Anda di halaman 1dari 3

BAB II

DASAR TEORI
2.1 Metode Gravity
Metoda gravitasi adalah suatu metoda eksplorasi yang mengukuran
medan gravitasi pada kelompok-kelompok titik pada lokasi yang berbeda dalam
suatu area tertentu. Tujuan dari eksplorasi ini adalah untuk mengasosiasikan
variasi dari perbedaan distribusi rapat massa dan juga jenis batuan.
Tujuan utama dari studi mendetil data gravitasi adalah untuk memberikan
suatu pemahaman yang lebih baik mengenai lapisan bawah geologi. Metoda
gravitasi ini secara relatif lebih murah, tidak mencemari dan tidak merusak (uji
tidak merusak) dan termasuk dalam metoda jarak jauh yang sudah pula
digunakan untuk mengamati permukaan bulan. Metoda ini tergolong pasif, dalam
arti tidak perlu ada energi yang dimasukkan ke dalam tanah untuk mendapatkan
data sebagaimana umumnya pengukuran.
Pengukuran metoda gravity dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: penentuan
titik ikat dan pengukuran titik-titik gaya berat. Sebelum survei dilakukan perlu
menentukan terlebih dahulu base station, biasanya dipilih pada lokasi yang cukup
stabil, mudah dikenal dan dijangkau. Base station jumlahnya bisa lebih dari satu
tergantung dari keadaan lapangan. Masing-masing base station sebaiknya
dijelaskan secara cermat dan terperinci meliputi posisi, nama tempat, skala dan
petunjuk arah. Base station yang baru akan diturunkan dari nilai gaya berat yang
mengacu dan terikat pada Titik Tinggi Geodesi (TTG) yang terletak di daerah
penelitian. TTG tersebut pada dasarnya telah terikat dengan jaringan Gaya berat
Internasional atau International Gravity Standardization Net.
Pada pekerjaan lapangan, peralatan yang akan dipakai dikalibrasi lebih dulu.
Hal ini dilakukan supaya dihindari kesalahan alat. Secara teoritis kalibrasi
dapat dilakukan dengan tilting, sementara sistem geometri yang presisi
dilibatkan. Tetapi cara ini bukan cara yang biasa. Secara umum kalibrasi
dilakukan dengn mengukur harga suatu tempat yang telah diketahui harga
percepatan gravitasinya sehingga diperoleh harga skalanya (mgal/skala).

Setelah kalibrasi alat dilakukan kemudian ditentukan lintasan pengukuran


dan stasiun yang harga percepatan gravitasinya diketahui (diikatkan dengan titik
yang telah diketahui percepatan gravitasinya). Selanjutnya ditentukan loop
lintasan pengukuran dan titik ikat tiap loop pengukuran. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menentukan titik pengamatan adalah:

Letak titik pengkuran harus jelas dan mudah dikenal misal pada titik

triangulasi, penunjuk kilometer, persimpangan jalan dsb.


Lokasi titik harus dapat dibaca di peta
Titik pengamatan harus bersifat tetap (permanen), mudah dijangkau,
bebas dari ganguan seperti getaran mesin dsb.

Setelah data diperoleh kemudian dilakukan koreksi-koreksi terhadapnya untuk


mendapatkan hasil yang sebenarnya.
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Gravity
Pada kenyataannya bumi tidak bulat sempurna, tetapi berbentuk elipsoid dan
berotasi dengan kecepatan sudut tetap terhadap sumbu tetap. Karena bentuk dan
rotasi bumi tersebut maka percepatan gaya berat di kutub lebih besar daripada
percepatan di khatulistiwa.
Karena bentuk bumi bukan merupakan bola pejal yang sempurna, dengan
relif yang tidak rata, berotasi serta ber revolusi dalam sistem matahari, tidak
homogen. Dengan demikian variasi gayaberat di setiap titik permukaan bumi
akan dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu :
1. Posisi garis lintang
Bentuk bumi tidaklah bulat sempurna, tetapi lebih mendekati bentuk
spheroid bumi, agak pepat dikutubnya. Akibatnya terdapat variasi radius
bumi selain itu, perbedaan percepatan sentrifugal di kitub dan di equator.
Percepatan sentrifugal maksimum di equator dan nol di kutub. Sehingga
nilai g di kutub lebih besar dibandingkan dengan g di equator.
2. Kedudukan matahari dan bulan terhadap bumi
Harganya berubah setiap waktu secara priodik tergantung dari kedudukan
benda-benda langit tersebut. Besarnya 0.3 mgal dengan priode 12 jam.
Bumi mengalami tarikan maupun dorongan dari posisi normalnya.
3. Elevasi
Perbedaan ketinggian menyebabkann perbedaan nilai gravitasi.
Permukaan bumi yang lebih tinggi (pegunungan/perbukitan) memiliki

nilai gravitasi yang lebih rendah dibandingkan permukaan bumi yang


lebih rendah (lembah).
4. Keadaan topografi di sekitar titik pengukuran
Adanya efek massa di sekitar titik observasi mempengaruhi nilai gravitasi
pada titik pengamatan. Adanya bukit dan lembah di sekitar titik amat akan
mengurangi besarnya gaya berat yang sebenarnya.
5. Variasi rapat massa batuan di bawah permukaan (anomaly/target)
Dengan adanya suatu massa yang berbeda densitas dibawah permukaan
bumi menyebabkan terjadi perbedaan nilai gravitasi pada permukaan.
Nilainya bergantung gaya tarik antar massa yang menandakan perubahan
nilai gravitasi.
2.3 Anomali Bouguer Lengkap
Anomali Bouger absolut (anomali bouguer lengkap) dapat dirumuskan
sebagai berikut :
ABL= ABS + Koreksi Topografi Sebenarnya

(2.1)

Harga anomali Bouguer relatif (Anomali Bouguer Sederhana) sering


digunakan untuk keperluan-keperluan tertentu yang bersifat lokal, sehingga
tidak perlu mengetahui harga g absolutnya (tidak memerlukan pengikatan pada
RGBS). Pada anomali Bouguer relatif dan absolut (Anomali Bouger Lengkap) hanya
berbeda dalam hal magnitude anomali sebesar suatu faktor yang relatif
konstan. Sedangkan anomali yang akan diinterpretasikan sebagai efek
kondisi geologi adalah anomali Bouguer yang telah dikurangi dengan efek
regional yang ditentunkan dari kecenderungan anomali Bouguer, sehingga
dapat dianggap bahwa anomali Bouguer absolut dan relatif akan
menghasilkan pola dan magnitude yang sama.

Anda mungkin juga menyukai