3D + 2)y = 4x? adalah y = c,e* = ce — 2x? + Ox +7. Berdasarkan teorema ini, jelaslah bahwa kita dapat memandang secara terpisah terhadap masalah menentukan penyelesaian umum persamaan homogen dan penyelesaian khusus persamaan takhomogen. KETAKBEBASAN LINIER DAN DETERMINAN WRONSKIAN Suatu himpunan n fungsi y,(x), y,(%), - . . . y,() dikatakan takbebas linier pada suatu selang jika ada n konstanta c,, c,, . . .. ,, yang tidak semua nol, sehingga kesamaan cy,(x) + Gy,(x) +... + oy,(0) = 0 berlaku pada selang itu. Jika tidak demikian himpunan fungsi itu dikatakan bebas linier. Contoh 6. 2e*, Se*, e~* tak bebas linier pada suatu selang karena kita dapat menen- tukan konstanta ¢,, ¢,, ¢; yang tidak semua nol sehingga c,(2e*) + c,(Se*) + ce) = 0 identik untuk c, = -5, ¢,=2, ¢, = 0. Contoh 7. ¢* dan xe* bebas linier karena c,e* + c,xe* = 0 identik jika c= 0 dan c, = 0 Teorema 3-2. Himpunan fungsi y,(x), ¥,(0), -. . y,(*) (diandaikan mempunyai turunan) adalah bebas linier pada suatu selang jika dan hanya jika determinan y,(x) y,(x) BACs) Wp Yo s+ ¥) =] YQ) y’ (x) y’ (x) y,@Q) yD) y.-00) yang dinamakan Determinan Wronskian dari y,, . . . y, tidak nol pada selang tersebut. Teorema terakhir ini sangat penting dalam hubungannya dengan penyelesaian homogen atau persamaan tereduksikan. Teorema 3-3, _(Prinsip superposisi). Jika y,(x), y,(x), . » Y,(X) adalah n penyelesaian bebas linier dari persamaan linier orde-n $(D)y = 0, maka y = cy, (x) + cy,(x) +... + cy) di mana.c,,c,,..., c* adalah konstanta sembarang, adalah penyelesaian umum $(D)y = 0. PENYELESAIAN PERSAMAAN LINIER DENGAN KOEFISIEN KONS- TANTA Catatan berikut dapat digunakan untuk menentukan persamaan umum (1). Penye- derhanaan khusus terjadi bilamana persamaan tersebut mempunyai konstanta dan seka- rang kita bahas kasus ini. Dua prosedur umum yang digunakan pada kasus ini adalah yang tidak menggunakan teknik operator dan yang menggunakannya. Untuk setiap kasus terdapat metode untuk menentukan penyelesaian komplementer dan penyelesaian khususnya, dan keduanya kita gabungkan dengan menggunakan Teorema Dasar 3-1. TEKNIK TANPA OPERATOR 1. 110 PENYELESAIAN KOMPLEMENTER ATAU PENYELESAIAN HOMOGEN Misalkan y = e™, m = konstanta pada (a,D" + aD"! +... + a,)y = 0 schingga diperoleh am’ +am™4...4+a,=0 .(4.4-6) yang dinamakan persamaan pembantu atau persamaan karakteristik. Persamaan ini dapat difaktorkan ke dalam a,(m - m,) (m - m). yang mempunyai akar m,, m,, ini. (m - m,) = 0 4-7) ,m,, Kita akan memandang tiga kasus berikut Kasus 1. Semua akarnya riil dan berlainan. Pada kasus ini e*, e"2*, . . ., e"«* adalah n penyelesaian bebas linier sehingga dengan menggunakan Teorema 3-3, penyelesaian yang diinginkan adalah = ce" + ce +... + Cem su(4.4-8) Kasus 2, Beberapa akarnya kompleks. Jika a, ,,..., a, ril, dan bilaman a + bi adalah akar dari (6), maka a ~ bi juga akarnya (di sini a, b riil). Maka penyelesaian yang berkaitan dengan akar a + bi dan a — bi adalah y = e%(c, cos bx +c, sin bx) (44-9) yang diperoleh dengan menggunakan rumus Euler e* = cos u + i sin u. Kasus 3. Beberapa akarnya berulang. Jika m, adalah suatu akar dengan multiplisitas (pengulangan) k, maka suatu penyelesaiannya diberikan oleh Y=, tox + oR +... 4 6,xHem* (44-10) PENYELESAIAN KHUSUS Dua metode penting untuk menentukan suatu penyelesaian khusus dari $(D)y = R(x) berikut ini sering digunakan. 1. Metode koefisien taktentu. Dalam metode ini kita mengandaikan bahwa suatu penyelesaian coba-coba (trial solution) yang memuat konstanta tidak diketahui (dinyatakan dengan a, b, c, . . .) dapat ditentukan dengan memasukkannya ke persamaan yang diberikan. Dalam setiap kasus, penyelesaian coba-coba tersebut diandaikan bergantung pada bentuk khusus R(x) yang ditunjukkan pada tabel berikut ini. Pada setiap kasus, f, g, p, q adalah konstanta yang diberikan dan k suatu bilangan bulat Cit $8) 0s pe oe Get 4 8) sin px 1 Metode di atas berlaku dalam kasus penyelesaian coba-coba yang diandai- kan tidak mengandung suku dari penyelesaian komplementernya. Bilamana suatu suku dari penyelesaian coba-coba ini dengan pangkat positif terkecil dari x yang cukup besar sehingga setiap sukunya tidak muncul lagi pada penyelesaian kom- plementernya. 2. Metode variasi parameter. Misatkan penyelesaian komplementer dari $(D)y = R(x) adalah y = cy,(x) + Gy) +... + oy,” Gantilah konstanta sembarang ¢, ¢,. . .. ¢, dengan fungsi K(x), K(x), . . .. K,(x) yang akan ditentukan sehingga y = K,y, + Ky, +. . . + K,y, adalah penye- lesaian dari (D)y = R(x). Karena untuk menentukan n buah fungsi ini kita harus menentukan n pembatas padanya dan karena satu dari pembatas tersebut adalah persamaan differensialnya harus dipenuhi, maka sisa pembatas yang harus diten- tukan adalah (n-1). Syarat yang harus dipenuhi untuk penyederhanaannya diberikan oleh persamaan Kiy,+Kiy, +...+Kiy,=0 Kiy, + Ky, +...+ Ky, =0 Kye + Kiyo? + + Ky, =0 Kiy,0-) + Kay, + + KY) = ROw/a, di mana persamaan terakhir menyatakan syarat agar persamaan differensial yang diberikan dapat dipenuhi. Karena determinan sistem persamaan di atas adalah determinan Wronskian dari y,, ¥. ++ Y, yang diandaikan tidak sama dengan nol, maka persamaan tersebut dapat diselesaikan untuk K',, K',, . .., K',, Dari sini K,, K,, . . . dapat ditentukan dengan mengintegralkan untuk memperoleh penyelesaian yang di- inginkan, Metode ini digunakan bilamana penyelesaian komplementernya dapat ditentukan, termasuk kasus di mana ay . . ., a, tidak Konstan. TEKNIK OPERATOR Bilamana a, a,,.. , a, adalah konstanta, maka persamaan $(D)y = R(x) dapat ditulis dalam faktor berbentuk a(D - m,) (D- m)... D- m)y = R@® (44-12) 112 di mana m,,. . .. m, adalah konstanta dan orde dari faktor-faktor (D - m,), . - -» (D - m) tidak dipentingkan. Hal ini tidak benar untuk a, a,,..., a, bukan konstanta (lihat Soal 3.2). Konstanta m,, . . ., m, sama seperti akar-akar persamaan pembantu (6) atau (7), dan juga penyelesaian komplementernya dapat dituliskan seperti sebelumnya. Untuk menentukan penyelesaian khususnya, metode operator, berikut ini akan sangat berguna. 1. Metode penurunan (reduksi) orde. Misalkan a(D ~ m,) . . . (D ~m,)y = Y,. Maka (12) menjadi (D - m,)Y, = R(x) yang dapat diselesaikan untuk Y,. Kemudian misalkan a(D — m,).. . (D - m,)y = Y, schingga (D - mY, = Y, dapat diselesaikan untuk Y,. Dengan melanjutkan cara ini, y dapat ditentukan. Metode ini menghasilkan penyelesaian umum jika semua Konstanta sembarangnya dibiarkan, sedangkan bila konstanta sembarangnya dihi- Jlangkan akan menghasilkan suatu penyelesaian khusus. 2. Metode Operator Invers. 1 Misalkan —— R(x) didefinisikan sebagai suatu penyelesaian khusus y, 4D) schingga (Dy, = R(x). Kita namakan 1/4(D) suatu operator invers. Dengan berpe- doman pada jajaran dalam tabel berikut ini, tenaga yang dilibatkan untuk menen- tukan penyelesaian khusus (D)y = R(x) seringkali sangat berkurang. Dalam menggunakan ini kita seringkali meezan teorema I 1 amy (RO + ERO) = er 5) R@ + ay B®) yang secara sederhana menyatakan bahwa pernyataan 1/(D) adalah suatu operator linier. 113 a DO we eroem Cae “Re” berarti “Bagian cil dasi” dan “Tin” ks 96) #0, dalam a ingen Dera “agin maj ag? . c : 114 =@+oD+.+6Den. je | G+oD+.. +6 Doe dengan mengursikan 1/9(D) dalam pang- | _karena D? + %x? =O untuk x > 0: kat dari D. (p = bilangan balat posi). : : PERSAMAAN LINIER DENGAN KOEFISIEN PEUBAH ‘Ada beberapa macam metode yang tersedia untuk menyelesaikan persamaan dif- ferensial berbentuk (1) di mana ay a,,.., a, tak-konstan. Berikut ini kita daftarkan beberapa metode penting. 1. MACAM-MACAM TRANSFORMASI PEUBAH 1. Persamaan Cauchy atau Euler. Persamaan ini berbentuk (bx"D" + BAND"! +... +b, xD + boy = R(x) di mana by, b,, . . ., b, adalah konstanta. Ini dapat diselesaikan dengan memi- salkan x = et dan menggunakan hasil xD = D, xD? = D(D,- 1), XD? = DD, - 11D, - 2)... di mana D, = d/dt, sehingga mereduksi persamaannya menjadi persamaan dengan koefisien konstanta. Kasus di mana R(x) = 0 dapat diselesaikan dengan me- misahkan y = x? dan menentukan konstanta p. 2. Kasus di mana satu penyelesaian diketahui. Jika satu penyelesaian y = Y(x) dari $(D)y = R(x) diketahui, maka penggantian y = v¥(x) akan mentransfor- masikan persamaan differensial tersebut ke dalam persamaan berorde (n-1) dalam. v.. Jika n = 2, persamaan berorde (n - 1) dalam v’. Jika n = 2, persamaan tersebut dapat diselesaikan secara eksak, Lihat Soal 34. 3. Reduksi ke bentuk kanonik. Bentuk umum persamaan linier tingkat dua y” + py’ + q@y =r) (4.4-13) dapat ditransformasikan ke dalam bentuk kanonik v" + fv = g(x) di mana f(x) = q(x) = V{LPOOP - 4p"), g(x) = r(x)el?! HR... (44-15) dengan menggunakan penggantian y = vet?! mene : (4-4-1) Jadi jika (14) dapat diselesaikan, demikian juga (13). Lihat Soal 35 dan 36. 115 Ml. Mm. Nv. PERSAMAAN EKSAK Persamaan [a,(x)D* + a,(x)D™! +... + a,(x)ly = R(x) dinamakan eksak jika a(x)D" + a,(x)D™! +... + a(x) = D(p)D™" +... + p,@)] Sebagai contoh, [a,(x)D? + a,(x)D + a,(x)]y = R(x) eksak jika dan hanya jika kesamaan a’, — a’, + a, = 0 berlaku. Lihat Soal 37 dan 38. VARIASI PARAMETER Metode ini identik dengan metode di halaman 81, yang dapat digunakan bila- mana penyelesaian komplementernya diketahui. PEMFAKTORAN OPERATOR Jika (D) dapat difaktorkan ke dalam faktor-faktor di mana setiap faktornya berbentuk p(x)D + q(x), maka metode penurunan tingkat (di halaman 81) dapat digunakan, Lihat Soal 39. METODE DERET Persamaan a,(x)y” + a,(x)y’ + a,(x)y = 0 di mana a,, a,, a, adalah suku banyak seringkali dapat diselesaikan dengan pengandaian bahwa Ye @ tox toxt+...)=E oxt di mana o =0,k <0 nu(4417) = di mana B dan c, konstanta. Masukkan (17) ke dalam persamaan differensial agar dicapai suatu persamaan untuk c, yang dinamakan persamaan berindeks (indicial equation), dan persamaan untuk konstanta cy, ¢,, . . . yang berbentuk suatu rumus rekursi (recursion formula). Dengan menyelesaikannya untuk B dan konstanta lain- nya, seringkali dapat diperoleh suatu penyelesaian berbentuk deret. Deret ini dina- ‘makan suatu Deret Frobenius dan metodenya seringkali dinamakan metode Frobe- nius. Lihat Soal 40. PERSAMAAN DIFFERENSIAL SIMULTAN Suatu sistem persamaan differensial dengan dua atau lebih peubah takbebas dan satu peubah bebas dapat diselesaikan dengan mengeliminasi satu dari peubah takbebasnya, sehingga diperofeh suatu persamaan differensial yang tunggal. Penyelesaian yang diper- oleh akan diperiksa kembali dengan memasukkannya ke persamaan differensial asalnya untuk mendapatkan bilangan yang sebenarnya dari Konstanta sembarang yang disajikan. 116 PENGGUNAAN Masalah—masalah dalam mekanika, kelistrikan dan bidang lain dalam ilmu penge- tahuan dan teknologi seringkali mencapai persamaan differensial dan dapat diselesaikan dengan metode di atas. Lihat Soal 42 - 47. 4.5. SOAL-SOAL DAN PEMECAHANNYA OPERATOR 1. Tunjukkan bahwa (D? + 3D + 2)e* = (D + 2)(D + De* = (D + 1)(D + 2)e™ (D? + 3D + 2)e% = D’e* + 3De* + 2e* = 16% + 12% + 2e* = 300% (D + 2D + Ie = D + 2(DeX + 8) = (D + 2)(de" + et) = (D + 2)(5e") = 30e D+ ND + Het = (D + 1Det + 2) = D + (de + 2e*) = D + 1)(6e%) = 30eM Hasil ini menggambarkan bahwa hukum komulatif dari perkalian operator dengan koefisien konstanta berlaku. Secara umum, hukum komulatif untuk perkalian tidak berlaku bagi operator dengan koefisien pada konstanta seperti terlihat pada Soal 2. 2. Tunjukkan bahwa operator xD + 1 dan D — 2 tidak komulatif terhadap perkalian. QD + 1D - Dy = (WD + 1’ - 2y) = xD(y’ - 2y) + (y’ — 2y) = xy” - 2xy’ + y’ - 2y (D — 2)xD + Dy = D - 2Xay’ + y) = D(xy’ + y) - 2(xy’ + y) = xy” — 2xy’ + 2y’ - 2y Maka (xD + 1)(D - 2)y # (D - 2(xD + Hy dan hasil yang diinginkan terbukti. 3. (a) Buktikanlah bahwa D, D?, D?, . . . adalah operator linier. (b) Buktikanlah bahwa (D) = a,(x)D* + a(x)D™! +... + a(x) adalah suatu operator linier. d du dv (a) D(Au + By) = —— (Au + Bv) = A—— + B——= A Du+B Dv dx dx dx sehingga D adalah suatu operator linier (lihat halaman 78). Dengan cara yang sama kita dapat menunjukkan bahwa D’, D*, . . . adalah operator linier. (b) (D)[Au + Bv) = (a,D" + a+... +a)[Au + By] a,D'[Au + By] +... + a,[Au + By] (Aa,D*u + Ba,D*v) +... + (Aau + Ba,v) = AG@D' +... +a)u+ Ba@D'+...+a)v = AgDu + BOD) sehingga $(D) adalah suatu operator linier. W7 4, Buktikan bahwa jika y,, y,,.. , y, adalah penyelesaian persamaan $(D)y = 0, maka cy, +cy,+...+¢,y, di manac,, c,,...c, konstanta sembarang juga merupakan penyelesaian persamaan itu. Kita mempunyai $(D)y, = 0, (Dy, = 0,..., Dy, =0 Maka dengan menggunakan Soal 3, OD)ley, + Gy, +... + Gy] = co(D)y, + ¢,O(D)y, +... + c,0D)y, -schingga cy, + c,y, +... +c,y, adalah suatu penyelesaian. 5. Buktikanlah Teorema 3—1 di halaman 109. Misalkan y = Y,(x) adalah penyelesaian umum $(D)y = 0, yang mempunyai n konstanta sembarang. Misalkan y = Y,(x) adalah suatu penyelesaian khusus $(D)y = R(x). Maka y = Y,(x) + Y,(x) adalah penyelesaian umum $(D)y = R(x) karena menurat Soal 3. ODIIY(X) + YC] = OD)Y,C)] + OD)LY,(0)] = 0 + RK) = RO) KETAKBEBASAN LINIER DAN DETERMINAN WRONSKI 6. Tunjukkan bahwa fungsi-fungsi cos 2x, sin°x, cos? x takbebas linier. Kita harus menunjukkan adanya konstanta c,, c,,c, yang tidak semua nol sehingga ¢, cos 2x + ¢, sin? x + c, cos? x = 0 secara identik. Karena cos 2x = cos? x ~ sin’x, kita dapat memilih c, = 1, c, = 1, c, = 1 dan hasil yang diinginkan terjadi. 7. Buktikanlah bahwa bila diterminan Wronski dari fungsi-fungsi y,, . . . y, tidak sama dengan nol pada suatu selang, maka fungsi-fungsi tersebut bebas linier pada selang itu. Andaikan tidak demikian, yaitu fungsi-fungsi tersebut tak bebas linier pada selang itu. Maka ada n konstanta c,, . . ., c, yang tidak semua nol sehingga cy, +... + oy, =0 1) secara identik. Dengan pendiferensialan berturut-turut kita sampai pada kesamaan Sekarang selesaikan sistem n persamaan (1) dan (2) untuk memperoleh jawaban Cy ++» ©, Yang tidak semua nol, kita harus mendapatkan Karena W # 0 menurut hipotesa, pertentangan ini menunjukkan bahwa fun, tersebut tidak dapat takbebas linier, sehingga haruslah bebas linier. ‘ungsi Buktikanlah bahwa jika fungsi-fungsi y,, .. .. y, bebas linier pada suatu selang, maka determinan Wronskinya tidak sama dengan’ nol. Andaikan tidak demikian, yaitu determinan Wronskinya nol untuk suatu nilai khusus x, pada selang itu. Perhatikan sistem persamaan cy) +... Gy (x) = 0 yy) +... + GY,’ (Xp) 0 ey, +. Karena determinan Wronskinya nol, kita lihat bahwa sistem ini mempunyai penye- lesaian cy, . . . ¢, yang tidak semua nol. Sekarang misalkan y soy (x) +... + ey,(X) (2) Tita y,(x), - « ¥,(x) adalah penyelesaian Q(D)y = 0, maka menurut Soal 4; (2) juga penyelesaian dari $(D)y = 0 yang dapat dilihat dari persamaan (1) memenuhi syarat ¥(K,) = 0, ¥'(K,) = 0,.. « ¥(K,) = 0. Tetapi y = 0 memenuhi 6(D)y = 0 dengan syarat yang sama. Jadi menurut teorema ketunggalan di halaman 44, ini mengakibatkan bahwa penyelesaiannya hanya y = 0, yaitu 5 cy, +... + ey,(x) = 0 dan dari sini kita lihat bahwa y,, . . ., y, takbebas linier. Karena y,, . . ., y, bebas linier menurut hipotesa; pertentangan ini menunjukkan bahwa determinan Wrons- kinya tidak dapat nol untuk x, dan hasil yang diinginkan terbukti. Soal ini dan Soal 7, bersama-sama membuktikan Teorema 3-2. Misalkan y,(x), y,(<) adalah penyelesaian y” + pOdy’ + q(x)y = 0. (a) Buktikan bahwa determinan Wronskinya adalah W = y,y’, - y,y’, = ce“** (b) Syarat manakah untuk ¢ yang membuat y, dan y, bebas linier. (a) Karena y, dan y, adalah penyelesaian, maka y", + py’, tay, =0, y", + py’, + ay, =0 119 Kalikan persamaan ini berturut-turut dengan y, dan y, kemudian kurangkan, diperoleh YY" — Ya") + POY’? — Ya") = 0 (1) Kemudian gunakan W = y,y’, - y,y’, dan dengan mengingat y,y”, — y,y", = dWidx, menjadi aw —+pw=0 dx yang mempunyai penyelesaian W = yy’, - yay, = cot Hasil ini kadang-kadang dinamakan Kesamaan Abel. (b) Karena e*** tidak pernah nol, maka W # 0 jika dan hanya jika c # 0. Jadi jika ¢ #0, y, dan y, bebas linier. ). Gunakanlah Soal 9, untuk membuktikan bahwa jika y, adalah penyelesaian yang diketahui dari y” + poy’ + qQoy = 0, maka suatu penyelesaian bebas liniemya adalah ens aa yay J dx sehingga penyelesaian umumnya adalah y = cy, + ©,Y, Dari (2) soal 9, setelah membaginya dengan y?, # 0, kita memperoleh a ee dx. y y, Kemudian integralkan dan selesaikan untuk menentukan y, sehingga diperoleh penye- lesaian bebas linier yang diinginkan. PERSAMAAN TEREDUKS!I ATAU HOMOGEN uM. 120 (@) Tentukan tiga penyclesaian bebas linier dari (D — 9D)y = 0 dan (b) tuliskanlah penyelesaian umumnya. (a) Andaikan y = e™ adalah suatu penyelesaian, m konstanta. Maka (D? ~ 9D)e™ = (m? — 9m)e™ bemilai nol bilamana m?- 9m = 0, yaitu m(m — 3)(m + 3) = O atau m= 0, 3, -3. 13. 15. Maka e® = 1, e%, e~* adalah penyelesaiannya. Determinan Wronskinya adalah rn as 3e*% Be 0 3e* Be] = = 54 de 9334 0 9e* 9e* schingga fungsi-fungsi tersebut bebas linier berdasarkan Teorema 3-2. (b) Penyelesaian umumnya adalah y = ce™ + c,e™ + ce = c, + ce" + ce. . Selesaikanlah (a) 2y” — Sy’ + 2y = 0. (b) (2D* - D? - SD - 2)y = 0. (a) Persamaan karakteristiknya adalah 2m? - 5m +2=0 atau (2m — 1)(m— 2) = 0 sehingga m = 1/2,2. Maka penyelesaian umumnya adalah y = ce? + c,e* (b) Persamaan karakteristiknya adalah 2m’ — m? — 5m ~ 2 = 0 atau (2m + 1) (m + 1)(m ~ 2) = 0 sehingga m = -1/2, -1,2. Maka penyelesaian umumnya adalah y = c,e*? + c,e* + c,e™ Selesaikanlah y” + 9y = 0 atau (D? + 9)y = 0. Persamaan karakteristiknya adalah m? + 9 = 0, dan m = + 3i, Maka penyelesaian umumnya adalah y = Ae* + Be = A(cos 3x + i sin 3x) + B(cos 3x — i sin 3x) yang dapat ditulis sebagai y = c, cos3x +c, sin 3x. Karena cos 3x, sin 3x bebas linier, penyelesaian ini merupakan penyelesaian umum. . Selesaikanlah (D? + 6D + 25)y = 0. Persamaan karakteristiknya adalah m? + 6m + 25 = 0, sehingga m’ = 64V36— 100 648i , 5-3 #41, Maka penyelesaian umumnya adalah y = Ae 4 BeC4* = (Ae + Be) = e*(c, cos 4x +c, sin 4x) Selesaikanlah (D* - 16)y = 0. Persamaan karakteristiknya adalah m‘ + 16 = 0, atau (m?+ 4)(m? — 4) = 0 yang mempunyai akar 2i, 2. Maka penyelesaian umumnya adalah y = c, cos 2x +c, sin 2x + ce* + ce 424 16. Selesaikanlah y” ~ 8y’ + 16y = 0. Persamaannya dapat ditulis sebagai (D? - 8D + 16)y = 0 atau (D ~ 4)¥y = 0. Persamaan karakteristiknya (m — 1)? = 0 mempunyai akar m = 4,4 sehingga e*, e* adalah penyelesaian yang berkaitan untuk akar yang terulang itu. Tetapi kedua penye- lesaian itu tak bebas linier schingga kita tidak dapat mengatakan bahwa y = ce + c,e* adalah penyelesaian umumnya karena penyelesaian itu dapat ditulis (c, + c,)e* = ce yang hanya melibatkan satu konstanta sembarang. Di sini ada dua metode yang dapat digunakan untuk memperoleh penyelesaian umumnya. Metode 1. Tulislah persamaan yang diberikan sebagai (D - 4)(D — 4)y = 0 dan misalkan (D - 4)y = Y, sehingga (D - 4)¥, = 0 dan Y, = Aye. Jadi (D - 4)y = Aye®. Selesaikan, dan kita memperoleh y = (c, + ¢,x)e* Metode ini dinamakan metode penurunan orde (reduction of order), yang menggambarkan suatu prosedur umum untuk akar-akar berulang. Dengan menggunakan metode ini, jika 4 adalah akar yang berulang tiga kali, penyelesaian umumnya menjadi y = (c, + ¢,x + ¢x2)e™ Metode 2. Karena satu penyelesaiannya, y, = e* diketahui, kita dapat menggunakan Soal 10 untuk menentukan penyelesaian linier. foo =e J © dx = xe* 4 J (ery Maka penyelesaian umumnya adalah y = ce + c,xe = (c, + ¢,x)e™ 17. Selesaikan (D + 2)(D - 3)'(D* + 2D + 5)y = 0. Persamaan karakteristiknya adalah (m + 2)(m — 3)‘(m? + 2m + 5) = 0 yang mempunyai akar -2, -2, -2, 3, 3, 3, 3, -1 + 2i. Maka penyelesaian umumnya adalah ¥ =, + ox + oe + 0, + Cx + CA? + CxO + ENC, COS 2x +c, sin 2x), PERSAMAAN TAK-HOMOGEN ATAU LENGKAP METODE KOEFISIEN TAK-TENTU 18, Selesaikanlah (D* + 2D + 4)y = 8x? + 12e* Penyelesaian komplementernya adalah e*(c, cosV3x + c, sinV3x). 122 Untuk memperoleh suatu penyelesaian khususnya andaikan berkaitan dengan 8x? dan 12e* penyelesaian coba-cobanya berturut-turut adalah ax? + bx + c dan de™, karena tidak ada dari suku ini yang muncul pada penyelesaian komplementernya. Kemudian substitusikan y = ax? + bx +c + de* dalam persamaan yang diberikan, kita memperoleh 4ax? + (4a + 4b)x + (2a + 2b + 4c) + 3de* + 8x? + 12e% Samakan koefisien yang berkaitan pada kedua ruas persamaan, 4a +8, 4a+4b=0, 2a + 2b + 4c +0, 3d = 12 Makaa=2, b=-2, c=0, d=4 dan penyelesaian khususnya adalah 2x? — 2x + 4e% Jadi penyelesaian umum yang diinginkan adalah y = e%(c, cosV3x + c, sinV3x) + 2x?~ 2x + 4e* 19, Selesaikanlah Soal 3.18 jika suku 10 sin 3x ditambahkan pada muas kanannya. Berkaitan dengan suku yang ditambahkan, 10 sin 3x; kita mengandaikan penye- esaian coba-coba yang ditambahkan h cos 3x + k sin 3x, yang tidak muncul dalam penyelesaian komplementernya. Dengan mensubstitusikan ini ke dalam persamaan (D? + 2D + 4)y = 10 sin 3x, (6k ~ 5h) cos 3x — (5k + 6h) sin 3x = 10 sin 3x Samakan koefisiennya, 6k ~ 5h =0, 5k + 6h =-10 10 ~Grr: Maka penyelesaian umum yang diinginkan adalah 12 10 y = e*(c, cosV3x + c, sinV3x) + 2x? - 2x + 4e*— — cos 3x - — sin 3x 61 61 20. Selesaikanlah (D* + 4)y = 8 sin 2x Penyelesaian komplementemya adalah c, cos2x + ¢, sin 2x. Untuk suatu penyelesaian khususnya, biasanya kita mengandaikan penyelesaian coba-coba a cos 2x +b sin 2x. Tetapi Karena suku ini muncul dalam penyelesaian komplementernya, kita kalikan dengan x untuk memperoleh penyelesaian coba-coba x(a cos 2x +b sin 2x), Kemudian substitusikan penyelesaian ini ke persamaan yang diberikan, 2 —4a cos 2x - 4b sin 2x = 8 sin 2x sehingga 4a = 0, —4b = 8 dan a = 0, b = -2. Maka penyelesaian umum yang diinginkan adalah y =, cos 2x +c, sin 2x — 2x sin 2x . Selesaikanlah (D’ — 3D‘ + 3D* - Dy = x? + 2x + 3e* Persamaan karakteristiknya adalah m> ~ 3m‘ + 3m? — m? = 0 atau m’(m — 1)? = 0. Jadi m = 0, 0, 1, 1, 1 dan penyelesaian komplementemya adalah ayes 6, FOX + (C, +O,x 40,22) Berkaitan dengan suku banyak x? + 2x, normalnya kita mengandaikan penye- lesaian coba-coba ax? + bx +c. Tetapi beberapa di antara suku ini muncul dalam penyelesaian komplementernya. Kalikan penyelesaian coba-coba ini dengan x se- hingga menjadi x(ax + bx +c) = ax? + bx? + cx, tetapi satu dari suku ini muncul juga dalam penyelesaian komplementernya. Akhimya kalikan lagi dengan x dan diperoleh ax‘ + bx? + cx?, kita lihat bahwa tidak ada lagi bentuk ini yang muncul dalam penyelesaian komplementernya, sehingga ini adalah penyclesaian coba-coba yang diperlukan. Dengan cara yang sama, berkaitan dengan 3e* biasanya kita mengandaikan penye- lesaian coba-coba de*, Tetapi karena suku ini dan juga dxe* dan dx?e* muncul dalam penyelesaian komplementernya, maka kita harus menggunakan penyelesaian coba- coba dxie*. Jadi penyelesaian coba-coba yang diandaikan adalah ax! + bx? + ox? + dx’e® substitusikan jni, dalam persamaan yang diberikan, kita memperoleh —12ax? + (72a — 6b)x + (18b — 72a — 2c) + 6de* = x? + 2x + 3e* sehingga a=-1/12, b=~4/3, c=-9, d= 1/2 dan penyelesaian umumnya adalah 1 : aye et 4 3 9x2 Y= OH OK (6, + OK + ERC + wlet — xt — oat — On PERSAMAAN TAKHOMOGEN ATAU LENGKAP METODE VARIASI PARAMETER 28 124 Selesaikanlah y” + y = sec x atau (D* + I)y = sec x. Penyelesaian komplementernya adalah c, cos x +c, sin x. Maka kita mengan- daikan penyelesaian umumnya berbentuk y = K, cos x + K, sin x dimana K,, K, adalah fungsi yang sesuai dengan perubahan x dan akan ditentukan. Pendi- ferensialannya memberikan y’ =-K, sin x + K, cos x + K’cos x + K’, sin x ) Karena ada dua fungsi, K, dan K,, maka kita harus sampai pada dua syarat untuk menentukan keduanya. Tetapi salah satu syarat ini adalah persamaan differensialnya harus dipenuhi. Karena itu kita bebas untuk merentukan syarat kedua. Kita memilih syarat ini untuk menyederhanakan (1), namakaniah K’,cos x + K’, sinx =0 .Q) Maka (1) menjadi y’ = -K, sin x + K, cos x Differensialkan lagi, y” =-K, cos x — K, sin x — K’, sin x + K’, cos x Jadiy" +y =-K’, sin x + K’, cos x = sec x Dari dua persamaan K’, cos x + K’, sin x = 0 sin x + K’, cos x = sec x kita memperoleh K’, = 1 dan K’, = -tan x. Jadi dengan mengintegralkannya, K, = x +c, K,=-In sec x +c, dan penyelesaian umum yang diinginkan adalah y =c, sin x + c, cos x + x sin x — cos x In sec x 23. Selesaikanlah (D* + 4D)y = 4 cot 2x. Penyclesaian komplementernya adalah c, + c, cos 2x + c, sin 2x. Maka kita mengatur persamaan berikut untuk menentukan fungsi K,, K,, K, dalam penyele- saian umum, y = K, + K, cos 2x + K, sin 2x cos 2x + K’, sin 2x = 0 in 2x + 2K’, cos 2x = 0 0 - 4K’, cos 2x ~ 4K’, sin 2x = 4 cot 2x Selesaikan sistem ini, kita memperoleh K’, = cos 2x, K’, = ~cos* 2x/sin 2x, K’, = ~cos 2x sehingga K, = /, In sin 2x +c, K, =~", In (esc 2x ~ cot 2x) ~ /, cos 2x + cy K,=—-"%, sin 2x +c, 125 Dari sini kita memperoleh penyelesaian umumnya y = ¢, +6, cos 2x +c, sin 2x + ¥/, In sin 2x ~ ¥/, cos 2x In (csc 2x — cot 2x) D-2 TEKNIK OPERATOR 1 24, Selesaikanlah ——— (e%) Metode 1. Misalkan et = y. Maka menurut definisinya, (D — 2)y = e atau 2 ~2y = e**, Selesaikanlah ini seperti suatu persamaan linier tingkat pertama dengan faktor pengintegralan e, kita memperoleh y = /,e% + ce*. Karena yang kita perhatikan hanya penyelesaian khususnya, Lae ee” D-2 2 Metode 2 (gunakan rumus A, di halaman 81, kerjakan seperti dalam metode I]. 1 ott wer font dcee fous ten 1 25. Tentukanlah —__—__—- (3e*). (@ +1). - 2) Metode 1. 1 1 ——___—_ (3e) = ——_ M+) O-2 D+1 1 =— [e* J ee) dx sorter Ferce ax] 1 =p bhuetse Jerre dx = Ye Metode 2. Gunakan pecahan bagian. 4 Ber) =[ che + - @+)O-d par *plaie™ 126 1 = (eo) + Dai“ y = -e%J e(e™) dx +e J e(e™)dx = 3/,e% 1 2x) =e 1 om 26. (a) Buktikanlah bahwa —— e™ + ——— jika (p) # 0. oy * Gm (b) Tentukanlah penyelesaian umum (D* - 3D + 2)y = e® dengan menggunakan hasil (a). (a) Menurut definisinya, (D) = aD" + aD"! +... +a, dimana a, a, ..., a, konstanta. Maka o(D)e™ = (a,D" + aD" +... + ae™ = (ap" + apt +... + ayer = o(p)e" 1 oa Sadi jika $(p) # 0, maka — er = o(D) 9) 1 1 e (yy ee) D?- 3D +2 GP - 3(5) +2 12 Karena penyelesaian komplementernya adalah c,e* + c,e%, maka penyelesaian x umumnya adalah y = c,e* + ce + ——— 27. (a) Buktikanlah bahwa —— cos (px + q) = 2° * sika opt) #0 27. (a) Buktikan! wa ——- cos (px + q) = ———— Jika (-p?) # oD) oP) (b) Tentukanlah penyelesaian umum dari (D? + 1)%y = cos 2 x dengan menggunakan hasil (a). (a) 9(D*) = a (D3 + (D3 +... + a, sebingga O(D*) cos (px +q) = [a,(D*)" + a(D*) "+... + a,] cos (px +q) = [a,(-p°Y + a(-p?)"! +... + a,] cos (px +q) = Op") cos (px + q) Gunakan D*{cos (px+ q)] (px + q), dan seterusnya. = =p? cos (px +), (D*? cos (px + q) = Cp? cos Jadi jika $(—p?) # 0, diperoleh hasil yang diinginkan. 1 (b) os 2) = COS 2x = > cos 2x menurut (a). 1 1 = x = ———_ +1) (441) Karena penyelesaian komplementernya adalah c, cos x + ¢, sin x + x(c, cos x +c, sin x), penyelesaian umum yang diinginkan adalah 1 ¥ =o, cos x + 0, sin x + x(c, cos x +c, sin x) + —— cos 2x 1 28. Hitunglah ————_ cos 2) mn Deb +2D-1 Kita dapat menunjukkan dengan metode yang sama seperti dalam Soal 27, yaitu D? secara formal dapat diganti oleh -2* = —4, Jadi 1 1 I 2x = 2x = cos 2: D+D+D41 "De -4+2D-1 DHS QD-5) (QD - 5) = 0095 2x = - 005 2 4D? — 25 a4) — 25 1 1 =— (2D ~ 5) cos 2x = — (4 sin 2x ~ 5 cos 2x) 41 41 29. Buktikanlah bahwa (a) D'{e"R(x)] = e(D + p)"RO), (6) @(D) [e*R(X)] = 1 1 [e"R(x)] = e* ——_—— Ri om” wep” (a) Gunakan induksi matematika. Hasil tersebut benar untuk n = 1, karena D[e*R(x) *DR(x)] + pe’*R(x) = e™(D + p)R(x). Andaikan hasil tersebut benar untuk n =k. Maka D*{e"R(x) = e(D +p)*R(x). Differensial kedua ruas, ePG(D + p)R(X), () Dk * fem R(x)] = Dle™(D + p)RO)) = e™D(D + p¥kR(x) + pe™(D + p(X) = em[(D + p)**! R)] Jadi jika hasil tersebut benar untuk n = k, ia benar pula untuk n = k + 1; tetapi karena ia juga benar untuk n = 1, maka hasil tersebut harus benar untuk n = 1, ... dan untuk semua n. (b) —— (D) [e* ROO] = a,Dle"R(x) + a,D™ {ePRO)] +... +a, = e"[a(D +p)" +(D + py +... + a IR) = em G(D + p)R(x) I (©) Misalkan > [ e"R(a)] = y sehinggs @(D)y = e"R(x), Maka (D)fe™(ye™)] = ePG(D + p) [ye] = e# R(x) atau O(D + p)lye™] = RO) 1 hit ox ———___—. RG sehingga Lee an x) 30. Selesaikanlah (D? + D)y = e% cos 2x. Gunakan Soal 29, 1 (e% cos 2x) = ¢* ——_______ cos 2x D+D (D-2~+D-2 1 1 =e ——______. 0 2x = ¢* ——___—_ cos 2x D?- 6D? + 13D - 10 ~4D + 24+ 13D - 9D -14 ——— 0s 2x = e* cos 2x 9D +14 81D? — 196 2 ot e (QD - 14) cos 2x = (9 sin 2x + 7 cos 2x) 260 ~BI1Cd) — 196 Karena penyelesaian komplementernya adalah ¢, + c, cos x +c, sin x, penyelesaian yang diinginkan adalah ex y =o, +0, cosx +e, sin x + (9 sin 2x + 7 cos 2x) 1 31. Hitunglah op=prT (x3 — x) Dengan pembagian ame dalam pangkat dari D yang semakin membesar, ae —— (84 v= G+ D at s.. ew 2D°-D+2 DD 4° 8 «16 = (x3 — x) + 7,3x? = 1) + 76x) - 7,6) Bye +324 Ux 9, 129 PERSAMAAN CAUCHY ATAU EULER 32. Misalkan D = d/dx dan D, = d/dt. Buktikanlah bahwa jika x = e!, maka (a) xD =D, (b) eD* = D(D, - I) dy dt dy de oy (a) = =— = SLY ner ® serpy dx dt dx dt dt dt dt . Maka xDy = e'Dy = Dy or xD = D, ) Dy = — = = (et %) = as @® 1 = e™D - Doy Maka x°D*y = e D¥y = (Dt - Dy atau x°D* = D2 - D, = DD, - 1), 33. Selesaikanlah (xD? + xD - 4)y = x3 Dengan transformasi x = e', persamaan tersebut menjadi {D,@, - 1) + D,- 4Jy = (e'? atau (D*, - 4)y = e* Maka penyelesaian umumnya adalah y = ce + c,e + Ye = ox? + 6.x? + 5x2. Metode lain. Misalkan y = x? dalam persamaan komplementer (x°D? + xD — 4)y = 0, kita memperoleh p(p — 1x? + px? ~ 4x? = 0 atau (p* - 4)x? = 0, yaitu = p = +2. Jadi x? dan x? merupakan penyelesaian dan penyelesaian komplementernya adalah y= Kx? + Kx Sekarang kita dapat menggunakan metode variasi parameter untuk menentukan penyelesaian yang diinginkan. KASUS DENGAN SATU PENYELESAIAN YANG DIKETAHUI 34, Selesaikanlah (1 — x®)y” ~ 2xy’ + 2y = 0 diketahui bahwa y = x adalah suatu penyelesaian. Misalkan y = xv. Maka y’ = xv’ + v, y” = xv” + 2v’ dan persamaan yang diberikan menjadi 130 dv’ 2-4x2 1 = xv" + 2 = 4xQv = 0 atau + x = (1 ~ BV" + 2 - 4x5) wt Gane & - av’ 2 2x Integralnya memberikan J —— + J (— - ) dx = ¢, a x x? yaitu Inv’ +2inx+In(1-x)=¢, atau Maka sehingga penyelesaian umumnya adalah +x x y=v=c,(—In -1)+ox 2 1-x Kita dapat juga menggunakan hasil soal 10 untuk menyelesaikan persamaan tersebut. REDUKSI KE BENTUK KANONIK 35. Dengan memisalkan y = uv dan memilih u yang sesuai, tentukanlah persamaan dif- ferensial yang berkaitan dengan y” + p(x)y’ + q(x)y = r(x) tanpa melibatkan suku turunan pertama tersebut. Substitusikan y = uv pada persamaan yang diberikan, kita memperoleh uv” + (2u’ + pu)v’ + (u” + pu” + qu)v =r Misalkan 2u’ + pu = @ schingga u = e“", Maka (1) menjadi V+ = Vp? ~ "pv = role seperti yang diinginkan. Persamaan (2) dinamakan bentuk kanonik dari persamaan yang diberikan. 36. Selesaikanlah 4x’y” + 4xy’ + (x? ~ Dy = 0. Bandingkan dengan Soal 35, p = I/x, q = (x? - 1)/4x%, r = 0. Maka bentuk kanoniknya adalah 131 vs [ \ in? v’ + "hv = 0 atau v =, cos ¥/,x + ¢, sin 9x 1 in | 0s Vx +c, sin Vx vx Jadi yy = veomm = PERSAMAAN EKSAK 37. Tunjukkan bahwa [a,(x)D? + a,(x)D + a,(x)y = R(x) eksak jika dan hanya jika kesamaan a," - a," + a, = 0 berlaku. Menurut definisi suatu persamaan eksak, maka ada fungsi p,(x), p,(x) sehingga [a,D? + a,D + ay = D(pD + p)y = [p,D’ + (p) + p,)D + Ply Maka kita memperoleh a= Py a =P + Pp =P, Eliminasi p,, p, dari 3 persamaan ini, kita memperoleh a,” ~ a,’ + a, = 0. Sebaliknya jika a," — a,' + a, = 0, maka {a,D? + aD + a,ly = [aD + aD + a,' — a,"ly = Dia,D + a, — ayy dan persamaan ini eksak. 38, Selesaikanlah (1 — x2)y” — 3xy’ - y = 1. Bandingkan dengan Soal 37, a = 1 — x, a, = -3x, a, =I dan a", —a', + a, = 0 sehingga persamaan tersebut eksak dan dapat ditulis sebagai D{(i — x,)D - xly = 1 Integralkan persamaan ini dan selesaikan persamaan differensial linier tingkat satu yang dihasilkan, dy x x+e, “ex 1-x%” 1-% kita memperoleh sin'x ¢ y -1 “Tre * Te 132 PEMFAKTORAN OPERATOR 39. (a) Tunjukkanlah bahwa operator xD? + (2x + 3)D + 4 = (D + 2)(xD + 2). (b) Gunakan (a) untuk menyelesaikan xy” + (2x + 3)y’ + 4y = e%. (a) (D + 2)(xD + 2y) = DexDy + 2y) + 2(xDy + 2y) = xD¥y + Dy + 2Dy + 2xDy + 4y = [xD? + (2x + 3)D + 4ly (b) Persamaan yang diberikan dapat ditalis (D + 2)(xD + 2)y = e%. Misalkan (xD + 2)y = Y. Maka (D + 2)Y = e* dan Y = ¥,0% + ce Sekarang dengan menyelesaikan QD + 2)y = Ve% + ce, kita memperoleh wy = 1, J xe™ dx +c, J xe™ dx + 02 = Me™ (x —,) - Nee (x +) +c, METODE DERET 40, Selesaikanlah Soal 36 dengan menggunakan metode Frobenius. & c,x* di mana kita mendefinisikan ¢, = 0 untuk k < 0. Misalkan y = 5 ox? = bo Maka y= Dk+ Pax, y= = (k + Bk +B - 1ext? tanpa menuliskan batas-batas jumlahnya. Sadi 4x2y” + 4xy’ + (0 - Dy =D 4k + BK + B - Nox +E 4k + B)oxt? + Dexter Yo xk Untuk menyelesaikan penulisan deret di ruas kanan dalam suku-suku dari koefisien x, kita harus mengganti indeks jumlah k pada deret ketiga dengan k — 2 (perhati- kan bahwa hal ini tidak mempengaruhi batas jumlah co dan eo dari indeks penjum- lahannya). Maka deret pada ruas kanan dapat dituliskan iA + BYk + B- Ne, + 4k + B)e,+ c,, — ext = E [(4(k + BY Lo, +6, Ja? Karena ini harus nol, maka setiap koefisiennya harus nol, sehingga {4k + BP - Hoy + = 0 Misalkan k = 0, Kemudian karena c_, = 0, (1) menjadi (4B? - 1)c, = 0 yang dina- makan persamaan indeks. Andaikan c, # 0, akibatnya 4B? - 1 = 0, 6 = £¥,. Kita mempunyai dua kasus, B = ',, -¥, dan pertama kita memandang nila kecil ~ ',. Kasus 1, B =~. Dalam kasus ini, (1) menjadi (4k — 17)? - Lo, + 6,, = 0 atau 4k(k - No, + ¢,, = 0 Ambil k = 1, 2, 3, 4,... dalam (2), kita memperoleh - & e403 GodeZe2del — ~, 4-605 Pe6e5e4e3e201 (2) dan dari sini jelaslah bahwa c, dan c, taktentu sedangkan cy, Cy Cy . . . ditentukan sebagai suku-suku dari c, dan c, sebagai berikut : - x & = Gy 2 Geo 39> Gear > Bears” Bese Maka penyelesaian yang berkaitan tersebut adalah y = Lox =F qxk? xin =o (x ‘2 Grass esis - x2) (x/2y*__(«/2)8 7 1x or a a cee (2/8 7 e (2) SF y ¢08 (x/2) + 2c, sin ik yang ekivalen dengan penyelesaian Soal 36. te, (x? -..) Perhatikan bahwa bentuk pesamaan ini kita tidak perlu memperhatikan Kasus 2. 6 = 1, karena kita telah siap memperoleh penyelesaian yang diinginkan. Perhatikan juga bahwa jika pertama kita memandang 6 ='/, kita tidak akan memperoleh penye- lesaian umumnya. Ciri khas ini secara umum terjadi bilamana akar persamaan indeksnya berbeda dengan suatu bilangan bulat kecuali nol. dalam persamaan lain, kedua kasusnya harus diperhatikan, yang menghasilkan penyelesaian berbentuk deret. Penyelesaian umumnya kemudian diperoleh dari deret ini setelah mengalikan setiap deretnya dengan suatu konstanta sebarang dan menjumlahkannya. PERSAMAAN SIMULTAN 41. Selesaikanlah sistem persamaan ax dy &y dx + +3x =e ~ 4 — + 3y = sin 2 dt? dt de dt Tulislah sistem ini sebagai (D2 +3)x + Dy =e%, —4Dx + (D2 + 3)y = sin 2t Model 1, menggunakan determinan. Aturan Cramer yang biasa untuk menyelesaikan persamaan linier dapat digunakan, dan kita memperoleh Cy D sin 2t D?+3| (D? + 3Xe*) — D(sin 28) 4e* — 2 cos 2t D+3 D D‘+ 10D? +9 (? + 1)? + 9) 4D D+3 D+3 et -4D © sin 2t | (D? + 3)(sin 2t) — (4D)e9) ~sin 2t — 4e* aS — = = D+3 D D‘+ 10D? +9 (D? + 1D? + 9) 4D D+3 di mana kita menghitung determinannya sehingga operator-operator dituliskan di depan fungsi. Perhatikan bahwa hasil tersebut ekivalen dengan (D? + 1)(D? + 9)x = 4e*- 2 cos 2t, (D? + {)(D? + 9)y = -sin 2t - det Selesaikan persamaan ini, kita memperoleh X=, Cost +c, sin t +c, cos 3t + c, sin 3¢ + "“e~+7/,, cos 2t y=c, cost +c, sint + c, cos 3t +c, sin 3t- Ve" + '/,, sin 2t Kita dapat menunjukkan bahwa semua konstanta sembarang pada penyelesaian terse- but sama dengan derajat suku banyak dalam d yang diperoleh dari determinan. D+3 D “4p pa3] = D+ 10D? +9 yaitu 4. Jadi ada bubungan di antara konstanta c,, ¢,, Cy C, dan Cy, C, Cy Cy. Untuk menentukan hubungan ini kita harus memasukkan nilai x dan y yang diperoleh di atas ke dalam persamaan asalnya. Bilamana kita kita melakukan ini, diperoleh C= 2c, c.=-2c, ¢,=-2e, c= 2c, Jadi penyelesaian yang diinginkan adalah = i fs \ y =c, cost +c, sin t +c, cos 3t + c, sin 3t + Vet + 7/,, cos 2t y = 2c, cos t — 2c, sin t — 2c, cos 3t + 2c, sin 3t— Yet +, sin 2t Metode 2. Kita dapat juga mengeliminasikan salah satu peubahnya, seperti x; dan meng- operasikannya pada persamaan pertama dari (1) dengan 4D, persamaan kedua dengan D? + 3 dan menjumlahkannya. Untuk menyelesaikan persamaan yang dihasilkan, kita dapat menggunakan metode koefisien taktentu. PENERAPAN 42. Suatu partikel P bermassa 2 (gram) bergerak pada sumbu x ke arah titik (0) dengan suatu gaya yang secara numerik besarnya 8x. Bilamana pada saat awal x = 10 (cm), tentukanlah posisinya pada setiap saat dengan pengandaian (a) tidak ada gaya lain yang bekerja padanya, (b) ada gaya redaman yang secara numerik sama dengan 8 kali kecepatan sesaatnya. (a) Pilihan arah positif ke kanan. Lihat Gambar 4-1]. Bilamana x > 0, gaya to- talnya berarah ke kiri (negatif), schingga besamya -8x. Bilamana x-< 0, gaya totalnya berarah ke Kanan {positif] dan besamya juga —8x. Jadi berdasarkan Hukum Newton, 2gm eS 0 Gambar 4-1 ax &x 2 —— = -8x atau de de? +4x=0 dan x = c, cos 2t +c, sin 2t 136 Karena x = 10, dx/dt = 0 pada t = 0, kita memperoleh x = 10 cos 2t. Grafik gerakan ini dapat dilihat pada Gambar 4-2, Amplitudonya (per- pindahan terbesamya dari titik O] adalah 10 (cm). Periodenya (waktu untuk satu siklus lengkap) adalah x (detik). Frekuensinya (banyaknya siklus per detik] adalah (/m (siklus per detik). Gerakan ini seringkali dinamakan gerakan har- monis sederhana. o> Gambar 3-2 Gambar 3-3 (b) Gaya redaman yang diberikan adalah -8 dx/dt, bergantung pada letak partikel. Jadi, sebagai contoh misainya x <0 dan dx/dt > 0, maka partikel tersebut berada di sebelah kiri 0 dan bergerak ke kanan sehingga gaya redamannya harus ke kiri, yaitu negatif. Menurut Hukum Newton, ax dx ax dx —— = -8x ~ 8 — atau —_ +4 +4x=0 d? dt de dt yang mempunyai penyelesaian umum x = 2c, + c,). Karena x = 10, dx/dt = 0 bilamana t = 0, maka c, = 10, c, = 20 sehingga x = 10e7(1 + 2t). Gerakan ini tidak berosilasi. Partikel tersebut mendekati O tetapi tidak pernah menca- painya [libat Gambar 4-3). 43. Suatu benda 20 kg digantung pada ujung pegas vertikal sehingga pegasnya mere- gang 20 cm. Andaikan tidak ada gaya luar, tentukanlah posisi benda itu pada setiap saat bilamana pada awalnya benda tersebut (a) ditarik ke bawah 10 cm dan dilepas- kan, (b) ditarik ke bawah 15 cm dan diberikan kecepatan awal 106 cm/detik ke bawah. Pada setiap kasus, tentukan juga periode dan amplitudonya. Misalkan A dan B [Gambar 4-4] menyatakan posisi akhir pegas sebelum dan sesudah benda W ditarik. B dinamakan posisi seimbang (equilibrium position). Namakan y perpindahan W pada suatu posisi c dari posisi seimbangan. andaikan 137 bahwa y positif dalam arah ke bawah. Y Menurut Hukum Hooke, 20 kg meregangkan pegas sepanjang 20 cm, 1 kg meregangkannya 1 cm sehingga (20 + y) kg meregangkannya (20 + y) cm. Jadi bilamana w terletak di c, tegangan pada pegas adalah (20 + y) kg. Menurut Hukum Newton, = Gaya total pada W = Berat ke bawah — Tegangan pegas ke atas 20 = (20 + y) Massa Percepatan 20 dy 980 dt? 0 atau — 4 OY ; yang menjadi —— + 49y = 0 atau y = c, cos 7t + c, sin 7t de (a) Karena y = 10 cm, dy/dt = 0 pada t = 0; kita memperoleh c, = 10 dan c sehingga y = 10 cos 7t. Amplitudonya 10 cm dan periodenya 2n/7 detik. (b) Karena y = 15 om, dy/dt = 105 emidetik, c, = 15, ¢, = 15 dan y = 15cos 7t-+ 15 sin 1= VIS" + 15% sin (4+) = isidsin (72+) Maka amplitudonya 15V2 = 21,2 em (pendekatan) dan periodenya 2n/7 detik. 44, Selesaikanlah Soal 43 bila ke dalam perhitungannya dimasukkan gaya redaman luar Bv (dalam kilogram) di mana v kecepatan sesaat dalam cm/detik dan (a) B = 1/7, (b) B = 2/7, (©) B = 4/7. 138 45. Persamaan géfak dengan gaya redaman By = B dy/dt adalah 1 dy | dy wy dy = -y-B— atau — + 498 — + 49y =0 ow Fe an * Bg + OY * (@) Jika B = 1/7, — 7 5 ay = 0. Selesaikan a syarat y = 10, dy/dt = 0 pada t = 0, kita memperoleh 10 3 NB 20 N3 yaG et ( V3 cos st sin > d= ar o> sin ( at > Gerakan ini berosilasi teredam (dampet oscillatory) dengan periode 3 nl oe ) = 4073) atau 1,04 detik dy (b) Jika B = 2/7, (b) Sika B 7 Selesaikan terhadap syarat seperti pada (a), y = 10e"(1 + 7). Gerakan ini dinamakan teredam kritis (critically dampet) karena untuk nilai lebih kecil dari akan menghasilkan gerakan berosilasi. é 4 © wika 6 = 47, SX + 28 Y 4 avy =0 dan kita memperoleh 10,77e°** — 0,77e*. Gerakan ini dinamakan terlalu tere- dam (overdamped). (a) Kerjakan Soa} 43 (a) jika suatu gaya luar diberikan oleh F(t) = 20 cos 7t digunakan untuk t > 0 dan (b) berikan suatu tafsiran fisis apakah yang akan terjadi bilamana t membesar. (a) Persamaan gerak dalam kasus ini menjadi 2 &y 980 dt? = 20 - (20 + y) + 20 cos 7t atau a + 49y = 980 cos 7t Penyelesaian persamaan ini terhadap syarat y = 10, dy/dt = 0 pada t = 0 adalah ys. 10 cos 7t + 70t sin 7t 46. 140 (b) Bilamana t membesar, suku 70t sin 7t membesar tanpa batas secara numerik dan secara fisis berarti pegas akan patah. Ini menggambarkan fenomena resonansi dan menunjukkan apa yang terjadi bilamana frekuensi dari gaya yang digunakan sama dengan frekuensi alami sistem tersebut. Suatu batang AOB [lihat Gambar 4-5 di bawah] diputar pada suatu bidang tegak di sekitar titik O dengan kecepatan sudut tetap . Suatu partikel P bermassa m diken- dalikan untuk bergerak sepanjang batang tersebut. andaikan tidak ada gaya gesek, tentukanlah (a) suatu persamaan differensial gerakan P, (b) posisi P pada suatu saat dan (c) syarat agar P menghasilkan gerakan harmonis -sederhana. Vertikal ' Horisontal 1" ' ' 1 ' 1 1 Gambar 4-5 (a) Misalkan r jarak dari P ke O pada saat t dan andaikan bahwa batang itu mendatar pada saat t = 0. Kita mempunyai Gaya total di P = Gaya sentrifugal + Komponen gaya berat = = mor - mg sin ot ar @r ; atau or = -gsin ot av dimana r= ty dr/dt = v, pada t = 0 yaitu r, dan v, adalah perpindahan awal dan kecepatan P. (b) Selesaikan (1) terhadap syarat (2), kita memperoleh in wt ra (a eB) ew (8 gy BM 2 20 4a? 2 20 4a? 207 47, 48. (©) Gerakan harmonis sederhana sepanjang batang terjadi jika dan hanya jika 1, = 0 dan v, = g/20, Suatu induktor 2 henry, resistor 16 ohm dan kapasitor 0,02 farad dihubungkan secara seri dengan suatu baterai dengan ggl.E = 100 sin 3t. Pada t = 0 muatan dalam kapasitor dan arus dalam rangkaian adalah nol, Tentukanlah (a) muatan dan (b) arus pada t > 0. Misalkan Q dan I menyatakan muatan dan arus sesaat pada waktu t; berdasarkan Hukum Kirchoff kita memperoleh = 100 sin 3t di 2—— + 16L + dt , atau karena I = dQ/dt, #Q dQ wpe t BG 1 HQ= 50 sin 3t Selesaikan ini tethadap syarat Q = 0, dQ/dt = 0 pada t = 0, kita memperoleh (a) q=e@ sin 3t ~ 3 cos 3t) +2 ews cos 3t + 2 sit 3t) 52 52 (b) I = = = (2 cos 3t + 3 sin 3t) - 2 e“(17 sin 3t + 6 cos 3t) dt 52 52 Suku pertama adalah arus tunak (steady-state) dan kedua, yang dapat diabaikan untuk waktu yang bertambah, dinamakan ams transien. Diberikan jaringan listrik pada Gambar 4-6, Tentukanlah arus dalam berbagai cabang jika arus awalnya nol. 20 ohm 4 henri “an HK Gambar 4-6 144 7 Hukum Kirchoff kedua menyatakan bahwa jumlah aljabar tegangan jatuh (voltage drap) sepanjang suatu simpal (loop) tertutup adalah nol. Misalkan kita menjalani simpal KLMNK dan JKNPI berlawanan arah putaran jarum jam seperti ditunjukkan pada gambar, Dalam menjalani simpal ini kita mengandaikan tegangan jatuh positif bilamana kita bergerak berlawanan arah daya arus tersebut. Kenaikan tegangan di- pandang sebagai negatif dari tegangan jatuh. Misalkan I adalah arus pada NPJKN. Arus ini terbagi pada titik cabang K ke dalam I, dan I, sehingga I = I, + 1, Hal ini ekivalen dengan Hukum Kirchoff pertama. Gunakan Hukum Kirchoff kedua pada loop SKNPJ dan KLMNK, kita memper- oleh di, 201 — 120 + 2 —— + 101, dt dl, di, —=— +4—— + 201, =0 dt dt -101, - 2 Ambil I = I, + I, dan gunakan operator D = d/dt, ini menjadi (D + 15), + 101, = 60 -D + 5)I, + (2D + 10)1, = 0 Selesaikan ini terhadap syarat I, = I, = 0 pada t = 0, kita memperoleh 1=3(1-e™, L=%(1-e™, I=%, (1-e%) 4.6. SOAL LATIHAN OPERATOR 1, Tulislah setiap persamaan berikut ini dalam bentuk operator : (a) y” + 4y’ + Sy = e*, (b) 2y” =x-2y’ +y, () xy’ +2y=1. 2. (a) Hitunglah (D* + 1) sin 2x dan (D + 1)(D* - D + 1) sin 2x. (6) Apakah operator D? +1 dan (D + 1)(D? - D + 1) ekivalen? Jelaskan. 3. (a) Hitunglah (xD -3)(D +'2){x2 + x — 4} dan (D + 2)(xD - 3)(x2 + x - 4). (b) Apakah operator (xD - 3)(D + 2) dan (D + 2)(xD — 3) ekivalen? Jelaskan. 142 4. (a) Hitunglah (xD)(xD){x? + 2e*} yang dapat ditulis sebagai (xD)?{x? + 2e*}. (b) Apakah ini sama dengan x?D?{x? + 2e*}? (c) Apakah operator (xD)* dan x*D* ekivalen? Jelaskan. 5. Dengan syarat apakah operator (D + a)(D + b) dan (D + bX(D + a) ekivalen? Jelaskan. KETAKBEBASAN LINIER DAN DETERMINAN WRONSKI 6. (a) Tunjukkanlah bahwa fungsi x?, 3x + 2, x — 1, 2x +5 takbebas linier (b) Apakah fungsi x2 3x + 2, x — 1 takbebas linier? 7. Selidiki ketakbebasan linier dari e*, xe*, x’e. 8. Tunjukkanlah bahwa y = x adalah penyelesaian dari xy” + xy’ — y = 0 dan tentukan penyelesaian umumnya. 9, Jika y, adalah penyelesaian dari y” + p(x)y’ + q(x)y = r(x), jelaskanlah bagaimana menentukan penyelesaian umumnya. Berikan ilustrasinya dengan suatu contoh. PENYELESAIAN TEREDUKS! ATAU HOMOGEN 10. (a) Tentukanlah tiga penyelesaian bebas linier dari (D + 2)(D - 1)(D — 3)y = 0 dan (b) tuliskan penyelesaian umumnya. . Selesaikanlah (a) y” + 8y’ + 12y = 0, (b) (D?- 4D - 1) y =0. 12. Selesaikanlah (a) (D? + 25)y = 0; y(0) = 2, y’(0) = -5, (b) y” - 8y’ + 20y = 0, (©) (D? + 8)y = 0. 13. Selesaikanlah (a) y” + 4y’ + 4y=0 (@) (D' + Dy =0 (b) l6y”- 8y’ +y =0 (e) (D+ 64)f*'y =0 ©) (+6) -3)y=0 14. Selesaikanlah D‘(D + 1)*(D* + 4D + 5)(D? + 4)y = 0. PERSAMAAN LENGKAP ATAU TAKHOMOGEN 15. Selesaikanlah (a) y” — Sy’ + 6y = SO sin 4x, (b) (D* — 8)y = 16x + 18e™ + 64 cos 2x - 32. 16. Selesaikanlah (a) y” + 3y’ + 2y = 4e%*, (b) (D? + 3D%)y = 180x° + 24x. 143 17. Selesaikanlah (Dé — 2D5 + Dy = 120x + 8e%. 18. Selesaikanlah dengan menggunakan metode variasi parameter. (a) y” + 2y’ — 3y = xe* (@ xy’ -y =x (b) y” + 4y = ese 2x (d) (D+ Dy =4 tanx TEKNIK OPERATOR 19, Hitunglah setiap soal berikut L 1 re —— {16° @) pas © } @ pos! x3} 1 1 | foe te — pen (b) DD {9e* — 4e*) ® Dypl2 {xe} 1 © orp sin 2x +3 cos 2x} (h) >= {eXGsin x + cos )} gq 2) 4 ) 7 — (3x! 2 sin x} = 2 sin x © Seppe Boo) pepe OE i () {xe} Gg) ——————— [e* cos 2x} (-4) ( - 4D + 3D + 1) 20. Selesaikanlah dengan menggunakan teknik operator : (a) (D? + 4D + 4)y = 18e% — 8 sin 2x, (6) (D + 1D - 3)y = e* + x, (©) D + 2D - 2y = e* cos x. 21. Buktikanlah jajaran (a) A, (b) B, (c) E, (d) H_ pada tabel di halaman 114 PERSAMAAN CAUCHY ATAU EULER 22, Selesaikanlah (a) xy" + xy’ My =0 d) xt” + 3xy” + xy’ + By = Tx? (b) ey” - 2xy’ + 2y =? @) PR” + 4R"- nn + DR=0 (©) QxD? + 5xD + Dy = In x BERBAGAI METODE LAINNYA 23. (a) Tunjukkanlah bahwa (xD? - xD + 1) = (D - 1)(xD - 1). (b) Kemudian selesaikanlah xy” - xy’ + y = x?. 144 24. Kerjakanlah soal 71 (b) dengan mengingat bahwa y = x adalah suatu penyelesaian persamaan homogennya dan misalkan y = vx. 25, Selesaikan y” + 2xy’ + xy = O dengan mereduksikan persamaannya ke bentuk kanonik. 26. Tunjukkanlah bahwa xy” + (x + 2)y’ + y = 0 eksak dan tentukan penyelesaiannya. 27. Gunakanlah metode Frobenius untuk menyelesaikan persamaan (a) y"+y =O, (b) xy" - 2y’' + xy=0, ©) yar. PERSAMAAN SIMULTAN . . dx xy 28. Selesaikanlah sistem tysex-— st 29. Selesaikanlah sistem dx dy dx + 2x = —— + 10 cos t, + 2y = de® —- —_— dt dt dt dt jika x = 2, y = 0 bilamana t = 0. 30. Selesaikanlah sistem (D* + 2)x + Dy = 2 sin t + 3 cos t + Se*, Dx + (D?~ Dy = 3 cost - 5 sint — e* jika x = 2, y = ~3, Dx = 0, dy = 4 bilamana t = 0. 31. Selesaikanlah dz — = 2 sin + x jika x = y = 2 = O pada t = 0 PENERAPAN 32. Suatu partikel bergerak sepanjang sumbu x menuju titik O dengan gaya yang se- banding terhadap jaraknya dari O. Jika partikel tersebut bergerak mulai dari keadaan berhenti pada x = 5 cm dan sampai pada x = 2,5 cm setelah 2 detik, tentukanlah (a) posisi pada suatu saat t sesudah partikel itu bergerak, (b) arah kecepatannya pada x = 0, (c) amplitudo, periode dan frekuensi sebarannya dan (d) percepatan sesaatnya. 33. Posisi suatu partikel yang bergerak sepanjang sumbu x ditentukan oleh persamaan ax dx, + 4 —— + 8x = 20 cos 2t. dt? dt Jika partikel bergerak dari keadaan diam pada x = 0, tentukanlah (a) x sebagai fungsi dari t, (b) amplitudo, periode dan frekuensinya setelah suatu waktu yang panjang. 145 34, Suatu benda seberat 7 kg digantung pada suatu pegas tegak dan meregangnya 5 cm. Benda tersebut ditarik ke bawah 10 cm dan dilepaskan. (a) Tentukanlah posisi benda itu pada suatu saat jika gaya redamannya secara numerik sama dengan 0,2 kali kecepatan sesaat yang bekerja padanya. (b) Apakah gerakan ini berosilasi, terlalu teredam atau teredam kritis? 35. Berat pada suatu pegas tegak memperoleh gaya vibrasi sesuai dengan persamaan 2 x ae + 4x = 8 sin wt di mana x perpindahan dari posisi seimbang dan @ > 0 konstanta. Jika x = dx/dt = 0 bilamana t = 0, tentukanlah (a) x sebagai fungsi dari t, (b) periode dari gaya luar yang menyebabkan terjadinya resonansi. 36. Muatan pada suatu kapasitor dalam jaringan pada Gambar 4-7 adalah 2 coulomb. Jika sakelar K ditutup pada saat t = 0, tentukanlah muatan dan arus pada saat t > 0 bila (a) E = 100 volt, (b) E = 100 sin 4t. K Evolt 1 j ms 8 cn @ 0,1 farad 2 nen == 0.05 farad }—____"yp,. —_«__ | L, 4ohm 1 ohm Gambar 4-7 Gambar 4-8 37. Tentukanlah arus I, I, dan I, dalam jaringan pada Gambar 4-8 dan juga muatan Q dari kapasitornya jika (a) E = 360, (b) E = 600e™ sin 3t. Andaikan muatan dan arusnya nol pada saat t = 0. JAWABAN SOAL LATIHAN 1. @ @?+4D45yse%, (6) QD'+2D-Dy=x, (©) D+ 2Dy=1 2. (@) Keduanya sama dengan sin 2x — 8 cos 2x. (b) Ya 3. (@) -2x? — 8x + 21, -2x? ~ 6x + 22, (b) Tidak 4. (a) 8x? + 2x3e* + 6x7e" + 2xe* 146 i. 12. 13. 15. 16. Fungsi-fungsinya bebas linier eee | dx . (bt) y = ce + c,e* + c,e* i 2 5 (a) y=ce* + ce (b) y = e%(c,e"% + c,e%™) (a) y =2 cos 5x — sin 5x, (b)_y =e", cos 2x + ¢, sin 2x) (©) y =ce* + exc, cos V3x +c, sin V3x) @ y=, +¢,x)e%, (b) (€, + ¢,x)e™ (©) y=(C, +0, + 6X + 6x? + CxJe™ + (C, + cx)e* ) y=, + ox + ox? + C8 + ox! + ox5 +c, COS x +c, sin x © y=(, + ¢,x)e™ + e%(c, cos 4x + c, sin 4x) + xe*(c, cos 4x + c, sin 4x) L ¥ Hc, +OX + Gx? + 64x" + (c, + CHx)e™ + €™%(C, COS X +c, sin x) + xe*"(c, Cos x + Cy, Sin x) + ¢,, Cos 2x + ¢,, sin 2x (@) y =cex + c,e*x + 2 cos 4x — sin 4x (b) y = ce + eX, cos V3x + c, sin V3x) — 2x + 4 — 2e* ~ 4 cos 2x - 4 sin 2x (a) y =ce* + ce — 4xe™ (b) y = ce* + Gy + Cx — Bx? + 8x? — Sx! + 3x! YRC FOX + GK + OX + (6, + Ox)et + x5 + 4x70 . (a) y = ce + 6c" — Y,xe* yrey “a s (b) y =¢, cos 2x +, sin 2x ~ Vx cos 2 x ~ ¥, sin 2x In csc 2x ©) y=, + ox? + %x%n x — 4) (d) y=, +c, cos x +c, sin x ~ 4 cos x In (sec x + tan x) . (a) eo (b) Ye + Vie (c) -cos 2x (d) -8(sin x + cosx) xoet* © Gi (40 - 6« ex (g) —— (8x? - 20x + 21) 32 147 (h) Y,eX(sin x — 3 cos x) (i) 4x5 — 3x4 + 36x? — 72z + 2 sin x cm 7 @ Fog G 008 2x - sin 2%) 20. (a) y = (c, + ¢,x)e% + 2e* + cos 2x 4 14 I I () y= ce* + Gye + xe xe © y=, +exe™ + ce* + 22. (a) y=ox*+ 0,54 (b) y=o,x +6,x7 + x3, © y=oxtex+inx-3 9 2 e* (4 cos x - sin x) (@) y = ox? + x[c, cos (V3 In x) + , sin (V3 lin x)) + %,x-! © Reer+cs™ e 23. yeox sex | det minx 2 x 25. y = e™ (c,e* + 6,6") 26. y = (c, + ce*V/x 2 x 21. @ y=o(1- or eae =o ca (b) y=c, (x1 shee. x (a x Le dxs © yao (este 2x +0, (x+ a + 28. x=¢,cost—c, sint + Vel +t, 148 Jra Gee ¢, cosh x +c, sinh x Lede Te — + =) 2+ 5x? 2°56 8x0 cee ee) rN 10! y =o, sint +c, cost + Vet - 1 29. 30. 31. ee 33. 34. 35. 36. 37. x =4cost +3 sint-2e*-2etsint, y =sint-2 cost +2e* cost x=cost+sint+et, y=2sint —cos t— cost —2e* x = 2e% - 3et+ e+, y = Bet ~ 3et, —et—3et+ 5-2 cost (a) x =5 cos (nU/6), (b) Sm/6(cmidet), (c) amp. = 5 cm, periode = 12 det, freq.= '/,, cycle per detik, (d) -25n°/36(cm/detik) (a) x = cos 2t + 2 sin 2t — e*(cos 2t +3 sin 2t) (b) amp. = V5, periode = m, freq. = I/n (a) x = 10(1 + 14t)e, (6) terendam kritis 8 sin wt — 4a sin 2t ' (@) x= ka © # 2, x = sin 21 — 2¢ 008 2 jika @ = 2 (b) @ = 2 atau periode = 7 (a) Q=r—e* (3 cos 3t + sin 3t), I= 10e* sin 3t (b) Q = Ge(sin 3t + cos 31) — 3 sin 4t - 4 cos 4t, I= 12e(cos 3t - 2 sin 3t) - 12 cos 4t + 16 sin 4t (a) Q=4 4 5e%—9e, I= 45(e — 0%), I, = 40 + Se — 45e%, I, = 40 + 50% — 90e (b) Q = 25e - 9% — 4e-"(4 cos 31 +3 sin 3t), I = Ble® — 125e* + 4e*(11 cos 3t + 27 sin 3t), I, = 125e ~ 9e% — 4e5(29 cos 3t + 3 sin 31), 1 I, = 250e"* — 90e* — 40e*(4 cos 3t + 3 sin 3t) 149 BARISAN DAN DERET 5.1. BARISAN TAK HINGGA ae adalah suatu fungsi n yang domainnya adalah Barisan {8,} = 8). 8 85 himpunan bilangan bulat posit Barisan di atas adalah barisan tak hingga Definisi : Suatu barisan {s,} dikatakan terbatas, jika ada bilangan P dan Q sedemi- kian sehingga PSs, m, makals—s,1<€ (s,} mempunyai limit disebut barisan konvergen, tapi jika baris tak mempunyai limit, maka barisan disebut divergen. Suatu barisan {s,} dikatakan divergen ke ~ atau lim n~ . jika untuk sembarang bilangan positif M bagaimana besarnya, selalu ada bilangan positip m, sedemikian sehingga untuk n > m, maka Is, 1> ML. atau Jika s, > M, lim s, = +~ dan n+ Jika s,<-M, lim s,=— nt~ 451 Dalil-dalil untuk barisan : L Setiap barisan tak turun (tak naik) tetapi terbatas konvergen. i. Setiap barisan tak terbatas adalah divergen. I. —Suatu barisan konvergen (divergen) akan tetap konvergen (divergen) jika bebe- rapa atau semua suku-suku ditukar. IV. Limit dari barisan konvergen adalah UNIK. Jika lim s, =sdanlim t,t n~ * bo-n V. lim G,+t)=s+t a VI lim) (.s)=ks 1~ Vo. lim (s,.t) =st n>~ VI. lim n>~ TX. _ Jika {s,} adalah barisan yang suku-sukunya tak nol dan jika lim s, = ~ maka lim n~ X. Jikaa>Imakalim = at=+~ n>+~ XL Jikalrl< 1 maka lim r=0 n~ 5.2. DERET TAK HINGGA Definisi ; Jumlah suku dari barisan tak hingga disebut deret tak hingga, dinyatakan dengan 3) Ds =5, +5, +5, + $8, +o dimana setiap deret dihubungkan dengan jumlah bagian dari barisan. S,=5, 152 Jika lim s, = s (hingga), maka (1) disebut deret konvergen dan s adalah jumlahnya. Jika lim 5, tak ada, maka deret (1) disebut divergen no Juga jika lim —s, = ~ maka deret (1) adalah divergen atau jika n maka besar, s, n~ makin besar (kecil) tanpa mendekati suatu limit, Misatnya deret bergoyang (oscillating series) : 1-1 +1-1+ Di sini s, = 1, s, = 0, s, Dalil : 1. Deret yang konvergen (diverven) akan tetap konvergen (divergen) jika beberapa atau semua suku-sukunya ditukar-tukarkan, TI. Jumlah deret yang konvergen adalah UNIK IIL. Jika E s, konvergen ke s maka zy k. s,, k = konstan sembarang akan konvergen ke ks 1V. Jika Es, Konvergen maka lim _s, = 0 sebaliknya belum tent V. Tika lim s, # 0, maka ¥ s, divergen sebaliknya belum tent. Contoh-contoh : a Misal barisan {s,} konvergen ke s letakkan pada bilangan sekala titik s, s - €, s +, dimana € adalah bilangan positip kecil. Sekarang tempatkan titik-titik s, s,, s,, .... Dari definisi konvergen s,, memberikan kepada kita bahwa m titik pertama terletak di luar dari lingkungan € dari s, titik s,,, dan semua bagian barisan titik terletak di dalam lingkungan. sé 8 S+e 153 2. Tunjukkan barisan—barisan {1 - '/,} dan 1.3.5.7 scsen (2N-1) a Ee MIT" adalah konvergen 2.4.6.8. 2n a 1 ) 1 7 1 s,,=(1- —) =1-—— a n+l mn n(ntl) 1 =s,+ n(n+1) s, atl > s, barisan yang tak turun dan 0 < s, < 1, s, terbatas Menurut dalil {1 — ',} adalah konvergen ke 1 (2n-1) (2n+1) . 2n (2n + 2) Barisan {s,} adalah tak naik dan O 1 maka lim =a" = + ~ n>~ Pilih M > 0, misal a= 1 + b n(n-1) a? = (1+by) = 1 + nb + B+..>1+nb>M : M jikan > —— =m b Maka secara ringkas terdapat bilangan bulat positif terbesar m dalam M b Maka barisan ini divergen. 154 4, Buktikan bahwa setiap barisan tak terbatas {s,} selalu divergen. Bukti : Misal barisan {s,} konvergen. Untuk sembarang bilangan positip € bagaimanapun kecilnya akan terdapat bilangan positip m, sedemikian se- hingga untuk n > m selalu berlaku : 1's, =sl 0 dan menurun pada interval x > €, dimana € adalah bilangan bulat positip maka deret 5, s, konvergen atau divergen sesuai dengan integral tak wajar. Lt f(x) dx ada atau tidak ada € Illa. TEST BANDING UNTUK KONVERGENSI Tika s, 0 dan tak naik dalam interval x > e, dimana & bilangan bulat positip maka deret 5s, konvergen atau divergen sesuai dengan Ftc ax ada atau tak ada g Dalam gambar di bawah ini, luas daerah antara kurva y = f(x) dari x = © sampai x =n didekati oleh'2 himpunan persegi panjang yang alasnya sama yakni satu satuan. Nyatakan luas persegi panjang di bawah kurva terletak antara jumlah luas persegi panjang terkecil dan jumlah luas persegi panjang terbesar. Kita dapatkan Sear * Spa Foe ‘ad n ~ (1) Misa im — J f(x) dx = Jf) dx A Pe a eae € Seay #8pqq tone HSA 8, = 5, +S, +. + $, adalah terbatas dan tidak turun. Menurut dalil I. Zs, Konvergen 156 | 2 etl 2 3 ed von n + (2) Misal tim — J f(x) dx = J f(x) dx tidak ada NOt € & maka S, = s, + S,, +... + 8, tak terbatas, maka Y's, divergen 2. Gunakan tes integral untuk menyelidiki deret 1 sampai dengan 5 1 f(n) = s, = » ambil “ Vane1 f(x) = Reh f(x) menurun pada interval x > 1 dan f(x) > 0. Ambil € = 1 tz p fc dx ; la dx x) dx = =lim 1 1 V2xtl note 1 Voxei = lim V2x+1 ] = lim V2ne1 - V3" n-~ 1 n~ Integral tak ada, maka deret adalah divergen. 187 1 1 1 1 3. Juga; — +— +— +— + 4 16 36 (64 1 f(n) = s, = —— ambil f(x) = (n) = 5, = Se ambil fo) = Pada interval x > 1, f(x) > 0 dan f(x) menurun, jika x makin besar Ambil € = 1, maka i f(x) dx = lim : n~ i 4x? . =—lim C— rel . Integral ada, maka deret adalah konvergen. 1 T 1 nt 4. Sin x + — sin — + — sin — +... 4 2 9 3 1 nt fin) = nv n 1 Tt f(x) = —— sin —. _ x Pata wera > 2:0) > 0 dn mean al = 2 nT Sito ax = lim a A sin cx Jadi deret di atas adalah konvergen 158 Pada interval x > 1, f(x) > 0 dan menurun. ambil € = 1, maka 1 a 1 J—~ Ip =— {lim n?—1};pel 1 1 Jika p > 1, —— { lim n'* — 1 } = —— maka deret konvergen Ip pl Jika p = 1, {f(n) dx = lim tn n = ~ maka deret divergen 1 no - 1 Jika p, 1, —— { lim n'*—1} = + 10 maka deret divergen Ip n~ 5.4. TES BANDING Tes banding ini digunakan untuk membuktikan apakah deret konvergen atau diver- gen. Oleh karena itu kita harus membandingkan dengan suatu deret lain yang telah kita ketahui konvergen atau divergennya. Misalnya : 1. Deret kali (deret geometri) atartart+...tar+..,a#0 konvergen untuk 0 1. 1 1 1 2. Deret 1 +> + > + + => konvergen untuk p > 1 dan divergen untuk p < 1 ni 159 Soal 6-11 untuk menyelidiki konvergen atau divergen dengan menggunakan test ban- ding. 6 1 1 1 1 1 tt tt tae tt 2 5 10 * 7 n+] Suku umum dari deret 1 — =1,. untuk semua n 1 Deret E t, = 2 — adalah konvergen 0 Menurut konvergensi dengan banding, maka = — => +—+— +... adalah konvergen juga mt Le Vi 1 Suku umum deret s, = =— Vn 1 1 Karena —— > ——- = vo on" 1 Deret = — adalah divergen, menurut divergensi n dengan tes banding, maka deret 1 1 1 aw ee a adalah divergen juga 1 Suku umum deret S, = —— 0 1 1 ae Karena —- $ 55 (at 2 2") 1 | Dimana deret Y — = 1 + — +— +— + a deret 5 27 ats 10. adalah deret geometri yang turun tak hingga dengan 1 1 r= maka deret % py adalah konvergen Menurut tes banding, tentang konvergensi maka deret 1 X —— adalah konvergen juga al dengan suku umum s, = DP Karena n+] 1 1 1 1 —<—— + we i a nf mn 2 1 _ I = 2.5 —, karena 5 —— adalah deret konvergen n? n ria 1 2X — adalah deret konvergen. 1m Menurut test banding untuk konvergen maka deret nel 3 = w 2 as Bip t at Suku umum deret s, = Py 1 Karena — s = =, dan karena deret n 161 menurat tes banding, maka deret 1 1771 7! D—=1+—+—+— +... adalah konvergen juga. = ee gen juga. Bei 341 441 n+ + + + + B+ Bel P+ n+] =Is, w+ 1 Karena = w+ ios. 1 untuk setiap n, dan karena deret ¥ — adalah divergen, maka menurut tes banding, leret n m+ m+ adalah divergen juga. 5.5. TES RASIO 12. Suatu deret positip Es, konvergen, jika s, lim **1_ <1 dan divergen jika m~ s, : Saat lim >i =e s, misalkan lim =I =L <1, maka n~ ss, untuk sembarang r, dimana L m maka s, atl 1 atau = + ~, maka ada suatu bilangan bulat positip m sedemikian, sehingga untuk s, atl n> m, >i s, Sekarang s,,, > s, dan {s,} tidak konvergen ke 0. Oleh karena itu © s, divergen. s, misalkan lim = L=1 n>~ 5, 1 diambil deret = — ; p > 0 untuk mana n nP s lim —*! = lim =lim no~ s,m (ntl ome 1, pel Karena unit p > 1 deret konvergen dan unit p < 1 deret divergen, maka test rasio gagal dikaitkan dengan konvergen dan divergen 163 13. 164 1 2 3 4 —+ + + 3 3 e ay Selidiki apakah deret di atas konvergen atau divergen . n n+l eg ey onl 1 lim slim —.—= — Jadi deret di atas adalah divergen 2 1.2. Le 4 1+ + + aoe 1 . n! @m+i)! oe 5 Saat = oe Le, (2n+1) ' 1.3.5... 2n1) lim —————————E n~ 5s, n>~ on! 1.3.5... (2n-1) (2n + 1) . o+1l 1 = lim =—5,,, untuk setiap 2. lim s,=0 n- Konvergen absolut : Suatu deret 5 s, = 8, +5, +... +8, +... dengan suku-suku bergantian tanda disebut konvergen absolut jika Dis, lats,l+lsb+..+0s, 14... konvergen Dalil : Setiap deret positip konvergen adalah konvergen absolut. Dalil : Setiap deret yang konvergen absolut adalah konvergen. Konvergen bersyarat Jika & s, konvergen, sedang ¥ !s,! adalah divergen maka 3 s, disebut konvergen bersyarat. Contoh Deret 1, +%,-¥%, +... adalah konvergen bersyarat karena 1 -'/, +1, —'/, + oe konvergen sedang 141%, + °y +4, + wu divergen 5.7. TEST RASIO UNTUK KONVERGENSI ABSOLUT Suatu deret 5 s, dengan suku-suku yang berganti tanda adalah konvergen absolut jika lim Soa n>~ 1< 1 dan divergen jika lim S, nm 1 I>1 s, Jika limitnya adalah 1, maka tidak ada keterangan tentang konvergensi dan diver- gensinya. Contoh-contoh : (1). Buktikan suati deret alternating 5,-8.4, — 5, +... konvergen Jika (1) s, > 8,4, untuk setiap nilai n Q). lim s,=0 n>~ Bukti : Pandang jumlah bagian Sam = 8, — Sy + Sy — 8, + -- + Soy — §, Yang akan kumpulkan sebagai (8) Say = (8, — 8) + (Sy — Sy + + Cams + Syn) (B) Sy = 8, — (8) — 8) — = — Saag — Sima) — Sim dengan hypotesa s, > s,,, dan s,- s,,,> 0 am Karena dengan (a) s,,, > 0 dan karena (b) s,,, < s,, maka barisan {s,,,} adalah berbatas dan konvergen ke suatu limit L < s, Selanjutnya pandang jumlah bagian s,, ., = Sq + Sppyr Maka Tim Syqy = Fim Sy HM Sag 1~ n~ ~ =L+0 =L maka lim s, = L dan deret n> adalah konvergen Tunjukkan deret alternating di bawah ini konvergen maka s, > s,,, dan lim =0, maka n~ deret di atas konvergen Deret adalah konvergen, karena 1 5,25, dan lim "= lim 9 —— n>~ n>~ e =0 Selidiki apakah deret-deret di bawah ini konvergen absolut atau konvergen ber- syarat. 1 11 1-4 - 2 4 8 fo fof Deret mutlak 1 +>— + > + 2— +... adalah Konvergen (deret geometri dengan r= '/, < 1) maka deret di atas adalah konvergen absolut. 2 3 4 1-—+=--— 3° 3B Deret dimutlakkan menjadi 4 1+—+— 4+ a0 adalah konvergen dengan tes rasio, maka deret di atas adalah konvergen absolut 1 1 1 Re Deret dimutlakkan menjadi 1 1 1 I++ tpt adalah divergen dengan p = /, dari deret 1 nP Fee maka deret di atas adalah konvergen bersyarat. 1 2 i >-= at 2 3 2 Deret dimutlakkan : 1 2 1 3 1 eS 2 3 z 4 3 adalah konvergen dengan tes banding dibandingkan dengan deret yang suku-sukunya lebih besar atau sama dengan 1 > Maka deret adalah konvergen absolut. 2 3 1 4 4 8 —-— ee 3. 4°2°5°3 Deret dimutlakkan : 2 3 1 4 «2 +—.— 5 3 _ 5 +. 6 adalah divergen karena tiap suku-sukunya selalu lebih besar dari suku-suku dari deret harmonis. konvergen dengan tes rasio, maka deret adalah konvergen absolut. 1 4 2 16 S-a tat at 2 Bel Bel 441 Dimutlakkan : 1 4 2) ta te tee 2 P+ 3541 konvergen dengan tes integral, maka deret di atas adalah konvergen bersyarat. 10. Soal-soal : 1, Selidiki deret alternating di bawah ini konvergen atau divergen 1 a X(t — nt! 1 b. Cyt —— Inn e. Day aa n 1 le a Gy 2n-1 Inn cay 6 2 f. £1) ! ae 2. Selidiki apakah deret altemating di bawah ini Konvergen absolut atau konvergen bersyarat. 1 Hye @ Zor a5 ays ® Eom 1 © 2 Cy jad n @ Cy n?+1 172 © Tcy" 1 Va(n+1) 1 @ 21) op nt @ Tey" nt+2 5.8. DERET KUASA (PANGKAT) Suatu deret tak hingga : dengan bentuk (1) Ey ax= tax tax tn tax ti. Fgh ® = ot ax + ay dengan a, merupakan konstanta disebut deret kuasa dalam x dan deret. za (x0)! = ay + a, (X-6) + a (KC) Fore se AKEY bees =O) dengan a, adalah konstanta, disebut deret kuasa dalam (x — c) Untuk setiap harga x untuk kedua deret di atas, maka kedua deret di atas dapat konvergen atau divergen. 5.9. INTERVAL KONVERGENSI Nilai total dari harga-harga x yang mengakibatkan deret kuasa adalah konvergen disebut interval konvergensi. Interval konyergensi dapat dicari dengan menggunakan test rasio untuk konvergen mutlak, ‘ Untuk deret kuasa (1) dan (2) masing-masing konvergen untuk x = 0 dan x = c. Setelah kita menemukan interval konvergensi kita harus menyelidiki konvergensi di titik- titik ujung interval. Contoh Soal : 1, Tentukan interval konvergensi dari deret : 1 1 1 X-—— + — -— t+ 2 3 4 1 + (1 — xe n

Anda mungkin juga menyukai